Anda di halaman 1dari 2

Nama : Riri Fatmawati

Npm : 1814370598
Kelas : VII REG 1 Cluster II PPLM C
Mata Kuliah : Keamanan Data
Dosen Pengampu : Abdul Khaliq, S.kom., M.kom

Perangkat lunak spyware buatan Israel, Pegasus, kembali menjadi perbincangan di dunia
maya. Pegasus diketahui digunakan untuk memata-matai politisi, aktivis, jurnalis, hingga
pemerintah di beberapa negara di dunia. Spyware yang dikembangkan oleh perusahaan
teknologi asal Israel, NSO Group ini memiliki kemampuan handal untuk memata-matai
pengguna smartphone (Android dan iOS) dan mencuri data-data miliknya.
Berdasarkan laporan Forbes, Pegasus diperkirakan telah menjangkit sekitar 50.000 perangkat
di seluruh dunia. Lantas, bagaimana Pegasus menjangkit smartphone? Apa saja data yang
bisa disadap oleh perangkat lunak berbahaya ini?
Awalnya, Pegasus versi pertama yang ramai diperbincangkan pada 2016 lalu menjangkit
perangkat menggunakan metode spear phishing, alias teknik manipulasi supaya korban
meng-klik tautan (link) berbahaya yang berisi spyware Pegasus. Namun, seiring berjalannya
waktu, penyebaran Pegasus kini makin canggih. Pasalnya, spyware tersebut kini bisa
dipasang mengandalkan celah keamanan dalam sejumlah aplikasi umum yang terpasang di
smartphone. Di antaranya seperti aplikasi SMS, E-mail, bahkan aplikasi populer seperti
WhatsApp, dan iMessage. Pegasus bahkan dapat menginfeksi perangkat dengan serangan
"zero-click", yang tidak memerlukan interaksi apa pun dari pemilik ponsel.
Contoh serangan ini terjadi pada 2019 lalu, di mana sekitar 1.400 smartphone menjadi target
serangan Pegasus melalui panggilan WhatsApp. Ketika telepon berdering, Pegasus lantas
bakal terpasang di smartphone korban tanpa harus diangkat oleh pemiliknya. Selain melalui
tautan web dan celah keamanan aplikasi, spyware ini juga bisa dipasang di perangkat yang
bisa mengirimkan sinyal ke smartphone, salah satunya adalah wireless transceiver.
Pegasus yang telah menjangkit sekitar 50.000 perangkat, merupakan spyware yang tergolong
berbahaya. Sebab, apabila sukses terpasang di smartphone, maka pengirim Pegasus bisa
memata-matai, mencuri data, serta mengendalikan perangkat tersebut tanpa pengguna tahu.
Beberapa yang bisa dilakukan adalah mengaktifkan mikrofon dan kamera untuk mengintai
aktivitas dan pembicaraan korban, menyadap teks percakapan yang ada di aplikasi chatting,
mengetahui lokasi pengguna, dan masih banyak lagi. Intinya, pegasus bisa mengirimkan
seluruh data yang tersimpan di dalam smartphone kepada penyebar spyware tersebut.
"Ketika sebuah iPhone ditempeli Pegasus, oknum yang menyebarnya bisa mendapatkan hak
akses root atau administrator dari perangkat tersebut, lebih dari korban yang hanya sekadar
pengguna," ujar periset dari laboratorium keamanan di organisasi hak asasi manusia global
Amnesty International, Claudio Guarnieri.
Bagaimana cara mengetahui ada Pegasus?
Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TheGuardian, Senin (26/7/2021), spyware
Pegasus sendiri sayangnya belum bisa dideteksi oleh pengguna awam. Sebab, pemilik
spyware tersebut terus berupaya untuk membuat Pegasus sulit dideteksi, salah satunya
dengan membuatnya berjalan di ruang penyimpanan sementara (RAM), alih-alih di media
penyimpanan (storage).
Artinya, ketika perangkat dimatikan, maka seluruh jejak dari Pegasus akan hilang, seakan
smartphone tidak pernah terjangkit spyware tersebut. Selain itu, belum ada antivirus yang
bisa mendeteksi Pegasus sebagaimana program berbahaya lainnya seperti trojan atau
malware. Pasalnya, spyware tersebut memang mengandalkan bug terselubung yang ada di
dalam sistem perangkat yang belum diperbaiki.
Amnesty International sendiri sebenarnya telah membuat sebuah alat (tool) untuk mendeteksi
Pegasus yang bernama Mobile Verification Toolkit (MVT). Hanya saja, tool yang tersedia
untuk perangkat Android dan iOS tersebut masih sekadar kumpulan kode yang tersimpan di
pustaka source code GitHub dan belum berupa aplikasi yang bisa dipasang di smartphone.
Sederhananya, MVT bakal mengidentifikasi dan memindai perangkat apakah ada aktivitas
pemindahan data dari dalam smartphone ke pihak ketiga atau tidak. Proses ini sendiri konon
hanya bisa dijalankan menggunakan komputer dengan OS Linux atau macOS.
Untuk saat ini belum ada solusi mudah yang bisa dilakukan untuk memberantas Pegasus dari
sebuah perangkat. Apabila kita menggunakan MVT dan ternyata perangkat kita terjangkit
spyware tersebut, maka satu-satunya cara menghilangkannya adalah mengganti perangkat
dengan yang baru, seperti yang dilakukan Presiden Perancis, Emmanuel Macron.

Anda mungkin juga menyukai