Levia Raheesa - Kelompok 2 - Resistivitas Kawat Konduktor
Levia Raheesa - Kelompok 2 - Resistivitas Kawat Konduktor
PERCOBAAN VIII
DOSEN PENGAMPU :
DR. SUYIDNO, M. Pd
ELLYNA HAFIZAH, M. Pd
ASISTEN PRAKTIKUM :
Ana Selpia
Dadang Samudra
Nadiani
OLEH :
LEVIA RAHEESA
(2210129220010)
KELOMPOK 2
BANJARMASIN
MEI
2023
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
LABORATORIUM IPA TERPADU
Judul Percobaan
ABSTRAK
1
I. PENDAHULUAN
2
arus I sebagai fungsi, beda potensial V-nya membentuk garis lurus, penghantarnya
disebut komponen ohmik.
𝑉
𝐼= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑉 = 𝐼𝑅
𝑅
………………………(1)
dengan:
𝑉 = beda potensial atau tegangan (volt, V),
𝑅 = hambatan listrik penghantar (ohm, Ω),
𝐼 = kuat arus listrik (ampere, A)
(Soedojo, 2018).
𝑙
𝑅=𝜌
𝐴
………………...………..(2)
dengan:
3
𝑅 = hambatan kawat penghantar (Ω)
𝑙 = panjang kawat penghantar (m)
𝐴 = luas penampang lintang penghantar (m2)
𝜌 = hambatan jenis kawat penghantar (Ω.m)
(Kasli, Dewi, & Mazlina, 2020).
Konstanta pembanding 𝜌 disebut hambatan jenis (resistivitas). Hambatan jenis
kawat berbeda-beda tergantung bahannya.
Jika kita menerapkan beda potensial yang sama antara ujung geometris
yang sama dari batang tembaga dan kaca, menghasilkan arus yang sangat berbeda.
Karakteristik dari konduktor yang masuk di sini adalah hambatan listrik. Kita
dapat menentukan hambatan antara dua titik dari konduktor dengan memberikan
beda potensial V antara ujung-ujung tersebut dan mengukur arus i yang
dihasilkan. Kemudian, hambatan adalah sebagai berikut
𝑉
𝑅= (defisini dari R)
𝑖
……...……….(3)
(Manasoglu, Celen, Kanik, & Ulcay, 2019).
Satuan SI untuk hambatan sesuai dengan persamaan (3) adalah volt per ampere
atau ohm (simbol Ω) yaitu
1 ohm = 1Ω = 1 volt per ampere
………………(4)
𝑉
𝑖=
𝑅
…………………………………(5)
4
(Gambar 2. Macam-macam hambatan)
(Wibowo & Ferdian, 2022).
Seperti yang telah kita lakukan beberapa kali dalam hubungan yang lain,
kita sering mengambil pandangan umum dan tidak dengan menggunakan benda-
benda tertentu tetapi dengan bahan. Disini kita tidak berfokus pada beda potensial
V pada sebuah hambatan tertentu tetapi pada medan listrik 𝐸⃗ pada titik suatu
bahan yang dapat memberi hambatan. Sebagai ganti dari menggunakan arus I
yang melalui resistor, kita menggunakan kepadatan arus 𝐽. Sebagai ganti
hambatan R dari benda, kita menggunakan hambatan jenis 𝜌 dari bahan:
𝐸
𝜌= (definisi dari 𝜌)
𝐽
………………..(6)
Atau
𝐸 = 𝜌𝐽
……………………(7)
(Sunarti, 2019).
Sebuah konduktor sempurna akan mempunyai resistivitas nol, dan sebuah
isolator sempurna akan mempunyai resistivitas tak berhingga. Logam dan
campuran logam mempunyai resistivitas paling kecil dan merupakan konduktor
terbaik. Resistivitas isolator lebih besar daripada resistivitas logam sebanyak
faktor yang sangat besar, yang ordenya sebesar 10. Kebalikan resistivitas adalah
konduktivitas. Satuannya adalah (Ω ∙ m)-1 (Setiawan, 2022). Konduktor listrik
yang baik mempunyai konduktivitas yang lebih besar daripada isolator.
Konduktivitas adalah analogi listrik langsung dari konduktivitas termal. Semi
konduktor mempunyai resistivitas pertengahan (intermediet) di antara resistivitas
logam dan resistivitas isolator. Material semi konduktor ini penting karena
resistivitasnya dipengaruhi oleh suhu dan oleh sejumlah kecil ketakmurnian.
5
Sebuah material yang menuruti hukum Ohm secara baik dinamakan sebuah
konduktor ohmik atau sebuah konduktor linear. Untuk material seperti itu, ada
suatu suhu yang diberikan, 𝜌 adalah konstanta yang tidak bergantung pada nilai
E. banyak material memperlihatkan penyimpangan yang nyata dati perilaku
hukum Ohm, material itu adalah material nonohmik atau material nonlinear.
Dalam material ini, J bergantung pada E dengan cara yang lebih rumit
B. Hipotesis
6
1. Kegiatan 1
Semakin panjang kawat (𝑙), maka semakin besar hambatan kawat
jika semakin besar hambatan kawat maka semakin kecil kuat
arusnya dan semakin besar nilai tegangan (V) dan nilai resistivitas
jenis kawat akan tetap.
2. Kegiatan 2
Semakin besar diameter kawat, maka akan semakin besar nilai kuat
arus (I) sehingga semakin kecil nilai tegangan (V).
C. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Kegiatan 1
Variable kontrol : Tegangan (V)
DOV : tegangan adalah beda potensial antara dua titik
dan memiliki satuan volt. Tegangan listrik akan
dibangkitkan dari pembangkit listrik. Sumber
tegangan yang digunakan pada percobaan ini
adalah berupa baterai dengan tegangan 1,5 Volt
Variable manipulasi : Panjang Kawat (m)
DOV : kawat adalah suatu benda yang terbuat dari logam.
Kawat baja karbon adalah kawat yang terbuat dari
paduan antara logam besi dengan karbon sebagai
paduan utama. Panjang memiliki satuan meter (m),
dan panjang kawat baja karbon yang digunakan
pada percobaan ini adalah 15 cm, 30 cm, dan 45 cm
yang digunakan menggunakan penggaris.
Variable respon : Kuat Arus (A)
DOV : kuat arus adalah laju aliran dengan muatan listrik
yang melewati suatu bagian atau suatu titik tertentu.
Kuat arus memiliki satuan ampere (A)
2. Kegiatan 2
Variable kontrol : Tegangan (V)
7
DOV : Tegangan adalah beda potensial antara dua titik
dan memiliki satuan volt. Tegangan listrik akan
dibangkitkan dari pembangkit listrik. Sumber
tegangan yang digunakan pada percobaan ini
adalah berupa baterai dengan tegangan 1,5 Volt
Variable manipulasi : Diameter Kawat (m)
DOV : Diameter adalah jarak antara ujung ke ujung suatu
benda berbentuk lingkaran dan memiliki satuan
meter (m). kawat adalah suatu benda yang terbuat
dari logam. Kawat baja karbon adalah kawat yang
terbuat dari paduan antara logam besi dengan
karbon sebagai paduan utama.
Variable respon : Kuat Arus (A)
DOV : kuat arus adalah laju aliran dengan muatan listrik
yang melewati suatu bagian atau suatu titik tertentu.
Kuat arus memiliki satuan ampere (A)
D. Procedure Percobaan
1. Kegiatan 1
Pertama, mengambil kawat dengan panjang 15 cm, kemudian
mengukur diameternya agar tidak mengambil tempat yang luas.
Kedua, membentuk kawat seperti lilitan. Ketiga, menyusun
peralatan percobaan seperti pada gambar modul, untuk percobaan
pertama, mengggunakan kawat dengan panjang 15 cm. Keempat,
menutup saklar S, dan membaca penunjukan amperemeter serta
voltmeter, setelah itu mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan.
melakukan hal yang sama (langkah 2-4) untuk masing-masing
kawat dengan panjang 30 cm dan 45 cm, lalu menghitung besar
hambat jenis (resistivitas) dari kawat dan terakhir menuliskan
kesimpulan yang diperoleh
Diameter kawat = …
8
No Panjang Tegangan Kuat arus
kawat
1. 15 cm … …
2. 30 cm … …
3. 45 cm … …
2. Kegiatan 2
Pertama mengambil kawat kecil sepanjang 45 cm, kemudian
mengukur diameternya agar tidak mengambil tempat yang luas.
Kedua, membentuk kawat menjadi seperti lilitan. Ketiga,
menyusun peralatan percobaan seperti pada gambar pada modul.
Keempat, menutup saklar S dam membaca penunjukan
amperemeter dan voltmeter, kemudian mencatat hasilnya dalam
tabel pengamatan, melakukan hal yang sama (langkah 2-4)
masing-masing untuk kawat 2 dan 3 dengan diameter yang lebih
besar dan menghitung besar hambat jenis (resistivitas) dari kawat.
Terakhir, menuliskan kesimpulan yang diperoleh
Panjang kawat = …
1 … …
2 … …
3 … …
9
E. Rangkaian percobaan
2. Kegiatan II
Panjang kawat : 15 cm = 0,15 m
No. Diameter Kawat Tegangan Kuat Arus
Skala × NST = Skala × NST =
0,15mm=
1. 1×2 mV = 3×0,1 A =
0,00015m
2 mV 0,3 A
10
0,051 mm= Skala × NST =
Skala × NST =
2. 51×10-5m 2×2 mV =
2×0,1 A =0,2 A
4 mV
Skala × NST = Skala × NST =
0,038 mm =
3. 3×2 mV = 1×0,1 A =
38×10-5 m
6 mV 0,1 A
B. Analisis
Pada percobaan kita yang berjudul “Resistivitas kawat konduktor” ini
kita melakukan 2 kegiatan yang berbeda. Pada kegiatan I dilakukan 3
percobaan dimana memanipulasi panjang kawat sebanyak 3 kali dan
mengontrol diameter dari kawat. Panjang kawat yang digunakan berturut-turut
yaitu 15cm=0,15 m, 20 cm= 0,2 m, dan 25 cm = 0,25 m dan diameter yang
digunakan sebesar 0,15mm= 0,00015m atau 15×10-4 m. Dari perbedaan
panjang kawat tersebut kami mendapatkan hasil respon pada kuat arus listrik
terdapat pada alat amperemeter, jarum amperemeter menunjukkan bahwa nilai
berturut-turut sebesar 0,3 A, 0,2 A, dan 0,1 A. Respon juga terjadi pada jarum
voltmeter berturut-turut sebesar 2 mV= 0,002 V, 4 mV= 0,004 V, dan 6mV=
0,006 V.
Dari data hasil tersebut kita apat menyelidiki faktor yang
mempengaruhi hambatan (resistansi) pada sebuah kawat penghantar dan
menentukan resistivitas (hambatan jenis) pada kawat. Untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi resistansi bisa menggunakan persamaan berikut.
𝑉
𝑅=
𝐼
Dari perhitungan tersebut, yang terdapat pada lampiran perhitungan
yang sudah dilampirkan. Diperoleh nilai resistansi atau hambatan pada kawat
yaitu sebesar 0,007 Ω, 0,02 Ω dan 0,06 Ω. Dan untuk mengetahui nilai
Resistivitas kawat, kita harus mencari terlebih dahulu nilai luas penampang
(A) menggunakan persamaan berikut.
1 2
𝐴= 𝜋𝐷
4
11
Maka di peroleh nilai luas penampang dari nilai diameter sebesar
0,00015m atau 15×10-4 m yaitu sebesar 0,00117 m². Nilai tersebut bisa
menentukan resistivitas pada kawat menggunakan persamaan berikut.
𝐴
𝜌=𝑅
𝐿
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai resistivitas kawat
berturut-turut sebesar 5,46 × 10−5 Ω𝑚, 117 × 10−4 Ω𝑚, dan 2808 ×
10−4 Ωm. Berdasarkan hasil resistivitas yang diperoleh, terlihat bahwa antara
hasil percobaan 1 2 dan 3 hasil berbeda-beda. Seharusnya sesuai dengan teori
nilai resistivitas suatu kawat akan bernilai tetap walaupun panjangnya
berbeda. Perbedaan hasil yang diperoleh pada percobaan ini bisa saja
disebabkan oleh beberapa macam faktor, yang pertama yaitu tidak terpasang
dengan tepatnya kabel penghubung pada kawat dan pada alat ukur (voltmeter
dan amperemeter) karena kabel yang tidak tepat posisinya. Kemudian
kesalahan praktikan saat mengukur diameter kawat menggunakan
mikrometer. Saat mengukur praktikan tidak menguasai cara menggunakannya
dan pembacaannya dan praktikan saat mengikis kawat kurang bersih. Hal
tersebut juga mempengaruhi hasil yang terjadi.
Namun pada hipotesis yang menyatakan bahwa Jika semakin besar
panjang kawat yang digunakan dalam percobaan, maka semakin besar
tegangan yang dihasilkan dan semakin kecil kuat arus yang dihasilkan. Dari
pernyataan tersebut sesuai dengan hasil yang didapatkan terlihat pada tabel
pengamatan. Namun pada hipotesis nilai resistivitas kawat tersebut akan tetap.
Dan juga sebaliknya. Ini tidak terbukti atau tidak sesuai dengan hipotesis
maupun teori karena beberapa penyebab yang sudah diperkirakan.
Pada kegiatan II ini dilakukan 3 percobaan dimana memanipulasi
diameter kawat sebanyak 3 diameter yang berbeda-beda dan mengontrol
panjang kawat. Diameter kawat yang digunakan berturut-turut yaitu 15×10-4
m, 51×10-5 m, dan 38×10-5 m dan panjang kawat yang digunakan sebesar
15cm=0,15 m. Dari perbedaan diameter kawat tersebut diperoleh hasil respon
pada kuat arus listrik terdapat pada alat amperemeter, jarum amperemeter
menunjukkan bahwa nilai berturut-turut sebesar 0,3 A, 0,2 A, dan 0,1 A.
12
Respon juga terjadi pada jarum voltmeter berturut-turut sebesar 2 mV= 0,002
V, 4 mV= 0,004 V, dan 6mV= 0,006 V.
Dari hasil tersebut kita bisa menyelidiki bahwa faktor yang
mempengaruhi hambatan (resistansi) pada sebuah kawat penghantar dan
menentukan resistivitas (hambatan jenis) pada kawat. Untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi resistansi bisa menggunakan persamaan berikut.
𝑉
𝑅=
𝐼
Dari perhitungan tersebut, yang terdapat pada lampiran perhitungan
yang telah dilampirkan. Diperoleh nilai resistansi atau hambatan pada kawat
yaitu 0,007 Ω, 0,02 Ω dan 0,06 Ω. Dan untuk mengetahui nilai Resistivitas
kawat, cari terlebih dahulu nilai luas penampang (A) menggunakan
persamaan berikut.
1 2
𝐴= 𝜋𝐷
4
Maka di peroleh nilai luas penampang dari nilai diameter 0,00015m
atau 15×10-4 m yaitu sebesar 0,00117 m², pada diameter 51×10-5 yaitu
sebesar 0,0004 m², dan pada diameter 38×10-5 m yaitu sebesar 0,0002 m².
Nilai tersebut bisa menentukan resistivitas pada kawat menggunakan
persamaan berikut.
𝐴
𝜌=𝑅
𝐿
Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan nilai resistivitas kawat
berturut-turut sebesar 5,46 × 10−5 Ω𝑚, 5,33333 × 10−5 Ω𝑚, dan 8 ×
10−5 Ωm. Berdasarkan hasil resistivitas yang diperoleh, terlihat bahwa
antara hasil percobaan 1. 2 dan 3 saling berbeda satu sama lain. Padahal
secara teori nilai resistivitas suatu kawat akan bernilai tetap walaupun
panjangnya berbeda. Perbedaan hasil yang diperoleh pada percobaan ini
disebabkan oleh beberapa macam faktor, yang pertama yaitu tidak
terpasang dengan tepatnya kabel penghubung pada kawat dan pada alat
ukur (voltmeter dan amperemeter) karena kabel yang tidak tepat
penempatan posisinya. Kemudian kesalahan praktikan saat mengukur
diameter kawat menggunakan mikrometer. Saat mengukur praktikan tidak
13
menguasai cara menggunakannya dan pembacaannya dan praktikan saat
mengikis kawat kurang bersih. Hal tersebut juga mempengaruhi hasil yang
terjadi.
Namun pada hipotesis yang disampaikan bahwa Jika semakin besar
diameter kawat yang digunakan, maka semakin besar pula kuat arus yang
dihasilkan, dan semakin kecil tegangan yang dihasilkan. Dari pernyataan
hipotesis tersebut sesuai dengan hasil yang didapatkan terlihat pada tabel
pengamatan. Namun pada hipotesis Nilai resistivitas jenis kawat tersebut
akan bernilai tetap. Dan juga sebaliknya.Ini tidak terbukti atau tidak sesuai
dengan hipotesis maupun teori karena beberapa penyebab yang sudah
dijelaskan pada bagian atas.
Percobaan kedelapan ini masih belum tepat karena nilai pada
resistivitas dari kedua kegiatan tidak memiliki hasil yang sama pada
kegiatan I maupun II walaupun pada kegiatan I sesuai dengan hipotesis
yang diajukan yaitu Jika semakin besar panjang kawat yang digunakan
dalam percobaan, maka semakin besar tegangan yang dihasilkan dan
semakin kecil kuat arus yang dihasilkan. Dari pernyataan tersebut sesuai
dengan hasil yang didapatkan terlihat pada tabel pengamatan dan pada
kegiatan II juga sesuai dengan hipotesis yang diajukan Jika semakin besar
diameter kawat yang digunakan, maka semakin besar pula kuat arus yang
dihasilkan, dan semakin kecil tegangan yang dihasilkan. Dari pernyataan
hipotesis tersebut sesuai dengan hasil yang didapatkan terlihat pada tabel
pengamatan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan resistivitas kawat konduktor yang
bertujuan menyelidiki faktor yang mempengaruhi hambatan (resistansi)
sebuah kawat penghantar dan menentukan resistivitas (hambatan jenis)
suatu bahan atau kawat. Pada kegiatan I ini dapat disimpulkan bahwa yang
mempengaruhi besarnya hambatan (R) pada sebuah kawat yaitu besarnya
tegangan (V) dan kuat arus (I). Berdasarkan hasil yang diperoleh pada
bagian analisis, nilai resistivitas dari ketiga percobaan baik dalam kegiatan
14
1 maupun 2 menunjukkan angka yag berbeda satu sama lain, padahal secara
teori nilai resitivitas suatu kawat akan bernilai tetap walaupun panjang dan
diameternya berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa percobaan yang
dilakukan belum berhasil.
15
DAFTAR PUSTAKA
2. Amperemeter
NST : 0,01 A
1
Ketidakpastian : × 𝑁𝑆𝑇
2
1
: 2 × 0,01 = 0,005 A
3. Mikrometer Sekrup
NST : 0,01 mm
1
Ketidakpastian : 2 × 𝑁𝑆𝑇
1
: 2 × 0,01 = 0,005 mm
4. Penggaris
NST : 0,1 cm
1
Ketidakpastian : 2 × 𝑁𝑆𝑇
1
: 2 × 0,01 = 0,05 cm
B. TABEL PENGAMATAN
1. Kegiatan I
• Diameter kawat
0,15mm= ……..m
0,15mm/1000= 0,0015 m atau 15×10-4 m
• Panjang kawat
1) 15 cm = …….. m
15 cm/100= 0,15 m
2) 20 cm = …….. m
20 cm/100= 0,2 m
3) 25 cm = ……...m
25 cm/100= 0,25 m
• Tegangan
1) Skala × NST = 1×2 mV = 2 mV
= 0,002 V
2) Skala × NST = 2×2 mV = 4 mV
= 0,004 V
3) Skala × NST = 3×2 mV = 6 mV
= 0,004 V
• Kuat Arus
1) Skala × NST = 3×0,1 A = 0,3 A
2) Skala × NST = 2×0,1 A = 0,2 A
3) Skala × NST = 1×0,1 A = 0,1 A
2. Kegiatan II
• Diameter kawat
1) 0,15mm= ……..m
0,15mm/1000= 0,00015 m atau 15×10-4 m
2) 0,051 mm= …...m
0,051 mm/1000= 0,000051 m atau 51×10-5 m
3) 0,038 mm = …..m
0,038 mm/1000= 0,000038 m atau 38×10-5 m
• Panjang kawat
15 cm = …….. m
15 cm/100= 0,15 m
• Tegangan
1) Skala × NST = 1×2 mV = 2 mV
= 0,002 V
2) Skala × NST = 2×2 mV = 4 mV
= 0,004 V
3) Skala × NST = 3×2 mV = 6 mV
= 0,004 V
• Kuat Arus
1) Skala × NST = 3×0,1 A = 0,3 A
2) Skala × NST = 2×0,1 A = 0,2 A
3) Skala × NST = 1×0,1 A = 0,1 A
C. PERCOBAAN
1. Kegiatan I
• Resistansi (R)
𝑉 0,002
1. 𝑅 = = = 0,007 Ω
𝐼 0,3
• Resistivitas (ρ)
𝐴 0,00117 𝑚2
1. 𝜌 = 𝑅 𝐿 = 0,007 Ω = 5,46 × 10−5 Ω𝑚
0,15 𝑚
𝐴 0,00117 𝑚2
2. 𝜌 = 𝑅 𝐿 = 0,02 Ω = 117 × 10−4 Ω𝑚
0,2 𝑚
𝐴 0,00117 𝑚2
3. 𝜌 = 𝑅 𝐿 = 0,06 Ω = 2808 × 10−4 Ω𝑚
0,25 𝑚
2. Kegiatan II
• Resistansi (R)
𝑉 0,002
𝑅= = = 0,007 Ω
𝐼 0,3
= 0,00117 𝑚2
1 1 22
2 𝐴 = 4 𝜋 𝐷2 = 4 × × 51 × 10−5 𝑚
7
= 0,0004 𝑚2
1 1 22
3 𝐴 = 4 𝜋 𝐷2 = 4 × × 38 × 10−5 𝑚
7
= 0,0002 𝑚2
• Resistivitas (ρ)
𝐴 0,00117 𝑚2
1. 𝜌 = 𝑅 𝐿 = 0,007 Ω = 5,46 × 10−5 Ω𝑚
0,15 𝑚
Jadi, nilai resistivitas pada percobaan pertama dengan diameter
kawat 15×10-4 m adalah 5,46 × 10−5 Ω𝑚
𝐴 0,0004 𝑚2
2. 𝜌 = 𝑅 𝐿 = 0,02 Ω = 5,33333 × 10−5 Ω𝑚
0,15 𝑚
𝐴 0,0002 𝑚2
3. 𝜌 = 𝑅 𝐿 = 0,06 Ω = 8 × 10−5 Ω𝑚
0,15 𝑚
PERCOBAAN VIII
DOSEN PENGAMPU :
DR. SUYIDNO, M. Pd
ELLYNA HAFIZAH, M. Pd
ASISTEN PRAKTIKUM :
Ana Selpia
Dadang Samudra
Nadiani
OLEH :
LEVIA RAHEESA
(2210129220010)
KELOMPOK 2
BANJARMASIN
MEI
2023
1
C. PENDAHULUAN
D. KAJIAN TEORI
2
arus I sebagai fungsi, beda potensial V-nya membentuk garis lurus, penghantarnya
disebut komponen ohmik.
𝑉
𝐼= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑉 = 𝐼𝑅
𝑅
………………………(1)
dengan:
𝑉 = beda potensial atau tegangan (volt, V),
𝑅 = hambatan listrik penghantar (ohm, Ω),
𝐼 = kuat arus listrik (ampere, A)
(Soedojo, 2018).
𝑙
𝑅=𝜌
𝐴
………………...………..(2)
dengan:
3
𝑅 = hambatan kawat penghantar (Ω)
𝑙 = panjang kawat penghantar (m)
𝐴 = luas penampang lintang penghantar (m2)
𝜌 = hambatan jenis kawat penghantar (Ω.m)
(Kasli, Dewi, & Mazlina, 2020).
Konstanta pembanding 𝜌 disebut hambatan jenis (resistivitas). Hambatan jenis
kawat berbeda-beda tergantung bahannya.
Jika kita menerapkan beda potensial yang sama antara ujung geometris
yang sama dari batang tembaga dan kaca, menghasilkan arus yang sangat berbeda.
Karakteristik dari konduktor yang masuk di sini adalah hambatan listrik. Kita
dapat menentukan hambatan antara dua titik dari konduktor dengan memberikan
beda potensial V antara ujung-ujung tersebut dan mengukur arus i yang
dihasilkan. Kemudian, hambatan adalah sebagai berikut
𝑉
𝑅= (defisini dari R)
𝑖
……...……….(3)
(Manasoglu, Celen, Kanik, & Ulcay, 2019).
Satuan SI untuk hambatan sesuai dengan persamaan (3) adalah volt per ampere
atau ohm (simbol Ω) yaitu
1 ohm = 1Ω = 1 volt per ampere
………………(4)
𝑉
𝑖=
𝑅
…………………………………(5)
4
(Gambar 2. Macam-macam hambatan)
(Wibowo & Ferdian, 2022).
Seperti yang telah kita lakukan beberapa kali dalam hubungan yang lain,
kita sering mengambil pandangan umum dan tidak dengan menggunakan benda-
benda tertentu tetapi dengan bahan. Disini kita tidak berfokus pada beda potensial
V pada sebuah hambatan tertentu tetapi pada medan listrik 𝐸⃗ pada titik suatu
bahan yang dapat memberi hambatan. Sebagai ganti dari menggunakan arus I
yang melalui resistor, kita menggunakan kepadatan arus 𝐽. Sebagai ganti
hambatan R dari benda, kita menggunakan hambatan jenis 𝜌 dari bahan:
𝐸
𝜌= (definisi dari 𝜌)
𝐽
………………..(6)
Atau
𝐸 = 𝜌𝐽
……………………(7)
(Sunarti, 2019).
Sebuah konduktor sempurna akan mempunyai resistivitas nol, dan sebuah
isolator sempurna akan mempunyai resistivitas tak berhingga. Logam dan
campuran logam mempunyai resistivitas paling kecil dan merupakan konduktor
terbaik. Resistivitas isolator lebih besar daripada resistivitas logam sebanyak
faktor yang sangat besar, yang ordenya sebesar 10. Kebalikan resistivitas adalah
konduktivitas. Satuannya adalah (Ω ∙ m)-1 (Setiawan, 2022). Konduktor listrik
yang baik mempunyai konduktivitas yang lebih besar daripada isolator.
Konduktivitas adalah analogi listrik langsung dari konduktivitas termal. Semi
konduktor mempunyai resistivitas pertengahan (intermediet) di antara resistivitas
logam dan resistivitas isolator. Material semi konduktor ini penting karena
resistivitasnya dipengaruhi oleh suhu dan oleh sejumlah kecil ketakmurnian.
5
Sebuah material yang menuruti hukum Ohm secara baik dinamakan sebuah
konduktor ohmik atau sebuah konduktor linear. Untuk material seperti itu, ada
suatu suhu yang diberikan, 𝜌 adalah konstanta yang tidak bergantung pada nilai
E. banyak material memperlihatkan penyimpangan yang nyata dati perilaku
hukum Ohm, material itu adalah material nonohmik atau material nonlinear.
Dalam material ini, J bergantung pada E dengan cara yang lebih rumit
E. METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
12. Baterai 1,5 volt + stand 2 buah
13. Kawat baja karbon 15 cm 1 buah
14. Kawat baja karbon 30 cm 1 buah
15. Kawat baja karbon 45 cm 1 buah
16. Kawat baja karbon 45 cm 3 buah
17. Stand kawat 1 buah
18. Kabel penghubung 6 buah
19. Voltmeter 1 buah
20. Amperemeter 1 buah
21. Mikrometer 1 buah
22. Penggaris 1 buah
B. Hipotesis
6
3. Kegiatan 1
Semakin panjang kawat (𝑙), maka semakin besar hambatan kawat
jika semakin besar hambatan kawat maka semakin kecil kuat
arusnya dan semakin besar nilai tegangan (V) dan nilai resistivitas
jenis kawat akan tetap.
4. Kegiatan 2
Semakin besar diameter kawat, maka akan semakin besar nilai kuat
arus (I) sehingga semakin kecil nilai tegangan (V).
C. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
3. Kegiatan 1
Variable kontrol : Tegangan (V)
DOV : tegangan adalah beda potensial antara dua titik
dan memiliki satuan volt. Tegangan listrik akan
dibangkitkan dari pembangkit listrik. Sumber
tegangan yang digunakan pada percobaan ini
adalah berupa baterai dengan tegangan 1,5 Volt
Variable manipulasi : Panjang Kawat (m)
DOV : kawat adalah suatu benda yang terbuat dari logam.
Kawat baja karbon adalah kawat yang terbuat dari
paduan antara logam besi dengan karbon sebagai
paduan utama. Panjang memiliki satuan meter (m),
dan panjang kawat baja karbon yang digunakan
pada percobaan ini adalah 15 cm, 30 cm, dan 45 cm
yang digunakan menggunakan penggaris.
Variable respon : Kuat Arus (A)
DOV : kuat arus adalah laju aliran dengan muatan listrik
yang melewati suatu bagian atau suatu titik tertentu.
Kuat arus memiliki satuan ampere (A)
4. Kegiatan 2
Variable kontrol : Tegangan (V)
7
DOV : Tegangan adalah beda potensial antara dua titik
dan memiliki satuan volt. Tegangan listrik akan
dibangkitkan dari pembangkit listrik. Sumber
tegangan yang digunakan pada percobaan ini
adalah berupa baterai dengan tegangan 1,5 Volt
Variable manipulasi : Diameter Kawat (m)
DOV : Diameter adalah jarak antara ujung ke ujung suatu
benda berbentuk lingkaran dan memiliki satuan
meter (m). kawat adalah suatu benda yang terbuat
dari logam. Kawat baja karbon adalah kawat yang
terbuat dari paduan antara logam besi dengan
karbon sebagai paduan utama.
Variable respon : Kuat Arus (A)
DOV : kuat arus adalah laju aliran dengan muatan listrik
yang melewati suatu bagian atau suatu titik tertentu.
Kuat arus memiliki satuan ampere (A)
D. Procedure Percobaan
3. Kegiatan 1
Pertama, mengambil kawat dengan panjang 15 cm, kemudian
mengukur diameternya agar tidak mengambil tempat yang luas.
Kedua, membentuk kawat seperti lilitan. Ketiga, menyusun
peralatan percobaan seperti pada gambar modul, untuk percobaan
pertama, mengggunakan kawat dengan panjang 15 cm. Keempat,
menutup saklar S, dan membaca penunjukan amperemeter serta
voltmeter, setelah itu mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan.
melakukan hal yang sama (langkah 2-4) untuk masing-masing
kawat dengan panjang 30 cm dan 45 cm, lalu menghitung besar
hambat jenis (resistivitas) dari kawat dan terakhir menuliskan
kesimpulan yang diperoleh
Diameter kawat = …
8
No Panjang Tegangan Kuat arus
kawat
4. 15 cm … …
5. 30 cm … …
6. 45 cm … …
4. Kegiatan 2
Pertama mengambil kawat kecil sepanjang 45 cm, kemudian
mengukur diameternya agar tidak mengambil tempat yang luas.
Kedua, membentuk kawat menjadi seperti lilitan. Ketiga,
menyusun peralatan percobaan seperti pada gambar pada modul.
Keempat, menutup saklar S dam membaca penunjukan
amperemeter dan voltmeter, kemudian mencatat hasilnya dalam
tabel pengamatan, melakukan hal yang sama (langkah 2-4)
masing-masing untuk kawat 2 dan 3 dengan diameter yang lebih
besar dan menghitung besar hambat jenis (resistivitas) dari kawat.
Terakhir, menuliskan kesimpulan yang diperoleh
Panjang kawat = …
1 … …
2 … …
3 … …
9
E. Rangkaian percobaan
10
DAFTAR PUSTAKA