Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 3

PROPOSAL PENELITIAN TESIS

PENGARUH E-WALLET TERHADAP


PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI JAKARTA
DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN SEBAGAI VARIABEL
MODERATING

WAHID RIYANTO

PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
2

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pola komunikasi sosial yang berubah secara cepat dapat dilihat dan dirasakan
seiring merebaknya wabah Covid-19 ke seluruh dunia. Perkembangan tersebut
menambah warna baru pada aspek politik, ekonomi, dan sosial masyarakat. Interaksi
masyarakat global berubah menyesuaikan penggunaan teknologi. Teknologi sangat
penting karena sangat diperlukan untuk semua bentuk aktivitas yang berhubungan
dengan kehidupan dan dapat mendukung efektivitas dan efisiensi kapasitas manusia
dalam berinteraksi dan bekerja. Di Indonesia, pandemi telah melemahkan banyak
sektor, termasuk perekonomian. Sementara itu, sektor Infotek (TIK) tetap kuat
menopang ekonomi agar tetap tumbuh. Ekonomi yang tumbuh merupakan indikator
terpenting dalam upaya membangun ekonomi melalui kebijakan pembangunan yang
diterapkan. Pertumbuhan ekonomi sangat terkait dengan proses produksi barang/jasa
yang meningkat yang merupakan bagian dari aktivitas ekonomi suatu masyarakat.
Boediono (2013) berpendapat bahwa, pertumbuhan ekonomi sebagai proses
pertambahan output dalam suatu kurun waktu per kapita. Tumbuhnya perekonomian
terjadi jika terdapat kenaikan pendapatan masyarakat dalam satu tahun dibanding tahun
sebelumnya. Secara makro, pertumbuhan ekonomi sebagai adanya nilai tambah dari
Produk Domestik Bruto (PDB) (Tambunan, 2012).
Secara ekonomi, transformasi digital dapat menyebabkan ekonomi menjadi
ekonomi digital. Dalam hal ini, keberadaan ekonomi digital juga terkait dengan
globalisasi karena mengalami arus perdagangan yang pesat yang difasilitasi oleh
digitalisasi dan internet. Proses pemulihan ekonomi terkait transformasi digital dapat
dilakukan dalam pengembangan investasi, kerja sama dengan perusahaan teknologi
global, travel, e-commerce, dan masyarakat. Apalagi di masa ini, transformasi digital
sangat membantu pekerja dari UMKM dan UMKM itu sendiri di Indonesia dan luar
negeri yang mengoperasikan toko daring atau online di marketplace. Transaksi yang
dilakukan dalam kegiatan ekonomi erat kaitannya dengan sistem pembayaran. Proses
perkembangan alat pembayaran membuktikan bahwa dari waktu ke waktu ternyata alat
pembayaran mengalami perubahan besar dalam beberapa hal. Mata uang dalam bentuk
koin tradisional dan uang kertas kini berkembang menjadi bentuk mata uang yang
dihasilkan oleh sistem pembayaran secara elektronik dengan menggunakan kartu uang
elektronik (e-money). Menurut ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor
16/8/PBI/2014 Tentang e-money pada pasal 1 ayat 3 sebagai alat pembayaran dimana
telah terpenuhinya unsur sebagai berikut : penerbitannya berdasarkan dari nilai uang
yang telah disetor sebelumnya kepada penerbit. Nilai uang tersebut tersimpan pada
server media/chip. Pedagang menggunakannya untuk alat melakukan pembayaran, dan
nilainya tidak diperlakukan sebagai simpanan menurut hukum perbankan.
Ada dua jenis uang elektronik yang diterapkan di Indonesia, E-money terdiri
dari 2 jenis yaitu berupa kartu dan jaringan. E-money jenis kartu disebut kartu prabayar
atau kartu prabayar. basis uang elektronik Kartu hanya dapat diterbitkan oleh bank
berikut: Kami memiliki izin khusus dari Bank Indonesia. Contoh e-money Kartu yang
berlaku di Indonesia yaitu Flazz Bank BCA dan Emoney dari Bank Mandiri. Ada juga
uang elektronik jenis jaringan (e-wallet) yang dapat diakses melalui aplikasi online
menggunakan Handphone pengguna. Contohnya adalah yaitu Ovo, Dana, Go pay, dan
sejenisnya. Fitur yang terdapat pada e-wallet mampu digunakan untuk mendukung
kebutuhan transaksi yang ingin dilakukan oleh penggunanya, seperti untuk membayar
biaya transportasi online dan pemesanan makanan, sembako, dan lainnya. Para
penggunanya juga dapat menghemat uang dengan adanya berbagai penawaran potongan
harga yang tersedia di e-wallet. Adanya e-wallet ini sebagai salah satu inovasi teknologi
di bidang bisnis, sehingga banyak kelompok masyarakat yang telah mengikuti
3

perkembangan teknologi menggunakan e-wallet untuk bertransaksi. Saat ini, e-wallet


menjadi metode pembayaran yang semakin disukai masyarakat Indonesia dibandingkan
dengan uang tunai dan transfer bank, merujuk dari hasil riset InsightAsia berjudul
“Consistency That Leads: 2023 E-Wallet Industry Outlook” (Bisnis.com).

Bank Indonesia (BI) mencatat, Pada Desember 2022 adanya kenaikan nilai transaksi atas e-
wallet sebesar 79,14% atau senilai Rp79,81 triliun disbanding dengan periode tahun
sebelumnya.

Penelitian sebelumnya, menunjukkan pengaruh positif dari penggunaan uang


elektronik atas konsumsi masyarakat (Manurung, Nainggolan, dan Purba, 2021).
Sedangkan menurut Puspitasari (2021), dalam kurun waktu yang lama Transaksi e-
money berpengaruh secara positif dan signifikan atas Konsumsi Rumah Tangga,
namun tidak untuk transaksi dalam kurun waktu yang lebih pendek. Terdapat pengaruh
E-wallet secara signifikan pada perilaku konsumtif mahasiswa. Dengan adanya e-
wallet, mahasiswa dapat merasa lebih mudah, aman, efisien, dan inovatif untuk
melakukan pembayaran untuk melakukan pembayaran non tunai dalam setiap transaksi
pengeluarannya utamanya pada transaksi seperti pembelian makanan dan produk e-
commerce (kumala, 2020). Adanya e-wallet memberikan pengaruh positif terhadap
tingkat pengeluaran bulanan mahasiswa. (Putra, 2022).

Penulis melakukan penelitian untuk mengetahui penggunaan uang elektronik


serta dampaknya terhadap tingkat pengeluaran rumah tangga di Jakarta. Serta ingin
mengetahui tingkat pendidikan dapat memperkuat ataupun memperlemah pengaruh
penggunaan uang elektronik terhadap tingkat pengeluaran rumah tangga.

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan
sebagai berikut:
a. Apakah ada pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap tingkat pengeluaran
rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta?
b. Sejauhmana pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap tingkat pengeluaran
rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta?
4

c. Sejauhmana pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap tingkat pengeluaran


rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta dengan Tingkat Pendidikan kepala rumah
tangga sebagai variabel moderasi?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:


a. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap tingkat
pengeluaran rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta.
b. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap tingkat
pengeluaran rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta dengan Tingkat Pendidikan
kepala rumah tangga sebagai variabel moderasi.

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara
lain:
a. Bagi masyarakat dapat menjadi tambahan informasi terkait penggunaan uang
elektronik dalam mengatur pengeluaran konsumsi rumah tangga.
b. Bagi perusahaan yang menerbitkan e-wallet, dapat menjadi bahan informasi
dalam melakukan inovasi dan pengembangan produk.
c. Bagi pemerintah dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menerbitkan
regulasi yang lebih jelas terkait peredaran uang elektronik.
d. Bagi akademisi, sebagai informasi dan pertimbangan bagi penelitian lebih
lanjut mengenai pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap tingkat
pengeluaran rumah tangga.
5

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Uang
Secara garis besar, uang merupakan alat pembayaran yang berlaku umum,
pelunasan utang, atau pembelian barang dan jasa di suatu daerah tertentu. Uang
dihasilkan dalam perekonomian untuk tujuan memfasilitasi pertukaran dan aktivitas
perdagangan. Maka, uang diartikan sebagai apa yang diakui dan diterima di masyarakat
sebagai perantara barter dan perdagangan (Nainggolan, 2021).
Uang bertindak sebagai media pertukaran komoditas dan mencegah barter.
Menurut (Silalahi, 2013), ada tiga fungsi yang utama dari uang. Yang pertama, uang
berperan sebagai alat tukar yang memfasilitasi pertukaran, dan uang berperan sebagai
satuan hitung. Sehingga nilai dari setiap barang/jasa yang diperdagangkan dapat dinilai,
dan jumlah kredit dapat dihitung. Kedua, bertindak sebagai alat penyimpan yang
bernilai (mata uang), dan dapat digunakan untuk mentransfer kemampuan membeli
barang/jasa saat ini dengan masa depan. Jenis-jenis uang mengalami berkembang setiap
saat melalui evolusi nilai intrinsik, nilai denominasi, dan fungsi dari uang tersebut.
dilihat dari beberapa sudut, uang dapat dibedakan menjadi:
a. Dilihat dari bahannya, uang dapat dibedakan menjadi:
1) Koin Uang, terbuat dari logam seperti alumunium, cupronickel, perunggu,
emas, perak, dan perunggu.
2) Uang kertas, terbuat dari bahan kertas atau lainnya; biasanya diterbitkan dalam
pecahan tinggi dan mudah dibawa kemana-mana untuk kebutuhan harian.
b. Berbasis Nilai; ini dikenali dari yang terkandung di dalam nilai uang, baik intrinsik
(uang fisik) maupun nominal (nilai yang tertulis pada uang). Jenis uang ini dibagi
menjadi dua jenis::
1) Bernilai penuh, dimana nilai secara intrinsik sama dengan nilai nominal.
2) Bernilai tidak penuh, adalah dimana nilai intrinsiknya lebih rendah dari nilai
nominalnya.
c. Dari sisi kelembagaan adalah lembaga yang mengeluarkan uang. Jenis mata uang
yang dikeluarkan oleh lembaga antara lain uang tunai dan giro.
d. Berdasarkan Wilayah Jenis mata uang ini ditampilkan dari wilayah atau wilayah di
mana mata uang tersebut berlaku. Artinya biasanya merupakan jenis uang yang
berlaku hanya untuk daerah tertentu saja dan bukan yang lain atau semua daerah.
Jenis uang daerah meliputi uang dalam negeri dan uang asing.
Uang elektronik diterbitkan oleh bank dan lembaga non-perbankan yang
mendapat izin dari Bank Indonesia. Berdasarkan Peraturan dari Bank Indonesia
Nomor 18/17/PBI/2016 tentang Uang Elektronik, sebagai alat melakukan
pembayaran dengan unsur yang terkandung di dalamnya:
a. Diterbitkan sesuai nilai moneter yang telah disetor sebelumnya oleh pemegang
kepada penerbit.
b. Nilai moneter tersimpan secara elektronik.
c. Berfungsi sebagai alat bayar bagi pedagang, bukan sebagai titipan sebagaimana
pengertian UU Perbankan. Penggunaan e-money dinilai nyaman dan mudah
digunakan oleh semua orang.
6

Berdasarkan bentuk fisiknya, uang elektronik dapat diklasifikasikan


menjadi:
a. Kartu Prabayar dalam bentuk kartu sirkulasi hanya diterbitkan oleh bank.
Penggunaan kartu ini sangat fleksibel, siapa saja dapat membeli uang
elektronik dalam bentuk kartu prabayar, disimpan dan digunakan untuk
melakukan pembayaran. Kartu e-money pertama mudah didapat dan tidak perlu
memiliki rekening di bank.
b. Dompet elektronik atau uang elektronik berbasis aplikasi. E-wallet adalah uang
elektronik yang dikemas dalam format yang berbeda dari kartu prabayar, dan
produk ini ditawarkan melalui layanan aplikasi online, sehingga dapat
digunakan juga oleh organisasi non-perbankan. Tidak hanya bank sebagai
lembaga keuangan tetapi juga operator telekomunikasi menghadapi tantangan
bisnis ini.
Teori klasik, membahas tentang permintaan dan penawaran uang serta
hubungan antar keduanya. Teori ini berfokus pada hubungan antara jumlah uang
dan nilai uang, atau tingkat harga dan jumlah uang yang beredar. Hubungan antara
kedua variabel tersebut dijelaskan dengan konsep teori permintaan uang. Pasokan,
atau perubahan pasokan, uang berinteraksi dengan permintaan uang, yang
menentukan nilai uang. Teori Keynesian, di sisi lain, menjelaskan mengapa orang
memiliki uang tunai berdasarkan penggunaannya. Kita ketahui bersama, bahwa
uang berperan sebagai alat untuk bertransaksi dan menyimpan harta. Menurut teori
permintaan uang, M. Keynes membagi tiga motivasi orang untuk memegang uang.
Berdasarkan “hukum psikologi perilaku konsumen”, alasan orang memegang uang
diklasifikasikan menjadi tiga jenis: motif transaksional, motif preventif, dan motif
spekulatif.

2.1.2 Konsumsi
Menurut ilmu ekonomi, konsumsi diartikan sebagai penggunaan atas
barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup (Suherman, 2017). Kebutuhan manusia
banyak dan konstan, dan bahkan jika satu kebutuhan terpenuhi, orang merasa tidak
puas. Karena kebutuhan lain biasanya mengikutinya. Konsumsi dasar membantu
menutupi kebutuhan dasar, kebutuhan minimum yang harus dipenuhi untuk bertahan
hidup. Pangan, sandang, dan papan adalah barang konsumsi yang harus dimiliki orang
untuk konsumsi dasar tersebut. Konsumsi sekunder sebagai kebutuhan yang tidak
begitu penting untuk dipuaskan. Manusia dapat hidup tanpa kebutuhan tersebut, seperti
meja, kursi, radio, atau membaca. konsumsi tersier, akan dibutuhkan jika konsumsi
konsumsi dasar dan sekunder telah dipenuhi. Beberapa orang akan membutuhkan
barang mewah seperti kendaraan, emas, dan alat elektronik untuk memaksimalkan
keuntungannya.
Dalam perekonomian, hubungan antara tingkat konsumsi dari rumah tangga
dengan pendapatan nasional tergambar dalam Fungsi konsumsi. Fungsi tabungan,
tercermin dari hubungan antara tingkat tabungan dalam rumah tangga dengan
pendapatan nasional (Sukirno, 2015).
Rumus Konsumsi
a + b.Y = C
Rumus Tabungan
-a + (1 – b).Y = S

Dalam fungsi tersebut, digambarkan, sebagai adalah konsumsi rumah tangga, dengan
kondisi pendapatan nasional adalah 0, b sebagai kecenderungan konsumsi marjinal,
kemudian C sebagai tingkat konsumsi dan tingkat pendapatan nasional adalah Y. Fungsi
konsumsi dan tabungan dapat menggambarkan keterkaitan antara konsumsi maupun
tabungan terhadap pendapatan disposibel atau Yd.
7

Perilaku konsumen mencakup semua aktivitas yang mendorong suatu produk


atau layanan sebelum membeli, pada saat pembelian, pada saat penggunaan, pada saat
pengeluaran, setelah melakukan salah satu hal di atas, atau setelah mengevaluasi
aktivitas; proses perilaku, dan psikologis. . Menurut (Purba, 2013), teori perilaku
konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis pendekatan yaitu pendekatan
kardinal (menggunakan pendekatan nilai absolut) dan pendekatan ordinal
(menggunakan pendekatan nilai relatif, ordinal atau perangkingan). Dalam pendekatan
kardinal, mengasumsikan bahwa utilitas atau kesenangan yang diterima konsumen
dapat diukur secara kuantitatif dan pasti. Kedua, metode ordinal mengukur tingkat
kegunaan dari segi urutan atau peringkat, tetapi tidak dari segi kegunaan intrinsik.

2.1.3 Pendidikan
Dalam indikator ekonomi, Aspek Pendidikan merupakan salah satu bentuk dari
investasi atas sumber daya manusia dalam sektor Usaha atau dikenal dengan istilah
“Human Capital”. Menurut Sukirno (2004), pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh
investasi pada sektor pendidikan. Pendidikan membutuhkan biaya dan waktu yang
besar, tetapi penerima pendidikan itu di masa depan akan mendapat manfaat darinya.
Berinvestasi dalam pendidikan adalah tentang melihat orang melalui lensa nilai-nilai
yang diasosiasikan dengan mereka. Orang yang berpendidikan diharapkan memiliki
nilai yang berbeda dengan orang yang tidak berpendidikan. Nilai yang dipersoalkan
adalah fakta bahwa subjek pendidikan menjadi produsen individu yang terpisah,
produktivitas tenaga kerja meningkat dan nilai rasional (keuntungan sosial) meningkat
dibandingkan keadaan sebelum pendidikan.Ini adalah kondisi yang dapat diturunkan.
(Fatihin, 2016)
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyebutkan, pendidikan adalah suasana
dan proses pembelajaran dimana seluruh peserta didik dapat meningkatkan potensi
dirinya baik dalam hal agama, kedisiplinan, budi pekerti, akhlak, kecerdasan serta
keterampilan yang diperlukan dirinya. usaha untuk menciptakan Berkembang secara
aktif. masyarakat dan negara. Dari uraian tersebut dapat dikatakan pendidikan sebagai
kunci untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu, dapat mempengaruhi tingkat
belanja publik.

2.2 Kerangka Pemikiran


Penelitian ini akan mengukur sejauhmana pengaruh atas penggunaan uang
elektronik terhadap tingkat konsumsi masyarakat di Jakarta, serta sejauhmana tingkat
Pendidikan kepala rumah tangga memperkuat pengaruh dari penggunaan uang
elektronik terhadap tingkat konsumsi masyarakat di Jakarta.

Penggunaan Uang Tingkat Konsumsi Rumah


Elektronik (X) Tangga (Y)

Tingkat Pendidikan (M)

2.3 Hipotesis
8

Berdasarkan Kerangka Pemikiran di atas, penelitian ini akan meneliti


sejauhmana pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap tingkat konsumsi
masyarakat di Jakarta, serta sejauhmana tingkat Pendidikan kepala rumah tangga
memperkuat pengaruh dari penggunaan uang elektronik terhadap tingkat konsumsi
masyarakat di Jakarta.

Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan uang elektronik (emoney) terhadap
tingkat pengeluaran rumah tangga
H1 = Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan uang elektronik (emoney) terhadap
tingkat pengeluaran rumah tangga
H2 : Terdapat pengaruh penggunaan uang elektronik (emoney) terhadap tingkat
pengeluaran rumah tangga dengan Tingkat Pendidikan sebagai variable moderasi
9

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini beersifat kuantitatif melalui pendekatan analisis kausalitas.


Creswell (1994) berpendapat, penelitian kuantitatif menggambarkan fenomena atas data
numerik yang yang dikumpulkan dan dianalisis menggunakan metode statistik. Desain
penelitian kausalitas adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari kaitan antar
variabel dependen dan independen setelah suatu tindakan telah terjadi (Ragin & Zaret,
1983).
Variabel independen dari penelitian ini adalah Penggunaan Uang Elektronik,
sedangkan variabel dependennya yaitu Tingkat Konsumsi Rumah Tangga, Variabel
Tingkat Pendidikan sebagai variabel Moderasinnya. Variabel moderasi merupakan
suatu variabel yang dapat memberikan pengaruh tambahan (menguatkan ataupun
melemahkan) hubungan antar variabel bebas dan terikat. Variabel ini disebut juga
variabel bebas kedua. (Sugiyono, 2017).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokus pada penelitian ini berada di Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan waktu
penelitian dilakukan di bulan September-Oktober 2023. Data yang digunakan pada
penelitian ini berupa data sekunder yang berasal dari hasil pendataan lapangan Survei
Sosial Ekonomi Nasional yang dilaksanakan di BPS Provinsi DKI Jakarta Tahun 2023.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang dijadikan target dari penelitian yaitu rumah tangga di DKI
Jakarta. Untuk mendapatkan unit sampel yang diperlukan dari populasi tersebut,
peneliti menggunakan data hasil Susenas Tahun 2023. Adapun sampel yang diambil
berasal dari sampel pendataan Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2023 di DKI
Jakarta yang berjumlah 5.890 rumah tangga yang berada di 6 wilayah Kabupaten dan
Kota di Provinsi DKI Jakarta.

3.4 Sumber Data

Dalam penelitian, data memegang peranan penting dalam menentukan desain


penelitian dan analisis penelitian, karena merupakan input utama yang digunakan dan
diolah. Sumber data dan jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Ini
adalah data yang telah diproses, disimpan, atau ditampilkan dalam format atau format
tertentu untuk tujuan tertentu. Data sekunder adalah data yang belum dikumpulkan
langsung oleh analis/peneliti dan dapat mencakup karya yang diterbitkan atau tidak
diterbitkan berdasarkan penelitian yang didukung oleh sumber primer (Rabianski,
2003).

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Operasional Variabel


10

Teknik pengumpulan data merupakan bagian penting dari penelitian.


Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara, bergantung pada sumber
data dan tipe data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
3.5.1 Riset Kepustakaan.
dilakukan untuk mendapatkan data penelitian sekunder. Perpustakaan (library
research) adalah studi yang datanya diperoleh terutama atau seluruhnya dari
perpustakaan (buku, dokumen, artikel, jurnal, internet, dll).
3.5.2 Riset Dokumentasi.
digunakan untuk memperoleh data sekunder penelitian. Dokumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data mentah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
2023 BPS DKI Jakarta. Susenas merupakan sumber data yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang status sosial ekonomi suatu masyarakat dan
memperoleh berbagai indikator pencapaian kesejahteraan masyarakat. Metrik ini
meliputi: Indikator pendidikan seperti pendaftaran sekolah dan melek huruf.
Indikator bidang kesehatan meliputi angka kesakitan, akses fasilitas kesehatan,
jaminan kesehatan, pemberian ASI dan imunisasi pada balita, angka fertilitas dan
keluarga berencana termasuk asuhan persalinan. Usia kawin pertama, partisipasi
dalam keluarga berencana, rata-rata jumlah kelahiran. Di bidang perumahan
meliputi kondisi tempat tinggal, sumber air untuk minum, mandi dan mencuci.
Indikator kepemilikan ponsel, akses internet dalam penggunaan teknologi
informasi, akses penggunaan uang elektronik, dan dukungan pemerintah/program
masyarakat.

Untuk mendapatkan data pada variabel penelitian yang akan dilakukan:


• Variabel X : rumah tangga yang menggunakan uang elektronik
• Variabel Y : tingkat pengeluaran rumah tangga
• Variabel M : tingkat pendidikan rumah tangga

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Uji Asumsi Klasik


Analisis kuantitatif dilakukan ketika menganalisis pertanyaan penelitian. Survei ini
dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka. Data berupa angka
kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan informasi ilmiah dibalik angka
tersebut (Nanang, 2010:19). Sedangkan menurut Masyhuri dan Zainuddin
(2008:13), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang tidak membahas kedalaman
data. Penelitian kuantitatif kurang berfokus pada kedalaman data. Yang penting
adalah mampu merekam data sebanyak mungkin dari database populasi yang
besar.
Menurut Sugiyono (2010: 275) analisis regresi berganda digunakan untuk
mengetahui bagaimana keadaan (penurunan nilai) variabel dependen (referensi)
berubah ketika peneliti memanipulasi dua atau lebih variabel independen sebagai
prediktor. memprediksi apa yang akan terjadi (kenaikan atau penurunan nilai).
Oleh karena itu, analisis regresi berganda dilakukan ketika jumlah variabel
independen adalah dua atau lebih. Uji regresi ini merupakan lanjutan dari uji
korelasi (KPM), sehingga fungsi regresi berkaitan erat dengan uji korelasi (korelasi
Pearson). Uji regresi memiliki kemampuan memprediksi dan memprediksi
besarnya nilai variabel y apabila nilai variabel x dijumlahkan berkali-kali. Tentu saja
untuk melakukan uji regresi, kita harus melakukan uji korelasi terlebih dahulu,
tetapi ketika kita melakukan uji korelasi, kita tidak harus melakukan uji regresi
(Nanang, 2010:163).
Untuk mendapatkan nilai inferensi yang tidak biasa dan efisien dari persamaan
regresi, analisis data harus memenuhi beberapa asumsi klasik (pengolahan data
menggunakan program SPSS).
1) Uji Normalitas
11

Uji normalitas adalah tentang normalitas distribusi data, dan asumsi bahwa data
harus terpenuhi dalam analisis statistik parametrik adalah asumsi bahwa data
berdistribusi normal, maka kita gunakan uji normalitas (Suharyadi dan
Purwanto, 2009: 231-232). uji normalitas menurut (Sulhan, 2009:24) bertujuan
untuk mengetahui apakah residual model regresi yang diteliti berdistribusi
normal. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas memenuhi asumsi
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05.
2) Uji Multikoliniaritas
Multikolinearitas pertama kali dikemukakan oleh Ragner Fresh. Frish mengatakan
bahwa multikolinearitas adalah adanya hubungan linear sempurna berganda
(koefisien korelasi antar variabel = 1), dalam hal ini koefisien regresi variabel
independen tidak dapat ditentukan dan standar errornya tidak terhingga
(Suharyadi dan Purwanto, 2009: 231-232). Pendapat lain dalam (Sulhan,
2009:15-16) menyatakan bahwa adanya multikolinearitas sempurna
menyebabkan koefisien regresi tidak dapat ditentukan dan standar deviasi
tidak terbatas. Jika multikolinearitas tidak sempurna, koefisien regresi,
meskipun terbatas, memiliki standar deviasi yang besar dan tidak dapat
diestimasi dengan mudah. Analisis untuk deteksi multikolinearitas adalah
sebagai berikut:
a) Besaran VIF dan Tolerance
Pedoman untuk model regresi yang bebas multiko adalah: nilai VIF antara
angka 1 - 10 dan nilai Tolerance mendekati 1.
b) Besaran korelasi antar variabel independent
Pedoman untuk model regresi yang bebas dari multiko adalah bahwa
koefisien korelasi antar variabel independen harus lemah.
3) Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari uji asumsi ini a dalah untuk mengetahui apakah residual memiliki
variansi yang tidak sama antara satu observasi dengan observasi lainnya
dalam model regresi. Jika varian residual berbeda dari satu pengamatan ke
pengamatan lainnya maka disebut heteroskedaktisitas, sedangkan model
yang baik adalah tidak terjadi.
Uji heteroskedastisitas menggunakan uji koefisien korelasi Rank-Spearman. H.
Korelasi antara absolute residual hasil regresi dengan menggunakan semua
variabel bebas. Jika signifikansi hasil korelasi kurang dari 0,05 (5%), maka
persamaan regresi mengandung heteroskedastisitas dan sebaliknya berarti
nonheteroskedastisitas atau homoskedastisitas.
Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien korelasi rank
Spearman, yaitu korelasi antara hasil regresi absolute residual dan semua
variabel bebas (Sulhan, 2009:16).

3.6.2 Moderated Regression Analysis (MRA)

Variabel moderasi adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah


hubungan langsung antara variabel independen dan dependen. Variabel
moderator adalah variabel yang mempengaruhi sifat atau arah hubungan antar
variabel. Variabel moderasi disebut juga variabel asumsi karena sifat atau arah
hubungan antara variabel independen dan dependen bisa positif atau negatif
tergantung variabel moderasinya.
Moderated Regression Analysis adalah aplikasi khusus regresi berganda linear
dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian
dua atau lebih variabel independen)
Adapun persamaan model Moderated Regression Analysis tersebut
adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1 X2
Keterangan:
Y : nilai prediksi dari Y
a : bilangan konstan b1,b2,b3 :
koefisien variabel bebas x1 :
variabel independen
12

x1 : rumah tangga yang menggunakan uang elektronik


moderasix2 : variabel moderasi
x2 : tingkat pendidikan rumah tangga

Model regresi dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:


1

P (Y) = a + b1(X1)+b2(X2) +b3(X1X2)


Keterangan:
P : Produktivitas
b1,b2, b3 : Koefisien regresi
a : konstanta

Identifikasi variabel X dan Y yang masuk ke dalam analisis regresi di


atas menggunakan perangkat lunak sesuai dengan perkembangan yang ada
seperti saat ini. Ini tidak asing bagi peneliti SPSS. Hasil analisis yang
diperoleh harus diinterpretasikan (interpretasi). Saat menafsirkan, hal
pertama yang harus dilihat adalah nilai F-hitung. Hal ini karena F- hitung
menunjukkan pengujian secara simultan (bersama) dalam pengertian
variabel X1, X2, X2. …Xn memengaruhi Y secara bersamaan

3.6.3 Uji Hipotesis

1) Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama

– sama terhadap variabel terikat.

Keterangan :

F = pendekatan distribusi probabilitas fischer R


= koefisien korelasi berganda
K = jumlah variabel bebas n =
banyak sampel

Adapun langkah-langkah uji F atau uji simultan adalah:

a. Perumusan Hipotesis

Ho : Diduga variabel rumah tangga yang menggunakan uang elektronik


(X), tidak berpengaruh terhadap tingkat pengeluaran rumah
tangga.
H1: Diduga variabel rumah tangga yang menggunakan uang elektronik
(X), berpengaruh terhadap tingkat pengeluaran rumah tangga.
H2: Diduga variabel rumah tangga yang menggunakan uang elektronik
(X), berpengaruh terhadap tingkat pengeluaran rumah tangga,
dengan Tingkat pendidikan rumah tangga sebagai variabel
moderasi

b. Kriteria ditolak atau diterima

Ho diterima jika :

a. Ho diterima dan Ha ditolak jika Fhitung ≤ F table, Artinya, variabel X dan


Y tidak memiliki pengaruh secara simultan..
b. Ho ditolak dan Ha diterima jika Fhitung≥ Ftabel, Artinya, itu
mempengaruhi variabel X dan Y secara bersamaan.

2) Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji T)

Uji signifikansi parsial (uji-t) atau uji individual digunakan untuk menguji
2

apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen


(Suharyadi dan Purwanto, 2011:228).
Adapun langkah untuk uji t atau uji parsial adalah:
1) Perumusan hipotesis
H0 = B1 = 0 Ha = B1 ≠ 0
H0 = B2 = 0 Ha = B2 ≠ 0
2) Menentukan daerah kritis
Wilayah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas n-k, dan
tingkat signifikansi α
3) Menentukan nilai t-hitung
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2011:229) nilai t- hitung dapat
ditentukan sebagai berikut:
𝑏−𝐵
t-hitung =
𝑆𝑏
Dimana:

t-hitung = besarnya t-hitung b


= koefisien regresi
Sb = standar error
4) Menentukan daerah keputusan
Daerah keputusan yang menerima Ho atau Ha.
5) Memutuskan hipotesis
Ho: Diterima jika t hitung t tabel
Ha: Diterima jika t hitung≥ t tabel

3) Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi menunjukkan proporsi varians total yang dapat
dijelaskan oleh persamaan regresi. Besarnya koefisien determinasi
dirumuskan sebagai:

2 n(a.∑y+b1.∑yX1+ b2.∑yX2+b3.∑yX3)−(∑y)2
R =
n.∑y2− (∑y)2

Nilai R2 adalah antara 0 sampai 1. Nilai R2 = 1 menunjukkan bahwa


100% variasi total dijelaskan oleh varian persamaan regresi atau oleh
variabel independen, baik x1, x2, maupun x3 dapat menjelaskan variable y
100%. Sebaliknya jika R2 = 0 Menunjukkan bahwa tidak ada varians total
yang dijelaskan oleh variabel independen dari persamaan regresi, dan tidak
ada x1, x2, atau x3..

DAFTAR PUSTAKA

https://dataindonesia.id/bursa-keuangan/detail/nilai-transaksi-uang-elektronik-naik-798-
pada-desember-2022.
KUDRATI, S. (2018). Pengaruh Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Terhadap
Pengeluaran Konsumsi Ikan di Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas
Gadjah Mada).
kumala, I. M. I. (2020). Pemanfaatan Aplikasi Dompet Digital Terhadap Transaksi Retail
Mahasiswa. Seminar Nasional Riset Dan Teknologi (SEMNAS RISTEK) 2020.
Manurung, A. P., Nainggolan, P., & Purba, D. G. (2021). Pengaruh Penggunaan Uang
Elektronik Terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat Di Kota Pematangsiantar
Pada Saat Pandemi Covid-19. Jurnal Ekuilnomi, 3(2), 68-80.
3

Puspitasari, N. C. (2021). Analisis Pengaruh Penggunaan Electronic Money Terhadap


Konsumsi Masyarakat Di Indonesia.
Putra, H. S. (2022). PENGARUH UANG ELEKTRONIK TERHADAP TINGKAT
PENGELUARAN BULANAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA (Doctoral
dissertation, Universitas Atma Jaya Yogyakarta).
Suhada, D. I., Rahmadani, D. R., Rambe, M., Fattah, M. A. F., Hasibuan, P. F., Siagian, S.,
& Wulandari, S. (2022). Efektivitas Para Pelaku Ekonomi Dalam Menunjang
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(10), 3201-3208.

Anda mungkin juga menyukai