Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan pada

Pasien Tn. D Dengan KAD

Presented by:
Ayu Tanu Brata
Ely Mujiati
Mawadah Tawarahmah
Latar Belakang

Mortalitas terutama berhubungan dengan terjadinya edema


serebri (menyebabkan 57%-87% dari seluruh kematian
karena KAD). Angka kematian akibat KAD di Amerika Serikat
adalah 1%-3%. Berkisar antara 15% dan 67% di Eropa dan
Amerika Utara serta dapat lebih sering di negara negara
sedang berkembang. (Charfen and Fernandez, 2015).

Di ruang intesif Rumah Sakit Umum Siloam Karawaci tahun


2020 terdapat 6 pasien dengan KAD. Terdiri atas; 4 orang
dengan KAD selama januari 2021-mei 2021
Pengertian

Ketoasidosis diabetikum (KAD) adalah keadaan


dekompensasi-kekacauan metabolic yang ditandai dengan

• hiperglikemia

• Asidosis

• Ketosis

(Kitabchi,et.al., 2014)
ANATOMI
Etiologi

1) Infeksi ( meningkatnya glukosa darah )

2) Krisis emosional

3) Menurunnya aktifitas lainnya

4) DM tidak terdiagnosis

5) Meningkatnya asupan makanan

6) Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi

7) Gangguan suplai insulin


KLASIFIKASI

Bikarbonat
Stadium Macam KAD Ph darah
darah BIK
Ringan KAD Ringan 7,30-7,35 15-20mEq/L

Sedang Prekoma 7,20-7,30 12-15mEq/L


Diabetik
Berat Koma Diabetik 6,90-7,20 8-12mEq/L

Sangat Koma Diabetik <6,90 <8mEq/L


Berat Berat

Tabel 2.1 Klasifikasi KAD (Tjokroprawiro., dkk, 2015)


Pemeriksaan Diagnostik

1. Kadar glukosa darah: > 300 mg /dl tetapi tidak > 800 mg/dl.
2. Elektrolit darah
3. Analisis gas darah, BUN dan kreatinin.
4. Darah lengkap.
5. Foto polos dada.
6. Ketosis (Ketonemia dan Ketonuria).
7. Aseton plasma (keton): positif secara mencolok.
8. Pemeriksaan Osmolaritas
9. Gas darah arteri biasanya menunjukkan pH < 7,3 dan penurunan pada
HCO3 250mg/dl.
Penatalaksanaan Medis
Studi terakhir menunjukkan sebuah integrated care pathway dapat
memperbaiki hasil akhir penatalaksanaan KAD secara signifikan (ADA,
2014).

1. Terapi Cairan

2. Terapi Insulin

3. Natrium

4. Kalium

5. Bikarbonat

6. Monitoring Terapi
KOMPLIKASI

1) Hipoglikemia

2) Edema serebri

3) Hipoksemia
TINJAUAN KASUS

NAMA : TN. D
USIA : 35 TAHUN
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
TGL MRS : 05 APR 2021
TGL PENGKAJIAN : 07 APR 2021
DX. MEDIS : KAD, GAGAL NAFAS TIPE 2, DM TIPE 1

RIW.PENYAKIT SEKARANG:
Pasien jemputan ambulance dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari terakhir,
memberat sejak kemarin, BAB cair ±4 kali, gelisah, bicara tidak jelas, tidak ada
mual, tidak ada muntah, cenderung tidur. Pasien di pindahkan ke ICU tanggal
06 april 2021 jam 18.30. Saat di IGD pasien datang dengan GDS 508 mg/dL
dilakukan loading cairan NacL 0,9% 500 ml dan selanjutnya loading cairan NS
0,9 % 2500 ml l jam. Pasien sudah dilakukan koreksi bicnat di IGD 100mcg/
4jam dengan line yg berbeda. Cek AGD saat di IGD ditemukan hasil yang
menunjukkan pasien asidosis metabolic.
RIW. PENYAKIT DAHULU:
PASIEN MEMILIKI RIW DM YANG TIDAK
TERKONTROL, TIDAK PERNAH CEK RUTIN DAN
TIDAK MINUM OBAT
PEMERIKSAAN FISIK

KESADARAN : APATIS
GCS : E2M2V3
NIBP : 101/58 mmhg
EKG monitor : Irama Sinus HR 90x/menit
Temperature : 36,5º C
Respiratory Rate : 24x/menit
Spo2 : 100%
EWS :5
Braden Score : 11

Pasien terpasang Ventilator mode PC 20 RR 12 x/mt PEEP 5 cmH2O,


FiO2 50%.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

pH 7.150   7,350 - 7,450


pO₂ 239 mmHg 83 - 108
pCO₂ 29,1 mmHg 35 - 48
HCO₃ 9,7 mmol/L 21 - 28
total CO₂ 10,6 mmol/L 24 - 30
Base Excess -18.4 mmol/L (-)2,4 - (+)2,3
O₂ saturation 99,7 % 95 - 98
Electrolyte Blood Gas
sodium (Na⁺) 156 mmol/L  
Potasium (K⁺) 1,56 mmol/L  
Calcium (Ca⁺⁺) 1,68 mmol/L  
Hematocrit 41 %  
Blood Glucose 350 mg/dL
X-RAY
TERAPI
TGL NAMA OBAT RUTE DOSIS
07/04/2021 Meropenem IV 3 x 1 gr
07/04/2021 Ondansentron IV 3 x 8 mg
07/04/2021 Morphine IV drip 1 mg/jam
07/04/2021 Midazolam IV drip 0,5 mg/jam
07/04/2021 Apidra IV drip 15 unit/jam
07/04/2021 Ranitidin iv 2 x 50 mg
07/04/2021 Aspar K PO 3 x 300 mg
07/04/2021 Sotatic iv 3 x 10 mg
07/04/2021 Moxifloxcacin iv 1 x 400 mg
07/04/2021 Bisolvon + NS nebu 3 x 1 resp
07/04/2021 Lovenox sc 1 x 0,6 mg
07/04/2021 RL 475 ml + KCL 25 mEq IV drip /6 jam
07/04/2021 RL 475 ml +KCL 25 mEq  IV drip  /8 jam
ANALISA DATA
NO
. DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF ETIOLOGI DX. KEP
1 tidak terkaji, on -kesadaran apatis-coma, GCS E2M2Vt
Hipersekresi jalan
  venti -TD: 101/58 , HR : 90x/menit, RR 24 x/menit nafas bersihan jalan
    - suara ronchi +/+ nafas tidak
    - pasien posisi dengan semi fowler   efektif
    - tidak dapat batuk efektif  
    - hasil AGD tanggal 7/04/2021    
pH : 7,15 , PCo2 : 29,1mmHg, PO2 : 239mmHg, HCO3 :
    9,7mmol/L, BE : -18,4 (Asidosis Metabolik)    
    - slem banyak, kuning, kental    
- pasien on ventilator mode PC 20, RR 12, PEEP 5, FiO2
    50%    
    - Thorax foto : pneumonia    
       
       
2 tidak terkaji, on -kesadaran apatis-coma, GCS E4M6Vt hiperglikemia ketidakstabilan
  venti -mulut kering   kadar glukosa
dalam darah
  -kesadaran apatis-coma, GCS E4M6Vt  
    -GD : 350 gr/dL, dengan drip apidra 3 unit/jam  
       
3 tidak terkaji, on -mulut kering Kegagalan mekanisme resiko
  venti -  TD: 101/58mmHg , HR : 90x/menit, RR 24 x/menit regulasi  hipovolume
-  Kekuatan otot ekstremitas atas 2/2, kekuatan otot
  ekstremitas bawah 2/2  
-  pasien on ventilator mode PC 20, RR 12, PEEP 5, FiO2
    50%  
    -  produksi urine 1cc/kgbb/jam  
    -HT : 48,4 %    
Diagnosa
No Kriteria Hasil Perencanaan
Keperawatan
1. Bersihan Jalan Napas Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen Jalan napas
Tidak Efektif keperawatan selama 3x24 jam, 2. Pemantauan respirasi
berhubugan dengan maka bersihan jalan naps 3. Manajemen ventilasi Mekanik
sekresi yang tertahan meningkat dengan kriteria Observasi :
hasil : 4. identifikasi kemampuan batuk
1. batuk efektif cukup 5. monitor adanya retensi sputum
meningkat 6. monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
2. produksi sputum 7. monitor jumlah dan karateristik secret
menurun 8. monitor pola napas dan suara napas tambahan
3. suara wheezing menurun 9. monitor posisi ETT dan aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang
4. frekuensi napas sedang diberikan cukup
10. monitor saturasi oksigen
11. monitor integritas mukosa mulut akibat pemasangan ETT
Terapeutik :
12. atur posisi semi fowler dan fowler
13. lakukan fisioterapi dada
14. lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
15. lakukan hiperoksigenasi sebelum suction
16. pertahankan kepatenan jalan napas
Kolaborasi :
17. kolaborasi penentuan dosis oksigen

2. Ketidakstabilan Kadar Setelah dilakukan tindakan manajemen hiperglikemia


Glukosa Darah keperawatan selama 3x24 jam, Observasi :
berhubungan dengan maka ketidakstabilan kadar 1. Monitor kadar glukosa darah
resistensi insulin glukosa darah meningkat 2. monitor tanda dan gejala hiperglikemia
dengan riteria hasil : 3. monitor AGD, elektrolit dan hemodinamik
1. kesadaran meningkat Terapeutik :
2. kesulitan bicara menurun 4. berikan asupan cairan oral
3. kesulitan bicara meurun Kolaborasi :
4. kadar glukosa darah 5. kolaborasi pemberian insulin
membaik 6. kolaborasi pemberian cairan intravena
5. akral hangat 7. kolaborasi pemberian kalium
3. Resiko Hipovolume Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen hipovolume
ditandai dengan kegagalan 3x24 jam, maka status cairan membaik dengan Pemantauan cairan
mekanisme regulasi kriteria hasil : Manajemen elektrolit
1. kekuatan nadi meningkat Manajemen nutrisi
2. turgor kulit meningkat Observasi :
3. output urine meningkat 1. periksa tanda dan gejala hipovolume
4. dyspnea menurun 2. monitor intake dan output cairan
5. frekuensi nadi membaik 3. identifikasi status nutrisi
6. teknan darah membaik 4. identifikasi intoleransi makan, kebutuhan
7. membrane mukosa membaik kalori dan jenis nutrient
8. kadar hematocrit membaik 5. identifikasi perlunya NGT
6. monitor pemeriksaan lab
Terapeutik :
7. hitung kebutuhan cairan
8. berikan asupan oral
9. lakukan oral hygiene sebelum makan
10. berikan diet tinggi kalori dan tinggi protein
Kolaborasi :
11. kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
12. kolaborasi pemberian cairan koloid
13. kolaborasi pemberian antiemetik

4. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Pencegahan infeksi
jam, maka tingkat infeksi menurun dengan kriteria Manajemen jalan nafas
hasil : Pemantauan elektrolit
1. kebersihan badan meningkat Observasi:
2. bengkak menurun 1. monitor tanda dan gejala infeksi local dan
3. sputum berwarna hijau menurun sistemik
4. kemampuan mengidentifikasi faktor resiko Terapeutik:
meningkat 2. batasi pengunjung
5. kemampuan melakukan strategi kontrol resiko 3. berikan perawatan kulit pada area edema
4. cuci tangan 6 langkah, 5 moment
5. pertahankan tehnik aseptic
 
tgl jam No.dx implementasi paraf
eli, ayu,
mawadah
09/04/2021 14.00 1,2,3 Melakukan pemeriksaan fisik
Hasil : Kesadaran : apatis coma, E2M3Vtube, Pupil size 2/2, reflek cahaya +/+, kontak tdk ada,
hemodinamik TD=114/69 mmHg, HR=94x/mnt, RR 20x/mnt, Spo2 =100%, terpasang ETT no.7,5
batas 21cm on ventilator mode PC 12 RR 12 Peep 5 Fio2= 100%, suara ronchi, slem banyak kental
kuning, reflek batuk ada, terpasang CVC 3 lumen di vena subclavia sinistra drip D5% 500ml/6 jam,
D5% 100+kcl 25 meq/12jam, drip Apidra 5ui/jam, morphin 1mg/jam+midazolame 0,5mg/jam, diit
750 kkal/NGT, residu tidak ada, terpasang kateter diuresis, urine 40-100cc/jam, tidak ada luka tekan,
    ADL dibantu penuh, VTE 3 faktor, resiko jatuh = 10  
     
eli, ayu,
mawadah
09/04/2021 15.00 1 melalukan suction
    Hasil : slem banyak kental warna kuning, reflek batuk kuat, hemodinamik stabil  
     
eli, ayu,
mawadah
09/04/2021 16.00 1,3 memberikan terapi nebulizer dan terapi obat sesuai IMR
    Hasil : tidak ada alergi obat  
     
eli, ayu,
mawadah
09/04/2021 17.30 2 melakukan cek Gula darah
    hasil : Gula Darah 142 gr/dL, apidra 3 cc/jam  
     
eli, ayu,
09/04/2021 18.00 2,3 memberikan diit diabetasol 150 ml per NGT, residu 10 cc, utih, NGT tepat dilambung mawadah
    Hasil : NGT tepat dilambung, residu 10 cc berwarna putih  
     
eli, ayu,
mawadah
09/04/2021 19.00 1,2,3 memberikan terapi obat sesuai dengan IMR
    Hasil : tidak ada reaksi alergi  
     
eli, ayu,
mawadah
09/04/2021 19.30 1 melakukan mobilisasi pasien
    Hasil : hemodinamik stabil, tidak ada luka tekan  
         
tanggal jam evaluasi paraf
 
ayu,eli,
Dx. Kep : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, mawad
09/04/2021 20.00 ketidakstabilan kadar glukosa darah, Hipovolemia ah
    S : Pasien tidak dapat dikaji, on ventilator  
O : kesadaran coma, E2M3Vt, pupil size 2/2, reaksi cahaya +/+, tidak ada kontak, TD=
109/73 mmhg nadi =92x/mnt RR=21x/mnt Spo2 100%, terpasang ETT no. 7 batas bibir
21cm on ventilator PC 20 RR 20 peep 5 Fio2 50%, suara paru ronchi, sputum banyak, kental,
warna kuning, irama jantung reguler, terpasang CVC 3 lumen di vena subclavia sinistra drip
D5% 475 ml +kcl 50 mEq/12jam, apidra 3 unit/jam, morpine 1 mg/jam, midazolam 0,5
mg/jam, Pivas =0, abdomen supel, bising usus ada, terpasang NGT no. 16, diit diabetasol
750 kkal, residu tidak ada, dieuresis dengan catheter ±40cc/jam,tidak ada luka tekan, VTE 3
    faktor , EWS = 6 , resiko jatuh 10  
    hasil elekrolit tgl 09/04/2021 : Nat : 158, K: 2,6, kals : 134  
    A:  
    1. bersihan jalan nafas inefektif  
    2. ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah  
    3. hipovolume  
     
    P:  
    1. monitor hemodinamik  
    2. lakukan suction secara berkala  
    3. pantau intake-output  
    4. pantau gula darah/6 jam  
    5. kolaborasi pemberian terapi sesuai IMR  
     
     
PEMBAHASAN
Dari kasus di atas, pasien dengan diagnosa medis KAD ini masuk dalam
kategori KAD sedang- berat. Didukung dengan data AGD yang menunjukkan
hasil asidosis metabolik, dengan Ph 6.9 HCO3 1.9, di mana menurut teori
pada pasien KAD memang mengalami asidosis metabolic pada hasil
AGDnya. Kondisi klinis pasien dengan hasil seperti di atas menunjukkan
keadaan yang sangat buruk.

Selain itu kelompok menemukan beberapa kesenjangan antara teori dan kasus
yang dikerjakan. Antara lain:
1. Pengkajian yang ditemukan pasien masuk ICU dengan GCS E2M2V3,
dengan tingkat kesadaran apatis, gelisah. Tetapi masih kontak. Menurut
teori Status mental dapat bervariasi mulai dari kesadaran penuh sampai
letargi yang berat, meskipun demikian kurag dari 20% pasien KAD yang
diperawatan dengan penurunan kesadaran
PEMBAHASAN

Diagnosa keperawatan menurut teori terdiri dari : pola nafas


tidak efektif, ketidakstabilan gula darah, hipovolume, resiko
ketidakstabilan elektrolit, deficit nutrisi, resiko infeksi.
Sedangkan dx. Keperawatan yang muncul pada kasus ini adalah:
- Bersihan jalan nafas tidak efektif
- Ketidakstabilan kadaar glukosa darah
- Resiko hipovolume
Menurut teori pada pasien KAD dilakukan pemeriksaan
AGD secara berkala untuk mengetahui kondisi post dilakukan
intervensi, tetapi yang ditemukan dalam kasus di atas sama
dilakukan AGD secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai