2021 Ainun Nadif Patty 4516042017
2021 Ainun Nadif Patty 4516042017
SKRIPSI
Oleh
OLEH :
AINUN NADIFA PATTY
4516042017
Natsepa beach is one of the famous tourist attraction in the city of Ambon
Maluku province, which is located in the Central Coast city is a strategic coastal
beauty and has the potential to serve as a marine tourism activities. purpose of
this study was to determine the tourism potential is Natsepa Beach, as well as to
know what marine tourism activities suitable for Natsepa Beach. Research
methodology is a qualitative descriptive method, by looking at the strengths,
weaknesses, opportunities, and threats, as well as known results, namely the
potential of natural beauty, and accessibility are more dominant.
Keywords: Parisiwata Development, Potential Tourism, Marine Tourism
Pantai Natsepa merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di kota Ambon
provinsi Maluku yang terletak di kota Pesisir Tengah merupakan keindahan
pantai yang strategis dan berpotensi untuk dijadikan sebagai kegiatan wisata
bahari. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi wisata Pantai
Natsepa, serta untuk mengetahui kegiatan wisata bahari apa yang cocok untuk
Pantai Natsepa. Metodologi penelitian adalah metode deskriptif kualitatif,
dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, serta diketahui
hasilnya yaitu potensi keindahan alam, dan aksesibilitas yang lebih dominan.
Kata kunci: Pengembangan Parisiwata, Potensi Wisata, Wisata Bahari
KATA PENGANTAR
ilmiah tidaklah mudah, oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan dalam
selaku mahasiswa dan juga bantuan dari berbagai pihak, baik material
maupun moril.
Olehnya itu dalam kesempatan ini izinkanlah penulis menghaturkan
1. Kedua orang tuaku tercinta Asrar Patty & Sitti Pattimura yang
Bosowa Makassar.
Wilayah Dan Kota. Terima kasih untuk proses yang telah kita
lalui bersama.
selesainya studi penulis. Semua itu adalah murni dari penulis sebagai
manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.12 Tempat Duduk di lokasi wisata Pantai Natsepa .............. 106
Gambar 3.13 panggung pentas seni wisata Pantai Natsepa ................ 106
Tabel 3.3 Model Analisis Faktor Strategis Internatl (IFAS) ............. 123
Tabel 3.4 Model Analisis Faktor Strategi Eksternal (EFAS) ............ 125
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baik dari segi fisik, ekonomi maupun sosial dan budaya. Dalam
mampuh menjadikan sektor wisata sebagai PAD Maluku Tengah hal ini
setelah sektor pertanian yaitu sebesar Rp. 922.453 juta per tahun.
Jumlah ini terus meningkat yakni pada tahun 2018 yaitu sudah
2019).
1
2
92,42 persen wilayahnya berupa laut dari total luas wilayah 11.595,57
km2, Dengan potensi laut yang dimiliki menjadikan daerah ini banyak
lokasinya yang dekat dengan pusat kota Ambon serta akses yang
alam pantai yang masih alami dan sejuk serta memiliki taman bawah
baik dan kondisi lokasi Pantai pun tidak terurus dengan baik, sehingga
ada.
satu faktor penyebap tidak berkembangnya wisata ini. Dari hasil survei
B. Rumusan Masalah
Natsepa?
C. Tujuan Penelitian
yakni :
Natsepa
D. Manfaat Penelitian
Nestapa kedepannya.
1. Lingkup Wilayah
2. Lingkup Materi
penelitian
akan diteliti.
b) Tahap Penelitian
9
Tahap redukasi
secara tersturktur.
Penyajian Data
d) Tahap Kesimpulan
F. Sistematika Pembahasa
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisis Pariwisata
mengetahui sesuatu.
21
22
(Karyono, 1997:15).
2. Defenisis Wisatawan
a) Wisatawan Internasional
b) Wisatawan Domestik
1. Wisata Budaya
2. Wisata Kesehatan
Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulau–
ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam
25
Eka Karya.
5. Wisata Konvensi
Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan
7. Wisata Buru
Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru kedaerah atau
8. Wisata Jiarah
1. Wisatawan (tourist)
2. Pelancong (exursionist)
dalam hal ini adalah objek wisata Pantai Natsepa sebagai lokasi
penelitian.
meliputi:
perempuan
responden
yaitu:
pendapatan.
masa datang.
iklim, sungai, laut, pantai dan lainnya. Selain faktor alam terdapat
2. Smith (1991)
sebagainya.
hadapan wisatawan.
terjadi.
lingkungan.
a) Kondisi fisis
c) Aksesibilitas
f) Masyarakat
5. Meddelton (2001)
a) Atraksi
sungai, hutan
b) Amenitas
golf.
kursus keterampilan.
40
produsen camping.
c) Aksesibilitas
Infrastruktur
sebagai berikut : “as far as the touist concerned the product convers
the complete experience from the time the leaves home to time
42
disusun dalam satu bentuk paket wisata yang satu sama lain memiliki
unsur penting sebagai bentuk wisata pada suatu daerah tujuan wisata
yaitu :
wisata tersebut;
pariwisata dengan :
• Jasa impresariativ.
• Penyediaan akomodasiii.
G. Pengertian Kebudayaan
manusa yang diatur oleh tata laku dan harus di dapat melalui belajar
hal yang berkaitan dengan seni, maka kita sering berbicara tentang
1. Seni rupa/arsitektur
2. Seni musik/karawitan
4. Seni teater
7. Filsafat
dibagi menjadi dua bentuk yaitu yang disebut seni tradisional dan
berbentuk benda;
dngan sejarah
daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Inisiatif untuk
(enabling)
dengan memperhatikan :
beserta ekosistemnya;
ekosistemnya.
J. Kawasan Pariwisata
wisatawan.
1. Wisata Alam
terdiri dari 5 bentukan dasar alam yaitu : air, topografi, flora, fauna,
dan iklim. Bentuk sumber daya alam yang sangat umum untuk
maupun komersial
2. Wisata Budaya
hasil yang diperoleh dari masa lalu tetapi juga dari kehidupan
K. Sistem Pariwisata
- Experience Tourist
Suplay - Capital
- Resource Facilities – Accsesbility – Infrastructure
Atraction Hospitality
(Gunn,1988:69).
a) Obyek Wisata
dan sebagainya.
dansebagainya.
dijadikan
(Inskeep, 1991:88)
55
b) Sarana Pariwisata
1) Akomodasi
2) Tempat-tempat Makan
minuman,
dasi ataupun sebagai usaha yang terdiri sendiri (UU No.9 Tah
56
3) Tempat Parkir
4) Fasilitas Perjalanan
1991:117).
5) Sarana Pergerakan
(Inskeep, 1991:90).
6) Fasilitas Umum
di Indonesia, yaitu
a. Telepon umum
b. WC umum
c. Tempat ibadah
59
c) Jasa Pariwisata
khas, yaitu tidak bias ditimbun dan akan dikonsumsi pada saat
dengan 2 cara,yaitu:
permintaan langganannya.
2) Pusat Informasi
6) Pemandu Wisata
7) Pengawas Pantai
antara
1. Wisatawan
tersebut.
2. Aksesbilitas
terutama obyek dan daya tarik wisata. Oleh karena itu tingkat
yang akan dikembangkan bisa terdiri dari site (tapak) dan event
(kegiatan).
4. Perencanaan Pariwisata
sangat potensial.
kerajinannya, danlain-lainnya.
kegiatan pariwisata ini yaitu kegiatan yang dapat dan mampu diperani
71
ketidaksiapan suatu daerah yang memiliki banyak obyek dan daya tarik
Intosh, 1990, Gunn, 1998). Salah satu peluang bagi masyarakat sekitar
suatu obyek wisata alam adalah kesempatan kerja pada obyek wisata
pendapatan masyarakat.
(Supriana,1996).
kebutuhan masyarakat.
73
wilayah.
pengangguran.
setempat.
dalam bentuk wujud fisik maupun dalam wujud mutu dalam artian
tujuan wisata, baik secara lokal, regional atau ruang lingkup nasional
setempat.(Yoeti,2008:77)
atau binaan atau hasil rekayasa akal budi yang menjadi fokus
3, yaitu
1) Potensi Alam Bentang alam, flora, dan fauna adalah daya tarik
wisata
golongan, yakni:
pedesaan.
seharihari,beristirahat, tetirah.
sebagai manusia.
dari kalangan usaha maupun dari pihak swasta. Sesuai dengan tugas
memiliki peran dan fungsi nya dalam pembuatan dan penentu seluruh
tarik dalam obyek wisata merupakan salah satu modal utama yang
dan daya tarik wisata. Keberadaan obyek dan daya tarik wisata
bersaing.
regulasi.
a) KebijakanPokok
menciptakan lapangankerja.
pariwisata.
dunia usaha.
perlu
masyarakat.
produk wisata.
perencanaan.
82
wisata petualangan.
Pariwisata
Wisata.
kebutuhan.
penunjang lainnya.
O. Kerangka Pikir
Studi Literatur
Pendahuluan
Identifikasi Potensi
Wisata Pantai Natsepa
P. Penelitian Terdahulu
Metode Penelitian
Judul (Nama,
No Rumusan Masalah Tujuan Wilayah Variabel Penelitian Metode Lingkup Hasil
Sumber &Tahun)
Analisis Bahasan
1 Studi Pengembangan 1. potensi apakah Untuk mengetahui 1. Potensi Fisik Pantai Kesimpulan minimnya
Wisata Bahari Untuk yang dimiliki wisata Potensi wisatanya Natsepa Analisis sarana dan prasarana
Meningkatkan Pantai Antsepa. adalah Pantai Natsepa. 2. Aksesibilitas SWOT wisata Pantai Natsepa dan
Kunjungan Wisatawan 2. Kegitana apakah Untuk mengetahui apa Desa Suli (Accesibility) kurangnya perhatian dari
di Pantai Nesatapa, yang cocok untuk saja kegiatan wisata Kecamatan 3. Fasilitas (Amenities) pemerintah, dan minimnya
Kota Ambon Provinsi dikembangkan di bahari Salahutu 4. Sarana Prasarana SDM yang dimiliki serta
Maluku (Ida Ayu Pantai Natsepa cocok untuk Pantai (Acilarries) tidak ada investasi pihak
Suryasih, Jurnal Vol Natsepa swasta.
2. No 2, 2014)
2 strategi 1. Identifikasi faktor- merumuskan strategi 1. attration (kegiatan kekuatan utama Goa Kreo
pengembangan goa faktor internal dan pengembangan Goa yang ditampilkan) adalah adanya monyet
kreo sebagai salah eksternal Kreo sebagai salah satu 2. service (pelayanan) Analisis ekor panjang yang berada
satu destinasi di kota pengembangan objek destinasi di Kota 3. transportation SWOT di sekitar Goa Kreo, untuk
semarang (France wisata Goa Kreo Semarang, agar Kota (transportasi) kelemahan Goa Kreo itu
Rani Boloni Girsang, 2. Strategi peluang yang ada dapat Semarang 4. information (informasi) sendirinya kurangnya
Skripsi, 2017) pengembangan apa dimaksimalkan oleh 5. promotion (promosi) tempat parkir Goa Kreo,
saja yang perlu kekuatan yang dimiliki peluangnya kebijakan
dilakukan pemerintah Goa Kreo, dan juga pemerintah pusat
Kota Semarang dalam agar kelemahan Goa menjadikan pariwisata
pengembangan objek Kreo dapat dibenahi sebagai prioritas,
wisata Goa Kreo serta ancaman dapat ancaman kurangnya alat
dihindari ke depannya. transportasi umum menuju
Goa kreo
86
Tabel Lanjutan
Metode Penelitian
No Judul (Nama, Hasil
Rumusan Masalah Tujuan Lingkup
Sumber &Tahun) Metode
Wilayah Variabel penelitian Pembaha
Analisis
san
3 Pendekatan swot 1. Bagaimana faktor-faktor eksternal memformulasikan strategi Faktor internal Hasil penelitian menunjukkan
dalam objek wisata dalam pengembangan yang tepat - kekuatan bahwa dari Analisis SWOT,
pengembangan mempengaruhi kunjungan objek untuk diterapkan di objek - kelemahan yang menggunakan Matriks
objek wisata wisata Kampoeng Djowo Sekatul wisata Kampoeng Djowo Faktor ekternal Analisis EFE, Matriks IFE, Matriks
Kampoeng Djowo 2. Bagaimana faktor-faktor internal Sekatul melalui Kampoeng - peluang Swot SWOT, dan Matriks IE, faktor
Sekatul objek wisata dalam pendekatan SWOT yang Djowo - ancaman eksternal dengan skor tertinggi
Kabupaten Kendal mempengaruhi kunjungan objek dikemukakan oleh Freddy Sekatul yang mempengaruhi
(Selvia Maryam, wisata Kampoeng Djowo Sekatul Rangkuti, dengan perkembangan objek wisata
skripsi, 2011) 3. Bagaimana strategi menganalisis faktor Sekatul adalah faktor peluang
pengembangan yang tepat untuk eksternal yang terdiri dari yaitu peluang untuk
diterapkan dalam meningkatkan peluang dan ancaman melestarikan budaya,
jumlah pengunjung objek wisata serta faktor internal yang sedangkan ancaman tertinggi
Kampoeng Djowo Sekatu terdiri dari kekuatan dan adalah persaingan pariwisata
kelemahan. antar objek wisata.
4 Strategi 1. Faktor-faktor pengaruh yang 3. mengetahui faktor-faktor - Frekuensi kunjungan wisatawan analisis Hasil penelitian menunjukkan
pengembangan signifikan dalam pengembangan pengaruh yang di wisata bahari Pantai Punaga Chi- bahwa pendapatan (0,638)
wisata bahari wisata bahari Pantai Punaga signifikan dalam Kabupaten - tinggi Kuadrat dan daya tarik (0,600) memiliki
Kabupaten 2. Bagaimana strategi pengembangan wisata Takalar - sedang pengaruh yang kuat,
Takalar (Rusneni pengembangan wisata bahari bahari berbasis - rendah Analisis sedangkan lama kunjungan
Ruslan, Tesis, Pantai Punaga karakteristik wisatawan - umur wisatawan SWOT (0,500), daerah asal (0,439),
2013) 4. merumuskan strategi - jenis kelamin jenis kelamin (0,417), motif
pengembangan wisata - Daerah asal wisatawan kunjungan (0,413) dan umur
bahari di Kabupaten - Tingkat pendidikan wisatawan wisatawan (0,412)
Takalar - Tingkat pendapatan wisatawan berpengaruh sedang, serta
- Moda transportasi wisatawan moda transportasi (0,223) dan
- Lama kunjungan wisatawan pendidikan (0,217)
- Motif perjalanan wisatawan berpengaruh rendah.
- Daya tarik wisata
87
Tabel Lanjutan
Metode Penelitian
No Judul (Nama, Rumusan Masalah Tujuan Hasil
Wilayah Variabel penelitian Metode Lingkup
Sumber &Tahun)
Analisis Pembahasan
5 Upaya pelestarian 1. Apakah obyek wisata pantai Tujuan penelitian ini Desa Suli - Kondisi fisik Deskritif Hasil dari penelitian ini
Pantai Natsepa natsepa yang ada dikawasan adalah untuk Kecamatan - Penggunaanlahan Kualitatif adalahsarana dan prasaran
guna menarik minat Negeri Suli sudah memenuhi mengetahui obyek Salahutu - Atraksi dan obyek (SWOT) pendukung belum
wisata pada Nagari syarat-syarat sebagai daerah wisata pantai Natsepa wisata seutuhnya memenuhi
Suli Kabupaten tujuan wisata yang ada dikawasan - sarana dan prasarana syarat-syarat daerah tujuan
Maluku Tengah 2. Bagaimanakah peranan daya Negeri Suli sudah - Aksesbilitas wisata, Untuk itu perlunya
(Karolin Revo, dukung lingkungan dalam memenuhi syarat-syarat - Masyarakat dilakukan pelestarian dan
skripsi, 2015) pengelolaan obyek wisata sebagai daerah tujuan pengembangan pariwisata
pantai Natsepa dikawasan wisata, dan peranan khususnya obyek wisata
Negeri Suli daya dukung pantai Natsepa, dengan
lingkungan dalam melihat pada faktor internal
pengelolaan obyek yaitu kekuatan/kelebihan
wisata pantai Natsepa, dan kelemahan yang dimiliki
serta faktor eksternal yaitu
berbagi peluang dan
tantangan agar strategi yang
dilakukan efektif dan
efisien.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
88
89
2. Sifat Penelitian
dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Jadi penelitian ini
Natsepa.
Natsepa
90
Waktu pengambilan sampel dilakukan pada hari senin, hari rabu, hari
pertama dan minggu ketiga. Sekitar jam 08.00-12.00 WITA dan jam
D. Variable Penelitian
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
menjadi tolak ukur diantaranya ; (a) Kondisi fisik, (b) Atraksi dan obyek
1. Kondisisfisik Kawasan
Pantai Netsepa adalah salah satu Objek Wisata Alam yang ada di
a) Kondisi Iklim
Secara umum kondisi iklim dan curah hujan di Desa Suli sama
b) Kondisi Topografi
pasir.
c) Kondisi Hidrologi
Hasil survei dilokasi studi bahwa saat ini sumber air bersih
terhadap kondisi air laut, etika terjadi pasang air surut, biasanya
d) Kondisi Tanah
pohon cengke, pohon pala. Selain itu terdapat juga jenis biota
a) Kepemilikan Lahan
b) Penggunaan Lahan
sebagai berikut :
95
2 Ruang terbuka
wisata pantai
Berenang di laut,
bermain dibibir pantai,
bersantai.
3 Brdayung
dengan perahu Menikmati keindahan laut
dan keindahan alam
sekitar
96
5 Banana Boat
a) Kebudayaan
yang terdiri; Tari lenso, tari cakalele, tari gaba – gaba, tari
bambu gila.
97
Tari lenso
panjan.
98
Tari Cakalele
4. Aksesbilitas
a) Aspek Prasarana
PDAM.
101
2) Jaringan listrik
3) Jaringan komunikasi
4) Sistem Persampahan
b) Aspek Sarana
pariwisata.
1) Fasilitas Akomodasi
2) Restauran/Rumah Makan
Tempat parkit
Gambar 3.9 tempar parkir kendaraan roda 4 dan roda 2 di lokasi wiasata
Pantai Natsepa
104
Gazeebo
Tempat Duduk
6. Karakteristik Wisatawan
b. Asal Wisatawan
Natsepa terdiri dari SD, SMP, SMA, S1, S2. Jenis pekerjaannya
e. Tujuan Kunjungan
7. Sosial Masyarakat
Maluku
a) Keaslian Budaya
Natsepa.
wisatawan.
1. Jenis Data
a) Data Kuantitatif
2) Jumlah wisatawan
a) Data Kualitatif
yaitu :
Kondisi Hidrosfer)
Sejarah)
dan biayaya)
masyarakat)
111
2. Sumber Data
a) Data Primer
b) Data Sekunder
2) Jumlah wisatawan
Kondisi Hidrosfer)
Sejarah)
dan biayaya)
112
masyarakat)
1. Obserfasi Lapangan
2. Metode Wawancara
Pantai Natsepa.
3. Metode Kuisioner
4. Obserfasi Instansional
5. Telaah Kepustakaan
6. Metode Dokumentasi
tarik dan objek wisata, serta kondisi sarana dan prasarana yang
Tabel 3.2 Jenis Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Tempat Perolehan
Data Dalam Penelitian
No Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Tempat Perolehan Data
Data Kuatitatif
1 Jumlah Penduduk Data Sekunder Survei Data Sekunder Badan Pusat Statistik Kecamatan
Salahutu
2 Jumlah Wisatawan Data Sekunder Survei Data Sekunder Badan Pusat Statistik Kecamatan
Salahutu
3 Kondisi Fisik Kawasan Data Sekunder Survei Data Sekunder & BPS dan Survei Lapangan
Lapangan
4 Kepemilikan dan Data Sekunder dan Primer Survei Sekunder & Lapangan Dinas PU & Survei Lapangan
Penggunaan Lahan
5 Sarana & Prasarana Data Sekunder dan Primer Survei Sekunder & Lapangan Dinas PU, BPS & Survei Lapangan
skoring (pembobotan).
kesimpulannya.
117
berikut;
akan datang.
bervariasi.
Kekuatan:
(Jumlahperkalian
(Faktor-faktoryang (Professional (Professional Bobotdengannilai
menjadikekuatan) Judgement) Judgement) padasetiapfaktordarikekuatan)
(Jumlahbobot (Jumlahnilai (JumlahbobotX
Jumlah nilaikekuatan)
kekuatan) kekuatan)
Kelemahan:
(Jumlahperkalian
(Faktor-faktoryang (Professional (Professional Bobotdengannilai
menjadikelemahan) Judgement) Judgement) padasetiapfaktordarikelemahan)
Sumber:Freddy Rangkuti,2001
bervariasi.
table beriku :
124
Tabel 3.4
Model Analisis Faktor Strategis Eksternal (EFAS)
No Faktor- Bobot Nilai Bobot X Nilai
FaktorStrategis
1 Peluang:
(Faktor- (Professional (Professional (Jumlahperkalianbobot
faktoryang Judgement) Judgement) dengannilai
menjadipeluan padasetiapfaktordaripe
g) luang)
Pembobotan (scoring)
Penilaian (rating)
sebagai beriku :
4 3 2 1
ini:
Gambar 3.14
Model Posisi Perkembangan Pariwisata
terbagi dua,yaitu :
Rapid Growth
pemanfaatan peluang.
pengelolaan.
bener-benar berbeda.
129
d) Kuadran IV : Diversifikas
3. Matriks SWOT
berikut:
Tabel 3.6
Model Matrik Analisis SWOT
IFAS Kekuatan (s) Kelemahan (W)
EFAS
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
(strategi yang (strategi yang meminimalkan
menggunakan kekuatan kelemahan dan
dan memanfaatkan memanfaatkan peluang)
peluang)
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
(strategi yang (strategi yang meminimalkan
menggunakan kekuatan kelemahan dan menghindari
dan mengatasi ancaman) ancaman)
130
besarnya.
menghindari ancaman.
variabel.
Tabel 3.6
1 Baik >3-5
2 Sedang >1-3
3 Buruk 1
Tabel 3.7 Klasifikasi dan variabel Potensi Internal Untuk Objek Wisata Pantai Natsepa
H. Definisi Operasional
yang ada menjadi seuatu yang lebih baik dan berguna. Pariwisata
dan sangatmenarikperhatian.
Kepariwisataan.
Kepariwisataan.
penyelenggaraan pariwisata.
BAB IV
1. Letak Geografis
Tabel Nama, Luas Wilayah Administrasi per Kecamatan, Jumlah Desa dan
Kelurahan dalam Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2020
2. Klimatologi
Secara umum kondisi iklim di Kabupaten Maluku Tengah didominasi oleh curah
hujan yang relatif tinggi, yang ditunjukkan dengan kondisi vegetasi hutan yang
rapat dan tumbuh subur. Kabupaten Maluku Tengah terletak pada di wilayah yang
memiliki tipe iklim hutan hujan tropis dan iklim musim, dengan curah hujan rata-
rata tahunan yang tinggi. Seperti wilayah Indonesia lainnya, di wilayah ini hanya
terdapat 2 musim dalam setahun, yaitu musim penghujan yang dimulai pada bulan
Oktober, dan musim kemarau yang dimulai pada bulan April, dengan bulan basah
lebih lama dibanding dengan bulan kering. Kabupaten Maluku Tengah terletak di
antara Laut Pasifik dan Laut Banda, sehingga sering terjadi pusaran angin dan
arus laut, maka pada saat musim penghujan sering terjadi badai hujan (storm),
140
(Direktoral Jenderal Cipta Karya, 1996), curah hujan rata-rata tahunan di Pulau
Seram dan sekitarnya berkisar antara 2000-4000 mm. Curah hujan tertinggi
4.500 mm/tahun, hujan tersebar merata, jumlah bulan basah antara 3-9
b) pada satuan dataran tinggi dengan ketinggian >500 meter dpal, temperatur
udara rata-rata 22ºC, curah hujan antara 3.000-4.000 mm/tahun, dan >9
bulan basah.
Iklim di Kabupaten Maluku Tengah termasuk iklim laut tropis. Musim kemarau
dimulai antara bulan April sampai Mei, dan memuncak pada bulan Juni sampai
Agustus. Musim hujan dimulai pada bulan November atau Desember dengan
angin barat dan barat laut yang berubah-ubah. Peralihan musim atau musim
pancaroba terjadi pada bulan April dan Oktober. Rata-rata curah hujan selama
10 tahun terakhir sebesar 2.904 mm/tahun, dan jumlah hari hujan rata-rata 231
hari/tahun. Curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Mei dengan rata-
rata 584 mm/ bulan dalam 23 hari hujan. Curah hujan terendah terjadi pada
lempeng Indo Australia, lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia, dengan tipe
penunjaman, membentuk busur vulkanis dan busur non vulkanis, yang keduanya
141
melengkung ke barat. Busur vulkanis ditempati oleh gugusan pulau bergunung api,
baik gunung api tersier maupun kwarter, sedangkan busur non vulkanis tersusun
oleh berbagai macam batuan yang tidak ikut masuk ke dalam bumi pada waktu
penunjaman atau sering disebut baji melange. Batuan pada busur non vulkanis
tersusun oleh batu gamping, sekis, batu sabak (graywacke), batu pasir dan
Kei, Pulau Seram dan Pulau Buru. Proses tektonis menyebabkan terjadinya
beberapa sesar utama dengan pola memanjang pulau, sedangkan sesar sekunder
dapat memotong atau sejajar sesar utama, membentuk beberapa lembah, sungai,
Maluku Tengah terbentuk dari batuan penyusun meliputi batuan sedimen, batuan,
Pulau Seram memiliki dataran dengan genesa yang berlainan. Dataran pantai
utara Seram terluas di Provinsi Maluku, terbentuk oleh proses fluvial,dengan relief
datar hingga landai. Lebar dataran maksimal mencapai 20 km, terdapat di selatan
oleh batu gamping, sekis dan batu pasir kuarsa. Pulau Seram mempunyai
ketinggian dari 0 - 3.027 meter dpal (Puncak Gunung Binaya). Sesuai dengan
keberadaan Pulau Seram di jalur lingkaran Api Pasifik yang mengalami tekanan
Kabupaten Maluku Tengah disusun oleh berbagai unsur struktur Geologi sebagai
berikut :
3. Patahan/ Sesar Mendatar Tenggara – Barat Laut, dan Timur Laut – Barat
gempa yang dapat terjadi di daerah ini seperti telah diuraikan sebelumnya
4. Hidrologi
Berdasarkan luas daerah aliran sungai (DAS), di Kabupaten Maluku Tengah dapat
yaitu sistem sungai Pulau Seram, dan sistem sungai pulau-pulau kecil, meliputi :
Haruku, TNS, Saparua, Salahutu, Leihitu, Nusa Laut, dan Banda. Sistem sungai
besar terdapat di Pulau Seram, yang dibatasi oleh igir pegunungan di bagian
tengah, membentang dari Tanjung Sial di Seram Barat hingga sebelah utara Gule-
Gule di Seram Timur, yang memisahkan sistem sungai bagian utara dan sistem
Pada umumnya sungai-sungai yang terdapat di Pulau Seram, baik sungai besar
Seram bagian tengah yang termasuk wilayah Kabupaten Maluku Tengah, water
devider bergeser ke bagian selatan sehingga daerah aliran sungai di bagian utara
lebih luas. Sistem sungai yang berkembang di bagian utara adalah DAS Toloaran,
Kua, Tolohatala, Moa, Isal, Sarupu, Samal, dan Kobi, serta beberapa sistem
sungai kecil yang banyak terdapat di wilayah utara. Sistim sungai yang relatif
besar berkembang di bagian selatan hanya ada 2 yaitu: DAS Kua dan Tolohatala.
aliran, morfometri saluran, kondisi muara dan debit aliran, di Pulau Seram yang
masuk wilayah Kabupaten Maluku Tengah, dan pulau-pulau kecil lainnya, terdapat
1 (satu) sungai besar, yaitu: sungai Ruata, dan 16 (enam belas) sistem sungai
kecil hingga sedang, yang dapat dikatakan mengalir sepanjang tahun (perenial),
yaitu Kawa, Pia, Mala, Ela, Toloherela, Kua, Toloaran, Mual, Isal, Sarupu, Samal,
Kobi, Hila, Salahutu, Haruku, dan Nusa Laut. Sistem sungai-sungai kecil di Pulau
Haruku, TNS, Saparua, Salahutu, Leihitu, Nusa Laut, dan Banda umumnya
merupakan sungai dengan aliran tunggal atau sedikit percabangan, panjang alur
Tengah terdapat 60 DAS yang dapat digunakan masyarakat sebagai sumber air
bersih maupun sebagai pengairan lahan pertanian. Jumlah sungai yang paling
lahan darat yang cenderung berbentuk V. Sedangkan support massa air tawar
yang memasuki wilayah lembah (yang berbentuk V) ini karena tingginya tutupan
144
vegetasi pada wilayah itu, sehingga fungsi tangkapan air masih tetap berjalan.
5. Kondisi Demografi
keseimbangan yang dinamis antara lahir, mati, datang dan pergi. Penduduk
317.476, 361.698 jiwa. Dari keempat sensus penduduk tersebut diperoleh rata-
rata pertumbuhan penduduk antara sensus penduduk tahun 2016,2018, 2019, dan
berbeda dari tahun 2019 sebanyak 361.698 jiwa, dimana jumlah penduduk tahun
berada di Kecamatan Leihitu sebesar 48.279 jiwa (12,99% dari jumlah penduduk
dengan akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2018, akan digunakan pendekatan
Kabupaten Maluku Tengah sebesar 1,31 % per tahun untuk memprediksikan jumlah
penduduk dari tahun 2014 s/d 2018 maka digunakan rumus Aritmatika
= 0[1+ . ]
Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk Dan Kepadatannya 3 Tahun Terakhir
Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga Pertumbuhan Kepadatan penduduk
Nama
(%)
Kecamatan
Tahun Tahun Tahun Tahun
2017 2018 2019 2017 2018 2019 2018 2019 2017 2018 2019
Banda 19,057 19,246 19,546 3,811 3,849 3,909 0.99 1.56 1.11 1.12 1.14
Tehoru 18,763 18,948 19,244 3,753 3,790 3,849 0.99 1.56 0.76 0.76 0.78
Telutih 10,209 10,310 10,471 2,042 2,062 2,094 0.99 1.56 0.36 0.36 0.37
Amahai 40,010 40,407 41,037 8,002 8,081 8,207 0.99 1.56 0.25 0.25 0.25
Kota Masohi 32,352 32,673 33,182 6,470 6,535 6,636 0.99 1.56 8.67 8.76 8.90
Teluk
11,122 11,232 11,407 2,224 2,246 2,281 0.99 1.56 0.93 0.94 0.95
Elpaputih
Teon Nila
13,213 13,343 13,552 2,643 2,669 2,710 0.98 1.57 5.44 5.50 5.58
Serua
Saparua 33,374 33,705 34,231 6,675 6,741 6,846 0.99 1.56 1.89 1.91 1.94
Nusalaut 5,469 5,523 5,609 1,367 1,381 1,402 0.99 1.56 1.68 1.70 1.73
P. Haruku 24,877 25,124 25,515 4,975 5,025 5,103 0.99 1.56 1.66 1.67 1.70
Salahutu 47,996 48,472 49,228 9,599 9,694 9,846 0.99 1.56 3.16 3.19 3.24
Leihitu 48,279 48,756 49,518 9,656 9,751 9,904 0.99 1.56 3.27 3.30 3.35
Leihitu Barat 17,140 17,310 17,580 3,428 3,462 3,516 0.99 1.56 2.03 2.05 2.08
Seram Utara 16,456 16,619 16,878 4,114 4,155 4,220 0.99 1.56 0.02 0.02 0.02
Seram Utara
9,516 9,610 9,760 1,903 1,922 1,952 0.99 1.56 0.13 0.14 0.14
Barat
Seram Utara
10,361 10,463 10,627 2,590 2,616 2,657 0.98 1.57 0.37 0.37 0.38
Timur Kobi
Seram Utara 13,518 13,652 13,865 3,380 3,413 3,466 0.99 1.56 0.73 0.73 0.74
146
Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga Pertumbuhan Kepadatan penduduk
Nama
(%)
Kecamatan
Tahun Tahun Tahun Tahun
2017 2018 2019 2017 2018 2019 2018 2019 2017 2018 2019
Timur Seti
TOTAL 371,712 375,393 381,250 76,632 77,392 78,598 1.31 1.31 0.32 0.32 0.33
1. Letak Geografis
1. Kondisi Geografis
Negeri Suli adalah suatu daerah pantai yang terletak antara 30- 400
Lintang Selatan dan 1270 - 300 Bujur Timur dengan luas wilayah 6.500
hektar. Negeri ini memiliki karakteristik topografi yang agak terjal dan
berikut :
Tial
2. Klimatologi
Pada umumnya keadaan iklim di Negeri Suli sama halnya dengan keadaan
iklim di pulau Ambon yaitu iklim laut tropis. Iklim di daerah ini dipengaruhi
oleh dua musim, yaitu musim barat pada bulan November-April dan musim
(transisi kedua musim tersebut) yaitu pada bulan April dan Oktober. Pada
musim barat angin biasanya bertiup kurang kencang dan lautan tenang
1. Keterlibatan Pemerintah
usaha wisata, sampai dengan dukungan dana stimulant bagi usaha wisata
berbasis masyarakat. Selama ini, upaya yang telah dilakukan oleh Dinas
149
optimal, hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kesadaran masyarakat akan
namun peneliti melihat upaya tersebut juga masih belum optimal, sehingga
investor dan pengusaha wisata selama ini belum tertarik untuk ikut
dikecamatan Salahutu Desa Suli, peran dari Dinas Pariwisata adalah untuk
2. Keterlibatan Swasta
150
fasilitas yang ada di pantai Natspa. Pemenuhan fasilitas oleh pihak swasta
3. Keterlibatan Masyarakat
pengembangan objek wisata Pantai Natsepa sangat baik. Hal itu bisa
keputusan, keberhasilan ini bisa dilihat pada saat ada rapat untuk
keberhasilan dari tahap partisipasi ini bisa dilihat dari masyarakat yang
mau untuk bergotong royong secara suka rela; (c). Partisipasi dalam
pendapatan.
D. Karakteristik Kunjungan
penyediaan.
1) Moda Transportasi
satu faktor adanya kemudahan untuk bergerak dari satu daerah ke daerah
menuju ke wisata bahari Pantai Natsepa dapat dikatakan tidak ada sebab
sisi, hal ini menjadi hambatan bagi wisatawan yang ingin berwisata di
Pantai Natsepa tapi tidak memiliki kendaraan pribadi, namun pada sisi lain
hal ini justru menjadi salah satu daya tarik Pantai Natsepa sebab jauh dari
Pantai Natsepa.
2) Lama Kunjungan
perjalanan. Daya tarik wisata yang baik harus dapat menahan wisatawan
wisatawan yaitu 62% responden adalah kurang dari satu hari, selanjutnya
29% responden memiliki lama kunjungan selama 1 hari dan yang terkecil
hari.
Natsepa. Wisatawan yang mempunyai lama kunjungan lebih dari dua hari
swasta.
Natsepa,
154
3) Motif Perjalanan
1 Rekreasi 57 59
2 Olahraga 16 17
3 Lainnya 23 24
JUMLAH 96 100
155
pasir putih nan halus ini tentu saja menjadi kebanggaan kota
dan lainnya. Sambal rujak terdiri dari kacang, cabai, dan gula
pasir putih halus berpadu dengan laut yang berwarna biru akan
tepi pantai. Biasanya pada saat air laut surut, bagian berpasir
2. Aksesbilitas
wisata dapat dilihat dari kondisi jalan yang bagus dan jarang
pasirnya yang putih ini yakni ±15 Km dari pusat kota Ambon
hanya tinggal memberi tahu tujuan anda pada si supir. Atau jika
anda bukan tipe orang yang senang naik turun angkot, maka
3. Amenity (Fasilitas)
tertentu seperti hari sabtu dan minggu atau hari libur lainnya.
163
a) Pengembangan Atraksi
164
menjadi daya tarik, tetapi daya tarik tersebut baru terbentuk bila
oleh Pantai natsepa, ciri khas yang menjadi daya tarik wisatanya,
b) Pengembangan Aksesbilitas
c) Pengembangan Ameneity
gazebo yang telah ada saat ini memiliki daya tampung yang
mengetahui apa yang menjadi ciri khas dari wisata bahari Pantai
adat. Hal ini dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata di Pantai
Natsepa.
objek wisata. Hal ini dapat menjadi peluang bagi pengelola objek
bagi objek wisata dan masyarakat sekitar. Hal ini akan terus
tetap diperhatikan.
1. Faktor Internal
a. Kekuatan (strength)
b. Kelemahan (weakness)
tempat wisata
terbatas
terbatas
2. Faktor Eksternal
a. Peluang (Opportunitie)
menengah
cukup tinggi
b. Ancaman (Threats)
pengembangan pariwisatanya.
Lanjut Tabel
1. Strategi SO
2. Strategi WO
3. Strategi ST
4. Strategi WT
mampu menjadi salah satu daya tarik yang menarik wisatawan dalam
natsepa.
180
seperti ini.
rumah tangga, seperti kerajinan tangan dan kuliner. Hal ini dapat
dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata sebab wisatawan yang
kesempatan berusaha.
181
sekitar objek wisata itu saja tetapi juga wisatawan yang berasal dari
wisata sehingga mengeluarkan biaya yang lebih besar lagi. Hal ini
media massa yang berupa surat kabar, majalah, radio maupun televisi
masyarakat lokal.
lokal.
Kecamatan Mangarabombang.
citra pariwisata. Saat ini, wisata bahari Pantai natsepa belum ditangani
hidupnya.
natsepa.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ambon.
pengangguran.
B. Saran
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Yoeti, Oka A. EdisiRevisi 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit
Angkasa, Bandung.
A, Hari Karyono.1997. Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo.
Brundtland, G.H., editor. (1987). Report of The World Commission on
Environment and Development, The United Nation
Foster, Dennis L. 1985. First Class An Introduction to Travel and Tourism
Second Edition. Jakarta: Raja GrafindoPersada
International Union of Official Travel Organization (IUOTO)
Inskeep Edward. 1991.Guide for local Authorities on Developing
Sustainable
Fred Lawson, Boud-Bouvy, 1977, Tourism Planning, New YorkTourism.
World Tourism Organization, New York
Middleton, Victor T. C. 2001. Marketing in Travel and Tourism 3rd
Edition.MPG Books Ltd, Bodmin.
Pendit,Nyoman S. 2006. IlmuPariwisata Sebuah Pengantar
Perdana.Jakarta: PT. pradnya paramita
Smith, Spencer B.1989.Computer-Based Production and Inventory
Control. Prentice-Hall, New Jersey.
Soekadijo R, 1996,Anatomi Pariwisata (memahami pariwisata “systemic
linkage”), Jakarta,PT.Gramedia Pustaka Utama, 306 halaman
Soekadijo, R. G. 2000. Anatomi Pariwisata. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia
Pustaka Utama
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit Andi
Yogyakarta
Suwardjoko P. Warpani dan Warpani Indira P. 2007. Pariwisata Dalam
Tata Ruang Wilayah. Bandung: ITB Press
Soerjono Soekanto, 2017. Peranan Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi
Baru, Rajawali Pers, Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan
Yoeti, Oka A, 2008. Perencanaan dan Pengembangan
Pariwisata.Pradnya
Paramita: Jakarta
Yuliani. (2013). Analisis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Financial
Performance Pada Perbankan Syariah. Skripsi. Fakultas Ekonomi
UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Lampiran 1. Kuisioner
I. IDENTITAS WISATAWAN
1. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
2. Umur :.................... Tahun
3. Asal Daerah Tempat Tinggal :
a. Daerah Di Luar Kabupaten Takalar
b. Kecamatan Mangarabombang
c. Kabupaten Takalar
4. Jenis Pekerjaan :
a. PNS
b. Wiraswasta
c. Pelajar/Mahasiswa (i)
d. Pedagang
e. Lainnya. Sebutkan ! ..........................
5. Tingkat Pendidikan
a. Tamat SD
b. Tamat SLTP
c. Tamat SLTA
d. Pelajar/Mahasiswa (i)
e. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi
f. Lainnya. Sebutkan ! ..............................
6. Penghasilan dalam 1 (satu) bulan
a. < Rp. 1.000.000,-
b. Rp. 1.000.000,- < Rp. 2.000.000,-
c. > Rp. 2.000.000,-
II. POLA KUNJUNGAN
7. Kunjungan anda ke Pantai Natsepa merupakan kunjungan ke berapa ?
a. Pertama kali
b. Kedua kali
c. > dua kali
8. Bila lebih dari 1 (satu) kali, bagaimana frekuensi anda ke Pantai
Natsepa ?
a. Lebih dari dua kali per bulan
b. Dua kali per bulan
c. Satu kali per bulan
9. Apa maksud anda berkunjung ke Pantai Natsepa ?
a. Rekreasi
b. Olahraga
c. Lainnya. Sebutkan ! ....................
10. Berapa lama kunjungan anda ke Pantai Natsepa ? ........................
jam/hari
11. Bila lebih dari sehari, dimana anda menginap selama di Pantai
Natsepa ?
a. Penginapan/Villa
b. Rumah teman/keluarga
c. Lainnya. Sebutkan ! .....................
12. Bersama dengan siapa anda ke Pantai Natsepa ?
a. Keluarga
b. Rombongan organisasi/perkumpulan
c. Lain-lain. Sebutkan ! .................
13. Bagaimana pengantaran anda ke Pantai Natsepa ?
a. Diantar oleh biro perjalanan/travel b. Dilakukan sendiri
III. POLA PERJALANAN
14. Kendaraan apa yang anda gunakan datang ke Pantai Natsepa ?
a. Mobil pribadi
b. Kendaraan sewa/rental
c. Sepeda motor
15. Faktor apa yang paling menarik anda kunjungi di Pantai Natsepa ?
a. Suasana pantai
b. Panorama pantai
c. Atraksi wisata