Gambaran Umum Perencanaan
Gambaran Umum Perencanaan
GAMBARAN UMUM
WILAYAH PERENCANAAN
2.1. Umum
Balikpapan adalah sebuah kota di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Letak
astronomis Balikpapan berada di antara 1,0 LS–1,5 LS dan 116,5 BT–117,5 BT dengan
luas sekitar 503,3 km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makassar
Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara
2.2.1 Iklim
A. Curah Hujan
Curah hujan tahunan Kota Balikpapan historikal 1991-2020 memiliki rentang
2200 hingga 2400 mm yang ditunjukkan dengan sebaran warna kuning hingga
merah. Pola sebaran curah hujan tahunan historikal 1991-2020 Kota Balikpapan
dari hulu ke hilir menunjukkan peningkatan curah hujan. Hal ini ditandai
dengan sebaran warna kuning berada pada daerah pesisir dan sebaran warna
jingga hingga merah berada di daerah perbukitan Kota Balikpapan (Balikpapan
Barat dan Balikpapan Utara). Curah hujan Kota Balikpapan diproyeksikan
mengalami peningkatan secara merata. Sebaran curah hujan Kota Balikpapan
meningkat dari rentang 2200-2400 mm, dimasa depan diproyeksi memiliki
rentang 2500-2800 mm dengan sebaran pola tinggi hujan tetap.
Halaman 1 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Halaman 2 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Curah hujan musiman Kota Balikpapan berada dikisaran 750 – 450 mm. Curah hujan
tertinggi historikal tahun 1991- 2020 terdapat pada bulan MAM (Maret, April dan Mei)
yang ditunjukkan dengan warna yang lebih biru dibandingkan dengan bulannya
lainnya. Curah hujan musiman pada bulan SON (September, Oktober, dan November)
lebih rendah dibandingkan dengan bulan lainnya ditunjukkan dengan warna yang
semakin merah. Hal ini menunjukkan puncak musim hujan Kota Balikpapan berada
pada musim MAM dan puncak musim kemarau pada musim SON.
Halaman 3 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Halaman 4 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Halaman 5 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Halaman 6 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Dari sisi topografis sebagian besar wilayah Kota Balikpapan berada pada kemiringan
lereng antara 15-40% yaitu seluas seluas 21.305,57 Ha atau 42,33% dari luas wilayah
keseluruhan. Tabel 2.2 berikut ini menunjukkan rincian luas wilayah Kota Balikpapan
berdasarkan kelerengan.
Tabel 2. 2 Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci Menurut Kelerengan
Kelas Lereng Luas Wilayah
No
(%) (Ha) (%)
Halaman 7 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Halaman 8 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
2.2.3 Hidrologi
Potensi hidrologi yang terdapat di Kota Balikpapan meliputi air tanah dan air
permukaan (sungai). Potensi air tanah di Kota Balikpapan termasuk dalam
klasifikasi cukup baik. Sesuai dengan kondisi topografi dan fisiografi wilayah
yang berbukit, menyebabkan pola aliran air tanah yang terbentuk mengalir dari
arah wilayah bagian utara menuju ke arah wilayah bagian selatan kota.
Adanya keterbatasan penyediaan air bersih PDAM menyebabkan masih banyak
penduduk yang menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Penggunaan air tanah yang berlebihan tersebut dikhawatirkan akan
mengganggu potensi air tanah yang ada, sehingga dapat mengakibatkan intrusi
air laut, salinasi, dan penurunan muka air tanah.
Sungai-sungai yang terdapat dalam wilayah Kota Balikpapan pada umumnya
adalah sungai-sungai kecil, pendek, serta sempit. Sungai yang panjang dan
agak lebar, antara lain:
Tabel 2. 3 Luas Catchment Area dan Debit Sungai di Kota Balikpapan
Debit
No Sungai Luas (Ha)
(m3/det)
1 Sungai Somber Utara 242,22 20,0
2 Sungai Somber Selatan 193,50 16,0
3 Sungai Klandasan Kecil 107,64 8,0
4 Sungai Klandasan Besar 755,72 61,0
5 Sungai Sepinggan Kecil 93,47 6,0
6 Sungai Sepinggan Besar 2.145,30 118,0
7 Sungai Batakan Kecil A 121,58 9,0
8 Sungai Batakan Kecil B 115,15 8,0
9 Sungai Batakan Besar 205,50 14,0
10 Sungai Manggar Kecil 1.077,10 *
Sumber: DIKPLHD Kota Balikpapan, 2020
Pada saat ini di Kota Balikpapan telah terjadi kasus intrusi laut dan salinasi, yaitu
di wilayah sekitar Sungai Wain Besar, Sungai Somber, dan Sungai Manggar
Besar.
Di samping potensi air sungai, Kota Balikpapan juga memiliki potensi air
permukaan berupa waduk, yaitu Waduk Manggar yang terdapat di bagian timur
kota. Waduk Manggar digunakan sebagai sumber air bersih Kota Balikpapan
Halaman 9 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
dengan kapasitas 500 liter/detik, namun saat ini baru dapat memenuhi 56%
kebutuhan air bersih penduduk kota.
2.2.4 Morfologi
Secara morfologis Kota Balikpapan terdiri dari 85% kawasan perbukitan dengan
jenis tanah podsolik merah kuning yang memiliki karakter topsoil tipis, struktur
tanah mudah tererosi. Sedangkan 15% lainnya merupakan daerah dataran
yang terletak di sepanjang pantai timur dan selatan wilayah Kota Balikpapan
dengan jenis tanah umumnya adalah alluvial.
2.2.5 Geologi
Jenis tanah yang ada di Kota Balikpapan terbagi menjadi 5 (lima) jenis yang
diantaranya adalah aluvial, marin, fluvio marin, volkan, tektonik/ struktural.
Adapun di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai masing-masing jenis
tanah yang ada di Kota Balikpapan.
a. Tanah pada Group Aluvial
Berdasarkan bentuk tanah, satuan tanah ini merupakan dataran
aluvial yang dominan (50-75%), terjadi pada kelerengan 1-3%
dengan bahan induk "Aluvium".
b. Tanah pada Group Marin
Bentukan lahannya berupa dataran pasang surut lumpur,
mempunyai kelerengan < 1% dengan bahan induk aluvium. Jenis
tanah ini umumnya terdapat disekitar Sungai Wain Besar dan
Somber.
c. Tanah pada Group Fluvio Marin
Ada 2 (jenis tanah) pada group ini yaitu:
Halaman 10 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Halaman 11 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Halaman 12 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Halaman 13 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
2.3. Kependudukan
Dalam kurun waktu 2016 sampai dengan 2020 persebaran penduduk Kota Balikpapan
terkonsentrasi pada wilayah Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan Selatan dan
Balikpapan Barat. Namun bila melihat pertumbuhan penduduknya Wilayah Balikpapan
Utara dan Selatan meningkat signifikan di tahun 2018 sampai dengan 2020. Hal seiring
dengan rencana pengembangan kota baru di wilayah Karang Joang di wilayah
Kecamatan Balikpapan Utara dan pengembangan kawasan perumahan di wilayah
Kecamatan Balikpapan selatan. Sehingga persebaran penduduk terbanyak di wilayah
Kecamatan Balikpapan Utara, Selatan dan Tengah.
Penduduk Kota Balikpapan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2016,
tumbuh sebesar 1,11% dan terus tumbuh hingga mencapai pertumbuhan sebesar
3,96% di tahun 2020 dengan jumlah sebesar 697.079 jiwa. Data tersebut secara rata-
rata selama tahun 2016-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 2,66%.
Halaman 14 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Jika ditelusuri lebih lanjut, jumlah penduduk di Kota Balikpapan dipengaruhi oleh
banyaknya penduduk migrasi ke Balikpapan, bahkan proporsi penduduk yang datang
lebih banyak dibandingkan penduduk yang lahir. Tingginya migrasi ke Kota Balikpapan
perlu antisipasi oleh Pemerintah Kota Balikpapan, terlebih dengan adanya rencana
pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Provinsi Kalimantan Timur yang secara
signifikan juga akan mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk ke Balikpapan.
Antisipasi tersebut meliputi berbagai faktor, baik faktor sosial, lingkungan, maupun
infrastruktur.
Tabel 2. 4 Jumlah Penduduk Lahir dan Datang Serta Presentasenya Terhadap Total
Penduduk di Kota Balikpapan Tahun 2016-2020
%Kelahiran %Pendatang
Terhadap Terhadap
Tahun Lahir Datang
Total Total
Penduduk Penduduk
Dari sisi kelompok usia, penduduk yang dominan berada di Kota Balikpapan
adalah usia produktif, yaitu sebesar 88% dari total penduduk pada tahun 2020
Halaman 15 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Berdasarkan jenis kelamin, pada tahun 2016 hingga 2020, penduduk yang dominan
berada di Kota Balikpapan adalah penduduk laki-laki. Seperti pada tahun 2020, jumlah
penduduk laki-laki sebesar 51% dari total penduduk (352.802 orang), sedangkan
untuk penduduk perempuan hanya 49% dari total penduduk (335.516 orang).
Halaman 16 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
2.4. Jalan
Total panjang jalan kota adalah sepanjang 501,18 km sesuai Keputusan Walikota
Balikpapan Nomor: 188.45-415/2016 tentang Penetapan Ruas Jalan Sebagai Jalan
Kota Balikpapan. Berdasarkan survei kondisi jalan dan jembatan Kota Balikpapan yang
dilakukan oleh DPU Kota Balikpapan tahun 2020 bahwa persentase tertinggi kualitas
jalan Kota Balikpapan terdapat pada kualitas baik sebesar 72,89%.
Tabel 2. 5 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan jalaJalan di Kota Balikpapan
(KM) Tahun 2016-2020
2016 2017 2018 2019 2020
Kualitas
km % Km % Km % Km % Km %
Baik 396,5 79,13 95,39 19,04 288,9 57,65 268,99 53,67 365,31 72,89
8 5
Sedang 85,93 17,15 295,5 58,97 133,2 26,58 150,13 29,96 96,59 19,27
6 4
Rusak 18,66 3,72 58,60 11,69 30,55 6,10 54,44 10,86 38,91 7,76
Rusak Berat - 0,00 51,63 10,30 48,44 9,66 27.61 5,51 0,38 0,08
Jumlah 501,1 100,0 501,1 100,0 501,1 100,0 501,18 100,0 501,18 100,00
8 0 8 0 8 0 0
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2021
Halaman 17 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Masih belum baiknya proses perencanaan juga turut mempengaruhi hal tersebut.
Pembangunan jalan belum didukung oleh suatu sistem perencanaan dan pemrograman
yang akurat karena belum terlaksananya kegiatan updating sistem informasi jalan dan
jembatan. Upaya untuk menerapkan pemanfaatan teknologi informasi berbasis spasial
harus segera dilaksanakan untuk memudahkan stakeholder dalam proses perencanaan
maupun pengawasan.
Tabel 2. 6 Tingkat Kualitas Trotoar dan Jalan di Kota Balikpapan Tahun 2016-2020
Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
Halaman 18 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
1 2016 500 2 -
2 2017 - 5 -
3 2018 - 10 450
4 2019 - 7 -
5 2020 - - 42
Halaman 19 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
2.7. Drainase
Terdapat 86 (delapan puluh enam) saluran atau sungai yang langsung bermuara di
teluk Balikpapan atau di Selat Makasar yang melayani pamatusan kota Balikpapan.
Tidak ada saluran primer drainase buatan yang dibuat khusus untuk mengalirkan air
pematusan dan air buangan keluar daerah perkotaan. Semua saluran primer drainase
yang ada sekarang merupakan saluran alam yang disesuaikan untuk kebutuhan
saluran drainase. Karena berasal dari saluran alam maka sebagian besar trase saluran
berbelok-belok (meandering), baik yang berada pada daerah datar maupun yang
berada pada daerah yang mempunyai kemiringan tinggi.
Jaringan sistem drainase kota Balikpapan belum tertata dengan baik dalam hal hirarki
dan fungsinya. Apabila dilihat dari kondsi fisik saluran yang ada, masih memanfaatkan
saluran yang ada dengan penampang saluran sempit dan tak beraturan serta dipenuhi
tumbuhan liar. Sifat tanah setempat yang rawan terhadap erosi, sehingga mudah
terbentuk alur yang berbelok-belok. Kemiringan curam di daerah hulu dan di daerah
perbukitan mengasilkan kecepatan tinggi (aliran kritis) ditambah dengan
perkembangan kota dengan pembukaan lahan untuk permukiman dengan cara
pengeprasan perbukitan. Hal ini akan berdampak pada lingkungan yaitu meningkatkan
erosi permukaan dan menyebabkan angkutan sedimentasi pada saluran dan sungai
semakin bertambah. Selanjutnya pengendapan sedimen mengakibatkan pendangkalan
sengai dan saluran-saluran alam, sehingga tidak mampu lagi menampung limpasan
hujan.
Tabel 2. 8 Daftar Sungai di Kota Balikpapan
Wilayah
No Nama Sungai Panjang (m)
Administrasi
1 S. Wain Balikpapan Barat 11.200
2 S. Somber Balikpapan Barat 7.100
3 S. Klandasan Kecil Balikpapan Selatan 3.800
4 S. Klandasan Besar/Ampal Balikpapan Selatan 4.900
5. S. Sepinggan Balikpapan Selatan 5.600
6. S. Batakan Kecil Balikpapan Timur 5.100
Halaman 20 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Wilayah
No Nama Sungai Panjang (m)
Administrasi
Kondisi umum saluran/sungai yang ada di Kota Balikpapan adalah sebagai berikut:
1. Sungai-sungai yang ada di wilayah Kota Balikpapan difungsikan sebagai
pembuangan akhir sistem drainase, sebagai saluran primer atau saluran
sekunder.
2. Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem drainase kota belum memadai
ditinjau dari segi jumlah (panjang) saluran yang dibutuhkan, kapasitas saluran
dan kondisi salurannya.
3. Drainase Primer adalah aliran-aliran sungai utama yang ada di Balikpapan
yaitu: Sungai Pandan Sari, Klandasan Kecil, Sungai Klandasan Besar / Ampal,
Sungai Sepinggan, Sungai Batakan, Sungai Manggar Kecil, Sungai Lamaru,
Sungai Ajiraden, Sungai Teritip, Sungai Selok Api.
4. Drainase Sekunder adalah wadah pengaliran dari drainase tersier sebelum ke
drainase Primer. Drainase sekunder tersebut dapat berupa anak-anak sungai
dari drainase primer.
5. Drainase Tersier adalah drainase yang merupakan wadah pengaliran yang
umumnya merupakan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang berada
di lingkungan pemukiman maupun perkotaan.
6. Wilayah perumahan, perkantoran atau pertokoan belum semuanya memiliki
sistem drainase tersier yang baik dan mencukupi untuk menampung dan
mengalirkan limpasan hujan.
Halaman 21 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
Gambar 2. 10 Persentase Panjang Saluran Drainase yang Berfungsi dengan Baik dan
Titik Banjir di Kota Balikpapan Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2021
Halaman 22 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan
sampai wisata belanja. Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) adalah hutan Primer yang
terletak di sebelah Barat-Laut dari pusat kota. Selain berfungsi sebagai tempat riset
tentang tumbuhan dan hewan pulau Kalimantan, hutan ini juga merupakan salah satu
obyek wisata pendidikan dan obyek wisata minat khusus yang sangat menarik. Selain
HLSW, obyek wisata lain unggulan lain yang terdapat dikota ini adalah : Pantai
berpasir putih Manggar Segara Sari; Hutan Mangrove; dan Kawasan Wisata Pendidikan
Lingkungan Hidup - "enclosure" Beruang madu. Sistem penataan "enclosure" Beruang
madu yang sedemikian ini menjadikan Kota Balikpapan sebagai: Satu-satunya Kota di
Dunia yang memiliki Beruang madu yang hidup di "enclosure" yang menyerupai habitat
aslinya.
Seiring telah berdirinya beberapa mall dan pusat perbelanjaan di Kota Balikpapan
maka dapat dipastikan Balikpapan telah menjadi tempat tujuan wisata belanja utama
di Kalimantan Timur. Kategori wisata belanja merupakan kelompok wisata yang paling
banyak dikunjungi oleh masyarakat, yaitu sekitar 85,4 %, kemudian kelompok wisata
alam menjadi kelompok wisata yang diminati berikutnya sekitar 7,98 % dari total
pengunjung. Kelompok wisata yang paling sedikit pengunjungnya adalah wisata
bangunan unik, yaitu Wisata Kampung Atas Air dan Kilang Minyak Pertamina.
Jumlah pengunjung Pasar Inpres Kebun Sayur menunjukkan peningkatan yang cukup
besar mencapai 30,23%, sedangkan tingkat kunjungan wisata yang relatif minim di
Hutan Mangrove Margomulyo dan Aagro Wisata Km. 23. Hal ini, menunjukkan,
perlunya peningkatan publikasi wisata, khususnya di wisata alam. Jumlah timbulan
sampah yang dihasilkan dari Pasar Inpres dan dibuang ke TPA mengalami penurunan
sebesar 40,5% karena adanya pengelolaan timbulan sampah dengan pemisahan
sampah organik dan anorganik bekerjasama dengan Bank Sampah di wilayah sekitar.
Halaman 23 | B a b - 2