Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2021

GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA IBU MENYUSUI SELAMA PANDEMI


COVID-19

Nadya Intan Ziahara1), Innez Karunia Mustikarani2), Irna Kartina3)

Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Kusuma Husada Surakarta
Dosen Universitas Kusuma Husada Surakarta

e-mail : nadyaziahara04@gmail.com

ABSTRAK

Depresi postpartum adalah keadaan depresi yang dialami oleh seorang ibu
pascamelahirkan. Depresi postpartum mempengaruhi penurunan maupun penghentian
prosespemberian Air Susu Ibu (ASI) pada ibu menyusui. Coronavirus Disease 2019 (Covid-
19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Virus penyebab Covid-19 ini dinamakan Sars-CoV-2
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah Ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas sibela Surakarta. Teknik
Pengambilan sampel drngan menggunakan purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan
cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria yang dikehendaki peneliti.
Sampel sebanyak 62 responden.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa tingkat Depresi pada ibu
menyusui selama pandemic covid-19 di Puskesmas Sibela Surakarta didapatkan hasil yaitu
dalam kategori normal sebanyak 60 responden (96.8%), dalam kategori ringan sebanyak 2
responden (3.2%). Kemudian untuk tingkat Ansietas didapatkan hasil yaitu dalam kategori
normal sebanyak 61 responden (98.4%), dalam kategori ringan sebanyak 1 responden (1.6%).
Dan untuk tingkat Stress didapatkan hasil yaitu dalam kategori normal sebanyak 48 responden
(77.4%), dalam kategori ringan sebanyak 11 responden (17.7%), dalam kategori sedang
sebanyak 3 responden (4.8%)

Kata kunci : Pospartum Depression, Ibu Menyusui, Covid-19


Daftar Pustaka : 35 (2010-2021)

1
NURSING STUDY PROGRAM OF UNDERGRADUATE PROGRAMS
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2021

DESCRIPTION OF DERESSION LEVELS IN BREASTFEEDING MOTHERS


DURING THE PANDEMIC COVID-19

Nadya Intan Ziahara 1), Innez Karunia Mustikarani 2),


Irna Kartina 3)
1)
Student of Nursing Study Program of Undergraduate Programs, University of
Kusuma Husada Surakarta
2), 3)
Lecturers at University of Kusuma Husada Surakarta
nadyaziahara04@gmail.com

ABSTRACT

Postpartum depression is a state of depression experienced by a mother after giving


birth. Postpartum depression affects the decrease or stop the process of giving breast milk
(ASI) to breastfeeding mothers. Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) is a new type of disease
that has never been previously identified in humans.The virus that causes Covid-19 is called
Sars-CoV-2.
The research method in the study is descriptive quantitative.The population in this study
were breastfeeding mothers in the working area of The Sibela Public Health Center, Surakarta.
The sampling technique used was purposive sampling, namely the determination of the sample
by selecting a sample among the population according to the criteria based on the researche.
The sample is 62 respondents.
Based on the results, it can be seen that the level of depression in breastfeeding mothers
during the covid-19 pandemic at the Sibela Public Health Center, Surakarta was obtained,
namely in the normal category as many as 60 respondents (96.8%), in the mild category as
many as 2 respondents (3.2%).Then, for the level of anxiety, the results obtained are in the
normal category as many as 61 respondents (98.4%), in the mild category as many as 1
respondent (1.6%).For the level of stress, the results obtained are in the normal category as
many as 48 respondents (77.4%). In the mild category there are 11 respondents (17.7%). In
the medium category there are 3 respondents (4.8%)

Keywords : Postpartum Depression, Breastfeeding Mothers, Covid-19


Bibliography : 35 (2010-2021)

2
PENDAHULUAN hilangnya perasaan kendali dan
Ibu menyusui adalah ibu yang pengalaman subjektif adanya penderita
memberikan makanan kepada bayi yang berat. Mood adalah keadaan emosional
secara langsung dari payudara ibu sendiri. internal yang meresap dari seseorang, dan
Organ tubuh yang ada pada seorang wanita bukan efek, yaitu ekspresi dari isi
menjadi sumber utama kehidupan untuk emosional saat itu (Lestari,2020).
menghasilkan ASI yang merupakan World Health Organization (WHO)
sumber makanan bayi yang paling penting telah mengkaji lebih dari 3.000 peneliti
terutama pada bulan-bulan pertama menunjukkan pemberian ASI selama 6
kehidupan (Astuti, 2015). bulan adalah jangka waktu yang paling
Menyusui merupakan suatu proses optimal untuk pemberian ASI Eksklusif.
alamiah manusia dalam mempertahankan Menurut United Nations International
dan melanjutkan kelangsungan hidup Children's Emergency Fund (UNICEF),
keturunannya. Organ tubuh yang ada pada cakupan rata – rata ASI Eksklusif di dunia
seorang wanita menjadi sumber utama sebesar 38% (Haryono dan Setianingsih,
kehidupan untuk menghsilkan ASI yang 2019). Provinsi Jawa Tengah pada tahun
merupakan sumber makanan bayi yang 2016 cakupan pemberian ASI eksklusif
paling penting terutama pada bulan-bulan mengalami penurunan menjadi 54,2%.
pertama kehidupan. Perkembangan zaman Dari beberapa kabupaten/kota yang ada di
membawa perubahan bagi kehidupan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten
manusia, dengan bertambahnya ilmu Semarang menunjukkan hasil cakupan
pengetahuan dan teknologi yang semakin pemberian ASI eksklusif selama 3 tahun
pesat membuat pengetahuan manusia berturut-turut masih di bawah target
mengetahui pentingnya ASI bagi nasional (80%) dan rata-rata cakupan ASI
kehidupan bayi. Menyusui merupakan di Jawa Tengah tahun 2016 (54,22%).
suatu pengetahuan yang sudah ada sejak Hasil tersebut yaitu tahun 2014 sebesar
lama yang mempunyai peranan penting 44,30%, tahun 2015 menjadi 44,80%, dan
dalam mempertahankan kehidupan 49,34% pada tahun 2016 (Dinkes Kab.
manusia (Astuti,2015). Semarang,2017).
Depresi merupakan salah satu Postpartum Depression merupakan
gangguan mood yang ditandai oleh gangguan mood yang terjadi setelah

3
melahirkan. Gangguan ini merefleksikan Covid-19. Penyakit Covid-19 adalah
disregulasi psikologikal yang merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
tanda dari gejala-gejala depresi mayor coronavirus yang baru ditemukan (WHO,
(Kusuma, 2017). Depresi postpartum 2020).
biasanya dialami oleh ibu setelah 4 Hasil studi pendahuluan di
minggu melahirkan. Tanda-tanda yang Puskesmas Sibela Surakarta pada tanggal
menyertainya adalah perasaan sedih, 22 September 2021 didapatkan data ibu
menurunnya suasana hati, kehilangan menyusui dari bulan Januari-September
minat dalam kegiatan sehari-hari, 2021 sebanyak 165. Berdasarkan hasil
peningkatan atau penurunan berat badan wawancara 7 dari 10 orang didapatkan/
secara signifikan, merasa tidak berguna ditemukan ibu menyusui mengalami
atau bersalah, kelelahan, penurunan depresi dikarenakan adanya pandemi
konsentrasi bahkan ide bunuh diri. Pada Covid-19 pada masa pandemi ini akan
kasus yang berat depresi dapat menjadi mempengaruhi kondisi psikologis ibu
psikotik, dengan halusinasi, waham dan dimana psikologis ibu dapat terganggu
pikiran untuk membunuh bayi. Diketahui dikarenakan para ibu memikirkan bayi
sekitar 20–40% wanita melaporkan mereka dimana ibu sangat cemas dan
adanya suatu gangguan emosional atau khawatir jika bayi mereka terpapar virus
disfungsi kognitif pada masa pasca covid 19 ditambah lagi ibu lebih was was
persalinan (Nasri, Wibowo, & terhadap dirinya agar tidak terkena virus
Ghozali,2017). corona dikarenakan akan mempengaruhi
Coronavirus adalah suatu kelompok ASI yang di akan diberikan ke bayi mereka
virus yang dapat menyebabkan penyakit di buktikan dengan hasil wawancara yang
pada hewan atau manusia. Beberapa jenis telah dlakukan peneliti dimana ibu
coronavirus diketahui menyebabkan mengeluh dan bercerita tentang betapa
infeksi saluran nafas pada manusia mulai takut, cemas, kepikiran, dan sulit tidur
dari batuk pilek hingga yang lebih serius akibat kehkhawatiran tentang virus covid
seperti Middle East Respiratory Syndrome 19 ini jika mereka sampai terpapar virus,
(MERS) dan Severe Acute Respiratory beberapa diantara mereka tampak gelisah,
Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru tampak tidak tenang dan tampak raut wajah
yang ditemukan menyebabkan penyakit yang khawatir

4
METODE PENELITIAN postpartum dengan usia ibu. Hal yang
Penelitian ini dilakukan pada bulan berbeda diungkapkan Martinnia (2020),
November 2021 di Wilayah Kerja hasil penelitiannya menemukan bahwa ibu
Puskesmas Sibela Surakarta. Penelitian ini yang berusia 25-34 tahun yang beresiko
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. lebih besar mengalami depresi postpartum
Populasi dalam penelitian ini dari bulan dengan presentasi 42,8 % (p-value=0,02)
Januari – September 2021 berjumlah 165 Umur sangat menentukan kesehatan
orang. Dalam penelitian ini penulis materlna dan berkaitan dengan kesiapan
mempersempit populasi yaitu jumlah ibu mental dan psikologis dalam menghadapi
menyusui sebanyak 62 orang. Penelitian ini kehamilan, persalinan, nifas serta cara
menggunakan Kuesioner Depression mengasuh dan menyusui bayinya. Umur
Anxiety Stress Scale 21 (DASS 21). yang kurang dari 20 tahun masih dianggap
belum matang secara fisik, mental, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
psikologi dalam menghadapi kehamilan,
1. Analisa Univariat
persalinan serta pemberian ASI, sedangkan
a. Karakteristik Responden
untuk umur yang lebih dari 35 tahun
Tabel 1
dianggap berbahaya, sebab alat reproduksi
Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia Ibu (n=62) dan fisik ibu sudah jauh berkurang dan
Usia Min Max Mean SD
Total 20 40 26.91 5.05 menurun (Sukriana, 2018).
Berdasarkan uraian diatas peneliti
Berdasarkan hasil penelitian ini
berpendapat bahwa umur atau usia ibu
dapat diketahui bahwa distribusi usia
sangat berpengaruh pada pemberian asi
responden pada penelitian ini yaitu usia ibu
maupun produksi asi ibu, dimana ibu usia
minimal 20 tahun, usia maksimal 40 tahun
muda belum memiliki kematangan yang
dan rata-rata usia 26.91 tahun dengan
baik dalam segi psikologis maupun
standar deviasi 5.05. Menurut penelitian
mentalnya dimana hal ini akan
Fathunikmah, dkk (2010) didapatkan hasil,
berpengaruh kepada produksi asi ibu
59,26 % ibu nifas yang mengalami
maupun proses dalam menyusui ibu kepada
kecendrungan depresi terjadi pada umur
bayi.
20-35 tahun dan 14,82 % pada usia > 35
tahun, hal ini mengindikasikan terdapat
hubungan antara kejadian depresi

5
Tabel 2 tinggi (44,0%). Hasil uji chi square
Karakteristik Responden Berdasarkan
menunjukkan bahwa ada hubungan
Pendidikan(n=62)
Pendidikan Frekuensi (n) Presentase (%) signifikan antara tingkat pendidikan ibu
SMP 1 1.6
SMA/SMK 34 54.8 dengan kejadian stres pasca trauma (pvalue
Diploma 3 9 14.5
Sarjana 18 29.0 = 0,043).
Total 62 100.0 Berdasarkan uraian diatas peneliti
Berdasarkan hasil penelitian ini berasumsi bahwa mayoritas pendidikan
dapat diketahui distribusi tingkat terakhir Ibu menyusui tersebut adalah
pendidikan responden cukup bervariasi SMA/SMK. Pendidikan ibu tidak
dari pendidikan tingkat SMP 1 respoden berhubungan langsung dengan
(1.6%), SMA/SMK 34 responden (54.8%), pertumbuhan dan perkembangan anak.
Diploma III 9 responden (14.5%), dan Pendidikan ibu melalui mekanisme
Sarjana 18 responden (29.0%). hubungan lain seperti produktivitas,
Berdasarkan hasil penelitian Ariyanti efisiensi penjagaan kesehatan
(2016), menunjukan pendidikan ibu yang mempengaruhi pertumbuhan dan
tinggi mempunyai pengaruh signifikan perkembangan anak secara tidak langsung.
terhadap risiko depresi pasca persalinan Walaupun pendidikan seorang
dengan nilai OR=1,490. Hal ini responden sudah tinggi, masih
menunjukkan ibu dengan dengan tergantung pada kemampuan masing-
pendidikan tinggi memiliki risiko depresi masing individu dalam perhatian,
pasca persalinan 1,490 kali lebih besar pemahaman dan penerimaan terhadap
daripada ibu dengan tingkat pendidikan informasi yang diterima sehingga disini
rendah. Hal yang sangat berbeda antara tingkat pengetahuan ibu menyusui
dikemukakan oleh Yusdiana (2011) pada dengan pelaksanaan teknik menyusui
penelitian terhadap ibu pasca melahirkan. mempunyai hubungan karena terlihat dari
Hasil penelitian tersebut menunjukkan latar belakang responden yang berbeda-
bahwa ibu dengan tingkat pendidikan dasar beda dan kemampuan yang berbeda-beda
mayoritas mengalami stress berat. Proporsi maka akan berdampak pada perilaku yang
ini berbanding terbalik dengan ibu dengan berbeda-beda dari setiap individu.
pendidikan menengah, yang memiliki
persentase sebesar 66,7% dan pendidikan

6
b. Gambaran Tingkat Depresi pada Tabel 5
Kategori Tingkat Stres pada Ibu
Ibu Menyusui Selama Pandemic Covid-
Menyusui Selama Pandemic Covid-19
19 (n=62)
Stress Frekuensi Presentase (%)
Tabel 3 (n)
Kategori Tingkat Depresi pada Ibu Normal (0-7) 48 77.4
Menyusui Selama Pandemic Covid-19 Ringan (8-9) 11 17.7
(n=62) Sedang (10-12) 3 4.8
Depresi Frekuensi (n) Presentase (%) Total 62 100.0
Normal 60 96.8
(0-9) Berdasarkan tabel diatas dapat
Ringan 2 3.2
(10-13) diketahui bahwa kategori tingkat stress
Total 62 100.0
pada ibu menyusui selama pandemi covid-
Berdasarkan tabel diatas dapat
19 di Puskesmas Sibela Surakarta
diketahui bahwa kategori tingkat depresi
didapatkan hasil yaitu lebih banyak dalam
pada ibu menyusui selama pandemi covid-
kategori normal sebanyak 48 responden
19 di Puskesmas Sibela Surakarta
(77.4%), dalam kategori ringan sebanyak
didapatkan hasil yaitu lebih banyak dalam
11 responden (17.7%), dan dalam kategori
kategori normal sebanyak 60 responden
sedang sebanyak 3 responden (4.8%)
(96.8%), dan dalam kategori ringan
Sejak pertama kali dikenali pada
sebanyak 2 responden (3.2%).
Desember 2019, November 2019
Tabel 4
Kategori Tingkat Ansietas pada Ibu Coronavirus (COVID-19) telah menyebar
Menyusui Selama Pandemic Covid-19
Ansietas Frekuensi Presentase dengan cepat ke seluruh dunia. Penyakit
(n) (%) tersebut meningkatkan konsekuensi
Normal (0-7) 61 98.4
Ringan (8-9) 1 1.6 kematian, keterbatasan system perawatan
Total 62 100.0
kesehatan, ketidakpastian system ekonomi
Berdasarkan tabel diatas dapat dan social (terisolasi dari keluarga, teman
diketahui bahwa kategori tingkat ansietas dan komunitas) hal ini sebagai salah satu
pada ibu menyusui selama pandemi covid- pencetus munculnya penyakit mental
19 di Puskesmas Sibela Surakarta (psikologis) (Capobianco et al., 2020).
didapatkan hasil yaitu lebih banyak dalam Hasil penelitian di Kanada menyebutkan
kategori normal sebanyak 61 responden dari 129 ibu hamil yang dikarantina
(98.4%), dan dalam kategori ringan terdapat 31% responden mengalami stres
sebanyak 1 responden (1.6%). pasca karantina dan muncul gejala depresi.

7
Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan faktor yang dapat menghambat diantaranya
di Wuhan China ditemukan 53,8% ibu ibu yang mengalami kecemasan dan stress
hamil mengalami gangguan psikologis hingga depresi. Salah satu faktor yang
dengan 17% dan 29% mengalami depresi mempengaruhi kegagalan dalam proses
berat dan gejala kecemasan (S. Zhao et al., menyusui dapat disebabkan karena tidak
2020). Masa kehamilan adalah saat-saat keluarnya ASI. Kelancaran ASI sangat
yang sangat rentan secara psikologis dipengaruhi oleh faktor psikologi. Kondisi
kesusahan dapat memiliki konsekuensi kejiwaan dan emosi ibu yang tenang sangat
negatif bagi ibu dan bayinya. Karena mempengaruhi kelancaran ASI. Jika ibu
wanita cenderung melaporkan gejala mengalami stres, pikiran tertekan, tidak
kecemasan dan depresi yang lebih tinggi tenang, cemas, sedih, dan tegang akan
selama wabah penyakit dibandingkan laki- mempengaruhi kelancaran ASI. Ibu yang
laki (Berghella, 2020). Peningkatan cemas akan sedikit mengeluarkan ASI
kecemasan pada masa prenatal dan gejala dibandingkan ibu yang tidak cemas.
depresi akan meningkatkan risiko Ditunjang dengan terjadinya pandemi
postpartum depresi, serta infeksi prenatal COVID-19 ini membuat masyarakat
dan tingkat penyakit (Lim et al., 2020). khususnya ibu hamil mengalami
Kecemasan prenatal dan munculnya gejala kecemasan, yang dapat berdampak pada
depresi juga dapat menyebabkan pengeluaran ASI (Arfiah, 2017).
perubahan aktivitas fisik, nutrisi dan tidur, Ibu yang mengalami kecemasan,
yang pada gilirannya memengaruhi stress dan depresi akan membuat terjadinya
suasana hati ibu dan perkembangan janin. peningkatan sekresi Adrenokortikotropik
Kecemasan dan depresi prenatal juga Hormon (ACTH) oleh kelenjar hipofisis
meningkatkan risiko keguguran, kelahiran anterior yang diikuti dengan peningkatan
prematur, berat badan lahir rendah, dan sekresi hormon adrenokortikal berupa
menurunkan skor Apgar saat lahir (Corbett kortisol dalam waktu beberapa menit.
et al., 2020). Kortisol mempunyai efek umpan balik
Gangguan psikologi pada ibu negatif langsung terhadap hipotalamus
menyebabkan berkurangnya pengeluaran untuk menurunkan pembentukan CRF dan
ASI karena akan menghambat let down kelenjar hipofisis anteerior untuk
reflek. Pada reflek let down terdapat faktor- menurunkan pembentukan ACTH.

8
Sehingga bila kortisol meningkat, umpan Menurut asumsi peneliti bahwa
balik ini secara otomatis akan mengurangi kecemasan yang terjadi pada ibu menyusui
jumlah ACTH sehingga kembali lagi ke karena terlalu memikirkan hal-hal negative
nilai normalnya. Sekresi kortisol yang pada masa pandemic covid-19. Ibu post
tinggi dapat menghambat transportasi partum harus berfikir positif, berusaha
hormon oksitosin dalam sekresinya, untuk mencintai bayinya, dan rileks ketika
sehingga dapat menghambat pengeluaran menyusui. Ketika ibu berfikir positif dan
produk ASI (Astutik, 2014). tetap tenang akan memicu produksi ASI
Salah satu faktor yang mempengaruhi sehingga ASI bisa keluar dengan lancar,
kegagalan dalam proses menyusui dapat sebaliknya ibu yang kondisi psikologisnya
disebabkan karena tidak keluarnya ASI. terganggu seperti merasa cemas, stress dan
Kelancaran ASI sangat dipengaruhi oleh depresi akan mempengaruhi produksi ASI
faktor psikologi (Hardiani dalam Mardjun, sehingga produksi ASI bisa menurun dan
2019). Menurut Riksani (2012) kondisi menyebabkan ASI tidak keluar.
kejiwaan dan emosi ibu yang tenang sangat Kelancaran pengeluaran ASI seringkali
memengaruhi kelancaran ASI. Jika ibu disebabkan oleh faktor kecemasan, padahal
mengalami kecemasan, stres, pikiran jika suasana hati ibu merasa nyaman dan
tertekan, tidak tenang, sedih, dan tegang gembira akan mempengaruhi kelancaran
akan mempengaruhi kelancaran ASI, ASI, sebaliknya jika ibu merasa cemas
dalam hal ini ibu yang cemas akan sedikit akan menghambat kelancaran pengeluaran
mengeluarkan ASI dibandingkan ibu yang ASI ( Hastuti, 2021).
tidak cemas. Ibu menyusui harus
KESIMPULAN
mempersiapkan diri untuk menyusui
1. Karakteristik responden berdasarkan
bayinya, tetapi sebagian ibu mengalami
dari hasil penelitian yang dilakukan
kecemasan dan stress sehingga
menunjukkan bahwa karakteristik
mempengaruhi pengeluaran ASI. Ibu
responden berdasarkandistribusi usia
menyusui harus berpikir positif dan rileks
responden pada penelitian ini yaitu
agar tidak mengalami kecemasan dan
usia minimal 20 tahun, usia maksimal
kondisi psikologis ibu menjadi baik,
40 tahun dan rata-rata usia 26.91 tahun
kondisi psikologis yang baik dapat memicu
dengan standar deviasi 5.05.
kerja hormon yang memproduksi ASI

9
2. Karakteristik responden SARAN
berdasarkan dari hasil penelitian yang 1. Bagi Responden
dilakukan menunjukkan bahwa Diharapkan hasil penelitian ini dapat
tingkat pendidikan responden cukup memberikan informasi kepada
bervariasi dari pendidikan tingkat responden sehingga lebih dapat
SMP 1 respoden (1.6%), SMA/SMK mengetahui ilmu tentang tingkat
34 responden (54.8%), Diploma 3 9 depresi dan mencegah terjadinya
responden (14.5%), dan Sarjana 18 depresi terutama pada ibu menyusui.
responden (29.0%). 1. Bagi Keperawatan
3. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat Diharapkan hasil penelitian ini dapat
diketahui bahwa tingkat Depresi pada digunakan sebagai masukan dalam
ibu menyusui selama pandemic covid- pengembangan ilmu pengetahuan di
19 di Puskesmas Sibela Surakarta bidang keperawatan maternitas
didapatkan hasil yaitu dalam kategori khususnya tentang tingkat depresi ibu
normal sebanyak 60 responden menyusui ASI pada anak selama
(96.8%), dalam kategori ringan pandemi covid -19.
sebanyak 2 responden (3.2%). 2. Bagi Tempat Penelitian
Kemudian untuk tingkat Ansietas Diharapkan hasil penelitian ini dapat
didapatkan hasil yaitu dalam kategori digunakan sebagai bahan masukan
normal sebanyak 61 responden untuk meningkatkan cakupan ASI
(98.4%), dalam kategori ringan eksklusif ibu, dengan mengetahui
sebanyak 1 responden (1.6%). Dan tingkat depresi ibu selama pandemi
untuk tingkat Stress didapatkan hasil Covid-19 terhadap pengeluaran ASI
yaitu dalam kategori normal sebanyak disaat menyusui.
48 responden (77.4%), dalam kategori 3. Bagi Institusi Pendidikan
ringan sebanyak 11 responden Diharapkan hasil penelitian ini dapat
(17.7%), dalam kategori sedang digunakan sebagai wawasan dan ilmu
sebanyak 3 responden (4.8%) pengetahuan tingkat depresi pada ibu
menyusui ASI sehingga dapat
mengembangkan lagi.

10
4. Bagi Peneliti Lain Corbett, G. A. et al. (2020). Health anxiety
and behavioural changes of
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
pregnant women during the COVID-
digunakan sebagai dasar atau referensi 19 pandemic’, European Journal of
Obstetrics and Gynecology and
bagi peneliti selanjutnya dan
Reproductive Biology, 249, pp.96–
meningkatkan pengetahuan serta 97
Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil
mengembangkan dalam ilmu
Kesehatan Kota Semarang. (2017).
keperawatan tentang kesehatan ibu Fang F dan Luo XP, Menghadapi pandemi
infeksi novel coronavirus 2019:
dan anak terutama dalam bidang
perspektif pediatrik, Chin J Pediatr.,
maternitas. 2020; 58: 81-85.
Guille, C., Newman, R., Fryml, L. D.,
5. Bagi Peneliti
Lifton, C. K., & Epperson, C. N.
Penelitian ini dapat menambah (2013). Management of postpartum
depression. Journal of Midwifery
wawasan terkait dari gambaran
and Women’s Health.
depresi ibu menyusui dimasa pandemi https://doi.org/10.1111/jmwh.12104
Hastuti, P. (2021)Pengaruh Kecemasan
dan dapat mengembangkan dalam
Pandemi Covid-19
ilmu keperawatan tentang kesehatan TerhadapPengeluaran Asi Ibu
Menyusui Di Rumah
ibu dan anak
SehatBundaathahira Bantul

DAFTAR PUSTAKA KemenkesRI(2018).ProfilKesehatanIndo


nesia2018http://www.pusdatin.kem
Arfiah. (2017). Pengaruh Tingkat
kes.g o.id. Diakses tanggal 6 April
Kecemasan pada Ibu Postpartum
2019
Primipara Remaja terhadap
Mardjun, Zulfikar. (2019). Hubungan
Kemampuan Pemenuhan Kebutuhan
Kecemasan dengan Kelancaran
Bayi Baru Lahir di RSU Anuntapura
pengeluaran ASI Pada Ibu Post
Palu. Program Studi DIII
Partum Selama Dirawat di Rumah
Kebidanan, STIKes Widya
Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu
Nusantara Palu
Manado.e-journal Keperawatan (e-
Ariyanti, R., Nurdiati, D. S., & Astuti, D.
Kp) Volume 7 Nomor 1
A. (2016). Pengaruh Jenis
Mustafa, N. M., & A Selim, L. (2020).
Persalinan Terhadap Risiko Depresi
Characterisation of COVID-19
Postpartum. Jurnal Kesehatan
Pandemic in Paediatric Age Group:
Samodra Ilmu, 7(2), 98- 105.
A Systematic Review and
Brummelte, S., & Galea, L. A. M. (2016).
MetaAnalysis. Journal of Clinical
Postpartum depression: Etiology,
Virology :The Official Publication
treatment and consequences for
of the Pan American Society for
maternal care. Hormones and
Clinical Virology, 128, 104395.
Behavior, 77, 153-166.
https://doi.org/10.1016/j.jcv.202
https://doi.org/10.1016/j.yhbeh.201
0.104 395
5.08.00 8

11
Notoatmodjo, S. 2015. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Pt Rineka
Cipta. Jakarta
Riksani, R. (2012). Keajaiban Asi (Air
Susu Ibu). Jakarta Timur: Dunia
Sehat.
Unicef. Mei (2020). Menyusui Pada Masa
Wabah Virus Corona (COVID-
19).https://www.unicef.org/indonesi
a/id/stories/menyusui-pada-masa-
wabah-virus-corona-covid-
Yilmaz et al. (2016). Factors Associated
with Breastfeeding Initiation and
Exclusive Breastfeeding Rates in
Turkish Adolescent Mother.
Breastfeeding Medicine 11(6): 315-
320.
Yuliani, D. R. dan Aini, F.N., 2020.
Kecemasan Ibu Hamil Dan Ibu Nifas
PadaMasa Pandemi Covid-19 Di
Kecamatan Baturraden. Jurnal
SainsKebidanan, 2 (2), pp.11-14

12

Anda mungkin juga menyukai