Anda di halaman 1dari 12

LEMBAGA AMIL ZAKAT

MATA KULIAH
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON-BANK

Dosen Pengampu:
Yayuk Sri Rahayu, SE., MM

Disusun oleh:
Muhammad Aldi Saputra (200503110136)
Muhammad Fadhil (200503110109)
Rangga saputra (200503110101)
Muhamad Gozali (200503110094)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Swt. Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa ucapan terima kasih terhadap penulis-
penulis yang tulisannya kami jadikan sebagai pedoman dan acuan fikiran sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Bahkan lebih jauh lagi makalah ini dapat bisa
dipraktikan bagi para pembaca khususnya bagi penulis sendiri.
Kami merasa masih banyak kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan makalah ini
maka dari itu kami penulis memohon sebesar-besarnya atas kekurangan dan kesalahan yang ada
karna keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami sebagai penulis makalah ini.

Malang, 22 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 3


BAB I ......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian ..................................................................................................................................... 5
2.2 Sejarah Berdirinya Amil Zakat...................................................................................................... 5
2.3 Tugas Lembaga Amil Zakat .......................................................................................................... 6
2.4 Sistem Pengumpulan, Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat pada Lembaga Amil Zakat ..... 6
BAB III ..................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Kementerian
Dalam Negeri merilis data bahwa penduduk muslim di Indonesia berjumlah 237.53 juta jiwa (per
31 Desember 2021), jumlah tersebut setara dengan 86,9% dari populasi penduduk di Indonesia
yang berjumlah 273,32 juta jiwa. Dalam agama Islam umatnya diajarkan untuk saling peduli satu
sama lain, bentuk kepedulian yang diajarkan dalam agama Islam salah satunya adalah dengan
diwajibkannya bagi orang yang kekayaanya memenuhi batas minimal (Nishab) dalam rentang
waktu satu tahun (Haul) agar mengeluarkan sebagian hartanya untuk membayar Zakat yang
kemudian akan diserahkan kepada orang orang yang berhak menerimanya.
Zakat secara bahasa adalah suci, tumbuh, berkembang, dan berkah. Dalam buku Al Mughni
karangan Ibnu Qudamah Abu Muhammad bin Abu Qutaibah mengatakan bahwa zakat berasal dari
kata zakat (bersih), namaa (tumbuh dan berkembang), dan ziadah (pengembangan harta).
Sedangkan zakat menurut istilah adalah hak yang wajib (dikeluarkan dari) harta, pada mazhab
maliki di definisikan dengan mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang
telah mencapai nishab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada mustahiq (orang orang
yang berhak menerimanya), dengan catatan kepemilikan harta tersebut sudah mencapai haul
(setahun), dan juga bukan barang tambang atau pun hasil pertanian (Al-Zuhayly, 1995).
Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia menjadi salah satu faktor dibentuknya Lembaga
Amil Zakat, tujuannya adalah agar pengelolaan zakat dapat lebih terorganisir, transparan,
profesional dan dengan adanya Lembaga Amil Zakat diharapkan zakat yang telah diberikan oleh
muzzaki (orang yang membayar zakat) dapat tersampaikan kepada mustahiq (orang yang berhak
menerimanya).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Lembaga Amil Zakat?
2. Bagaimana sejarah berdirinya Lembaga Amil Zakat?
3. Apa saja tugas Lembaga Amil Zakat?
4. Bagaimana sistem pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat pada
Lemabaga Amil Zakat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Lembaga Amil Zakat.
2. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Lembaga Amil Zakat.
3. Untuk mengetahui tugas Lembaga Amil Zakat.
4. Untuk mengetahui sistem pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat pada
Lembaga Amil Zakat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lembaga Amil Zakat


Lembaga Amil Zakat adalah suatu lembaga yang bergerak atau bekerja dalam memberikan
manfaat bagi seluruh umat manusia khususnya umat islam. Lembaga Amil Zakat bergerak dalam
bidang kemanusiaan dan sosial, LAZ melakukan kegiatannya dengan jujur, amanah,
tanggungjawab, dan sesuai dengan prinsip syariah. Hal ini sesuai dengan prinsip tata kelola
syariah. Sementara LAZ menerapkan prinsip tata kelola syariah dalam setiap aktivitasnya, LAZ
berupaya memberikan pelayanan yang terbaik dan sesuai dengan syariat Islam, sehingga LAZ akan
memperoleh kepercayaan dari muzakki. Hal tersebut didukung oleh teori Stewardship, yang mana
di dalam teori tersebut disebutkan bahwa manajemen dapat dipercaya jika bekerja dengan baik
untuk kepentingan publik (Kaihatu, 2006).
Timbulnya rasa percaya muzakki terhadap Lembaga Amil Zakat, disebabkan karena
adanya rasa puas dan yakin atas layanan yang diberikan oleh lembaga tersebut. Ketercapaian
kepuasan muzakki terjadi apabila pemenuhan pelayanan sesuai dengan harapan muzakki. untuk
meningkatkan peluang zakat di Indonesia, lembaga amil zakat perlu memiliki prinsip tata kelola
syariah yang baik untuk meningkatkan kepuasan pembayaran zakat (Puspitasari, 2019).
loyalitas pelanggan berasal dari kepuasan pelanggan jangka panjang. Kepuasan muzakki
juga menjadi salah satu isu terpenting bagi lembaga amil zakat. Jika muzakki puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh Lembaga Amil Zakat maka muzakki akan cenderung untuk kembali
membayarkan zakatnya pada Lembaga Amil Zakat tersebut, yang mana hal ini akan menyebabkan
timbulnya loyalitas muzakki (Indri, 2016).
2.2 Sejarah Berdirinya Amil Zakat
Pembayaran zakat di Indonesia pada awalnya masih bersifat individual atau diberikan
secara langsung oleh pemberi zakat (muzakki) kepada orang yang berhak menerima zakat
(mustahiq). Zakat yang diberikan melalui amil zakat hanya terbatas pada zakat fitrah dan zakat
yang diberikan pada umumnya hanya bersifat konsumtif untuk keperluan sesaat (Aibak, 2016).
Dalam pemberdayaannya, zakat tidak hanya dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat
konumtif, tetapi juga dapat digunakan untuk sesuatu yang bersifat produktif. Dengan pemanfaatan
zakat untuk kegiatan yang produktif akan memberikan pemasukan (income) bagi penerima zakat
dalam kelangsungan hidupnya. Penerima zakat akan terbantu untuk mempunyai lapangan
pekerjaan yang akan meningkatkan kesejahteraan bagi dirinya dan keluarganya dan kemudian
akan berdampak bagi kesejahteraan masyarakat (Widiastuti, 2015).
Perhatian pemerintah terhadap lembaga zakat mulai meningkat pada tahun 1968. Saat itu
diterbitkanlah peraturan Menteri Agama No. 4/1968, tentang pembentukan Badan Amil Zakat dan
No. 5/1968, tentang pembentukan Baitul Mal di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/ kota.
Namun pada tahun tersebut, menteri keuangan menjawab putusan menteri agama dengan
menyatakan bahwa peraturan mengenai zakat tidak perlu dituangkan dalam Undang-Undang,
cukup dengan peraturan menteri agama saja. Karena ada respons demikian dari Menteri Keuangan,
maka Menteri Agama mengeluarkan instruksi No. 1 Tahun 1968, yang berisi penundaan
pelaksanaan peraturan Menteri Agama No. 4 dan No. 5 Tahun 1968 (Syari, 2016).
Kemudian pada masa Orde Baru atau kepemimpinan Presiden Soeharto terdapat sedikit
angin segar bagi umat Islam dalam konteks penerapan zakat. Sesuai anjuran Presiden dalam
pidatonya saat memperingati Isra Mi’raj di Istana Negara tanggal 22 Oktober 1968 maka
dibentuklah Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (BAZIS) yang dipelopori oleh Pemerinah
Daerah DKI Jaya. Sejak itulah secara beruntun Badan Amil Zakat terbentuk di berbagai wilayah
dan daerah seperti Kalimantan Timur (1972), Sumatera Barat (1973), Jawa Barat (1874), Aceh
(1975), Sumatera Selatan/ Lampung (1975), Kalimantan Selatan (1977), Sulawesi Selatan dan
Nusa Tenggara Barat (1985) (Mustofa, 2014).

2.3 Tugas Lembaga Amil Zakat


Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011, Lembaga Amil Zakat adalah lembaga
yang dibentuk masyarakat dan memiliki tugas untuk membantu pengumpulan, pendistribusian,
dan pendayagunaan zakat. Pembentukan Lembaga Amil Zakat wajib mendapat izin Menteri atau
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri. Menurut Pasal 28 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011,
Badan Amil Zakat Nasional dan Lembaga Amil Zakat juga dapat menerima infak, sedekah, dan
dana sosial keagamaan lainnya. Lembaga Amil Zakat juga memiliki kewajiban dalam
menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan dana zakat, infak, sedekah, dan dana sosial
keagamaan lainnya kepada Badan Amil Zakat Nasional dan pemerintah daerah secara berkala.
Tugas Lembaga Amil Zakat yang kompleks menunjukkan bahwa kinerja Lembaga Amil
Zakat harus dievaluasi dengan perhatian khusus terkait dengan pengelolaan dana ZIS, khususnya
zakat. Karena zakat memiliki peran strategis untuk membantu pemerintah dalam program
pengentasan kemiskinan (Yuanta, 2013).

2.4 Sistem Pengumpulan, Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat


Ada empat tahap dalam strategi pengumpulan zakat, yaitu:

• Penentuan segmen dan target muzakki


• Penyiapan sumber daya dan sistem operasi
• Membangun sistem komunikasi
• Menyusun dan melakukan sistem pelayanan
Alokasi dan pendistribusian dana zakat merupakan hasil pengumpulan dana zakat dan
pendistribusiannya secara merata dan adil kepada yang berhak menerima (delapan ashnaf). Tujuan
pendistribusian dana zakat adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan
merata terutama secara ekonomi, untuk mengurangi kelompok yang kurang mampu, yang pada
akhirnya akan menambah jumlah kelompok muzakki dan mengurangi mustahiq (Hayatika et al.,
2021).
Menurut Undang-undang No.23 Tahun 2011 zakat dapat digunakan dalam usaha
produktif dalam situasi berikut Membantu orang miskin dan meningkatkan kualitas rakyat.
berikutnya secara berurutan Jika kebutuhan dasar mustahik terpenuhi, perusahaan produksi dapat
menggunakan zakat itu telah tercapai.

2.5 Pembahasan Kasus


Kementerian Agama menyatakan ada 140 Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang memiliki izin
legalitas berdasarkan pendataan hingga januari 2023, diantaranya yaitu: 37 LAZ skala Nasional,
33 LAZ skala Provinsi, 70 LAZ skala Kab/Kota. Selain itu di tingkat pusat ada Badan Amil Zakat
Nasional (Baznas) yang sudah memiliki 34 Baznas tingkat provinsi dan 464 Baznas
kabupaten/kota.
Namun, Kementerian Agama mencatat ada 108 lembaga amil zakat yang tak berizin. Ada 108
Lembaga yang telah melakukan aktivitas pengelolaan zakat namun tidak memiliki izin legalitas
dari Kementerian Agama.
Tata kelola zakat di Indonesia diatur dalam dalam UU No 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat. Pasal 18 ayat (1) UU 23/2011 mengatur pembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteri
atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri. Sementara pada ayat (2) mengatur bahwab izin hanya
diberikan apabila memenuhi persyaratan:
a. Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan,
dakwah, dan sosial.
b. Berbentuk lembaga berbadan hukum.
c. Mendapat rekomendasi dari Baznas.
d. Memiliki pengawas syariat.
e. Memiliki kemampuan teknis, administratif, dan keuangan untuk melaksanakan
kegiatannya.
f. Bersifat nirlaba.
g. Memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan umat; dan
h. Bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala.
Lembaga pengelola zakat yang tidak berizin wajib segera melakukan proses perizinan
sesuai prosedur pedoman pemberian izin pembentukan Lembaga amil zakat. Lembaga pengelola
zakat yang tidak berizin sesuai undang-undang Zakat No.23 Tahun 2011, wajib menghentikan
segala aktivitas pengelolaan zakat.
Pasal 38 UU tersebut menyebut setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selaku
amil zakat melakukan pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat tanpa izin
pejabat yang berwenang.
Kementerian Agama mengimbau masyarakat untuk selalu menunaikan zakat, infak, dan
sedekah kepada Lembaga pengelola zakat yang telah dibentuk pemerintah dan masyarakat yang
telah mendapatkan izin operasional sesuai ketentuan regulasi.
Berikut ini adalah daftar Lembaga Amil Zakat yang telah melakukan pengelolaan zakat
tanpa izin sesuai regulasi:
1. Yayasan Sedekah Harian, Kab.Tangerang, Banten
2. Pelopor Kepedulian, Tangerang, Banten
3. Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan, Banten
4. Yayasan Amal Terbaik Madania, Tangerang Selatan, Banten
5. Yayasan Langkah Maju Peduli (Laju Peduli), Tangerang Selatan, Banten
6. Yayasan Bathara Indonesia, Tanggerang, Banten
7. Baitul Maal BMT Beringharjo, Gamping, DI Yogyakarta
8. LAZIS IKADI, Sleman, DI Yogyakarta
9. Yayasan Baitul Maal Merapi Merbabu, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta
10. Yayasan Baitul Maal BRI YBM BRILiaN, Jakarta Pusat, DKI Jakarta
11. Baituzzakah Pertamina, Jakarta Pusat, DKI Jakarta
12. Yayasan Baitul Maal PLN, Jakarta Pusat, DKI Jakarta
13. Amanah Astra, Jakarta Pusat, DKI Jakarta
14. Portal Infaq, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
15. Jakarta Amanah Mulia, Jakarta Pusat, DKI Jakarta
16. MTT Telkomsel, Jakarta Selatan, DKI JakartaBP ZIS Indosat, Jakarta Timur, DKI
Jakarta
17. Sahabat Dhuafa Mandiri, Jakarta Timur, DKI Jakarta
18. Yayasan Pulau Harapan Cendekia, Jakarta Timur, DKI Jakarta
19. Pecinta Anak Yatim Doeafa Indonesia Tercinta, Jakarta Barat, DKI Jakarta
20. Yayasan Askar Kauny, Jakarta Timur, DKI Jakarta
21. One Care, Jakarta Timur, DKI Jakarta
22. Yayasan Fitrah Insan Madani, Jakarta Timur, DKI Jakarta
23. OK OCE Peduli, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
24. LAZ Al Fatih, Jakarta Barat, DKI Jakarta
25. Insan Peduli Umat (IPU), Jakarta Pusat, DKI Jakarta
26. LAZ An-Nur PT Indonesia Power, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
27. Yayasan Tunasmuda Care (T. CARE), Jakarta Timur, DKI Jakarta
28. Yayasan Wihdatul Ummah (WU), Jakarta Selatan, DKI Jakarta
29. Lembaga Amil Zakat Pertamina Hulu Rokan (LAZNAS PHR), Jakarta Selatan, DKI
Jakarta
30. Yayasan Global Zakat, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
31. Yayasan Dakwah Islam Cahaya Ilmu, Jakarta, DKI Jakarta
32. Yayasan Afham Kaiyisah, Cengkareng, DKI Jakarta
33. LAZ AL-HAKIM SUCOFINDO, Pasar Minggu, DKI Jakarta
34. Sedekah kreatif, Jakarta, DKI Jakarta
35. Laznas AQL, Jakarta, DKI Jakarta
36. Al Maghfirah Bp Jamsostek, Jakarta, DKI Jakarta
37. Cerdas Bersama Zakat, Bandung, Jawa Barat
38. Parisada Peduli Umat, Bandung, Jawa Barat
39. Pondok Sedekah Indonesia, Bekasi Utara, Jawa Barat
40. Rumah Harapan, Karawang, Jawa Barat
41. Rumah Pemberdayaan Ummat, Bandung, Jawa Barat
42. Baitulmal Tazkia, Bogor, Jawa Barat
43. Yayasan Harapan Amal Mulia, Bandung, Jawa Barat
44. Yayasan Al Iman, Bandung, Jawa Barat
45. Yayasan Baitul Qur'an Indonesia, Depok, Jawa Barat
46. Yayasan Dompet Yatim Dhuafa, Depok, Jawa Barat
47. Yayasan Kebun Amal, Bandung, Jawa Barat
48. Yayasan Yuk Peduli, Garut, Jawa Barat
49. Infaq Berkah Qurani, Bandung, Jawa Barat
50. LAZ Darussalam, Bogor, Jawa Barat
51. Graha Yatim & Dhuafa, Cirebon, Jawa Barat
52. Lembaga Amil Zakat Infaq Shodaqoh dan Wakaf At-Taqwa, Cirebon, Jawa Barat
53. Yayasan Sosial Baitul Maal Itqan, Bandung, Jawa Barat
54. Yayasan Huda Cendekia, Bogor, Jawa Barat
55. ZISWAF At – Taufiq, Kota Bogor, Jawa Barat
56. Yayasan Indonesia Berdaya Kreatif Garut Jawa Barat
57. Yayasan Musa'adatul Ummah Al Ma'soem, Kota Bandung, Jawa Barat
58. Yayasan Gugus Karya Mandiri, Bandung, Jawa Barat
59. Yayasan Nusa Charity , Ciamis, Jawa Barat
60. Darul Akrim Inayah, Kota Bandung, Jawa Barat
61. Yayasan rute langkah amanah, Tangerang Selatan, Jawa Barat
62. Yayasan Rumah Infaq, Bekasi, Jawa Barat
63. Baitul Maal Al Furqon, Bekasi, Jawa Barat
64. Explore! Humanity, Bandung, Jawa Barat
65. Yayasan Amal Produktif Indonesia, Bandung, Jawa Barat
66. Yayasan Darul Hikam, Bandung, Jawa Barat
67. Yayasan Talaga Pakarti, Cianjur, Jawa Barat
68. Baitul Maal Pupuk Kujang, Karawang, Jawa Barat
69. Percikan Iman, Bandung, Jawa Barat
70. Gerak Sedekah Cilacap, Cilacap, Jawa Tengah
71. Yayasan Daril Khairaini, Semarang, Jawa Tengah
72. Yayasan Tenda Visi Indonesia, Bandung, Jawa Tengah
73. Baitul Maal BMT Bina Umat Mandiri, Tegal, Jawa Tengah
74. Solusi Zakat, Semarang, Jawa Tengah
75. LAZ Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah
76. Yayasan Al-Qoyyim Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah
77. Griya Zakat, Semarang, Jawa Tengah
78. Bahagia Berbagi Indonesia, Semarang, Jawa Tengah
79. ZISWAF Masjid Pelajar (ZISWAP), Semarang, Jawa Tengah
80. Baitul Misbah, Sragen, Jawa Tengah
81. Yayasan Arwaniyah Kudus, Kudus, Jawa Tengah
82. Yayasan Sembada Mulia Sejahtera, Solo, Jawa Tengah
83. Edi Mancoro, Semarang, Jawa Tengah
84. Yayasan Kemanusiaan Nasional Kotak Amal Indonesia, Surabaya, Jawa Timur
85. Baitul Maal Amanah, Blitar, Jawa Timur
86. LAZIS Khoiru Ummah, Malang, Jawa Timur
87. Yayasan Dompet Peduli Ummat Jatim, Sidoarjo, Jawa Timur
88. Yayasan Suara Hati Sidoarjo, Sidoarjo, Jawa Timur
89. LAZ AZKA Al Baitul Amien Jember, Jember, Jawa Timur
90. LAZ Adz Zikri Peduli, Malang, Jawa Timur
91. LAZ Tabungan Amal Saleh (LAZ Tamasa), Sidoarjo, Jawa Timur
92. Yayasan Rumah Perubahan Indonesia (Saku Yatim), Lumajang, Jawa Timur
93. Lembaga Amil Zakat Bina Sejahtera, Pontianak, Kalimantan Barat
94. Peduli Kasih Anak Kalimantan, Pontianak, Kalimantan Barat
95. Al Mumtaz Peduli, Pontianak, Kalimantan Barat
96. Yayasan Zakat Kita Bersama, Kota Samarinda, Kalimantan Timur
97. Bangun Negeri Kita (BANGKIT Foundation), Bandar Lampung, Lampung
98. Lampung Peduli, Bandar Lampung, Lampung
99. Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah, NTB, NTB
100. Griya Zakat Permata Papua, Timika, Papua
101. Dompet Peduli Lentera Hati, Manokwari, Papua Barat
102. Lembaga Amil Zakat Yayasan Masyarakat Muslim Freeport Indonesia, Timika,
Papua Barat
103. LAZNAS Karyawan Muslim Chevron Indonesia, Pekanbaru, Riau
104. Yayasan Sinergi Sriwijaya Peduli, Palembang, Sumatera Selatan
105. Bulan Sabit Merah Indonesia Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara
106. Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Al- Mansyur (LAZISMA),
107. Bangka Belitung, Bangka Belitung
108. Baitul Mal Darul Mahabbah, Pangkal Pinang, Bangka Belitung
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Zakat adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang memeluk
agamai islam yang tentunya bernilaikan ibadah. Indonesia sebagai negara yang memiliki pemeluk
agama islam terbesar di dunia, tentunya banyak dari warganya melaksanakan zakat sehingga perlu
adanya pengelola ataupun pengatur dalam mekanisme pelaksanaan zakat maka dengan alasan
itulah LAZ (lembaga amil zakat) lahir.
LAZ (Lembaga amil zakat) adalah sebuah Lembaga yang bekerja dan memberikan manfaat
untuk agama islam LAZ (lembaga amil zakat) bergerak dalam bidang kemanusiaan dan sosial,
LAZ (lembaga amil zakat) melakukan kegiatannya dengan jujur, amanah, tanggungjawab, dan
sesuai dengan prinsip syariah. Tugas dari LAZ (Lembaga amil zakat) adalah mengumpulkan,
mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sehingga zakat dapat dikelola dengan baik untuk
mendapatkan hasil yang baik pula. Target yang menjadi tujuan dalam pendistribusian zakat yang
dilakukan oleh LAZ (Lembaga amil zakat) yakni yang telah disebutkan dalam Al-quran yaitu
delapan ashnaf yaitu faqir, miskin, muallaf,amil,riqob,gharimin,fisabilillah dan ibnu sabil.

3.2 Saran
Indonesia memiliki warga yang mayoritas beragam islam sehingga potensi manfaat yang
bisa didapatkan dalam pelaksanaan kegiatan zakat ini tentunya akan lebih besar juga, sehingga
perlu adanya peningkatan kualitas dalam LAZ (Lembaga amil zakat) untuk lebih memasifkan
sosialisasi zakat kepada masyarakat Indonesia, dikarnakan banyak masyarakat yang masih minim
akan pengetahuan dan ketentuan-ketentuan dalam kegiatan zakat sehingga ini menjadi
penghambat bagi tujuan manfaat yang akan dihasilkan oleh zakat kepada seluruh masyarakat
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Aibak, K. (2016). Pengelolaan Zakat Di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Tulungagung
Dalam Perspektif Maqashid Al-Syariah. Ahkam: Jurnal Hukum Islam, 4(2), 247–288.
https://doi.org/10.21274/ahkam.2016.4.2.247-288

Al-Zuhayly, W. (1995). Zakat Kajian Berbagai Mazhab (Al-Fiqh Al-Islami Wa’Adillatuh). In PT


Remaja Rosdakarya. PT. Remaja Rosdakarya.

Faisal. (2020). Sejarah Pengelolaan Zakat di Dunia Muslim dan Indonesia (Pendekatan Teori
Investigasi-Sejarah Charles Peirce dan Defisit Kebenaran Lieven Boeve). Analisis, 21(1),
1–9. http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203

Hayatika, A. H., Fasa, M. I., & Suharto, S. (2021). Manajemen Pengumpulan, Pendistribusian,
dan Penggunaan Dana Zakat oleh Badan Amil Zakat Nasional sebagai Upaya Peningkatan
Pemberdayaan Ekonomi Umat. Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 4(2), 874–885.
https://doi.org/10.36778/jesya.v4i2.438

Indri Yuliafitri, A. N. K. (2016). Pengaruh Kepuasan Muzakki, Transparansi dan Akuntabilitas


Pada Lembaga Amil Zakat Terhadap Loyalitas Muzakki (Studi Presepsi Pada LAZ Rumah
Sakit). Nucl. Phys., 7(2), 205–2018.

Mustofa. (2014). Kategori Amil Zakat. Universitas Pajajaran, 4(6), 124.

Puspitasari, R. D., & Darma, E. S. (2019). Pengaruh Implementasi Syariah Governance Terhadap
Kepuasan dan Loyalitas Muzakki (Studi pada Lembaga Amil Zakat Se-DIY). Reviu
Akuntansi Dan Bisnis Indonesia, 3(1), 67–84. https://doi.org/10.18196/rab.030137

RI, U. N. (2011). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011.

Syari, J. I., Peraturan, P., Zakat, T., Indonesia, D. I., & Nopiardo, W. (2016). Jurnal Ilmiah
Syari‘ah, Volume 15, Nomor 1, Januari-Juni 2016 PERKEMBANGAN PERATURAN
TENTANG ZAKAT DI INDONESIA Widi Nopiardo.

Kaihatu, T. S. (1989). Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Polymeric


Materials Science and Engineering, Proceedings of the ACS Division of Polymeric
Materials Science and Engineering, 61, 407.

Widiastuti, T., & Rosyidi, S. (2015). Model pendayagunaan zakat produktif oleh lembaga zakat
dalam meningkatkan pendapatan mustahiq. Jurnal Ekonomi Bisnis, 1(1), 89–102.

Yuanta, I. (2013). Penilaian Kinerja Lembaga Amil Zakat Dengan Pendekatan Indonesia
Madnificence Of Zakat. Skripsi, 53(9), 1689–1699.

Anda mungkin juga menyukai