Anda di halaman 1dari 4

TUGAS :

“ Sejarah Kurikulum Sejak Indonesia Merdeka-Sekarang dan Perbandingan Kurikulum


merdeka belajar dan K-13”

Nama : Harfina

NIM : 21376GSD0534

Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Semester : IV

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum

 Deskripsi singkat sejarah perjalanan kurikulum yang pernah


digunakan dalam dunia pendidikan di tanah air.
1. Kurikulum 1947

Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah pendidikan lebih bersifat
politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Saat itu mulai ditetapkan Pancasila
sebagai asas pendidikan. Kurikulum ini juga disebut dengan Rencana Pelajaran 1947, namun baru
dilaksanakan pada tahun 1950.

Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang diajarkan lebih
menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan
bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran,
melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

2. Kurikulum 1952

Kehadiran kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, dengan merinci setiap
mata pelajaran sehingga dinamakan Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada
suatu sistem pendidikan Indonesia, seperti setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Silabus mata pelajaran menunjukkan secara jelas bahwa seorang guru hanya mengajar satu mata
pelajaran.

3. Kurikulum 1964

Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, yang dinamakan Rencana
Pendidikan 1964. Kurikulum ini bercirikan bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran
dipusatkanpada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik,
keprigelan (keterampilan), dan jasmani.

4. Kurikulum 1968

Kurikulum pertama pada era orde baru. Bersifat politis dan dimaksudkan untuk menggantikan
Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk orde lama. Kurikulum ini bertujuan
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni.

Cirinya, muatan materi pelajaran bersifat teoretis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di
lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang
pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik sehat dan kuat.

5. Kurikulum 1975

Pemerintah kemudian menyempurnakan kurikulum 1968 pada tahun 1975. Kurikulum ini
menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan SD
Departemen Pendidikan kala itu, kurikulum ini lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO
(management by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana
pelajaran setiap satuan bahasan.

6. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan pendekatan


proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut dengan Kurikulum 1975
Disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar, yaitu dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA).

7. Kurikulum 1994

Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya memadukan kurikulum-
kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Namun, perpaduan antara tujuan dan proses
nampaknya belum berhasil. Akibatnya banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa
dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal, seperti bahasa daerah, kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain.

8. Kurikulum 2004

Pada tahun 2004 diluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pengganti
Kurikulum 1994. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi yang harus mengandung tiga unsur
pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai spesifikasi, indikator-indikator evaluasi untuk menentukan
keberhasilan pencapaian kompetensi, dan pengembangan pembelajaran.
KBK mempunyai ciri-ciri yang menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar
menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber
belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

9. Kurikulum 2006

Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak pada
kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan
Indonesia. Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan
daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat.
Kurikulum ini juga dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

10. Kurikulum 2013

Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian,
yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013,
terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.
Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi
yang ditambahkan adalah materi Matematika.Kurikulum 2013 hingga saat ini masih berlaku dan
diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia

 Perbandingan Kurikulum Merdeka Belajar Dan K-13.


Kedua kurikulum, baik Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka, memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, sehingga sulit untuk menentukan kurikulum yang paling baik untuk
diimplementasikan di Indonesia. Namun, yang terpenting adalah memilih kurikulum yang sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik, serta mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dan
kebutuhan masyarakat di sekitarnya

Kurikulum 2013 telah diterapkan secara nasional dan memiliki struktur yang jelas dan terintegrasi,
serta memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan yang lebih baik.
Namun, implementasinya masih menemui berbagai kendala, seperti kurangnya tenaga pendidik yang
terlatih, kurangnya sumber daya dan fasilitas, serta belum sepenuhnya terintegrasi dengan dunia kerja.

Sementara itu, Kurikulum Merdeka menekankan pada pembentukan karakter bangsa dan nilai-nilai
patriotisme, yang dapat membantu membentuk generasi muda yang lebih bertanggung jawab dan
berkarakter kuat. Namun, implementasinya lebih terbatas karena diimplementasikan hanya oleh sejumlah
lembaga pendidikan tertentu.

Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan pengembangan terus-menerus pada kedua kurikulum
ini agar dapat menghasilkan pendidikan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan zaman.
Kurikulum 2013 (K13) dan Kurikulum Merdeka adalah dua jenis kurikulum pendidikan di Indonesia
yang berbeda dalam berbagai aspek, di antaranya:

1. Konsep dan Tujuan: K13 mengusung konsep pembelajaran berbasis kompetensi dengan tujuan
menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi yang lebih baik. Sedangkan Kurikulum
Merdeka mengusung konsep pembelajaran berbasis karakter, yang bertujuan untuk membentuk
karakter bangsa yang lebih baik.
2. Konten Pembelajaran: K13 memiliki konten pembelajaran yang lebih luas dan beragam, dengan
kurikulum yang terstruktur secara jelas dan terpadu. Sementara Kurikulum Merdeka lebih fokus
pada pembentukan karakter dan nilai-nilai patriotisme.
3. Metode Pembelajaran: K13 mendorong metode pembelajaran yang aktif dan inovatif, di mana
peserta didik diharapkan lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Sedangkan
Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada metode pembelajaran yang kreatif dan interaktif,
dengan tujuan membentuk karakter bangsa yang kuat.
4. Evaluasi Pembelajaran: K13 menggunakan sistem penilaian berbasis kompetensi yang lebih
akurat dan transparan, sementara Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan karakter
dan tidak terlalu fokus pada penilaian akademik.
5. Implementasi: K13 telah diterapkan secara nasional di semua jenjang pendidikan, sedangkan
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang diimplementasikan secara mandiri oleh
sejumlah lembaga pendidikan tertentu.

Meskipun berbeda dalam beberapa aspek, baik K13 maupun Kurikulum Merdeka bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan membentuk generasi yang lebih baik dan kompeten.
Pemilihan kurikulum yang tepat harus didasarkan pada kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta
kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai