Ustek MASTERPLAN WISATA BAHARI MANDIRI
Ustek MASTERPLAN WISATA BAHARI MANDIRI
MASTERPLAN PENGEMBANGAN
DESTINASI WISATA BAHARI MANDIRI
KABUPATEN PESISIR BARAT
Diajukan Oleh
PT. INASA SAKHA KIRANA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................A-1
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................A-3
DAFTAR TABEL.............................................................................................................................A-5
Tabel 1. Tabel Daftar Pengalaman Kerja Sejenis Perusahaan Kurun Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir. .Error!
Bookmark not defined.
Tabel 2. Uraian Pengalaman Kerja Sejenis Tahun 2021.........................................Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. Penggunaan Lahan Sekitar Wilayah Perencanaan Pantai Mandiri Sejati Tahun 2021........................A-11
Tabel 4. Status Hak Atas Tanah di Wilayah Perencanaan Pantai Mandiri Sejati Tahun 2021...........................A-12
Tabel 5. Sarana Pelayanan Umum di Kawasan Pantai Mandiri Sejati...............................................................A-26
Tabel 6. Prediksi Kebutuhan Kompenen di Kawasan Pantai Mandiri Sejati....................................................A-29
Tabel 7. Rencana Peruntukan Ruang Kawasan Pantai Mandiri Sejati..............................................................A-40
Tabel 8. Jadwal Pelaksanaan Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir
Barat.......................................................................................................................................................D-3
Tabel 9. Komposisi Tim dan Penugasan Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten
Pesisir Barat............................................................................................................................................E-2
Tabel 10. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri
Kabupaten Pesisir Barat..........................................................................................................................F-2
A. TANGGAPAN DAN
SARAN TERHADAP
KERANGKA ACUAN
KERJA (KAK)
S
etelah mempelajari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) secara seksama, pihak konsultan
berpendapat bahwa secara garis besar KAK untuk kegiatan “Masterplan Pengembangan
Destinasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat” sudah cukup jelas. KAK
cukup memberikan gambaran dan pedoman tentang latar belakang kegiatan, maksud dan tujuan, ruang
lingkup, metode pelaksanaan pekerjaan serta hasil yang diharapkan. Selain itu, KAK juga cukup
memberikan arahan yang jelas dan komprehensif bagi pihak penyedia jasa dalam melaksanakan
pekerjaan yang dimaksud. Tanggapan terhadap KAK adalah sebagai berikut:
Pariwisata merupakan sektor potensial tinggi serta suatu industri yang banyak menghasilkan devisa
bagi negara, sehingga pemerintah berusaha untuk meningkatkan sektor ini dengan mengambil
langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan pariwisata. Upaya yang telah dilakukan pemerintah
untuk mengembangkan industri pariwisata di Indonesia diantaranya mengadakan sarana akomodasi
yang memadai, promosi, kemudahan perjalanan, penambahan dan peningkatan serta pengembangan
kawasan pariwisata, dengan selalu mengupayakan produk wisata baru. Keberhasilan pembangunan
sektor pariwisata nasional sangat didukung oleh peran dan program peningkatan serta pengembangan
potensi pariwisata daerah diseluruh wilayah Indonesia.
Pariwisata juga merupakan sektor andalan dalam pembangunan untuk meningkatkan pendapatan asli
daerah (PAD) yang sangat diperlukan dalam menyongsong otonomi daerah. Sektor pariwisata secara
nasional telah dirancang sebagai tumpuan penghasil devisa non migas, maka berkaitan dengan
pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah sudah saatnya untuk memulai meningkatkan
masuknya pendapatan dari luar daerah serta mendukung promosi dan pemasaran bagi potensi dan
komoditi dari sektor-sektor lain. Kabupaten Pesisir Barat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Lampung yang memiliki potensi tinggi di bidang pariwisata, dengan adanya kondisi alam dan
topografi antara daerah pegunungan, pesisir dan pulau-pulau. Salah satu yang berpotensi
meningkatkan perekonomian di sektor pariwisata adalah Pantai Mandiri Sejati.
Pantai Mandiri Sejati sebagai salah satu potensi besar obyek wisata bahari di Kabupaten Pesisir Barat
saat ini menjadi aset wisata yang dapat diandalkan dan memiliki orientasi kedepan menambah
pendapatan daerah serta dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya. Pantai
Mandiri Sejati merupakan obyek wisata yang memiliki potensi yang baik dengan Wisata Pantai dan
Resort dan pemandangan alamnya yang indah, serta dapat menjadi central pengembangan wisata
kepulauan disekitarnya.
Pembangunan kepariwisataan Indonesia ini dilaksanakan berdasarkan UU No. 10 Tahun 2009, tentang
Kepariwisataan. Pembangunan kepariwisataan ini diwujudkan melalui pelaksanaan rencana
pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan
budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata. Pembangunan kepariwisataan ini
meliputi: industri pariwisata; destinasi pariwisata; pemasaran pariwisata dan kelembagaan
kepariwisataan.
Dalam rangka mendukung pengembangan kawasan wisata bahari ini diupayakan penataan dan
pembangunan infrastruktur dan sarana yang merupakan motor penggerak suatu kawasan sebagai
bagian terintegrasi antara pembangunan daerah dan roda pertumbuhan ekonomi.
Penataan dan Pengembangan Sarana Wisata ini juga dimaksudkan sebagai penataan kawasan terpadu
dengan memadukan beberapa kepentingan yang ada sehingga masing-masing kegiatan dapat
dilakukan dengan baik dan saling menunjang. Obyek wisata sebagai tujuan wisatawan diharapkan
harus tetap dipertahankan kualitasnya. Penataan dan pengambangan sarana wisata diharapkan mampu
memberikan nilai tambah terhadap obyek wisata tersebut dengan tetap memperhatikan kualitas
lingkungan, sehingga mampu lebih banyak lagi menarik lebih banyak lagi wisatawan yang datang.
Permasalahan:
Permasalahan yang ada saat ini adalah belum optimalnya penataan Kawasan Obyek Wisata Bahari
Pantai Mandiri Sejati, sehingga potensi yang ada tidak dapat diekspos secara maksimal, belum
terdapatnya sarana dan prasarana pendukung yang sesuai standar keselamatan dan pelayanan yang
memadai baik secara kualitas maupun kuantitas.
Pantai Mandiri Sejati berada wilayah pesisir yang membentuk koridor pesisir di wilayah selatan
Kabupaten Pesisir Barat Bersama Tanjung Setia dan Labuhan Jukung. Wilayah pesisir merupakan
wilayah yang memiliki potensi tinggi dan dapat memiliki manfaat lingkungan, sosial, maupun
ekonomi jika dikembangkan dengan baik dan optimal, tetapi juga dapat menimbulkan bencana jika
tidak dilakukan penataan dengan baik. Penataan ruang dengan menyertakan elemen air akan
berdampak positif terhadap keseimbangan lingkungan sehingga wilayah perairan juga ikut dijaga
kualitas dan kebersihannya.
Berbagai permasalahan tersebut sudah saatnya dicari suatu pemecahannya agar potensi yang ada dapat
memberikan keuntungan bagi masyarakat dan Pemda. Salah satu usaha untuk menaikkan jumlah
wisatawan yaitu diperlukan adanya penataan pengembangan fasilitas obyek wisata maupun
pelayanannya. Infrastruktur merupakan pendukung utama dalam pencapaian dan sirkulasi dalam
kawasan obyek wisata.
Berdasarkan tinjauan terhadap sarana pariwisata di kawasan Obyek Wisata Bahari Pantai Mandiri
Sejati maka diperlukan penataan fasilitas kawasan wisata menjadi lebih baik sebagai suatu destinasi
wisata yang representatif, sehingga dapat meningkatkan kualitas obyek wisata maupun kualitas
lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Pemerintah Daerah Provinsi Lampung
melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung menganggarkan dana APBD untuk
Pekerjaan Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat.
Tanggapan :
Latar belakang yang telah dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah cukup jelas, beberapa
hal penting yang perlu konsultan pahami dan tanggapi dari latar belakang pekerjaan ini yaitu :
Konsultan memahami bahwa Pantai Mandiri yang ada saat ini belum sepenuhnya terkelola dengan
baik. Hal ini tercermin dari adanya permasalahan yang terjadi di sekitar Pantai Mandiri tersebut.
Aspek perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian Pantai Mandiri yang telah disusun, belum
terimplementasi sepenuhnya, Konsultan melihat belum implementatifnya aspek-aspek tersebut.
Aspek perencanaan masterplan disini bukan bearti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola,
memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan
menjadi satu daya tarik wisata. Oleh karena itu pengelolaan dan memanfaatkan potensi pariwisata
yang dimiliki daerah juga dapat dikelola oleh masing-masing daerah.
Dari berbagai permasalahan yang ada mengenai keberadaan danau ini menjadi tantangan besar bagi
Pemerintah Provinsi Lampung dalam menyusun suatu masterplan (Masterplan Pengembangan
Destinasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat) di kawasan ini yang nantinya dapat
dijadikan pedoman sekaligus acuan bagi Pemerintah sendiri, pihak investor maupun masyarakat lokal
dalam upaya perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian sempadan danau. Dengah harapan
kedepannya dapat dijadikan sebagai langkah awal yang sangat penting untuk implementasi langkah-
langkah lanjutan yang lebih operasional.
Maksud kegiatan Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir
Barat adalah mendapatkan perencanaan desain yang lengkap yang akan dijadikan dasar bagi
pembangunan infrastruktur dan sarana/fasilitas wisata secara efektif dan efisien dengan
memperhatikan aspek fungsional, kenyamanan, keselamatan, estetika dan kesehatan masyarakat di
Pantai Mandiri Sejati.
Tujuan utama utama perencanaan Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri
Kabupaten Pesisir Barat adalah meningkatkan kualitas visual lingkungan secara fungsional dan
estetika, menciptakan fasilitas publik yang memberikan daya tarik, pelayanan dan kenyamanan
terhadap pengunjung wisata, serta mengakomodasi peluang ekonomi yang tumbuh dari masyarakat
setempat melalui pengembangan kawasan wisata bahari.
Tersusunnya sebuah kajian pendorong ekonomi yang dimaksudkan sebagai acuan dalam menarik
investasi pengembang kepariwisataan secara detail, sehingga betul betul dapat dijadikan pertimbangan
bagi investor dengan adanya kajian pembangunan ekonomi
Tanggapan:
Konsultan menilai bahwa inti dari maksud kegiatan ini sudah cukup jelas adalah untuk menyusun
Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat yang mengacu
pada Norma Standar, Pedoman, Kriteria, serta Manual (NSPK), peraturan perundangan, serta
persyaratan lainnya yang harus diakomodir.
Konsultan mencoba menambahkan bahwa secara umum maksud pentingnya perencanaan dan
pengembangan kawasan wisatabahari adalah sebagai upaya dalam:
- Mengembangkan kesadaran bahwa pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia secara
berlebihan akan mengganggu keseimbangan lingkungan dan sosial budaya di daerah tujuan
wisata.
- Memberikan kriteria-kriteria dasar yang memiliki esensi penting dalam pengelolaan kawasan
wisata danau, dengan selalu memperhatikan keseimbangan agar pemanfaatan tata ruang sesuai
dengan fasilitas yang dibutuhkan wisatawan.
- Memberikan batas-batas pengembangan, baik pengembangan yang bersifat fisik maupun non
fisik agar tidak terjadi pemanfaatan sumber daya yang berlebihan.
Maksud dan tujuan di atas tentunya harus berlandaskan pada kerangka keterpaduan pembangunan
yang mengedepankan kepentingan wilayah atau kawasan yang lebih luas melalui pelaksanaan prinsip-
prinsip sinergi pembangunan (development synergy) dan kemanfaatan bersama (complementary
benefit).
Sasaran yang ada dalam KAK juga sudah cukup jelas dan sudah sudah menguraikan langkah-langkah
yang akan ditempuh dalam maksud dan tujuan dalam KAK. Pencapaian terhadap pemenuhan sasaran
dalam KAK di atas perlu diupayakan dengan tanpa mengesampingkan:
1) Koordinasi antar pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan. Untuk lebih dapat memahami
jalan pikiran dan sebagai wadah tukar pikiran serta pendapat, perlu diadakan diskusi intensif
dengan pemilik pekerjaan dan pemangku kepentingan (stakeholders) setempat
2) Sumber daya ( resources = in put ). Terkumpulkannya data dan informasi akurat yang diperlukan
dalam proses perencanaan
3) Prosesnya yang mempunyai prosedur tetap dengan standar dan cara kerja yang baik sehingga
menghasilkan produk yang bermutu.
4) Hasil (out put) baik secara kualitatif dan kuantitatif. Masyarakat percaya akan mutu kemanfaatan
dan keamanan produk yang dihasilkan.
Tanggapan :
Sudah cukup jelas yakni berada di wilayah administrasi berada di Pantai Mandiri Sejati di Kecamatan
Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat
Tentunya tim konsultan akan berkoordinasi kembali dengan pihak-pihak terkait dalam rangka
pemilahan terhadap peneteapan delineasi lokasi yang akan disusun rencana aksi, DED, dan konsep
detailnya.
Pemilihan terhadap lokasi terpilih ini akan mengakomodir lokasi-lokasi danau sebagai, Tempat
Wisata, Konservasi, serta Ekosistem Kawasan Pantai Mandiri Sejati di Kecamatan Krui Selatan,
Kabupaten Pesisir Barat. Penentuan lokasi ini tentunya tidak terlepas dari masukan dan saran dari
pihak-pihak yang berada di lokasi Kawasan Danau. Untuk lebih dapat memahami jalan pikiran dan
sebagai wadah tukar pikiran serta pendapat, perlu diadakan diskusi intensif dengan pemilik pekerjaan
dan pemangku kepentingan (stakeholders) setempat.
Dalam upaya menegaskan kembali delineasi lokasi Pantai Mandiri Sejati konsultan mencoba
mengidentifikasi kembali berdasarkan kajian-kajian yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi
Lampung dan Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat seperti yang diuraikan berikut ini.
Pantai Mandiri Sejati terletak di Desa atau Pekon Mandiri Sejati dan Sebagian Pekon Way Way
Napal, Kecamatan Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Jarak dari Kota Krui pantai
ini cukup dekat yaitu hanya 11 km.
Delineasi Kawasan Pantai Mandiri Sejati secara spesifik merupakan kawasan pengembangan
sekitar koridor pantai hingga batas Kecamatan Krui Selatan dengan Kecamatan Pesisir Selatan.
Secara luasan delineasi pengembangan Kawasan Pantai Mandiri Sejati berdasarkan pengukuran
menggunakan Sistem Informasi Geografis adalah seluas 290,78 hektar.
Letak Administrasi suatu daerah adalah letak daerah terhadap pembagian wilayah Administrasi
pemerintah. Kecamatan Krui Selatan terletak di wilayah Kabupaten Pesisir Barat Provinsi
Lampung. Adapun batas-batas delineasi Pantai Mandiri Sejati adalah sebagai berikut:
Penggunaan lahan sekitar area Pantai Mandiri Sejati meliputi lahan terbangun dan non terbangun
yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.
Penggunaan Lahan Sekitar Wilayah Perencanaan Pantai Mandiri Sejati Tahun 2021
Penggunaan Lahan Luas (Ha) Luas (%)
Lahan Terbangun Bangunan Permukiman 33,29 11,45%
Sarana Pelayanan Umum 1,62 0,56%
Badan Jalan 14,48 4,98%
Lahan Non Terbangun Badan Air 2,25 0,77%
Kolam 0,13 0,05%
Lahan Terbuka 36,20 12,45%
Pekarangan 10,70 3,68%
Perkebunan 106,46 36,61%
Pesisir Pantai 20,86 7,18%
Sawah 46,54 16,01%
Semak Belukar 18,26 6,28%
Jumlah 290,78
Sumber: Hasil perhitungan GIS berdasarkan interpretasi Peta Citra Google Tahun 2021
Luas lahan perkebunan, lahan terbuka, dan sawah mendominasi pada kategori lahan non
terbangun. Sedangkan untuk lahan terbangun adalah berupa permukiman cukup mendominasi
sebesar 11,45%.
Secara status kepemilikan, lahan di Kawasan Pantai Mandiri Sejati secara tipe hak atas tanah
didominasi oleh Hak Milik, yang artinya sudah banyak penguasaan hak atas tanah secara
pribadi/peroangan di kawasan tersebut. Sedangkan untuk lahan yang masih kosong belum
memiliki status juga masih cukup dominan di sekitar Kawasan Pantai Mandiri Sejati.
Tabel 2. Status Hak Atas Tanah di Wilayah Perencanaan Pantai Mandiri Sejati Tahun 2021
No Tipe Hak Atas Tanah Luas (Ha) Luas (%)
1 Hak Milik 124,50 48,38%
2 Hak Pakai 1,18 0,46%
3 Kosong 131,64 51,16%
Luas Kaw. Pantai Mandiri Sejati 257,31
Sumber: https://bhumi.atrbpn.go.id/, diolah menggunakan GIS, Tahun 2021
Gambar 2. Peta Penggunaan Lahan Pantai Mandiri Sejati
Gambar 3. Kondisi Visual Penggunaan Lahan Pantai Mandiri Sejati
Gambar 4. Peta Status Kepemilikan Lahan Pantai Mandiri Sejati
Status kepemilikan lahan menjadi isu yang sangat krusial dalam penataan Kawasan Pantai Mandiri
Sejati dan sekitarnya menuju destinasi unggulan. Kondisi aktual kepemilikan lahan Kawasan
Pantai Mandiri Sejati dan sekitarnya saat ini sebagian besar lahan strategisnya sudah dimiliki oleh
pihak swasta dan menutup akses pantai publik yang sebenarnya sangat potensial menjadi daya
tarik wisata. Namun hingga saat ini lahan tersebut tidak terbangun sehingga kawasan tersebut
terbengkalai dan tidak dapat dikembangkan secara optimal.. Ketidakjelasan status lahan ini
menjadi isu strategis yang merugikan pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Hal ini harus
ditindaklanjuti sesegera mungkin untuk kepentingan pembangunan Kawasan Pantai Mandiri Sejati
dan sekitarnya sebagai destinasi strategis pariwisata nasional.
Secara umum permasalahan kepemilikan lahan di Pesisir Barat, khususnya di Kawasan Pantai
Mandiri Sejati dan sekitarnya, adalah lahan atau tanah yang terindikasi berstatus Lahan Absentee
dan terlantar. Lahan atau tanah absentee/guntai, merupakan lahan yang kepemilikannya dimiliki
oleh orang yang bertempat tinggal di luar kecamatan tempat lahan/tanah itu berada. Atau pada
definsi lain, tanah absentee adalah tanah pertanian yang terletak di luar wilayah
kedudukan/domisili si pemilik tanah, alias tanah yang letaknya berjauhan dengan pemiliknya.
Sementara itu, lahan/tanah terlantar adalah tanah yang sudah diberikan hak oleh negara berupa
Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Hak Pengelolaan, atau dasar
penguasaan atas tanah, yang tidak diusahakan, tidak dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai
dengan keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar penguasaannya. Kedua
permasalahan lahan yang terindikasi absentee dan terlantar ini sudah melanggar amanat UUPA
No.5 Tahun 1960, mengenai produktivitas tanah untuk kemanfaatan sosial. Oleh karena itu,
dibutuhkan sikap dan kebijakan tegas dari Pemerintah skala nasional dan ditindaklanjuti secara
serius melalui proses hukum yang berlaku.
Aksesibilitas
Untuk menuju Pantai ini dapat bertolak dari Bandar Lampung dengan melalui Jalan Lintas Barat
atau dapat pula dari Jalan Lintas Tengah. Akan tetapi lebih cepat diakses melalui lintas barat dari
Tanggamus. Rute perjalanan diawali dari Pusat Kota Bandar Lampung, kemudian ke Pringsewu,
lanjut ke Kota Agung, Bengkunat hingga sampai di Pantai Mandiri Pesisir Barat, Krui. Waktu
yang dibutuhkan jika melalui jalur ini sekitar 5-6 jam. Apabila diakses dari Bandara Raden Intan
para pengunjung dapat menggunakan armada Bus yang sudah melayani rute dari Bandara ke Krui.
Namun harus melihat jadwal karena bus hanya satu kali dalam sehari menuju ke Krui, yaitu pada
jam 11.00. Sedangkan jika dari Pelabuhan Bakauheni dapat mencari bus dengan tujuan Krui.
Tetapi akan lebih sulit menemukan bus dengan tujuan tersebut, akan lebih mudah jika menuju ke
Terminal Rajabasa, kemudian dilanjut naik bus ke arah Krui.
Gambar 5. Akses Pintu Masuk Pantai Mandiri Sejati dari arah Tanjung Setia Pesisir Selatan
Gambar 6. Akses Pintu Masuk Pantai Mandiri Sejati dari arah Krui
Kondisi eksisting daya dukung kepariwisataan Pantai Mandiri Sejati dan sekitarnya berdasarkan
kriteria kepariwisataannya sudah memiliki daya tarik berupa keindahan, keaslian dan keunikan
panorama alam, terutama pada sektor wisata baharinya, meskpun terdapat gangguan alam yang
cukup berbahaya seperti halnya gempa bumi atau angin badai. Daya tarik wisata tersebut juga
sudah didukung oleh sarana pendukung seperti travel agent, tour guide, dan cottage. Secara
khusus, fasilitas akomodasi (cottage dan restoran) dan transportasi publik di Pantai Mandiri Sejati
dan sekitarnya masih belum memadai untuk melayani para wisatawan. Sehingga lokasi Pantai
Mandiri Sejati dan sekitarnya membuat lama tinggal dan konsentrasi para wisatawan tidak tertuju
di sana; hanya sekedar menjadi tempat singgah (ekskursi).
1) Pemandangan Pantai
Pemandangan alam yang dapat daya tarik adalah ketika matahari muncul dipagi hari
ataupun sore hari dapat melihat tengelamnya matahari terlihat. Pemandangan ini
dilengkapi dengan susunan pohon-pohon kelapa yang menjulang disepanjang pantai yang
sangat menarik di objek wisata ini. Panoroma indah juga dapat dilihat pada malam hari,
dimana akan terlihat gemerlapan lampu ditengah-tengah pantai atas aktifitas masyarakat
Kecamatan Krui Selatan di pantai Mandiri Sejati dan Kawasan Pantai Mandiri Sejati dan
sekitarnya yang berlayar mencari ikan dan ketika subuh pantai ini dipenuhi beberapa
masyarakat yang sedang mengali pasir untuk mencari telor-telor penyu dan lain-lain.
Untuk berenang di laut pengunjung harus berhati-hati karena ombak-nya tergolong tinggi
dan bisa menyeret jika tidak waspada. Sehingga pantai ini sangat direkomendasikan untuk
pengunjung yang sudah tahu teknik berenang, sedangkan untuk anak-anak harus diawasi
dan sebaiknya tidak berenang ke arah tengah pantai.
Dengan tidak adanya batu karang, Pantai Mandiri memiliki pesona lain yang eksotis yaitu
pasir putih di sepanjang pantai, dan juga ombak yang tinggi sangat menarik untuk yang
hobi berselancar.
Meskipun ombaknya tidak setinggi Pantai Tanjung Setia, Pantai Mandiri Sejati tetap
memberikan pesona tersendiri bagi wisatawan yang datang kesana. Jadi akan sangat tepat
pantai ini dijadikan wisata untuk belajar surfing sebelum mencoba ombak di Pantai
Tanjung Setia.
Obyek wisata lain dari Pantai Mandiri Sejati ini yaitu menikmati keindahan sunset yang
menawan. Banyak wisatawan domestik dan mancanegara datang ke pantai ini karena
keindahan ombaknya yang tinggi. Disana juga akan anda temui Camp untuk peselancar
selama di Pantai Mandiri Sejati yaitu di bagian selatan pantai.
Berikut gambar kejernihan air laut dan air sungai di Pantai Mandiri Sejati
Gambar 9. Kondisi Pantai dan Kondisi Sungai Sekitar Pantai Mandiri Sejati
Disepanjang pantai Mandiri Sejati air pantai masih tergolong jernih karena di daerah ini
belum banyak wisatawan tahu selain itu juga masyarak disekitar Pantai Mandiri Sejati
tidak membuang sampah di sekitar pantai tersebut bahwa kejernihan air masih terjaga
keaslianya selain itu belum terlihatnya sendimentasi yang disebabkan oleh sungai-sungai
mandiri, kejernihaj air di pantai Mandiri Sejati sangat indah ketika di siang hari karena
pantulan sinar matahari dan awan yang mengumpul di atas langit dapat menimbulkan
warna air laut yang indah.
4) Suara Gelombang
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunya pergerakan air dengan arah tegak lurus
pembentukan air dengan bentuk kurva/ grafik sinusoidal, gelombang selalu menimbulkan
sebuah ayunan air yang bergerak tanpa henti-hentinya pada lapisan permukaan air laut dan
jarang dalam keadan sama sekali diam suara gelombang dipantai Kawasan Pantai Mandiri
Sejati dan sekitarnya tergolong keras dikarenakan gelombang yang datang tinggi dan
menimbulkan suara bergemuruh dan masih termasuk laut lepas.
Selain keindahan alam dengan ketingian gelombang yang dapat mencapai 5-7 ft, objek
wisata Pantai Kawasan Pantai Mandiri Sejati dan sekitarnya juga khas dengan suara
gelombang yang terdapat di pantai ini terbukti dengan ketika malam hari udara sejuk dan
suara ombak yang bergemuruh menghantam pasiran dengan mengeluarkan nada yang
begitu enak didegar serta disepanjang pantai dapat ditemukan rajungan yang berlari
kesana kemari yang dapat membuat para wisatawan terpukau dengan keindahan yang ada
di Kawasan Pantai Mandiri Sejati dan sekitarnya tersebut.
2) Budaya Daerah
Budaya daerah, tradisi dan gaya hidup yang berbeda di setiap daerah merupakan daya
tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung. Budaya daerah ini termasuk di
dalamnya kepercayaan, pakaian adat, upacara adat, gaya hidup, dan kepercayaan agama
biasanya dikaitkan; dengan kehidupan pedesaan atau pedalaman. Meskipun hal ini belum
terdapat daya tarik bagi wisatawan namun diperlukan penggalian potensi serta
perlindungan terhadapnya perlu dilakukan, sehingga kebudayaan yang ada dapat
dilestarikan dan tetap terjaga. Selain itu permasalahan akibat kontak sosial penduduk
setempat dengan wisatawan dapat diantisipasi dengan baik.
4) Festival Budaya
Festival budaya yang biasanya dimasukkan ke dalam calendar of event, merupakan daya
tarik yang bemilai tinggi bila dikelola dengan baik; seperti Tari Lampung dan lainnya.
Tradisi lokal dan kesenian tersebut dapat menjadi daya tarik utama dan bernilai tinggi jika
pengemasan produk wisata dilakukan dengan optimal dan menarik.
5) Event/Festival
Di samping daya tarik wisata alam, sebuah event atau festival di suatu daerah juga masuk
ke dalam unsur wisata. Event adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan pada waktu
tertentu dan bersifat sementara yang bertujuan untuk merayakan, mengingat atau
memperkenal sesuatu kepada orang banyak. Di Kabupaten Pesisir Barat sudah banyak
event-event atau festival yang dilaksanakan tiap tahunnya, terutama di lokasi Tanjung
Setia (Surfing Tahunan), baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Masyarakat maupun
Swasta.
6) Wisata Buatan
Wisata buatan yang saat ini dapat terlihat adalah berupa akomodasi penginapan, yang
didalamnya sudah dilengkapi fasilitas penginapan yang sudah cukup lengkap. Bentuk
penginapan selain bentuk cottage/losmen, juga dapat memanfaatkan homestay di rumah
warga sekitar.
Wisata buatan di sekitar ini belum dilakukan penataan sepenuhnya, kedepan diperlukan
beberapa ruang terbuka berupa plaza untuk dapat menikmati keindahan pantai yang
dilengkapi dengan beberapa fasiltas pendukung lainnya.
Bagi pengunjung yang datang dari luar daerah Lampung ataupun kabupaten lain di
Lampung untuk penginapan di sekitar Pantai Mandiri, terdapat beberapa penginapan yang
bisa disewa disana dengan harga mulai dari Rp. 100.000 sampai dengan Rp. 500.000.
Pengunjung dapat memilih penginapan yang berdekatan dengan pantai agar bisa
menikmati suasana pantai.
B. Prasarana
Prasarana penunjang utama di Desa Mandiri Sejati salah satu nya yaitu Jalan nasional dan
jalan Kabupaten. Masing-masing jalan memiliki panjang dan kewenangan yang berbeda
apabila terdapat kerusakan sehingga membutuhkan perbaikan. Jalan Kabupaten menjadi milik
Kabupaten, sehingga apabila membutuhkan perbaikan menjadi tanggung jawab dari pihak
Kabupaten. Selain itu juga terdapat lampu penerangan umum, saluran air, jembatan, jaringan
listrik dan angkutan umum.
Sarana perhubungan dan transpotasi merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang
pergerakan baik barang maupun jasa, dengan adanya sarana trasportasi tentunya akan
memperlancar distribusi hasil produksi dari sentra-sentra produksi. Desa Mandiri Sejati adalah
desa yang strategis dipandang dari sudut perhubungan dan transpotasi darat, dimana Desa
Mandiri Sejati memiliki akses jalan nasional menuju daerah lain yang ada di Kabupaten
Pesisir Barat. Untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi darat tersedia pilihan angkutan
darat seperti bus angkutan perkotaan dan desa (pekon) serta jasa ojek. Sementara itu, untuk
sektor transportasi laut, pemerintah daerah terus meningkatkan fasilitas-fasilitas pendukung,
antara lain adalah dengan memisahkan pelabuhan penangkapan ikan, diantaranya Pelabuhan
Pengumpan Lokal yaitu Pelabuhan Penengahan dan Pelabuhan Way Batang, Kecamatan
Lemong, Tanjung Setia Kecamatan Pesisir Selatan dan Siging Kecamatan Bangkunat.
Menurut data BPS Kecamatan Krui Selatan Dalam Angka 2020, untuk prasarana Energi
jumlah pengguna listrik PLN di Desa Mandiri Sejati sebanyak 147 Kepala Keluarga.
Sedangkan untuk jaringan telekomunikasi memang masih minim tercatat berdasarkan data
sebaran BTS adalah sejumlah 3 unit (https://cdn.nperf.com/en/map/ID).
Kebutuhan air bersih berasal dari air permukaan dan air tanah, saat ini dikelola secara mandiri
oleh masyarakat setempat. Potensi air bersih cukup baik, namun perlu dijaga kelestarian nya
mengingat kedepan akan tumbuh berkembang fasilitas wisata yang akan banyak
memanfaatkan air permukaan, terutama juga pemanfaatan air tanah.
Arahan teknis pengembangan Kawasan Pantai Mandiri Sejati dan sekitarnya merupakan jembatan
dari kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan Destinasi Pariwisata Kabupaten (DPK)
Labuhan Jukung – Krui dan Sekitarnya serta Kawasan Pembangunan Pariwisata (KPP) Mandiri
Sejati untuk dapat menjadi uraian program pengembangan ruang yang mendukung pariwisata.
Pemerintah Kabupaten menetapkan Pantai Mandiri Sejati sebagai salah satu Kawasan
Pembangunan Pariwisata (KPP) yang diprioritaskan karena berbagai alasan yang salah satunya
adalah potensi wisata bahari. Namun demikian, keunggulan tersebut belum dapat terlihat ketika
wisatawan menjejakkan kaki ke Mandiri Sejati. Hal itu bisa karena dua sebab pertama keunggulan
tersebut belum diketahui atau kedua adalah keunggulan sudah diketahui, namun belum
‘dimunculkan’ ke hadapan publik.
Upaya membangun identitas ini harus dipahami tidak untuk kepentingan pembangunan
pariwisata atau kepentingan pariwisata dan wisatawan, namun untuk kepentingan
masyarakat Pantai Mandiri Sejati untuk membangun jati diri dan karakter kepribadian
yang luhur, dapat dipercaya dan handal sehingga berdaya saing dan dihormati
masyarakat/bangsa lain. Sebuah modal sosial yang sangat diperlukan untuk hidup di jaman yang
sangat terbuka dan kompetitif ini. Ini adalah “Revolusi Mental” versi Masyarakat Mandiri Sejati,
atau tepatnya adalah Revitalisasi Mental.
Secara ringkas, Mandiri Sejati memiliki potensi pembentuk identitas di darat dan laut, namun
belum dimanfaatkan secara memadai. Upaya untuk membangun identitas tersebut membutuhkan
dilakukannya berbagai tindakan terencana dan konsisten diantaranya:
eksplorasi, identifikasi dan konfirmasi keunggulan karakter laut Pantai Mandiri Sejati dari
sisi topografi, flora, fauna dan cagar budaya.
mengeksplor kembali dan merevitalisasi nilai-nilai arif dalam budaya Pantai Mandiri Sejati
ke dalam kehidupan sehari-hari warganya, tata laksana pemerintahnya, operasional
pengusahanya.
mengeksplor dan menyepakati bersama ekowisata semacam apa yang menjadi kekhasan
Tanjung Setia
menyepakati identitas Tanjung Setia bersama dan mewujudkannya secara konsisten menjaga
integritas identitas tersebut dalam berbagai dimensi pembangunan dan kehidupan di Pantai
Mandiri Sejati.
Pantai Mandiri Sejati yang berada di selatan Kecamatan Krui Selatan terdapat beberapa
pengembangan komponen Kawasan yang akan dikembangkan di sekitar area ini, seperti yang
tertera pada tabel berikut:
Tabel 4.
Prediksi Kebutuhan Kompenen di Kawasan Pantai Mandiri Sejati
No. Komponen Keterangan
1 Daya Tarik Wisata Wisata Bahari
Wisata Surfing
Wisata Bersepeda
Wisata Kuliner
Wisata Glamour Camping
Wisata Ecopark & Camping Ground
Wisata Hiburan
2 Perkantoran Kantor Pengelola
Kantor PTSP (Perijinan)
Kantor Pos dan Telekomunikasi
Research & Development
Kantor Pemerintahan Lainnya
Perkantoran Swasta
3 Fasilitas Pariwisata pelayanan akses dan orientasi yang memberi orientasi kepada
pengunjung menuju, ke dan di dalam suatu tempat wisata. Contoh
fasilitas pariwisata dalam pelayanan ini adalah Pusat Informasi
Pariwisata.
Pelayanan restorasi yang melayani kebutuhan fisik dasar pengunjung
selama di destinasi mencakup kebutuhan makan dan minum, tidur,
buang air , beristirahat, dll. Dengan demikian, fasilitas pariwisata
terkait pelayanan ini adalah fasilitas akomodasi, restoran dan rumah
makan, toilet, tempat-tempat istirahat, dll.
pelayanan rekreasional adalah pelayanan untuk mendukung
pengalaman yang menghibur dan menciptakan kesan keindahan bagi
pengunjung seperti adanya operator wisata, penyewaan peralatan
kegiatan, hiburan, tarian, dll. Dengan demikian fasilitas pariwisata di
Kawasan Pantai Mandiri Sejati dan sekitarnyaterkait pelayanan ini
adalah surfing operator, operator kegiatan wisata di desa-desa, toko-
toko souvenir, dll.
pelayanan interpretasi dan edukasi adalah pelayanan untuk
menyampaikan tema dan makna daya tarik wisata untuk
meningkatkan pemahaman dan mengubah perilaku pengunjung
misalnya program- tour atau presentasi dengan interpretasi, baik oleh
personal/orang –interpreter- maupun bukan orang –papan interpretasi,
No. Komponen Keterangan
buklet,dll. Fasilitas pariwisata yang dibutuhkan untuk pelayanan ini
adalah pusat interpretasi yang bisa berada di dalam pusat informasi
wisata (tourism information center) atau pusat pengunjung (visitor
center) sebuah pengelola kawasan wisata atau bersifat independen
seperti lembaga /komunitas sejarah.
pelayanan administrasi yang melayani pelayanan administrasi
pengunjung, mengelola informasi dan komunikasi untuk menunjang
pengalaman pengunjung. Contoh fasilitas pariwisata yang dibutuhkan
adalah kios tiket, kantor administrasi yang bisa merupakan pusat
informasi pariwisata.
pelayanan keselamatan dan keamanan yang tugasnya
memberikan keselamatan dan pikiran yang tenang kepada
pengunjung selama berwisata. Fasilitas pariwisata terkait pelayananini
antara lain klinik P3K klinik kesehatan, rumah sakit, SAR, dll.
4 Sarana dan Prasarana Umun Sarana Kesehatan
Sarana Perdagangan
Sarana Peribadatan
Sarana Transportasi (Travel)
Air Bersih
Jaringan Listrik
Persampahan
Sanitasi Limbah
Persampahan
5 Kelembagaan Koperasi
Asosiasi
6 Fasilitas Lainnya Rumah Sakit Hewan
Reparasi dan Perbengkelan
Bank
Perumahan
Fasos dan Fasum
RTH Taman dan Plaza
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2021
Kendala Dan Permasalahan
Kendala dan permasalahan utama adalah adanya aktivitas masyarakat yang tidak sejalan dengan
potensi yang ada pada kawasan, diataranya adalah: permasalahan persampahan, penataan
pedagang kaki lima, fasilitas penunjang kawasan seperti toilet dan area parkir, pengelolaan dan
pemeliharaan kawasan dan aktivitas masyarakat lokal dalam hal ini adalah nelayan yang
menambatkan perahu pada tepi pantai secara tidak teratur dan mengganggu estetika dan keindahan
pantai. Beberapa hal tersebut menyebabkan kualitas lanskap kawasan Pantai Mandiri Sejati kurang
baik, baik dari segi kualitas lingkungan ataupun estetikanya.
Kendala lainnya adalah terjadinya abrasi, kejadian tersebut pernah mengancam jalan utama lintas
barat terancam putus akibat abrasi, bahkan sudah menggerus beberapa bangunan warga dan
penginapan di wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan ombak yang cukup tinggi yang terjadi
terutama pada bulan september hingga bulan november, hingga menyebabkan abrasi disepanjang
garis pantai pekon setempat semakin parah. Panjang garis pantai di Pekon Mandiri Sejati ini ada
sekitar empat kilometer lebih dan rata-rata tergerus abrasi, tetapi yang terparah sekitar 200 meter.
Beberapa konsep yang akan diterapkan dalam rencana pengembangan Kawasan Pantai Mandiri Sejati
adalah sebagai beirkut:
a) Konsep wisata bahari diterapkan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Ecological based and Sustainable (Berbasis lingkungan dan Berkelanjutan) Artinya
pengembangan dan pengelolaan lokasi wisata bahari haruslah berkelanjutan agar
kelestariannya dapat terjaga. Pariwisata bahari lebih diarahkan dan dipergunakan menuju
upaya pengembangan kawasan wisata ramah lingkungan. Kawasan wisata harus melakukan
prevensi terhadap segala pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Selain itu, pariwisata
bahari juga menghindari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan lebih ditujukan
untuk melakukan renewable (pembaharuan) terhadap sumber daya alamnya. Kondisi bahari
yang indah dapat memancing oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan perusakan,
pemborosan dan pencurian.
2. Social Economic Approach (Pendekatan sosial ekonomi) Artinya destinasi wisata bahari
harus meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat setempat.
3. Sustainability (Berkelanjutan) Artinya pengembangan dan pengelolaan lokasi wisata bahari
haruslah berkelanjutan agar kelestariannya dapat terjaga. Kondisi geologi berupa gugusan
granit dapat memancing oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan perusakan.
4. Socio-Cultural Approach (Pendekatan sosial budaya) Artinya destinasi wisata bahari perlu
memasukkan nilai adat-istiadat dan kebudayaan lokal demi menjaga tradisi dan kearifan lokal
yang sudah terbentuk sekian lama.
5. Experienced and Educated (Memberikan pengalaman dan pendidikan) Artinya objek wisata
bahari dapat memberikan pengalaman dan kepuasan lahir dan batin bagi wisatawan yang
mengunjunginya. Kepuasan tersebut dibalut dengan nilai-nilai pendidikan lingkungan alam
laut. Sehingga baik wisatawan maupun masyarakat lokal dapat menjaga lingkungan alam laut
bersama-sama.
6. Well-Management (Terkelola dengan baik) Artinya objek wisata bahari harus terkelola
dengan baik dan menjamin sustainability lingkungan alam dan budaya.
7. Locally beneficial (Bermanfaat Secara Lokal) Artinya keberadaan geowisata dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat/komunitas yang berada di sekitarnya. Manfaat tersebut
dapat berupa segi ekonomi, sosial atau lainnya. Dengan dibukanya suatu kawasan wisata
bahari diharapkan proses pembangunan di daerah tersebut semakin meningkat.
8. Tourist satisfaction (Kepuasan Pengunjung) Artinya objek wisata bahari dapat memberikan
kepuasan lahir dan batin bagi wisatawan yang mengunjunginya. Kepuasan tersebut dapat
didapat salah satunya dengan tata kelola tempat wisata bahari yang rapi, bersih dan akses yang
memudahkan masyarakat untuk mengunjunginya.
Adapun contoh atraksi-atraksi wisata yang dapat muncul berdasarkan misi konsep wisata
bahari adalah sebagai berikut:
- Pembentukan “jalur wisata” (yang dimulai dari pintu masuk pantai hingga pintu keluar
hingga diteruskan ke pantai Wai Saral).
- Pembukaan jalur pedestrian dan sepeda wisata atau biasa disebut ‘Promenade’ untuk
pemandangan ikonik di sepanjang koridor pantai
- Membuat taman wisata (ecopark) dan Camping Ground dan sejenisnya
- Membuat wisata Glamour Camping, karena adanya potensi perkebunan dan pertanian
yang cukup luas, sekaligus disajikan dengan menikmati pemandangan pantai.
Menurut Julisetiono (2007), Konsep Desa Wisata, meliputi: (a) berawal dari masyarakat, (b)
memiliki muatan lokal, (c) memiliki komitmen bersama masyarakat, (d) memiliki kelembagaan,
(e) adanya keterlibatan anggota masyarakat, (f) adanya pendampingan dan pembinaan, (g) adanya
motivasi, (h) adanya kemitraan, (i) adanya forum Komunikasi, dan (j) adanya studi orientasi.
Mengacu pada konsep pengembangan desa wisata dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
(2001), maka pola pengembangan desa wisata diharapkan memuat prinsip-prinsip sebagai berikut :
Penentuan strategi dalam pengembangan desa wisata sangatlah penting dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan model pengembangan desa wisata sebagai rekomendasi tindak lanjut dari
perencanaan wilayah pengembangan desa wisata.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu tahapan-tahapan model pengembangan desa wisata
yang diharapkan dapat diterapkan di kawasan pariwisata strategis nasional, antara lain:
1. Dari sisi pengembangan kelembagaan/SDM desa wisata , perlunya perencanaan awal yang
tepat dalam menentukan usulan program atau kegiatan khususnya pada kelompok sadar wisata
agar mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui pelaksanaan
program pelatihan pengembangan desa wisata, seperti: pelatihan bagi kelompok sadar wisata,
pelatihan tata boga dan tata homestay, pembuatan cinderamata, pelatihan guide/pemandu
wisata termasuk didalamnya keterampilan menjadi instruktur outbound.
2. Dari sisi pengembangan objek dan daya tarik wisata , perlunya perencanaan awal dari
masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan dan mampu mendatangkan
wisatawan dari berbagai potensi yang dimiliki oleh masyarakat, serta perlunya sosialisasi dari
instansi terkait dalam rangka menggalakkan sapta pesona dan paket desa wisata terpadu.
3. Dari sisi pengembangan sarana prasarana wisata , perencanaan awal dari pemerintah perlu
diarahkan ke pengembangan sarana prasarana wisata yang baru seperti: alat-alat outbound,
pembangunan gapura, gedung khusus pengelola desa wisata, cinderamata khas setempat, dan
rumah makan bernuansa alami pedesaan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya perlu
menjalin kemitraan dengan pemerintah dan pengusaha/pihak swasta.
Berdasarkan aktifitas pengguna di atas, maka setiap toilet umum harus dilengkapi dengan tempat
cuci kaki yang terletak di luar bangunan toilet. Hal ini dimaksudkan agar kebersihan lantai toilet
tetap terjaga. Bentuk tempat pencucian kaki ini berupa keran pendek yang tingginya cukup untuk
menyiram kaki. Tidak disarankan untuk menggunakan keran tinggi (shower) karena akan dapat
membasahi baju pengguna yang tidak bertujuan untuk bilas atau mandi.
Secara keseluruhan, fasilitas yang harus terdapat di toilet umum adalah sebagai berikut:
Perlu diperhatikan bahwa semua fasilitas harus dipastikan berfungsi dengan baik. Selain
ketersediaan fasilitas di atas, jalur sanitasi juga harus direncanakan dengan baik. Hal ini
dimaksudkan agar air yang terpakai bisa segera dialirkan menuju drainase/jalur sanitasi sehingga
tidak menimbulkan ketidaknyamanan wisatawan akibat toilet yang becek dan kotor.
A. Dasar Perancangan
Fungsi sebagai wisata alam; yang merupakan identitas dari kawasan Pantai Mandiri Sejati
dan sekitarnya
Fungsi pendukung yang berintegrasi dengan kawasan parkir kendaraan wisatawan, untuk
wisatawan yang ingin melakukan aktivitas wisata, serta fasilitas pendukung lain seperti pusat
kuliner, akomodasi, pusat perbelanjaan berbentuk arcade, pusat rekreasi keluarga, taman
bermain dan ruang terbuka hijau serta didukung oleh fasilitas seperti perbankan, toilet, tempat
ibadah dan pusat informasi pariwisata.
Segmen wisatawan yang dituju adalah wisatawan domestik dan wisatawan mancanegera yang
berkunjung baik secara individu maupun kelompok,
Kunjungan wisatawan sebagian besar bersifat rekreasional menginap pada fasilitas
akomodasi yang ada di kawasan Pantai Mandiri dan sekitarnya.
Pola kunjungan wisatawan adalah pada akhir pekan dan hari libur selama 3 hari 2 malam
Jumlah kunjungan wisatawan yang diperkirakan dapat ditampung adalah 250 pengunjung /
hari.
B. Kebutuhan Sistem Utilitas
C. Pola Ruang
Rencana pola ruang kawasan merupakan akomodir kebijakan rencana tata ruang wilayah
kabupaten Pesisir Barat dan sistem kepemilkan lahan, serta pertimbangan factor fisik, lingkungan,
dan kebencanan. Dari pertimbangan tersebut diperoleh beberapa komponen ruang yang diprediksi
dapat berkembang di sekitar Koridor Pantai Mandiri Sejati seperti yang terlihat pada tabel dan
peta berikut:
Tabel 5.
Rencana Peruntukan Ruang Kawasan Pantai Mandiri Sejati
No. Rencana Peruntukan Ruang Luas (Ha) Luas (%)
1 Badan Air 2,24 0,77%
2 Badan Jalan 14,23 4,89%
3 Kawasan Komersil 56,41 19,40%
4 Perlindungan Setempat 10,80 3,71%
5 Permukiman 118,59 40,77%
6 Pertanian 42,25 14,53%
7 Ruang Terbuka Pesisir Pantai 44,61 15,34%
8 Sarana Pelayanan Umum 1,72 0,59%
Grand Total 290,84
Sumber: hasil rencana tahun 2021
Gambar 12. Peta Rencana Pola Ruang Pantai Mandiri Sejati
Gambar 15. Konsep Perancangan Area Komersil & Cottage Pantai Mandiri Sejati
Gambar 16. Konsep Perancangan Area Wisata Kuliner & Hiburan Pantai Mandiri Sejati
Gambar 17. Konsep Perancangan Area Parkir Pantai Mandiri Sejati
Gambar 19. Konsep Perancangan Area Ecopark & Beach Park Pantai Mandiri Sejati
d. Area Pertanian
1) Agrowisata
- merupakan cluster khusus untuk pertanian.
- cluster pertanian ini dapat terbagi kedalam dua bagian, di bagian pertanian merupakan
area ruang dapat dilengkapi dilengkapi shelter/tenda dan kursi-kursi serta meja makan
dengan kesan artisitik.
- Dilengkapi dengan ornamen penerangan dan fasilitas tempat sampah.
Gambar 20. Konsep Perancangan Agrowisata Pantai Mandiri Sejati
e. Area Permukiman
Merupakan lokasi free function, yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan
bermukim dan berniaga.
Tanggapan:
Berdasarkan uraian ruang lingkup berdasarkan kerangka acuan kerja, sudah mampu menjabarkan
tahapan pelaksanaan kegiatan ini sehingga mampu menjadi acuan pokok yang menjadi dasar dan
pedoman dalam pelaksanaan Penyusunan Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri
Kabupaten Pesisir Barat ini.
Adapun pemahaman terhadap KAK dengan melihat proses dari awal hingga akhir menurut Konsultan
secara rinci diuraikan sebagai berikut:
1) PERSIAPAN KERJA
Dalam tahap persiapan kerja ini penyedia jasa perlu melakukan serangkaian kegiatan seperti
pemantapan pemahaman penugasan KAK, menyusun rencana dan jadwal kerja, mempertajam
metodologi kerja, diskripsi penugasan setiap personil, menyusun daftar data-data yang
dibutuhkan di beberapa instansi terkait, serta menyusun SOP survei. Di sisi lain, pada tahap ini
penyedia jasa harus mempersiapkan keperluan-keperluan untuk mendukung operasional kegiatan.
2) DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
Delineasi kawasan perencanaan berdasarkan peta berbasis foto citra satelit dan GIS.
3) SURVEI, PENDATAAN, KAJIAN DAN ANALISIS
Penyedia jasa perlu melakukan serangkaian kegiatan survei, pendataan, kajian dan analisis
kegiatan berikut:
a. Kebijakan
1. Konsultan perlu melakukan pendataan data sekunder terkait seperti:
- Kebijakan tata ruang terkait seperti RTRW Kabupaten Pesisir Barat, RTBL dan Perda
BG
- Kebijakan pelestarian alam terhahadap Pantai yang pernah dilakukan
2. Selanjutnya Konsultan perlu mengkaji kebijakan tata ruang kota dan pelestarian alam yang
berkaitan dengan kepentingan pekerjaan ini.
b. Peta
Konsultan perlu menggali dan mengkaji peta penunjang yang terkait, sekaligus menyiapkan
pengadaan peta citra dan pengolahan peta sebagai dasar untuk memetakan hasil pendataan
environmental assessment.
c. Regional Linkage System
Pendataan dan kajian keterkaitan kawasan perencanaan dengan kawasan sekitarnya, serta
dengan wilayah sekitarnya (regional linkage).
d. Environtmental Assessment
Environmental assessment sebagai dasar pertimbangan pelestarian dan pengembangan
kawasan yang harmonis dengan alam melalui pendekatan lingkungan, kegiatan ini mencakup:
1. Survei Data Primer
- Survei GPS Geodetic.
Bertujuan untuk menentukan posisi, pile dan pola tracking dalam danau dan
menentukan koordinat potensi danau dan kawasan yang bisa diintervensi.
- Survei topografi kawasan.
Bertujuan untuk mendapatkan gambaran rupa bumi dan kontur kawasan.
- Survey penyelidikan tanah.
Bertujuan untuk mendapatkan gambaran sifat dan karateristik tanah serta rekomendasi
pondasi atau sub structure yang tepat digunakan dalam perencanaan meliputi sondir,
boring dan uji laboratorium.
2. Pemetaan Kondisi Eksisting Kawasan Perencanaan
Konsultan perlu melakukan survei dan memetakan:
- Potensi Flora dan fauna dalam kesatuan ekosistem.
- Potensi view kawasan
- Nilai signifikansi obyek
- Kondisi hidrologi alamiah mencakup:
• Air tanah
• Water way
• Wetland
• Sungai
- Kondisi fisik kawasan
• Kontur
• Kelerengan
• Hidrogeologi
• Geologi
• Ancaman bencana
- Daerah yang bisa diintervensi
3. Kajian dan Analisis Environmental Assesment
Selanjutnya, konsultan mengkaji dan menganalisis hasil pendataannya terkait dengan:
- Potensi keanekaragaman hayati flora dan fauna dalam kaitannya dengan upaya
pelestarian dan pemanfaatan danau.
- Potensi ekosistem alami danau.
- Presentasi dan representasi lingkungan (alam/fisik dan ekologi).
- Kriteria penetapan zonasi atau blok pohon yang dapat dilakukan berdasarkan tingkat
kepekaan ekologis (sensitivity of ecology), selanjutnya dianalisi tingkat kepekaan
ekologinya berdasarkan rangking/urutan sensitivitas ekologi dari yang paling peka
sampai dengan yang tidak peka terhadap intervensi pemanfaatan Danau.
- Jalur rute pengunjung dalam lingkungan ekologis.
e. Sosial dan Ekonomi
1. Pendataan Data Sekunder
- Sosial dan Ekonomi
Karakteristik masyarakat, motivasi, persepsi dan preferensi masyarakat untuk
mendukung pengembangan Kawasan Pariwisata.
- Kelembagaan
Pengelolaan kawasan saat ini, sehingga dapat ditentukan kelembagaan pengelolaan
untuk masa mendatang.
2. Analisis Kebutuhan Sosial dan Ekonomi Warga
- Reduksi banjir dan menjaga kestabilan air tanah
- Iklim mikro (iklim yang stabil dan sehat)
- Identitas kota
- Ruang interaksi warga
- Ekonomi lokal
- Education park
- Pariwisata alam
4) REGIONAL LINKAGE SYSTEM
Sistem keterkaitan Danau dengan ruang terbuka publik lain di sekitar tapak untuk mengukur
linkage kawasan (connectivity), urban system (sistem pusat dan hirarki pelayanan), serta regional
linkage system.
5) PROGRAM PENGEMBANGAN UTILITAS DAN FASILITAS
Berdasarkan hasil kajian dan analisis environmental assessment dan analisis kebutuhan warga,
selanjutnya dalam tahap ini konsultan diarahkan untuk menyusun program:
- Bangunan pendukung: Fasilitas umum dan fasilitas sosial
- Infrastruktur
6) ZONASI KAWASAN
Penentuan Zonasi kawasan, zona penyangga dan zona pendukung yang mempertimbangkan:
- Kaidah-kaidah pelestarian alam
- Integrasi antar zona
- Keharmonisan yang kontekstual antar zona dalam mendukung zona inti
7) MASTER PLAN
Master Plan merupakan panduan pelestarian, pemanfaatan dan perencanaan Wisata Danau yang
kontekstual harmonis setidaknya mencakup:
a. Skenario Kawasan
1. Konservasi
2. Preservasi
3. Revitalisasi
4. Restorasi
b. Master Plan
Konsultan mempersiapkan Master Plan yang setidaknya memuat rencana struktur, tematik
kawasan, ruang publik hijau dan jalur track serta pedestrian.
c. Gambar perspektif 3 dimensi (3D)
d. Sistem Infrastruktur dan Utilitas, serta Transportasi
8) KONSEPTUAL DESAIN BANGUNAN PENDUKUNG
- Fasum dan fasos Pariwisata Danau
- Konseptual desain arsitektur, struktur dan MEE.
9) PEMILIHAN DED INFRASTRUKTUR PRIORITAS
DED infrastruktur diprioritaskan pada ruang yang mampu menjadi embrio pembangunan tahap
berikutnya, sekaligus mempertimbangkan yang dapat dinikmati oleh warga.
10) DED INFRASTRUKTUR PRIORITAS
a. Clearance
1. Pengimasan=pemotongan semak dan pohon kecil Ø<10cm
2. Penebangan pohon dengan gergaji (chainsaw) thd phn Ø>10cm
3. RAB
4. RKS
b. Kerangka Jalan Kendaraan
1. Desain geometris jalan
2. Desain struktur perkerasan jalan dan penataan koridor jalan/ pemanfaatan ruang jalan
(bukaan, pulau jalan, lansekap, dll)
3. Rencana simpang
4. RAB
5. RKS
c. Desain parkir dan sirkulasi kendaraan
1. Desain penataan satuan ruang parkir
2. Desain sirkulasi
3. RAB
4. RKS
d. Desain pedestrian
1. Desain jalur pejalan kaki (trotoar)
2. Desain jalur pejalan kaki untuk pengguna berkebutuhan khusus
3. Desainpenyeberangan (sebidang dan tidak sebidang)
4. Desain fasilitas pendukung (rambu dan marka, lampu penerangan fasilitas pejalan kaki,
pagar pengaman, pelindung/peneduh, tempat duduk, tempat sampah, drainase)
5. RAB
6. RKS
e. Penanaman Rumput
1. Persiapan lahan (pembersihan batu dan meratakan permukaan tanah)
2. Penanaman
3. Pengaturan jarak tanam
4. Penyiangan
5. RAB
6. RKS
11) PROGRAM INVESTASI DAN PEMBANGUNAN
Dokumen ini memuat:
- Pembiayaan pembangunan
- Pentahapan pembangunan
- Penanggung jawab/sumber dana
12) Manajemen resiko pelaksanaan konstruksi atau metodologi pelaksanaan pembangunan yang tepat
dan aman
Konsultan menilai beberapa lingkup yang seharusnya tertuang dalam KAK dalam Kegiatan
penyusunan Masterplan ini adalah sebagai berikut:
a. Pelaksananaan diskusi terfokus (FGD) dengan pemangku kepentingan untuk merumuskan skala
prioritas delineasi lokasi dan jenis kegiatan yang diperlukan daerah.
b. Pekerjaan survey lapangan dengan penggunaan alat teodolit dan GPS, meliputi :
1. Pengukuran tanah/topografi
2. Pemetaan kondisi eksisting
c. Pekerjaan pra rancangan
1. Gambar pra rancangan arsitektur lansekap yang meliputi : site plan, tampak, potongan.
2. Garis besar persyaratan teknis (spesification outline)
3. Perkiraan biaya pembangunan
d. Kegiatan pekerjaan pengembangan rancangan
1. Gambar rancangan lansekap dan elemen pendukungnya yang meliputi : site plan, denah,
tampak, potongan, gambar detail dan jaringan utilitas.
2. Gambar rancangan beserta konsep dan perhitungannya.
3. Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan Bill of Quantity dan harga
satuan pekerjaan.
4. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis besar).
5. Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail untuk dokumen pelelangan.
e. Penyusunan dokumen lelang konstruksi
1. Petunjuk pelelangan
2. Persyaratan teknis
3. gambar rancangan detail arsitektur, interior dan lansekap.
4. Rencana kerja dan syarat.
5. Rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi (engineer
estimate)
Dengan demikian adanya ruang lingkup kegiatan di atas diharapkan akan tercapai dan terciptanya
perencanaan yang efektif, tepat guna dan tepat sasaran sesuai dengan aturan dan pedoman yang
berlaku.
Untuk mempertajam ruang lingkup ini maka akan dilakukan pendetaialan melalui tahapan pekerjaan,
yang dituangkan kedalam suatu penjelasan dalam pendekatan metodologi serta bentuk matriks/tabulasi
pada bab metodologi dan rencana kerja.
Untuk mempertajam ruang lingkup ini maka akan dilakukan pendetaialan melalui tahapan pekerjaan,
yang dituangkan kedalam suatu penjelasan dalam pendekatan metodologi serta bentuk matriks/tabulasi
pada jadwal pekerjaan ini.
Konsultan memahami bahwa pada pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan antisipasi tugas dan kondisi
yang ada dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta menentukan kebijakan
pelaksanaan, program yang akan dilakukan, jadwal waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan, secara
administratif dan operasional serta alokasi anggaran biaya dan sumber daya.
Perencanaan harus dibuat dengan cermat, lengkap, terpadu dan dengan tingkat kesalahan paling
minimal. Namun dari hasil perencanaan bukanlah dikumen yang bebas dari koreksi karena sebagai
acuan bagi tahapan pelaksanaan dan pengendalian, perencanaan harus terus disempurnakan secara
iterative untuk menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada proses
selanjutnya.
Secara kontraktual konsultan bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan dalam
kegiatan operasionalnya konsultan akan mendapatkan bantuan/bimbingan dalam menentukan arah
pekerjaan perencanaan dari Pejabat Pelaksana Teknis, pengelola administrasi, pengelola keuangan,
pengelola teknis yang di tunjuk dan bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Terkait dengan pendekatan partisipatif, Tim Tenaga Ahli harus melaksanakan rapat kemajuan
perkerjaan penyusunan kegiatan ini setiap Bulan disyaratkan dan disetujui oleh Tim Teknis. Rapat
tersebut merupakan waktu kerja dengan Tim Teknis untuk meninjau kemajuan dan jadwal,
permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan dan peluang penyelesaiannya,
mengindentifikasi tindakan yang diperlukan dan menindak lanjuti yang telah disetujui untuk
dilaksanakan, serta mengatur pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Laporan kemajuan pekerjaan dan informasi tentang jadwal harus disiapkan untuk rapat tersebut. Dari
waktu ke waktu, Tim Teknis juga harus selalu meminta Konsultan untuk melaksanakan pertemuan
untuk melaporkan status pekerjaan ini dan kemajuan pekerjaan Masterplan Pengembangan Destinasi
Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat kepada Tim Teknis, Supervisi dan yang lainnya.
Proses pelaksanaan pekerjaan dalam KAK ini oleh konsultan akan didetaialkan dan disinkronkan
tahapan pekerjaan, yang dituangkan kedalam suatu penjelasan dalam pendekatan metodologi serta
bentuk matriks/tabulasi pada jadwal pekerjaan ini.
Untuk menyikapi hal tersebut, maka strategi keunggulan yang ditawarkan oleh Pihak Konsultan
adalah pengalokasian kegiatan dan tenaga ahli dirumuskan sedemikian rupa sehingga seefektif
mungkin dapat menghemat waktu pelaksanaan kegiatan dan supervisi dengan Pihak Pemberi Kerja
maupun Pemerintah Daerah.
Jumlah
Posisi Kualifikasi dan Tugas
Orang Bulan
Team Leader:
Ahli Perencanaan Ketua Tim disyaratkan Perencanaan Wilayah dan Kota, 1 orang 3 bulan
Wilayah dan Kota lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Teknik selama 5 (lima)
tahun, Jurusan Teknik Planologi, berpengalaman dalam
pekerjaan di bidang manajemen proyek, studi
perencanaan wilayah dan kota, serta memiliki
kemampuan dan pengalaman sebagai ketua tim, yang
mempunyai tugas pokok:
Mengkoordinir seluruh Tenaga Ahli / Pendukung
demi terlaksananya pekerjaan sesuai dengan
KAK;
Melakukan asistensi kepada Direksi dan Instansi
terkait;
Melakukan pengecekan dan koreksi redaksional
laporan hasil pekerjaan;
Melaksanakan presentasi dalam diskusi laporan
pekerjaan;
Menyusun rencana kerja, mobilisasi tenaga,
peralatan dan bahan.
Ketua tim dipersyaratkan wajib memiliki sertifikat
keahlian klasifikasi Ahli Madya Perencanaan Wilayah
dan Kota yang masih berlaku.
Tenaga Ahli
Ahli Arsitektur Tenaga Ahli Arsitektur disyaratkan minimal Ahli 1 orang 3 bulan
Madya Arsitektur, 4 (empat) tahun, lulusan Sarjana
Strata Satu (S1) Teknik, Jurusan Arsitektur
mempunyai kemampuan dan pengalaman sebagai Ahli
Arsitektur, yang mempunyai tugas pokok:
Melaksanakan pengumpulan data, analisa dan
rencana;
Mengambil keputusan bidang arsitektur yang akan
digunakan sesuai analisa;
Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli
lainnya;
Membantu Team Leader dalam menyusun laporan
dan dokumen lainnya.
Ahli Arsitektur dipersyaratkan wajib memiliki
sertifikat keahlian klasifikasi Ahli Madya Arsitektur.
Ahli Sipil - Konstruksi Tenaga Ahli Sipil disyaratkan minimal Ahli Muda 1 orang 3 bulan
Sipil, 4 (empat) tahun, lulusan Sarjana Strata Satu (S1)
Teknik, Jurusan Sipil mempunyai kemampuan dan
pengalaman sebagai Ahli Sipil Konstruksi, yang
mempunyai tugas pokok:
Melaksanakan pengumpulan data, analisa dan
rencana;
Mengambil keputusan bidang sipil konstruksi
yang akan digunakan sesuai analisa;
Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli
lainnya;
Membantu Team Leader dalam menyusun laporan
dan dokumen lainnya.
Ahli Sipil dipersyaratkan wajib memiliki sertifikat
keahlian klasifikasi Ahli Muda Teknik Bangunan
Gedung.
Tenaga Ahli Pariwisata Tenaga Ahli Pariwisata disyaratkan minimal pengalaman 1 orang 2 bulan
3 (tiga) tahun, lulusan Sarjana Strata Satu (S1)
Pariwisata, mempunyai kemampuan dan pengalaman
sebagai Ahli Pariwisata, yang mempunyai tugas pokok:
Melaksanakan pengumpulan data dan analisa data;
Mengambil keputusan bidang kepariwisataan yang
akan dikembangkan sesuai analisa;
Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli
lainnya;
Membantu Team Leader dalam menyusun laporan
dan dokumen lainnya
Tenaga Ahli Ekonomi Tenaga Ahli Ekonomi disyaratkan minimal memiliki 1 orang 2 bulan
pengalaman 3 (tiga) tahun, lulusan Sarjana Strata Satu
(S1) Ekonomi, Jurusan Ekonomi Studi Pembangunan
mempunyai kemampuan dan pengalaman sebagai Ahli
Ekonomi, yang mempunyai tugas pokok:
Melaksanakan perhitungan ekonomi serta
menghitung investasi, IRR, BEP;
Mengambil keputusan bidang Ekonomi yang akan
digunakan sesuai analisa;
Koordinasi dengan Team Leader danTenaga Ahli
lainnya;
Membantu Team Leader dalam menyusun laporan
dan dokumen lainnya.
Tenaga Ahli Keselamatan Tenaga Ahli K3 disyaratkan minimal memiliki 1 orang 1 bulan
dan Kesehatan Konstruksi SKA/Sertifikat K3 Konstruksi, yang mempunyai tugas
(K3) pokok Membantu Team Leader dalam menyusun laporan
dan dokumen lainnya terkait keselamatan dan kesehatan
konstruksi.
Tenaga Pendukung
Sipil Estimator Tenaga Estimator disyaratkan lulusan S1 Teknik Sipil 1 orang 1 bulan
dengan pengalaman minimal 2 tahun, serta memiliki
kemampuan sebagai Tenaga Estimator yang mempunyai
tugas pokok:
Membantu Team khususnya survey dan
perhitungan hasil desain pada pembuatan gambar–
gambar desain;
Membantu Team dalam menyusun laporan dan
dokumen lainnya yang berkaitan dengan
perhitungan.
Surveyor Tenaga Surveyor disyaratkan lulusan S1Teknik dengan 2 orang 1 bulan
pengalaman minimal 0-3 tahun atau lulusan D3 Teknik
dengan pengalaman minimal 3 tahun, serta memiliki
kemampuan sebagai Tenaga Surveyor yang mempunyai
tugas pokok:
Melaksanakan survey dan pengukuran topografi;
Membantu Team dalam menyusun laporan dan
dokumen lainnya.
Draftman / Juru Gambar Tenaga Draftman disyaratkan lulusan S1 Teknik dengan 2 orang 2 bulan
pengalaman minimal 0-3 tahun atau lulusan D3 Teknik
dengan pengalaman minimal 3 tahun, serta memiliki
kemampuan sebagai Tenaga Draftman yang mempunyai
tugas pokok:
Membantu Team khususnya pada pembuatan
gambar-gambar desain;
Membantu Team dalam menyusun laporan dan
dokumen lainnya yang berkaitan dengan
penggambaran.
Assisten Arsitektur Assisten Arsitektur disyaratkan minimal Ahli Muda 1 orang 2 bulan
Arsitektur, 3 (tiga) tahun, lulusan Sarjana Strata Satu (S1)
Teknik, Jurusan Arsitektur mempunyai kemampuan dan
pengalaman sebagai Ahli Arsitektur, yang mempunyai
tugas pokok:
Membantu Ahli Arsitek untuk pengumpulan data,
analisa dan rencana;
Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli
lainnya;
Membantu Team Leader dalam menyusun laporan
dan dokumen lainnya.
Sekretaris / Administrasi Sekretaris / Administrasi Kantor mempunyai tugas 1 orang 3 bulan
Kantor pokok:
Membantu menyiapkan surat-menyurat mengenai
pelaksanaan pekerjaan;
Membantu pembuatan laporan keuangan;
Mengarsipkan laporan-laporan dan dokumen
penting lainnya.
Tanggapan:
Berdasarkan jumlah tenaga ahli dan waktu penyelesaian yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja
tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi syarat dan mencukupi dalam mencapai target waktu dan
biaya pekerjaan ini.
Untuk lebih melancarkan kegiatan ini, maka perlu ditunjang juga keberadaan tenaga penunjang dalam
pelaksanaan koordinasi dan survey di lapangan. Dengan tambahan tenaga ini, maka waktu
penyelesaian pekerjaan diharapkan sesuai dengan dengan target yang telah ditetapkan.
T
rdapat beberapa pendekatan yang dipergunakan dalam proses “Masterplan Pengembangan
Destinasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat” yang salah satu diantaranya
pendekatan masalah yang merupakan suatu cara untuk memahami permasalahan sesuai
dengan konsep-konsep kebijakan dan norma-norma yang ada/berkembang sehingga dapat dilakukan
pemecahan masalah dengan benar/optimal. Permasalahan yang muncul dalam pekerjaan ini seperti
yang sudah tertulis dalam Kerangka Acuan Kerja akan dibuatkan solusinya dengan memahami
permasalahan tersebut dari sisi teoritis, kebijakan-kebijakan yang ada maupun pengalaman yang
pernah/sering terjadi. Pendekatan ini juga merupakan pemahaman terhadap pekerjaan sesuai dengan
yang terdapat dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), sehingga dapat dilakukan penyelesaian yang tepat
sebagaimana diminta dalam ketentuan yang ada dalam KAK.
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penyelesaian pekerjaan ini akan diuraikan dalam
pembahasan berikut.
B.1 PENDEKATAN
B.1.1 Pendekatan Normatif
Kajian dirumuskan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang ada seperti peraturan bidang
fisik/lingkungan alam, kepariwisataan dan peraturan bidang penataan ruang/wilayah yang terkait
dengan wilayah studi .
Pendekatan yang digunakan dalam Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri
Kabupaten Pesisir Barat antara lain mengacu kepada :
Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja;
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam;
Peraturan Pemerintah No. 18T ahun 1998 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona
Pemanfaatan TN, TAHURA dan TWA;
Peraturan Daerah Provinsi Lampung dan Kabupaten Pesisir Barat tentang RTRW dan RDTR di
Provinsi Lampung dan Kabupaten Pesisir Barat.
Oleh sebab itu perlu dilakukan proses pelibatan seluruh pemangku kepentingan yang terkait seperti
pemerintah, pemerintah daerah terkait, perguruan tinggi, LSM, tokoh masyarakat adat, ulama,
pengusaha dan masyarakat yang peduli terhadap pengembangan kawasan. Memperhatikan
kepentingan serta aspirasi dan isu-isu yang berkembang dari berbagai stakeholder terkait.
Pengembangan kawasan harus memuat aspirasi dan merupakan hasil kesepakatan semua pemangku
kepentingan di kawasan. Pelaksanaan pengembangan kawasan harus dipastikan telah mengakomodasi
aspirasi yang datang langsung dari pemangku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan ini. Penguatan
aspek kelembagaan masyarakat sebagai modal sosial masyarakat perlu diperhatikan dalam kerangka
memahami pengembangan kawasan. Partisipasi berbagai stakeholder dalam pengembangan kawasan
sangat diperlukan karena hasil dari pengembangan kawasan yang baik harus mencerminkan aspirasi
pemangku kepentingan.
Penyusunan rencana teknik ruang tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat sebagai pemanfaat ruang
(pelaksana rencana tata ruang) dan sebagai pihak yang terkena dampak positif maupun negatif dari
pelaksanaan ruang itu sendiri. Oleh karena itu dalam penyusunan rencana ini digunakan pendekatan
partisipasi masyarakat (stakeholder approach) untuk mengikutsertakan masyarakat di dalam proses
penyusunan rencana teknik ruang melalui forum diskusi pelaku pembangunan. Konsultan dalam
hal ini berusaha untuk melibatkan secara aktif pelaku pembangunan yang ada dalam setiap tahapan
perencanaan.
Pelibatan pelaku pembangunan dalam pekerjaan ini dapat digambarkan dengan diagram seperti di
bawah ini.
Pelaksanaan oleh
Pemerintah,
Pelaku Keterlibatan Dalam Perencanaan
Swasta,
Masyarakat
Di dalam penyusunan rencana ini masyarakat tidak hanya dilihat sebagai pelaku pembangunan
(stakeholder) tetapi juga sebagai pemilik dari pembangunan (shareholder). Keterlibatan masyarakat
sebagai shareholder dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan wilayah terhadap investor dari
luar wilayah, tetapi yang diharapkan adalah kerjasama antara investor dengan masyarakat sebagai
pemilik lahan di wilayah tersebut. Dengan posisi sebagai shareholder diharapkan masyarakat akan
benar-benar memiliki pembangunan di wilayahnya, dapat bersaing dengan penduduk pendatang, dan
dengan demikian masyarakat lokal tidak tergusur dari wilayahnya.
Pendekatan participatory digunakan untuk memperoleh urutan prioritas pengembangan dan masukan-
masukan dari berbagai stakeholders untuk melengkapi peta potensi yang sudah dihasilkan. Selain
melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, pendekatan participatory ini juga dilakukan dengan
melaui pembahasan-pembahasan/seminar-seminar untuk mengkaji lebih lanjut hasil analisis yang
dibuat. Pertimbangan menggunakan participatory approach adalah, bahwa saat ini pemaksaan
kehendak dan perencanaan dari atas sudah tidak relevan lagi. Di era reformasi ini perlu melibatkan
berbagai pihak dalam setiap kegiatan pembangunan. Manfaat penggunaan pendekatan tersebut adalah
untuk meminimalkan konflik berbagai kepentingan yang berarti juga mendapatkan hasil akhir yang
menguntungkan untuk semua pihak. Keuntungan lainnya yang akan diperoleh adalah jaminan
kelancaran implementasi hasil kajian ini di kemudian hari.
Sepenuhnya disadari bahwa penggunaan participatory approach ini akan menimbulkan berbagai
persoalan dalam prosesnya, terutama masalah keterbatasan waktu. Masalah ini akan dicoba
diminimalkan melalui persiapan materi dan pelaksanaan seminar yang matang, sehingga kesepakatan
dapat dengan segera dicapai tanpa mengurangi kebebasan stakeholders untuk mengeluarkan
pendapatnya.
Di antara persoalan-persoalan yang akan muncul, pemilihan stakeholders yang akan dilibatkan juga
bukan merupakan hal yang mudah. Ada dua pilihan solusi untuk masalah ini. Yang pertama adalah
menyebarkan undangan secara terbuka melalui media massa dan yang lainnya, dan membebaskan
setiap yang berminat untuk berurun rembug. Persoalannya kemudian adalah kesulitan mengontrol
jalannya pembahasan. Kesulitan tersebut terutama disebabkan oleh kemungkinan terlalu banyaknya
pihak yang akan datang, tetapi belum tentu berkepentingan secara langsung. Dengan sendirinya akan
sulit memperoleh suatu kesepakatan. Sedang yang kedua adalah melalui undangan terbatas. Kesulitan
solusi kedua ini adalah dalam penentuan daftar undangan. Ada kemungkinan terjadi kesalahan
mengundang. Pihak-pihak yang diundang belum tentu mewakili stakeholders secara keseluruhan.
B.2 METODOLOGI
Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji perihal urutan langkah-langkah yang
ditempuh agar pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri Ilmiah. Metodologi juga dapat
dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji kaidah penalaran yang tepat. Jika kita
membicarakan metodologi maka hal yang tak kalah pentingnya adalah asumsi-asumsi yang
melatarbelakangi berbagai metode yang dipergunakan dalam aktivitas ilmiah.
Dalam kegiatan Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat,
perlu disusun langkah-langkah yang tersistematis agar mendapatkan hasil sesuai dengan sasaran yang
telah ditetapkan.
Metodologi Penyiapan Rencana Aksi, DED, dan Konsep Detail ini, yaitu:
2. identifikasi permasalahan terhadap bangunan dan kegiatan – kegiatan sekitar Wisata Bahari
Uraian mengenai masing-masing tahapan di atas diuraikan dalam bentuk kerangka pikir pada gambar
(4,5, dan 6) sub bab berikutnya.
Gambar 22. Metodologi Pekerjaan DED Kawasan Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat
B.2.1 Tahap Penentuan Deleniasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat
Pada tahap penentuan deliniasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat ini akan dilakukan
beberapa kegiatan meliputi:
1) Mobilisasi tenaga ahli dan penjelasan kembali alokasi tugas tenaga ahli serta briefing tahap awal.
2) Penyusunan Rencana Kerja, yang meliputi penyempurnaan metodologi agar lebih rinci dan
operasional, dan penyempurnaan jadwal kerja untuk melengkapi dan mensinkronkan tugas tenaga
ahli dengan jadwal kerja.
3) Koordinasi dengan tim teknis yang dibentuk pemerintah daerah dalam rangka deleniasi Wisata
Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat;
4) Penyiapan rencana desain survei.
Sebelum melakukan survey, maka hal yang harus dipersiapkan antara lain adalah cheklist
kebutuhan data dan rencana instansi-instansi yang akan dikunjungi serta juga pembuatan
kuesioner. Setelah melalui tahap persiapan survei, maka kegiatan selanjutnya adalah tahapan
survei lapangan. Adapun survey lapangan ini terdiri dari survey sekunder dan survey primer.
1. Survey Sekunder
Survey ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi baik itu dari referensi,
kebijakan, dokumen maupun data-data yang terkait yang umumnya terdapat di instansi
tertentu. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data kebijakan nasional dan daerah meliputi
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Masterlpan. Selain itu juga mengumpulkan data profil
kawasan, yang terdiri dari data administratif wilayah, data geografis dan data demografi.
2. Survey Primer
Survei data primer ini diperoleh melalui kunjungan langsung ke lapangan dengan melakukan
penyebaran kuesioner dengan pihak-pihak terkait yang diawasi kinerjanya (pemerintah daerah
provinsi). Selain itu juga dilakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak tersebut dan juga
masyarakat untuk memahami persepsi, preferensi, kebutuhan, permasalahan, potensi serta
aspirasi mereka terhadap penyelenggaraan pariwisata pada lokasi studi. Disamping itu, juga
melakukan peninjauan lapangan dengan melihat kondisi eksisiting wilayah kajian dengan
tujuan untuk mengiditentifikasi kawasan berpotensi bermasalah di wilayah kajian tersebut.
P
elaksanaan “Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten
Pesisir Barat”, dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu tahap awal, tahap persiapan
lapangan, tahap pelaksanaan survei, tahap pengolahan data, tahap diskusi, dan tahap
pelaporan.
C.2.2 Tahap Penyusunan Masterplan Kawasan Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir
Barat
Penyusunan Masterplan mencakup antara lain beberapa aspek berikut:
1) Penyusunan Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan meliputi Gambaran umum wilayah yang berisi potensi dan permasalahan,
Metode pendekatan, yang meliputi proses penyusunan, pelaksanaan pekerjaan, penggunaan model
dan penggunaan konsep, Organisasi dan Program Kerja yang menjelaskan keterkaitan hubungan
kerja, koordinasi dan penjadwalan.
2) Tahap Analisis
Menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana yang akan dibangun pada daerah yang telah
dipilih sebagai kawasan Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat.
Menganalisis kebutuhan aksesibilitas jalan dan atau jogging trek (trek jalan kaki/sepeda)
menuju lokasi-lokasi objek di dalam kawasan Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat
3) Tahap Penyusunan Laporan Akhir yang memuat:
a) Melakukan analisis pemilihan lokasi prasarana pendukung, dengan menggunakan metode
pemilihan lokasi dan prinsip optimalisasi serta sinkronisasi terhadap RTRW dan RDTR.
b) Melakukan analisis kebutuhan prasarana pendukung kegiatan perekonomian di wilayah
perencanaan, seperti jaringan jalan, cottage, pertokoan, dan lain sebagainya.
c) Analisis penataan lingkungan (site plan / tapak) terkait dengan beberapa hal seperti orientasi,
topografi, dan lain-lain.
d) Analisis tiap bangunan utama, bangunan pendukung, mekanikal dan elektrikal, transportasi
hingga mencapai lokasi, dan pekerjaan lainnya.
e) Melakukan perumusan alternatif konsep perancangan awal kawasan pariwisata berdasarkan
analisis yang telah dilakukan.
f) Melakukaan perencanaan design/model bangunan prasarana pendukung kegiatan parwisiata
sesuai alternatif konsep perancangan terpilih.
g) Rencana Pengembangan Kelembagaan dan Pendanaan.
Rencana pengembangan kelembagaan yaitu rencana pengelolaan kelembagaan yang
mendukung pengembangan kawasan Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat.
W
aktu pelaksanaan pekerjaan “Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari
Mandiri Kabupaten Pesisir Barat” adalah 3 (tiga) bulan. Tujuan dibuatkannya
jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah agar tercapai sasaran sebagai berikut:
1. Agar pelaksanaan pekerjaan dapat terkoordinir dengan baik sehingga dapat selesai tepat waktu
dan memenuhi sasarannya;
2. Dengan koordinasi dari ketua tim maka setiap tahapan kegiatan pekerjaan diusahakan untuk
saling berkesinambungan, sehingga waktu pelaksanaan pekerjaan akan lebih efektif.
Secara keseluruhan, rencana pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas dapat diterjemahkan ke dalam
jadwal pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri
Kabupaten Pesisir Barat disusun berdasarkan urutan logika dari pelaksanaan pekerjaan sedemikian
rupa sehingga dapat memenuhi jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yaitu 90 hari (3 bulan) kalender,
dengan rincian kegiatan yang tercermin dalam jadwal pelaksanaan seperti yang terlihat pada Tabel 13
di bawah ini.
Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat
Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3
No Uraian Pekerjaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 TAHAP PENYUSUNAN DELENIASI KAWASAN
1.1 Mobilisasi peralatan, tenaga ahli dan pendukung
1.2 persiapan awal pelaksanaan, mencakup pemahaman Kerangka Acuan Kerja (KAK)
kajian awal data sekunder, mencakup gambaran awal kawasan Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat peninjauan
1.3
kebijakan daerah
1.4 Persiapan Perangkat Survei
1.5 Pelaksanaan Survei Lapangan Deleniasi Kawasan
1.6 Kompilasi fakta analisa deleniasi kawasan
1.7 Penyusunan Laporan Penduhuluan
1.8 Diskusi Laporan Pendahuluan Masterplan
2 TAHAP ANALISIS TERHADAP KAWASAN
2.1 Ground Survey dan Pemetaan
2.2 Digitasi Gambar dan Peta
Analisis kebutuhan prasarana pendukung kegiatan perekonomian di wilayah perencanaan, seperti jaringan jalan, cottage, pertokoan,
2.3
dan lain sebagainya
2.4 Analisis penataan lingkungan (site plan / tapak) terkait dengan beberapa hal seperti orientasi, topografi, dan lain-lain
Analisis tiap bangunan utama, bangunan pendukung, mekanikal dan elektrikal, transportasi hingga mencapai lokasi, dan pekerjaan
2.5
lainnya
2.5 Perumusan alternatif konsep perancangan awal kawasan pariwisata berdasarkan analisis yang telah dilakukan
2.6 Penyusunan Laporan Antara
3 TAHAP PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED
3.1 Kegiatan pekerjaan pra rancangan alternatif terpilih
a. Gambar pra rancangan arsitektur lansekap yang meliputi : site plan, tampak, potongan,
b. Garis besar persyaratan teknis (outline spesification)
c. Perkiraan biaya pembangunan
3.2 Kegiatan pekerjaan pengembangan rancangan
Gambar rancangan lansekap dan elemen pendukungnya yang meliputi : site plan, denah, tampak, potongan, gambar detail dan
a.
jaringan utilitas.
b. Gambar rancangan beserta konsep dan perhitungannya.
c. Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan Bill of Quantity dan harga satuan pekerjaan.
d. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis besar).
e. Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail untuk dokumen pelelangan.
f. Pekerjaan dokumen lelang konstruksi
3.6 Penyusunan Laporan Akhir (Kompilasi fakta analisa & Perumusan DED)
3.7 Pembahasan Laporan Akhir DED
3.8 Penyelesaian Laporan Akhir semua dokumen, pengumpulan laporan dalam Hardisk
E. KOMPOSISI TIM
DAN PENUGASAN
U
ntuk dapat melaksanakan pekerjaan ini dengan baik, efektif dan efisien, diperlukan
organisasi pelaksana pekerjaan yang kuat, dan kompak. Dengan demikian semua aktivitas
dan alur pekerjaan dapat terkoordinir secara baik dan lancar. Dalam organisasi tersebut
terangkum semua komponen penunjang kelancaran pekerjaan, mulai dari Ketua Tim, tenaga ahli
sampai dengan dukungan tenaga administrasi.
Tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga ahli diuraikan dalam uraian tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Komposisi Tim dan Penugasan Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Mandiri Kabupaten Pesisir Barat
Nama Jumlah
No Keahlian Tugas dan Tanggung Jawab
Personil OB
Team Leader:
1 Ahli Perencanaan Ketua Tim disyaratkan Perencanaan Wilayah dan Kota, lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Teknik selama 5 (lima) tahun, Jurusan 1 orang 3
Wilayah dan Kota Teknik Planologi, berpengalaman dalam pekerjaan di bidang manajemen proyek, studi perencanaan wilayah dan kota, serta bulan
memiliki kemampuan dan pengalaman sebagai ketua tim, yang mempunyai tugas pokok:
Mengkoordinir seluruh Tenaga Ahli / Pendukung demi terlaksananya pekerjaan sesuai dengan KAK;
Melakukan asistensi kepada Direksi dan Instansi terkait;
Melakukan pengecekan dan koreksi redaksional laporan hasil pekerjaan;
Melaksanakan presentasi dalam diskusi laporan pekerjaan;
Menyusun rencana kerja, mobilisasi tenaga, peralatan dan bahan.
Ketua tim dipersyaratkan wajib memiliki sertifikat keahlian klasifikasi Ahli Madya Perencanaan Wilayah dan Kota yang masih
berlaku.
Tenaga Ahli
2 Ahli Arsitektur Tenaga Ahli Arsitektur disyaratkan minimal Ahli Madya Arsitektur, 4 (empat) tahun, lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Teknik, 1 orang 3
Jurusan Arsitektur mempunyai kemampuan dan pengalaman sebagai Ahli Arsitektur, yang mempunyai tugas pokok: bulan
Melaksanakan pengumpulan data, analisa dan rencana;
Mengambil keputusan bidang arsitektur yang akan digunakan sesuai analisa;
Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli lainnya;
Membantu Team Leader dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya.
Ahli Arsitektur dipersyaratkan wajib memiliki sertifikat keahlian klasifikasi Ahli Madya Arsitektur.
3 Ahli Sipil - Konstruksi Tenaga Ahli Sipil disyaratkan minimal Ahli Muda Sipil, 4 (empat) tahun, lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Teknik, Jurusan Sipil 1 orang 3
mempunyai kemampuan dan pengalaman sebagai Ahli Sipil Konstruksi, yang mempunyai tugas pokok: bulan
Melaksanakan pengumpulan data, analisa dan rencana;
Mengambil keputusan bidang sipil konstruksi yang akan digunakan sesuai analisa;
Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli lainnya;
Membantu Team Leader dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya.
Ahli Sipil dipersyaratkan wajib memiliki sertifikat keahlian klasifikasi Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung.
4 Tenaga Ahli Pariwisata Tenaga Ahli Pariwisata disyaratkan minimal pengalaman 3 (tiga) tahun, lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Pariwisata, mempunyai 1 orang 2
kemampuan dan pengalaman sebagai Ahli Pariwisata, yang mempunyai tugas pokok: bulan
Melaksanakan pengumpulan data dan analisa data;
Mengambil keputusan bidang kepariwisataan yang akan dikembangkan sesuai analisa;
Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli lainnya;
Membantu Team Leader dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya
5 Tenaga Ahli Ekonomi Tenaga Ahli Ekonomi disyaratkan minimal memiliki pengalaman 3 (tiga) tahun, lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Ekonomi, 1 orang 2
Jurusan Ekonomi Studi Pembangunan mempunyai kemampuan dan pengalaman sebagai Ahli Ekonomi, yang mempunyai tugas bulan
pokok:
Melaksanakan perhitungan ekonomi serta menghitung investasi, IRR, BEP;
Mengambil keputusan bidang Ekonomi yang akan digunakan sesuai analisa;
Koordinasi dengan Team Leader danTenaga Ahli lainnya;
Membantu Team Leader dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya.
Nama Jumlah
No Keahlian Tugas dan Tanggung Jawab
Personil OB
6 Tenaga Ahli Keselamatan Tenaga Ahli K3 disyaratkan minimal memiliki SKA/Sertifikat K3 Konstruksi, yang mempunyai tugas pokok Membantu Team 1 orang 1
dan Kesehatan Konstruksi Leader dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya terkait keselamatan dan kesehatan konstruksi. bulan
(K3)
Tenaga Pendukung
7 Sipil Estimator Tenaga Estimator disyaratkan lulusan S1 Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 2 tahun, serta memiliki kemampuan sebagai 1 orang 1
Tenaga Estimator yang mempunyai tugas pokok: bulan
Membantu Team khususnya survey dan perhitungan hasil desain pada pembuatan gambar–gambar desain;
Membantu Team dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan perhitungan.
8 Surveyor Tenaga Surveyor disyaratkan lulusan S1Teknik dengan pengalaman minimal 0-3 tahun atau lulusan D3 Teknik dengan 2 orang 1
pengalaman minimal 3 tahun, serta memiliki kemampuan sebagai Tenaga Surveyor yang mempunyai tugas pokok: bulan
Melaksanakan survey dan pengukuran topografi;
Membantu Team dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya.
9 Draftman / Juru Gambar Tenaga Draftman disyaratkan lulusan S1 Teknik dengan pengalaman minimal 0-3 tahun atau lulusan D3 Teknik dengan 2 orang 2
pengalaman minimal 3 tahun, serta memiliki kemampuan sebagai Tenaga Draftman yang mempunyai tugas pokok: bulan
Membantu Team khususnya pada pembuatan gambar-gambar desain;
Membantu Team dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan penggambaran.
10 Assisten Arsitektur Assisten Arsitektur disyaratkan minimal Ahli Muda Arsitektur, 3 (tiga) tahun, lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Teknik, Jurusan 1 orang 2
Arsitektur mempunyai kemampuan dan pengalaman sebagai Ahli Arsitektur, yang mempunyai tugas pokok: bulan
Membantu Ahli Arsitek untuk pengumpulan data, analisa dan rencana;
Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli lainnya;
Membantu Team Leader dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya.
11 Sekretaris / Administrasi Sekretaris / Administrasi Kantor mempunyai tugas pokok: 1 orang 3
Kantor Membantu menyiapkan surat-menyurat mengenai pelaksanaan pekerjaan; bulan
Membantu pembuatan laporan keuangan;
Mengarsipkan laporan-laporan dan dokumen penting lainnya.
F. JADWAL
PENUGASAN TENAGA
AHLI
M
engingat terbatasnya waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan maka jadwal
penugasan semua tim termasuk tenaga ahli akan disesuaikan dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan setiap tahapan, sehingga waktu penyerahan semua laporan dapat
dilakukan tepat waktu.
Dalam kurun waktu tersebut masing-masing tenaga ahli akan melaksanakan kegiatan berdasarkan
keahliannya. Dalam tabel ditunjukkan mengenai jadwal penugasan bagi masing-masing tenaga ahli.
Secara umum semua tenaga ahli akan bekerja sepanjang waktu pelakasanaan kegiatan dikarenakan
waktu pelaksanaan kegiatan yang sangat singkat Jadwal penugasan masing-masing tenaga ahli
digambarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli Masterplan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari
Mandiri Kabupaten Pesisir Barat