Proposal Skripsi Herlinda
Proposal Skripsi Herlinda
LAUT
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
HERLINDA
180104020213
BANJARMASIN
2021
DAFTAR ISI
F. Definisi Operasional.......................................................................................... 9
I. Metode Penelitian............................................................................................ 13
2
A. Latar Belakang Masalah
Muhammad Saw dan merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan-Nya. Al-
terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa
semua kitab suci yang pernah diturunkan kepada nabi-nabi dan rasul-rasul yang
diutuskan Allah sebelum Nabi Muhammad. Allah Swt telah memerintahkan kita
ُ اِنَّا ن َۡح ُن ن ََّز ۡلنَا الذ ِۡك َر َو ِانَّا لَهٗ لَحٰ ـ ِف
َظ ۡون
Artinya: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an, dan
Pedoman hidup bagi umat Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Al-Qur’an
diturunkan dengan bahasa Arab yang terdiri dari 30 juz dan 114 surah di
yang berarti penjaga, namun di Indonesia penyebutan untuk orang yang sedang
Qur’an merupakan salah satu cara untuk menjaga keaslian isi Al-Qur’an. Untuk
yang baik dan benar), tafsir (memahami makna) kemudian dapat menghapalkan
3
Menghapal Al-Qur’an adalah salah satu usaha dalam proses pemeliharaan
membaca al-Qur’an dengan benar terlebih dahulu. Dan dianjurkan agar sang
lancar membaca al-Qur’an pasti sudah tidak asing lagi dengan keberadaan ayat-
ayat al-Qur’an, sehingga tidak membutuhkan pengenalan ayat dan tidak membaca
generasi muda untuk menjadi pencinta al-Qur’an yang ditanamkan sejak dini
antara individu satu dengan yang lain untuk memahami diri mereka sendiri pada
potensi yang ada. Jika dilihat dari segi etimologi bahwa bimbingan merupakan
terjemahan dari “Guidance” yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti
menunjukkan, memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang
bermanfaat bagi kehidupannya dimasa kini dan masa mendatang (Arifin, 1994:
1).
4
Bagi sebagian orang, menghapal menjadi suatu motivasi dan kebutuhan bagi
penghapal al-Qur’an tentunya ingin cepat menghapal, ingin hapalannya lancar dan
tidak mudah lupa. Untuk itu diperlukan adanya bimbingan al-Qur’an untuk
Motivasi yang diberikan tidak jauh beda dengan motivasi yang digunakan
Rasulullah Saw yang pasti tidak meyimpang dari ajaran Agama Islam. Agama
Islam adalah Agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad untuk
al-Qur’an dikarena tidak memiliki tekat yang kuat serta masih proses
pembelajaran membaca al-Qur’an dengan benar dan lancar. Tidak terlepas dari
kendala dan problem yang dihadapi para penghapal al-Qur’an tersebut, untuk itu
5
sehingga ketika sudah dewasa hapalan sudah fasih membaca dan hapalan al-
Qur’an. Dan saat ini banyak anak-anak sekolah dasar yang sudah bisa menghapal
al-Qur’an dan menariknya anak-anak itu sudah lancar menghapal 2 sampai 3 juz
al-Qur’an diusia yang sebelia itu. Proses menghapal itu dilakukan baik dirumah
oleh orang terdekat seperti orang tua, tetapi tidak semua orangtua dapat
anaknya dan pada akhirnya orangtua mencari sekolah yang berbasis Islam serta
Pelaihari Kabupaten Tanh Laut merupakan salah satu sekolah yang menaungi
siswanya dalam menghapal al-Qur’an dan salah satu lembaga pendidikan yang
Sehingga siswa mengalami peningkatan mulai dari semangat yang tinggi ingin
menghapal al-Qur’an serta kualitas hapalan yang baik yang dimiliki oleh para
siswa tersebut. Siswa yang termotivasi terlihat antusias dan semangat dalam
6
penghapal Al- Qur’an di SMP Tahfizh Bilingual Daarul Qur’an Istiqomah
Laut”
B. Fokus Masalah
Adapun yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta mempelajari
yang menjadi dasar rumusan masalah pada penelitian ini sendiri, yaitu:
7
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk bimbingan keagamaan terhadap penghapal
D. Signifikansi Penelitian
1. Manfaat Akademisi
2. Manfaat Praktisi
menghapal Al-Qur’an.
8
E. Penelitian Terdahulu
penelitian yang relevan dengan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti. Dan
Sunan gunung Djati Bandung tahun 2019, yang berjudul “Bimbingan Agama
F. Definisi Operasional
9
1. Bimbingan
Bimbngan
masyarakat.2
2. Keagamaan
Kata “agama” berasal dari bahasa sanksakerta, serta terbentuk dari dua
akar suku kata yakni “a” yang berarti tidak, dan “gama” yang berarti kacau.
Hal ini mengandung pengertian bahwa agama adalah suatu peraturan yang
1
Siti Aisyah, Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar, (Yogyakarta: Deepublish, 2015)
2
Ibid.
10
mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau sesuai dengan aturan-aturan
agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa (Dewa, dsb) yang
memberikan dorongan terhadap niat batin dan nilai manusia secara terpadu.
pendorong motivasi hidup, pemberi solusi dan sarana hidup tenang dan
bahagia.
3. Bimbingan Keagamaan
(Arifin,1997 : 2).
3
Dadang Rahmad, Sosiologi Agama, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000 ), h. 13
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Pelajar SLTP, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2003), h. 6
11
Jadi, bimbingan keagamaan yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah
4. Tahfidz
Tahfidz yang berarti menghapal, menghapal dari kata dasar hapal yang dari
bahasa Arab hafidza - yahfadzu - hifdzan, yaitu lawan dari lupa, yaitu selalu
ingat dan sedikit lupa. Menurut Abdul Aziz Abdul Ra'uf definisi menghapal
5. Bilingual
adalah mampu atau biasa memakai dua bahasa dengan baik; bersangkutan
dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Secara sosialinguistik
5
http://www.jejakpendidikan.com/2017/01/pengertian-tahfidz-al-quran.html
6
https://iniarif.wordpress.com/
12
secara umum, bilinguslisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh
G. Sistematika Penulisan
penelitian, subjek dan objek penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data,
H. Kajian Teori
13
dilakukan agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi dengan
kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui dorongan dengan kekuatan
buku Iqra barulah melanjutkan belajar dengan kitab suci Alquran. Cara
Alquran, seperti cara melafazkan huruf dan makhrijul huruf, bunyi bacaan,
kedepan pengajar dengan membawa Iqra dan kitab suci Alquran masing-
masing.
tahap Iqra, yang masih diajarkan tentang cara melafalkan huruf, makrijul
huruf, serta panjang pendeknya bacaan. Pada tahap sudah tamat Iqra yaitu
tahap belajar membaca kitab suci Alquran juga lebih ditekankan lagi
masalah tajwidnya (hukum bacaan), karena pada tahap inilah anak perlu
14
mengetahui dan dapat membaca Alquran dengan baik dan benar. Dan pada
tingkat Juz Amma sampai seterusnya. Proses menghapal ini dimulai dari
nya yang dibahas di penelitian ini ataupun sudah terlebih dahulu memiliki
7
Abu Ahmadi., Drs., H., Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan. Cetakan I. Jakarta : Rineka
Cipta. 2005, h. 118
15
bacaan-bacaan shalat tersebut terhadap siswa. penghayatan makna bacaan
shalat akan mudah meresap dalam hati jika bacaan itu sudah hafal dengan
sekolah mesti dimulai dengan hafalan bacaan shalat secara utuh, artinya
tidak terpisah antara bacaan yang merupakan rukun shalat dan bacaan yang
sunat.
memasuki usia remaja dan juga banyak yang sudah baliq maka shalat
16
dengan cara teguran. Bimbingan ini juga tidak lepas dari keteladanan
penghapal, yaitu ikhlas niat dalam belajar dan menghapal al-qur’an karena
Alquran dengan baik dan lancar, dengan menggunakan metode Iqra dan
belajar dengan kitab suci Al-Qur’an. Bagi siswa yang telah menamatkan
8
Aiman Rusydi Swaid, Tajwid al-Musawwar, jld. 2., hal. 572.
17
Kegiatan pengajian atau belajar membaca Alquran dilaksanakan setiap
giliran. Pengajaran tentang ilmu tajwid tidak ada waktu yang dikhususkan
huruf dan makhrijul huruf, bunyi bacaan, panjang pendeknya dan lain
bacaan dalam Alquran serta bagaimana cara membacanya dengan baik dan
benar.
18
berarti pada tingkat tahfiz ini hanya bagi anak yang sudah baik dan benar
dalam bacaan Alqurannya saja yang dapat menghapal tetapi sambil belajar
al-Qur’an dan tugas pembimbing dalam hal ini memantau bacaan dan
kegiatan untuk menjaga hafalan supaya tidak hilang dan lupa, juga
19
Dari sini akan terlihat semangat dalam diri serta motivasi masing-
masing yang muncul untuk menghapal serta terus giat hingga timbulnya
b. Bimbingan Shalat
dimiliki dari masing-masing siswa. Dalam shalat ini yang menjadi imam
kadang kala pimpinan yayasan, ustadz maupun para habaib atau bisa juga
diserahkan kepada siswa yang sudah fasih dalam membaca bacaan shalat.
Muazzin juga diserahkan kepada siswa sesuai dengan daftar yang sudah
20
ditentukan. Karena melalui shalat berjamaah inilah siswa dapat
siswa dapat menghapal bacaan shalat tersebut dengan baik dan lancar.
langsung saja, baik itu shalat wajib, sunnat, maupun tata cara shalat
c. Bimbingan Akhlak
kesabaran yang penuh dari pengajar dan dengan pendekatan kasih sayang
dalam berakhlak yang sesuai dengan ajaran agama Islam dengan maksud
yang baik, bagaimana berakhlak yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
21
Bimbingan akhlak yang diberikan kepada siswa ada yang bersifat
langsung dan ada pula yang bersifat tidak langsung. Bimbingan akhlak
yang bersifat langsung dengan melalui ceramah yang diberikan setiap hari
setelah shalat Subuh yang disampaikan oleh pengajar. Materi akhlak yang
ditekankan adalah berkaitan dengan sikap dan tingkah laku siswa serta
bersifat sopan santun kepada orang yang lebih tua, lebih lagi kepada orang
tua mereka sendiri, walaupun mereka tidak ada lagi atau tidak tinggal
bersama lagi.
mengganggap mereka sebagai orang tua atau keluarga sendiri yang harus
mereka hormati, taati, dan patuhi. Begitu pula halnya dengan teman-teman
dengan saling membantu satu sama lain. Secara tidak langsung bimbingan
akhlak diberikan melalui disiplin, yaitu tata tertib asrama. Tata tertib ini
mulai dari adab-adab terhadap kitab suci al-Qur’an hingga penerapan atau
pembimbing.
22
4. Kendala yang dihadapi saat melakukan bimbingan keagamaan
semangat dalam belajar maupun menghapal. Serta banyak siswa yang belum
I. Metode Penelitian
diungkapkan oleh para responden dan data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar dan bukan angka-angka ( Moleong, 2005 : 11). Penelitian ini
23
lokasi penelitian tersebut untuk mencari data yang diperlukan. Penulis ingin
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda atau orang tempat data untuk variable
b. Objek Penelitian
3. Lokasi Penelitian
itu subjek dan objeknya memungkinkan diteliti. Lokasi ini dipilih peneliti
24
pembimbing Al-Qur’an dan lokasi tersebut merupakan lembaga yang memiliki
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data
b. Sumber Data
dari kepala sekolah sebagai sumber data primer, dan sumber data
primer.
25
3) Untuk mendapatkan data tentang kendala-kendala dalam bimbingan
primer
a. Observasi
proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak
26
sedang penulis teliti. Wawancara itu dilakukan dengan pihak sekolah
Qur’an.
menghapal Al-Qur’an.
d. Angket
9
https://id.wikipedia.org/
27
pertanyaan dalam penelitian tentang bimbingan agama untuk
6. Analisis Data
gambaran atau melukiskan terhadap data yang sudah diuraikan), sehingga data
28
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Yogyakarta: Deepublish
Bahasa. h. 6
29
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Tanah Laut Provindi Kalimantan Selatan, pada tanggal 17 Desember 1999, anak
sulung dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Pirhani dan Ibu Marlinah. Penulis
dilahirkan dari sosok orang tua yang sederhana, mereka adalah sosok yang luar biasa
dalam kehidupan ini dengan penuh kasih sayang dan ketulusan, merawat,
Tk Bina Ilmu Kelurahan Sarang Halang tamat pada tahun 2002, kemudian melanjutkan
pendidikan kejenjang sekolah dasar di SDN Sarang Halang Kecamatan Pelaihari tamat
tamat pada tahun 2014, kemudian melanjutkan kejenjang sekolah menengah keatas di
Gagas Permai Kawasan Perkantoran tamat pada tahun tamat pada tahun 2017.
Setelah lulus dari SMK, Penulis tidak lagsung melanjutkan studinya kejenjang
kursus LKP Communicative Center selama 1 tahun. Pada tahun 2018, Penulis berhenti
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan mengambil studi dibidang sosial yaitu
30