Anda di halaman 1dari 6
Format Rencana Perubahan / Action Plan FORM ACTION PLAN / RENCANA AKSI PELATIHAN TEKNIS LATIHAN KERJA DAN KEGIATAN KERJA PRODUKSI ANGKATAN | Nama Peserta Lucky Ferdinand Gerungan Topik / Substansi Pembinaan Kemandirian Lokasi Aksi Lapas Kelas IIB Bitung Judul Aksi Pembinaan Kemandirian Pembuatan Roti A. Identifikasi Isu dan Permasalahan 1. Keterbatasan Sumber Daya a. Terbatasnya gedung yang tersedia di Lapas Bitung untuk menjadi tempat khusus pembuatan roti b. Terbatasnya anggaran untuk pengadaan peralatan dan bahan roti yang memadai. 2. Kurangnya Pengetahuan dan Keterampilan Petugas a, Petugas Lapas Bitung mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam pembuatan roti b. Ketidakmampuan dalam menerapkan praktik terbaik dalam pembuatan roti 3. Keterbatasan Akses Pasar dan Distribusi ‘a. Keterbatasan akses ke pasar lokal atau penyaluran produk roti yang diproduksi Lapas Bitung b. Kurangnya jaringan distribusi yang memadal untuk memasarkan dan mendistribusikan produk roti dari lapas Bitung 4, Kendala Manajemen Waktu a. Keterbatasan waktu yang tersedia bagi petugas Lapas bitung secara efektif mengelola tempat pembuatan roti di tengah tugas dan tanggung jawab mereka yang lain b._kesulitan mengatur jadwal pernbuatan roti yang optimal dengan keterbatasan waktu yang ada B. Gagasan Solusi / Tindakan atas isu yang dipi 1. Pelatinan Teknis Pembuatan Roti ‘a. Menyusun program pelatihan teknis yang komprehensif untuk narapidana yang tertarik dalam bidang Pembuatan Roti b. Melibatkan ahli atau instruktur Tata Boga yang berpengalaman untuk memberikan pelatihan kepada narapidana Fokus pada aspek-aspek penting dalam pembuatan roti, seperti manajemen ‘Tempat Pengolahan roti, Penggunaan bahan yang tepat, dan pemeliharaan kebersihan Peralatan Pembuatan Roti 2, Pembuatan Modul Paduan a. Membuat modul panduan praktis yang berisi langkah-langkah praktis dalam memulai dan membuat produk roti di dalam Lapas. b. Modul tersebut dapat mencakup informasi tentang peralatan yang dibutuhkan, bahan yang digunakan, manajemen produk roti, dan pemantauan dalam pendistribusian roti ¢. Modul ini harus disusun secara sederhana dan mudah dipahami, sehingga narapidana dengan berbagai tingkat pendidikan dapat mengakses dan mengikutinya. 3, Pendampingan dan konsultasi a. Menyediakan pendampingan dan konsultasi reguler kepada narapidana yang terlibat dalam kegiatan pembuatan roti. b. Tim pendamping dapat terdiri dari petugas kegiatan kerja bidang kemandirian atau petugas khusus yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam pembuatan roti. ©. Pendampingan ini akan membantu narapidana dalam mengatasi tantangan atau masalah yang mungkin muncul selama proses pembinaan pembuatan roti. 4, Akses Sumber Daya a. Memfasilitasi akses narapidana ke sumber daya yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan pembuatan roti, seperti alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan roti b. Mengidentifikasi dan menjalin kerjasama dengan pihak eksternal, seperti Balai Pelatihan Tenaga Kerja (BPTK),, yang dapat membantu dalam menyediakan sumber daya tersebut, ¢. Melibatkan pihak sponsor atau donatur yang bersedia memberikan bantuan dalam bentuk modal usaha atau peralatan tambahan. 5, Pemasaran dan Penjualan Produk a, Membantu narapidana dalam mengembangkan strategi pemasaran dan penjualan produk Roti b, Melibatkan narapidana dalam pelatinan penjualan dan pengembangan jaringan bisris. c. Mempertimbangkan kerjasama dengan pasar lokal, warung, kantin, atau event stakeholder untuk memasarkan produk roti yang dihasilkan oleh narapidana, ©, Tahapan Kegiatan Capaian Aksi Rencana Tahapan Capaian Nama Keglatan Waktu Output Kegiatan | Output Proses | Output Produk Analisis Awal dan |i. Analisis Kondisi |1. Identiikasi 1, Analisis Awal |1. Analisis Awal Persiapan Lapas Kebutuhan dan | dan (1-2 minggu) lz. Rencana ‘Sumber Daya Persiapan |. Perencanaan Kapasitas dan 2, Penyusunan fa. Identifikasi (1-2 minggu) Kebutuhan Rencana Kerja | Sumber Daya [3, Persiapan 3. Penjadwalan ‘Anggaran dan Tenaga Pembinaan Kegiatan 3. Pemitihan Kerja (1 minggu - 4 l4. Perencanaan Bahan Roti 3, ‘Perencanaan | _ bulan) Sumber Daya |4. Penyiapan Infrastruktur Manusia infrastruktur dan | dan peratatan Peralatan ls. Pembuatan 4, Penyusunan jadwal dan Rencana rencana Bahan yang pelaksanaan berkualitas Pembentukan Tim |1. Identifkasi 1, Penentuan ft. Penentuan Pembimbing Kebutunan Tim | Kriteria dan Tim Pembimbing Seleksi Anggota | Pembimbing l2. Seteksi dan Tim lz. Penugasan Rekrutmen Pombimbing Tugas dan Petugas lz. Pelatinan dan Tanggung Pembimbing Persiapan Tim Jawab Potatihan dan Pembimbing 3. Pelatihan Tim Persiapan Tim |3. Pembagian Pembimbing Pembimbing Tugas dan 4. Koordinasi 4. Pembagian Penugasan dan Tugasdan 4. Sistem Komunikasi Tanggung Komunikasi dan 5, Monitoring Jawab Koordinasi dan Evaluasi Is. Pemberdayaan |, Monitoring dan Tim Evaluasi Kinerja Pembimbing Tim Pembimbing Pelatinandan 1. Persiapan Awal |. Identifikasi H. Analisis Awal Bimbingan l2. Pelaksanaan Pesorta dan Pelatihan Pelatihan Persiapan 13. Bimbingan dan 2, Pelatihan Awal |2. Perencanaan Pendampingan |3. Praktek kerja dan Desain |4. Monitoring dan |4. Bimbingan Pelatihan Evaluasi Individual [3. Pelaksanaan Ib. Perencanaan 6, Evaluasi dan Pelatinan Keberlanjutan Sertifikasi |4. Bimbingan dan Praktik Lapangan lb. Evaluasi dan Monitoring Pemantauandan |i. Penetapan |. Penentuan H. Penetapan evaluasi Indikator Indikator Indikator Kinerja Pemantauan Kinerja l2. Pengumpulan [2 Pengumpulan 2. Pengumpulan Data Data Data 13. Analisis Data {3 Analisis Data 3. Analisis Data 4. Evaluasi 4, Evaluasidan /4, Evaluasi Kinerja kinerja Hasil dan IS. Tindakan Ib. pelaporan,tindak | Temuan Perbaikan lanjut dan IS. tindak Lanjut komunikasi D. Identifikasi Sumber Daya a Personalia /SDM Narapidana: Narapidana yang memiliki pengetahuan atau pengalaman dalam pembuatan roti dapat menjadi sumber daya yang berharga, Mereka bisa memberikan keterampilan dan wawasan kepada sesama narapidana dalam hal manajemen pengolahan roti, penggunaan alat, dan Penggunaan komposisi bahan yang tepat. Petugas Lapas: Petugas yang memiliki pengetahuan atau latar belakang dalam pengolahan roti dapat berperan sebagai fasilitator dalam pembinaan kemandirian pembuatan roti di Lapas. Mereka dapat memberikan bimbingan dan pelatihan kepada narapidana terkait aspek teknis dan manajemen Tata Boga Anli atau Konsultan: Melibatkan ahli atau konsultan Tata Boga eksternal dapat menjadi sumber daya penting dalam pembinaan kemandirian pembuatan roti di Lapas. Mereka dapat memberikan pengetahuan yang mendalam tentang praktik terbaik dalam pembuatan roti, membantu dalam perencanaan usaha, serta memberikan nasihat yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi Pusat Pelatihan: Kerjasama dengan pusat pelatihan atau lembaga pendidikan yang ‘memiliki program atau kurikulum terkait pembuatan roti juga dapat menjadi sumber daya yang berharga. Dengan melibatkan mereka, narapidana dapat menerima pelatihan formal dalam pembuatan roti yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. fe, Lembaga Pemerintah atau Organisasi Non-Pemerintah: Melibatkan lembaga pemerintah atau organisasi non-pemerintah juga dapat menjadi sumber daya yang berguna. Mereka dapat memberikan bantuan teknis, pelatihan, dan akses ke sumber daya lainnya seperti permodalan atau pasar. Komunitas Lokal: Melibatkan komunitas lokal yang memiliki pengalaman dalam pembuatan produk roti dapat menjadi sumber daya personal yang berharga. Mereka, dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dengan narapidana, serta memberikan dukungan dalam pengelolaan pembuatan roti secara keseluruhan. 2. Ketersediaan Regulasi Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah: Merujuk pada undang-undang dan peraturan pemerintah terkait produksi roti, seperti Undang-Undang Pengawas Pangan, dan Peraturan Menteri perindustrian tentang Tentang standar industri, ‘Sumber daya ini dapat memberikan informasi mengenai persyaratan, prosedur, dan tindakan yang harus diikuti dalam pembinaan pembuatan roti di Lapas. Kebijakan Institusi LAPAS: Institusi Lapas tempat tempat pembuatan roti berada dapat memiliki kebijakan internal terkait pembinaan kemandirian pembuatan roti Dokumen kebijakan ini akan memberikan panduan spesifik mengenai izin, pengelolaan alat dan bahan , serta tindakan lain yang diperlukan dalam proses pembuatan roti di dalam Lapas. Pedoman Teknis: Kementerian Perindustrian atau instansi terkait mungkin telah menerbitkan pedoman teknis yang merinci prosedur dan praktik terbaik dalam memproduksi roti. Pedoman ini dapat meliputi aspek manajemen tempat pembuatan, lat dan bahan yang digunakan. Sumber daya ini akan membantu dalam pembinaan kemandirian pembuatan roti di Lapas dengan mengikuti praktik yang direkomendasikan. Pelatihan dan Bimbingan: Lapas dapat menyediakan pelatihan dan bimbingan kepada petugas atau tahanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan produk rat. Pelatihan ini mungkin mencakup pengetahuan dasar tentang pembuatan roti, penggunaan alat, penggunaan bahan, dan aspek lain yang relevan. Sumber daya ini ‘akan membantu dalam memahami dan mengimplementasikan regulasi yang berlaku, Konsultasi dengan Ahli: Lapas dapat menghubungi abil atau konsultan terkait pembuatan roti untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai regulasi dan praktik terbaik. Ahiiini dapat memberikan saran tentang persyaratan regulasi yang harus dipatuhi, memeriksa kepatuhan terhadap regulasi, dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kemandirian pembuatan roti 3. Dukungan Stakeholder / Pimpinan Bagunan: Identifikasi Bangunan yang tersedia di Lapas yang dapat digunakan untuk dijadikan tempat khusus pembuatan roti dan fasilitas pendukung lainnya, Tenaga Kerja: Menentukan jumlah dan kualif kasi tenaga kerja yang tersedia di Lapas untuk menjalankan kegiatan produksi roti, seperti petugas pengelola, petugas pembuat roti, dan petugas pendistribusian. Modal: Menentukan sumber modal yang dapat digunakan untuk membangun infrastruktur, membeli bahan dan peralatan lainnya yang diperlukan dalam kegiatan pembuatan roti Peralatan: Mengidentifikasi peralatan dan mesin yang diperlukan dalam kegiatan pembuatan roti, seperti Timbangan Digital, Gelas, sendok ukur, mangkok, Mixer, Oven dan lain-tain, ‘Sumber Daya : Menentukan sumber daya teknologi dalam penggunaan mesin roti dan bahan berkualitas yang akan digunakan dalam pembuatan roti Identifikasi Kendala dan Permasalahan Keterbatasan Ruang dan Sumber Daya: Lapas umumnya memilki keterbatasan ruang dan ‘umber daya untuk mengembangkan produksi roti yang mandiri. Ruang terbatas dapat ‘membatasi jumlah roti yang diproduksi, sedangkan sumber daya seperti alat, bahan, dan perlengkapan mungkin juga terbatas. Kebijakan dan Regulasi: Adanya kebijakan dan regulasi yang ketat di Lapas dapat menjadi kendala dalam pembinaan kemandirian pembuatan roti. Ada batasan tertentu terkait penggunaan alat ruangan yang diizinkan di Lapas. Hal ini dapat membatasi potensi pengembangan produksi roti yang lebih besar. Keterampilan dan Pengetahuan: Para tahanan mungkin memilki keterbatasan dalam keterampitan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memproduksi roti secara mandir Mereka mungkin tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam tata boga atau kurangnya Pengetahuan teknis dalam manajemen tata boga yang efekti. Kendala Finansial: narapidana mungkin menghadapi kendala finansial dalam mengembangkan produksi roti. Mereka mungkin tidak memiliki modal awal yang cukup untuk memulai usaha produksi atau kesulitan mendapatkan akses ke sumber daya keuangan yang diperlukan. Aspek Keamanan: Lapas memiliki kekhawatiran keamanan yang tinggi, dan ini dapat menjadi kendala dalam pembinaan pembuatan rofl. Adanya risiko seperti pelarian, peredaran barang ilegal, atau konfik antar-tahanan dapat mempengaruhi operasional produksi roti dan keberlanjutan usaha. Strategi Pencapaian Aksi Pendidikan dan Pelatihan: Menyediakan pendidikan dan pelatihan kepada narapidana tentang teknik-teknik pembuatan roti yang efektif, Hal ini meliputi pengetahuan tentang takaran komposisi bahan,penggunaan alat dan lainnya. Pendidikan dan pelatihan yang baik akan membantu narapidana untuk memproduksi roti secara kompelen dan mandir Infrastruktur yang memadal: Membangun infrastruktur yang memadai di Lapas, termasuk tempat pembuatan roti yang bersih,higienis dan nyaman, fasiltas alat dan bahan yang cukup.Infrastruktur yang memadai akan membantu dalam pengelolaan produksi roti secara efisien dan meningkatkan produktivitas. Pengembangan Pasar: Membantu narapidana dalam memasarkan produk roti mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menjalin kemitraan dengan pihak luar, seperti pasar lokal, warung, kantin, atau event stakeholder, Dengan adanya pasar yang stabil, narapidana akan memiliki insentif yang lebih besar untuk mengembangkan produk roti mereka dengan baik. Pendampingan dan Monitoring: Menyediakan pendampingan dan monitoring secara teratur kepada narapidana yang terlibat dalam produksi roti, Pendampingan ini dapat dilakukan oleh petugas lapas yang terlatih atau tenaga ahli dari luar yang memiliki pengalaman dalam Tata Boga. Pendampingan dan monitoring akan membantu narapidana untuk tetap fokus, memperbaiki kesalahan, dan mencapai kemandirian dalam Memproduksi rot Pemasyarakatan Pengetahuan dan Keahlian: Mendorong narapidana yang sudah terampil dalam produksi roti untuk berbagi pengetahuan dan keahlian mereka kepada narapidana lainnya, Dengan membangun budaya saling mengajari dan berbagi pengalaman, kemandirian dalam pembuatan roti dapat lebih mudah dicapai. Ini dapat dilakukan melalui pelatihan inte atau kegiatan kelompok di dalam Lapas. PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH DISEMINARKAN DI. PADA TANGGAL RENCANA AKSI INI DISETUJU! UNTUK DIIMPLEMENTASIKAN KASI. PROG & EVALUAS! EVALUATOR

Anda mungkin juga menyukai