Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PKRS “ROM AKTIF DAN PASIF PADA LANSIA”

DI DINAS SOSIAL UPTD. GRIYA WERDHA JAMBANGAN


SURABAYA

Dosen Pembimbing :
Silvia Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

1. Desmianti Anawulang, S.Kep


2. Hindun Milawati, S.Kep
3. Imelda A. Kaba’u, S.Kep
4. Margaretha Nabutaek, S.Kep
5. Silvia S. Onasi , S.Kep
6. Siti Imroatul Mufidah, S.Kep
7. Stefania Hoar, S.Kep
PRAKTIK PROFESI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
PENDAHULUAN

Lanjut usia atau yang lebih dikenal dengan lansia merupakan suatu kelompok
yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial.
Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan,
termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan lansia perlu mendapatkan
perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin
dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut
serta berperan aktif dalam pembangunan (UU Kesehatan No. 23 tahun 1992, pasal
19 ayat 1).
Menurut World Health Organization (WHO) Lanjut usia (lansia) merupakan
individu dengan usia 60 tahun.1,2 Juta Populasi lansia di seluruh dunia
diperkirakan akan mengalami kenaikan 2 kali lipat pada tahun 2015 dan 2050
yaitu sebesar 12% dan 22% (World Health Organization, 2018).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) negara Indonesia saat ini telah
memasuki pada periode aging population, dimana terdapat peningkatan umur
tentang harapan hidup yang disertai dengan kenaikan drastis tingkat jumlah pada
kelompok lansia. Di Indonesia terjadi peningkatan jumlah penduduk pada
kelompok usia lanjut dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, berubah menjadi
25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan dapat diperkirakan bahwa akan terus
mengalami peningkatan dimana pada tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa.
(Riskesdas, 2018).
Berdasarkan survey data dari Riskesdas tahun 2018, penyakit yang sering
dialami oleh lansia dalam kelompok penyakit tidak menular di Indonesia antara
lain yaitu hipertensi, penyakit sendi, masalah gigi, diabetes militus stroke,
penyakit jantung, dan penyakit yang bersifat menular antara lain yaitu pneumonia,
ISPA, dan diare. Khusus pada penyakit sendi paling banyak terjadi pada usia 55-
64 (15,55%), pada usia 65-74 (18,63%) dan pada usia 75+ (18,95%). Di sulawesi
selatan prevalensi penyakit sendi pada usia 55-64 (13,64%), pada usia 65-74
(17,10%) dan pada usia diatas 75 tahun (16,82%) (Riskesdas, 2018).
Seiring bertambahnya usia, lansia akan mengalami beberapa masalah yang
biasa dikenal dengan 14i sindrom geriatric, Salah satu sindrom geriatric yaitu
Immobility.
Immobility atau yang lebih dikenal dengan imobilitas adalah Menurut definisi
oleh salah satu organisasi dunia dalam lingkup penyusun standar diagnosis yaitu
American Nursing Diagnosis Association (NANDA) mendefinisikan gangguan
mobilitas fisik atau disebut immobilisasi adalah kondisi atau keadaan dimana
suatu individu memiliki ruang gerak yang terbatas atau beresiko dalam melakukan
aktivitas gerak . (Kim et al, 1995). Imobilitas atau imobilisasi yaitu suatu kondisi
dimana seorang individu tidak mampu untuk melakukan pergerakan secara luas
karena pada situasi yang mengganggu langkah atau pergerakan pada aktivitas,
contohnya seperti pada pasien yang mengalami trauma pada tulang belakang,
cedera otak skala berat disertai dengan patah tulang pada bagian ekstremitas dan
sebagainya. (NANDA, 2012).
Penyakit sendi sangat berhubungan erat dengan sindrom geriatric. Immobility
pada lansia, dapat diketahui arti dari Immobility / imobilitas keadaan dimana
seseorang mengalami keterbatasan gerak yang disebabkan oleh kondisi atau
penyakit tertentu. Berdasarkan hasil observasi langsung selama pratik di Balai
Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (BRSLU) Gau Mabaji Gowa, jumlah klien tercatat
6 orang. Diantara 6 klien lansia, terdapat 3 lansia yang mengalami masalah
Immobility atau gangguan mobilitas fisik.
Imobilitas pada lansia dapat dicegah sedini mungkin sebelum terjadi
komplikasi dari masalah tersebut, salah satu caranya dengan cara latihan Range
Of Motion (ROM). Range Of Motion (ROM) adalah latihan menggerakkan
bagian tubuh untuk memelihara fleksibilitas dan kemampuan gerak sendi. han
Range of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau meningkatkan mobilitas sendi secara penuh dan normal guna meningkatkan
massa dan tonus otot (Potter & Perry, 2005) (Kasiati & Roslamawati, 2016).
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Bidang Studi : Keperawatan Gerontik
Topik : Rom Aktif Dan Pasif Lansia
Tempat : Dinas Sosial UPTD Griya Wherda Jambangan
Hari, Tanggal : Jum’at, 12 Mei 2023
Waktu : 09.00 WIB – 10.00 WIB
Sasaran : Semua Lansia Bedrest Yang Berada Diruangan Blok C
Jumlah Sasaran : 15 Orang

A. Tujuan
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mendapatkan
pengetahuan tentang cara melakukan rom aktif dan pasif secara mandiri.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan manfaat rom aktif dan aktif, peserta penyuluhan
diharapkan mampu menjelaskan tentang :
1. Pengertain ROM
2. Tujuan ROM
3. Manfaat ROM
4. Prinsip Dasar latihan ROM
5. Pembagian ROM

III. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah Semua lansia yang bedrest.
IV. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari
beberapa sub pokok, diantaranya:

1. Pengertain ROM

2. Tujuan ROM

3. Manfaat ROM

4. Prinsip Dasar latihan ROM

5. Pembagian ROM
V. Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah dengan metode ceramah dan diskusi
dengan mengenai prosedur melakukan rom aktif dan pasif yang sesuai dengan
prosedur.
VI. Media
1. Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
- Pengeras suara
- leaflet

VII. Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan dalam penyuluhan dengan cara melakukan ceramah dan diskusi mengenai
cara melakukan Rom aktif dan pasif menggunakan leaflet. Anggota kelompok akan
menggunakan leaflet yang menarik dan dapat dipahami oleh audience. Apabila ada yang
ingin bertanya dan kurang paham mengenai materi, maka audience dapat mengajukan
pertanyaan dan komentar yang akan dijawab oleh anggota kelompok.

VIII. Setting Tempat

Keterangan:

1. Moderator
2. Pemateri
3. Observer
4. Fasilitator
5. Peserta
6. Dokumentasi
IX. Uraian Tugas
Moderator :
1. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
2. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
3. Menutup acara penyuluhan.
Pemateri :
1. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
2. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
3. Memotivasi peserta untuk bertanya
Fasilitator :
1. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
2. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
3. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
4. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta
Dokumentasi :
1. Mendokumentasikan kegiatan
Observer :
1. Mencatat peserta penyuluhan.
2. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
4. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.

X. Proses Pembelajaran

No Tahap Kegiatan Waktu Audien


1. Pembukaan a. Memberi salam 5 menit a. Menjawab
a. Memperkenalkan diri salam

b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan


memperhatikan
penyuluhan dan pokok
materi yang akan
disampaikan
c. Menyebutkan materi
yang akan diberikan

2. Inti a. Menjelaskan materi 15 menit Mendengarkan


1) Definisi ROM Bertanya
2) Tujuan dan manfaat Mempraktekan
ROM gerakan ROM.
3) Prinsip dasar latihan
ROM
4) Praktek gerakan
ROM oleh peserta
dibantu perawat
b. Memberikan sesi
untuk bertanya
Evaluasi a. Meminta audience untuk 10 menit a. Mengajukan
melakukan ROM aktif dan pertanyaan
pasif
a. Menjawab
pertanyaan yang
di berikan oleh
penyuluh
b. Mempraktekan
ROM ktif dan
pasif.

3. Penutup Mengucapkan salam Membalas salam


Penutup
XI. Evaluasi
1. Struktur
a) Kesiapan materi
b) Kesiapan SAP
c) Kesiapan media: leaflet
d) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
2. Proses
a) Menyampaikan materi sesuai dengan media berupa leaflet
b) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
apabila ada yang ingin bertanya
3. Hasil

Adanya audience yang memperhatikan materi penyuluhan


mengenai edukasi cara melakukan senam kaki, dengan adanya
audience yang memperhatikan diharapkan banyak lansia yang
memahami tentang bagaimana melakukan ROM yang sesuai dengan
prosedur
MATERI
Range Of Motion (ROM)
Latihan Rentang Gerak

A. Pengertian Range of Motion (ROM)


Range of motion atau rentang gerak merupakan jumlah maksimum
gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan
tubuh: sagital, frontal, dan transfersal. Potongan sagital adalah garis yang
melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri
dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi
tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal adalah garis
horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan
massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

B. Tujuan ROM
1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk
5. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
6. Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin
7. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal
dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian
8. Memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi atau
berkomunikasi
C. Manfaat ROM
1. Memperbaiki tonus otot
2. Meningkatkan mobilisasi sendi
3. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
4. Meningkatkan massa otot
5. Mengurangi kehilangan tulang

D. Prinsip Dasar Latihan ROM


1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dilatih minimal 2 kali sehari.
2. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan klien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur klien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah leher, jari
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-
bagian yang mengalami proses penyakit atau kelemahan.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau
perawatan rutin telah dilakukan

E. Pembagian Range of Motion (ROM)


1. ROM Pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan klien dengan
bantuan perawat atau keluarga pada setiap gerakan ROM. Indikasi latihan
pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan
mobilisasi, tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang
gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
paralisis ekstermitas total (Suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini
berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat
dan menggerakkan kaki pasien.
2. ROM Aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri
sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih
kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-
ototnya secara aktif .

F. Gerakan ROM
1. Leher

a. Angkat dagu ke arah atas

b. Kembalikan posisi kepala ke awal

c. Tekuk kepala ke belakang sejauh mungkin

d. Miringkan kepala kearah bahu kiri dan kanan

e. Putar kepala

2. Bahu

a. Angkat lengan keatas ke arah kepala

b. Kembalikan lengan ke posisi awal

c. Gerakkan lengan ke belakang tubuh dengan posisi tetap lurus

d. Angkat lengan ke samping dengan telapak tangan kearah atas

e. Kembalikan posisi lengan kearah tubuh

f. Tekuk siku dan gerakkan ke depan

g. Tekuk siku dan gerakkan kearah atas ke belakang

h. Gerakkan bahu dengan lingkaran penuh

3. Siku
a. Tekuk siku sehingga sejajar dengan lengan atas

b. Luruskan siku keposisi awal

c. Luruskan siku sejauh mungkin

4. Lengan Bawah
a. Putar lengan bawah dengan posisi tangan terbuka ke atas

b. Putar lengan bawah dengan posisi tangan terbuka ke bawah.

5. Pergelangan Tangan
a. Gerakkan telapak tangan ke bawah
b. Gerakkan telapak tangan sejajar dengan lengan bawah
c. Gerakkan tangan ke atas kearah bahu
d. Tekuk pergelangan tangan ke arah dalam
e. Tekuk pergelangan tangan ke arah luar
6. Jari
a. Kepalkan tangan
b. Luruskan jari/terbuka
c. Tekuk jari ke belakang
d. Jauhkan masing-masing jari
e. Gabung jari secara bersama-sama

7. Ibu Jari
a. Gerakkan ibu jari kearah telapak tangan
b. Gerakkan kembali ibu jari menjauh
c. Gerakkan ibu jari ke samping
d. Gerakkan ibu jari ke dalam
e. Sentuh jari-jari dengan ibu jari

8. Pinggul
a. Gerakkan kaki ke depan
b. Gerakkan kaki ke posisi sejajar
c. Gerakkan ke arah belakang menjauhi posisi sejajar
d. Gerakkan kaki kesamping menjauhi kaki lain
e. Gerakkan kaki ke dalam, ke kaki lain
f. Gerakkan telapak kaki dan kaki ke dalam
g. Gerakkan telapak kaki dan kaki keluar
h. Gerakkan kaki memutar

9. Lutut
a. Angkat tumit ke belakang tubuh
b. Kembalikan kaki ke posisi awal

10. Pergelangan Kaki


a. Gerakkan telapak kaki sehingga jari ke atas
b. Gerakkan telapak kaki sehingga jari kaki kebawah
11. Kaki
a. Putar telapak kaki ke dalam
b. Putar telapak kaki ke luar
c. Kepitkan jari kaki
d. Luruskan jari kaki
e. Jauhkan masing-masing jari
f. Gerakkan masing masing jari keraah dalam

DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka

Adriani, & Sari, N. (2019). Pengaruh Latihan Range of Motion (ROM) Aktif Terhadap

Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Bawah Lansia. REAL in Nursing Journal

(RNJ), 118-125.

Aini, N. (2018). Teori Model Keperawatan : Beserta Aplikasinya Dalam Keperawatan.

Malang: UMM Press.

Ananda, I. P. (2017). Pengaruh Range Of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot pada

Lansia Bedrest di PSTW Budhi Mulia 3 Margaguna Jakarta Selatan. Jakarta:

Repository UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.

Irawati, F. D. (2019). Asuhan Keperawatan Klien Stroke Pada Ny S Dan Tn R dengan

Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik di Ruang Melati RSUD dr Haryoto

Lumajang. Jember: Repository Univ. Jember

Nasrullah, D. (2021). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi I : dengan pendekatan Asuhan

Keperawatan NANDA 2015-2017. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Rusdiatin, I. E. (2020). Efek Latihan Range of Motion(ROM) terhadap Sudut Fleksibilitas

Sendi Lansia di Dusun Mojosari Desa Sitimulyo Piyungan Bantul DIY 2019. Jurnal

Kampus STIKes YPIB Majalengka, 164-171.

World Health Organization. (2018, Mei 22). Ageing and health. Retrieved Juli 2021, 12, from

who international: https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/ageing-andhealth.


Lampiran 1. Leaflet
Lampiran 2. Dokumetasi Kegiatan
Lampiran 3. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

PKRS:ROM AKTIF DAN PASIF


BLOK C PANTI GRIYA WERDHA SURABAYA
Hari, Tanggal : Jumat, 12 MEI 2023
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : BLOK C PANTI GRIYA WERDHA SURABAYA

No. Indikator Hasil

Peserta

15 Orang Lansia Ruang Sedap


a. Nama, usia, dan jumlah peserta
Malam

1.
Selama kegiatan pasien di tempat
b. Keamanan proses penyuluhan tidur dan di dampingi oleh masing-
masing petugas

c. Perilaku verbal dan nonverbal peserta selama


Peserta akif mengikuti kegiatan
proses penyuluhan.
2.

Evaluasi hasil penyuluhan dengan rencana


penyuluhan

Struktur
1. Kesiapan materi
2. Kesiapan SAP
3. Kesiapan media leaflet
4. Peserta yang hadir
5. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan

1. Materi peyuluhan disiapkan


kesiapan materi
2. SAP disiapkan
3. Media leaflet tersedia
4. Peserta yang hadir berjumlah 15
orang
5. Berkoordinasi dengan petugas
panti
Proses 1. Kegiatan dimulai pkl..09.00 wib
2. Peserta menyimak
3. Ada beberappa eserta yang
1. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang
menjawab saat dtanya
direncanakan
4. Ruangan tenang saat kegiatan
2. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
berlangsung
3. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab
5. Peserta merupakan pnghuni anti
pertanyaan secara benar
dengan total care
4. Suasana penyuluhan tertib dan tenang
5. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat
penyuluhan

Hasil

1. Peserta mempraktikan gerakan


1. Peserta mengulang kembali materi / menjawab
yang diajarkan
pertanyaan
2. Peserta mengikuti diskusi/ada tanya jawab 2. Peserta mengikuti kegiatan
Lampiran 4. Daftar Hadir Pembimbing
Lampiran 5. Daftar Hadir Panitia
Lampiran 6. Daftar Hadir Peserta

Anda mungkin juga menyukai