Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO PENGENDALIAN WAKTU PROYEK


INFRASTRUKTUR KERETA CEPAT
JAKARTA – BANDUNG

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Administrasi Proyek


Dosen : Ibu Eri Cahyani, ST, MT

Disusun Oleh :
Nur Rochmad Zulianto
2041320006
3MRK1-18

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PRODI D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan “Makalah Manajemen Proyek
Konstruksi Pada Pekerjaan Kereta Cepat Jakarta - Bandung” ini tepat pada waktu
yang sudah ditentukan. Sholawat serta salam juga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari kiamat nanti.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Eri


Cahyani, ST, MT selaku dosen mata kuliah Administrasi Proyek dan teman – teman
yang turut membantu dalam pembuatan laporan ini.

Laporan ini penulis buat berdasarkan apa yang didapat dalam pembelajaran
mata kuliah Administrasi Proyek. Semoga laporan yang penulis buat dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.

Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, berdasarkan kalimat tersebut


penulis menyadari masih memiliki banyak kekurangan baik dalam praktik di
lapangan maupun dalam penulisan laporan ini. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran pembaca untuk laporan ini agar penulis bisa menjadi
lebih baik lagi.

Malang, 16 Desember 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Pengertian ................................................................................................. 3
2.2 Deskripsi Proyek ...................................................................................... 4
2.2.1 Data Umum Proyek ........................................................................... 5
2.3 Jenis Kontrak ............................................................................................ 6
2.4 Manajemen Resiko Pengendalian Waktu ................................................. 7
2.4.1 Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan ....................... 7
2.4.2 Alternatif I ....................................................................................... 10
2.4.3 Alternatif II ..................................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek konstruksi kereta
cepat pertama di Indonesia dan awal dari pembangunan kereta cepat yang
rencananya akan dikembangkan hingga menghubungkan kota Jakarta dan
Surabaya. Pelaksanakan konstruksi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
dilakukan secara joint operation antara Indonesia dan China. Terdapat satu
pelaksana dari Indonesia yaitu PT. Wijaya Karya serta dua pelaksana dari China
yaitu Shinohydro Corporation Ltd dan China Railway Group Ltd (CREC). Proyek
dengan panjang trase 142 km ini dibagi ke dalam enam segmen. Volume
pekerjaannya sangat besar dan memiliki banyak aspek internal maupun eksternal
atau secara teknis maupun non teknis yang mempengaruhi pelaksanaan
konstruksinya.

Setiap aspek yang terdapat dalam proyek dapat memberikan ketidak pastian
yang terjadi di masa yang akan datang dan memberikan dampak negatif terhadap
proses pelaksanaan proyek. Ketidakpastian tersebut disebut sebagai risiko, risiko
yang terjadi dapat mengakibatkan kerugian baik pada pihak pemilik proyek,
kontraktor, masyarakat, serta lingkungan di sekitar proyek. Pada pelaksanaan
konstruksi, suatu risiko dapat mengganggu kelancaran proses konstruksi sehingga
mengakibatkan keterlambatan dan pembengkakan biaya.

Salah satunya pada pekerjaan pemasangan balok girder di proyek ini yang
merupakan salah satu bagian penting di dalam terealisasinya kereta cepat Jakarta –
Bandung. Oleh sebab itu, perlu dilakukan manajemen risiko pada pekerjaan
pemasangan balok girder di proyek ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Makalah Manajemen Proyek Konstruksi Pada
Pekerjaan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) ini adalah sebagai berikut :

1. Permasalahan apa yang terjadi pada proyek infrastruktur KCJB sehingga


diperlukan manajemen resiko pengendalian waktu?
2. Bagaimana manajemen resiko pengendalian waktu pada proyek
infrastrukutur KCJB?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan masalah pada Makalah Manajemen Proyek Konstruksi Pada Pekerjaan
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui permasalahan apa yang terjadi pada proyek infrastruktur


KCJB sehingga diperlukan manajemen resiko pengendalian waktu.
2. Untuk mengetaui manajemen resiko pengendalian waktu pada proyek
infrastrukutur KCJB.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Definisi risiko dan manajemen risiko dari berbagai literatur disajikan secara
luas. Risiko adalah efek dari ketidakpastian pada tujuan (ISO 31000: 2018).
Manajemen Risiko Proyek meliputi proses pelaksanaan perencanaan manajemen
risiko, identifikasi, analisis, perencanaan respons, implementasi respons, dan
pemantauan risiko pada suatu proyek.

Gambar 2. 1 Proses manajemen resiko SNI -ISO 31000/2018

Tujuan dari manajemen risiko proyek adalah untuk meningkatkan kemungkinan


dan / atau dampak dari risiko positif dan untuk mengurangi kemungkinan dan / atau
dampak risiko negatif, untuk mengoptimalkan peluang keberhasilan proyek
(PMBOK EDISI 5, 2017). Manajemen risiko adalah budaya, proses, dan struktur
yang diarahkan untuk mewujudkan peluang potensial sambil mengelola efek
samping (AS / NZS 4360: 2004).

3
2.2 Deskripsi Proyek
Kereta cepat adalah kereta yang mampu melaju dengan kecepatan lebih
dari 350 km/jam. Kereta api cepat di Indonesia dibangun oleh PT Kereta
Cepat Indonesia China (KCIC). Rute yang dilayani yaitu dari Bandara Halim
Perdanakusuma di Jakarta menuju stasiun Tegal Luar yang terletak di Kabupaten
Bandung dengan panjang jalur 142,3 km.Proyek Kereta Cepat Jakarta–
Bandung merupakan salah satu bagian dari rencana pembangunan
transportasi massal kereta yang akan dilakukan di Jawa, Sumatera,
Sulawesi, Kalimantan dan Papua sepanjang 3.258 kilometer (km).

Kereta cepat didesain dengan kecepatan lebih dari 350 km/jam. Kereta api
cepat di Indonesia dibangun oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Rute yang dilayani dari stasiun Halim di Jakarta menuju stasiun Tegal Luar yang
terletak di kabupaten Bandung dengan panjang jalur 142,3 km. Pembangunan
kereta cepat dibagi menjadi 4 (empat) sectiondiantaranya Section1, 2, 3 dan 4.

Jalur kereta cepat ini terdiri dari elevated, tunnel dan subgrade. Beberapa
pekerjaan konstruksi sering mengalami keterlambatan karena kompleksitas,
ketersediaan lahan, keterlambatan desain dan ketersediaan sumber daya.

Gambar 2. 2 Trase Jalur Kereta Cepat

Waktu pelaksanaan merupakan faktor yang penting dalam manajemen


proyek disamping biaya dan kualitas. Terdapat beberapa faktor yang
menghambat penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, sehingga
perlu manajemen resiko Proyek Infrastruktur Kereta Cepat Jakarta – Bandung.

4
2.2.1 Data Umum Proyek

Nama Proyek : Jakarta – Bandung High Speed Railway


Owner : PT. KCIC (Kereta Cepat Indonesia China)
Lokasi Proyek : Halim – Tegal Luar (142,3 km)
Kontraktor : HSRCC (High Speed Railway Contractor
Consortium)
Member Konsorsium Kontraktor : CRIC, CRDC, CRSC,CREC,
SINOHYDRO, dan WIKA
Konsultan Perencana : CRDC (China Railway Design
Coorporation)
Konsultan Pengawas : CDJO (Cars Dardella Joint Operatoin)
Sumber Pembiayaan : Equity 25% - Loan CDB 75%
Sistem Pembayaran : Monthly Progress Payment 5
Jenis / Lingkup Pekerjaan : 1. Jembatan : 83,30 km
2. Tunnel : 16,82 km
3. Timbunan: 22,50 km
4. Galian : 19,18 km
Jenis / Tipe Kontrak : Engineering, Procurement, Construction
(EPC)
Omzet Kontrak JO : 4,701 Milyar USD / 63,83 T include PPN
Omzet Kontak Porsi WIKA (30%) : 1,410 Milyar USD / 18,85 T include PPN
Kontrak : 0056/CA-4/KCIC/04.04.17 tanggal 4 April
2017
Amandemen 01 : 0056/CA-4/KCIC/06.18 tanggal 9 Juni 2018
Waktu Pelaksanaan : 36 bulan ( 9 Juni 2018 – 9 Juni 2021)
Waktu Pemeliharaan : 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari
kalender

5
2.3 Jenis Kontrak

Pekerjaan Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung termasuk dalam Proyek EPC
(Engineering, Procurement and Construction) yang merupakan jenis proyek lebih
kompleks dari proyek konstruksi biasa (konvensional).Karakter jenis proyek ini
memiliki perbedaan dengan proyek konstruksi biasa. Dalam mencapai kesuksesan
proyek EPC perlu diketahui proses yang terjadi di dalamnya. Memahami
rumitnya proses proyek ini akan membantu menyelesaikan masalah
kompleksitasnya.

Proyek EPC adalah suatau proyek dimana kontraktor mengerjakan


proyek dengan ruang lingkup tanggung jawab penyelesaian pekerjaan meliputi
study design, pengadaan material dan konstruksi serta perencanaan dari ketiga
aktifitas tersebut. Iman Soeharto (2001) menyatakan bahwa proyek EPC adalah
proyek yang cukup kompleks, rumit serta kaya akan persolan dan permasalahan.
Proyek EPC adalah suatu sitem proyek pembangunan berbasis proses
dengan lingkup tangung jawab kegiatan Engineering, Procurementdan
Constructionyang dilakukan oleh satu perusahaan kontraktor. Tanggung jawab
kontraktor menyelesaikan proyek sesuai dengan spesifikasi teknis dan
performansi yang ditetapkan oleh pemilik proyek.

Proyek EPC memiliki tantangan yang sangat tinggi, mulai dari saling
ketergantungaan antar aktifitas yang ada, fase overlapsantar masing-masing
aktifitas tersebut, pemecahan aktifitas menjadi aktifitas-aktifitas pekerjaan
yang lebih detail, kompleksitas strukturorganisasi dan ketidakpastian dalam
akurasi prediksi yang timbul selama masa pelaksanaan. Kegiatan yang paling
menantang dalam proyek ini adalah kegiatan dalam pembuatan anggaran dan
jadwal pelaksanaan proyek.

EPC adalah salah satu bentuk konsep manajemen proyek yang melimpahkan
tanggung jawab atas kegiatan perancangan/desain (Engineering),pengadaan
material/peralatan (Procurement)dan pelaksanaan konstruksi (Construction)kepada
kontraktor EPC. Proyek EPC seringkali ditemukan pada proyek skala besar atau
biasa dikenal dengan istilah special project, seperti pembangunan industri
atau pabrik kilang minyak, pabrik pupuk maupun pembangunan infrastruktur

6
salah satunya Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung. Proyek ini membutuhkan
dana besar dan mencapai ribuan item kegiatan. Proyek tersebut membutuhkan
teknologi sangat tinggi dalam pengerjaannya sedemikian sehingga untuk
tahap pengadaannya (Procurement) pun membutuhkan dana dan teknologi
tinggi yang sangat berpengaruh pada tahap berikutnya yaitu pelaksanaan
konstruksi (Construction).

2.4 Manajemen Resiko Pengendalian Waktu


Pada tahap ini kita akan mengidentifikasi masalah yang ada pada proyek
infrastruktur kereta cepat Jakart – Bandung sehingga perlu dilakukan manajemen
resiko pengendalian waktu.

2.4.1 Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan

Analisa aktor faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek infrastruktur


kereta cepat Jakarta – Bandung sebagai berikut :
a. Kendala dalam pembebasan lahan untuk bangunan infrastruktur
b. Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh pemilik
c. Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu
d. Tidak tersedianya (material, alat, tenaga kerja) sesuai kebutuhan
e. Shop drawing tidak siap pada saatnya, tidak ada kesempatan untuk
mempelajari
f. Perubahan disain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan
g. Kordinasi proyek yang cukup rumit
h. Kelalaian/Keterlambatan oleh sub kontraktor pekerjaan
i. Spesifikasi teknis tidak jelas dan kurang tegas kerena terlalu umum
j. Adanya prosedur perijinan pelaksanaan pembangunan yang dipersulit
dari berbagai pihak
k. Kondisi cuaca yang kurang baik

7
Berdasarkan uraian di atas maka didapatkan temuan mengenai faktor-faktor
penyebab keterlambatan proyek infrastruktur kereta cepat Jakarta-Bandung.
Penjelasan secara jelas berdasarkan urutan yang paling berpengaruh dapat
dilihat sebagai berikut:

a. Kendala dalam pembebasan lahan untuk bangunan infrastruktur


Penjelasan: Sampai dengan saat ini lahan yang sudah diserahterimakan
oleh pemilik sebesar 86%, sisanya masih 14%. Dari lahan yang sudah
diserahterimakan masih banyak kendala. Banyaknya kendala tersebut
menyebabkan progress tidak tercapai sesuai schedule.

b. Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh pemilik Penjelasan:


Schedule pelaksanaan selama 36 bulan (9 Juni 2018 sampai dengan
9 Juni 2021). Kompleksitas dan besarnya nilai proyek
menyebabkan waktu pelaksaanaan tidak sesuai rencana.

c. Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu


Penjelasan: Urutan kerja tidak tersusun dengan baik akibat
banyaknya kontraktor yang terlibat dalam pryekkeretacepatdan
kurangnya integrasi antar kontraktor menjadi kendala dalam waktu
pelaksanaan pekerjaan.

d. Tidak tersedianya (material, alat, tenaga kerja) sesuai kebutuha


Penjelasan: Skala proyek sangat besar dan schedule pelaksanaan ketat
memerlukan sumber daya yang banyak. Keterbatasan sumber daya
material sangat berdampak pada pengiriman/suplay material.
Keterlambatan pengiriman mengakibatkan proses konstruksi terlambat
dari schedule yang sudah ditetapkan.

e. Shop drawing tidak siap pada saatnya, tidak ada kesempatan


mempelajari Penjelasan: Produksi construction drawing dilaksanakan
oleh designer dari China (CRDC) Proses produksi shop drawing
dilakukan oleh masing - masing member setelah construction
drawing disetujui. Lamanya proses construction drawingdan tidak

8
sinkronnya antara jadwal kontruksi dengan kesiapan shop drawing
berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan.

f. Perubahan disain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan Penjelasan :


Banyak terjadi perubahan disain saat pelaksanaan dan memerlukan
waktu yang lama pada saat proses persetujuan sebagai dasar dalam
perubahan kontrak. Kondisi ini berdampak pada waktu pelaksanaan
pekerjaan konstruksi terutama pada lintasan kritis.

g. Koordinasi proyek yang cukup rumit Penjelasan: KCIC sebahai


pemilik proyek merupakan perusahaan yang dibentuk dari 5
perusahaan China dan 4 perusahaan dari Indonesia. Untuk kontraktor
pelaksana HSRCC terdiri dari 6 perusahaan China dan 1 Kontraktor.
Konsultan pengawas CD JO. Banyaknya stakeholder yang terlibat
dalam pembangunan infrastruktur kereta cepat ini memerlukan
koordinasi yang rumit selama pelaksanaan konstruksi. Koordinasi
dengan stake holderyang terlibat memerlukan waktu yang lama dan
ini berdampak pada pelaksanaan konstruksi.

h. Kelalaian/Keterlambatan oleh sub kontraktor pekerjaan Penjelasan :


Produktifitas pekerjaan sangat tergantung pada kemampuan dan
kompetensi sub kontraktor. Keterlambatan subkon sangat berpengaruh
terhadap keseluruhan waktu pelaksanaan terutama apabila
pekerjaan tersebut berada dalam jalur kritis.

i. Spesifikasi teknis tidak jelas dan kurang tegas kerena terlalu umum
Penjelasan : Tidak jelasnya spesifikasi dalam dokumen kontrak
berdampak pada pelaksanaan proyek antara lain: penentuan jenis
material yang digunakan, sumber quarrydan penetapan job mix. Banyak
item pekerjaan yang belum jelas spesifikasinya sehingga
menyebabkan keterlambatan dalam proses pengadaan.

j. Adanya prosedur perijinan pelaksanaan pembangunan yang dipersulit


dari berbagai pihak Penjelasan: Perijinan yang berlarut larut berakibat

9
pada waktu pelaksanaan konstruksi karena produktivitas pekerjaan
struktur tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.

k. Kondisi cuaca yang kurang baik Penjelasan: Jenis pekerjaan yang


dominan adalah pekerjaan elevated dengan porsi 50% yang terdiri
bridgedan culvertdan pekerjaan subgrade dengan porsi sebesar 30%
terdiri dari galian dan timbunan. Schedulepelaksanaan subgrade sangat
tergantung dan menyesuaikan kondisi cuaca, produktivitas harus
dikontrol agar waktu pelaksanaan tidak mundur dari rencana

2.4.2 Alternatif I

Alternatif I yang direkomendasikan berdasarkan pada permasalahan diatas


adalah:

a Mendesak PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan PT Kereta


Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai owner untuk percepatan
pembebasan lahan,
b Melakukan monitoring ketat terhadap pekerjaan kritis yang harus
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan,
c Mereview rencana kerja yang terintegrasi semua member dengan
memperhatikan skala prioritas pada lintasan kritis,
d Mereview jadwal kebutuhan sumber daya berdasarkan schedule
produksi, melakukan koordinasi dengan vendor secara kontinyu untuk
memastikan suplay material dan koordinasi dengan pihak Suplay
Chain Management (SCM) untuk alternatif suplay apabila ada
keterlambatan pengiriman,
e Membuat skala prioritas untuk produksi shop drawingdan menambah
engineer untuk mempercepat review teknis,
f Melakukan optimasi terhadap perubahan designdengan antisipasi
terhadap waktu pelaksanaan,
g Rapat koordinasi dengan semua member konsorsium secara rutin,
h Melakukan koordinasi dengan sub kontraktor untuk delivertarget-target
produksi sesuai master schedule.

10
i Koordinasi dan klarifikasi dengan konsultan perencana terkait
dengan spesifikasi teknis.
j Koordinasi dengan semua instansi yang terlibat untuk mempercepat
perijinan.
k Mereview schedule berdasarkan urutan pekerjaan dan jenis
pekerjaan yang berpengaruh terhadap cuaca.

2.4.3 Alternatif II

Alternatif II yang direkomendasikan berdasarkan pada permasalahan diatas


adalah:

a Membantu PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan PT Kereta


Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai owner untuk percepatan
pembebasan lahan,

b Memberi perhatian lebih dengan memprioritaskan terhadap pekerjaan


kritis yang harus dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
direncanakan,
c Membuat backup rencana kerja lebih dari satu.
d Membuat perjanjian kontrak dengan vendor material terkait
keterlambatan material yang terjadi. Serta memberikan denda apabila
terjadi keterlambatan sesuai perjanjian.
e Mengganti SDA engineer dengan yang lebih berkompeten.
f Menambah SDA supaya tidak terhambat ketika terjadi perubahn design
dengan pertimbangan terhadap waktu pelaksanaan,
g Rapat koordinasi dengan semua member konsorsium secara rutin,
h Mengganti sub kontraktor.
i Mengganti konsultan perencana.
j Menjalin hubungan yang baik dengan instansi terkait demi percepatan
perizinan.
k Melakukan rotasi pekerjaan apabila ada pekerjaan yang tekendala cuaca.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Banyak sekali permasalahan yang ditemukan pada proyek infrastruktur


Kereta Cepat Jakarta – Bandung seperti, kendala dalam pembebasan lahan untuk
bangunan infrastruktur, penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh pemilik,
rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu, tidak tersedianya
(material, alat, tenaga kerja) sesuai kebutuhan, shop drawing tidak siap pada
saatnya, tidak ada kesempatan untuk mempelajari, perubahan disain/detail
pekerjaan pada waktu pelaksanaan, kordinasi proyek yang cukup rumit,
kelalaian/Keterlambatan oleh sub kontraktor pekerjaan

Masalah tersebut mengkibatkan keterlambatan terrhadap proyek


infrastruktur kereta cepat Jaakarta – Bandung. Sehingga diperlukan manajemen
resiko pengendalian waktu pada proyek ini, dengan membuat 2 alternatif terhadap
permasalahan yang telah di analisa di harapkan proyek Infrastruktur Kereta – Cepat
Jakara - Bandung dapat berjalan secara efesien dan efektif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Soeharto, Imam, 2001. Manajemen Proyek, Jilid 2

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts/article/view/15718/15199

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/12691

https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/sipil/article/view/8022

13

Anda mungkin juga menyukai