Anda di halaman 1dari 51

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3


DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... 4
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 6
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 6
B. Deskripsi Singkat ..................................................................................................... 7
C. Tujuan Pembelajaran ............................................................................................... 8
BAB II DEFINISI, REGULASI, JENIS, DAN MANFAAT KATALOG ELEKTRONIK........... 9
A. Uraian Materi ........................................................................................................... 9
1. Definisi Katalog Elektronik .................................................................................. 9
2. Regulasi Katalog Elektronik .............................................................................. 12
3. Jenis Katalog Elektronik.................................................................................... 27
4. Manfaat Katalog Elektronik ............................................................................... 32
B. Latihan................................................................................................................... 33
C. Rangkuman ........................................................................................................... 33
D. Evaluasi Materi Pokok ........................................................................................... 35
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................. 36
BAB III PELAKU DALAM PENYELENGGARAAN KATALOG ELEKTRONIK ................. 37
A. Uraian Materi ......................................................................................................... 37
1. Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ................... 37
2. Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah...................................................... 38
3. Pejabat Pembuat Komitmen ............................................................................ 39
4. Pejabat Pengadaan .......................................................................................... 40
5. Penyedia Katalog ............................................................................................. 40
B. Latihan................................................................................................................... 44
C. Rangkuman ........................................................................................................... 45
D. Evaluasi Materi Pokok ........................................................................................... 45
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................. 47
BAB IV ............................................................................................................................ 48
PENUTUP ...................................................................................................................... 48
KUNCI JAWABAN .......................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 50

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jenis Katalog Elektronik ....................................................................................... 28


Gambar 2 Nama Produk dalam Katalog Elektronik Nasional ......................................... 29
Gambar 3 Nama Produk dalam Katalog Elektronik Sektoral .......................................... 30
Gambar 4 Nama Produk dalam Katalog Elektronik Lokal ............................................... 31

4
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka modul
ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan seksama uraian-uraian
materi dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat
bertanya pada Widyaiswara/Fasilitator yang mengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) yang ada dalam modul ini,
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki
terhadap materi yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.

B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator


Dalam setiap kegiatan belajar Widyaiswara/Fasilitator harus:
1. Membaca dan memahami isi modul ini.
2. Menyusun bahan ajar dan skenario pembelajaran untuk mata pelatihan
dalam modul ini.
3. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
4. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap materi dalam modul.
5. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
6. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan untuk belajar.
7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengadaan Barang/Jasa merupakan salah satu aktivitas yang sangat
penting yang dapat menunjang pertumbuhan perekonomian nasional.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa beserta perubahannya, Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
(K/L/PD) yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN)/Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Anggaran terbesar
pada Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah digunakan untuk Pengadaan
Barang/Jasa, agar tidak terjadi penyalahgunaan anggaran diperlukan
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang transparan dan akuntabilitas.
Dalam rangka hal tersebut, Lembaga Kebijakkan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) menginisiasi dengan menciptakan Pengadaan
Barang/Jasa secara Elektronik yang disebut dengan e-Purchasing.
Marketplace Pengadaan Barang/Jasa adalah sebuah platform yang
digunakan untuk menjadi penghubung antara penjual dan pembeli, website
marketplace atau dalam pengadaan barang/jasa Pemerintah salah satunya
adalah Katalog Elektronik untuk melakukan belanja secara online dimana
marketplace menjadi pihak ketiga antara pembeli dan penjual, beragam
fasilitas telah disediakan oleh Katalog Elektronik khususnya untuk para
PPK/PP sebagai Pembeli dan para Penyedia atau Pelaku Usaha sebagai
Penjual.

Menurut Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019


tentang Perdagangan Sistem Melalui Elektronik Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik yang selanjutnya disingkat PMSE adalah Perdagangan yang
transaksinya dilakukan melalui serangkaian perangkat dan prosedur elektronik.

Modul Katalog Elektronik| 6


Pengembangan E-purchasing yang berbasis Katalog Elektronik
merupakan salah satu tindak lanjut dari arahan Presiden Republik Indonesia
kepada Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP) untuk memperbanyak jumlah produk yang dimasukkan dalam Katalog
Elektronik. Tingkat keberhasilan penerapan E-Purchasing, salah satunya
sangat bergantung pada Katalog Elektronik, maka jumlah Barang/Jasa yang
ada di Katalog Elektronik harus ditingkatkan secara cepat sehingga dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh K/L/PD untuk mempercepat pelaksanaan
pengadaan di instansinya masing-masing.

Pengelolaan Katalog Elektronik membutuhkan Sumber Daya Manusia


yang kompeten yang memahami substansi Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah terutama substansi tentang katalog elektronik. Berangkat dari hal
tersebut, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa (Pusdiklat
PBJ) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
menyusun Program Pelatihan Katalog Elektronik. Pada modul ini akan
dijelaskan tentang gambaran umum katalog elektronik yang merupakan salah
satu materi pada Program Pelatihan Katalog Elektronik. Modul gambaran
umum katalog elektronik akan membahas tentang definisi, regulasi, jenis, dan
manfaat katalog elektronik serta pelaku pengembangan katalog elektronik.

B. Deskripsi Singkat
Materi gambaran umum katalog elektronik merupakan salah satu materi pada
Pelatihan Katalog Elektronik yang dilakukan dengan model pembelajaran
blended learning. Model pembelajaran blended learning ialah model
pembelajaran untuk pelatihan yang menggunakan penggabungan model
pembelajaran berbasis online (e-learning) dan tatap muka (classroom). Model
pembelajaran ini mengharuskan peserta belajar mandiri secara online dan juga
peserta harus hadir di kelas tatap muka (tatap muka klasikal atau tatap muka
online untuk pendalaman dan mengkonfirmasi materi dengan durasi
pembelajaran E-learning 2 Jam Pembelajaran (JP) dan untuk tatap muka 2 JP.

Modul Katalog Elektronik| 7


C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan
tentang gambaran umum katalog elektronik.

2. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat


menjelaskan tentang:
a. Definisi, Regulasi, Jenis, dan Manfaat Katalog Elektronik
b. Pelaku dalam Penyelenggaraan Katalog Elektronik

Modul Katalog Elektronik| 8


BAB II
DEFINISI, REGULASI, JENIS, DAN MANFAAT KATALOG ELEKTRONIK

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti


pembelajaran peserta dapat mejelaskan definisi,
regulasi, jenis, dan manfaat katalog elektronik

A. Uraian Materi
1. Definisi Katalog Elektronik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian dari kata


‘katalog’ adalah sebagai berikut :

1 carik kartu, daftar, atau buku yang memuat nama benda atau
informasi tertentu yang ingin disampaikan, disusun secara berurutan,
teratur, dan alfabetis:
2 (Manajemen) daftar barang yang dilengkapi dengan nama,
harga, mutu, dan cara pemesanannya;

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 12 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dimaksud dengan Katalog
Elektronik adalah sistem informasi elektronik yang memuat informasi berupa
daftar, jenis, spesifikasi teknis, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), produk
dalam negeri, produk Standar Nasional Indonesia (SNI), produk industri hijau,
negara asal, harga, Penyedia, dan informasi lainnya terkait barang/jasa. Dari
kedua pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari katalog
elektronik adalah daftar barang/jasa yang masing-masing barang/jasa didukung
dengan informasi berupa antara lain daftar, jenis, spesifikasi teknis, Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN), produk dalam negeri, produk Standar Nasional

Modul Katalog Elektronik| 9


Indonesia (SNI), produk industri hijau, negara asal, harga, Penyedia, dan informasi
lainnya terkait barang/jasa.

Katalog elektronik merupakan salah satu sistem informasi dalam Sistem


Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang dibangun dan dikembangkan oleh
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Pemanfaatan
katalog elektronik bertujuan untuk mewujudkan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (PBJP) yang cepat, mudah, transparan, dan tercatat. Selain itu, saat
ini katalog elektronik juga menjadi penggerak yang bertujuan untuk meningkatkan
partisipasi Penyedia Usaha Kecil Mikro (UKM) dan Koperasi serta mendorong
pemanfaatan Produk Dalam Negeri (PDN) pada proses Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Dalam rangka mendukung tujuan tersebut, LKPP melakukan
berbagai inovasi dan memangkas birokrasi sehingga dapat mengakselerasi
pelayanan khususnya dalam rangka penayangan produk pada katalog elektronik.

Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 71 Tahun 2019 tentang


Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Katalog Elektronik Pada Pasal 1 ayat (1)
Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang
berfungsi. mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis,
menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan
Informasi Elektronik.

Pasal 1 ayat (4) Penyelenggara Sistem Elektronik adalah setiap Orang,


penyelenggara negara, Badan Usaha, dan masyarakat yang menyediakan,
mengelola, dan/atau mengoperasikan Sistem Elektronik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama kepada Pengguna Sistem Elektronik untuk keperluan
dirinya dan/ atau keperluan pihak lain.

Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Publik adalah penyelenggaraan


Sistem Elektronik oleh Instansi Penyelenggara Negara atau institusi yang ditunjuk
oleh Instansi Penyelenggara Negara. Dalam hal ini LKPP sebagai Penyelenggara
Sistem yaitu penyelenggaraan sistem Katalog Elektronik sebagai salah satu sistem
E-Marketplace Pemerintah Pembeliaan secara Elektronik.

Modul Katalog Elektronik| 10


Adapun penyederhanan Proses Bisnis Katalog Elektronik yang dilakukan oleh
LKPP adalah sebagai berikut:

a. Kementerian dan Lembaga untuk menjadi Pengelola Katalog Sektoral tidak


perlu melalui tahapan penilaian kesiapan /asesmen dari LKPP karena
berdasarkan Keputusan Kepala LKPP Nomor 44 Tahun 2022 tentang
Penetapan Persetujuan Pengelola Katalog Elektronik Sektoral
mengamanatkan bahwa seluruh Kementerian dan Lembaga sudah ditetapkan
menjadi Pengelola Katalog Elektronik. Definisi dari Pengelola Katalog
Elektronik yaitu pihak yang mengelola dan menyelenggarakan layanan Katalog
Elektronik berdasarkan Etalase Produk yang tercantum pada Katalog
Elektronik. Pengelola Katalog Elektronik Sektoral adalah Kementerian atau
Lembaga Sektor terkait.

b. Pemerintah Daerah untuk menjadi Pengelola Katalog Lokal tidak perlu melalui
tahapan penilaian kesiapan/asesmen dari LKPP karena berdasarkan
Keputusan Kepala LKPP Nomor 43 Tahun 2022 tentang Penetapan
Persetujuan Pengelola Katalog Elektronik Lokal.

c. LKPP memangkas bisnis proses pendaftaran yang dilakukan oleh Penyedia


Katalog Elektronik hanya menjadi 2 (dua) tahap yaitu pendaftaran dan
penayangan. Untuk keterangan lebih lanjutnya akan dijelaskan pada Modul
Proses Pencantuman dan Penambahan Barang/Jasa dalam Katalog
Elektronik.

Dalam rangka mendukung peningkatan peran serta UKM dan


penggunaan PDN telah ditetapkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022
tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan
Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, Koperasi dalam rangka mensukseskan
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada pelaksanaan PBJP,
terdapat beberapa poin penting dalam Instruksi Presiden tersebut yaitu:

Modul Katalog Elektronik| 11


a. Setiap Kementerian dan Lembaga merencanakan, mengalokasikan, dan
merealisasikan PBJP yang menggunakan PDN di Kementerian dan Lembaga.
b. Setiap K/L/PD merencanakan, mengalokasikan, merealisasikan paling sedikit
40% nilai anggaran belanja barang/jasa untuk menggunakan produk UKM dan
Koperasi dari hasil produksi dalam negeri.
c. Setiap K/L/PD mendukung pencapaian target belanja APBN dan APBD untuk
PDN dengan prioritas produk UKM dan Koperasi.

2. Regulasi Katalog Elektronik


a. Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
Kebijakan ekonomi adalah semua tindakan dan regulasi yang
diterapkan pemerintah suatu negara dalam bidang ekonomi yang meliputi
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, kebijakan produksi, kebijakan
perdagangan mancanegara, kebijakan ketenagakerjaan. Menurut wikipedia
Perdagangan atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau
jasa atau keduanya yang berdasarkan kesepakatan bersama bukan
pemaksaan. Pada masa modern perdagangan dilakukan dengan penukaran
uang. Setiap barang dinilai dengan sejumlah uang. Pembeli akan menukar
barang atau jasa dengan sejumlah uang yang diinginkan penjual. Dalam
perdagangan ada orang yang membuat yang disebut produsen. Kegiatannya
bernama produksi. Jadi, produksi adalah kegiatan membuat suatu barang. Ada
juga yang disebut distribusi. Distribusi adalah kegiatan mengantar barang dari
produsen ke konsumen. Konsumen adalah orang yang membeli barang.
Konsumsi adalah kegiatan menggunakan barang dari hasil produksi.
Pengertian Perdagangan Menurut Pasal 1 angka 1 Perdagangan adalah
tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi Barang dan/atau Jasa di dalam
negeri dan melampaui batas wilayah negara dengan tujuan pengalihan hak
atas Barang dan/atau Jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi.
Kemajuan dunia perdagangan tidak dapat dilepaskan dari
pembangunan di bidang ekonomi yang pelaksanaannya dititikberatkan pada

Modul Katalog Elektronik| 12


sektor industri. Salah satu kendala dalam melakukan pembangunan di
Indonesia khususnya di bidang ekonomi, adalah faktor perangkat hukum yang
masih perlu dikembangkan dan ditegakkan guna mengimbangi kebutuhan
kemajuan masyarakat. Kemajuan dunia perdagangan berikut perangkatnya
meleset meninggalkan perjalanan hukum nasional. Oleh karena itu, dalam era
globalisasi perdagangan, pembangunan hukum di Indonesia diharapkan
mampu mengantisipasi kemajuan di setiap Sektor kehidupan masyarakat.
Menurut Pasal 4 ayat (1) bahwa lingkup perdagangan meliputi:
1. Perdagangan Dalam Negeri;
2. Perdagangan Luar Negeri;
3. Perdagangan Perbatasan, Standarisasi;
4. Perdagangan melalui Sistem Elektronik;
5. perlindungan dan pengamanan Perdagangan;
6. pemberdayaan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah;
7. pengembangan ekspor
8. kerja sama perdagangan internasional;
9. sistem informasi perdagangan;
10. tugas dan wewenang Pemerintah di Bidang perdagangan, komite
perdagangan nasional; dan
11. pengawasan dan penyidikan.
Jasa menurut Pasal 4 ayat (2) selain lingkup pengaturan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) juga diatur Jasa yang dapat diperdagangkan meliputi:
1. Jasa Bisnis;
2. Jasa Distribusi;
3. Jasa Komunikasi;
4. Jasa Pendidikan;
5. Jasa Lingkungan Hidup;
6. Jasa Keuangan;
7. Jasa Konstruksi dan teknik terkait;
8. Jasa Kesehatan dan sosial;
9. Jasa Rekreasi, Kebudayaan;

Modul Katalog Elektronik| 13


10. dan olahraga;
11. Jasa Pariwisata;
12. Jasa Transportasi; dan
13. Jasa Lainnya.
Berdasarkan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Perdagangan terkait dengan Sarana Perdagangan berisi bahwa Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku Usaha secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama mengembangkan saran Perdagangan berupa:
1. Pasar Rakyat
2. Pusat perbelanjaan
3. Toko Swalayan
4. Gudang
5. Perkulakan
6. Pasar Lelang Komoditas
7. Pasar Berjangka Komoditi; atau
8. Sarana Perdagangan lainnya.

b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan


Industri
Dalam mencapai sasaran pembangunan di bidang ekonomi dalam
pembangunan nasional, industri memegang peranan yang menentukan dan
oleh karenanya perlu lebih dikembangkan secara seimbang dan terpadu
dengan meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif serta
mendayagunakan secara optimal seluruh sumber daya alam dan manusia
yang tersedia.

Menurut Pasal 1 angka 1 Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang
mengolah Bahan Baku dan/atau memanfaatkan sumber daya Industri sehingga
menghasilkan Barang yang lebih mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih
tinggi, termasuk jasa industri.

Modul Katalog Elektronik| 14


c. Dalam rangka menjamin kelangsungan proses pembangunan ekonomi jangka
panjang dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan,
Industrian penting namun bukan merupakan tujuan akhir melainkan hanya
merupakan salah satu strategi yang ditempuh untuk mendukung proses
pembangunan ekonomi guna mencapai kemakmuran.
d. Menurut Pasal 1 angka 3 Pemberdayaan Industri adalah kebijakan dan upaya
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang terencana, terarah, dan
terukur untuk memampukan dan memandirikan pelaku Industri secara
partisipatif untuk peningkatan daya saing.
e. Pembangunan Industri diarahkan untuk kemandirian perekonomian nasional,
meningkatkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan peran serta aktif, efisiensi,
produktivitas masyarakat, serta daya saing dalam menghasilkan barang dan
jasa yang semakin bernilai tambah, melalui peningkatan keterkaitan yang
saling memperkuat dan saling menguntungkan antara industri besar, industri
menengah, dan industri kecil.
f. Katalog Elektronik mengumpulkan Pelaku Usaha yang perseorangan atau
Badan Usaha yang bersifat distributor atau produsen. Dalam melakukan
distribusi barang/jasa, distribusi barang dapat dilakukan secara tidak langsung
atau langsung kepada konsumen.

g. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi


Elektronik sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen


dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran
informasi. dalam hal ini teknologi informasi hanya merupakan salah satu
komponen kecil saja sedangkan Komponen lainnya adalah proses dan
prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, dan lain
sebagainya

Modul Katalog Elektronik| 15


Sistem Informasi merupakan suatu rangkaian yang berhubungan erat
dengan unsur tujuan tertentu, mengkoordinasikan kegiatan dan operasi suatu
organisasi dengan cara yang efisien dan yang paling baik, sistem informasi
mempertimbangkan keberhasilan suatu rangkaian sistem daripada
keberhasilan suatu komponen pada unsur rangkaian sistem informasi tersebut.
Menurut Pasal 1 angka 5 Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan
prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan,
mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan,
mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
Menurut Pasal 1 angka 6 Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah
pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan
Usaha, dan/atau masyarakat.
Suatu sistem dapat terdiri dari bagian-bagian sistem atau subsistem,
dengan mempertimbangkan suatu keseluruhan. Batasan dan penghubung
antara subsistem dengan jumlah semua subsistem merupakan keseluruhan
sistem.
Katalog Elektronik adalah sistem yang dibangun sebagai platform pengadaan
barang/jasa Pemerintah dimana pada setiap produk yang ditayangkan terdapat
informasi yang harus dipertanggungjawabkan terhadap Penyedia Katalog
Elektronik yang menayangkan produk tersebut.

h. Peraturan Pemerintah RI Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan


Sistem dan Transaksi Elektronik

Model pembayaran elektronik di Indonesia umumnya menggunakan kartu


kredit atau transfer. Mekanisme transaksi elektronik dengan e-commerce
dimulai dengan adanya penawaran suatu produk tertentu oleh penjual di suatu
website melalui server. Adapun cara transaksi pada e-commerce, permintaan
pelanggan dikirim ke pedagang, kemudian setelah diterima oleh pedagang dan
diverifikasi oleh pedagang, kemudian pelanggan yang melakukan pembayaran

Modul Katalog Elektronik| 16


akan masuk ke server pembayaran. Pembayaran dapat dilakukan melalui kartu
kredit, smart cards, rekening bank, dan sebagainya.1

Menurut Pasal 1 angka 4 Penyelenggara Sistem Elektronik adalah setiap


Orang, penyelenggara negara, Badan Usaha, dan masyarakat yang
menyediakan, mengelola, dan/atau mengoperasikan Sistem Elektronik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama kepada Pengguna Sistem Elektronik
untuk keperluan dirinya dan/ atau keperluan pihak lain.

Menurut Pasal 1 angka 5 Penyelenggara Sistem Elektronik lingkup publik


adalah penyelenggaraan Sistem Elektronik oleh Instansi Penyelenggara
Negara atau institusi yang ditunjuk oleh Instansi Penyelenggara Negara.

Pada regulasi ini, dijelaskan bahwa sistem elektronik adalah


serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,
menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan informasi
elektronik. Dijelaskan pula penyelenggara sistem elektronik adalah setiap
orang, penyelenggara negara, Badan Usaha, dan masyarakat yang
menyediakan, mengelola, dan/atau mengoperasikan Sistem Elektronik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama kepada Pengguna Sistem Elektronik
untuk keperluan dirinya dan/atau keperluan pihak lain.

i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2019 tentang


Perdagangan melalui Sistem Elektronik

Perdagangan melalui sistem Elektronik merupakan salah satu sektor bisnis


yang justru mampu meningkatkan daya pembeli dalam bentuk komputerisasi
dari kegiatan bisnis, di mana kegiatan bisnis dipermudah dan diperluas
jangkauannya dengan menggunakan jaringan internet.

Menurut Pasal 1 angka 6 Pelaku Usaha Perdagangan Melalui Sistem


Elektronik yang selanjutnya disebut Pelaku Usaha adalah setiap orang
perseorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan

1
Dian cita sari, dkk “Perdagangan Elektronik”, (Yayasan Kita Menulis: Sumatera Utara), hal 4

Modul Katalog Elektronik| 17


badan hukum yang dapat berupa Pelaku Usaha Dalam Negeri dan Pelaku
Usaha Luar Negeri dan melakukan kegiatan usaha di bidang PMSE.

Menurut Pasal 4 ayat (1) PMSE dapat dilakukan oleh Pelaku Usaha,
Konsumen, Pribadi, dan instansi penyelenggara negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang selanjutnya disebut para
pihak.

Pasal 9 ayat (1) Para Pihak dalam PMSE harus memiliki, mencantumkan, atau
menyampaikan identitas subyek hukum yang jelas.

Model Interaksi Penjelasan Singkat

Model Business to Business (B2B) Aktivitas bisnis yang melibatkan


pelaku bisnis yang satu dengan
pelaku bisnis yang lain

Model Business to Consumer (B2C) Aktivitas bisnis yang menghadapkan


pelaku bisnis dengan konsumennya
secara langsung

Model Consumer to Consumer (C2C) Aktivitas bisnis yang melibatkan


konsumen dengan konsumen secara
langsung

Model Consumer to Business (C2B) Aktivitas bisnis dimana konsumen


bertindak sebagai penjual sedangkan
perusahaan sebagai pembeli

Model Business to Government Disebut juga model Business to


(B2G) Administration (B2A). Merupakan
aktivitas bisnis di mana pelaku bisnis
menjual layanan, produk, atau
informasi ke pihak pemerintah.

Model Government to Consumer Disebut juga model Government to


(G2C) Citizen. Aktivitas bisnis berupa
layanan pemerintah pada konsumen
pada masyarakatnya.

Model Consumer to Government Aktivitas bisnis yang berupa kegiatan


Consumer (C2G) yang dilakukan oleh
individu/konsumen ke
pemerintah/administrasi publik

Modul Katalog Elektronik| 18


Model Government to Business Model bisnis yang memungkinkan
(G2B) layanan pemerintah pada pelaku
bisnis

Model Government to Government Aktivitas bisnis yang melibatkan dua


(G2G) atau lebih institusi negara yang saling
memberi layanan berupa informasi
atau data.

Menurut Pasal 39 ayat (1) Penawaran secara Elektronik harus memuat


informasi paling sedikit:

a. Spesifikasi Barang dan/atau Jasa;


b. harga Barang dan/atau Jasa yang ditawarkan;
c. persyaratan dalam kesepakatan;
d. mekanisme dan sistem pembayaran serta tenggang waktu pembayaran;
e. mekanisme dan sistem pengiriman Barang dan/atau Jasa;
f. risiko dan kondisi yang tidak diharapkan; dan
g. pembatasan pertanggungjawaban apabila terjadi risiko yang tidak
diharapkan.

Menurut Pasal 43 Penawaran Secara Elektronik Barang dan/atau Jasa


dalam PMSE dapat dilakukan melalui:

a. surat tercatat;
b. email;
c. situs online;
d. media elektronik; atau
e. saluran Komunikasi Elektronik lainnya.

Pada regulasi ini, dijelaskan bahwa perdagangan adalah tatanan kegiatan yang
terkait dengan transaksi Barang dan/atau Jasa di dalam negeri dan melampaui
batas wilayah negara dengan tujuan pengalihan hak atas Barang dan/atau
Jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi. Dijelaskan pula bahwa
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) adalah perdagangan yang
transaksinya dilakukan melalui serangkaian perangkat dan prosedur elektronik.

Modul Katalog Elektronik| 19


j. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2021

Menurut Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 12 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah memperluas peran
serta Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi (UMKK) dalam penyelenggaraan
Katalog Elektronik. LKPP dan/atau Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
memperbanyak pencantuman produk dalam negeri dalam Katalog Elektronik,
Pengelolaan Katalog Elektronik dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah atau LKPP.

k. Peraturan LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Nomor 9 Tahun 2021 tentang Toko Daring dan Katalog Elektronik dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Pada regulasi ini, mengamanatkan bahwa PBJP yang dilakukan dengan


Katalog Elektronik dilakukan agar Pengadaan Barang/Jasa terlaksana dengan
cepat, mudah, transparan, dan tercatat secara elektronik. Sedangkan ruang
lingkupnya yang berkaitan dengan Katalog Elektronik yang dijelaskan pada
regulasi ini meliputi Penyelenggaraan Katalog Elektronik, jenis Katalog
Elektronik, Pelaku dalam Penyelenggaraan Katalog Elektronik. Jenis Katalog
Elektronik terdiri dari Katalog Elektronik Nasional, Katalog Elektronik Sektoral,
dan Katalog Elektronik Lokal. Pelaku dalam penyelenggaraan Katalog
Elektronik terdiri dari Kepala LKPP, Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
Daerah, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pengadaan, dan Penyedia
Katalog Elektronik.

Modul Katalog Elektronik| 20


l. Keputusan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 122 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Katalog Elektronik.

Regulasi ini merupakan peraturan turunan dari Pasal 13 Peraturan


Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun
2021 tentang Toko Daring dan Katalog Elektronik dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang mengatur tentang Penyelenggaraan Katalog
Elektronik mengenai Tugas dan kewenangan LKPP untuk menetapkan tata
cara penyelenggaraan Katalog Elektronik.

Pada regulasi ini, dijelaskan tentang tata cara penyelenggaraan Katalog


Elektronik Nasional, Katalog Elektronik Sektoral, dan Katalog Elektronik Lokal
serta petunjuk e-Purchasing Katalog, pencantuman barang/jasa pada Katalog
Elektronik, pembaruan informasi dan penambahan produk, monitoring dan
evaluasi penyelenggaraan Katalog Elektronik, dan terkait Ketentuan Umum
Syarat dan Ketentuan Penyedia Katalog Elektronik.

m. Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan,


Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah

Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor
yang terdampak dari bertumbuhnya sistem perdagangan di Indonesia. UMKM
memiliki kontribusi yang besar bagi perekonomian suatu negara. Menurut
World Bank, UMKM berkontribusi 60% terhadap Gross Domestic Product
(GDP) Indonesia. UMKM bahkan menjadi salah satu sektor yang membantu
pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan.

Menurut Pasal 1 angka 1 Koperasi adalah badan usaha yang


beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Modul Katalog Elektronik| 21


Menurut Pasal 1 angka 2 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

n. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 24 tahun 2021 tentang


Perikatan untuk Pendistribusian Barang Oleh Distributor atau Agen

o. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 22/M-DAG/PER/3/2016 tentang


Ketentuan Umum Distribusi

Salah satu bidang ekonomi yang penting berkaitan dengan pencapaian


kesejahteraan adalah bidang dagang atau perdagangan, yaitu bidang kegiatan
yang berkaitan dengan produksi dan distribusi barang dan atau jasa kebutuhan
masyarakat dengan imbalan. kegiatan dagang atau perdagangan
menghubungkan pihak produsen sebagai pelaku usaha dengan masyarakat
sebagai konsumen, sehingga masyarakat dapat memperoleh kebutuhannya
dan pelaku usaha dapat memperoleh keuntungan ekonomis.2

Menurut Pasal 1 angka 2 Distribusi adalah kegiatan penyaluran Barang


secara langsung atau tidak langsung kepada konsumen.

Dalam kelancaran pendistribusian, pelaku Distribusi diharuskan


mempunyai sistem yang saling terkait dan memiliki fungsi untuk
mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mendistribusikan informasi
secara relevan dalam manajemen pola distribusi dimana informasi tersebut

2
Janus Sidabalok, Hukum Perdagangan (Perdagangan Nasional dan Perdagangan Internasional), (Jakarta:
Yayasan Kita Menulis), halaman 2

Modul Katalog Elektronik| 22


dapat dijangkau dan berguna dalam perkembangan dan pembaruan informasi
barang.

Menurut Pasal 2 Distribusi Barang yang diperdagangkan di dalam negeri


dapat dilakukan secara tidak langsung atau secara langsung kepada
konsumen.

p. Pengertian Perdagangan

Kebijakan ekonomi adalah semua tindakan dan regulasi yang


diterapkan pemerintah suatu negara dalam bidang ekonomi yang meliputi
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, kebijakan produksi, kebijakan
perdagangan mancanegara, kebijakan ketenagakerjaan.3 Menurut wikipedia
Perdagangan atau Perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau
jasa atau keduanya yang berdasarkan kesepakatan bersama bukan
pemaksaan. Pada masa modern perdagangan dilakukan dengan penukaran
uang. Setiap barang dinilai dengan sejumlah uang. Pembeli akan menukar
barang atau jasa dengan sejumlah uang yang diinginkan penjual. Dalam
perdagangan ada orang yang membuat yang disebut produsen. Kegiatannya
bernama produksi. Jadi, produksi adalah kegiatan membuat suatu barang. Ada
juga yang disebut distribusi. Distribusi adalah kegiatan mengantar barang dari
produsen ke konsumen. Konsumen adalah orang yang membeli barang.
Konsumsi adalah kegiatan menggunakan barang dari hasil produksi. 4

Sebagaimana dirumuskan pada Pasal 1457 KUHPerdata, jual-beli


adalah suatu perjanjian dengan mana salah satu pihak (penjual) mengikatkan
diri untuk menyerahkan kebendaan dan pihak lain (pembeli) mengikatkan diri
untuk membayar harganya. kewajiban pokok penjual adalah menyerahkan
barang yang dijual dan menjamin ketentraman pembeli menikmatinya,
sedangkan kewajiban pokok pembeli adalah membayar harganya.

3
Erny Amriani Asmin, Kebijakan Ekonomi dan Perdagangan Internasional, (Bogor : Universitas Djuanda Bogor,
tahun), hal 29
4
Fithri Azizah, Perdagangan yang Adil dalam Islam, (

Modul Katalog Elektronik| 23


q. Jenis Perdagangan

Menurut Pasal 1 angka 29 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018


tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 pengertian Barang adalah
setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak, maupun tidak
bergerak, yang tidak dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh pengguna barang.

Menurut Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Jasa dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu Pasal
1 angka 31 Jasa Konsultansi adalah jasa layanan, profesional yang
membutuhkan keahlian tertentu di berbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir dan Pasal 1 angka 31 Jasa Lainnya adalah
jasa non konsultansi atau jasa yang membutuhkan peralatan, metodologi
khusus, dan/atau keterampilan dalam suatu sistem tata kelola yang telah
dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu Pekerjaan.

Dalam perkembangannya Barang/Jasa yang diperdagangkan semakin


beragam variasi nya selaras dengan kebutuhan masyarakat yang semakin
banyak, itu sebabnya perlunya pengklasifikasian lebih rinci terhadap
barang/jasa yang diperdagangkan. Pengklasifikasian tersebut melalui aktivitas
ekonomi Barang/jasa yang dilakukan dengan mempelajari fenomena ekonomi
atau perilaku satuan-satuan ekonomi yang sistematis. Hal ini sebagai dasar
Pemerintah melakukan penyusunan pembagiaan klasifikasi berkaitan dengan
barang/jasa. Berangkat dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang
Statistik dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik
Nasional (SSN) Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan instansi
pemerintah dan masyarakat untuk membangun pembakuan konsep, definisi,
klasifikasi, dan ukuran-ukuran.

Modul Katalog Elektronik| 24


Klasifikasi aktivitas ekonomi dalam bentuk pembakuan konsep, definisi,
klasifikasi, dan ukuran-ukuran merupakan salah satu pengklasifikasian atau
pengkategorian Barang/Jasa yang disebut dengan Klasifikasi Baku Komoditas
Indonesia (KBKI), Tujuan utama penyusunan KBKI adalah menyediakan
kerangka kerja untuk membuat perbandingan statistik secara internasional,
nasional, dan regional berkaitan dengan barang, sekaligus untuk
pengembangan klasifikasi lebih lanjut

Klasifikasi Baku Komoditas Indonesia 2012 (KBKI 2012), merupakan


penjabaran sampai dengan 10 (sepuluh) digit KBKI 2010 yang mencakup
komoditas barang. KBKI 2012 menyajikan uraian mengenai hasil produksi yang
rinci dan lengkap dari hasil pertanian, pertambangan, energi, industri, yang
banyak digunakan untuk menyusun dan mentabulasikan sistem neraca
nasional, statistik perdagangan dalam negeri dan luar negeri, pengeluaran
konsumsi, statistik harga-harga, dan lainnya.

KBKI 2012 dibatasi pada pengkodean komoditas barang yang disajikan


secara terstruktur mulai dari Seksi kode 1 (satu) digit, Divisi kode 2 (dua) digit,
Kelompok kode 3 (tiga) digit, Kelas kode 4 (empat) digit, Subkelas kode 5 (lima)
digit, Kelompok Komoditas kode 6-7 digit dan Komoditas kode 8-10 digit.

Kegunaan KBKI itu sendiri sebagai Kerangka kerja dalam membuat


perbandingan secara internasional, nasional, dan regional, serta
pengembangan berbagai jenis statistik yang berkaitan dengan komoditas
barang, KBKI untuk studi transaksi barang dan sebagai dasar pengembangan
daftar barang untuk tujuan khusus seperti statistik harga-harga.

r. Distribusi Barang
1) Pengertian Distribusi Barang

Menurut Pasal 7 ayat 1 Undang- Undang No 7 Tahun 2014 tentang


Perdagangan bahwa Distribusi Barang yang diperdagangkan di dalam
negeri secara tidak langsung atau langsung kepada konsumen dapat

Modul Katalog Elektronik| 25


dilakukan melalui Pelaku Usaha Distribusi. Menurut Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia Nomor 22/M-DAG/PER/3/2016 Tentang
Ketentuan Umum Distribusi Barang.

Pada Pasal 2 KUH Dagang disebutkan bahwa pedagang


(Kooplieden) adalah mereka yang melakukan perbuatan perdagangan
sebagai pekerjaannya sehari-hari. Pada Pasal 3 KUH Dagang
disebutkan perbuatan dagang (koophandel) adalah membeli barang
untuk dijual kembali, dalam jumlah banyak atau sedikit, masih bahan
atau sudah jadi, atau hanya untuk disewakan pemakaiannya.

Berdasarkan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012


tentang Perdagangan terkait dengan Sarana Perdagangan berisi bahwa
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku Usaha secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama mengembangkan saran
Perdagangan berupa:

1. Pasar Rakyat
2. Pusat perbelanjaan
3. Toko Swalayan
4. Gudang
5. Perkulakan
6. Pasar Lelang Komoditas
7. Pasar Berjangka Komoditi; atau
8. Sarana Perdagangan lainnya.

s. Katalog Elektronik
Pada Tahun 2022 Katalog Elektronik bertransformasi menjadi
kemudahan mendaftar dan tidak lagi hanya membuka Pelaku Usaha
dengan rantai pasok terdekat atau produsen, distributor dan agen. Adapun
Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi (UMKK) Menurut Peraturan Pemerintah
RI Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Modul Katalog Elektronik| 26


Katalog Elektronik mengumpulkan berbagai macam Penyedia dari
latar belakang statusnya salah satu tujuannya untuk mengumpulkan
penyedia Lokal untuk berperan dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.

Pada regulasi ini, terkait Katalog Elektronik tertuang pada pasal 1,


pasal 19, pasal 38, pasal 65, pasal 66, pasal 72, pasal 74A, pasal 80.
Dalam regulasi tersebut dijelaskan bahwa katalog elektronik merupakan
salah satu sistem dalam metode pemilihan e-purchasing, dalam
penyusunan spesifikasi teknis/KAK dimungkinkan penyebutan merek salah
satunya terhadap barang/jasa yang tercantum dalam Katalog Elektronik.

Komitmen Prioritas Penggunaan Barang/Jasa Usaha Mikro, Kecil dan


Koperasi tidak hanya pencantuman Barang/Jasa nya namun diatur pula
pada Keputusan Kepala Nomor 122 Tahun 2022 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Katalog Elektronik bahwa Apabila nilai paket pengadaan
barang/jasa dengan nilai pagu anggaran sampai dengan
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) maka PPK/PP memilih
Penyedia dengan Kualifikasi Usaha Kecil atau Koperasi untuk barang/jasa
yang dibutuhkan yang tersedia pada Katalog Elektronik.

3. JENIS KATALOG ELEKTRONIK

Pengelola Katalog Elektronik Kepala LKPP/Menteri/Kepala Pemerintah


Daerah sebagai Katalog Elektronik Nasional/Sektoral/Lokal adapun tugas
Pengelola Katalog Elektronik yaitu melaksanakan persiapan pencantuman
barang/jasa dalam katalog elektronik, dan terdapat sanksi yang berhubungan
dengan Katalog Elektronik terhadap perbuatan atau tindakan bagi pelaku
pengadaan yang tidak sesuai dengan regulasi tentang Katalog Elektronik.

Modul Katalog Elektronik| 27


Katalog Elektronik yang digunakan pada Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dapat dibedakan menjadi:

Gambar 1 Jenis Katalog Elektronik

a. Katalog Elektronik Nasional

Katalog Elektronik Nasional merupakan katalog elektronik yang disusun


dan dikelola oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP) untuk produk yang bersifat umum kebutuhan secara nasional. Contoh
Katalog Elektronik Nasional: alat penerang jalan PDN, alat laboratorium,
kendaraan bermotor, peralatan pendidikan, dll. Barang/Jasa apa saja yang
tercantum pada Katalog Elektronik Nasional dapat dilihat pada website
https://e-katalog.lkpp.go.id.

Modul Katalog Elektronik| 28


Gambar 2 Nama Produk dalam Katalog Elektronik Nasional

b. Katalog Elektronik Sektoral

Katalog Elektronik Sektoral merupakan Katalog Elektronik yang disusun


dan dikelola oleh Kementerian/Lembaga. Katalog Elektronik Sektoral memuat
informasi barang/jasa teknis dan produk inovasi. Informasi barang/jasa inovasi
tercantum dalam Katalog Elektronik Sektoral inovasi yaitu Badan Riset dan
Inovasi Nasional.

Contoh Katalog Elektronik Sektoral:

● Kementerian Kesehatan: fasilitas kesehatan, obat


● Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: buku nonteks, peralatan
pendidikan sektoral
● Badan Nasional Penanggulangan Bencana: logistik kebencanaan,
peralatan kebencanaan, tenda kebencanaan

Barang/Jasa apa saja yang tercantum pada Katalog Elektronik Sektoral


dapat dilihat pada website https://e-katalog.lkpp.go.id.

Modul Katalog Elektronik| 29


Gambar 3 Nama Produk dalam Katalog Elektronik Sektoral

c. Katalog Elektronik Lokal

Katalog Elektronik Lokal merupakan katalog elektronik yang disusun


dan dikelola oleh Pemerintah Daerah yang mengutamakan Produk lokal
dan/atau Penyedia lokal pada Daerah Pengelola Katalog Elektronik Daerah.

Contoh Katalog Elektronik Lokal:

● Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat: alat tulis kantor Kabupaten


Aceh Barat, Aspal Kabupaten Aceh Barat, Bahan Material Kabupaten Aceh
Barat, dll.
● Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung: alat tulis kantor Kabupaten
Bandung, jasa kebersihan Kabupaten Bandung, bahan material
Kabupaten Bandung.
● Pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya: makanan dan minuman
Kabupaten Jayawijaya, pakaian dinas dan kain tradisional Kabupaten
Jayawijaya.

Barang/Jasa apa saja yang tercantum pada Katalog Elektronik Lokal


dapat dilihat pada website https://e-katalog.lkpp.go.id.

Modul Katalog Elektronik| 30


Gambar 4 Nama Produk dalam Katalog Elektronik Lokal

Produk yang telah tercantum pada Katalog Elektronik Nasional/Katalog


Elektronik Sektoral/Katalog Elektronik Lokal dapat dibeli oleh seluruh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah, kecuali Barang/Jasa pada fitur iklan
Katalog dan/atau diatur lain dalam keputusan Penelaahan Produk, sehingga
untuk Produk yang ditayangkan pada Katalog Elektronik pada semua pengelola
dapat dibeli oleh semua lintas Pengelola. Jenis Barang/Jasa yang tayang pada
Katalog Elektronik terdiri dari Produk Lokal dengan TKDN, Produk Lokal Tanpa
TKDN, Produk Impor Tanpa TKDN. Produk dengan kandungan TKDN adalah
Tingkat Komponen Dalam Negeri yang besarnya dihitung dari komponen dalam
negeri pada barang, jasa atau gabungan barang dan jasa.

Pemanfaatan Produk Dalam Negeri mengacu pada Pasal 4 huruf b


Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 bahwa tujuan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah adalah meningkatkan penggunaan produk dalam
negeri. tujuan tersebut merupakan upaya untuk menggerakan pertumbuhan dan
memberdayakan industri yang ada di Indonesia. Katalog Elektronik memiliki

Modul Katalog Elektronik| 31


fungsi sebagai repositori produk atau jasa baik dari sisi demand driven maupun
supply driven untuk membentuk link and match antara penyedia barang dengan
pengguna. Katalog Elektronik menjadi salah satu instrumen yang potensial dalam
mendukung pemanfaatan Barang/Jasa barang/jasa dan memfasilitasi tiap
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah secara tepat tanpa tahapan yang
sangat panjang.

4. MANFAAT KATALOG ELEKTRONIK

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dilakukan dengan


memanfaatkan Katalog Elektronik akan memberikan manfaat bagi
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang diantaranya meliputi :

a. Memberikan kemudahan bagi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah


dalam proses pengadaan barang/jasa.
b. Menjamin kepastian spesifikasi teknis akan barang/jasa yang dilakukan
pengadaannya, dengan harga yang seragam. Dimana penyusunan
spesifikasi teknis barang/jasa dapat dilakukan dengan mengacu pada Katalog
Elektronik.
c. Proses pengadaan barang/jasa dilakukan secara elektronik, sehingga bisa
menghemat penggunaan sumber daya.
d. Seluruh proses transaksi yang telah dilakukan akan terdokumentasi, sehingga
memudahkan proses monitoring dan analisis.
e. Membentuk pasar yang lebih jelas dan terukur.
f. Mempercepat proses penyediaan barang atau jasa di berbagai instansi,
sehingga dapat meningkatkan pelayanan bagi para pemangku kepentingan
(stakeholders).
g. Mempercepat penyerapan anggaran karena proses Pengadaan Barang/Jasa
akan berjalan lebih cepat.
h. Sebagai bentuk transparansi pada seluruh transaksi.

Modul Katalog Elektronik| 32


i. Efisiensi biaya dan waktu waktu proses pemilihan Barang/jasa dari sisi
penyedia barang/jasa dari sisi Penyedia Katalog Elektronik dan Pengguna
PPK/PP.

B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang definisi,
regulasi, jenis, dan manfaat Katalog Elektronik yang telah dipaparkan sebelumnya.
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di bawah ini:
1. Jelaskan secara singkat definisi dan regulasi dari Katalog Elektronik dalam
PBJP!
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-janis Katalog Elektronik dalam PBJP!
3. Sebutkan beberapa manfaat dari Katalog Elektronik dalam PBJP!

C. Rangkuman

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 12 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dimaksud dengan Katalog
Elektronik adalah sistem informasi elektronik yang memuat informasi berupa
daftar, jenis, spesifikasi teknis, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), produk
dalam negeri, produk Standar Nasional Indonesia (SNI), produk industri hijau,
negara asal, harga, Penyedia, dan informasi lainnya terkait barang/jasa. Regulasi
tentang Katalog Elektronik yaitu:

1. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Modul Katalog Elektronik| 33


2. Peraturan LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 9 Tahun 2021 tentang Toko Daring dan Katalog Elektronik dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
3. Keputusan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 122 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Katalog
Elektronik.
Jenis Katalog Elektronik, yaitu:
1. Katalog Elektronik Nasional
2. Katalog Elektronik Sektoral
3. Katalog Elektronik Lokal

Manfaat Katalog Elektronik dalam PBJP diantaranya:

1. Memberikan kemudahan bagi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah


dalam proses pengadaan barang/jasa.
2. Menjamin kepastian spesifikasi teknis akan barang/jasa yang dilakukan
pengadaannya, dengan harga yang seragam. Dimana penyusunan
spesifikasi teknis barang/jasa dapat dilakukan dengan mengacu pada
Katalog Elektronik.
3. Proses pengadaan barang/jasa dilakukan secara elektronik, sehingga bisa
menghemat penggunaan sumber daya.
4. Seluruh proses transaksi yang telah dilakukan akan terdokumentasi,
sehingga memudahkan proses monitoring dan analisis.
5. Membentuk pasar yang lebih jelas dan terukur.
6. Mempercepat proses penyediaan barang atau jasa di berbagai instansi,
sehingga dapat meningkatkan pelayanan bagi para pemangku kepentingan
(stakeholders).
7. Mempercepat penyerapan anggaran karena proses Pengadaan
Barang/Jasa akan berjalan lebih cepat.
8. Meminimalisir praktik kecurangan dan korupsi karena seluruh transaksi
bisa dilihat oleh siapapun dan bersifat transparan.

Modul Katalog Elektronik| 34


9. Efisiensi biaya dan waktu waktu proses pemilihan Barang/jasa dari sisi
penyedia barang/jasa dari sisi Penyedia Katalog Elektronik dan Pengguna
PPK/PP.

D. Evaluasi Materi Pokok


Pilihlah Salah Satu Jawaban yang Tepat!
1. Salah satu inovasi yang dilakukan LKPP dalam Katalog Elektronik, yaitu
memangkas bisnis proses pendaftaran Penyedia Katalog Elektronik menjadi
lebih pendek, yaitu
A. Pendaftaran dan Mini Kompetisi
B. Penelaahan Produk dan Penayangan
C. Pendaftaran dan Penayangan
D. Pengusulan dan Mini Kompetisi

2. Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah merencanakan, mengalokasikan,


merealisasikan…nilai anggaran belanja barang/jasa untuk menggunakan
produk UKM dan Koperasi dari hasil produksi dalam negeri.
A. paling sedikit 25%
B. paling banyak 30%
C. paling sedikit 40%
D. paling sedikit di atas 40%

3. Jasa keamanan Kabupaten Bogor termasuk jenis Katalog Elektronik….


A. Lokal
B. Sektoral
C. Riil
D. Nasional

4. Salah satu manfaat dari adanya Katalog Elektronik dalam PBJP yaitu….
A. Memudahkan proses pelaksanaan tender
B. Monitoring kontrak payung dapat terkendali dan dapat dilakukan
perubahan kontrak

Modul Katalog Elektronik| 35


C. Mempercepat proses pemberian penjelasan
D. Seluruh proses transaksi yang telah dilakukan akan terdokumentasi

5. Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) yang dikeluarkan oleh


Kementerian Perindustrian termasuk jenis Katalog Elektronik….
A. Lokal
B. Sektoral
C. Riil
D. Nasional

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti
Anda telah memahami materi pokok 2. Tetapi bila tingkat penguasaan anda
anda masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 2
terutama bagian yang belum anda kuasai.

Modul Katalog Elektronik| 36


BAB III
PELAKU DALAM PENYELENGGARAAN KATALOG ELEKTRONIK

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti


pembelajaran, peserta dapat menjelaskan tugas dan
kewenangan dari pelaku dalam penyelenggaraan
katalog elektronik

A. Uraian Materi

Penyelenggaraan Katalog Elektronik memerlukan Pelaku Pengadaan


dalam Penyelenggaraan Katalog Elektronik. Pelaku dalam penyelenggaraan
Katalog Elektronik adalah para pihak yang terlibat langsung dalam proses
pengadaan secara E-Purchasing Katalog. Para Pelaku tersebut dibagi menjadi
5, yaitu:
1. Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Adapun tugas dan kewenangan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP) dalam penyelenggaraan
Katalog Elektronik meliputi:
a. Pengembangan dan pembinaan Katalog Elektronik, Kepala LKPP
melalui Direktorat Pengembangan Sistem Katalog melakukan
pembinaan kepada Katalog Nasional/Sektoral/Lokal. Pengembangan
yang dilakukan seperti penyusunan kebijakan, pengembangan aplikasi,
melakukan pembinaan dari segi kebijakan maupun bimbingan teknis
penggunaan Katalog Elektronik sebagai user.
b. Pengelolaan Katalog Elektronik Nasional meliputi:
1) menetapkan persyaratan barang/jasa dan Penyedia Katalog;
2) menyetujui pencantuman barang/jasa;
3) mengenakan dan mencabut sanksi kepada Penyedia Katalog; dan
4) melakukan monitoring dan evaluasi.

Modul Katalog Elektronik| 37


c. pembinaan terhadap pengelolaan Katalog Elektronik Sektoral dan
Katalog Elektronik Lokal meliputi:
1) memberikan persetujuan pengelolaan Katalog Elektronik Sektoral
dan Katalog Elektronik Lokal;
2) memberikan pendampingan, monitoring dan evaluasi terhadap
pengelolaan Katalog Elektronik Sektoral dan Katalog Elektronik
Lokal; dan
3) mengenakan sanksi terhadap pengelola Katalog Elektronik Sektoral
dan Katalog Elektronik Lokal.
d. menetapkan tata cara penyelenggaraan Katalog Elektronik.

Tugas dan kewenangan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah dapat dimandatkan sebagian atau seluruhnya
kepada pejabat pimpinan tinggi madya di lingkungan Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

2. Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah


Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah dapat melakukan
Pengelolaan Katalog Elektronik Sektoral/Lokal sesuai dengan
kewenangannya. Melakukan pembinaan kepada Penyedia Katalog
Sektoral/Lokal pada saat pencantuman barang/jasa sampai dengan
monitoring-evaluasi Katalog Elektronik.
a. Menteri/Pimpinan Lembaga
Tugas dan kewenangan Menteri/Pimpinan lembaga dalam pengelolaan
Katalog Elektronik Sektoral meliputi:
1) Menetapkan persyaratan barang/jasa dan Penyedia Katalog;
2) Menyetujui pencantuman barang/jasa;
3) Mengenakan dan mencabut sanksi kepada Penyedia Katalog; dan
4) Melakukan monitoring dan evaluasi.
Tugas dan kewenangan Menteri/Pimpinan lembaga tersebut
dapat dimandatkan sebagian atau seluruhnya kepada pejabat pimpinan

Modul Katalog Elektronik| 38


tinggi madya yang mempunyai kewenangan pengelolaan pengadaan
barang/jasa dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

b. Kepala Daerah
Tugas dan kewenangan Kepala Daerah dalam pengelolaan
Katalog Elektronik Lokal meliputi:
1) Menetapkan persyaratan barang/jasa dan Penyedia Katalog;
2) Menyetujui pencantuman barang/jasa;
3) Mengenakan dan mencabut sanksi kepada Penyedia Katalog; dan
4) Melakukan monitoring dan evaluasi.
Pelaksanaan tugas dan kewenangan Kepala Daerah dapat
dimandatkan sebagian atau seluruhnya kepada:
1) Untuk provinsi kepada pimpinan tinggi madya; atau
2) Untuk kabupaten/kota kepada pimpinan tinggi pratama, yang
mempunyai kewenangan pengelolaan pengadaan barang/jasa dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

3. Pejabat Pembuat Komitmen


Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
Pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah. PPK dapat melakukan
E-Purchasing pada aplikasi Katalog Elektronik dengan nilai paling sedikit di
atas 200.000.000 Juta.
Pejabat Pembuat Komitemen melakukan pembuatan paket pada proses
E-Purchasing Katalog dengan terlebih dahulu melakukan persiapan yaitu
menyusun rencana pengadaan barang/jasa sampai dengan melaksanakan
e- purchasing Katalog dengan metode Negosiasi Harga/ Mini
Kompetisi/Competitive Catalogue

Modul Katalog Elektronik| 39


Dalam aplikasi Katalog Elektronik PPK melakukan pembuatan paket
pengadaan dalam proses E-Purchasing Katalog, melakukan perikatan surat
pesanan, sampai dengan penilaian kepada kinerja Penyedia Katalog
Elektronik.

4. Pejabat Pengadaan
Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/pejabat
fungsional/personil yang bertugas melaksanakan Pengadaan Langsung,
Penunjukan Langsung, dan/atau E-purchasing. Pejabat Pengadaan dapat
melakukan E-Purchasing pada aplikasi Katalog Elektronik dengan nilai
paling banyak 200.000.000 Juta.
Pejabat Pengadaan melakukan pembuatan paket pada proses E-
Purchasing Katalog dengan terlebih dahulu melakukan persiapan yaitu
menyusun rencana pengadaan barang/jasa sampai dengan melaksanakan
e- purchasing Katalog dengan metode Negosiasi Harga/ Mini
Kompetisi/Competitive Catalogue

5. Penyedia Katalog
Penyedia Katalog Elektronik adalah Badan Usaha atau Perorangan
yang dapat menginputkan Barang/Jasa pada Katalog Elektronik dengan
mendaftar terlebih dahulu pada akun SPSE dan mengisi aplikasi SIKaP.
Penyedia melakukan penginputan produk sesuai dengan Pengumuman
Pendaftaran Penyedia yang disediakan oleh Pengelola Katalog
Nasional/Sektoral/Lokal dan melayani pembeliaan PP/PPK.
Penyedia katalog bertanggung jawab atas:
a. Seluruh informasi barang/jasa dan substansi lainnya yang ditawarkan
dan diunggah pada Katalog Elektronik;
b. Pelaksanaan surat pesanan E-purchasing Katalog;
c. Kesesuaian informasi barang/jasa yang diunggah pada Katalog
Elektronik dengan yang dikirimkan ke Pejabat Pembuat
Komitmen/Pejabat Pengadaan; dan

Modul Katalog Elektronik| 40


d. Tindak lanjut laporan dan pengaduan barang/jasa yang diunggah pada
Katalog Elektronik dan dikirimkan ke Pejabat Pembuat
Komitmen/Pejabat Pengadaan.
e. Penyedia Katalog Elektronik yang mencantumkan produk pada Katalog
Elektronik wajib mematuhi syarat dan ketentuan sebagai Penyedia
Katalog diantaranya melalui Penawaran produk oleh Penyedia untuk
ditayangkan di Katalog Elektronik atau hasil Kontrak Payung Katalog
Elektronik.
f. Pelaku Distribusi dalam kegiatan perdagangan Menurut Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 22/M-
DAG/PER/3/2016 Tentang Ketentuan Umum Distribusi Barang meliputi
dari:
1) Pelaku Usaha adalah setiap orang perseorangan warga negara
Indonesia atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau
bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan dalam
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan
2) Pelaku Usaha Distribusi adalah Pelaku Usaha yang menjalankan
kegiatan Distribusi Barang di dalam negeri
3) Produsen adalah perusahaan yang berbentuk perorangan atau
badan hukum yang memproduksi Barang
4) Distributor adalah Pelaku Usaha Distribusi yang bertindak atas
namanya sendiri dan atas penunjukan dari Produsen atau
supplier atau Importir berdasarkan perjanjian untuk melakukan
kegiatan pemasaran Barang.
5) Sub Distributor adalah Pelaku Usaha Distribusi yang bertindak
atas penunjukkan dari Distributor berdasarkan perjanjian untuk
melakukan kegiatan pemasaran Barang
6) Agen adalah Pelaku Usaha Distribusi yang bertindak sebagai
perantara untuk dan atas nama pihak yang menunjuknya

Modul Katalog Elektronik| 41


berdasarkan perjanjian untuk melakukan kegiatan pemasaran
Barang.
7) Sub Agen adalah Pelaku Usaha Distribusi yang bertindak
sebagai perantara untuk dan atas nama Agen yang menunjuknya
berdasarkan perjanjian untuk melakukan kegiatan pemasaran
Barang.
8) Grosir adalah Pelaku Usaha Distribusi yang menjual berbagai
macam Barang dalam partai besar dan tidak secara eceran
9) Perkulakan adalah Grosir yang berbentuk toko dengan sistem
pelayanan mandiri.
10) Pengecer adalah Pelaku Usaha Distribusi yang kegiatan
pokoknya memasarkan Barang secara langsung kepada
konsumen.
11) Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang
perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan
ciri khas usaha dalam rangka memasarkan Barang dan/atau jasa
yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau
digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
12) importir adalah perorangan atau badan usaha yang melakukan
Perdagangan dengan cara mengeluarkan Barang atau jasa dari
luar ke dalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
13) Penjualan langsung secara satu tingkat (single level marketing)
adalah penjualan barang tertentu yang tidak melalui jaringan
pemasaran berjenjang.
14) Penjualan Langsung secara multi tingkat (Multi level marketing)
adalah penjualan barang tertentu melalui jaringan pemasaran
berjenjang yang dikembangkan oleh penjual langsung yang
bekerja atas dasar komisi dan/atau bonus berdasarkan hasil
penjualan barang kepada konsumen.

Modul Katalog Elektronik| 42


15) Hak Distribusi Eksklusif adalah hak untuk mendistribusikan
barang yang dimiliki oleh hanya satu perusahaan dalam wilayah
Indonesia yang didapat dari perjanjian secara langsung maupun
tidak langsung dengan pemilik hak distribusi merek dagang atau
dari kepemilikan atas merek dagang.
16) Toko Swalayan adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri
yang menjual berbagai jenis Barang secara eceran kepada
Konsumen dengan label harga yang sudah ditetapkan.

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia


Nomor 24 Tahun 2021 tentang Perikatan untuk Pendistribusian Barang
Oleh Distributor atau Agen Produsen di dalam negeri dapat menunjuk
Pelaku Usaha Distribusi untuk mendistribusikan Barang kepada
Pengecer Pelaku Usaha tersebut terdiri dari: Distributor, Distributor
Tunggal, Agen, dan Agen Tunggal. Penunjukan dapat dilakukan oleh
Prinsipal Produsen, Prinsipal Supplier berdasarkan persetujuan dari
Prinsipal Produsen, perusahaan Penanaman modal asing yang
bergerak di bidang perdagangan sebagai Distributor atau; kantor
perwakilan perusahaan perdagangan asing.

Pendistribusian sangat erat kaitannya terhadap rantai pasok,


jaringan rantai pasok yang dirancang dengan kompleks akan membuat
penjualan menjadi berjalan dengan efisien. tujuan rantai pasok adalah
melaksanakan pengadaan dan penyaluran barang dengan baik, dan
merupakan jaringan lembaga yang terkait dalam kegiatannya. 5

Menurut Chopra dan Meindhl bahwa manajemen rantai pasok


adalah keterpaduan antara perencanaan, koordinasi, dan kendali
seluruh proses dan aktivitas bisnis dalam rantai pasok untuk memenuhi
kebutuhan konsumen dengan biaya yang paling rendah. Rantai pasok

5
Indrajit dan Djokopranoto, 2002

Modul Katalog Elektronik| 43


lebih ditekankan pada segi aliran dan transformasi produk, aliran
informasi dan keuangan dari tahapan bahan baku sampai pada
pengguna akhir atau end user.

Dalam proses manajemen rantai pasok terdapat tanggung jawab


dari segi arus material yang melibatkan pergerakan produk mentah dari
suplier ke konsumen dan juga dari konsumen yang dikembalikan atau
retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan, Arus Informasi
yang berisi tentang prediksi permintaan, informasi perpindahan barang,
dan juga pembaruan status barang yang telah terkirim maupun belum
terkirim, dan terakhir dari Arus Finansial terdapat kegiatan pembayaran,
akur perkreditan, penjadwalan pembayaran hingga persetujuan
kepemilikan. alur informasi yang akurat dan bergerak dengan mudah di
antara mata rantai, serta pergerakan barang yang efektif dan efisien
menjadi faktor kunci keberhasilan dalam manajemen rantai pasok.

Sistem distribusi dapat melalui peramalan kebutuhan, dimana


inisiatif dan penggerak aktivitas distribusi berasal dari produsen yang
dinamakan sistem distribusi dorong (push system) dan Sistem distribusi
tarik (pull system) yang berdasarkan permintaan pelanggan dan
penggerak aktivitas produksi dan distribusi berasal dari konsumen.

B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang pelaku
dalam penyelenggaraan Katalog Elektronik yang telah dipaparkan
sebelumnya. Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-
hal di bawah ini:
Jelaskan secara singkat tugas dan kewenangan dari pelaku dalam
penyelenggaraan Katalog Elektronik berikut!

1. Kepala LKPP;
2. Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah;

Modul Katalog Elektronik| 44


3. Pejabat Pembuat Komitmen;
4. Pejabat Pengadaan; dan
5. Penyedia Katalog.

C. Rangkuman

Pelaku yang terlibat dalam penyelenggaraan Katalog Elektronik yaitu:

1. Kepala LKPP;
2. Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah;
3. Pejabat Pembuat Komitmen;
4. Pejabat Pengadaan; dan
5. Penyedia Katalog.

Masing-masing pelaku yang terlibat mempunyai tugas dan kewenangannya


masing-masing seperti yang telah dijelaskan dalam uraian materi.

D. Evaluasi Materi Pokok


Pilihlah Salah Satu Jawaban yang Tepat!
1. Salah satu tugas dan kewenangan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dalam pengelolaan Katalog Elektronik Nasional
yaitu….
A. Menetapkan tata cara penyelenggaraan Katalog Elektronik
B. Pembinaan terhadap penyedia Katalog Elektronik
C. Melakukan E-Purchasing paling sedikit di atas 200juta
D. Mengenakan dan mencabut sanksi kepada Penyedia Katalog

2. Tugas yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dalam


penyelenggaraan Katalog Elektronik yaitu….
A. Menetapkan tata cara penyelenggaraan Katalog Elektronik
B. Pembinaan terhadap penyedia Katalog Elektronik
C. Melakukan E-Purchasing paling sedikit di atas 200 juta
D. Mengenakan dan mencabut sanksi kepada Penyedia Katalog

Modul Katalog Elektronik| 45


3. Kementerian ABC akan membeli kendaraan operasional untuk Jabatan
Tinggi Pratama melalui Katalog Elektronik dengan nilai 600juta Rupiah,
maka pelaku yang dapat melakukan pembelian kendaraan operasional
tersebut yaitu:
A. Kepala Lembaga
B. Kuasa Pengguna Anggaran
C. Pejabat Pengadaan
D. Pejabat Pembuat Komitmen

4. Pelaksanaan tugas dan kewenangan Kepala Daerah dalam pengelolaan


Katalog Elektronik dapat dimandatkan sebagian atau seluruhnya. Untuk
kabupaten/kota, pengelolaan Katalog Elektronik dari Kepala Daerah dapat
dimandatkan kepada….
A. Pimpinan Tinggi Madya
B. Pimpinan Tinggi Pratama
C. Kelompok Kerja Pemilihan
D. Pejabat Pengadaan

5. Perhatikan penyataan-pernyataan berikut:


a. Pelaksanaan surat pesanan E-Purchasing Katalog Elektronik
b. Melakukan E-Purchasing paling banyak 200juta
c. Kesesuain informasi barang/jasa yang diunggah pada Katalog
Elektronik
d. Tindak lanjut laporan dan pengaduan barang/jasa yang diunggah pada
Katalog Elektronik
e. Melakukan monitoring dan evaluasi pada Katalog Elektronik
Berdasarkan penyataan-pernyataan tersebut manakah yang merupakan
tanggung jawab dari penyedia Katalog Elektronik….
A. a,c,d
B. b,c,e
C. c,d,e

Modul Katalog Elektronik| 46


D. d,e,a
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti


Anda telah memahami materi pokok 3. Tetapi bila tingkat penguasaan anda
anda masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok V
terutama bagian yang belum anda kuasai

Modul Katalog Elektronik| 47


BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Gambaran umum katalog elektronik yang merupakan salah satu materi pada
Program Pelatihan Katalog Elektronik, dalam materi ini peserta dapat
meningkatkan pengetahuan tentang definisi, regulasi, jenis, dan manfaat katalog
elektronik serta pelaku pengembangan katalog elektronik. Katalog elektronik
merupakan salah satu Sistem Informasi dalam Sistem Pengadaan secara
elektronik yang dibangun dan dikembangkan oleh LKPP. Katalog elektronik dapat
berupa katalog elektronik nasional, katalog elektronik sektoral, dan katalog
elektronik lokal sehingga dibutuhkan adanya kerja sama dari
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dalam pengelolaan katalog elektronik.
Pengelolaan katalog elektronik tentunya membutuhkan Sumber Daya Manusia
yang kompeten di bidang Pengadaan Barang/Jasa, sehingga diharapkan para
pihak yang terlibat dalam Pengadaan Barang/Jasa dapat mengikuti dan
mempelajari materi yang berhubungan dengan katalog elektronik.

B. Implikasi

Setelah mempelajari modul ini, para peserta pelatihan dapat menjelaskan atau
menerangkan dan menambah pengetahuan tentang definisi, regulasi, jenis, dan
manfaat katalog elektronik serta pelaku pengembangan katalog elektronik.

C. Tindak Lanjut

Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang gambaran


umum Katalog Elektronik maka setelah mempelajari modul ini peserta dapat
memperdalam materi dengan mengikuti pelatihan lanjutan/pelatihan kompetensi
lainnya serta mempelajari berbagai referensi yang berkaitan dengan materi
dimaksud.

Modul Katalog Elektronik| 48


KUNCI JAWABAN

A. Bab II: Materi Definisi, Regulasi, Jenis, dan Manfaat Katalog Elektronik
1. C
2. C
3. A
4. D
5. B

B. Bab III: Materi Pelaku dalam Penyelenggaraan Katalog Elektronik


1. D
2. C
3. D
4. B
5. A

Modul Katalog Elektronik| 49


DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan


Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, Koperasi

Peraturan LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9


Tahun 2021 tentang Toko Daring dan Katalog Elektronik dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

Keputusan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor


122 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Katalog Elektronik.

Keputusan Kepala LKPP Nomor 44 Tahun 2022 tentang Penetapan Persetujuan


Pengelola Katalog Elektronik Sektoral.

Modul Katalog Elektronik| 50


GLOSARIUM

Katalog Elektronik : Sistem informasi elektronik yang memuat informasi berupa


daftar, jenis, spesifikasi teknis, Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN), produk dalam negeri, produk Standar
Nasional Indonesia (SNI), produk industri hijau, negara asal,
harga, Penyedia, dan informasi lainnya terkait barang/jasa

Katalog Elektronik : Katalog elektronik yang disusun dan dikelola oleh Lembaga
Nasional Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)

Katalog Elektronik : Katalog elektronik yang disusun dan dikelola oleh


Sektoral Kementerian/Lembaga

Katalog Elektronik : katalog elektronik yang disusun dan dikelola oleh


Lokal Pemerintah Daerah

Pejabat Pembuat : Pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk


Komitmen mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja
negara/anggaran belanja daerah

Pejabat : Pejabat administrasi/pejabat fungsional/personil yang


Pengadaan bertugas melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan
Langsung, dan/atau E-purchasing

Pelaku dalam : Para pihak yang terlibat langsung dalam proses pengadaan
Penyelenggaraan secara E-Purchasing Katalog
Katalog Elektronik

Modul Katalog Elektronik| 51

Anda mungkin juga menyukai