Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PENAMBAHAN WORTEL (DAUCUS CAROTA L) TERHADAP

PENINGKATAN MUTU GIZI Β-KAROTEN DAN MUTU ORGANOLEPTIK CILOK


SEBAGAI JAJANAN SEHAT

Nadya Ratna Habsari1), Prof.Dr.dr.Sanarto Santoso, DTM&H, SpMK2), Yosfi Rahmi


S.Gz, M.Sc3)
1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi FKUB, 2)Dosen Laboratorium Mikrobiologi FKUB,
3)
Dosen Program Studi Ilmu Gizi FKUB

ABSTRAK

Kekurangan Vitamin A (KVA) dapat meningkatkan resiko anak terhadap infeksi dan
menghambat pertumbuhan. Untuk mencegah hal tersebut, diperlukan pangan alternatif yang
membantu mencukupi kebutuhan vitamin A. Wortel merupakan bahan pangan sumber
provitamin A (β-karoten). Di dalam tubuh, β-karoten akan diubah menjadi vitamin A bila
cadangan berkurang. Kegemaran anak-anak akan jajanan seperti cilok dan sulitnya
mengkonsumsi sayuran menjadikan cilok wortel sebagai salah satu alternatif jajanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan wortel terhadap mutu gizi
β-karoten dan mutu organoleptik cilok wortel. Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan lima perlakuan dan empat
replikasi (100:0, 100:25, 100:50, 100:75, 100:100). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penambahan wortel memberikan perbedaan yang signifikan terhadap β-karoten (Anova,
p<0,05) dan mutu organoleptik rasa, tekstur dan warna (Kruskal Wallis, p<0,05) namun tidak
ada perbedaan signifikan pada aroma (Kruskal Wallis, p>0,05). Kandungan β-karoten cilok
wortel berkisar 0-7,648 µg/g cilok. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh
penambahan wortel terhadap mutu gizi β-karoten dan mutu organoleptik cilok sebagai
jajanan sehat

Kata kunci: KVA, β-karoten, cilok wortel, organoleptik

ABSTRACT

Vitamin A deficiency (VAD) can increase the risk of infection and inhibit child’s
growth. Food alternatives with high vitamin A are needed to prevent the risk of VAD. Carrot
is food sources of provitamin A (β-carotene). It will converted to vitamin A if the vitamin A
content in body is decreased. Carrot cilok can be snack alternative for children who dislike
with vegetables. This study aimed to determine the effect of addition carrot to quality of β-
carotene and organoleptic of cilok as healthy snack. This research was a true experimental
with Completely Randomized Design with five treatments and four replications (100:0,
100:25, 100:50, 100:75, 100:100). The result showed that the addition of carrot gave a
significant difference to the β-carotene (Anova, p<0,05) and organoleptic include flavor,
colour and texture (Kruskal Wallis, p<0,05). But, there was no significant difference in aroma
(Kruskal Wallis, p>0,05). The β-carotene content ranging from 0-7,648 µg/g cilok. The
conclusion of the research was that there is an effect of carrot addition to quality of β-
carotene and organoleptic of cilok as healthy snack.

Keywords: VAD, β-carotene, carrot cilok, organoleptic


PENDAHULUAN wortel merupakan hasil produksi dari
Provinsi Jawa Timur (BPS 2010).
Masalah gizi kurang masih menjadi Usaha-usaha untuk menanggulangi
bagian dari permasalahan yang terdapat masalah KVA telah banyak dilakukan.
pada negara-negara berkembang Usaha tersebut diantaranya berupa
termasuk Indonesia, masalah gizi ini suplementasi serta fortifikasi vitamin A
secara langsung mempengaruhi kualitas pada produk pangan. Menurut Fennema
sumber daya manusia yang dapat (1996) senyawa β –karoten alami jauh
mempegaruhi produktivitas suatu negara. lebih aman daripada vitamin A yang
Salah satu masalah gizi yang dihadapi dibuat secara sintetis. β –karoten tidak
oleh Indonesia adalah kekurangan vitamin menimbulkan keracunan karena
A (KVA) (Herman, 2006). Berdasarkan absorbsinya menurun jika konsumsinya
data dari WHO, kekurangan vitamin A tinggi (Almatsier 2005).
diderita oleh >40% populasi dunia yaitu Pemanfaatan wortel sebagai sumber
sekitar 127 juta anak di dunia mengalami β –karoten alami dalam pembuatan
ketidak cukupan vitamin A. Sedangkan produk jajanan dapat dijadikan sebagai
masalah Kurangan Vitamin A (KVA) di usaha fortifikasi alami dalam upaya
Indonesia ditunjukkan oleh prevalensi penanggulangan KVA dan upaya
xeropthalmia (X1B) yang telah menurun peningkatan mutu jajanan di Indonesia.
tajam dari 1,3% pada tahun 1978 menjadi Salah satu jajanan yang banyak
0,33% tahun 1992 (Herman, 2006). dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia
Namun hasil studi masalah gizi mikro di khususnya anak-anak adalah cilok. Cilok
Indonesia pada tahun 2006 menunjukkan merupakan singkatan dari Aci dicolok,
bahwa kadar serum vitamin A pada balita yang merupakan makanan yang berasal
rata-rata hanya 11 μg/dl dengan dari daerah Sunda (Anonim, 2011).
prevalensi xeroftalmia buta senja (XN) Aci adalah tepung kanji yang diolah
sebesar 1,18% (Herman, 2006). hingga berbentuk bulat seperti bakso
KVA menyebabkan fungsi kekebalan kemudian dicolok atau ditusuk dengan lidi.
tubuh menurun yang dapat meningkatkan Oleh karena itu, penambahan wortel pada
resiko anak terhadap penyakit infeksi cilok yang biasa dikonsumsi anak-anak
pada saluran pencernaan. Saluran dapat mendukung upaya penanggulangan
pernafasan dan ginjal. Perubahan pada KVA. Selain itu, perlu adanya uji
kulit dan pertumbuhan terganggu juga organoleptik pada produk cilok dengan
dapat terjadi akibat kurang vitamin A penambahan wortel. Uji organoleptik
(Almatsier 2005). Kelompok umur yang sendiri merupakan uji yang dilakukan
rentan mengalami KVA adalah kelompok dengan menggunakan panca indera
bayi usia 6-11 bulan dan kelompok anak dalam menilai mutu suatu produk. Hal ini
balita usia 12-59 bulan (1-5 tahun). KVA dilakukan untuk mengetahui formulasi
dapat disebabkan oleh kurangnya asupan yang disukai oleh panelis sehingga
vitamin A ataupun ketersediaan β – inovasi baru dari jajanan cilok dapat
karoten (Miller et al. 2002) diterima baik oleh masyarakat.
Indonesia adalah negara tropis yang Apabila daya terima dari masyarakat
sangat kaya akan hasil alam yang baik akan cilok dengan penambahan
melimpah, dan beragam jenis tanaman wortel, maka manfaat dari cilok yang tinggi
fungsional dapat tumbuh dengan subur. akan β –karoten tersebut menjadi optimal.
Wortel (Daucus carota L) adalah salah Penelitian ini melalui penambahan wortel
satu sayur yang terkenal sebagai sumber sebagai sumber β –karoten alami dalam
β –karoten karena kandungan α- dan β- pembuatan cilok, mutu gizi cilok yang
karoten yang tinggi. Kandungan α- dan β- selama ini miskin zat gizi dapat
karoten wortel masing-masing sebesar ditingkatkan dan dijadikan sebagai
3.477 dan 8.285 μg (USDA 2007). Selain alternatif jajanan sehat untuk anak-anak.
itu, produksi wortel di Indonesia cukup
melimpah. Produksi wortel di Indonesia
mencapai 403.827 ton dengan 53.798 ton
METODE PENELITIAN didapat dari hasil konversi total
karoten.
A. Rancangan Penelitian
Pada rancangan penelitian ini F. Analisis Data
menggunakan design eksperiment Data kadar total karoten dalam cilok
murni dengan Rancangan Acak dengan penambahan wortel diuji
Lengkap (RAL) dan 5 perlakuan dengan uji statistik yang sebelumnya
dengan proporsi wortel : tepung kanji dilakukan uji normalitas. Jika data
adalah 0 :100, 25:100, 50:100, berdistribusi normal dan homogen,
75:100, 100:100. Masing-masing maka dilakukan uji One-Way Anova.
perlakuan dilakukan 4 kali replikasi. Jika ada pengaruh subtitusi tepung
jagung kuning dan tepung ikan teri
B. Variabel Penelitian nasi terhadap kadar protein, maka
1. Variabel terikat dilanjutkan dengan uji Duncan. Data
Mutu organoleptik dan mutu gizi yang diperoleh dari uji organoleptik di
mikro (β-karoten) analisis secara statistik menggunakan
2. Variabel bebas uji Kruskall Walis.
Penambahan wortel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Alat dan Bahan Penelitian A. Mutu Gizi (β Karoten) Cilok Wortel
Bahan utama yang digunakan dalam Hasil analisis kadar β-karoten produk
pembuatan cilok, yaitu: tepung kanji, cilok wortel meningkat pada setiap
tepung terigu, air, merica, garam, penambahan jumlah wortel
wortel dan bawang putih. Bahan kimia sebagaimana disajikan pada gambar
yang digunakan dalam analisis total 1 berikut ini.
karoten adalah petroleum eter dan
aseton (Sabathani, 2013). 10
Peralatan yang digunakan dalam 7,6375
penelitian ini antara lain baskom, 8 6,4025
pisau, blender, sendok, mangkok, 6
4,035
timbangan triplebeam, timbangan 4
meja, kompor, panci (pengukus), alat 1,065
2
tulis, kalkulator, form kuisioner, piring, 0
garpu, sendok, nampan. 0

D. Proses Pembuatan Cilok Wortel


Haluskan wortel yang sudah diikupas.
Campurkan tepung terigu, tepung
kanji, garam daan merica higga rata. Gambar 1 Rerata Kandungan β-karoten
Haluskan bawang putih dan campur pada Cilok Wortel
air. Masukkan wortel yang sudah Keterangan :
dihaluskan, bahan tepung, dan Notasi dengan huruf yang berbeda
bumbu lalu uleni hingga kalis. Bentuk menunjukkan adanya perbedaan yang
seperti kelereng dan masukkan ke air signifikan (p<0,005)
mendidih. Setelah mengapung,
angkat dan tiriskan. Perbedaan kandungan β-karoten
disebabkan karena kandungan β-
E. Metode Pengambilan Data karoten pada wortel yang sangat
Jenis data yang diambil adalah data tinggi. Sehingga semakin banyak
primer. Data yang diambil meliputi wortel yang ditambahkan maka
mutu organoleptik (warna,rasa, kandungan β-karoten cilok wortel
tekstur dan aroma) yang di dapat dari akan semakin tinggi pula.
panelis dan kadar β-karoten cilok
setelah penambahan wortel yang
B. Hasil Penelitian Mutu Organoleptik 3. Rasa
1. Warna 30,0% 26,3%

Presentase Penerimaan Rasa


30,0% 25,0%
Presentase Penerimaan Warna
24,5% 25,5% 21,3% 21,3%
25,0% 22,4% 20,0%
15,0% 16,3%
20,0% 15,0%
15,3%
15,0% 12,2% 10,0%
10,0% 5,0%
5,0% 0,0%
P0 P1 P2 P3 P4
0,0%
P0 P1 P2 P3 P4 perlakuan
perlakuan
Gambar 4 Histogram Tingkat Penerimaan
Panelis Terhadap Variabel Rasa
Gambar 2 Histogram Tingkat Penerimaan
Panelis Terhadap Variabel Warna
Penambahan wortel pada cilok
Penambahan wortel pada cilok memberikan pengaruh yang signifikan
memberikan pengaruh yang signifikan (p=0,012) terhadap parameter mutu
(p=0,000) terhadap parameter mutu organoleptik, yaitu rasa cilok yang
organoleptik, yaitu warna cilok yang dihasilkan. Rasa wortel yang manis
dihasilkan. Semakin banyak wortel karena kandungan gulanya
yang ditambahkan maka warna cilok menjadikan cilok dengan
wortel semakin oranye dan P4 penambahan wortel 100% (P4)
dengan penambahan cilok 100% memiliki tingkat penerimaan paling
memiliki tingkat penerimaan paling tinggi.
tinggi.
4. Tekstur
2. Aroma 30,0%
25,3%
Presentase Penerimaan Tekstur

25,0% 23,5% 25,0% 22,9%


21,4% 22,4% 20,5%
Presentase Penerimaan Aroma

19,4% 20,0% 18,1%


20,0%
15,0% 13,3%
15,0% 13,3%
10,0%
10,0%
5,0%
5,0% 0,0%
P0 P1 P2 P3 P4
0,0%
P0 P1 P2 P3 P4 perlakuan

perlakuan
Gambar 5 Histogram Tingkat Penerimaan
Panelis Terhadap Variabel Tekstur
Gambar 3 Histogram Tingkat Penerimaan
Panelis Terhadap Variabel Aroma
Penambahan wortel pada cilok
Penambahan wortel pada cilok tidak memberikan pengaruh yang signifikan
memberikan pengaruh yang signifikan (p=0,014) terhadap parameter mutu
(p=0,087) terhadap parameter mutu organoleptik, yaitu tekstur cilok yang
organoleptik, yaitu aroma cilok yang dihasilkan. Semakin banyak
dihasilkan. Hal ini dikarenakan aroma penambahan wortel maka semakin
wortel tertutupi oleh aroma bawang empuk pula tekstur yang dihasilkan,
putih. sehingga P4 memiliki tingkat
penerimaan paling tinggi.
C. Implikasi Penelitian Namun penambahan wortel tidak
Produk cilok dengan penambahan memberikan pengaruh yang signifikan
wortel merupakan produk hasil terhadap parameter mutu
diversifikasi pangan yang dapat organoleptik aroma.
menjadi alternatif jajanan sehat untuk
seluruh kelompok usia. Hal ini SARAN
dikarenakan cilok sangat digemari 1. Pengujian mutu gizi dalam penelitian
oleh banyak kalangan tanpa ini masih berupa total karoten. Perlu
memandang usia dan jenis kelamin. pengujian β-karoten secara langsung
Kandungan cilok wortel yang kaya untuk mendapatkan hasil yang lebih
akan β-karoten diharapkan dapat valid sehingga tidak perlu adanya
membantu memenuhi kebutuhan konversi nilai.
vitamin A pada seluruh kelompok 2. Apabila ingin mendapatkan
usia. kandungan β karoten yang lebih tinggi
Dari seluruh perlakuan cilok wortel maka dapat dengan meningkatkan
yang sudah diujikan, didapatkan hasil jumlah wortel yang ditambahkan,
formulasi terbaik adalah P4 yaitu >20 gram, namun perlu diteliti
(penambahan wortel 100%). Selain kembali mutu organoleptiknya karena
mengandung β-karoten paling tinggi mengingat dengan penambahan
yaitu rerata sebesar 765 μg/100g, P4 wortel maka mutu organoleptik
juga memiliki tingkat penerimaan (warna, rasa, aroma dan tekstur) akan
panelis tertinggi dalam pengujian berubah.
organoleptik untuk warna, rasa dan
tekstur. DAFTAR PUSTAKA
Sebagai contoh, kebutuhan vitamin A 1. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu
anak usia 13-18 tahun sebesar 600 Gizi. Edisi ke-7. Jakarta: Gramedia
RE atau setara dengan 3600 μg β Pustaka Utama.
karoten. Sedangkan kandungan β- 2. Badan Pusat Statistik [BPS]. 2010.
karoten dalam 100g cilok sebesar 765 Jakarta: BPS
μg. Maka dapat disimpulkan bahwa 3. Budiarto, E. 2002. Biostatistik Untuk
dengan mengkonsumsi 100g cilok Kedokteran Dan Kesehatan
(100g cilok = 20 biji cilok) sudah Masyarakat. EGC. Jakarta.
membantu memenuhi 21,25% dari 4. Herman S. 2006. Masalah Kurang
AKG. Vitamin A (KVA) dan Prospek
Penanggulangannya. Di dalam Media
KESIMPULAN Penelitian dan Pengembangan
1. Penambahan wortel pada cilok Kesehtan. Vol. XVIII No.4/2007.
berpengaruh terhadap peningkatan 5. Malasari. 2005. Sifat Fisik dan
mutu gizi β karoten dan mutu Organoleptik Nugget Ayam dengan
organoleptik cilok wortel Penambahan Wortel (Daucus carota
2. Penambahan wortel pada cilok L). [skripsi]. Fakiltas Peternakan.
memberikan pengaruh yang signifikan Institut Pertanian Bogor.
terhadap peningkatan kandungan β 6. Miller M., et all. 2002. Why Do
karoten. Kadar β karoten semakin Children Become Vitamin A Deficient.
meningkat seiring dengan J. Nutr.132: 2867S-2880S.
peningkatan penambahan wortel yaitu 7. Pramudita, M. 2009. Pemanfaatan
berkisar antara nol hingga 7,648 ± Tepung Wortel (Daucus carota L)
0,364 µg/g cilok wortel Sebagai Sumber beta-karoten pada
3. Penambahan wortel pada cilok Produk Mie Instan. [skripsi]. Fakultas
memberikan pengaruh yang signifikan Ekologi Manusia. IPB.
terhadap parameter mutu 8. Sabathani, A. 2013. Pengaruh Cara
organoleptik warna, tekstur, dan rasa. Pengolahan Daun pakis (Diplazium
Esculentum) Terhadap Kadar β-
Karoten. [skripsi]. Fakultas
Kedokteran. UB.

Anda mungkin juga menyukai