Hakikat Manusia Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Dalam Islam
Hakikat Manusia Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Dalam Islam
Hakikat Manusia Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Dalam Islam
DALAM ISLAM
MAKALAH KELOMPOK
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikan islam pada
semester IV (empat)
Disusun Oleh:
Winda Indriani : 1211030272
Moch. Rikza Firdaus : 1211030272
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, yang
telah memberikan Taufiq, dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada baginda besar nabi Muhammad Saw yang telah
membawa risalah kepada kita semua.
Berkat rahmat dan inayah-Nya yang selalu tercurahkan kepada kita semua
selaku hambanya, dan senantiasa memberikan kelancaran dan kesehatan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini pada mata kuliah “Manajemen
Keuangan Pendidikan” yang berjudul: “HAKIKAT MANUSIA DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN DALAM ISLAM”.
Dalam kesempatan ini, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak
“Ilham Pebrian, S.Pd., M.M.” sebagai dosen pengampu yang telah memberikan
tugas dan pengalamannya. Dan juga kami ucapkan terimakasih kepada rekan-
rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuannya, sehingga makalah ini dapat
kami selesaikan tepat waktu.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan penulisan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Pengertian dan Hakikat Manusia.......................................................................3
B. Proses Penciptaan Manusia.................................................................................6
C. Tugas dan Fungsi Manusia..................................................................................7
D. Implikasi Pada Pedidikan Islam.........................................................................8
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
Daftar Pustaka...............................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan hakikat manusia?
2. Bagaimana proses penciptaan manusia?
3. Apa tugas dan Fungsi manusia?
4. Bagaimana Implikasi manusia pada pendidikan Islam?
C. Tujuan penulisan
1. Agar kita mengetahui pengertian dan hakikat manusia
2. Agar kita mengetahui bagaimana proses penciptaan manusia
3. Untuk mengetahui tugas dan fugsi manusia
4. Agar kita mengetahui bagaimana implikasi manusia pada pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Hakikat Manusia.
1. Al-Basyar.
Menurut (al-Baqi, 1988: 153- 154). Kata Al-Basyar dinyatakan dalam Al-
Qur’an sebanyak 36 kali dan tersebar kedalam 26 surat. Secara etimologi al-
1
https:uin-malang.ac.id. manusia dalam perspektif filsafat.html (diakses 10 mei 2023)
3
basyar berarti kulit kepala, wajah, atau tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya
rambut.
Dengan pengertian di atas, dapat kita pahami bahwa seluruh manusia akan
mengalami proses reproduksi seksual dan senantiasa berupaya untuk memenuhi
semua kebutuhan biologisnya. Yang memerlukan ruang dan waktu, serta tunduk
terhadap hukum alamiahnya (sunnatullah). Semuanya itu merupakan konsekwensi
logis dari proses pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk itu Allah SWT
memberikan kebebasan dan potensi yang dimilikinya untuk mengelola dan
memanfaatkan alam semesta, sebagai salah satu tugas kekhalifahannya di muka
bumi.
2. Al-Insan.
Menurut (Al-Baqi, 1988 : 119-120). Kata al-Insan yang berasal dari kata al-
uns, dinyatakan dalam Al-Quran sebanyak 73 kali dan tersebar dalam 43 surat.
4
Secara etimologi kata al-insan dapat diartikan harmonis, lemah lembut, tampak,
atau pelupa. Manusia sebagai mahluk psikologi artinya bahwa manusia mahluk
yang unik, istimewa, sempurna, dan memiliki diferensiasi individual antara yang
satu dengan yang lainnya. Dengan memiliki rasa harmoni jiwa, cinta, benci,
setres, jinak, lupa dan sebagainya yang membedakan dengan makhluk yang
lainnya.
Seperti: rasa cinta, benci, setres, jinak, lupa dan sebagainya. Sehingga dapat
membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya.
3. An-Naas.
4. Bani Adam.
Kata bani adam ditemukan sebanyak 7 kali dan tersebar dalam 3 surat.
Secara etimologi kata bani Adam menunjukkan arti pada keturunan nabi Adam
5
AS. Dalam ungkapan lain disebutkan dengan kata dzuriyat adam. Sebagaimana
firman Allah yang Artinya:
Jadi bani adam ini digunakan pada anak cucu nabi adam As yaitu seluruh
manusia.
1. Tahapan primordial.
Dalam hal ini manusia pertama Nabi Adam As. Nabi Adam As
diciptakan dari tanah (min tiin, min turob, min shal, min hamaain masnun), yang
kemudian dibentuk oleh Allah dengan seindah-indahnya, kemudian Allah
meniupkan ruh dari-Nya ke dalam diri manusia. Sesuia dengan firman Allah Swt
pada Q.s al-An’am: 2; QS. Al-Hijr: 26,28,29; QS. Al-Mukminun : 12; QS. Ar-
Rum: 20; dan QS. Ar-Rahman: 4
2. Tahapan biologi.
Dalam proses ini manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan
air mani (nutfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
nutfah itudijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah
beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan
kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mukminun ayat 12-14 yang Artinya:
6
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Hal ini disebabkan karena manusia merupakan ciptaan Allah Swt yang
masih bergantung kepada sesamanya. Maka setiap ciptaan Allah Swt itu wajib
taat, tunduk, dan patuh pada sang pencipta-Nya. Sebagaimana Firman Allah Swt
yang Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supayamereka mengabdi kepada-Ku (QS. Al-Dzariaat : 56).”
7
Menurut (Shihab, 1994: 69-70). Kata khalifah berasal dari kata khalafa,
yang berarti mengganti atau melanjutkan. Menurut Quraish Shihab, istilah
khalifah dalam bentuk mufrad (tunggal) berarti penguasa politik dan religius.
Istilah ini digunakan untuk nabi-nabi dan tidak digunakan untuk manusia pada
umumnya. Sedangkan untuk manusia biasa digunakan khala’if yang di dalamnya
mengandung makna yang lebih luas, yaitu bukan hanya sebagai penguasa dalam
berbagai bidang kehidupan
“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (QS. Al-An’am : 165).”
Para ahli pendidikan muslim pada umumnya sependapat bahwa teori dan
praktek kependidikan Islam harus didasarkan pada konsepsi dasar tentang
manusia. Pembicaraan diseputar persoalan ini adalah merupakan sesuatu yang
sangat vital dalam pendidikan. Tanpa kejelasan tentang konsep ini, pendidikan
akan meraba-raba, dan bahkan bisa jadi pendidikan Islam tidak akan dapat
8
dipahami secara jelas tanpa terlebih dahulu memahami konsep Islam yang
berkaitan dengan pengembangan individu seutuhnya.
Dari uraian terdahulu tentang hakekat manusia dalam konsep Islam, dapat
dilihat implikasi penting konsep terbsebut dalam hubunganya dengan pendidikan
Islam, yaitu:3
9
penciptaanya dalam alam semesta ini. Dalam hal ini, pendidikan Islam
harus dijadikan sarana yang kondusif bagi proses transformasi ilmu
pengetahuan dan budaya Islami dari satu generasi kepada generasi
berikutnya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Daftar Pustaka
12