Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN PROGRAM DBD

(Demam Berdarah Dengue)

I. PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya
cenderung bertambah meningkat dan penyebarannya bertambah luas.
DBD termasuk salah satu penyakit menular yang sering menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB)/ wabah. Nyamuk penularannya (Aedes Aegypti)
dan virus dengue tersebar luas disebagian besar wilayah indonesia.
Dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan DBD sangat diperlukan
peran serta mayarakat. Baik untuk membantu kelancaran pelaksanakan
kegiatan pemberantasan maupun dalam memberantas jentik nyamuk
penularan nya.
Sementara itu terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009 Word Health
Organization (WHO)mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan
kasus demam berdarah tertinggi di Asia Tenggara.
Dari jumlah keseluruhan kasus tersebut 95% terjadi pada anak di bawah
15 tahun, kejadian luar biasa terjadi pada tahun 1998 dimana Departemen
Kesehatan RI mencetat sebanyak 2.133 korban terjangkit penyakit ini
dengan jumlah korban meninggal 1.414 jiwa.

II. LATAR BELAKANG


Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit
endemis di Indonesia dan sampai saat ini masih merupakan masalah utama
kesehatan masyarakat. Penyakit demam berdarah disebabkan infeksi Virus
Dengue yang akut dan di tandai dengan panas mendadak 2-7 hari tanpa
sebab yang jelas di sertai dengan manispetasi pendarahan. Seperti
epistaksir, petekie, kadang disertai muntah darah, bercak darah, kesadaran
menurun dan syok (Soegijanto, 2006)
Melihat hal tersebut di atas, dipandang perlu untuk melakukan kegiatan
yang dapat mencegah terjadinya penularan DBD melalui tindakan promotif
(penyuluhan) kepada masyarakat.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan upaya pencegahan, penanggulangan dan
pemberantasan penyakit DBD di wilayah UPT Puskesmas Lupak.
b. Pengendalian vektor nyamuk DBD.
c. Menekan perkembangan kasus positif.
d. Membatasi penyebar luasan wilayah yang terjangkit penyakit DBD.
e. Terwujudnya masyarakat yang sehat dan bebas dari DBD.
2. Tujuan khusus
a. Mencegah terjadinya penularan DBD terutama yang berasal dari kasus
impor.
b. Menemukan penderita DBD secara dini, yang datang dari daerah
endemis DBD.
c. Memberikan pengobatan pada penderita DBD sesuai standar.
d. Meningkatkan jejaring kemitraan dengan berbagai program / sektor
tekait termasuk masyarakat.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
PE Mengidentipikasi daerah DBD dengan cara
melakukan PE

1. Mengidentifikasi daerah DBD dengan cara malekukan PE terhadap


kasusk positif DBD dan melakukan survei kontak.
2. Penemuan kasus DBD dengan penderita positif DBD.
3. Pelaksanaan kasus DBD dan pengobatan DBD sesuai standar.
4. Melakukan fogging fokus dalam pengendalian vektor DBD dan
penanggulangan KLB DBD.
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan data migrasi penduduk vektor DBD
dan lingkungan perkembang biakannya, melaporkan hasil kegiatan
bulanan dan tahunan kepada Dinas Kesehatan.

V. METODE PELAKSANAAN
1. Kunjungan Rumah dengan tatap muka terhadap penderita dan warga
sekitar.
2. Memberikan penyuluhan kepada anggota keluarga untuk menjaga
kebersihan dan meningkatkan asupan gizi bagi penderita.
3. Pengambilan sampel darah tepi bagi keluarga atau orang yang berisiko
untuk terjadi penularan.

VI. PETUGAS PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI (PE)


Petugas PE adalah Petugas Dinas Kabupaten Kapuas sebanyak 2 orang
dan Puskesmas sebanyak 2 orang.

VII. SASARAN
Rumah penderita kasus suspek DBD dan sekitarnya
Cara
Kegiatan Sasaran Rincian
No. Sasaran Melaksanakan
Pokok Umum Kegiatan
Kegiatan
1. Pelacakan Kunjungan Melakukan Kunjungan Kunjungan untuk
kasus kasus kunjungan penderita memantau jentik
rumah dan sekitar penyebab penyakit
Melakukan Adanya Pencatatan hasil
dokumentasi catatan kunjungan rumah
hasil kunjungan hasil
rumah kunjungan
rumah
2. Pelaporan Pelaporan Melaporkan hasil Ada Membuat laporan
Kegiatan kegiatan laporan hasil kegiatan
hasil
kegiatan
VIII. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
1. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan PE dilaksanakan secara insidentil.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan PE adalah Wilayah kerja UPT Puskesmas Lupak
Kelurahan/Desa yang terdapat kasus.

IX. OUTPUT (HASIL YANG DIHARAPKAN)


1. Terkendalinya penyakit menular DBD yang berpotensial menyebabkan
wabah.
2. Menemukan secara dini kontak serumah kasus positif penyakit DBD.
3. Meningkatkan cakupan penemuan kasus penderita DBD dengan
melakukan pemeriksaan darah kapiler dikeluarga penderita dan tetangga
sekitar.

X. PENUTUP
Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
1. Pencatatan suspek penderita DBD di laporan bulanan penemuan dan
pengobatan DBD puskesmas serta survey migrasi bagi penderita DBD.
2. Adanya monitoring dan evaluasi kegiatan.
3. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah selesai
melaksanakan kegiatan.
4. Laporan hasil kegiatan diketahui oleh Kepala UPT Puskesmas Lupak,
Ketua Tim Seksi P2 Penyakit Menular dan Kepala Bidang P2P Dinas
Kesehatan Kabupaten Kapuas.

Anda mungkin juga menyukai