Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN DISTOSIA BAHU

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :
UPTD
H.Otong Memet, S.Kep.Ners, MM
PUSKESMAS
NIP. 19680618 198903 1 007
MAJA

1. Pengertian Distosia bahu adalah kegagalan untuk melahirkan bahu secara


spontan untuk menempatkan ibu dan bayi beresiko terjadinya
trauma.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
Penanganan Distosia Bahu
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor:
KS.11.00/013.1/SK_Admin/PKM.MJ/2023 tentang Pelayanan
Klinis dan Penunjang Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Maja
4. Referensi Modul Midwifery Update IBI Propinsi Jawa Barat, 2016
5. Prosedur 1. Persiapan alat & bahan
a. Spuit 3 ml.
b. Anastesi lokal (Lidocaine 1%).
c. Kassa steril.
d. Gunting Episiotomi.
e. Sarungtangansteril.
f. Rekam medis dan formulir informed consent
2. Petugas yang melaksanakan :
a. Dokter.
b. Bidan.
3. Langkah-langkah :
a. Petugas memberitahu maksud tindakan kepada pasien
(informed consent)
b. Cuci tangan
c. Pertugas memakai APD
d. Petugas menyiapkan alat-alat dalam bak instrument steril.
e. Petugas menempatkan jari telunjuk dan jari tengah (dari
tangan kiri) antara kepala bayi dan perineum. Hal ini
sangat penting untuk mencegah jarum suntik mengenai
kepala bayi yang dapat menyebabkan kematian bayi.
f. Masukan jarum secara subkutan, mulai komisura
posterior, menelusuri sepanjang perineum dengan sudut
45o kearah kanan ibu (tempat akan dilakukan episiotomi).
g. Aspirasi untuk memastikan ujung jarum tidak memasuki
pembuluh darah. Apabila aspirasi terdapat cairan darah,
tarik jarum sedikit dan kembali masukan dengan arah
yang berbeda. Kemudian ulangi prosedur aspirasi.
 Injeksi bahan aspirasi kedalam pembuluh darah, dapat
menyebabkan detak jantung tidak teratur atau konvulsi.
h. Suntikan bahan anestesi ( lidocain 1%) 5-10 ml sambil
menarik jarum keluar.
i. Tekan tempat infiltrasi agar anastesi menyebar. Untuk
hasil yang optimal tunggu 1-2 menit sebelum melakukan
episiotomi.
1) MANUVER Mc ROBERTS
a) Baringkan ibu terlentang pada punggung.
b) Minta ibu untuk melipat kedua pahanya sehingga
kedua lututnya berada sedekat mungkin dengan
dada. Gunakan kedua tangan untuk membantu fleksi
maksimal paha.
c) Lahirkan bahu depan dengan menarik kepala bayi
kearah bawah.
2) MANUVER UNTUK MELAHIRKAN BAHU
BELAKANG
a) Masukan tangan mengikuti lengkung sakrum sampai
jari penolong mencapai fosa antecubiti.
b) Dengan tekanan jari tengan jari tengah, lipat lengan
bawah kearah dada.
c) Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari
vagina (meggunakan jari telunjuk untuk melewati
dada dan kepala bayi atau seperti mengusap muka
bayi), kemudian tarik hingga bahu belakang dan
seluruh lengan belakang dapat dilahirkan.
d) Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelahbahu
dan lengan belakang dilahirkan.
e) Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu belakang
ke depan (jangan menarik lengan bayi tetapi dorong
bahu posterior) dan putar bahu depan ke belakang
mendorong anterior bahu depan dengan jari telunjuk
dan jari tengah operator) mengikuti arah punggung
bayi sehingga bahu depan dapat dilahirkan.
f) Dekontaminasi alat.
g) Cuci tangan.
h) Dokumentasi
6. Diagram Alir

7. Unit Terkait 1. Unit Pelayanan KIA


2. Unit Pelayanan PONED
8. Rekaman
No Yang Diubah Isi Perubahan
Historis
Perubahan
9. Evaluasi Isi SOP masih tetap bisa dipergunakan
SOP

Anda mungkin juga menyukai