Anda di halaman 1dari 10

PRALABORATORIUM PRAKTIKUM

FISIKA DASAR I1 (AKBK 3207)


PERCOBAAN VIII
“Resivitas Kawat Konduktor”

Dosen Pembimbing :
Dr. Suyidno, M.Pd
Ellyna Hafizah, M.Pd

Asisten Praktikum :
Andy Azhari, S.Pd
Ana Selpia
Dadang Samudra
Nadiani

Oleh :
Aufa Nabillah
(2210129220011)
Kelompok III

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MEI
2023
I. PENDAHULUAN
Fisika merupakan ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
tentang fenomena alam yang ada dalam kehidupan sehari hari. Fisika
berisi konsep, fakta dan prinsip yang berdasarkan pembuktian atas dasar
konsep, fakta dan prinsip trsebut yang didasari ilmu pengetahuan.
Fenomena tersebut sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari kita pasti
tidak pernah lepas dari yang Namanya listrik , disekitar kita tentunya
banyak sekali benda benda seperti saat kita dapat mendengar radio,
menonton televisi, menggunakan kulkas, kipas angin, setrikaan dan lain–
lain. Penggunaan alat–alat tersebut memerlukan listrik.
Arus listrik terjadi karena adanya perpindahan muatan – muatan
listrik. Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu
penampang dari suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut
sebagai kuat arus listrik. Pada arus listrik yang mengalir terdapat hambatan
jenis yang menentukan besar kecilnya kuat arus listrik. Hambatan jenis ini
bisa disebut juga dengan resistivitas.
Sehingga munculnya rumusan masalah pada percobaan ini
"bagaimana menyelidiki factor yang mempengaruhi hambatan (resistansi)
sebuah kawat penghantar?" dan "bagaimana menentukan resistivitas
(hambat jenis) suatu bahan/kawat?”.Hal tersebut harus dipecahkan agar
tercapainya tujuan praktikum yaitu Menyelidiki factor yang
mempengaruhi hambatan (resistansi) sebuah kawat penghantar dan
Menentukan resistivitas (hambat jenis) suatu bahan/kawat

II. KAJIAN TEORI


Arus listrik (i) telah dipilih sebagai besaran dasar atau besaran
pokok karena nilainya bersifat makroskopis sehingga mudah diukur. Arus
listrik dibedakan menjadi dua jenis, yaitu arus listrik searah (direct current
= DC), dan arus bolak-balik (alternating current = AC). DC disebabkan
oleh sumber arus berkutub tetap, sedangkan AC oleh sumber arus dengan
kutub berubah terhadap waktu. Pada sumber DC mengenal kutub positif

1
dan negatif, sedangkan untuk AC tidak mengenal kedua kutub itu. Pada
arus listrik yang mengalir terdapat hambatan jenis yang menentukan besar
atau kecilnya kuat arus listrik. Besar arus listrik disebuah konduktor
dipengaruhi oleh jenis bahan konduktor itu, yang dinyatakan oleh
resistivitas (ρ) yang memiliki satuan Ohmmeter (Nur & Dzulkiflih, 2019).
Arus listrik terjadi karena adanya perpindahan muatan – muatan
listrik. Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu
penampang dari suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut
sebagai kuat arus listrik. Mudah tidaknya suatu arus mengalir pada suatu
penghantar dinyatakan dalam Hukum Ohm. Hukum Ohm berbunyi “Untuk
suatu konduktor logam pada temperature konstan, perbandingan antara
perbedaan potensial antara dua titik dari konduktor dengan arus listrik
adalah konstan.” Konstanta ini disebut hambatan listrik (Sari & Pradita,
2018). Konstanta ini disebut hambatan listrik. Secara matematik, hukum
Ohm dapat ditulis

V
R=
I

(1)
Keterangan :
I : arus listrik (ampere)
V : tegangan (volt)
R : hambatan (ohm / Ω)
Kuat arus listrik dipengaruhi oleh besarnya sumber tegangan dan
hambatan pada kawat. Elektron-elektron diperlambat karena dengan
interaksi dengan atom-atom kawat penghantar. Semakin tinggi nilai
hambatan, maka semakin kecil arus listriknya. Hal ini dapat didefinisikan
bahwa kuat arus listrik berbanding terbalik dengan nilai hambatan
(Siswanto, J., Susantini, E., & Jatmiko, B. (2018). Secara matematik,
dapat ditulis:

2
V
V =I . R atau I =
R

(2)

Keterangan :
I : arus listrik (ampere)
V : tegangan (volt)
R : hambatan (ohm / Ω)
Hambatan listrik yang dimiliki bahan memiliki sifat-sifat sebagai berikut
(Abdullah, 2017):
 Makin besar jika bahan makin panjang (R  L)
 Makin kecil jika ukuran penampang bahan makin besar (R  1/A).

Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan oleh George Simon


Ohm, perubahan hambatan kawat (R) suatu penghantar sangat bergantung
pada tiga hal yaitu hambatan jenis kawat (𝜌), panjang kawat (L), dan luas
penampang kawat (A) (Kasli, dkk, 2020). Secara matematis ditulis
persamaannya:

R. A
ρ=
L

(3)

Keterangan :
ρ : hambatan jenis (Ω)
L : Panjang kawat (m)
R : hambatan (ohm / Ω)
A : luas penampang (m2 )
Resistivitas (ρ) sebagai material sebuah rasio dari besarnya medan
listrik dan rapatan arus. Hambatan jenis penghantar (ρ) menjadi faktor
internal yang mempengaruhi nilai hambatan suatu bahan. Semakin tinggi
nilai hambatan jenis suatu bahan makan semakin besar nilai hambatannya.
Nilai hambatan jenis ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal

3
seperti suhu pemanasan yang diberikan melalui sumber panas. Perubahan
nilai hambatan jenis ini akan diikuti oleh perubahan hambatan jenis
totalnya (R) . (Lubis,dkk, 2020). suhu menjadi salah satu faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap nilai hambatan suatu penghantar.
Hambatan jenis kawat penghantar akan berubah seiring dengan
perubahan suhu yang dialaminya. Semakin tinggi suhu kawat
penghantar, hambatan jenisnyaakan semakin besar, dan begitu pula
sebaliknya. Semakin rendah suhu kawat penghantar, hambatan
jenisnya semakin kecil. Perubahan hambatan jenis ini akan
mengakibatkan nilai hambatannya juga berubah (Ariyanto, dkk, 20..)
Hambatan kawat daapt berubah-ubah disebabkan oleh suhu, yaitu dalam
batas suhur 10° C sampai 100° C (Wibowo & Ferdian, 2022). Komponen
yang mempunyai kegunaan karena nilai hambatan paling rendah,
komponen yang mempunyai kegunaan karena nilai hambatan (resistansi)
disebut resistor (Yasi & Hadi, 2021). Resistor adalah komponen dasar
elektronika Resistor digunakan untuk membatasi jumlah arus yang
mengalir dalam suatu rangkaian.Resistor bersifat resistif dan umumnya
terbuat dari bahan karbon (Ulva, 2022).
III. METODE PERCOBAAN
a. Alat dan bahan
1. Baterai 1,5 volt + stand 2 buah
2. Kawat baja karbon 15 cm 1 buah
3. Kawat baja karbon 30 cm 1 buah
4. Kawat baja karbon 45 cm 1 buah
5. Kawat baja karbon 45 cm 3 buah
6. Stand kawat 1 buah
7. Kabel penghubung 6 buah
8. Voltmeter 1 buah
9. Amperemeter 1 buah
10. Mikrometer 1 buah
11. Penggaris 1 buah

4
b. Hipotesis
 Kegiatan 1
Semakin panjang kawat baja karbon yang digunakan, maka
semakin besar hambatan kawat sehingga semakin besar
hambatan kawat maka semakin kecil kuat arusnya, dan nilai
resistivitas jenis kawat akan tetap.
 Kegiatan 2
Semakin besar diameter kawat, maka akan semakin besar
hambatan kawat sehingga semakin besar juga kuat arus
yang dihasilkan dan tegangan yang dihasilkan akan
semakin kecil.
c. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
 Kegiatan 1
Variable kontrol : tegangan (V)
DOV : tegangan merupakan beda potensial antara
dua titik dan memiliki satuan volt. Tegangan
listrik akan dibangkitkan dari pembangkit
listrik. Sumber tegangan yang digunakan
pada percobaan ini adalah berupa baterai
dengan tegangan 1,5 Volt
Variable manipulasi : Panjang kawat (m)
DOV : awat adalah suatu benda yang terbuat dari
logam. Kawat baja karbon adalah kawat
yang terbuat dari paduan antara logam besi
dengan karbon sebagai paduan utama.
Panjang memiliki satuan meter (m), dan
panjang kawat baja karbon yang digunakan
pada percobaan ini adalah 15 cm, 30 cm, dan
45 cm
Variable respon : kuat arus

5
DOV : kuat arus adalah laju aliran dengan muatan
listrik yang melewati suatu bagian atau suatu
titik tertentu. Kuat arus memiliki satuan
ampere (A)
 Kegiatan 2
Variable kontrol : tegangan (V)
DOV : tegangan merupakan beda potensial antara
dua titik dan memiliki satuan volt. Tegangan
listrik akan dibangkitkan dari pembangkit
listrik. Sumber tegangan yang digunakan
pada percobaan ini adalah berupa baterai
dengan tegangan 1,5 Volt
Variable manipulasi : diameter kawat (m)
DOV : diameter adalah jarak antara ujung ke
ujung suatu benda berbentuk lingkaran dan
memiliki satuan meter (m). kawat adalah
suatu benda yang terbuat dari logam. Kawat
baja karbon adalah kawat yang terbuat dari
paduan antara logam besi dengan karbon
sebagai paduan utama.
Variable respon : kuat arus (A)
DOV : kuat arus adalah laju aliran dengan muatan
listrik yang melewati suatu bagian atau suatu
titik tertentu. Kuat arus memiliki satuan
ampere (A)
d. Procedure Percobaan
 Kegiatan 1
Pertama mengambil kawat dengan panjang 15 cm,
kemudian mengukur diameternya agar tidak mengambil
tempat yang luas, membentuk kawat seperti lilitan
kemudian menyusun peralatan percobaan seperti pada

6
gambar modul, untuk percobaan pertama, mengggunakan
kawat dengan panjang 15 cm lalu menutup saklar S, dan
membaca penunjukan amperemeter serta voltmeter, setelah
itu mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan. melakukan
hal yang sama (langkah 2-4) untukmasing-masing kawat
dengan panjang 30 cm dan 45 cm, lalu menghitung besar
hambat jenis (resistivitas) dari kawat dan menuliskan
kesimpulan yang diperoleh
Diameter kawat = …

No Panjang Tegangan Kuat arus


kawat

1. 15 cm … …

2. 30 cm … …

3. 45 cm … …

Tabel 1. Pengamatan kegiatan 1


 Kegiatan 2
pertama mengambil kawat kecil sepanjang 45 cm,
kemudian mengukur diameternya agar tidak mengambil
tempat yang luas, kemudian membentuk kawat menjadi
seperti lilitan. setelah itu menyusun peralatan percobaan
seperti pada gambar pada modul, menutup saklar S,
membaca penunjukan amperemeter dan voltmeter,
kemudian mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan,
melakukan hal yang sama (langkah 2-4) masing-masing
untuk kawat 2 dan 3 dengan diameter yang lebih besar dan
menghitung besar hambat jenis (resistivitas) dari kawat
menuliskan kesimpulan yang diperoleh
Panjang kawat = …

7
No Diameter kawat Tegangan Kuat arus

1 … …

2 … …

3 … …

Tabel 2. Pengamatan kegiatan 2

e. Rangkaian percobaan

Gambar 1. Rangkaian percobaan kegiatan hukum melde

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2017). Fisika Dasar 2.Bandung: ITB

Kasli, E., Dewi, V. R., & Mazlina, H. (2020). Analisis Nilai Hambatan Jenis
Aluminium Berdasarkan Panjang Kawat Yang Berbeda. J. Pendidik. Fis.
dan Teknol, 6(1), 141-145.

Lubis R. Y., Lubis, L. H., &, Husna, M. (2020).  Pengaruh Variasi Suhu Terhadap
Nilai Hambatan Pada Rangkaian Listrik. FISITEK: Jurnal Ilmu Fisika dan
Teknologi, 4(1).

Nur, A. D. Dzulkiflih (2019). Rancang Bangun Kit Percobaan Penentuan


Resistivitas Kawat Berbasis Mikrokontroler. Inovasi Fisika
Indonesia, 8(1).

Sari, K. D., & Pradita, A. P. (2018). Implementasi model pembelajaran discovery


learning menggunakan media spreadsheet pada materi hukum OHM untuk
meningkatkan HOTS pada peserta didik. In  Prosiding SNPS (Seminar
Nasional Pendidikan Sains) (pp. 116-122).

Siswanto. J., Susantini, E., Jatmiko, B. (2018). Fisika Dasar seri: Listrik Arus
Searah dan Kemagnetan. Semarang: Upgris Press.

Ulva, S. M. (2022). Analisis Konsistensi Tahanan Cincin Terhadap Variasi Nilai


Resistensi Pada Berbagai Medium.  Jurnal Ikatan Alumni Fisika
Universitas Negeri Medan, 8(4), 6-10.

Wibowo, D. T., & Ferdian, H. (2022). Pengaruh Temperatur Terhadap Rugi–Rugi


Daya pada Kawat Penghantar Aluminium. JET (Journal of Electrical
Technology), 7(1), 34-38.

Yasi, R. M., & Hadi, C. F. (2021). Pengaruh Tegangan Terhadap Besar Kuat Arus
Listrik Pada Persamaan Hukum OHM. Journal Zetroem, 3(1), 34- 36.

Anda mungkin juga menyukai