Anda di halaman 1dari 11

Vol. 6 – No.

1, year (2022), page 1294-1303


| ISSN 2548-8201 (Print) | 2580-0469) (Online) |

Manajemen Penguatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis


Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Herawan Kosasih1, Wahyu Widodo2, Sutarna3, Enung Nurjanah4, Ahmad5*


1
(Kemenag Kab. Bekasi, Indonesia)
2
(MTs At Taqwa11 Bekasi, Indonesia)
3,5
(MAN 3 Karawang, Indonesia)
4
(Kemenag kab. Tasikmalaya, Indonesia)

*Corresponding Author. E-mail: supervisorherawan@gmail.com

Receive: 13/02/2022 Accepted: 23/02/2022 Published: 01/03/2022

Abstrak
Penelitian ini menjelaskan tentang manajemen penguatan pembelajaran pendidikan agama islam
berbasis higher order thinking skills (HOTS). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisis deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dan
observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen penguatan pembelajaran pendidikan
agama islam berbasis higher order thinking skills (HOTS) sudah dilakukan dengan pendekatan
manajemen. Pada pelaksanaannya, manajemen pembelajaran pendidikan agama islam juga
mengidentifikasi berbagai masalah yang dihadapi oleh guru maupun siswa dalam
mengimplementasikan pembelajaran berbasis HOTS serta berbagai upaya pemecahan masalah. Siswa
nyaman dan senang ketika menghadapi pembelajaran pendidikan agama islam yang bervariatif tidak
membosankan dan proses penilaiannya lebih objektif meskipun penerapannya di lapangan dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal sekolah.

Kata Kunci: Manajemen, Pembelajaran, PAI, HOTS.

Abstract
This study describes the management of strengthening Islamic religious education learning based on
higher order thinking skills (HOTS). The method used in this research is descriptive qualitative
analysis, while the data collection technique is done through interviews and observation. The results
of this study indicate that the management of strengthening Islamic religious education learning based
on higher order thinking skills (HOTS) has been carried out with a management approach. In
practice, the management of Islamic religious education learning also identifies various problems
faced by teachers and students in implementing HOTS-based learning and various problem solving
efforts. Students are comfortable and happy when facing various Islamic religious education learning,
it is not boring and the assessment process is more objective even though its application in the field is
influenced by internal and external factors of the school.

Keywords: Management, Learning, PAI, HOTS.

Pendahuluan memiliki peranan yang sangat penting


Pendidikan merupakan tolak ukur dalam rangka mempersiapkan Sumber
kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
adalah indikator yang sangat dominan Menurut (Arifudin, 2022) bahwa kualitas
seiring dengan pertumbuhan dan pendidikan suatu bangsa berpengaruh
perkembangan zaman. Pendidikan pun terhadap kualitas sumber daya manusia

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1294
(Herawan Kosasih, Wahyu Widodo, Sutarna, Enung Nurjanah, Ahmad)

yang dihasilkannya dan menjadi tolak ukur dengan tugas utama mendidik, mengajar,
kemajuan sebuah bangsa. membimbing, mengarahkan, melatih,
Salah satu cara untuk meningkatkan menilai dan mengevaluasi peserta didik
kualitas pendidikan yang bermutu sesuai pada pendidikan anak usia dini jalur
dengan tujuan pendidikan nasional, didalam pendidikan formal, pendidikan dasar dan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan menengah (Helmawati, 2019).
disebutkan bahwa Pendidikan nasional Menurut Rosari, dkk dalam (Tanjung,
berfungsi mengembangkan kemampuan dan 2019) bahwa pembelajaran yang tertuang
membentuk watak serta peradaban bangsa dalam kurikulum perlu selalu
yang bermartabat dalam rangka dikembangkan dan di update sesuai dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan kemajuan dan tuntutan zaman. Seperti
untuk berkembangnya potensi peserta didik bangsa Indonesia yang telah melakukan 6
agar manusia yang beriman dan bertakwa kali penggantian kurikulum dalam
kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak pendidikan. Bahkan dalam 19 tahun
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, terakhir, sudah 4 kali terjadi penggantian
mandiri dan menjadi warga negara yang kurikulum tersebut. Pada dasarnya,
demokratis serta bertanggung jawab. kurikulum-kurikulum tersebut memiliki
Menurut (Sulaeman, 2022) bahwa tujuan yang sama, namun dalam
pembelajaran merupakan bagian penting pelaksanaannya ada sedikit perbedaan.
dari pendidikan yang menghasilkan Dalam perjalanan sejarah sejak tahun
pengetahuan, sikap dan keterampilan 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
selama proses pembelajaran. Proses mengalami perubahan, yaitu Kurikulum
pembelajaran menjadi jembatan agar 1947 atau Rentjana Pelajaran, Kurikulum
peserta didik secara aktif mengembangkan 1952 atau Rentjana Pelajaran Terurai,
potensi dirinya untuk memiliki akhlak Kurikulum 1964 atau Rentjana Pendidikan,
mulia, kepribadian luhur, kecerdasan serta Kurikulum 1968, Kurikulum 1975,
keterampilan yang diperlukan untuk Kurikulum 1984, Kurikulum 1994,
dirinya. Dalam pembelajaran pendidikan Kurikulum 2004 Kurikulum Berbasis
agama Islam, menurut (Na’im, 2021) Kompetensi (KBK), Kurikulum 2006
bahwa pembelajaran pendidikan agama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
islam merupakan sebuah proses yang (KTSP), dan yang sekarang kurikulum
dilakukan oleh pendidik dalam 2013 (Wahyuni, 2015).
mempersiapkan peserta didik yang dapat Dalam penyelenggaran pendidikan,
meyakini, memahami serta mengamalkan menurut (Arifudin, 2019) bahwa kurikulum
ajaran Islam yang telah direncanakan untuk yang digunakan oleh Sekolah merupakan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pedoman dalam rangka menentukan proses
dalam melaksanakan suatu pembelajaran dan hasil suatu sistem pendidikan. oleh
tersebut tentunya harus sesuai dengan apa sebab itu dibutuhkan kurikulum yang sesuai
yang direncanakan. dengan kebutuhan zaman.
Agar peserta didik memiliki potensi Dalam survei kualitas pendidikan
tersebut maka telah dikatakan bahwa peran yang keluarkan oleh PISA (Programme for
guru sangat penting, bagaimana pun International Students Assessment)
hebatnya kemajuan teknologi, peran guru Indonesia berada di urutan ke-72 dari 77
akan tetap diperlukan, teknologi yang bisa negara di dunia. Pengamat menilai
memudahkan manusia mencari dan kompetensi guru yang rendah dan sistem
mendapatkan informasi serta pengetahuan pendidikan yang terlalu kuno menjadi
tidak mungkin dapat menggantikan peran penyebabnya. Survey kemampuan pelajar
guru, seperti yang tercantum dalam yang dirilis PISA pada tahun 2019 di Paris,
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 menempatkan Indonesia di peringkat ke-72
bahwa guru adalah pendidik profesional dari 77 negara. Data ini menjadikan

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1295
(Herawan Kosasih, Wahyu Widodo, Sutarna, Enung Nurjanah, Ahmad)

Indonesia menjadi berada di peringkat Anderson dimulai dari level mengetahui,


enam terbawah, masih jauh di bawah memahami, menerapkan, menganalisis,
negara-negara tetangga seperti Malaysia mengevaluasi dan mencipta. Karena
dan Brunei Darussalam. Menurut Welle tuntutan Kurikulum 2013 harus sampai
dalam (Irwansyah, 2021) mengemukakan pada taraf mencipta, maka siswa harus terus
bahwa survei PISA merupakan rujukan menerus dilatih untuk menghasilkan
dalam menilai kualitas pendidikan di dunia, sesuatu yang baru. Bahkan menurut
yang menilai kemampuan membaca, (Tanjung, 2022) bahwa keterampilan
matematika dan sains. berpikir tingkat tinggi sudah menjadi tujuan
Beberapa permasalahan lain kurikulum secara internasional.
ditemukan pada pembelajaran pendidikan Terciptanya peserta didik yang
agama Islam yakni pihak siswa ada produktif, kreatif, dan inovatif dapat
anggapan bahwa mata pelajaran PAI terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran
termasuk yang menjemukan karena strategi dengan menggunakan kemampuan berpikir
mengajar dan evaluasi yang dilakukan guru kritis atau biasa dikenal dengan Higher
selalu monoton, kegiatan praktek dan Order Thinking Skills (HOTS). HOTS ini
sarana ibadah yang kurang memadai, siswa merupakan suatu keahlian menggabungkan,
juga banyak mengeluh karena belajar PAI memanipulasi, dan mentransformasi
dianggap identik dengan menghafal ayat- knowledge serta experience yang sudah
ayat pendek, sifat-sifat Allah, nama-nama dimiliki untuk berpikir kritis dan kreatif
Nabi dan sebagainya. dalam menentukan keputusan dan
Hal ini juga yang membuat siswa memecahkan masalah pada situasi baru
kurang berkembang dalam proses (Rofiah, 2013).
pembelajaran seperti hasil penelitian Namun, dalam pelaksanaan
Astika, Suma dan Suastra dalam skripsi pembelajaran berbasis HOTS ini tentu tidak
Zaenal Arifin yang menyebutkan bahwa hanya relevan dalam pelajaran-pelajaran
rendahnya berpikir kritis siswa terlihat tersebut melainkan juga relevan pada
dalam perilaku siswa yaitu rasa ingin tahu pelajaran keagamaan termasuk didalamnya
dalam mencari informasi masih rendah, pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
siswa pasif dan hanya guru yang memberi Berdasarkan permasalahan yang ada
informasi, siswa malu bertanya dan tidak terkhusus dalam Pendidikan Agama Islam
berani mengungkapkan pendapat (Rofiagh, perlu mendapatkan perhatian serius dan
2018). terus dievaluasi perkembangannya, agar
Pengetahuan guru PAI terhadap tujuan pembelajaran Pendidikan Agama
pengelolaan proses pembelajaran yang Islam yang diajarkan dapat tercapai dengan
belum memadai, masih rendahnya optimal, melalui pengembangan
penguasaan teknologi, dan maraknya kemampuan berpikir kritis dalam Higher
pemahaman radikal pada generasi muda Order Thinking Skills (HOTS) para siswa
yang masuk melalui proses pendidikan . akan mampu memahami bagaimana siswa
Melihat kondisi yang telah dapat mengetahui gagasan yang muncul,
dipaparkan tersebut, maka perlu adanya menyadari ketika membutuhkan
perubahan atau perbaikan dalam pengetahuan yang baru dan mampu
pendidikan. Penerapan Kurikulum 2013 menemukan langkah-langkah yang akan
diharapkan dapat menghasilkan sumber digunakan untuk menyelesaikan suatu
daya manusia yang produktif, kreatif, permasalahan yang mereka temukan dalam
inovatif dan afektif, melalui penguatan pembelajaran bahkan dalam kehidupan
kompetensi sikap, pengetahuan, dan sekitar mereka (Reksiana, 2019).
keterampilan (Setiadi, 2016). Menyikapi pemaparan permasalahan
Kurikulum 2013 telah mengadobsi tersebut maka peneliti tertarik untuk
Taksonomi Bloom yang direvisi oleh meneliti lebih dalam mengenai bagaimana

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1296
(Herawan Kosasih, Wahyu Widodo, Sutarna, Enung Nurjanah, Ahmad)

pelaksanaan pembelajaran pada mata observasi dan wawancara. Teknik


pelajaran PAI yang dapat mengarahkan pengumpulan data menurut (Bahri, 2021)
pada tataran HOTS disekolah MAN 3 mengemukakan bahwa merupakan langkah
Karawang. yang paling strategis dalam penelitian
karena tujuan untama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Terdapat beberapa cara
Metode
atau teknik dalam mengumpulkan data,
Penelitian ini berusaha untuk diantaranya adalah observasi, dokumentasi
menganalisis dan mendeskripsikan dan wawancara. Sumber data yang
manajemen penguatan pembelajaran digunakan dalam penelitian ini mencakup
pendidikan agama islam berbasis higher data primer dan sekunder. Menurut
order thinking skills (HOTS). Pendekatan (Hanafiah, 2021) bahwa data primer adalah
kualitatif penulis gunakan untuk data yang dikumpulkan langsung dari
menganalisis kajian terhadap manajemen individu-individu yang diselidiki atau data
penguatan pembelajaran pendidikan agama tangan pertama. Sedangkan data sekunder
islam berbasis higher order thinking skills adalah data yang ada dalam pustaka-
(HOTS). pustaka. Data primer dalam penelitian ini
Metode yang digunakan dalam kajian adalah buku-buku terkait tinjauan kritis
ini menggunakan metode atau pendekatan kajian terhadap manajemen penguatan
deskriptif, menurut Zed dalam (Rahayu, pembelajaran pendidikan agama islam
2020) bahwa penelitian deskriptif kuaitatif berbasis higher order thinking skills
dapat diartikan sebagai serangkaian (HOTS), dan data sekunder didapatkan dari
kegiatan yang berkenaan dengan jurnal-jurnal baik nasional maupun
menganalisis kejadian, fenomena, atau internasional.
keadaan secara sosial. 3. Alat Pengumpulan Data
Jenis penelitian ini adalah penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan
kualitatif. Menurut Ibnu dalam (Arifudin, menggunakan metode observasi,
2021) penelitian kualitatif adalah suatu dokumentasi dan wawancara sebagai alat
penelitian yang datanya dinyatakan dalam untuk pengumpul data karena penelitian ini
bentuk verbal dan dianalisis tanpa adalah penelitian kepustakaan. Dengan kata
menggunakan teknik statistik. Berdasarkan lain, menurut (Ulfah, 2022) bahwa teknik
beberapa definisi penelitian kualitatif di ini digunakan untuk menghimpun data-data
atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian dari sumber primer maupun sekunder.
kualitatif adalah suatu penelitian yang 4. Teknik Analisis Data
datanya dinyatakan dalam bentuk verbal, Analisis data tidak saja dilakukan
tidak menggunakan angka dan analisisnya setelah data terkumpul, tetapi sejak tahap
tanpa menggunakan teknik statistik. pengumpulan data proses analisis telah
1. Objek Penelitian dilakukan. Menurut (Hanafiah, 2022)
Dalam penelitian ini objek penelitian bahwa penggunaan strategi analisis
terdiri dari 2 (dua), yaitu objek formal dan “kualitatif”, dimaksudkan bahwa analisis
objek material (Arifudin, 2018). Objek bertolak dari data-data dan bermuara pada
formal dalam penelitian ini berupa data kesimpulan-kesimpulan umum.
yaitu data yang berhubungan dengan Berdasarkan pada strategi analisis data ini,
tinjauan kritis kajian terhadap manajemen dalam rangka membentuk kesimpulan-
penguatan pembelajaran pendidikan agama kesimpulan umum analisis dapat dilakukan
islam berbasis higher order thinking skills menggunakan kerangka pikir “induktif”.
(HOTS). 5. Prosedur Penelitian
2. Teknik Pengumpulan Data Data pada penelitian ini dicatat,
Pengumpulan data yang dilakukan dipilih dan kemudian diklasifikasikan
dengan menggunakan teknik dokumentasi, sesuai dengan kategori yang ada.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1297
(Herawan Kosasih, Wahyu Widodo, Sutarna, Enung Nurjanah, Ahmad)

Pendekatan yang digunakan adalah bertahap dalam proses penguatan


pendekatan deskriptif analitis. Menurut pembelajaran pendidikan agama islam
(Nasser, 2021) bahwa deskriptif analitis berbasis HOTS untuk meningkatkan
(descriptive of analyze research), yaitu berfikir kritis siswa. Hal ini seperti
pencarian berupa fakta, hasil dari ide dinyatakan G.R Terry dalam (Bairizki,
pemikiran seseorang melalui cara mencari, 2021) menyatakan bahwa manajemen yakni
menganalisis, membuat interpretasi serta usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang
melakukan generalisasi terhadap hasil telah ditetapkan lebih dahulu dengan
penelitian yang dilakukan. Prosedur mempergunakan kegiatan orang lain, suatu
penelitian ini menurut (VF Musyadad, proses yang khas yang terdiri dari tindakan-
2022) adalah untuk menghasilkan data tindakan perencanaan, pengorganisasian,
deskriptif yang berupa data tertulis setelah menggerakkan, dan pengendalian yang
melakukan analisis pemikiran (content dilakukan untuk menentukan serta
analyze) dari suatu teks. Setelah penulis mencapai sasaran-sasaran yang telah
mengumpulkan bahan-bahan yang ditentukan melalui pemanfaatan sumber
berhubungan dengan masalah yang akan di daya manusia dan sumber-sumber lain nya.
bahas dalam penelitian ini, kemudian Berdasarkan pendapat di atas bahwa
penulis menganalisis dan menarasikan manajemen merupakan sebuah tindakan-
untuk diambil kesimpulan. tindakan yang sistematis dalam rangka
mencapai tujuan organisasi, termasuk di
dalamnya dalam proses penguatan
Hasil dan Pembahasan
pembelajaran pendidikan agama islam
Pada bagian ini secara umum akan berbasis Higher Order Thinking Skills
diuraikan tentang analisis temuan dalam (HOTS).
penelitian yang telah dilaksanakan di MAN Evaluasi internal dilakukan oleh
3 Karawang. Manajemen Penguatan warga sekolah untuk memantau proses
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pelaksanaan dan mengevaluasi hasil dari
Berbasis Higher Order Thinking Skills program-program yang telah dilaksanakan.
(HOTS) di MAN 3 Karawang, yang akan Evaluasi semacam ini sering disebut
dibahas berhubungan dengan apa yang telah evaluasi diri. Evaluasi diri harus jujur dan
diuraikan oleh peneliti sesuai dengan transparan agar benar-benar dapat
rumusan pertanyaan penelitian, yaitu mengungkap informasi yang sebenarnya.
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, Pembelajaran efektif dan bermakna,
penilaian, hambatan, dan solusi mengatasi peserta didik perlu dilibatkan secara aktif,
kendala pembelajaran berbasis HOTS. karena mereka adalah pusat dari kegiatan
Perencanaan Penguatan Pembelajaran pembelajaran serta pembentukan
Pendidikan Agama Islam Berbasis kompetensi dan karakter. Peserta didik
Higher Order Thinking Skills. harus dilibatkan dalam tanya jawab yang
Sekolah diberi kewenangan untuk terarah, dan mencari pemecahan terhadap
melakukan perencanaan sesuai dengan berbagai masalah pembelajaran. Hal ini
kebutuhannya (school based plan), sejalan dengan (Mulyasa, 2013)
misalnya kebutuhan untuk meningkatkan menegaskan bahwa Pembelajaran berbasis
mutu sekolah. Oleh karena itu sekolah kompetensi perlu memperlihatkan hal-hal
harus melakukan analisis kebutuhan mutu sebagai berikut: pembelajaran harus lebih
dan berdasarkan hasil analisis kebutuhan menekankan pada praktik, dalam hal ini
inilah kemudian sekolah membuat rencana guru harus mampu memilih serta
peningkatan mutu. Sekolah diberi menggunakan metode dan strategi
wewenang untuk melakukan evaluasi yang pembelajaran yang memungkinkan peserta
dilakukan secara internal. Dalam hal ini didik mempraktikan apa-apa yang
sekolah sudah merencanakan secara dipelajari; pembelajaran harus dapat

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1298
(Herawan Kosasih, Wahyu Widodo, Sutarna, Enung Nurjanah, Ahmad)

menjalin hubungan sekolah dengan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,


masyarakat; perlu dikembangkan iklim metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran yang demokratis dan terbuka pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
melalui pembelajaran terpadu, parstisipatif; sumber belajar. Program pembelajaran ini
pembelajaran perlu lebih ditekankan pada dibuat oleh guru masing-masing dengan
masalah-masalah aktual yang secara membuat koordinasi dan mendapatkan
langsung berkaitan dengan kehidupan nyata arahan dari kepala sekolah dan sesuai
yang ada di masyarakat; perlu koodinasi peserta didik, KKM, format RPP
dikembangkan suatu model pembelajaran yang dibuat sudah sesuai dengan format
moving class untuk setiap bidang studi dan yang ditentukan, program tahunan dan
sumber belajar yang diperlukan dalam program semester disesuaikan dengan
pembelajaran tertentu, supaya peserta didik banyaknya materi yang terdapat dalam
bisa belajar sesuai dengan minat, pelajaran dan hari libur nasional
kemampuan dan tempo belajar masing-
masing”. Pelaksanaan Penguatan Pembelajaran
Menurut (Arifudin, 2020) bahwa Pendidikan Agama Islam Berbasis
suatu kegiatan pembelajaran yang Higher Order Thinking Skills
diciptakan untuk memberikan pengalaman Dalam penyelenggaraan pembelajaran
yang bermakna bagi peserta didik, hal itu Pendidikan Agama Islam Berbasis Higher
pembelajaran harus dipersiapkan dan Order Thinking Skills (HOTS) dilakukan
direncanakan supaya lebih terarah dan merujuk pada kurikulum 2013. Hal ini
efektif untuk mencapai kompetensi sesuai sejalan dengan Permendikbud nomor 22
dengan tujuan pembelajaran. Ketercapaian Tahun 2016 tentang Standar Proses
tujuan pembelajaran tersebut dapat terlihat menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran
dari beberapa indikator yang telah dicapai yang diharapkan dapat membentuk perilaku
oleh peserta didik. saintifik, sosial serta mengembangkan rasa
Semua kegiatan belajar mengajar dan keingintahuan. Ketiga model tersebut
aktivitas pembelajaran harus disesuaikan adalah Model Pembelajaran Melalui
oleh perencanaan yang matang dengan Penyingkapan/Penemuan
mengukur kmampuan situasi kondisi (Discovery/Inquiry Learning), Model
sekolah, sehingga perencanaan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-
pembelajaran bertujuan memainkan peran based Learning/PBL), dan Model
penting dalam memandu guru untuk Pembelajaran Berbasis Projek (Project-
melaksanakan tugas sebagai pendidik based Learning/PJBL)”.
dalam melayani kebutuhan belajar Selain 3 model yang tercantum dalam
siswanya. Perencanaan harus benar-benar Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, guru
dilaksanakan dengan matang karena dengan juga diperbolehkan mengembangkan
perencanaan suatu pembelajaran akan pembelajaran di kelas dengan
berhasil dan akan mencapai tujuan yang menggunakan model pembelajaran yang
diinginkan. lain, seperti Cooperative Learning yang
Berdasarkan hasil penelitian mempunyai berbagai metode seperti:
diperoleh data guru pendidikan agama Jigsaw, Numbered Head Together (NHT),
islam ketika dalam pelaksanaan guru Make a Match, Think-Pair-Share (TPS),
dituntut untuk membuat perangkat Example not Example, Picture and Picture,
pembelajaran pada awal masuk sekolah dan lainnya, untuk melatih keterampilan
yang meliputi: program tahunan, program berpikir tingkat tinggi peserta didik guru
semester, silabus, dan RPP yang memuat harus mampu mengelola kelas secara
identitas mata pelajaran, stantar kompetensi efektif supaya setiap langkah pembelajaran
(SK), kompetensi dasar (KD), indikator dapat dikontrol oleh guru sehingga
pencapaian kompetensi, tujuan indikator keterampilannya dapat

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1299
(Herawan Kosasih, Wahyu Widodo, Sutarna, Enung Nurjanah, Ahmad)

dikembangkan. Untuk dapat (biasanya dilakukan dengan isyarat, gerak,


mengoptimalkan pembelajaran saintifik dan pendekatan, dan sebagainya).
lainnya, dibutuhkan keterampilan khusus Pembelajaran pendidikan agama
lagi yang lebih teknis yaitu penguasaan islam yang dilaksanakan sudah sesuai
model pembelajaran. dengan langkah-langkah model
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran discovery learning yang
guru pendidikan agama islam sudah terdiri dari enam langkah pembelajaran,
merumuskan kegiatan pembelajaran yaitu mulai dari kegiatan Stimulation
berdasarkan model pembelajaran, yaitu (stimulasi/pemberian rangsangan), Problem
melalui pendekatan saintifik dengan statement (identifikasi masalah), Data
menggunakan model pembelajaran collection (pengumpulan data), Data
discovery learning, pada kegiatan processing (pengolahan data), Verification
pendahuluan guru pendidikan agama islam (pembuktian), dan Generalization (menarik
melaksanakan apersepsi, stimulus, kesimpulan) serta melaksanakan aktivitas 4
pengkondisian peserta didik, rencana C.
pembelajaran, selanjutnya pada kegiatan
itnti guru melaksanakan pendekatan dan Penilaian Penguatan Pembelajaran
metode /model, ktivitas 4C, For Learning Pendidikan Agama Islam Berbasis
Assessment dan pada kegiatan penutup Higher Order Thinking Skills
guru besrsama siswa membuat kesimulan, Penilaian proses pembelajaran
tindak lanjut, dan Of Learning Assessmen. dilakukan untuk menentukan kualitas
Hal ini sejalan dengan (Helmawati, 2019) pembelajaran secara keseluruhan,
yang mengemukakan bahwa ada empat cara mencakup tahap perencanaan proses
dalam memberikan penguatan pembelajaran, pelaksanaan proses
(reinforcement), yaitu sebagai berikut: 1) pembelajaran, dan penilaian hasil
Penguatan kepada pribadi tertentu. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan
Penguatan harus jelas kepada siapa (Rusman, 2012) yang mengemukakan
ditujukan, yaitu dengan cara menyebutkan bahwa penilaian adalah proses
Namanya, sebab bila tidak jelas akan tidak pengumpulan dan pengolahan informasi
efektif, 2) Penguatan kepada kelompok untuk mengukur pencapaian hasil beljar
peserta didik, yaitu dengan memberikan peserta didik. Penilaian hasil pembelajaran,
penghargaan kepada kelompok peserta yaitu penilaian dilakukan oleh guru
didik yang dapat menyelesaikan tugas terhadap hasil pembelajaran untuk
dengan baik, 3) Pemberian penguatan mengukur tingkat pencapaian kompetensi
dengan cara segera. Penguatan seharusnya peserta didik, serta digunakan sebagai
diberikan sesegera mungkin setelah bahan penyusunan laporan kemajuan hasil
munculnya tingkah laku/respons peserta belajar dan memperbaiki proses
didik yang diharapkan. Penguatan yang pembelajaran.
ditunda cenderung kurang efektif, dan 4) Penilaian dilakukan secara konsisten,
Variasi dalam penguatan. Jenis penguatan sistematis, dan terprogram dengan
yang diberikan hendaknya bervariasi, tidak menggunakan tes dan non tes dalam bentuk
terbatas pada satu jenis saja karena akan tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,
menimbulkan kebosanan, dan lama pengukuran sikap, penilaian hasil karya
kelamaan akan kurang efektif. berupa tugas proyek dan/atau produk,
Berdasarkan pendapat di atas bahwa portofolio, serta penilaian diri. Penilaian
penguatan merupakan segala bentuk hasil pembelajaran menggunakan standar
respons apakah bersifat verbal penilaian pendidikan dan panduan penilaian
(diungkapkan degan kata-kata langsung kelompok mata pelajaran.
seperti: ya, bagus, pintar, betul, tepat sekali, Adapun pelaksanaan evaluasi
dan sebagainya), maupun non-verbal pembelajaran dilakukan dengan cara: a)

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1300
(Herawan Kosasih, Wahyu Widodo, Sutarna, Enung Nurjanah, Ahmad)

Membandingkan proses pembelajaran yang dalam menyusun perencanaan pembelajaran


dilaksanakan guru dengan standar proses, dan tidak sama jadwal mengajar guru
b) Mengidentifikasi kinerja guru dengan pendidikan agama islam untuk setiap
proses pembelajaran sesuai dengan minggu.
kompetensi guru. Keterampilan pemecahan masalah
Hal ini sejalan dengan (Dimyati., merupakan keterampilan yang memiliki
2009) yang mengemukakan bahwa keinginan kuat untuk dapat memecahkan
mekanisme penilaian hasil belajar oleh masalah yang muncul pada kehidupan
penddik yaitu sebagai berikut: 1) sehari-hari. Peserta didik secara individu
Perancangan strategi penilaian oleh akan memiliki keterampilan pemecahan
pendidik dilakukan pad saat penyusunan masalah yang berbeda dan dipengaruhi oleh
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) beberapa faktor. Inilah salah satu kendala,
berdasarkan silabus, 2) Penilaian aspek hal ini seperti dinyatakan Mourtos, et al
sikap melalui observasi/pengamatan dan dalam (Tanjung, 2020) mengemukakan
teknik penilaian lain yang relevan, dan bahwa ada enam aspek yang dapat
pelaporannya menjadi tanggung jawab wali digunakan untuk mengukur sejauh mana
kelas atau guru kelas, 3) Penilaian aspek keterampilan pemecahan masalah peserta
pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, didik, yaitu: a) Menentukan masalah.
tes lisan, dan penugasan sesuai kompetensi Mendefinisikan masalah, menjelaskan
yang dinilai, 4) Penilaian keterampilan permasalahan, menentukan kebutuhan data
dilakukan melalui praktik, produk, proyek, dan informasi yang harus diketahui sebelum
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai digunakan untuk mendefinisikan masalah
dengan kompetensi yang dinilai, 5) Peserta sehingga menjadi lebih detail, dan
didik yang belum mencapai KKM satuan mempersiapkan kriteria untuk menentukan
pendidikan harus mengikuti pembelajaran hasil pembahasan dari masalah yang
remedi, dan 6) Hasil penilaian pencapaian dihadapi; b) Mengeksplorasi masalah.
pengetahuan dan keterampilan peserta didik Menentukan objek yang berhubungan
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau dengan masalah, memeriksa masalah yang
deskripsi. terkait dengan asumsi, dan menyatakan
Berdasarkan pendapat di atas bahwa hipotesis yang terkait dengan masalah; c)
pada kenyataannya, sikap dan tindakan atau Merencanakan solusi. Peserta didik
keterampilan semua adalah dampak dari mengembangkan rencana untuk
setelah manusia melakukan proses berpikir. memecahkan masalah, memetakan sub-
Sehingga pada bagian merancang penilaian materi yang terkait dengan masalah,
pembelajaran berbasis HOTS ini akan lebih memilih teori prinsip dan pendekatan yang
difokuskan pada keterampilan berpikir yang sesuai dengan masalah, dan menentukan
mengaktifkan aspek kognitif atau informasi untuk menemukan solusi; d)
pengetahuan. Melaksanakan rencana. Pada tahap ini
peserta didik menerapkan rencana yang
Hambatan Penguatan Pembelajaran telah ditetapkan; e) Memeriksa solusi.
Pendidikan Agama Islam Berbasis Mengevaluasi solusi yang digunakan untuk
Higher Order Thinking Skills memecahkan masalah; dan f)
Hambatan yang terdapat di sekolah Mengevaluasi. Pada langkah ini, solusi
yang diteliti dalam mengimplementasikan diperiksa, asumsi yang terkait dengan solusi
pembelajaran berbasis HOTS dalam dibuat, memperkirakan hasil yang diperoleh
perencanaan pembelajaran pendidikan ketika mengimplementasikan solusi dan
agama islam adalah kurangnya pemahaman mengomunikasikan solusi yang telah
guru terhadap penerapan metode dibuat.
perencanaan secara ideal, kurangnya waktu Keterampilan berpikir tingkat tinggi
yang diberikan oleh sekolah kepada guru sebagai problem solving diperlukan dalam

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1301
(Herawan Kosasih, Wahyu Widodo, Sutarna, Enung Nurjanah, Ahmad)

proses pembelajaran, karena pembelajaran umum dikenal sebagai Higher Order


yang dirancang dengan pendekatan Thinking Skills (HOTS) dipicu oleh empat
pembelajaran berorientasi pada kondisi berikut: 1) Sebuah situasi belajar
keterampilan tingkat tinggi tidak dapat tertentu yang memerlukan strategi
dipisahkan dari kombinasi keterampilan pembelajaran yang spesifik dan tidak dapat
berpikir dan keterampilan kreativitas untuk digunakan di situasi belajar lainnya, 2)
pemecahan masalah. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang
Adapun kekurangan yang terdapat sebagai kemampuan yang tidak dapat
dalam pelaksanaan pembelajaran adalah diubah, melainkan kesatuan pengetahuan
ketika ditemukan siswa yang tidak percaya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
diri, maka sulit untuk disuruh presentasi ke terdiri dari lingkungan belajar, strategi, dan
depan kelas, siswa-siswa sering mengulur- kesadaran dalam belajar, 3) Pemahaman
ngulur waktu ketika pengajaran latiha pandangan yang telah bergeser dari
sehingga pekerjaan terabaikan, belum unidimensi, linier, hirarki atau spiral
menemukan metode yang berpariatif, guru menuju pemahaman pandangan ke
belum kreatif menggunakan metode multidimensi dan interaktif, dan 4)
pembelajaran, sarana dan prasarana Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
pembelajaran kurang lengkap, jumlah siswa lebih spesifik seperti penalaran,
dalam satu kelas harus diperhatikan karena kemampuan analisis, pemecahan masalah,
dapat meningkatkan proses pembelajaran. dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Hambatan selalu ada, tetapi kunci utamanya Berdasarkan pendapat di atas dapat
adalah apakah guru pendidikan agama disimpulkan bahwa pembelajaran yang
islam bisa memotivasi siswa ke situasi berorientasi pada Keterampilan Berpikir
belajar, atau apakah siswanya itu sendiri Tingkat Tinggi adalah pembelajaran yang
mau belajar dan termotivasi, karena kalau melibatkan 3 aspek keterampilan berpikir
ada kerjasama yang baik antara guru dan tingkat tinggi yaitu: transfer of knowledge,
siswa, maka hambatan sebesar apapun critical and creative thinking, dan problem
dapat diatasi dengan seminimal mungkin. solving.
Apabila dilaksanakan sesuai dengan
Solusi Mengatasi Hambatan Penguatan manajemennya, yaitu: perencanaan,
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pelaksanaan, dan penilaian hasil
Berbasis Higher Order Thinking Skills pembelajaran berbasis HOTS untuk
Kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan berfikir kritis siswa maka
pelaksanaan program manajemen harus meningkatkan mutu guru dan siswa
penguatan pembelajaran pendidikan agama itu sendiri, karena dapat meningkatkan
islam berbasis higher order thinking skills pencapaian tujuan pembelajaran. Pada awal
dengan cara memprogram dari awal tahun tahun pelajaran baru guru diwajibkan untuk
ajaran baru secara efektif dan efisien membuat administrasi yang bertujuan untuk
merupakan strategi yang sangat baik yang melihat kompetensinya berupa Analisis
harus dikerjakan sesuai dengan manajemen Standar Isi, KKM, Silabus, RPP, Program
pembelajaran, yaitu tahapan-tahapan proses Semester, Program Tahunan, dan berupa
pembelajaran berbasis HOTS dan penilaian administrasi lainnya yang berhubungan
sebenarnya adalah menggunakan authentic dengan peningkatan kualitas pembelajaran
assessment. Pembelajaran yang terencana lainnya.
yang sangat baik dalam meningkatkan Sebelum pembelajaran berlangsung
kualitas pembelajaran yang sesuai dengan diwajibkan berdoa’ terlebih dahulu untuk
materi yang disampaikan kepada peserta meminta ilmu yang bermanfaat terhadap
didik. Hal ini seperti dinyatakan (Husna, Allah SWT dan membaca ayat Al-Qur’an,
2018) mengemukakan bahwa keterampilan menyanyikan lagu wajib nasional untuk
berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa menghormati jasa pahlawan terhadap

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1302
(Herawan Kosasih, Wahyu Widodo, Sutarna, Enung Nurjanah, Ahmad)

kemerdekaan bangsa Indonesia, yang paling [4] Helmawati. (2019). Pembelajaran dan
penting adalah membaca buku/literasi buku. Penilaian Berbasis HOTS. Bandung:
Membentuk kelompok kecil di kelas, Rosdakarya.
mengerjakan tugas yang diberikan guru lalu [5] Tanjung, R. (2019). Manajemen
mempresentasikan hasil karya siswa di Pelayanan Prima Dalam Meningkatkan
depan kelas dengan bahasa yang sopan dan Kepuasan Mahasiswa Terhadap Layanan
santun, dan memberi kesempatan kepada Pembelajaran (Studi Kasus di STIT
siswa untuk menghargai hasil karya teman, Rakeyan Santang Karawang). Jurnal
mengerjakan tugas individu, dan pemberian Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, &
reward akan keberhasilannya. Akuntansi), 3(1), 234–242.
[6] Wahyuni. (2015). Kurikulum dari Masa
Kesimpulan Ke Masa. Jurnal Al-Adabiya, 10(2), 232.
Berdasarkan hasil penelitian dan [7] Arifudin, O. (2019). Manajemen Sistem
pembahasan manajemen penguatan Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
pembelajaran pendidikan agama islam Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu
berbasis higher order thinking skills Perguruan Tinggi. MEA (Manajemen,
(HOTS) maka dapat diambil simpulan Ekonomi, & Akuntansi), 3(1), 161–169.
bahwa manajemen penguatan pembelajaran
pendidikan agama islam berbasis higher [8] Irwansyah, R. (2021). Perkembangan
order thinking skills (HOTS) sudah Peserta Didik. Bandung : Widina Bhakti
dilakukan dengan pendekatan manajemen. Persada.
Pada pelaksanaannya, manajemen [9] Rofiagh. (2018). Pengembangan Modul
pembelajaran pendidikan agama islam juga Pembelajaran IPA Berbasis High Order
mengidentifikasi berbagai masalah yang Thinking Skills (HOTS) Untuk
dihadapi oleh guru maupun siswa dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir
mengimplementasikan pembelajaran Kritis Siswa Kelas VIII SMP/Mts.
berbasis HOTS serta berbagai upaya Jurnal Pendidikan IPA, 7(2), 286-303.
pemecahan masalah. Siswa nyaman dan
senang ketika menghadapi pembelajaran [10] Setiadi. (2016). Pelaksanaan Penilaian
pendidikan agama islam yang bervariatif pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian
tidak membosankan dan proses Dan Evaluasi Pendidikan, 20(1), 33–42.
penilaiannya lebih objektif meskipun [11] Tanjung, R. (2022). Manajemen Mutu
penerapannya di lapangan dipengaruhi oleh Dalam Penyelenggaraan Pendidikan.
faktor internal dan eksternal sekolah. Jurnal Pendidikan Glasser, 6(1), 29–36.
[12] Reksiana. (2019). Grand Design Strategi
Daftar Pustaka Model dan Media Pembelajaran di Era
[1] Arifudin, O. (2022). Analysis Of Industri 4.0. Seminar Nasional FITK
Learning Management In Early UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1(1),
Childhood Education. Technology 352.
Management, 1(1), 16–26. [13] Rahayu, Y. N. (2020). Program Linier
[2] Sulaeman, D. (2022). Implementasi (Teori Dan Aplikasi). Bandung : Widina
Media Peraga dalam Meningkatkan Bhakti Persada.
Mutu Pembelajaran. Edumaspul: Jurnal [14] Arifudin, O. (2021). Implementasi
Pendidikan, 6(1), 71–77. Balanced Scorecard dalam Mewujudkan
[3] Na’im, Z. (2021). Manajemen Pendidikan Tinggi World Class.
Pendidikan Islam. Bandung : Widina Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(2),
Bhakti Persada. 767–775.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1303
(Herawan Kosasih, Wahyu Widodo, Sutarna, Enung Nurjanah, Ahmad)

[15] Arifudin, O. (2018). Pengaruh Pelatihan [24] Arifudin, O. (2020). Psikologi


Dan Motivasi Terhadap Produktivitas Pendidikan (Tinjauan Teori Dan
Kerja Tenaga Kependidikan STIT Praktis). Bandung : Widina Bhakti
Rakeyan Santang Karawang. MEA Persada.
(Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), [25] Rusman. (2012). Seri manajemen
2(3), 209–218. Sekolah Bermutu: Model-Model
[16] Bahri, A. S. (2021). Pengantar Pembelajaran Mengembangkan
Penelitian Pendidikan (Sebuah Tinjauan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali
Teori dan Praktis). Bandung : Widina Pers.
Bhakti Persada. [26] Dimyati. (2009). Belajar dan
[17] Hanafiah, H. (2021). Pelatihan Software Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mendeley Dalam Peningkatan Kualitas [27] Tanjung, R. (2020). Pengaruh Penilaian
Artikel Ilmiah Bagi Mahasiswa. Jurnal Diri Dan Efikasi Diri Terhadap
Karya Abdi Masyarakat, 5(2), 213–220. Kepuasan Kerja Serta Implikasinya
[18] Ulfah, U. (2022). Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Ilmiah
Pendidikan di Era Disrupsi. JIIP-Jurnal MEA (Manajemen, Ekonomi, Dan
Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(1), 153–161. Akuntansi), 4(1), 380–391.
[19] Hanafiah, H. (2022). Penanggulangan [28] Husna. (2018). HOTS (High Order
Dampak Learning Loss dalam Thinking Skills) dan Kaitannya dengan
Meningkatkan Mutu Pembelajaran pada Kemampuan Literasi Matematika. Jurnal
Sekolah Menengah Atas. JIIP-Jurnal Prisma., 1(2), 170-176.
Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(6), 1816–
1823.
Profil Penulis
[20] Nasser, A. A. (2021). Sistem Penerimaan
Siswa Baru Berbasis Web Dalam Herawan Kosasih. Penulis bekerja di
Meningkatkan Mutu Siswa Di Era Kementerian Agama Kabupaten Bekasi.
Pandemi. Biormatika: Jurnal Ilmiah
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Wahyu Widodo. Penulis bekerja di MTs
Pendidikan, 7(1), 100–109. At Taqwa 11 Bekasi.
[21] VF Musyadad. (2022). Supervisi Sutarna. Penulis bekerja di MAN 3
Akademik untuk Meningkatkan Motivasi Karawang.
Kerja Guru dalam Membuat Perangkat
Pembelajaran. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Enung Nurjanah. Penulis bekerja di
Pendidikan, 5(6), 1936–1941. Kementerian Agama Kabupaten
[22] Bairizki, A. (2021). Manajemen Tasikmalaya.
Perubahan. Bandung : Widina Bhakti
Persada. Ahmad. Penulis bekerja di MAN 3
[23] Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Karawang.
Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)

Anda mungkin juga menyukai