DINAS PENDIDIKAN
Jl. Genteng Kali No. 33 Surabaya 60275,
SURABAYA
Proposal
SMKN Ihya’
Pada hari ini KamisUlumudin
tanggal Enam Belas Singojuruh
bulan Februari tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga
telah disetujui Proposal Bantuan Teaching Factory Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
Ihya Ulumudin Singojuruh Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur oleh :
i
2023
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI
IHYA’ ULUMUDIN SINGOJURUH
Jl. KH. Abdullah Hasbullah No.8 Singojuruh Telp./Fax. (0333) 635754 Kode Pos 68464
Website : www.smkniu.sch.id, E-mail : smkn.ius@google.com
BANYUWANGI–JAWA TIMUR
Kepada Yth. :
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
Jalan Gentengkali No.33 Surabaya 60275,
di –
SURABAYA
SURAT PENGANTAR
No. 425/105/101.6.7.24/2023
ii
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI
IHYA’ ULUMUDIN SINGOJURUH
Jl. KH. Abdullah Hasbullah No.8 Singojuruh Telp./Fax. (0333) 635754 Kode Pos 68464
Website : www.smkniu.sch.id, E-mail : smkn.ius@google.com
BANYUWANGI–JAWA TIMUR
Nomor : 425/106/101.6.7.24/2023
Lampiran : 1 Bendel
Hal : Permohonan Bantuan Pengembangan Teaching Factory
Kepada Yth. :
Kepala Seksi Sarana Prasana
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
Jalan Gentengkali No.33, 60275,
di
SURABAYA
iii
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI
IHYA’ ULUMUDIN SINGOJURUH
Jl. KH. Abdullah Hasbullah No.8 Singojuruh Telp./Fax. (0333) 635754 Kode Pos 68464
Website : www.smkniu.sch.id, E-mail : smkn.ius@google.com
BANYUWANGI–JAWA TIMUR
IDENTITAS SEKOLAH
SMK NEGERI IHYA’ ULUMUDIN SINGOJURUH
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Pada hari ini Kamis tanggal enam belas Februari tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga telah
disetujui Proposal Bantuan Pengembangan Teaching Factory Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Negeri Ihya’ Ulumudin Singojuruh oleh :
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah, Sehingga kami dapat menyusun Proposal Bantuan
Pengembangan Teaching Factory Tahun Anggaran 2023 dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti.
Pola Pembelajaran Teaching Factory dirancang berbasis produksi barang/jasa
dengan mengadopsi dan mengadaptasi standar mutu dan prosedur kerja industri, akan
memberi pengalaman pembelajaran kompetensi tambahan terutama soft skill seperti
etos kerja disiplin, jujur, bertanggungjawab, kreatif-inovatif, karakter kewirausahaan
(entrepreunership), bekerjasama, berkompetisi secara cerdas dan sebagainya.
Oleh karena itu melalui Proposal Pengembangan Teaching Factory ini kami
bertekad mewujudkan model pembelajaran berbasis produksi/jasa yang mengacu pada
standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti
yang terjadi di industri. Pelaksanaan Teaching Factory menuntut keterlibatan mutlak
pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan Teaching Factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah, pemerintah
daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi
maupun evaluasinya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
proposal Bantuan Pengembangan Teaching Factory Tahun Anggaran 2023 ini, baik dari
segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan
hati , kami menerima masukan/segala kritik dan saran yang membangun.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada jajaran
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Timur, dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kab. Banyuwangi
atas segala bantuan dan kerjasamanya. SMK Bisa! SMK Hebat!
vi
DAFTAR ISI
SURAT PENGANTAR....................................................................................................................................... ii
IDENTITAS SEKOLAH.................................................................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan........................................................................................................................... 5
C. Rencana Pelaksanaan....................................................................................................................... 6
D. Tim Pengembang Teaching Factory........................................................................................... 6
BAB II PELAKSANAAN PROGRAM............................................................................................................. 7
A. Mekanisme Pelaksanaan................................................................................................................. 7
B. Jadwal Pelaksanaan........................................................................................................................ 15
BAB III EVALUASI PELAKSANAAN......................................................................................................... 16
A. Indikator Keberhasilan................................................................................................................. 16
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................................... 17
LAMPIRAN........................................................................................................................................................ 18
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pentingnya penyediaan sumberdaya manusia (SDM) yang terampil dan siap kerja
diwujudkan pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan yang
memberi perhatian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang lebih berorientasi
pada permintaan pasar tenaga kerja masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), dengan
mempersiakan siswa-siswi dalam pendalaman karakter berwirausaha yang bersinergi
erat dengan mitra industry dalam proses penerapan dan implementasi teaching factory.
Dari pengalaman dari sejumlah industri yang telah bekerja sama dengan beberapa SMK
yang telah menerapkan pola pembelajaran seperti Teaching Factory yaitu seperti pada
unit produksi, dan sejenisnya, medapatkan respon positif dari Dunia Usaha/Dunia
Industri (DU/DI) atas peningkatan kualitas lulusannya.
Hubungan kerjasama antara SMK dengan industri dalam pola pembelajaran
Teaching Factory akan berdampak positif untuk meningkatkan kerjasama (partnership)
secara sistematis dan terencana didasarkan pada posisi win-win solution. Penerapan
pola pembelajaran Teaching Factory merupakan sinkronisasi dunia pendidikan
kejuruan dengan dunia industri, sehingga dapat menjadi keselarasan di dunia kerja
yang akan mempermudah siswa-siswi mampu dan terbiasa di dunia kerja secara
langsung.
Kualitas guru pada kompetensi keahlian di SMK juga akan diasah kembali dan
diberikan pengarahan,pembekalan serta evaluasi untuk mematangkan kemampuan
guru dengan menggunakan pola Teaching Factory. Sehingga dapat meningkatkan
kualitas guru dalam proses belajar mengajar.
Pola pembelajaran Teaching Factory dirancang berbasis produksi barang/jasa
dengan mengadopsi dan mengadaptasi standar mutu dan prosedur kerja industri, yang
akan memberi pengalaman pembelajaran kompetensi tambahan terutama soft skill
seperti etos kerja disiplin, jujur, bertanggungjawab, kreatif- inovatif, karakter
kewirausahaan, bekerjasama, berkompetisi secara cerdas dan sebagainya. Kompetensi
tersebut akan terus diasah hingga siswa-siswi mampu mencapai kompetensi keahlian
sebagai hard skill.
1
Berkaitan dengan penyiapan tenaga kerja, secara eksplisit dsebutkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor : 29 tahun 1990 pasal 29 ayat 2, bahwa : "Untuk
mempersiapkan siswa SMK menjadi tenaga kerja, pada SMK dapat didirikan unit
produksi yang beroperasional secara profesional". Unit produksi merupakan suatu
sarana pembelajaran berwirausaha bagi siswa dan guru serta member dukungan
operasional sekolah. Selain itu unit produksi sekolah dapat berperan dalam
pembekalan keterampilan produksi yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja pada
pasar industry (Handayani, 2009:226)
Pelaksanaan Model pembelajaran Teaching Factory sesuai Panduan TEFA
Direktorat PSMK terbagi atas 4 model, dan dapat digunakan sebagai alat
pemetaan SMK yang telah melaksanakan TEFA. Adapun model tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Model pertama, Dual Sstem dalam bentuk praktik kerja lapangan adalah pola
pembelajaran kejuruan di tempat kerja yang dikenal sebagai experience based
training atau enter prise based training.
2. Model kedua, Competency Based Training (CBT) atau pelatihan berbasis kompetensi
merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan
dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan. Pada model ini, penilaian peserta didik dirancang untuk
memastikan bahwa setap peserta didik telah mencapai keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan pada setiap unit kompetensi yang ditempuh.
3. Model ketiga, Production Based Educationand Training (PBET) merupakan
pendekatan pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah dimliki oleh
peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan memberikan
pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industridan
masyarakat).
4. Model keempat, Teaching Factory adalah konsep pembelajaranberbasis industry
(produkdan jasa) melalui sinergi sekolah dan industry untuk menghasikan lulusan yang
kompeten dengan kebutuhan pasar melalui metode project Based Learning
(PBL).Pengelblaan TEFA yang professional dapat dilakukan melalui menerapkan
prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan prinsip; (1)
kemandirian, (2) akuntabilitas, (3) transparan, (4) kemitraan, (5) partisipasi, (6)
efektifdan (7) efesien. Prinsip-prinsip tersebut merupakan dasar yang digunakan
2
untuk membentuk manajemen TEFA yang efektif. Prinsip kemandirian,
memberikan ruang gerak bagi sekolah untuk mengella sumber daya yang dimilikinya
untuk suatu tujuan pencapaian mutu layanan pendidikan yang lebih baik dari
sebelumnya. Walaupun demikian, dalam pengelolaan pendidikan disekolah
hendaknya dilakukan secaratransparan, secara efektif dan efesien, melbatkan
partisipasi warga sekolah dan masyarakat, serta menjalin kemitraan dengan
masyarakat sehingga pengelolaan tersebut dapat dipertanggungjawabkan
kepada stakeholder pendidikan (Depdiknas, 2007).
3
dikembangkan yaitu
1) Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang digunakan dalam pelaksanaan unit produksi adalah
kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri. Dengan pengajaran
yang berbasis kompetensi pada industry diharapkan siswa siap mengahadapi
menghadapi tuntutan kebutuhan dunia industri.
2) Peserta didik
5) Instruktur/Pengajar
Instruktur / pengajar adalah mereka yang memiliki kualifikasi akademis dan juga
memiliki pengalaman industri. Dengan demikian mereka mampu mentransformasikan
4
pengetahuan dan “know hot sekaligus men”supervisi” proses untuk dapat menyajikan
“finished products on time”.
Dalam penilaian prestasi belajar, unit produksi menilai siswa yang berkompeten
melalui penyelesaian produk". Standar penilaian yang digunakan harus mengacu
kepada pabrik yang mengeluarkan komponen / peralatan
7) Pengakuan Kompetensi
Berkenaan dengan unit produksi, SMKN Ihya Ulummudin Singojuruh bersedia bekerja
sama dengan SMK-SMK baik negeri maupun swasta di Banyuwangi yang berkeinginan
mengembangkan unit produksi dalam proses pemebelajaran di SMK. Semoga melalui
unit produksi dapat memberikan bekal siswa mejadi SDM yang kompeten dalam
bidangnya dan dapat terserap oleh dunia usaha dan industry, terlebih menjadi
entrepreneur mandiri.
5
6. Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja,
serta membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual;
7. Memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih
keterampilannya sehingga dapat membuat keputusan tentang karir yang akan
dipilih.
C. RENCANA PELAKSANAAN
Pelaksanaan program teaching factory di SMKN Ihya Ulumudin Singojuruh,
mengaplikasikan kegiatan pembelajaran dan kegiatan produksi secara seimbang
sehingga siswa memilki bekal pengetahuan dan skill yang memadai untuk
menghadapi dunia kerja yang semakin ketat persaingannya. Bidang-bidang kegiatan
teaching factory di SMKN Ihya Ulumudin Singojuruh adalah sebagai berikut:
1. Bidang Produksi Busana Anak
Bidang ini bergerak produksi busana anak, yang akan dilaksanakan di SMKN Ihya
Ulumudin Singojuruh diakomodir oleh Unit Produksi NIU Official dengan menerapkan
proses produksi sesuai alur produksi dan standart di industry.
2. Bidang pembuatan kain Ecoprint
Bidang ini akan dilaksanakan di SMKN Ihya Ulumudin Singojuruh di akomodir oleh
Unit Produksi NIU Official dengan menerapkan penggunaan bahan alam dalm
proses pembuatannya.
6
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
A. MEKANISME PELAKSANAAN
1. Manajemen
Sebagai tahap awal untuk pelaksanaan program teaching factory di SMKN Ihya
Ulumudin Singojuruh membentuk team pengembang program teaching factory
dengan susunan sebagai berikut:
1. Pelindung/penasihat : Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wil. Kab. Banyuwangi
2. Penaggung jawab : Mohamad Maliki, S.Pd.
3. Ketua : Umu Nurul Azizah, S.Pd.
4. Sekretaris : Enggar Anindita, S.Pd.
5. Bendahara : Nenok Mitasari, S.Pd.
6. Bidang Unit Produksi : Mouidotul Hasanah
Tahap-tahap Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Tim ini bekerja dari mulai mencari informasi tentang pelaksanaan program
teaching factory melalui kegiatan study literature dan observasi ke beberapa
sekolah yang telah melaksanakan program itu. Setelah mendapatkan beberapa
informasi dan penjelasan tim menyusun proposal permohonan untuk mendapatkan
program pengembangan teaching factory.
Selanjutnya sebagai langkah persiapan pelaksanaan program teaching factory
tim bekerja mengadakan sosialisasi kepada jajaran dewan guru, para sswa
dan orangtua/wali siswa. Melalui tahapan sosialisasi diharapkan semua
steakholder mendapatkan pemahaman tentang pengertian teaching factory,
manfaat teaching factory dan bagaimana sistem pengeblaannya. Diharapkan dengan
tahap sosialisasi ini mereka memiliki motivasi bahwa teaching factory sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kualtas lulusan SMKN Ihya Ulumudin Singojuruh,
dengan demikian semua steakholder secara bersama-sama termotivasi untuk dapat
melaksanakan program teaching factory.
7
b. Tahap Implementasi
Tahapan selanjutnya setelah tim melaksanakan kegiatan sosialisasi langkah
berikutnya tim menyusun perencanaan-perencanaan pelaksanaan program teaching
factory yang terstruktur untuk kepentingan guru dan kepentingan siswa. Dengan
demikian untuk semua guru mata pelajaran diharapkan mengintegrasikan teaching
factory pada perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran sehingga
seluruh mata pelajaran dapat saling mendukung dan menunjang bahwa teaching
factory merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
kualitas kompetensi siswa khususnya pada kompetensi skil.
Bagi guru-guru produktif penekanan pembelajarannya siswa harus lebih banyak
mendapatkan alkasi waktu untuk kegiatan praktik, karena esensi program teaching
factory berada pada intensitas dan kapasitas siswa melakukan praktek baik di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan industri. Dengan demikian siswa
betu+betul dibentuk dan dilatih segi kompetensi skinya, etos kerjanya, disiplin kerja,
budaya kerja. Secara intensif kegiatan tu dilakukan dan berulang sehingga kualitas
lulusan sesuai dengan harapan dunia industri sehingga lulusannya akan mudah diserap
oleh dunia kerja.
c. Tahap Evaluasi
Skema pelaksanaan program teaching factory agar tidak menyimpang dari indikator•
indikator tujuan kegiatan teaching factory perlu ada pengawasan. Pengawasan
dilakukan oleh kepala sekolah dan oleh ketua team pengembang untuk mengukur
sudah seberapa banyak pelaksanaan program teaching factory telah dicapai, dan
berapa banyak pula program teaching factory yang belum dilaksanakan. Evaluasi ini
dengan tujuan berapa persen tingkat ketercapaian tujuan program teaching factory
yang telah dilaksanakan, selanjutnya untuk mengetahui kendala- kendala yang
muncul selama kegiatan berlangsung. Sebagai tindak lanjut kegiatan evaluasi perlu
ada kajjan prediksi serta solusi terhadap kendala-kendala yang menghambat
terlaksananya program teaching factory sehingga pada beberapa waktu yang akan
datang program teaching factory di SMKN Ihya Ulumudin Singojuruh dapat
dilaksanakan secara utuh sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
8
2. Model Pembelajaran Teaching Factory
Teaching factory merupakan salah satu model pembelajaran sehingga seluruh guru
dan siswa dalam kegiatan pembelajarannya harus merujuk dan mengacu kepada
indikator teaching factory sebagai model pembelajaran. Para siswa setelah
mendapat pembekalan dari guru-gurunya tentang pengetahuan teknis dan lain-lain,
berikutnya para siswa diharapkan mampu mempraktekan ilmu yang didapat di
ruang kelas melalui kegiatan praktik di tempat-tempat praktik mitra dunia industri.
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah struktur kurikulum
dunia industri dipadukan struktur kurikulum sekolah sehingga tujuan-tujuan
pembelajaran akan lebih luas, instruktur dari dunia industri berkolaborasi dengan
para guru untuk menyampaikan dalam pembelajaran tentang struktur kurikulum
industri sehingga para siswa mendapat bekal yang cukup karena mereka setelah
mendapat bimbingan pelatihan dari instruktur dunia industri, yang pada akhirnya
pada saat siswa melaksankan praktik di lapangan mereka tidak lagi merasa asing
dengan dunia industri. Sistem pelaksanaan praktiknya dengan menerapkan hasil-
hasil yang jelas dan konkret artinya setiap siswa secara individu harus bisa
menghasikan baik berupa barang produksi maupun jasa. Itulah yang menjadi tolok
ukur bahwa teaching factory berhasil ataukah tidak dicapai oleh setiap siswa.
Model pembelajaran Teaching factory yang akan diterapkan menggunakan model
blok pengintegrasian dengan jadwal pelajaran produktif. Sebagai pilot project
pelaksanaan program TeFa, sasaran siswa adalah kelas XI dan kelas XII yang terbagi
dua rombel dengan total 70 siswa. Uraian sebagai berikut :
9
3. Produk
Program teaching factory pada prinsipnya menghasikan lulusan yang berkompetensi
skil, sehingga para siswa dituntut oleh program itu untuk mampu membuat salah
satu produk atau mampu memberikan jasa pelayanan kepada para pelanggan
sesuai dengan program keahliannya masing-masing. Program teaching factory di
Kompetensi Keahlian Tata Busana SMKN Ihya Ulumudin Singojuruh lebih diarahkan
kepada usaha bidang Produksi busana anak dan Ecoprint. Untuk lebih jelasnya
seperti terurai dibawah ini :
a. Produksi busana anak :
Jenis kelamin : laki –laki dan perempuan
Baju bermain
Busana Pesta
Busana Tidur
Busana olahraga
Busana rekreasi
Untuk Usia : Balita dan batita
Dengan bahan katun combed baik kain kaos dan kain woven.
b. Pembuatan Kain Ecoprint
Keunggulan penggunaan Kain ecoprint ialah motif yang digunakan tidak akan sama,
pemanfaatan bahan dari alam sehingga tidak akan mencemari lingkungan untuk
limbahnya, pemanfatan kain ecoprint dapat digunakan untuk berbagai macam busana,
dan lenan rumah tangga.
10
peserta didik dibekali dengan pembelajaran. Penumbuhan dan pengembangan
kompetensi, sepanjang proses pembelajaran berlangsung sikap peserta didik
juga digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut. Dengan menampilkan kinerja di bawah bimbingan
dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunkatif, dan solutif dalam ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Biaya pengembangan penerapan model pembelajaran teaching factory dapat
dilihat pada lembar lampiran.
A. Lingkungan Usaha
11
C. Rencana Pemasaran
Dengan usaha barang dan jasa yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka
kami akan menambah pemasarannya dengan membuat brosur untuk mencari
agen yang mau menjualnya, dan akan memasarkan pada mall terdekat,
sehingga akan ada banyak yang membantu untuk mengembangkan usaha ini,
ikut serta dalam suatu event-event (bazaar) yang diadakan dengan mendirikan
stan.
12
7. Finishing
Penyelesaian akhir seperti preessing, trimming, pemasangn lubang kancing,
kancing, label, dan sizing.
8. Quality Control
Mengecek kesuaian ukuran dan jahitan
9. Packing
Mengepak produk dengan kantong kemas
10. Penyajian karya sampel
Sampling produk, guna ketepatan produk dan kesesuaian
11. Pemasaran
1. Persiapan Kain
Potong kain sesuai kebutuhan
Mordanting, menghilangkan unsur kimia/kanji yang melekat pada serat
kain yang berfungsi membantu serat kain dalam menyerap zat warna
dengan sempurna
2. Persiapan Ecoprint
Kain dibentangkan diatas meja
Mulai tata daun dan bunga yang sudah direndam dengan larutan air cuka,
diatur dengan rapi dan dibentuk sesuai ukuran daun dan bunga
Kain dialasi dengan plastik, kemudian digulung dengan menggunakan kayu
dan diikat dengan rapi
Selanjutnya proses pengukusan dilakukan dengan alat kukus dilakukan
selama 2 jam. Fungsi pengukusan untuk mengeluarkan zat warna yang ada
13
pada daun dan bunga.
3. Proses Fiksasi
Setelah proses pengekukusan, gulungan kain di buka kemudian dibersihkan
dari daun dan bunga
Selanjutnya proses fiksasi yaitu pengguncian warna daun dan bunga agar
warna dan motifnya tidak pudar.
Perencanaan standar operasional prosedur proses pembuatan ecoprint SMK Negeri
Ihya Ulummudin Singojuruh Banyuwangi, ini akan digunakan dan dikoreksi dalam
rangka mewujudkan layanan kepada peserta didik yang berkualitas dan berdayaguna
tinggi.
8. Hubungan Industri
Program teaching factory di SMKN Ihya Ulumudin Singojuruh dalam pelaksanaannya
mutlak harus ada hubungan kerja sama dengan industri-industri. Karena
melalui kurikulum industri yang dintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah agar
tujuan yang diharapkan oleh program teaching factory dapat tercapai yaitu
lulusan memilki kompetensi dan skill secara profesional. Hubungan dengan
industri dalam konteks teaching factory sifatnya mutlak sehingga SMKN Ihya
14
Ulumudin Singojuruh menjalin kemitraan dengan dunia industri sebagai sarana dan
media pembelajaran.
Agar kompetensi siswa di Kompetensi keahlian Tata Busana SMKN Ihya Ulumudin
Singojuruh sesuai dengan standar di dunia industry maka telah dilakukan
penyelarasan kurikulum dengan PT. Present Sport dan Gerai Ivaniar di wilayah
kabupaten Banyuwangi.
Sebagai pendukung pelaksanaan program teaching factory di SMKN Ihya Ulumudin
Singojuruh, telah diadakan MoU (Memorandum of Understanding) dengan beberapa
mitra dunia industry sebagai berikut
a. PALAPA TAILOR : Kerjasama bidang Uji Kompetensi & PKL Siswa
b. ALMIRA : Kerjasama bidang PKL Siswa & penyerapan lulusan
c. Sanet Karya Nusantara : Kerjasama bidang PKL Siswa & penyerapan lulusan
d. PRESENT SPORT : Kerjasama bidang PKL Siswa & Sinkron Kurikulum
e. Enimart dan Celsia Store: Kerjasama bidang PKL Siswa & penyerapan lulusan
f. FJM TAILOR : Kerjasama bidang PKL Siswa & penyerapan lulusan
g. Rosalia : Kerjasama bidang PKL Siswa & penyerapan lulusan
h. Terranusa : Kerjasama bidang PKL Siswa & penyerapan lulusan
i. Gyarruss.id : Kerjasama bidang PKL Siswa & penyerapan lulusan
j. Ivaniar Olshop : Kerjasama bidang PKL Siswa & Sinkron Kurikulum
BULAN
NO KEGIATAN
Juli Agu Sep Okt Nop Des
15
BAB Ill
EVALUASI PELAKSANAAN
A. INDIKATOR KEBERHASILAN
Pelaksanaan program teaching factory (TEFA) di SMKN Ihya Ulumudin Singojuruh
kegiatannya dimulai dari observasi, penyusunan proposal, sosialisasi, pelaksanaan
program, evaluasi pelaksanaan. Pada kegiatan evaluasi pelaksanaan diperlukan alat
ukur yang relevan sebagai barometer tingkat ketercapaian program. Pada saat
melaksanakan evaluasi diperlukan beberapa indikator yang terdiri dari:
1. Pada saat orientasi dan observasi program sebagai indikatornya berapa banyak
informasi yang didapat tentang pelaksanaan program teaching factory
2. Pada saat penyusunan proposal harus merujuk kepada juknis pembuatan
proposal program teaching factory
3. Pada saat pelaksanaan program teaching factory, kegiatan awal yang
dilakukan penyusunan perencanaan sebagai indikatornya, lengkap tidaknya
substansi program pelaksanaan
4. Pada saat implementasi yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai
indikatornya diantara rencana pelaksanaan pelajaran yang dibuat guru,
lembar observasi kunjungan kelas. Sehingga kesimpulannya apakah guru telah
membuat rencana dan pelaksanaannya sudah ataukah belum mengintegrasikan
program teaching factory
5. Yang berkaitan dengan siswa indikator tingkat keberhasilannya diukur
dengan kompetensi yang mereka capai
6. Yang berkaitan dengan hasi produk, apakah secara kuantitas mencapai target
atau Secara kualitas apakah produknya memenuhi standar kebutuhan konsumen
atau
7. Tidak yang berkaitan dengan produk jasa sebagai indikatornya banyak sedikitnya
konsumen yang menggunakan jasa para siswa sesuai dengan program
keahliannya
16
BAB IV
PENUTUP
Program teaching factory di SMKN Ihya Ulumudin Singojuruh yang dimulai dari
kegiatan orientasi dan observasi pembuatan proposal, penyusunan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi sesungguhnya ada beberapa harapan yang ingin dicapai
diantaranya :
1. Guru dan siswa memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep teaching
factory
2. Dengan adanya program teaching factory diharapkan sarana dan prasarana
pendidikan akan ebih lengkap
3. Melalui kegiatan program teaching factory diharapkan kompetensi guru
lebih profesional lagi, kompetensi dan skil para siswa lebih meningkat
4. Diharapkan meningkatnya kualitas para siswa untuk menghasikan jasa yang
unggul
5. Sehingga lulusan dari SMKN Ihya Ulumudin Singojuruh setelah melaksanakan
program teaching factory dapat diserap semaksimal mungkin di dunia kerja
6. Dengan program teaching factory di SMKN Ihya Ulumudin Singojuruh kemitraan
dengan pihak dunia industri lebih meningkat Kembali
17
LAMPIRAN
18