LP Postpartum 2
LP Postpartum 2
DISUSUN OLEH:
2022
A. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah
lahirnyaplasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono,
2016).Periode pasca partum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi
lahirsampai organ-organ reproduksi kembali kekeadaan normal sebelum
hamil(Mochtar, 2013).
Seksio cesarea atau kelahiran sesarea adalah melahirkan janin melalui
irisan pada dinding perut (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi).
Definisi ini tidak termasuk melahirkan janin dari rongga perut pada kasus
rupture uteri atau kehamilan abdominal (Pritchard dkk, 1991 dalam Maryunani,
2014).
Seksio Cesarea adalah proses persalinan melalui pembedahan dimana
irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan Rahim (histerektomi) untuk
mengeluarkan bayi (Juditha dan Cynthia, 2009 dalam Maryuani, 2015).
D. Patofisiologidan pathway
Seksio cesarea adalah suatu proses persalinan melalui pembedahan
pada bagian perut dan rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin diatas 500 gram. Selain berasal dari faktor ibu seperti panggul
sempit absolut, kegagalan melahirkan secara normal karena kurang
adekuatnya stimulasi, tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi,
stenosis serviks/vagina, plasenta previa, disproporsi sefalopelvik, ruptura uteri
membakat, indikasi dilakukannya sectio caesarea dapat berasal dari janin
seperti kelainan letak, gawat janin, prolapsus plasenta, perkembangan bayi
yang terlambat, mencegah hipoksia janin, misalnya karena preeklamsia.
Setiap operasi sectio caesarea anestesi spinal lebih banyak dipakai
dikarenakan lebih aman untuk janin. Tindakan anestesi yang diberikan dapat
mempengaruhi tonus otot pada kandung kemih sehingga mengalami
penurunan yang menyebabkan gangguan eliminasi urin.
Sayatan pada perut dan rahim akan menimbulkan trauma jaringan dan
terputusnya inkontinensia jaringan, pembuluh darah, dan saraf disekitar
daerah insisi. Hal tersebut merangsang keluarnya histamin dan prostaglandin.
histamin dan prostaglandin ini akan
menyebabkan nyeri pada daerah insisi. Rangsangan nyeri yang dirasakan
dapat menyebabkan munculnya masalah keperawatan hambatan mobilitas
fisik. Selanjutnya hambatan mobilisasi fisik yang dialami oleh ibu nifas dapat
menimbulkan masalah keperawatan defisit perawatan diri.
Adanya jaringan terbuka juga akan menimbulkan munculnya risiko
tinggi terhadap masuknya bakteri dan virus yang akan menyebabkan infeksi
apabila tidak dilakukan perawatan luka yang baik. Menurut: Rasjidi 2009,
Vierge 2008
Pathway
Menurut Rasjidi 2019, Vierge 20218 sebagai berikut:
Indikasi ibu: Indikasi bayi:
Trauma jaringan
Jaringan
Jaringan Tonus otot kandung
kemih menurun
Histamin dan
Jaringan Proteksi kurang
prostaglandin keluar
Distensi kandung
kemih
Merangsang area Invasi bakteri
sensorik
Perubahan eliminasi
Resiko infeksi urin
Nyeri akut
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada paien dengan preeklamsia
tergantung pada derajat preeklamsia yang dialami. Komplikasi yang terberat
dari preeklampsia adalah kematian ibu danjanin, namun beberapa komplikasi
yang dapat terjadi baik pada ibu maupun janin adalah sebagai berikut
(Marianti, 2017) :
1. Komplikasi pada Ibu
a. Sindrom HELLP (Haemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet
count), adalah sindrom rusaknya sel darah merah, meningkatnya enzim
liver, dan rendahnya jumlah trombosit.
b. Eklamsia, preeklamsia bisa berkembang menjadi eklamsia yang
ditandai dengan kejang-kejang.
c. Penyakit kardiovaskular, risiko terkena penyakit yang berhubungan
dengan fungsi jantung dan pembuluh darah akan meningkat jika
mempunyai riwayat preeklamsia.
d. Kegagalan organ, preeklamsia bisa menyebabkan disfungsi beberapa
organ seperti, paru, ginjal, dan hati.
e. Gangguan pembekuan darah, komplikasi yang timbul dapat berupa
perdarahan karena kurangnya protein yang diperlukan untuk
pembekuan darah, atau sebaliknya, terjadi penggumpalan darah yang
menyebar karena protein tersebut terlalu aktif.
f. Solusio plasenta, lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum
kelahiran dapat mengakibatkan perdarahan serius dan kerusakan
plasenta, yang akan membahayakan keselamatan wanita hamil dan
janin.
g. Stroke hemoragik, kondisi ini ditandai dengan pecahnya pembuluh
darah otak akibat tingginya tekanan di dalam pembuluh tersebut. Ketika
seseorang mengalami perdarahan di otak, sel-sel otak akan mengalami
kerusakan karena adanya penekanan dari gumpalan darah, dan juga
karena tidak mendapatkan pasokan oksigen akibat terputusnya aliran
darah, kondisi inilah yang menyebabkan kerusakan otak atau bahkan
kematian.
2. Komplikasi pada Janin
a. Prematuritas.
b. Kematian Janin.
c. Terhambatnya pertumbuhan janin.
d. Asfiksia Neonatorum.
e. Hipoksia karena solustio plasenta
f. Lahir prematur
Maryuani, A. (2014). Perawatan Luka Seksio Caesarea (SC) dan Luka Kebidanan
Terkini. Bogor : IN Media
Rasjidi, Imam. (2018). Manual Seksio Sesarea & Laparatomi Kelainan Adneksa.
Jakarta : C.V Sugeng Seto