Anda di halaman 1dari 12

Makalah Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

Disusun oleh:
1. Adinda Yulistyas Ningrum (12201001)
2. Andinda Prastika (12201004)
3. Dela Safitri (12201007)
4. Fidiyanti Ardila Y (12201010)
5. Ines Dwi Imelda (12201013)
6. Mutiara melati sukma (12201016)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
TAHUN AJARAN 2022 – 2023
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-
Nya sehingga makalah dengan berjudul Bayi Baru Lahir. Makalah ini dibuat dengan tujuan
memenuhi tugas semester 5 dari pada bidang studi Keperawatan Maternitas. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Ns. Hanik Rohmah I., M.Kep,Sp.Ma
selaku Dosen mata ajar Keperawatan Maternitas. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Jakarta, 16 Januari 2023

Kelompok 2
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-
28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi berupa maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri
dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat hidup
dengan baik.Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.(Herman, 2020)
Upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan salah satu bentuk
investasi di masa depan. Keberhasilan upaya kesehatan ibu dan bayi, diantaranya dapat
dilihat dari Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut
World Health Organization (WHO), setiap hari pada tahun 2017 sekitar 810 wanita
meninggal, pada akhir tahun mencapai 295.000 orang dari 94% diantaranya terdapat di
negara berkembang. (WHO, 2019). Pada tahun 2018 angka kematian bayi baru lahir sekitar
18 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan persalinan. (UNICEF
2019).
Berdasarkan data yang dilaporkan kepada Direktorat Kesehatan Keluarga melalui
komdat.kesga.kemkes.go.id, pada tahun 2019, dari 29.322 kematian balita, 69% (20.244
kematian) diantaranya terjadi pada masa neonatus (Gambar 5.25). Dari seluruh kematian
neonatus yang dilaporkan, 80% (16.156 kematian) terjadi pada periode enam hari pertama
kehidupan. Sementara, 21% (6.151 kematian) terjadi pada usia 29 hari – 11 bulan dan 10%
(2.927 kematian) terjadi pada usia 12 – 59 bulan Pada tahun 2019, penyebab kematian
neonatal terbanyak adalah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR) 35,3%. Penyebab
kematian lainnya di antaranya asfiksia 27,0%, kelainan bawaan 12,5%, sepsis 3,5%, tetanus
neonatorium 21,4%, dan lainnya 0,3%. (Pofil kesehatan Indonesia KemenKes RI 2020).
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, makalah kami merumuskan masalah yaitu
bagaimana asuhan keperawatan bayi baru lahir fisiologis yang dilakukan pada By.Ny”A”
Usia 8 jam rsud pasar minggu ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari 2 yaitu :
1.4 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan bayi baru lahir pada
By.Ny”A” Usia 8 jam dengan asuhan normal di Rsud Pasar Minggu sesuai standar pelayanan
keperawatan bayi baru lahir dengan menggunakan metode SOAP.
1.5 Manfaat
1. Bagi Lahan Praktik
Pemeriksaan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dapat digunakan sebagai
masukan bagi setempat dalam rangka pemberian penyuluhan oleh tenaga kesehatan
khususnya untuk perawat untuk menghimbau kepada masyarakat betapa pentingnya
melakukan asuhan pada bayi baru lahir dan sebagai bahan perbandingan tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan keadaan normal.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan pengetahuan yang didapat di tempat praktik secara nyata yang
mungkin berbeda dari pengetahuan dan proses belajar pada pendidikan yang dapat digunakan
sebagai maksud dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya mahasiswa yang berguna
dimasa mendatang dan sebagai reperensi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada bayi
baru lahir normal.
3. Bagi mahasiswa
Sebagai salah satu persyaratan untuk mengumpulkan tugas selama dinas di Rsud
pasar minggu dan juga sebagai sarana evaluasi dan pengetahuan serta pengalaman untuk
mendiagnosa dan memberikan asuhan keperawatan yang tepat dengan menggunakan
manejemen keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir adalah masa kehidupan bayi pertama di luar rahim sampai dengan usia
28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di
luar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir di semua sistem (Cunningham,
2012). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Manuaba, 2014).
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan
diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Beralih dari ketergantungan
mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

2.2 Tanda-tanda bayi baru lahir normal


Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa antara lain Appearance
color (warna kulit), seluruh tubuh ke merah-merahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi
jantung > 100x/menit, Gremace (reaksi terhadap rangsangan), menangis atau batur/bersin,
Activity (tonus otot), gerak aktif, Respiration (usaha napas), bayi terlalu ingin (kurang dari
36°C). Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering yang sudah
disiapkan diatas perut ibu.Apabila tali pusat pendek, maka letakan bayi diantara kedua kaki
ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering.
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat, bergerak aktif, dan
warna kulit kemerahan. Apabila salah satu penilaian tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan
lahirnormal/fisiologis (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Pada saat diberi makanan hisapan kuat,
tidak mengantuk berlebihan, tidak muntah. Tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada talipusat
seperti, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah, dapat berkemih selama
24 jam, tinja lembek, hijau tua, tidak ada lendir atau darah pada tinja, bayi tidak menggigil,
tangisan kuat, tidak terdapat tanda : lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus
tidak bisa tenang, menangis terus-menerus (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
2.3 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b. Berat badan 2.500-4000 gram.
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-16 x/menit.
h. Pernafasan 40-60 x/menit.
i. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat.
o. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks sucking dan swallowing (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
q. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik.
r. Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum
dan penis yang berlubang.Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan
uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora. Eliminasi baik yang
ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam
kecoklatan (Maryanti, 2011).

2.4 Klasifikasi Bayi Baru Lahir

a) Bayi Aterm
 Berat badan 2500-4000 gram.
 Panjang badan lahir 48-52 cm.
 Lingkar dada 30-38 cm.
 Lingkar kepala 33-35 cm.
 Bunyi jantung janin pada menit pertama 180 x/menit.
 Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian lebih kecil setelah
40x/menit.
 Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi verniks kaseosa.
 Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
 Kuku agak panjang dan lemas.
 Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada bayi laki-laki
testis sudah turun.
 Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
 Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan ditelapak tangan,
bayi akan menggenggamnya.
 Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama
 Umur kehamilan 37-42 minggu
b) Bayi Prematur
 Berat badan kurang dari 2499 gram
 Organ-organ tubuh imatur
 Umur kehamilan 28-36 minggu
c) Bayi Posmatur
 Biasanya lebih berat dari bayi aterm
 Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
 Verniks kaseosa dibadan kurang
 Kuku-kuku panjang
 Rambut kepala agak tebal
 Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
 Umur kehamilan lebih dari 42 minggu
2.5 Rencana Asuhan Bayi Baru lahir
Menurut Muslihatun (2010), rencana asuhan pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

a. Minum Bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir (dalam waktu 30 menit)
atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit, kecuali apabila pemberian minum harus
ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi dirawat di rumah sakit, upayakan ibu
mendampingi dan tetap memberikan ASI.
b. ASI Eksklusif
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1 jam setelah lahir) dan
eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh
kembang bayi, mudah dicerna dan efesien, mencegah berbagai penyakit infeksi.
Berikan ASI sedini mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa,
biarkan bayi mengisap payudara ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI. Cadangan
nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat sampai selama 4 hari pasca persalinan.
Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :
1) Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang malam (minimal 8 kali dalam
24 jam) setiap bayi menginginkan. Bila bayi melepaskan isapan dari satu payudara,
berikan payudara lain.
2) Tidak memaksakan bayi menyusu bila belum mau, tidak melepaskan isapan sebelum
bayi selesai menyusu, tidak memberikan minuman lain selain ASI, tidak
menggunakan dot atau empeng.
3) Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI saja pada 4-6 bulan pertama.
4) Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayi dan payudara ibu dengan benar.
5) Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap, yaitu : mulut bayi membuka lebar, tampak
rooting reflex, bayi melihat sekeliling dan bergerak.
6) Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh lurus menghadap
payudara, hidung dekat puting susu.
7) Cara melekatkan : menyentuhkan putting pada bibir, tunggu mulut bayi terbuka lebar,
gerakan mulut kearah puting sehingga bibir bawah jauh dibelakang areola.
8) Nilai perlekatan dan refleks menghisap : dagu menyentuh payudara, mulut terbuka
lebar, bibir bawah melipat keluar, areola di atas mulut bayi lebih luas dari pada di
bawah mulut bayi, bayi menghisap pelan kadang berhenti.
9) Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila minum baik.
c. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-hari pertama kehidupannya
adalah berupa mekoneum. Mekoneum adalah ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang
diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna
mekoneum adalah hijau kehitam-hitaman, lembut, terdiri atas mucus sel epitel, cairan amnion
yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu. Mekoneum ini keluar pertama kali dalam
waktu 24 jam setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah lahir.
Mekoneum yang telah keluar 24 jam menandakan anus bayi baru lahir telah berfungsi. Jika
mekoneum tidak keluar, bidan atau petugas harus mengkaji kemungkinan adanya atresia ani
dan megakolon. Warna feses bayi berubah menjadi kuning pada saat berumur4-5 hari, bayi
yang diberi ASI, feses menjadi lebih lembut, berwarna kuning terang dan tidak berbau. Bayi
yang diberi susu formula, feses cenderung berwarna pucat dan agak berbau. Warna feses
akan menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan. Frekuensi BAB bayi
sedikitnya satu kali dalam sehari. Pemberian ASI cenderung membuat frekuensi BAB bayi
menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASI
cukup maka bayi akan BAB 5 kali atau lebih dalam sehari.

d. Buang Air Kecil (BAK)


Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah lahir. Hari selanjutnya bayi
akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari. Pada awalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/hari,
meningkat menjadi 100-200 ml/hari pada akhir minggu pertama.Warna urine keruh/merah
muda dan berangsur-angsur jernih karena intake cairan meningkat. Jika dalam 24 jam bayi
tidak BAK, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi
uretra.

e. Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan waktunya untuk tidur.
Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya
15%waktu digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik,
sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang 85% lainnya digunakan bayi untuk tidur.

f. Kebersihan Kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya infeksi. Untuk
mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi, keutuhan kullit harus senantiasa dijaga. Verniks
kaseosa bermanfaat untuk melindungi kulit bayi, sehingga jangan dibersihkan pada saat
memandikan bayi. Untuk menjaga kebersihan kulit bayi, bidan atau petugas kesehatan harus
memastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi selalu
bersih dan kering. Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24 jam pertama) cenderung
meningkatkan kejadian hipotermi. Untuk menghindari terjadinya hipotermi, sebaiknya
memandikan bayi setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah 24 jam).

2.6 Jadwal Kunjungan Bayi Baru Lahir


a. 24 jam setelah pulang awal
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan berat badan lahir
dan berat badan pada saat pulang.
2) Jaga selalu kehangatan bayi
3) Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya merawat tali pusat.
b. 1 minggu setelah pulang
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan saatini dengan
berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan penambahan ulang BB
bayinya.
2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
4) Kaji keadekuaatan suplai ASI 4 minggu setelah kelahiran
5) Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan pengukuran pada
kelahiran dan pada usia 6 minggu.
6) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
7) Perhatikan nutrisi bayi
8) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi (Anggung, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38116126/MAKALAH_BAYI_BARU_LAHIR_NORMAL
https://www.academia.edu/43974753/
MAKALAH_ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_BAYI_BARU_LAHIR

Anda mungkin juga menyukai