Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DOSEN PENGAMPU

MARZUKI, S.Pd, M. Pd

Nama Anggota Kelompok 5:

1. Alisa Dwi Pratista (008STYC22)


2. Alwan Hadi Wijaya (009STYC22)
3. Aminah (010STYC22)
4. Baiq Manna Wassalwa (020STYC22)
5. Destiani (029STYC22)
6. Elisa Andini Putri (036STYC22)
7. Elya Yuniar Zuswindah (040STYC22)
8. Evi Dwi Jayanti (045STYC22)
9. Faizah (049STYC22)
10. Fathul Azmi Muzakkar (049STYC22)
11. Fera Damayanti (051STYC22)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

T.A 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i keperawatan
maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pancasila. Dalam
penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan Bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti oleh para pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-
rekan pembaca yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Aamin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................................
D. Mamfaat.................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................

A. Pengertian filsafat serta cabang – cabangnya.....................................................


B. Cabang- cabang Filsafat.......................................................................................
C. Kesatuan sila sebagai satu kesatuan....................................................................
D. Unsur – unsur pancasila di Indonesia..................................................................
E. Sistem filsafat pancasila di Indonesia..................................................................
F. Inti dan makna dari sila 1 – 5...............................................................................

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian filsafat dibutuhkan untuk memperdalam ilmu agar manusia mengetahui secara
luas dan tidak terjadi pemahaman yang keliru. Karena itu, manusia juga tidak perlu
meraba-raba pemikiran mengenai pengertian dan pembagian filsafat. Pengertian ini
merupakan pendahuluan untuk mendalami filsafat agar terdapat kesatuan pengertian.
Maka dari itu, dibutuhkan dasar-dasar pemikiran.
Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berfilsafat dan berguna bagi negara dan
bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya.
Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan berfilsafat dan berfikir filsafat yang
berdasar pada nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral nilai kemanusiaan dan nilai-nilai
budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup
setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam kehidupan manusia, filsafat senantiasa menyertai dalam diri kita. Dengan kata
lain,selama manusia itu hidup ia tidak dapat mengelak dari filsafat. Pengertian filsafat itu
sendiri sebenarnya sangat sederhana dan mudah dipahami. Istilah filsafat secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya cinta dan “sophos” yang
mempunyai arti bijaksana. Jadi istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksa
kebnaan. Pilihan manusia sebagai suatu pandangan dalam hidup yang bertujuan
memperoleh kebahagiaan itulah yang disebut hidup berfilsafat. Sebenarnya jika ditinjau
dari segi pembahasannya filsafat tidak hanya membahas tentang manusia saja, tetapi juga
bidang-bidang lainnya antara lain tentang pengetahuan, agama, etika dan sebagainya.
Dalam kehidupan kita mempunyai tujuan hidup, apakah ke arah yang baik atau yang
buruk. Semua itu tergantung bagaimana cara berpikir kita. Hal itu sesuai dengan tujuan
berfilsafat , bagaimana cara berpikir dan bertindak dalam melakukan aktivitas berfilsafat
yang pada umumnya diartikan sebagai proses pemecahan suatu permasalahan dengan
metode atau cara tertentu yang sesuai dengan objek permasalahan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengertian filsafat serta cabang-cabangnya?
2. Apa itu kesatuan sila sebagai satu kesatuan yang sistematis hierrarkis dan logis?
3. Apa saja unsur-unsur pancasila di Indonesia?
4. Apa saja sistem filsafat pancasila di Indonesia?
5. Apa inti dan makna dari sila 1-5?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat serta cabang-cabangnya
2. Untuk mengetahui kesatuan sila sebagai satu kesatuan yang sistematis hierrarkis
dan logis
3. Untuk mengetahui saja unsur-unsur pancasila di Indonesia
4. Untuk mengetahui sistem filsafat pancasila di Indonesia
5. Untuk mengetahui inti dan makna dari sila 1-5
b. Tujuan khusus
1. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah pancasila
2. Untuk memberi pengetahuan kepada pembaca, agar pembaca lebih memahami
tentang pancasila
D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang konsep Pancasila.
2. Menambah keterampilan mahasiswa dalam pembuatan makalah dan kepercayaan diri
dalam presentasi.
3. Membantu mahasiswa dengan menjadikan makalah ini sebagai referensi.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian filsafat serta cabang - cabangnya


Dalam wacana ilmu pengetahuan sebenarnya pengertian filsafat adalah sangat
sederhana dan mudah dipahami. Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada
dan menyertai kehidupan manusia. Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa
Yunani, yaitu philosophia : philo/philos/philein artinya cinta / pecinta / mencintai dan
sophia, berarti kebijakan /wisdom/kearifan/hikmah/hakikat kebenaran. Jadi, filsafat
artinya cinta akan kebijakan atau hakikat kebenaran. Hal ini nampaknya sesuai
dengan sejarah timbulnya ilmu pengetahuan, yang sebelumnya di bawah naungan
filsafat. Berfilasafat, berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu
secara metodik, sistematis, menyeluruh, dan universal untuk mencari hakikat sesuatu.
Menurut D. Runes, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha
mencari kebijakan dan cinta akan kebijakan. (BP-7, 1993 : 8). Pada umumnya,
terdapat dua pengertian filsafat, yaitu: filsafat dalam arti produk mencakup pengertian
a. Pengertian filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan,
ilmu, konsep dari para filsuf pada zaman dahuluatau pendangan tertentu, yang
merupakan hasil dan proses berfilsafat dan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam
arti praktis. Hal ini berarti Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai
pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bagi bangsa Indonesia dimana pun mereka berada.
b. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil
dari aktivitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian jenis ini mempunyai ciri-ciri
khas tertentu sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses
pemecahan persoalan filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat (dalam
pengertian filsafat yang dinamis). filsafat dalam arti proses mencakup pengertian
Filsafat yang diartikan sebagai bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses
pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode
tertentu yang sesuai dengan objek permasalahannya. Dalam pengertian ini filsafat
merupakan suatu sistem pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafat dalam
pengertian ini tidak lagi hanya merupakan sekumpulan dogma yang hanya
diyakini ditekuni dipahami sebagai suatu sistem nilai tertentu, tetapi lebih
merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang dinamis dengan
menggunakan suatu cara dan metode tersendiri. Selain itu, ada pengertian lain,
yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup. Demikian pula,
dikenal ada filsafat dalam arti teoretis dan filsafat dalam arti praktis.. Nilai adalah
sifat, keadaan, atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia, baik lahir maupun batin. Setiap orang di dalam kehidupannya, sadar atau
tidak sadar, tentu memiliki filsafat hidup atau pandangan hidup. Pandangan hidup
atau filsafat hidup seseorang adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya, ketepatan, dan manfaatnya. Nilai-nilai sebagai hasil pemikiran
yang sedalam-dalamnya tentang kehidupan yang dianggap paling baik bagi
bangsa Indonesia adalah Pancasila, baik sebagai filsafat dalam arti produk
maupun sebagai pandangan hidup. Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang
tinggi dan murni (tidak terikat langsung dengan suatu obyek), yang mendalam,
dan daya pikir subyek manusia dalam memahami segala sesuatu untukl mencari
kebenaran. Berpikir aktif dalam mencari kebenaran adalah potensi dan fungsi
kepribadian manusia. Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran yang sedalam-
dalamnya tentang kesemestaan, secara mendasar (fundamental dan hakiki).
Filsafat sebagai hasil pemikiran pemikir (filosof), merupakan suatu ajaran atau
sisem nilai, baik berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai
ideologi yang dianut suatu mesyarakat atau bangsa dan negara. Filsafat demikian
telah berkembang dan terbentuk sebagai suatu nilai yang melembaga (dengan
negara) sebagai suatu paham (isme), seperti kapitalisme , komunisme, sosialisme,
dan sebagainya yang cukup mempengaruhi kehidupan bangsa dan negara modern.

B. CABANG CABANG FILSAFAT


Ini berkaitan dengan proses analitis atas hakikat fundamental mengenai keberadaan
dan realitas yang menyertainya.
1. Epistemologi.
Epistemologi merupakan suatu cabang filsafat sistematis yang membahas
pengetahuan. Ahli epistemologi mempelajari sumber pengetahuan, termasuk
intuisi, argumen a priori, ingatan, pengetahuan perseptual, pengetahuan diri dan
kesaksian.

2. Metodologi.
Metodologi merupakan cabang filsafat sistematis yang membahas metode.
Metode adalah suatu tata cara, teknik, atau jalan yang telah dirancang dan dipakai
dalam proses memperoleh pengetahuan jenis apa pun.

3. Logika.
Logika adalah cabang filosofi yang membahas penalaran. Penalaran adalah suatu
corak pemikiran khas yang dimiliki manusia dari pengetahuan yang ada untuk
memperoleh pengetahuan lainnya, terutama sebagai sarana dalam pemecahan
suatu masalah.

4. Etika.

Etika merupakan satu cabang filsafat sistematis yang membahas moralitas.


Moralitas ialah suatu himpunan ide mengenai hal-hal yang baik atau buruk pada
perilaku manusia dan hal-hal yang benar atau salah pada tindakan manusia.

5. Estetika.

Estetika merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas keindahan. Estetika


adalah ilmu yang membahas bagaimana keindahan dapat terbentuk, serta
bagaimana dapat merasakannnya.

6. Sejarah Filsafat.
Sejarah filsafat adalah studi tentang periode tertentu, individu, atau aliran tertentu.
Bidang ini masih berkaitan, tetapi tidak sama dengan filsafat sejarah. Sejarah
filsafat merupakan bidang pengetahuan yang sangat luas dan merupakan cabang
ketujuh dari filsafat sistematis dan membahas perkembangan filsafat dari masa
yang paling permulaan sampai sekarang.

C. Kesatuan sila sebagai satu kesatuan yang sistematis hierrarkis dan logis
Dasar dasar ilmiah Pancasila sebagai satu kesatuan Pancasila sebagai satu kesatuan yang
Sistematis , hirarkis dan logis.
Pengetahuan ilmiah dapat disebut juga dengan istilah ilmu merupakan serangkaian
kegiatan manusia dengan pemikiran dan pengetahuan sebagai tata cara sehingga
menghasilkan sekumpulan pengetahuan yang teratur mengenai gejala gejala yang dialami
masyarakat, perorangan, dan tujuan mencapai kebenaran memperoleh pengalaman dan
memberikan kejelasan atau melakukan penerapan pengertian ilmu dapat dijelaskan
dengan tiga segi yakni kegiatan. tata cara pengetahuan yang teratur sebagai hasil kegiatan
syarat syarat pengetahuan ilmiah pengetahuan dikatakan sebagai ilmiah jika memenuhi
syarat syarat ilmiah:
1. Berobjek
2. Bermetode
3. Bersistem
4. Bersifat universal
 Berobjek berarti memiliki sarana atau objek material dan titik Penelitian yang tertentu
objek formal. sarana disebut juga pokok solal ( subject matter ) merupakan suatu yang
ditinjau atau dijadikan bahan untuk diselidiki dengan objek formal ( focus of interst ,
poin of you ) merupakan titik Pusat diperhatikan pada segi segi tertentu sesuai dengan
ilmu yang bersangkutan. Misalnya Jenis pengetahuan yang memiliki objek material
manusia dengan titik pusat perhatian atau objek formalnya tentang jiwa yang
menimbulkan cabang fisikolog.suatu objek material dari suatu ilmu pengetahuan dapat
sama ,tetapi tentu dibedakan oleh objek formalnya.sebagai contoh ilmu kedokteran
dengan antropologi atau pokok bahasannya tidaklah sama.
 Ermitode atau mempunyai kode berarti memiliki seperangkat pendekatan sesuai dengan
aturan-aturan yang logis.Metode merupakan cara bertindak menurut aturan
tertentu .Metode yang baik akan memudahkan seseorang mempelajari dan memahami
ilmu pengetahuan tersebut.Metode keilmuann dapat dibedakan menjadi metode keilmuan
kuantitatif dan metode keilmuan kualitatif.
Mitode keilmuan kuantitatif adalah cara berpikir ilmiah dengan prosedur kuantitatif ,yang
berarti bahwa segala sesuatunya dikuantitatifkannya .orentasinya didasarkan metematika-
setatiska sebenarnya merupakan salah satu sarana.Mitode keilmuan kualitatif merupakan
metode yang berbeda dengan metode kuantitatif sebab metode ini cara telaah untuk
mendapatkan pengetahuan ilmiah dan mengembang tiori secara kualitatif ,misalnya
dengan interpensi koprasi ,hermeutic,dan sebagainya.
 Bersistem atau bersifat sistematis atau bermakna memiliki kebulatan dan keutuhan bagian
-bagian harus merupakan satu kesatuan yang saling berhungan dan tidak berkontradisi
sehingga membentuk kesatuan keseluruhan.bagian-bagian itu saling berkaitan baik
berhubungan interalisasi (saling berhubungan),interdepedensasi (saling tergantungan).
 Bersifat universal ,atau dapat dikatakan bersifat objektif ,dalam arti bahwa penelusuran
kebenaran tidak didasarkan oleh alas an rasa senang atau tidak senang,setuju atau tidak
setuju ,melainkan alas an karena yang dapat diterima oleh akal,dengan demikian
kebenarannya relative tidak dapat dibatasi oleh waktu ruang keadaan,kondisi,,jumlah
tertentu.(sri soeprapto,19997:3)
1. Kesatuan yang sistematis
o Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem
filsafat
o Sistem adalah suatu kesatuan bagian bagian yang: saling bekerja sama, untuk
suatu tujuan tertentu, dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang
utuh.

Jadi Pancasila yang terdiri atas bagian bagian, yaitu: sila sila Pancasila, setiap sila pada
hakikatnya:
o merupakan suatu asas sendiri
o fungsi sendiri sendiri
Namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis
2. Kesatuan yang bersifat hierarkis dan logis
Makna hirarkis adalah susunan Pancasila sudah dikemas demikian rupa sehingga
urutannya tidak akan berubah. dalam hal bernegara harus tepat dan kesesuaian dengan
hakikat nilai nilai Pancasila yakni bahwa hakikat manusia sebagai Tuhan yang Maha esa
yang membentuk persatuan manusia disebut rakyat untuk mendirikan sebuah persatuan
yang dinamakan dengan tujuan bersama yakni satu keadilan dalam satu Persekutuan
hidup masyarakat negara. rumusan hirarkis Pancasila yang berbentuk piramidal
bermaknah makna bahwa Pancasila adalah satu yang menjiwai sila yang lain dan juga
saling dijiwai hal ini juga sebagai berarti bahwa dalam setiap sila terdapat kualifikasi
kesempatan sila yang lain. dilihat dari intinya,urut urutan urutan lima sila menunjukkan
suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya merupakan pengkhususan dari sila
sila di mukanya . Sila 1 menjadi baris sila ll ,lll dan sila v ketuhanan Yang Maha Esa
adalah ketuhanan yang maha yang qberkemanusian , berpersatuan , berkerakyatan , serta
berkeadilan sosial.

D. Unsur – unsur pancasila di Indonesia

1. Unsur Ketuhanan
Secara ontologik ada manusia sebagai yang diciptakan menunjukkan adanya pencipta
yaitu Tuhan. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, mempunyai sifat
sebagai individu sebagai makhluk sosial. Karena Tuhan adalah sempurna maka manusia
tidak sempurna. Namun diantara makhluk, manusia adalah yang paling sempurna.
Berdasarkan pengalaman sejarah sebelum datangnya agama Hindu, Budha, Islam dan
Kristen. Bangsa Indonesia telah mempunyai kepercayaan. Karena keadaan alam
sedemikian rupa maka bangsa Indonesia berusaha mempertahankan dan mengembangkan
hidupnya untuk bisa mengatasi tantangan alam tersebut. Salah satu jawaban yang
diberikan berupa pandangan hidup atau kepercayaan bahwa alam ini ada yang
menciptakan. Karena pengalaman hidup mereka sehari-hari dan karena kemampuan yang
mereka miliki, maka bentuk kepercayaan yang menguasai alam, adanya kekuatan gaib
yang terdapat pada alam ini dan lain sebagainya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia pada waktu itupun sudah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Setelah agama Hindu dan Budha datang di Indonesia, bangsa Indonesia banyak memeluk
agama-agama tersebut. Demikian pula agama islam yang telah dipeluk oleh sebagian
besar bangsa Indonesia dengan penuh keyakinan. Pada masa itu pengaruh agama dalam
kehidupan sehari-hari terbukti adanya pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari
terbukti adanya peninggalan, tulisan dan adat istiadat
2. Unsur Kemanusiaan
Sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sendirinya bangsa kita
mempunyai rasa kemanusiaan yang luhur. Pada hakekatnya kemanusiaan adalah bawaan
kodrat manusia. Perikemanusiaan adalah nilai khusus yang bersumber pada nilai
kemanusiaan. Perikemanusiaan adalah yang bersumber pada kemanusiaan, jiwa yang
membedakan manusia dengan makhluk lain. Berdasarkan pengertian tersebut sebenarnya
semua bangsa mesti mempunyai kemanusiaan, begitu pula bangsa Indonesia bahkan
kemanusiaannya adalah adil dan beradab.
Adil berarti memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu apa
haknya sendiri. Beradab artinya mempunyai adab, mempunyai sopan santun, mempunyai
susila, artinya ada kesediaan menghormati bangsa lain, menghormati pandangan
pendirian dan sikap Bangsa lain. Sejak dahulu bangsa Indonesia selalu menerima bangsa
lain dengan ramah tamah, karena suatu bangsa tidak akan hidup sendirian terlepas dari
bangsa lain.

3. Unsur Persatuan
Bangsa Indonesia dengan ciri-cirinya rukun, bersatu dan kekeluargaan, bertindak bukan
semata-mata atas perhitungan untung rugi dan pamrih serta kepentingan pribadi. Oleh
karena itu unsur persatuan sudah terdapat didalam kehidupan masyarakat Indonesia
bahkan sudah dilaksanakan oleh mereka.

4. Unsur Kerakyatan
Istilah kerakyatan berarti bahwa yang berdaulat atau yang berkuasa adalah rakyat. Dalam
bahasa lain Kerakyatan disebut Demokrasi berasal dari kata Yunani Demos yang berarti
Rakyat Kratos yang berarti Berdaulat. Demokrasi bukan hal yang baru bagi bangsa
Indonesia. Meskipun sebelum tanggal 17 Agustus 1945 di Indonesia belum pernah ada
pemerintahan yang bersifat Demokratik seperti sekarang ini namun sebenarnya unsur-
unsurnya sudah ada, yang selama itu tidak pernah dimanfaatkan secara Nasional formal.

5. Unsur Keadilan
Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa yang
menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang
lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi
mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat
untuk kepentingan bersama. Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti bekerja sama
dan membagi hasil karya bersama tepat sekali untuk menerangkan apa arti Keadilan
Sosial.

E. Sistem filsafat pancasila di Indonesia


Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara
deduktif dan induktif.
a. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan
menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.
b. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,
merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.

F. Inti dan makna dari sila 1 – 5


1. Sila pertama yaitu Ketuhanan yang Maha esa sila ditempatkan paling pertama karena
bangsa Indonesia melayani segala sesuatu alasannya dari Tuhan dan akan kembali kepada
Tuhan. Tuhan nama lain dalam filsafat disebut dengan Causa prima artinya sebab dan
disebabkan oleh segala sesuatu.
2. Sila Kedua Yaitu Kemanusian Yang Adil Dan Beradab
Sila ini ditempatkan kedua setelah sila pertama karena yang akan menempati tujuan dan
nilai nilai yang dilambangkan oleh negara adalah misalnya apabila manusia hidup rukun
kreatif dan bertanggung jawab maka negara Indonesia akan mencapai tujuan dan
keinginan yang Didambakan. manusia yang bersifat modualis yaitu memiliki susunan
kodrat yang tinggi atas Jasmani dan Rohani. ciri-ciri makhluk Jasmani dan Rohani .
makhluk Jasmani dan benda mati, tumbuhan dan hewan. makhluk Rohani itu akal, rasa,
karsa, dan sifat.
Sifat kodrat manusia yaitu sebagai makhluk individu, dan makhluk Tuhan setelah prinsip
kemanusian dijalankan landasan maka untuk mencapai tujuan yang di cita - citakan
manusia - manusia perlu untuk bersatu antar masyarakat , tetapi tidak membedakan suku ,
ras , dan bahasa.
3. Sila ketiga yaitu persatuan Indonesia sila ketiga ini kaitannya erat dengan nasionalisme.
rumusan sila ketiga tidak mau pergunakan awalan( ke )dan akhiran (an). setiap awalan
( per ) dan Akhiran ( an ) dimaksudkan ada dimensi yang bersifat Dinamik dari sila ini.
persatuan atau nasionalisme Indonesia terbentuk bukan atas dasar persamaan suku bangsa
agama bahasa tetapi dilatar belakangi
oleh sejarah (historis) dan etika(etis). Sejarah historis artinya karna senasib
sepenanggungan akibat penjajahan. Etis , artinya berdasarkan kehendak leluhur untuk
mencapai cita cita moral sebagai bangsa yang merdeka bersatu berdaulat adil dan
makmur. oleh karena itu persatuan Indonesia,bukan sesuatu yang terbentuk sekali sekali
dan berlaku untuk selama lamanya. Persatuan Indonesia merupakan suatu yang harus
selalu di wujudkan, diperjuangkan , dan diupayakan secara terus menerus . Semangat
persatuan atau nasionalisme Indonesia harus selalu diploma, sehingga semakin hari
semakin kuat.
Sila keempat yaitu keraykatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pernusyawaratan atau perwakilan.
4. Sila keempat merupakan cara cara yang harus ditempuh oleh rakyat indonesia dalam
membebaskan dari penjajahan dan menerdekakan agar diakui suatu negara yang
berdaulat dan memiliki undang undang. Dalam sila ieempat ini dijelaskan juga bahwa
babgsa indonesia sejak jaman penjajahan sellau melakukan pernusyawaratan bila akan
melawan atau memepertahankan daerah bangsa indonesia dari para penjajah dan dari
dulu segala sesuatu peraturan yang menyangkut soal rakyat Indonesia pasti ditangani oleh
pemerintah.
5. Sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Sila kelima merupakan sila terakhir karena sila ini merupakan untuk selalu
menggambarkan dalam bertindak supaya bersikap adil kepada setiap warga begara
indinesia, tanpa memebedakan ras, suku dan bahsa sehingga tujuan dari bangsa Indonesia
akan tercapai dengan keikutan serta semua rakyat bangsa Indonesia dalam mewujudkan
suatu negara yang adil dalam segi hal.
Oleh karen itu dari setiap masing masing sila sila mempunyai makna dan peran sendiri
sendiri. Semua sila berada dalam keseimbangan dan berperan dengan bobot yang sama.
Akan tetapi karena masing masing unsur mempunyai hubungan yang organis maka sila
yang di atas menjiwai sila yang berada dibawahnya misalnya, sila ketuhanan yang maha
esa menjiwai dan melipiti sila kedua, ke tiga, ke empat, ke lima. Sila kedua di jiwai sila
pertama, menjiwai sila ketiga, ke empat , dan ke lima. Demikian seterusnya untuk sila ke
tiga, ke empat, dan ke lima. Susunan sila sila pancasila merupakan Kesatuan yang
organis, satu sama lain membentuk suatu sistem yang disebut dengan istilah menjemuk
tanggal (Notonagoro)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari apa yang telah dijelaskan di atas, Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan, karena dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah.
Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara
Indonesia. Dan filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika,
metode dan sistem. Pancasila dikatakan sebagai filsafat dikarenakan pancasila merupakan
hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang
kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat, dimana pancasila memiliki
hakekatnya tersendiri yang terbagi menjadi lima sesuai dengan kelima sila-silanya
tersebut.
B. Saran
Saran yang dapat dipetik dari materi ini adalah agar seluruh masyarakat mengetahui
seberapa penting Pancasila dan dapat mengamalkan nilai-nilai sila dari pancasila dengan
baik & benar, serta tidak melecehkan arti penting pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, 2010. Cerdas, Kritis, Dan Aktif Berwarganegara
(Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi). ERLANGGA : Jakarta.

Kaelan,M.S. 2016. Pendidikan Pancasila (Pendidikan Untuk Mewujudkan Nilai-nilai Pancasila,


Rasa Kebangsaan dan Cita-cita Tanah Air Sesuai Dengan SK. Dirjen DIKTI
NO.43/DIKTI/KEP/2006 Sesuai Dengan KKNI bdg PT 2013). PARADIGMA : Yogyakarta.

Ansharullah, s. (2019). Pengantar Filsafat. Kalimantan Selatan; Penerbit : tpku

Gie, The Liang. (2006). Filsafat Administrasi. Jakarta : Karunika UT

M. Syamsudin., Munthoha, dkk. (2009). Pendidikan Pancasila Menempatkan Pancasila Dalam


Konteks Keislaman Dan Keindonesiaan. Yogyakarta; Penerbit : Total Media

Anda mungkin juga menyukai