Anda di halaman 1dari 3

Modul 3.3.

Pengelolaan program yang Berdampak Positif bagi Murid


Menciptakan Sekolah Ramah Anak melalui Program SEMAN TANGAN

Latar Belakang
Perundungan merupakan perilaku agresif yang dilakukan seseorang/sekelompok orang yang
kuat, baik secara fisik maupun mental kepada orang lain yang lebih lemah
Sebagian besar murid menganggap perundungan sebagai hal biasa dan dianggap bercanda.
Mereka belum menyadari bahwa setiap orang memiliki karakter berbeda, di mana bagi murid yang
mentalnya belum kuat dan kurang memiliki rasa percaya diri, bentuk candaan tersebut dapat
mengakibatkan stres, depresi, dan ketakutan yang berkepanjangan.
Karena hal tersebut, perlu diadakan penguatan (Kokurikuler) yang mampu memberikan
pemahaman pada murid tentang apa itu perundungan, hal-hal yang dapat dianggap sebagai
perundungan, dan akibat yang disebabkan oleh perundungan serta meningkatkan kesadaran murid
tentang bagaimana cara mereka agar bisa lebih menghargai dan berempati terhadap orang lain
Seman Tangan atau Sekolahku Aman Tanpa Perundungan adalah kegiatan kokurikuler P5
dengan Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya yang merupakan penguatan dari Program Sekolah Ramah
Anak dengan cara meningkatkan budaya positif di sekolah
Program Seman Tangan ini adalah kegiatan di mana murid diberi pemahaman tentang
perundungan. Dalam kegiatan ini murid diberi materi terkait dengan perundungan, diajak membuat
poster/video tentang perundungan, dan yang terakhir adalah murid melakukan deklarasi tentang sikap
anti perundungan

Tujuan
1. Meningkatkan kesadaran murid agar lebih menghargai dan berempati terhadap orang lain
2. Mewujudkan Sekolah Ramah Anak dengan cara menguatkan budaya positif di sekolah sehingga
sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi murid

Alasan Memilih Program


1. Meningkatnya kasus perundungan yang terjadi pada murid
2. Pentingnya menciptakan budaya positif di sekolah agar sekolah dapat menjadi tempat yang aman
dan nyaman bagi murid
Tahap Penerapan Program
Sabtu 1
1. Murid mendapatkan materi umum tentang perundungan secara klasikal
2. Murid diminta untuk membentuk kelompok mereka sendiri dengan jumlah anggota 6-8 murid dalam
setiap kelompoknya
3. Murid secara berkelompok membuat sebuah rangkuman terkait definisi, jenis-jenis, dan dampak
perundungan dari berbagai referensi yang mereka pilih.
4. Murid dengan didampingi guru melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan
Sabtu 2
1. Murid secara berkelompok menyelesaikan rangkuman terkait definisi, jenis-jenis, dan dampak
perundungan dari berbagai referensi yang sudah ditugaskan sebelumnya.
2. Murid mempresentasikan hasil rangkumannya dengan menggunakan cara dan media yang dipilihnya
di depan kelompok lain
3. Murid dengan didampingi guru melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan
Sabtu 3
1. Murid mendiskusikan bentuk perundungan, baik yang pernah mereka alami atau pernah mereka
lakukan dan dampak yang mereka rasakan dengan teman kelompoknya.
2. Murid mempresentasikan hasil diskusi mereka dengan menggunakan cara dan media yang dipilihnya
di depan kelompok lain
3. Murid dengan didampingi guru melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan
Sabtu 4
1. Murid secara berkelompok membuat karya seperti poster, infografis, karikatur, atau video tentang
gerakan anti perundungan sesuai dengan kemampuan mereka.
2. Murid dengan didampingi guru melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan
Sabtu 5
1. Murid di ajak melakukan permainan Ulang Aling (Ular Tangga Anti Bullying).
2. Murid membuat yel-yel anti perundungan
3. Murid mendemonstrasikan yel-yel yang sudah mereka buat
4. Murid dengan didampingi guru melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan
Sabtu 6
1. Murid melakukan deklarasi anti perundungan dengan cara:
a. menempelkan/memutarkan karya yang sudah mereka buat
b. menampilkan yel-yel
c. menandatangani banner deklarasi.
3. Murid dengan didampingi guru melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan
Bionarasi

Musyarrofah lahir di Bangkalan, 10 Februari 1978. Setelah menyelesaikan Pendidikan S1 di Jurusan


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Bangkalan dan lulus pada tahun 2005, dia
melanjutkan Pendidikan S1-nya di FKIP Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Balitar
(UNISBA) dan lulus pada tahun 2014. Sekarang dia mengajar Pelajaran Bahasa Inggris di SMPN 1
Tanjung Bumi. Selama ini dia sudah menghasilkan beberapa Karya Inovasi Pembelajaran yang salah
satunya dengan judul, “Implementasi Model Pembelajaran Games Class untuk Meningkatkan Efisiensi
Waktu Pertemuan, Minat, dan Hasil Belajar Siswa SMP Terbuka Tanjungbumi”, berhasil meraih Juara 2
Tingkat Nasional untuk Kategori Lomba Inovasi Pembelajaran di SMP Terbuka pada tahun 2016. Untuk
Buku, dia juga pernah menulis di “Tergerak Bersama Guru Penggerak” yang terbit pada tahun 2023.

Anda mungkin juga menyukai