Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN TELUR CACING PADA FESES SAPI


DENGAN METODE NATIF

Oleh :
- Norlaili
- Cindy Aulia. S
- Khusnul khatimah
- Ayu Zaskia. P
- Tyara Resti. A

KELAS : XI KH A

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


SMKN PP PELAIHARI
2024

1
KATA PENGANTAR

Pujian kepada Allah SWT, dengan mengucap hamdalah dan rasa syukur karena telah
memberikan kesempatan kepada Penulis untuk menyelesaikan Laporan Praktikum Telur
Cacing Feses Sapi dengan Metode Natif pada waktu yang ditentukan.
Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan Ucapan terima kasih kepada : Ibu
Drh. Irawati Riawan, M.Pd. selaku guru produktif kesehatan hewan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, maka karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran
kepada semua pihak yang dapat membangun guna kesempurnaan laporan ini.

Pelaihari,…...Januari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Tujuan...........................................................................................................................4
C. Manfaat.........................................................................................................................4
BAB II PELAKSANAAN........................................................................................................5
A. Tempat dan Waktu........................................................................................................5
B. Alat dan Bahan.............................................................................................................5
C. Prosedur Kerja..............................................................................................................5
D. Hasil..............................................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................7
A. Helmintiasis..................................................................................................................7
B. Gejala Klinis.................................................................................................................7
C. Cara Penularan..............................................................................................................7
D. Cara Pencegahan...........................................................................................................7
E. Cara Pengobatan...........................................................................................................8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ruminansia merupakan ternak yang termasuk ke dalam kelompok hewan
Bertulang belakang, mempunyai rahang, memiliki kaki berkuku genap dan tanduk
Yang strukturnya berongga, menyusui anaknya dan mempunyai sistem pencernaan
Makanan yaitu memamah biak. Lambung ruminansia terdiri atas empat bagian yaitu
Rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Contoh hewan yang termasuk ruminansia
Adalah sapi.
Pencegahan dan pengendalian parasit pada ternak Perlu dilakukan demi
meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak, salah satu Cara dengan pemberian
obat cacing/antelmintika. Obat cacing digunakan untuk Membasmi atau mengurangi
cacing dalam rumen usus atau jaringan tubuh. Pemeriksaan feses secara rutin sangat
diperlukan untuk mengidentifikasi adanya Parasit pada ternak, terutama jenis dan
derajat infeksinya. Dengan Mengetahui jenis cacing yang menginfeksi maka segera
dapat dilakukan pengobatan dengan jenis antelmintika yang tepat, sehingga
pengobatannya menjadi lebih efektif.
Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya penelitian dengan judul
“Pemeriksaan Telur Cacing Pada Feses Sapi Dengan Metode Natif “.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari Pemeriksaan telur cacing pada feces sapi yaitu :
1. Untuk mengetahui jenis telur cacing parasit yang terdapat pada feses sapi.
2. Agar Siswa tau bagaimana bentuk dari telur cacing pada feces sapi.
3. Agar Siswa dapat melakukan praktikum pemeriksaan telur cacing pada feces
sapi dengan metode Natif.

C. Manfaat
Adapun manfaat dari Pemeriksaan telur cacing pada feces sapi yaitu :
1. Siswa dapat Mengidentifikasi infeksi cacing pada sapi.
2. Pengendalian infeksi cacing pada sapi
3. Siswa dapat melakukan praktikum dengan baik dan benar.

4
BAB II
PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu


Tempat dan waktu pelaksanaan praktikum Pemeriksaan Telur Cacing Pada
Feces Sapi dengan Metode Natif dilaksanakan di SMKN PP PELAIHARI, hari
Selasa, tanggal 23 Januari 2024, Pukul 08.00 s.d 16.45 WITA di laboratorium
Kesehatan Hewan.

B. Alat dan Bahan


Pertama Pengambilan sampel di kandang Sapi lalu mempersiapkan Alat dan Bahan.
Alat :
1. Mikroskop
2. Timbangan
3. Objek Glass
4. Cover Glass
5. Cawan Petri
6. Gelas Ukur
7. Pipet
8. Spatula

Bahan :

1. Sample Feses
2. Air

C. Prosedur Kerja
1. Timbang Feses Sapi sebanyak 3 gram.
2. Lalu letakkan Feses Sapi di atas Objek Glass.
3. Teteskan air satu sampai dua tetes di atas Feses Sapi.
4. Kemudian tutup Objek Glass dengan Cover Glass, tutup dari samping agar
tidak ada gelembung.
5. Letakkan di penjepit Mikroskop.
6. Nyalakan Mikroskop.

5
7. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40× sampai 100×
8. Terakhir, hasil dari pengamatan.

D. Hasil
Adapun hasil dari praktikum Pemeriksaan Telur Cacing Pada Feces Sapi
meliputi gambar seperti :

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. Helmintiasis
Helmintiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infestasi
cacing (helminth). Pada hewan, penyakit ini dapat menyerang semua jenis hewan di
kelas vertebrata, antara lain : ikan; amfibi; reptil; mamalia seperti anjing, kucing,
domba, sapi, babi, kuda, dan lain sebagainya.

B. Gejala Klinis
1. Kasus cacingan pada ternak sapi umumnya berjalan secara kronis.
2. Secara umum sapi yang terserang cacingan badannya kurus, bulu kusam dan
berdiri, mengalami diare atau bahkan konstipasi (sulit buang air besar), nafsu
makan menurun dan terkadang mengalami anemia.
3. Pada sapi yang menderita fasciolosis kronis, gejala yang terlihat antara lain : lesu,
nafsu makan menurun, anemia, terjadi busung (edema) di antara rahang bawah
yang disebut “bottle jaw”, perut membesar, diare, bulu kering dan rontok, terasa
sakit dan ternak kurus. Pada kasus yang parah dapat menyebabkan kematian.
Sedangkan perubahan patologis akibat cacing hati adalah rusaknya parenkim hati.
4. Pedet yang menderita toxocariasis menunjukkan diare dan badannya menjadi
sangat kurus.

C. Cara Penularan
Sapi dapat terinfestasi cacing karena tidak sengaja menelan telur atau larva
cacing dari lingkungan (pada tanah, pakan, ataupun air). Ataupun tertular melalui air
susu induk yang mengandung larva cacing.

D. Cara Pencegahan
1. Pemberian ransum/makanan yang berkualitas dan cukup jumlahnya
2. Menghindari hewan terlalu padat di dalam kandang

7
3. Memisahkan antara ternak muda dan dewasa
4. Memperhatikan konstruksi dan sanitasi (kebersihan lingkungan)
5. Menghindari tempat penggembalaan yang becek dan penggembalaan terlalu pagi.
6. Tidak memotong rumput di pagi hari. Karena pada rumput yang dipotong pagi
hari, larva cacing masih berada di pucuk rumput. Lebih baik memotong rumput
saat siang / sore hari.
7. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan secara teratur
8. Melakukan rotasi padang gembalaan
9. Mengendalikan populasi siput air tawar (Lymnea sp) di sekitar padang gembalaan
/ kandang. Karena inang perantara cacing hati adalah siput.

E. Cara Pengobatan
1. Diobati dengan obat cacing efikasi tinggi >90%
2. Pengobatan cacing dilakukan rutin minimal 2x/ tahun. Pengobatan pertama
dilakukan pada akhir musim hujan, untuk mengeliminasi migrasi cacing dewasa.
Pengobatan kedua pada akhir musim kemarau, untuk mengeliminasi cacing muda
yang bermigrasi ke parenkim hati.
3. Pengobatan dibarengi dengan menjaga kebersihan lingkungan dan pakan.

8
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami buat, bahwa kami dapat melakukan
praktikum pemeriksaan telur cacing pada feses sapi dengan metode Natif dengan baik
dan benar., Juga Mencari tau bagaimana bentuk dari telur cacing pada feses sapi
dengan metode Natif.

B. Saran
Saran dari Pemeriksaan Telur Cacing Pada Feces Sapi dengan Metode Natif
yaitu :
1. Saat di laboratorium usahakan Alat dan Bahan sudah disiapkan.
2. Saat Pengambilan feses menggunakan sarung tangan.
3. Menggunakan APD lengkap.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Cacingan
https://dpp.sukoharjokab.go.id/storage/files/2021/09/helminthiasis-pada-hewan.docx
https://dpp.sukoharjokab.go.id/storage/files/2021/09/helminthiasis-pada-hewan.docx
https://distanpangan.jembranakab.go.id/berita-view/45
https://dpp.sukoharjokab.go.id/submenu/helminthiasis-pada-
hewan#:~:text=Helminthiasis%20adalah%20penyakit%20yang%20disebabkan,%2C
%20kuda%2C%20dan%20lain%20sebagainya

10
11

Anda mungkin juga menyukai