Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN TINJA

No. Dokumen : SOP/C/VII/BP/22


No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 1 Agustus 2016
Halaman : 1-3
UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS NEGARA H. Mardiansyah, S.Kep,MM
KABUPATEN HULU NIP. 19770323 199703 1 002
SUNGAI SELATAN

1. Pengertian Dengan penambahan zat Eosin atau lugol maka mikroorganisme dan unsur-
unsur lain dalam tinja akan tampak lebih jelas
2. Tujuan Melihat adanya kelainan-kelainan dalam tinja, baik secara makroskopis
maupun secara mikroskopis
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Undang-undang No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;

1 dari 3
5. Alat dan bahan  Alat
 Wadah sampel
 Lidi atau spatel kayu
 Kapas lidi
 Kaca objek
 Deck glass atau kaca penutup
 Mikroskop
 Bahan
 Larutan Eosin atau lugol
6. Prosedur/Langkah- 1. Tinja segar
langkah Sebaiknya tinja diambil pada pagi hari. Ambil tinja segar bagian
tengah sebesar ujung ibu jari, masukkan kedalam wadah dan tutup
rapat
2. Rectal swab (cara lihat pada Petunjuk Pengiriman Sediaan Penyakit
Menular Dalam Rangka Pengamatan Kejadian Luar Biasa)
3. Makroskopik :
 Spesimen diperiksa ditempat yang terang
 Perhatikan warna, bau, konsistensi, adanya darah, lendir,
cacing dan lain-lain
4. Mikroskopik :
 Tetesi kaca objek dengan larutan Eosin atau lugol sebanyak 1
tetes
 Ambil tinja dibagian tengah atau permukaan yang
mengandung darah atau lendir seujung lidi
 Aduk sampai rata
 Tutup dengan kaca penutup
 Lihat dibawah mikroskop mula-mula perbesaran 10 x
kemudian 40 x
LAPORAN MIKROSKOPIK
 Epitel, ditemukan sedikit jika meningkat biasanya karena terjadi
peradangan atau adanya stimulasi tertentu
 Leukosit , normalnya tidak ditemukan
 Erytrosit, normalnya tidak ditemukan

2 dari 3
 Makrofag, normalnya tidak ditemukan
 Kristal, tidak banyak
 Sisa makanan, normalnya tidak ditemukan
 Sel ragi, normalnya tidak ditemukan atau ditemukan hanya sedikit
 Telur dan larva cacing, normalnya tidak ditemukan
 Amoeba, normalnya tidak ditemukan kecuali Entamoeba coli
merupakan komensalisme
7. Unit Terkait  Poli Rawat Jalan
 Poli Rawat Inap

8. Dokumen Terkait 1. Form Kemampuan Pelayanan Laboratorium/ Hasil Pemeriksaan


Laboratorium
2. Buku Register Laboratorium
3. Form permintaan pemeriksaan Laboratorium

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai