Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan


SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

GAMBARAN UMUM
WILAYAH PERENCANAAN
2.1. Umum
Balikpapan adalah sebuah kota di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Letak
astronomis Balikpapan berada di antara 1,0 LS–1,5 LS dan 116,5 BT–117,5 BT dengan
luas sekitar 503,3 km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makassar
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara

2.2. Karakteristik Fisik Dasar

2.2.1 Iklim
A. Curah Hujan
Curah hujan tahunan Kota Balikpapan historikal 1991-2020 memiliki rentang
2200 hingga 2400 mm yang ditunjukkan dengan sebaran warna kuning hingga
merah. Pola sebaran curah hujan tahunan historikal 1991-2020 Kota Balikpapan
dari hulu ke hilir menunjukkan peningkatan curah hujan. Hal ini ditandai
dengan sebaran warna kuning berada pada daerah pesisir dan sebaran warna
jingga hingga merah berada di daerah perbukitan Kota Balikpapan (Balikpapan
Barat dan Balikpapan Utara). Curah hujan Kota Balikpapan diproyeksikan
mengalami peningkatan secara merata. Sebaran curah hujan Kota Balikpapan
meningkat dari rentang 2200-2400 mm, dimasa depan diproyeksi memiliki
rentang 2500-2800 mm dengan sebaran pola tinggi hujan tetap.

Halaman 1 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

Gambar 2. 1 Peta Curah Hujan Kota Balikpapan Tahunan Historikal 1991-2020

Halaman 2 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

Curah hujan musiman Kota Balikpapan berada dikisaran 750 – 450 mm. Curah hujan
tertinggi historikal tahun 1991- 2020 terdapat pada bulan MAM (Maret, April dan Mei)
yang ditunjukkan dengan warna yang lebih biru dibandingkan dengan bulannya
lainnya. Curah hujan musiman pada bulan SON (September, Oktober, dan November)
lebih rendah dibandingkan dengan bulan lainnya ditunjukkan dengan warna yang
semakin merah. Hal ini menunjukkan puncak musim hujan Kota Balikpapan berada
pada musim MAM dan puncak musim kemarau pada musim SON.

Halaman 3 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

Gambar 2. 2 Peta Curah Hujan Kota Balikpapan Musiman Historikal 1991-2020

Halaman 4 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

B. Suhu Kota Balikpapan


Sebaran suhu Kota Balikpapan berada dikisaran 27°C hingga 29°C, warna
semakin merah menunjukkan suhu yang semakin tinggi, sedangkan warna
kuning menunjukkan suhu yang semakin rendah. Kecamatan Balikpapan Kota,
Kecamatan Balikpapan Tengah, dan Kecamatan Balikpapan Selatan memiliki
suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Sebaran suhu
udara model CSIRO tahun 2021-2050 mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan sebaran suhu 1991- 2020. Sebaran suhu udara model MIROC tahun
2021-2050 tidak terdapat perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan
sebaran suhu 1991-2020.

Halaman 5 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

Gambar 2. 3 Peta Suhu Kota Balikpapan Tahunan Historikal 1991-2020

Halaman 6 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

2.2.2 Kemiringan Lereng


Secara umum Kota Balikpapan berada pada ketinggian 0 sampai 100 meter di atas
permukaan laut. Klasifikasi terbesar yaitu berada pada ketinggian 20-100 mdpl dengan
luas 20.090,57 ha atau 51,66 % dari luas wilayah, ketinggian >10-20 mdpl seluas
17.260 ha atau 34,17% dari luas wilayah dan ketinggian 0-10 mdpl seluas 6.980 Ha
atau 13 % dari luas wilayah. Berikut tabel luas wilayah Kota Balikpapan dirinci menurut
topografi. (ketinggian).
Tabel 2. 1 Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci Menurut Topografi (Ketinggian)
Luas Wilayah
No Ketinggian (MDPL)
(Ha) (%)

1. 0-10 6.980,00 13,86

2. >10-20 17.260,00 34,29

3. >20-100 26.090,57 51,85

Jumlah 50.330,57 100


Sumber: RISPAM Kota Balikpapan, 2021

Dari sisi topografis sebagian besar wilayah Kota Balikpapan berada pada kemiringan
lereng antara 15-40% yaitu seluas seluas 21.305,57 Ha atau 42,33% dari luas wilayah
keseluruhan. Tabel 2.2 berikut ini menunjukkan rincian luas wilayah Kota Balikpapan
berdasarkan kelerengan.
Tabel 2. 2 Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci Menurut Kelerengan
Kelas Lereng Luas Wilayah
No
(%) (Ha) (%)

1 0-2 7.050,00 14.01

2 > 2-15 3.325,00 6.61

3 > 15-40 21.305,57 42.33

4 > 40 18.650,00 37.05

Jumlah 50.330,57 100


Sumber: RISPAM Kota Balikpapan, 2021

Untuk mengetahui kondisi kelerengan Kota Balikpapan berikut merupakan visualisasi


dari kondisi kelerengan Kota Balikpapan dalam bentuk peta kelerengan.

Halaman 7 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

Gambar 2. 4 Peta Kelerengan Kota Balikpapan

Halaman 8 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

2.2.3 Hidrologi
Potensi hidrologi yang terdapat di Kota Balikpapan meliputi air tanah dan air
permukaan (sungai). Potensi air tanah di Kota Balikpapan termasuk dalam
klasifikasi cukup baik. Sesuai dengan kondisi topografi dan fisiografi wilayah
yang berbukit, menyebabkan pola aliran air tanah yang terbentuk mengalir dari
arah wilayah bagian utara menuju ke arah wilayah bagian selatan kota.
Adanya keterbatasan penyediaan air bersih PDAM menyebabkan masih banyak
penduduk yang menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Penggunaan air tanah yang berlebihan tersebut dikhawatirkan akan
mengganggu potensi air tanah yang ada, sehingga dapat mengakibatkan intrusi
air laut, salinasi, dan penurunan muka air tanah.
Sungai-sungai yang terdapat dalam wilayah Kota Balikpapan pada umumnya
adalah sungai-sungai kecil, pendek, serta sempit. Sungai yang panjang dan
agak lebar, antara lain:
Tabel 2. 3 Luas Catchment Area dan Debit Sungai di Kota Balikpapan
Debit
No Sungai Luas (Ha)
(m3/det)
1 Sungai Somber Utara 242,22 20,0
2 Sungai Somber Selatan 193,50 16,0
3 Sungai Klandasan Kecil 107,64 8,0
4 Sungai Klandasan Besar 755,72 61,0
5 Sungai Sepinggan Kecil 93,47 6,0
6 Sungai Sepinggan Besar 2.145,30 118,0
7 Sungai Batakan Kecil A 121,58 9,0
8 Sungai Batakan Kecil B 115,15 8,0
9 Sungai Batakan Besar 205,50 14,0
10 Sungai Manggar Kecil 1.077,10 *
Sumber: DIKPLHD Kota Balikpapan, 2020

Pada saat ini di Kota Balikpapan telah terjadi kasus intrusi laut dan salinasi, yaitu
di wilayah sekitar Sungai Wain Besar, Sungai Somber, dan Sungai Manggar
Besar.
Di samping potensi air sungai, Kota Balikpapan juga memiliki potensi air
permukaan berupa waduk, yaitu Waduk Manggar yang terdapat di bagian timur
kota. Waduk Manggar digunakan sebagai sumber air bersih Kota Balikpapan

Halaman 9 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

dengan kapasitas 500 liter/detik, namun saat ini baru dapat memenuhi 56%
kebutuhan air bersih penduduk kota.
2.2.4 Morfologi
Secara morfologis Kota Balikpapan terdiri dari 85% kawasan perbukitan dengan
jenis tanah podsolik merah kuning yang memiliki karakter topsoil tipis, struktur
tanah mudah tererosi. Sedangkan 15% lainnya merupakan daerah dataran
yang terletak di sepanjang pantai timur dan selatan wilayah Kota Balikpapan
dengan jenis tanah umumnya adalah alluvial.

2.2.5 Geologi

Jenis tanah yang ada di Kota Balikpapan terbagi menjadi 5 (lima) jenis yang
diantaranya adalah aluvial, marin, fluvio marin, volkan, tektonik/ struktural.
Adapun di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai masing-masing jenis
tanah yang ada di Kota Balikpapan.
a. Tanah pada Group Aluvial
Berdasarkan bentuk tanah, satuan tanah ini merupakan dataran
aluvial yang dominan (50-75%), terjadi pada kelerengan 1-3%
dengan bahan induk "Aluvium".
b. Tanah pada Group Marin
Bentukan lahannya berupa dataran pasang surut lumpur,
mempunyai kelerengan < 1% dengan bahan induk aluvium. Jenis
tanah ini umumnya terdapat disekitar Sungai Wain Besar dan
Somber.
c. Tanah pada Group Fluvio Marin
Ada 2 (jenis tanah) pada group ini yaitu:

1. Bentukan lahannya berupa dataran estuarin sepanjang


muara sungai/pantai dengan kelerengan < 1% dan bahan
induk aluvium. Tanah ini umumnya terdapat di kanan kiri
sepanjang Sungai Manggar Besar.
2. Bentukan lahannya berupa dataran fluvio marin dengan
kelerengan < 1% dan bahan induknya adalah aluvium. Jenis
tanah ini terdapat di sepanjang pantai yang menghadap
Selat Makassar.

Halaman 10 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

d. Tanah pada Group Volkan


Bentukan lahannya berupa bahan induk volkan. Tanah pada group
volkan setara dengan regosol. Tanah ini berada di pantai di
Balikpapan Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Kutai
Kertanegara.
e. Tanah pada Group Tektonik/ Struktural
Pada tanah group tektonik, jenis tanah di bagi menjadi menjadi 5
jenis, yaitu:

1. Bentukan lahannya berupa dataran tektonik berombak agak


tertoreh dengan bentuk relief berombak berkisar antara 3-8%
dan bahan induknya batu liat dan batu pasir. Lokasi
penyebarannya adalah di pusat kota tepatnya Kecamatan
Balikpapan Selatan, Tengah dan Barat yang berbatasan
langsung dengan Teluk Balikpapan.

2. Bentukan lahannya berupa dataran tektonik bergelombang,


agak tertoreh dan relief bergelombang berkisar antara 8-15%.
Bahan induk batu liat dan batu gamping. Penyebarannya
meliputi Kecamatan Balikpapan Utara seperti di Kelurahan
Muara Rapak, Kelurahan Gunung Samarinda, Kelurahan Batu
Ampar dan Kelurahan Karang Joang.

3. Bentukan lahannya berupa dataran bergelombang cukup


tertoreh dengan relief bergelombang 15-30% dan bahan
induknya berupa batuliat dan batupasir. Penyebarannya
disekitar Bangun Reksa, Karang Joang dan Manggar.

4. Bentukan lahannya berupa dataran tektonik bergelombang


cukup tertoreh dengan relief berbukit kecil (15-30%) dengan
bahan induk batuliat dan batupasir. Penyebarannya terutama di
Kecamatan Balikpapan Barat dan sebagian kecil di Balikpapan
Utara.

5. Bentukan lahannya berupa perbukitan paralel lipatan, sangat


tertoreh dengan relief berbukit 15-30% dan bahan induknya
berupa batu liat, batu pasir dan batu gamping. Penyebarannya

Halaman 11 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

di Karang Joang Km 15. Karena bahan induknya, adalah batu


liat dan batu gamping maupun batupasir yang dominan, maka
jenis tanah ini setara dengan jenis tanah Podsolik Merah
Kuning.

Halaman 12 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

Gambar 2. 5 Peta Jenis Tanah Kota Balikpapan

Halaman 13 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

2.3. Kependudukan
Dalam kurun waktu 2016 sampai dengan 2020 persebaran penduduk Kota Balikpapan
terkonsentrasi pada wilayah Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan Selatan dan
Balikpapan Barat. Namun bila melihat pertumbuhan penduduknya Wilayah Balikpapan
Utara dan Selatan meningkat signifikan di tahun 2018 sampai dengan 2020. Hal seiring
dengan rencana pengembangan kota baru di wilayah Karang Joang di wilayah
Kecamatan Balikpapan Utara dan pengembangan kawasan perumahan di wilayah
Kecamatan Balikpapan selatan. Sehingga persebaran penduduk terbanyak di wilayah
Kecamatan Balikpapan Utara, Selatan dan Tengah.

Gambar 2. 6 Jumlah Penduduk Kota Balikpapan Berdasarkan Kecamatan Tahun


2016-2020
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan, 2020

Penduduk Kota Balikpapan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2016,
tumbuh sebesar 1,11% dan terus tumbuh hingga mencapai pertumbuhan sebesar
3,96% di tahun 2020 dengan jumlah sebesar 697.079 jiwa. Data tersebut secara rata-
rata selama tahun 2016-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 2,66%.

Halaman 14 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

Gambar 2. 7 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kota Balikpapan Tahun 2016-2020


Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan

Jika ditelusuri lebih lanjut, jumlah penduduk di Kota Balikpapan dipengaruhi oleh
banyaknya penduduk migrasi ke Balikpapan, bahkan proporsi penduduk yang datang
lebih banyak dibandingkan penduduk yang lahir. Tingginya migrasi ke Kota Balikpapan
perlu antisipasi oleh Pemerintah Kota Balikpapan, terlebih dengan adanya rencana
pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Provinsi Kalimantan Timur yang secara
signifikan juga akan mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk ke Balikpapan.
Antisipasi tersebut meliputi berbagai faktor, baik faktor sosial, lingkungan, maupun
infrastruktur.

Tabel 2. 4 Jumlah Penduduk Lahir dan Datang Serta Presentasenya Terhadap Total
Penduduk di Kota Balikpapan Tahun 2016-2020
%Kelahiran %Pendatang
Terhadap Terhadap
Tahun Lahir Datang
Total Total
Penduduk Penduduk

2016 29.201 14.394 4,72% 2,33%

2017 19.211 18.142 3,03% 2,87%

2018 20.095 13.499 3,09% 2,08%

2019 19.044 12.218 2,84% 1,82%

2020 10.366 13.165 1,49% 1,89%


Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan

Dari sisi kelompok usia, penduduk yang dominan berada di Kota Balikpapan
adalah usia produktif, yaitu sebesar 88% dari total penduduk pada tahun 2020

Halaman 15 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

(612.000 orang). Sedangkan, untuk kelompok usia balita hanya 8% dan 4%


untuk lansia.

Gambar 2. 8 Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Di Kota


Balikpapan Tahun 2020
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan

Berdasarkan jenis kelamin, pada tahun 2016 hingga 2020, penduduk yang dominan
berada di Kota Balikpapan adalah penduduk laki-laki. Seperti pada tahun 2020, jumlah
penduduk laki-laki sebesar 51% dari total penduduk (352.802 orang), sedangkan
untuk penduduk perempuan hanya 49% dari total penduduk (335.516 orang).

Gambar 2. 9 Jumlah Penduduk Kota Balikpapan Berdasarkan Gender Tahun 2016-


2020
Sumber: BPS Kota Balikpapan, 2021

Halaman 16 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

2.4. Jalan
Total panjang jalan kota adalah sepanjang 501,18 km sesuai Keputusan Walikota
Balikpapan Nomor: 188.45-415/2016 tentang Penetapan Ruas Jalan Sebagai Jalan
Kota Balikpapan. Berdasarkan survei kondisi jalan dan jembatan Kota Balikpapan yang
dilakukan oleh DPU Kota Balikpapan tahun 2020 bahwa persentase tertinggi kualitas
jalan Kota Balikpapan terdapat pada kualitas baik sebesar 72,89%.
Tabel 2. 5 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan jalaJalan di Kota Balikpapan
(KM) Tahun 2016-2020
2016 2017 2018 2019 2020
Kualitas
km % Km % Km % Km % Km %

Baik 396,5 79,13 95,39 19,04 288,9 57,65 268,99 53,67 365,31 72,89
8 5

Sedang 85,93 17,15 295,5 58,97 133,2 26,58 150,13 29,96 96,59 19,27
6 4

Rusak 18,66 3,72 58,60 11,69 30,55 6,10 54,44 10,86 38,91 7,76

Rusak Berat - 0,00 51,63 10,30 48,44 9,66 27.61 5,51 0,38 0,08

Jumlah 501,1 100,0 501,1 100,0 501,1 100,0 501,18 100,0 501,18 100,00
8 0 8 0 8 0 0
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2021

Indikator lainnya yang digunakan untuk melihat tingkat kualitas aksesibilitas


infrastruktur jalan adalah persentase panjang trotoar yang telah memenuhi standar
dan persentase kemantapan jalan. Indikator terkait trotoar menunjukkan grafik
peningkatan yang cukup baik. Pada tahun 2016, indikator ini berada diangka 7,29%.
Mengalami peningkatan yang signifikan di tahun 2017 menjadi 10,58%. Hingga tahun
2020, persentase panjang trotoar yang telah memenuhi standar mencapai 14,98%.
Adapun terkait dengan persentase kemantapan jalan masih mengalami fluktuasi
angka. Pada tahun 2016, persentasenya sebesar 96,28%. Angka ini mengalami
peningkatan menjadi 96,86% pada tahun 2017, lalu mengalami penurunan pada tahun
2018 menjadi 83,76%. Pada tahun selanjutnya angka ini kembali meningkat, hingga
mencapai 86,79% pada tahun 2020.
Terkait dengan persentase kemantapan jalan memang masih terdapat beberapa ruas
jalan yang belum dalam kondisi yang ideal. Beberapa ruas jalan tidak memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada aspek kecepatan, yang disebabkan oleh
kemacetan/kelebihan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) pada ruas jalan dimaksud.

Halaman 17 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

Masih belum baiknya proses perencanaan juga turut mempengaruhi hal tersebut.
Pembangunan jalan belum didukung oleh suatu sistem perencanaan dan pemrograman
yang akurat karena belum terlaksananya kegiatan updating sistem informasi jalan dan
jembatan. Upaya untuk menerapkan pemanfaatan teknologi informasi berbasis spasial
harus segera dilaksanakan untuk memudahkan stakeholder dalam proses perencanaan
maupun pengawasan.
Tabel 2. 6 Tingkat Kualitas Trotoar dan Jalan di Kota Balikpapan Tahun 2016-2020
Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

Persentase panjang trotoar yang


7,29 10,58 12,73 14,98 14,98
telah memenuhi standar

Persentase kemantapan jalan 96,28 96,86 83,76 84,06 86,79


Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2021

2.5. Sarana Pengolahan Air Limbah


Untuk pengelolaan air limbah, Kota Balikpapan terus upaya untuk menyediakan
fasilitas pembuangan air limbah yang baik dan meningkatkan lingkungan permukiman
yang bersih, sehat dan nyaman menuju Universal Access Tahun 2019. Sarana dan
prasarana air limbah di Kota Balikpapan terbagi menjadi beberapa sistem yaitu sistem
terpusat dan sistem setempat. Fasilitas pengelolaan air limbah terpusat yang ada di
Kota Balikpapan adalah IPAL skala kawasan di Kelurahan Margasari yang melayani
2.076 Sambungan Rumah (SR). Hal ini mengalami peningkatan dari 1.308 Sambungan
Rumah setelah dilaksanakan pengembangan jaringan yang bersumber dari pendanaan
Hibah Air Limbah SAIIG pada tahun 2016-2018.
Selain IPAL Kawasan, pengelolaan limbah terpusat juga dilakukan melalui sistem IPAL
Komunal dengan jumlah yang terbangun sejak tahun 2006 sampai dengan 2019
sebanyak 53 unit atau 2.603 Sambungan Rumah (SR) dan sumber pendanaan berasal
dari Program Sanimas, SLBM maupun DAK Sanitasi yang dilakukan pengelolaan secara
swadaya oleh masyarakat. Untuk meningkatkan layanan air limbah di Kota Balikpapan
khususnya untuk sistem setempat, Pemerintah Kota Balikpapan telah membangun
tangki septik individu sebanyak 450 unit pada tahun 2018 dengan sumber pendanaan
berasal dari Hibah Air Limbah Setempat (Sanitasi) APBN TA 2018 dan DAK.

Halaman 18 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

Tabel 2. 7 Sarana Prasarana Pengelolaan Air Limbah Di Kota Balikpapan Tahun


2016-2020
Sarana Prasarana Pengelolaan Air Limbah

No Tahun Sambungan IPAL Tangki Septik


Rumah (SR) Komunal yang sesuai
IPAL Terpusat (Unit) dengan SNI

1 2016 500 2 -

2 2017 - 5 -

3 2018 - 10 450

4 2019 - 7 -

5 2020 - - 42

Jumlah 500 24 492


Sumber: Dinas Perumahan dan Permukiman, 2021

2.6. Sarana Persampahan


Pada saat ini pengelolaan sampah di Kota Balikpapan dikelola oleh DKPP. Tapi
sebagian besar sampah masih dibuang secara langsung ke sungai-sungai, ditanam
maupun dibakar. Pengelolaan sampah di Kota Balikpapan, khususnya di kawasan yang
merupakan pusat-pusat perkotaan dilakukan dengan proses berikut :
A. Proses Pengumpulan Sampah
Proses pengumpulan sampah dilakukan baik secara individual maupun secara
komunal melalui bak-bak penampungan yang di sediakan di setiap unit
lingkungan perumahan maupun pada unit kegiatan komersial dan perkantoran.
Proses pengumpulan sampah ini dapat dilakukan dengan sistem door to door
dengan menggunakan gerobak sampah yang selanjutnya dikumpulkan di bak-
bak penampungan yang pelaksanaannya dapat dilakukan oleh masing-masing
unit lingkungan. Proses ini telah berjalan dengan baik, khususnya di lingkungan
perumahan seperti Kompleks Perumahan Pemerintah Kota, Kompleks
Perumahan Balikpapan Baru, Perumahan Korpri, dan lain-lain.
B. Proses Pengangkutan Sampah Ke Tps/Tpa
Proses pengangkutan sampah dilakukan dari bak-bak penampungan ke TPS
atau Transfer Depo, selanjutnya diangkut dengan menggunakan truck/dump
truck menuju TPA. TPA yang masih layak digunakan untuk menampung

Halaman 19 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

sampah buangan rumah tangga di Kota Balikpapan berada di Kelurahan


Manggar Baru.

2.7. Drainase
Terdapat 86 (delapan puluh enam) saluran atau sungai yang langsung bermuara di
teluk Balikpapan atau di Selat Makasar yang melayani pamatusan kota Balikpapan.
Tidak ada saluran primer drainase buatan yang dibuat khusus untuk mengalirkan air
pematusan dan air buangan keluar daerah perkotaan. Semua saluran primer drainase
yang ada sekarang merupakan saluran alam yang disesuaikan untuk kebutuhan
saluran drainase. Karena berasal dari saluran alam maka sebagian besar trase saluran
berbelok-belok (meandering), baik yang berada pada daerah datar maupun yang
berada pada daerah yang mempunyai kemiringan tinggi.
Jaringan sistem drainase kota Balikpapan belum tertata dengan baik dalam hal hirarki
dan fungsinya. Apabila dilihat dari kondsi fisik saluran yang ada, masih memanfaatkan
saluran yang ada dengan penampang saluran sempit dan tak beraturan serta dipenuhi
tumbuhan liar. Sifat tanah setempat yang rawan terhadap erosi, sehingga mudah
terbentuk alur yang berbelok-belok. Kemiringan curam di daerah hulu dan di daerah
perbukitan mengasilkan kecepatan tinggi (aliran kritis) ditambah dengan
perkembangan kota dengan pembukaan lahan untuk permukiman dengan cara
pengeprasan perbukitan. Hal ini akan berdampak pada lingkungan yaitu meningkatkan
erosi permukaan dan menyebabkan angkutan sedimentasi pada saluran dan sungai
semakin bertambah. Selanjutnya pengendapan sedimen mengakibatkan pendangkalan
sengai dan saluran-saluran alam, sehingga tidak mampu lagi menampung limpasan
hujan.
Tabel 2. 8 Daftar Sungai di Kota Balikpapan
Wilayah
No Nama Sungai Panjang (m)
Administrasi
1 S. Wain Balikpapan Barat 11.200
2 S. Somber Balikpapan Barat 7.100
3 S. Klandasan Kecil Balikpapan Selatan 3.800
4 S. Klandasan Besar/Ampal Balikpapan Selatan 4.900
5. S. Sepinggan Balikpapan Selatan 5.600
6. S. Batakan Kecil Balikpapan Timur 5.100

Halaman 20 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

Wilayah
No Nama Sungai Panjang (m)
Administrasi

7. S. Batakan Besar Balikpapan Timur 9.500


8. S. Manggar Kecil Balikpapan Timur 7.200
9. S. Manggar Besar Balikpapan Timur 19.400
10. S. Lamaru Balikpapan Timur 2.300
11. S. Ajiraden Balikpapan Timur 2.100
12. S. Teritip Balikpapan Timur 4.200
13. S. Selok Api Balikpapan Timur 6.700
Sumber: DIKPLHD Kota Balikpapan, 2020

Kondisi umum saluran/sungai yang ada di Kota Balikpapan adalah sebagai berikut:
1. Sungai-sungai yang ada di wilayah Kota Balikpapan difungsikan sebagai
pembuangan akhir sistem drainase, sebagai saluran primer atau saluran
sekunder.
2. Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem drainase kota belum memadai
ditinjau dari segi jumlah (panjang) saluran yang dibutuhkan, kapasitas saluran
dan kondisi salurannya.
3. Drainase Primer adalah aliran-aliran sungai utama yang ada di Balikpapan
yaitu: Sungai Pandan Sari, Klandasan Kecil, Sungai Klandasan Besar / Ampal,
Sungai Sepinggan, Sungai Batakan, Sungai Manggar Kecil, Sungai Lamaru,
Sungai Ajiraden, Sungai Teritip, Sungai Selok Api.
4. Drainase Sekunder adalah wadah pengaliran dari drainase tersier sebelum ke
drainase Primer. Drainase sekunder tersebut dapat berupa anak-anak sungai
dari drainase primer.
5. Drainase Tersier adalah drainase yang merupakan wadah pengaliran yang
umumnya merupakan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang berada
di lingkungan pemukiman maupun perkotaan.
6. Wilayah perumahan, perkantoran atau pertokoan belum semuanya memiliki
sistem drainase tersier yang baik dan mencukupi untuk menampung dan
mengalirkan limpasan hujan.

Halaman 21 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

7. Pemeliharaan saluran kurang mendapat perhatian dari masyarakat sekitarnya.


Hal ini terlihat dari banyaknya pasir dan sampah yang mengurangi fungsi
saluran.
Peningkatan kualitas drainase ini berkorelasi lurus dengan menurunnya titik banjir
di Kota Balikpapan. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Kota Balikpapan, titik
banjir Kota Balikpapan pada tahun 2019 adalah sebanyak 30 titik banjir. Hal
tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan pada tahun 2018 yang titik
banjirnya sebanyak 34 titik. Beberapa kendala yang dihadapi dalam permasalahan
banjir adalah belum terselesaikannya pembebasan lahan untuk kegiatan
normalisasi sungai dan pelebaran drainase sehingga kegiatan belum terlaksana
100%. Namun pada tahun 2020, titik banjir di Kota Balikpapan mengalami
peningkatan menjadi 88 titik.

Gambar 2. 10 Persentase Panjang Saluran Drainase yang Berfungsi dengan Baik dan
Titik Banjir di Kota Balikpapan Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2021

2.8. Sarana Pariwisata


Pariwisata merupakan bisnis siap pakai. Pulau Kalimantan, salah satu pulau yang
dikenal dunia karena hutan-tropisnya dan Balikpapan merupakan bagian didalamnya
berorientasi kota berwawasan lingkungan. Kota Balikpapan sebagai salah satu kota
metropolis di Indonesia menetapkan 52% (lima puluh dua persen) dari luas wilayahnya
merupakan: wilayah hijau, konservasi, preservasi dan hutan lindung.
Kota Balikpapan memiliki potensi pariwisata yang cukup beragam, mulai dari wisata
alam, wisata bahari, wisata agro, wisata bangunan bersejarah, wisata bangunan unik

Halaman 22 | B a b - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Kajian Dan Penyusunan Basic Design Jaringan Perpipaan
SPAM Regional Sepaku di Wilayah Kota Balikpapan

sampai wisata belanja. Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) adalah hutan Primer yang
terletak di sebelah Barat-Laut dari pusat kota. Selain berfungsi sebagai tempat riset
tentang tumbuhan dan hewan pulau Kalimantan, hutan ini juga merupakan salah satu
obyek wisata pendidikan dan obyek wisata minat khusus yang sangat menarik. Selain
HLSW, obyek wisata lain unggulan lain yang terdapat dikota ini adalah : Pantai
berpasir putih Manggar Segara Sari; Hutan Mangrove; dan Kawasan Wisata Pendidikan
Lingkungan Hidup - "enclosure" Beruang madu. Sistem penataan "enclosure" Beruang
madu yang sedemikian ini menjadikan Kota Balikpapan sebagai: Satu-satunya Kota di
Dunia yang memiliki Beruang madu yang hidup di "enclosure" yang menyerupai habitat
aslinya.
Seiring telah berdirinya beberapa mall dan pusat perbelanjaan di Kota Balikpapan
maka dapat dipastikan Balikpapan telah menjadi tempat tujuan wisata belanja utama
di Kalimantan Timur. Kategori wisata belanja merupakan kelompok wisata yang paling
banyak dikunjungi oleh masyarakat, yaitu sekitar 85,4 %, kemudian kelompok wisata
alam menjadi kelompok wisata yang diminati berikutnya sekitar 7,98 % dari total
pengunjung. Kelompok wisata yang paling sedikit pengunjungnya adalah wisata
bangunan unik, yaitu Wisata Kampung Atas Air dan Kilang Minyak Pertamina.
Jumlah pengunjung Pasar Inpres Kebun Sayur menunjukkan peningkatan yang cukup
besar mencapai 30,23%, sedangkan tingkat kunjungan wisata yang relatif minim di
Hutan Mangrove Margomulyo dan Aagro Wisata Km. 23. Hal ini, menunjukkan,
perlunya peningkatan publikasi wisata, khususnya di wisata alam. Jumlah timbulan
sampah yang dihasilkan dari Pasar Inpres dan dibuang ke TPA mengalami penurunan
sebesar 40,5% karena adanya pengelolaan timbulan sampah dengan pemisahan
sampah organik dan anorganik bekerjasama dengan Bank Sampah di wilayah sekitar.

Halaman 23 | B a b - 2

Anda mungkin juga menyukai