Anda di halaman 1dari 10

KODE MERAH

( CODE RED )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03/K3/X/2015 - 1/3

Ditetapkan
, UPT Puskesmas
Kepala
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD TIDAR
Banjar Serasan
Kota Pontianak
KOTA MAGELANG
STANDAR 03 April 2023
PROSEDUR
Rusnaini, SKM,. MPH
OPERASIONAL NIP.
dr.19691027
SRI HARSO,199203 1 008
M.Kes, Sp.S
NIP. 19620524 198901 1 001
Kode Merah adalah kode emergensi untuk kondisi kebakaran
yang membutuhkan kesiapan dan kesigapan petugas untuk
PENGERTIAN
memadamkan api, mengevakuasi pasien, alat kesehatan,
dokumen dll.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan
TUJUAN kebakaran & proses evakuasi pasien, alat kesehatan, dokumen
dll.
Keputusan Kepala UPT Puskesmas Banjar Serasan / SK
KEBIJAKAN /Puskesmas/ /2023 tentang Tim Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Puskesamas (K3Puskesamas).
1. Siapkan personil tim Kode Merah jaga.
2. Amankan lokasi kejadian, cek oleh tim Pemadan Api apakah
api dapat dipadamkan.
3. Lapor ke informasi (101) (helm biru)
PROSEDUR 4. Informasi mengaktifkan Kode Merah
5. Informasi menginformasikan kepada Koordinator
Penanggulangan KebakaranKetua K3Puskesmas Kepala
Puskesmas
6. Lakukan pemadaman api oleh tim Pemadaman Api (helm
merah) sesuai dengan prosedur apabila api masih kecil
KODE MERAH
( CODE RED )

No. Revisi Halaman


UPT Puskesmas No. Dokumen
- 2/3
Banjar Serasan 01/K3Puskesamas
/III/2023
dan dapat dipadamkan.
7. Lakukan evakuasi pasien oleh tim Evakuasi pasien (helm
kuning) melewati jalur evakuasi sesuai prosedur evakuasi.
8. Lakukan evakuasi alat kesehatan oleh tim Evakuasi alat
kesehatan (helm putih) melewati jalur evakuasi sesuai
prosedur standar
9. Lakukan evakuasi dokumen oleh tim Evakuasi Dokumen
(helm biru) melewati jalur evakuasi sesuai prosedur standar.
10. Tim penanggulangan kebakaran dari bagian satpam RS dan
tim pemadaman api (helm merah) di regional yang sama
dengan lokasi kebakaran membantu menangani kebakaran.
11. Petugas pemadaman api (helm merah) yang berada di
PROSEDUR
regional yang sama dengan kebakaran membantu apabila
yang bertugas di ruangannya> 1 orang.
12. Bawa Pasien / dokumen / peralatan ke Zona Aman/titik
kumpul
13. Lakukan Triase pasien oleh tim triase sesuai prosedur.
14. Tim penanggulangan kebakaran dari bagian satpam RS
menginformasikan kepada informasi bahwa kebakaran sudah
tertangani dengan baik.
15. Informasi mengnonaktifkan Kode Merah.
16. Apabila api tidak dapat dipadamkan dengan penggunaan
APAR, komandan regu tim pemadaman api dari bagian
satpam memberikan perintah penggunaan hydrant.
KODE MERAH
( CODE RED )

No. Dokumen No. Halam


UPT Puskesmas Revisi
01/K3Puskesmas/III/2023 an
Banjar Serasan
-
3/3
17. Apabila api semakin besar dan tidak dapat dipadamkan, tim
penanggulangan kebakaran dari bagian satpam menghubungi
informasi untuk menginformasikan kepada Koordinator
Penanggulangan KebakaranKetua K3Puskesmas Direktur
18. Informasi menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Magelang.
PROSEDUR 19. Apabila pasien perlu perawatan lanjutan dan kondisi rumah sakit
tidak memungkinkan, pasien segera dirujuk ke rumah sakit
terdekat/rujukan.
20. Amankan lokasi kejadian, jalur evakuasi, jalur lalu lintas kendaraan,
Posko.
21. Buat pencatatan dan pelaporan ke Kepala Puskesmas maksimal
1 x 24 jam.

UNIT Semua unit terkait


TERKAIT
KODE BIRU
( CODE BLUE )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03/K3/X/2015 - 1/3

Ditetapkan
,
Kepala UPT Puskesmas
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD TIDAR
Banjar Serasan
STANDAR 03 April 2023 KOTA
Kota MAGELANG
Pontianak

PROSEDUR
OPERASIONAL Rusnaini, SKM,. MPH
dr.19691027
NIP. SRI HARSO,199203
M.Kes, Sp.S
1 008
NIP. 19620524 198901 1 001
Kode Merah adalah kode prosedur emergensi yang harus
segera diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam
PENGERTIAN
kondisi cardiaerespiratory arrest di dalam area rumah
sakit/Puskesmas.

1. Untuk memberikan panduan baku bagi tim code blue dalam


melaksanakan tugas-tugasnya sebagai tim reaksi cepat jika
TUJUAN
code blue diaktifkan.
2. Membangun respon seluruh petugas di UPT Puskesmas
Banjar Serasanpada pelayanan kesehatan dalam keadaan
gawat darurat.
3. Mempercepat respon time kegawatdaruratan di puskesmas
untuk menghindari kematian dan kecacatan yang
seharusnya tidak perlu terjadi

Keputusan Kepala UPT Puskesmas Banjar Serasan / SK


KEBIJAKAN /Puskesmas/ /2023 tentang Tim Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Puskesamas (K3Puskesamas).
1. Jika didapatkan seseorang atau pasien dalam
kondisi cardiac respiratory arrest maka perawat ruangan (I)
atau first responder berperan dalam tahap pertolongan,
yaitu:
2. Segera melakukan penilaian dini kesadaran korban.
3. Pastikan lingkungan penderita aman untuk dilakukan
PROSEDUR pertolongan.
4. Lakukan cek respon penderita dengan memanggil nama
atau menepuk bahu.
5. Meminta bantuan pertolongan perawat lain (II) atau petugas
yang ditemui di lokasi untuk mengaktifkan code blue.
6. Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sampai dengan
tim code blue datang.
7. Perawat ruangan yang lain (II) atau penolong kedua, segera
menghubungi operator telepon “802” untuk
mengaktifkan code blue, dengan prosedur sebagai berikut:
o Perkenalkan diri.
o Sampaikan informasi untuk mengaktifkan code blue.
o Sebutkan nama lokasi terjadinya cardiac respiratory
arrest dengan lengkap dan jelas, yaitu: area ….. (area
satu/dua/tiga/empat), nama lokasi atau ruangan.
o Jika lokasi kejadian di ruangan rawat inap maka
informasikan : “ nama ruangan ….. nomor …. “.
o Waktu respon operator menerima telepon “802”
adalah harus secepatnya diterima, kurang dari 3 kali
deringan telepon.
o Jika lokasi kejadian berada di area ruang rawat inap
ataupun rawat jalan,
setelah menghubungi operator, perawat jaga segera
membawa troli emergensi (emergency trolley) ke
lokasi dan membantu perawat melakukan resusitasi
sampai dengan tim Code Blue datang. Operator
menggunakan alat telekomunikasi Handy Talky (HT)
atau pengeras suara atau berteriak mengatakan code
blue dengan prosedur sebagai berikut : “Code Blue,
Code Blue, Code Blue, di area
…..(satu/dua/tiga/empat), nama lokasi atau
ruangan…..”.
o Jika lokasi kejadian diruangan rawat inap maka
informasikan : “Code Blue, Code Blue, Code
Blue, nama ruangan ….. nomor kamar …..”.
8. Setelah tim code blue menerima informasi tentang
aktivasi code blue, mereka segera menghentikan tugasnya
masing-masing, mengambil resusitasi kit dan menuju lokasi
terjadinya cardiac respiratory arrest. Waktu respon dari
aktivasi code blue sampai dengan kedatangan tim code blue
di lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah 5 menit.
9. Sekitar 5 menit kemudian, operator menghubungi tim code
blue untuk memastikan bahwa tim code blue sudah menuju
lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest
10. Jika lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah lokasi
yang padat manusia (public area) maka petugas
keamanan (security) segera menuju lokasi terjadinya untuk
mengamankan lokasi tersebut sehingga tim code blue dapat
KODE MERAH
( CODE RED )

No. Revisi Halaman


UPT Puskesmas No. Dokumen
- 2/3
Banjar Serasan 01/K3Puskesamas
/III/2023
11. melaksanakan tugasnya dengan aman dan sesuai prosedur.
12. Tim code blue melakukan tugasnya sampai dengan
diputuskannya bahwa resusitasi dihentikan oleh ketua
tim code blue.
13. Untuk pelaksanaan code blue di area empat, Tim code
blue memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien
kemudian segera ditransfer ke Instalasi Gawat Darurat.
PROSEDUR 14. Ketua tim code blue memutuskan tindak lanjut pasca
resusitasi, yaitu:
o Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil maka
dipindahkan secepatnya maka pasien di rujuk ke
rumah sakit yang mempunyai fasilitas
o Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien meninggal,
maka lakukan koordinasi dengan bagian bina rohani,
kemudian pasien dipindahkan ke kamar jenazah.
o Ketua tim code blue melakukan koordinasi dengan
DPJP.
o Ketua tim code blue memberikan informasi dan
edukasi kepada keluarga pasien.

Perawat ruangan mendokumentasikan semua kegiatan dalam


rekam medis pasien dan melakukan koordinasi dengan
ruangan pasca resusitasi.

Code blue response team atau tim code blue adalah suatu tim yang dibentuk oleh
puskesmas yang bertugas merespon kondisi code blue didalam area puskesmas. Tim ini terdiri
dari dokter dan perawat yang sudah terlatih dalam penanganan kondisi cardiac respiratory
arrest.

Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian tindakan untuk meningkatkan daya tahan


hidup setelah terjadinya henti jantung. Meskipun pencapaian optimal dari resusitasi jantung
paru ini dapat bervariasi, tergantung kepada kemampuan penolong, kondisi korban, dan
sumber daya yang tersedia, tantangan mendasar tetap pada bagaimana melakukan resusitasi
jantung paru sedini mungkin dan efektif

RUANG LINGKUP

Adapun area CODE BLUE di Puskesmas Baturetno I terbagi atas:

1. Area satu yaitu unit pelayanan rawat jalan, terdiri dari :


o Zona I : Halaman dan area parkir
o Zona II : Ruang Tunggu, pendaftaran, Ruang pertemuan, Ruang Pelayanan BP
Umum, Ruang Pelayanan BP Gigi, Ruang Pelayanan KIA, Ruang Pelayanan KB,
Ruang Pelayanan Imunisasi, Ruang Laboratorium, Ruang Tata Usaha, Ruang
Kepala Puskesmas, Ruang Obat dan Gudang Obat, Ruang Rekam Medis
o Zona III : Halaman belakang, Ruang Genset, Gudang Kotor
2. Area Dua yaitu unit pelayanan rawat inap, yang terdiri dari :
o Zona I : Ruang Pelayanan Gawat Darurat, Ruang Pendaftaran dan rekam
medis, Ruang Obat, Ruang Jaga Perawat, Ruang Melati
o Zona II : Ruang Mawar, Ruang Anggrek, Ruang Radiologi
o Zona III : Ruang Dapur, Mushola, Tata Usaha, Laboratorium
o Zona IV : Halaman, parkir, Rumah Dinas
o

TATA LAKSANA (Prosedur) CODE BLUE :

PENGORGANISASIAN TIM CODE BLUE

Tim code blue di Rumah Sakit terbagi atas:

1. Tim code blue satu yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area satu.
2. Tim code blue dua yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area dua.

Tim code blue terdiri dari :

1. Ketua tim code blue yaitu satu orang dokter umum.


2. Anggota tim code blue yang terdiri dari satu orang perawat senior (supervisi) dan satu
orang perawat.

Struktur tim code blue di Rumah Sakit adalah sebagai berikut :

1. Ketua Tim Code Blue adalah dokter umum, dengan kualifikasi :


o Memiliki SIP yang masih berlaku.
o Memiliki ATLS atau ACLS.
o Memiliki kewenangan klinis dalam hal kegawatdaruratan medis.
2. Anggota Tim Code Blue, terdiri dari:
o Supervisi, dengan Kualifikasi:
 Memiliki SIP yang masih berlaku.
 Memiliki sertifikat PPGD.
 Memiliki kewenangan klinis dalam hal kegawatdaruratan medis.
o Perawat jaga yang bertanggung jawab saat itu.
 Memiliki SIP yang masih berlaku.
 Memiliki sertifikat PPGD.
 Memiliki kewenangan klinis dalam hal kegawatdaruratan medis.
o Petugas Binroh
o Security
o Farmasi

URAIAN TUGAS TIM CODE BLUE

2. Ketua Tim Code Blue


o Memimpin pelaksanaan code blue di area Puskesmas
o Memimpin pelaksanaan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
o Menentukan tindak lanjut pasca resusitasi.
o Melakukan koordinasi dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).
o Sebagai pengambil keputusan dalam kondisi emergensi atau kondisi jika DPJP
tidak ada di tempat atau sulit dihubungi.
o Melakukan edukasi dengan keluarga pasien.
o Melakukan koordinasi dengan bagian pelayanan medis dan keperawatan terkait
jadwal jaga tim code blue.
o Melakukan koordinasi dengan bagian/unit yang lain untuk pelaksanaan code
blue,misalnya dengan bagian farmasi untuk pengadaan obat dan alat kesehatan
(alkes) emergensi.
o Bekerja sama dengan diklat Rumah Sakit dalam meningkatkan kualitas tim code
blue.
3. Anggota Tim Code Blue
o Mempertahankan kepatenan jalan nafas (Airway):
o Bertanggung jawab terhadap keadequatan pemafasan pasien (Breathing).
o Bertanggung jawab terhadap sirkulasi (circulation) pasien
o Memasang monitor EKG/Defibrilator.
o Monitoring Tekanan Darah dan Nadi.
o Bertanggung jawab membawa “resusitasi kit”.
o Bertanggung jawab dalam persiapan pemasangan defibrilator.
o Bertanggung jawab dalam penggunaan obat-obatan emergensi.
o Bertanggung jawab terhadap penggunaan peralatan emergensi termasuk
defibrilator.
o Bertanggung jawab terhadap dokumentasi.

 
ALOGARITMA CODE BLUE

DOKUMENTASI

Kondisi code blue pada pasien didokumentasikan dalam rekam medis pasien, sesuai dengan
prosedur yang berlaku di Puskesmas Baturetno I  (doc_panduan_UKP_Code Blue)

Anda mungkin juga menyukai