Anda di halaman 1dari 10

\

PENERAPAN EVIDENCE BASED NURSING (EBN) SISTEMATIK ORAL CARE


PADA PASIEN GANGGUAN NEUROLOGI

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053


Vol. 10, No. 1, Juni 2018
Oleh : Nadya Intan Ziahara ( G3A022094)
 Pasien dengan gangguan neurologis seperti pasien stroke, alzhaimer’s, parkinson, cedera tulang belakang,
cedera kepala, gangguan neuromuscular seperti multiple sclerosis menunjukkan ketidakmampuan dalam
mempertahankan kebersihan mulut secara adekuat. Kondisi diatas menjadi faktor perlunya perawatan mulut
oleh perawat akibat dari penurunan koordinasi motoric kerusakan kognitif, disfagia, dan beberapa gejala yang
lain. (Cohn & Fulton, 2006; Hilton, Sheppard, & Hemsley, 2016; Lam, McGrath, Li, & Samaranayake, 2012).
 Kebersihan rongga mulut merupakan salah satu bentuk masalah dalam perawatan pasien di rumah sakit. Oral
hygiene yang kurang baik meningkatkan resiko adanya inflamasi nyeri dan infeksi. Pasien-pasien dengan
gangguan neurologis baik bedah maupun medikal sangat tergantung kepada perawat dalam melakukan oral
hygiene. (Brady et al., 2011; Cohn & Fulton, 2006; Salamone, Yacoub, Mahoney, & Edward, 2013).
 Pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan personal care secara mandiri mungkin tidak mendapatkan
perawatan mulut yang tepat dan dapat menyebabkan xerostomia (mulut kering). Hal ini menyebabkan adanya
inflamasi jaringan lokal karena peningkatan jumlah plak, penurunan produksi saliva, dan penurunan
kemampuan pembersihan debris dalam mulut. Peradangan jaringan lokal akan menyebabkan penurunan fungsi
pertahanan dari mukosa. (Cohn & Fulton, 2006)
 ASUHAN KEPERAWATAN
 A. PENGKAJIAN
3. Pengkajian Segera
1. Identitas
A, Airways (Jalan nafas) :
Nama : Tn.T
Jalan nafas paten, terpasang ETT No. 7,5
Umur : 51 tahun
B. Breathing (Pernafasan) :
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pola nafas irregular, RR : 32x/menit, terpasang venti mode A/C, RR :
No RM : 63-15-xx 12, IP : 14, Trigger : 3, PEEP: 5, TI : 1:2, flO2 : 75%, vte : 501, RR :
Alamat : Semarang 31, ppeak : 18

Diagnosa Medis : DM tpe 2 dengan KAD, Acute C : Circulation (Sirlulasi)


on CKD, ISK, HT, Riwayat SNH Akral hangat, TD : 91/60 mmHg, MAP : 67 mmHg, HR : 113x/menit,
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Suhu : 37, Terpasang NACl 0,9 % : 80cc/jam, Sp. Insulin 3ui/jam BC
: 756
Pasien datang dengan keluhan tidak sadarkan diri
sejak 18 jam. Pasien tidak sadarkan diri setelah D : Disability
sarapan pagi, sejak tidak sadarkan diri pasien GCS : E2M3Vett. GDS jam 04,00 HIGH
mengorok, demam.
B. PENGKAJIAN LENGKAP  Hasil pemeriksaan penunjang

Riwayat Penyakit Dahulu :  DARAH LENGKAP :


Hemoglobin 13.1 L g/dl
Riwayat amputasi kaki sebelah kanan 3tahun yang lalu
di RS. Elizabeth. Setelah itu pasien tirah baring. Leukosit 26200 H/mm3
Riwayat SNH 1tahun yang lalu
Hematokrit 39.3 L %
Trombosit 369000
Eritrosit 4.47
ANALISA GAS DARAH (BGA)
PH 7.388
PCO2 19.5 mmHg
PO2 74.5 mmHg
SO2 94.5 5
BE (ecf) 13.4 mmol/L
BE (B) 10.4 mmol/L
HCO3 11.9 mmol/L
TCO2 12.6 mmol/L
A-aDO2 599.6 mmHg
Po2/FlO2 80.5
Terapi
 Diagnosa Keperawatan
Infus NACl 0,9 %
 Ketidakefektifan Pola Nafas (00032)
Insulin sesuai GDS
 Resiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah (00179)
Inj Omeprazole 40 mg/12jam
 Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak (00201)
Metropenem 1gr/8jam
Bicnat 3x500 mg PO
Asam folat 1x1 mg
Candesartan 1x8 mg PO
Pioglitazone 1x30 mg PO
Gliquidone 1x30 mg/PO
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penerapan EBN didapatkan jumlah responden yang dapat dilakukan oral care sebanyak 12 Orang. Karakteristik
dari desponden didapatkan penyakit terbanyak diakibatkan stroke sebesar 66,6% diikuti pasien lain seperti infeksi dan Space
Occupaying Lesion (SOL). Status fungsional pasien berdasarkan Barthel Index adalah 2,58 dengan nilai tertinggi 5 dan terendah
0. Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang menjadi responden pada pelaksanaan EBN ini menunjukkan ketergantungan berat

Anda mungkin juga menyukai