Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN

“RESPON RADANG”

DOSEN PENGAMPU
Fitri Romadonika., Ners. M.Kep
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

1. A`AN ANSYARI RIDHA 001STYC22


2. ABI MUSLIM 002STYC22
3. AHMAD MAKLUL FARID 003STYC22
4. AIYUDDIN AKBAR 004STYC22
5. ALAN NISWANA 005STYC22
6. ALBERT RATU NDIMA NDAPAMEDE 006STYC22
7. ALIMUDIN 007STYC22
8. ALISA DWI PRATISTA 008STYC22
9. ALWAN HADI WIJAYA 009STYC22
10. AMINAH 010STYC22
11. ANASTAMALA 011STYC22

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasiuh lagi maha penyayang. Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“RESPON RADANG”.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah dan kami juga sangat mengharapkan
kritik serta saran dari para pembaca untuk bahan pertimbangan perbaikan makalah kami. Dan
semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi penulis dan pembaca, Aamiin.

Mataram, 27 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB l PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................1

BAB ll PEMBAHASAN....................................................................................................2

A. Definisi Radang.......................................................................................................2
B. Sel-sel Radang.........................................................................................................3
C. Jenis-jenis Peradangan.............................................................................................4
D. Penyebab Radang....................................................................................................5
E. Tanda dan Gejala Radang........................................................................................5
F. Macam-macam penyakit Radang............................................................................6

BAB lll PENUTUP.............................................................................................................10

A. Kesimpulan..............................................................................................................10
B. Saran .......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
BAB l
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme
terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang
terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau
terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan
terhadap infeksi dan iritasi.
Reaksi peradangan merupakan reaksi defensif (pertahanan diri) sebagai respon
terhadap cedera berupa reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-
zat yang terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada
daerah cedera atau nekrosis. Peradangan dapat juga dimasukkan dalam suatu reaksi non
spesifik, dari hospes terhadap infeksi. Hasil reaksi peradangan adalah netralisasi dan
pembuangan agen penyerang, penghancuran jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan
yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Radang?
2. Apa saja yang termasuk sel-sel Radang?
3. Apa saja penyebab Radang?
4. Bagaimana tanda dan gejala Radang?
5. Apa saja macam-macam penyakit Radang?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Radang
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk sel-sel Radang
3. Untuk mengetahui apa saja penyebab Radang
4. Untuk mengetahui apa saja tanda dan gejala Radang
5. Untuk mengetahui macam-macam penyakit Radang
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Definisi Radang
Radang adalah reaksi protektif setempat yang ditimbulkan oleh cidera atau
kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi atau mengurung
(sekuester) baik agen pencidera maupun jaringan yang cidera itu. (Dorland).
Radang merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan musnahnya agen yang
membahayakan jaringan atau mencegah agen ini menyebar lebih luas sehingga
mengakibatkan jaringan yang cedera diperbaharui atau di ganti dengan jaringan
baru. (Patologi FKUI).
Penyebab Peradangan terjadi ketika faktor fisik memicu reaksi kekebalan tubuh.
Terjadinya peradangan tidak selalu menandakan adanya infeksi. Namun, infeksi selalu
menyebabkan peradangan. Penyebab peradangan juga berbeda-beda tergantung dari
jenisnya. Namun, peradangan akut bisanya terjadi karena adanya patogen berbahaya atau
cedera jaringan. Sedangkan peradangan kronis bisa terjadi karena adanya patogen yang
tidak dapat diuraikan oleh tubuh, benda asing yang tertinggal di dalam sistem, atau
respons imun yang terlalu aktif.
B. Sel-sel Radang
1. Sel polimorfonukleus netrofil (mikrofag) terdiri dari leukosit polimorfonukleus
(netrofil, eosinofil, basofil):
 Netrofil: Utama untuk fagositosis. Dibantu zat-zat anti, mempererat kontak
leukosit.
 Basofil: Pertahanan pertama karena dapat migrasi dengan segera dan dalam
jumlah yang besar. Tidak berdaya pada kuman-kuman tertentu seperti
tuberculosis.
 Eosinofil; Jumlahnya bertambah dalam keadaan alergi, asthma, hipersensitif
terhadap kedatangan parasit terutama cacing. Khemoktasis dan fagositosis lebih
rendah dari netrofil.
2. Sel fagositik besar berinti bulat (makrofag)
 Dalam darah : Monosit (sebagian juga dari jaringan)
 Dalam jaringan : Makrofag, histiosit, sel kurrer, sel retikuendotel, sel
datia.
 Sel Kupffer: makrofag yang melapisi sinus-sinus pada hati, daya
fagosit sangat besar sehingga darah yang melalui hati steril.
 Sel Retikuendotel; sel yang melapisi sinus-sinus kelenjar getah
bening, sumsum tulang dan limpa.
 Sel Datia: sel besar berinti banyak, perubahan dari makrofag pada keadaan-
keadaan tertentu,Beberapa sel bersatu krn pembelahan inti yang tidak disertai
pembelahan protoplasma
 Limfosit: dapat menghasilkan gammaglobulin (bag protein dari zat anti),
Meningkat pada radang menahun.
 Sel Plasma: tidak terdapat di dalam darah, membuat gamma globulin yang
berfungsi sebagai zat anti.
C. Jenis-jenis Peradangan
Jenis-jenis peradangan sebagai berikut:
1. Radang kataral
Terbentuk diatas permukaan membran mukosa yang terdapat sel-sel yang dapat
mensekresi musin. Eksudat musin yang paling banyak di kenal adalah puck yang
menyertai banyak infeksi pernafasan bagian atas.
2. Radang pseudomembran
Terbentuk di atas permukaan selaput lendir yang ditandai dengan pembentukan
eksudat berupa lapisan selaput superficial, mengandung agen penyebab, endapan
fibrin, sel-sel nekrotik aktif dan sel-sel darah putih radang. Radang membranosa
sering dijumpai dalaam orofaring, trakea, bronkus, dan traktus gastro intestinal.
3. Ulkus
Terjadi apalagi sebagian permukaan jaringan hilang sedangkan jaringan sekitarnya
meradang.
4. Abses
Lubang yang terisi nanah dalam jaringan. Abses adalah lesi yang sulit untuk diatasi
oleh tubuh karene kecenderungannya untuk meluas dengan pencairan, kecenderungan
untuk membentuk lubang dan resistensinya terhadap penyembuhan. Jika terbentuk
abses, maka obbat-obatan seperti antibiotik dalam darah sulit masuk ke dalam abses.
5. Radang Purulen
Terjadi akibat infeksi bakteri. Terdapat pada cedera aseptik dan dapat terjadi dimana-
mana pada tubuh yang jaringannya telah menjadi nekrotik.
6. Flegmon
Radang purulen yang meluas secara defuse pada jaringan.
7. Radang Supuratif
Infeksi supuratif lokal disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara kollektif
diberi nama piogen (pembentukan nanah). Yang termmasuk piogen adalah
stafilokokkus, banyak basil gram negative.
D. Penyebab Radang
 Agen kuman, parasite, jamur, dll
 Benda-benda tajam
 Suhu
 Berbagai jenis sinar
 Listrik
 Zat-zat kimia

E. Tanda dan Gejala Radang


1. Rubor (kemerahan), merupakan tanda pertama yang ditemukan di daerah radang,
disebabkan oleh arteriol yang berdilatasi.
2. Kalor (panas), terjadi bersamaan dengan rubor karena lebih banyak darah (pada
suhu 37oC) dialirkan dari dalam tubuh kepermukaan daerah yang terkena
dibandingkan ke daerah yang normal.
3. Tumor (pembengkakan), pembengkakan lokal yang disebabkan perpindahan
cairan dan sel-sel dari aliran darah kejaringan interstisial.
4. Dolor (nyeri), terjadi karena pembengkakan jaringan yang meradang
sehingga menimbulkan peningkatan tekanan lokal yang dapat
menyebabkan nyeri.
5. Fungsio Laesa (perubahan fungsi), bagian yang bengkak, nyeri disertai
sirkulasi yang abnormal dan lingkungan kimiawi local yang abnormal, akhirnya
berfungsi secara abnormal.
F. Macam-macam penyakit Radang
1. Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Radang usus buntu terjadi jika ada sisa-sisa makanan yang masuk kedalam usus
buntu, tepatnya kedalam umbai cacing. Sisa makanan tersebut terjabak dan tidak
dapat keluar dari umbai cacing sehingga lama-kelamaan akan membusuk.
Akibatnya,timbul peradangan pada umbai cacing. Orang-orang yang terkena
appendicitis biasanya harus dioperasi untuk membuang numbai cacing yang
membusuk tersebut.Penyebab Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis). Penyakit
radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor
pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui
secara pasti. Diantaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran
(lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang kera s(fekalit), hyperplasia
(pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh,
cancer primer dan striktur.

Tanda-tanda penyakit radang Usus Buntu adalah:


 Sakit apabila menekan secara perlahan di bahagian bawah kanan
perut.
 Bertambah sakit apabila tekanan tersebut dilepaskan.

Cara untuk mengetahui penyakit radang apendiks adalah:


 melakukan tes darah untuk mengetahui tanda jangkitan,
 melakukan uji urine untuk mengetahui jangkitan salur kencing.

Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang Usus Buntu


Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit
radang usus buntu (appendicitis) adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah
dapat langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian obat antibiotika dapat saja
dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai 35%.
Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi).
Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari.
Selanjutnya adalah perawatan luka operasi yang harus terhindar dari
kemungkinan infeksi sekunder dari alat yang terkontaminasi dan lain-lain.

2. Radang Tenggorokan
Radang tenggorokan merupakan penyakit yang sering menjangkiti kita semua,
terutama saat pergantian musim ( musim kemarau ke musim hujan). Obat Batuk
Hitam merupakan salah satu alternatif pengobatan untuk radang tenggorokan.
Kadangkala hal tersebut tidak bisa menyembuhkan 100%.
Tentang tumbuhan atau ramuan jamu untuk radang tenggorokan dan ditambah
riset kandungan obat batuk hitam herbal, maka ditemukankanlah tumbuhan sebagai
berikut
 Kayu manis untuk obat radang tenggorokan,
 Mahkota dewa untuk obat radang tenggorokan,
 Jeruk nipis untuk mengencerkan dahak,
 Jahe untuk menghangatkan tenggorokan.

Dan adapun pengobatan untuk mempercepat penyembuhan yaitu:


 Antibiotik
Antibiotik yang umumnya bias digunakan Amoxicilin dan
Cefadroxil.
 Analgesik dan Antipiretik
Obat ini seperti panadol dan aspirin. Yang berguna sebagai pain
killer untuk mengurangi nyeri dan menurunkan panas.
 Multivitamin
Minum vitamin C atau B kompleks. Vitamin berguna untuk segera
memulihkan daya tahan tubuh. Namun sebaiknya kita memakan buah-
buahan apa saja untuk mendapatkan Vitamin yang dibutuhkan.

3. Radang Lambung (Gastritis)


Radang lambung lebih dikenal dengan Sakit maag merupakan sakit yang disebabkan
oleh adanya sekresi asam lambung yang tidak normal pada lambung sehingga
mengakibatkan rasa perih pada dinding lambung. Sakit Maag dapat dipicu oleh
kebiasaan makan yang tidak teratur, jenis makanan tertentu, obat-obatan, atau oleh
adanya setres psikologis. Gejala maag yang sudah krinis dapat menyebabkan luka
pada dinding lambung. Adanya sekresi asam lambung yang mengenai luka pada
lambung menyebabkan rasa perih atau sakit. Sakit maag yang sudah parah dapat
menyebabkan Perdarahan pada lambung karena luka yang terjadi sudah sampai pada
lapisan sub Mukosa yang banyak memiliki pembuluh darah.

Namun demikian secara umum penyakit radang lambung mempunyai beberapa gejala
yaitu:
 Mual dan sering muntah,
 Perut terasa nyeri, pedih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut (ulu
hati),
 Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan
naik, keluar keringat dingin,
 Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar,
 Sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut),
 Kepala terasa pusing. Dan pada radang lambung dapat terjadi
pendarahan.
Radang lambung dapat disebabkanoleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut:
 Adanya stres dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang,
 Adanya asam lambung dan pepsin yang berlebihan,
 Mukosa (selaput lendir) lambung tak tahan terhadap asam lambung dan pepsin
yang berlebihan karena menurunnya
kemampuan fungsi mukosa lambung tersebut,
 Waktu makan yang tak teratur, sering terlambat makan, atau
sering makan berlebihan,
 Terlalu banyak makanan yang pedas, asam, minuman
beralkohol, obat-obatan tertentu dengan dosis tinggi.

4. Radang paru-paru (pneumonia) pada sapi


Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-paru
terutama pada bagian parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan adanya gangguan
fungsi sistem pernafasan (Gabor 2003).
Faktor-faktor pengelolaan peternakan dan lingkungan hewan sangat berpengaruh
terhadap terjadinya radang paru-paru pada suatu peternakan. Cara-cara pemeliharaan
seperti penempatan hewan yang selamanya hanya dikandang saja, tempat yang
lembab atau berdebu, ventilasi udara yang jelek, penempatan hewan dari berbagai
umur dalam satu tempat, jumlah hewan yang berlebihan dalam satu kandang, hewan
yang berdesak-desakan (over crowding), pemasukan hewan-hewan yang tidak
beraturan, merupakan faktor-faktor yang mendukung terjadinya pneumonia (Cordes
et.al 1994).

Adapun spesifitas agen penyebab tersebut adalah :


 Pneumonic pasteurellosis (shipping fever), oleh : Pasteurella haemolityca,
Pasteurella multocida dengan atau tanpa virus Parainfluenza 3,
 Viral Pneumonia, oleh : adeno virus atau Parainfluenza 3,
 Contagious bovine pleuropneumonia, oleh : Mycoplasma mycoides,
 Lungworm pneumonia, oleh : Dictyocaulus viviparous,
 Tuberculosis secara sporadik yang disebabkan oleh Mycobacterium bovis.
5. Penyakit Radang / Pembesar Prospat
Penyakit atau gangguan pembesaran prostat adalah penyakit akibat
perubahan hormonal dihidrotestosteron / DHT dalam jaringan kelenjar prostat yang
meningkat pada usia dewasa. Peningkatan hormon tersebut umumnya karena
pertambahan usia serta fungsi penguraian yang berkurang sehingga ukuran kelenjar
prostat akan terus bertambah. Prostate yang semakin besar dapat mempersempit jalur
saluran kencing sehingga buang air kecil akan semakin sulit untuk dilakukan. Air
kencing apabila tidak segera dikeluarkan akan menumpuk di kandung kemih sehingga
akan menjadi sarang perkembangbiakan bakteri yang berakhir pada radang prostat.

Yang Menyebabkan / Penyebab Gangguan Perbesaran / Radang Prostat ialah:


 Terlalu banyak duduk baik di rumah, kantor, mobil, motor, dsb.
 Penurunan kekebalan tubuh akibat fisik lelah, stress, dsb.
 Makan makanan pedas atau yang merangsang secara berlebih.
 Kegiatan seks berlebihan.
 Terlalu banyak masturbasi atau onani yang berlebih.

Tanda-tanda/ ciri-ciri orang yang terkena penyakit pembesaran prostat


yaitu:
 Tidak tahan kebelet kencing sehingga selalu terburu-buru.
 Tembakan air seni lemah dan dapat mengotori kaki kita.
 Fobia pada kencing karena selalu merasa nyeri.
 Di malam hari sering terbangun untuk beser / kencing.
 Kencing selalu tidak tuntas dan merasa anyang-anyangan.
 Setelah kencing ada sisa air seni yang keluar.

Cara untuk mencegah gangguan penyakit radang dan pembesaran prostat adalah:
 Menjalankan pola hidup sehat seperti pola makan sehat empat sehat lima
sempurna, rajin olahraga, tidak merokok, tidak begadang, dsb.
 Banyak-banyak minum air minimal delapan 8 gelas setiap hari. Tidak
membiasakan menahan kencing ketika kebelet.
 Sering makan kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan, tomat,
Mineral zinc, asam lemak omega 3, dan lain-lain untuk mengurasi resiko
prostat radang.
BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme
terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang
terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau
terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan
terhadap infeksi. Terjadinya peradangan tidak selalu menandakan adanya infeksi Namun,
infeksi selalu menyebabkan peradangan. Penyebab peradangan juga berbeda-beda
tergantung dari jenisnya. Namun, peradangan akut bisanya terjadi karena adanya patogen
berbahaya atau cedera jaringan.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun untuk hasil yang lebih baik dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Adam, Syamsunir, (1995). DASAR-DASAR PATOLOGI – Seri Keperawatan, EGC, Penerbit
Buku Kedokteran : Jakarta.
Dorland, W.A. Newman, (2022). KamusKedokteran Dorland, alihbahasaHuriwatiHartanto, dkk.,
edisi 29, EGC, Jakarta.
Robbins, Stanley L. Kumar, Vinay, (1995), BUKU AJAR PATOLOGI1, edisi 4, EGC, Penerbit
Buku Kedokteran: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai