PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Tujuan Pembejalaran
Tujuan Mata pelajaran Konsentrasi Teknik Komputer dan Jaringan bertujuan membekali
peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap (hard skills dan soft skills) sesuai
kualifikasi lulusan yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan sebagai berikut:
2. Memahami instalasi, perawatan dan perbaikan jaringan kabel dan nirkabel, standar
jaringan nirkabel, jaringan fiber optic.
3. Memahami sistem keamanan jaringan, firewall, server autentifikasi, sistem pendeteksi
dan penahan ancaman/serangan yang masuk ke jaringan dan kriptografi.
5. Memahami instalasi sistem operasi jaringan dan konfigurasi server untuk memenuhi
layanan jaringan.
C. Karakteristik
ELEMEN DESKRIPSI
Teknologi Jaringan Kabel dan Nirkabel Meliputi instalasi jaringan kabel dan
nirkabel, pengujian, perawatan dan
perbaikan jaringan kabel dan nirkabel,
standar jaringan nirkabel, jenis-jenis
teknologi jaringan nirkabel indoor dan
outdoor, teknologi layanan Voice over IP
(VoIP), jaringan fiber optic, jenis-jenis kabel
fiber optic, fungsi alat kerja fiber optic,
sambungan fiber optic, perbaikan jaringan
fiber optic.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F (kelas XI dan XII SMK), peserta didik akan mampu merencanakan topologi
dan arsitektur jaringan, melakukan pengalamatan jaringan, menginstalasi dan melakukan
perbaikan jaringan kabel dan nirkabel, menerapkan keamanan jaringan, mengkonfigurasi dan
memasang perangkat jaringan ke dalam sistem jaringan dan mengkonfigurasi server untuk
memenuhi layanan jaringan.
Perencanaan dan Pengalamatan Jaringan Pada akhir fase F, peserta didik mampu
merencanakan topologi dan arsitektur
jaringan sesuai kebutuhan, mengumpulkan
kebutuhan teknis pengguna yang
menggunakan jaringan, mengumpulkan data
peralatan jaringan dengan teknologi yang
sesuai, melakukan pengalamatan jaringan,
memahami CIDR dan VLSM, menghitung
subnetting.
Teknologi Jaringan Kabel dan Nirkabe Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menginstalasi jaringan kabel dan nirkabel,
melakukan perawatan dan perbaikan jaringan
kabel dan nirkabel, memahami standar
jaringan nirkabel, memilih teknologi jaringan
nirkabel indoor dan outdoor sesuai
kebutuhan, melakukan instalasi perangkat
jaringan nirkabel, menguji instalasi perangkat
jaringan nirkabel, menjelaskan konsep
layanan Voice over IP (VoIP), mengkonfigurasi
layanan Voice over IP (VoIP), memahami
jaringan fiber optic, memahami jenis-jenis
kabel fiber optic, memilih kabel fiber optic,
menerapkan fungsi alat kerja fiber optic,
menggunakan alat kerja fiber optic,
melakukan sambungan fiber optic, melakukan
perbaikan jaringan fiber optic.
Pemasangan dan Konfigurasi Perangkat Pada akhir fase F, peserta didik mampu
Jaringan memasang perangkat jaringan ke dalam
sistem jaringan, mengganti perangkat
jaringan sesuai dengan kebutuhan,
menjelaskan konsep VLAN, mengkonfigurasi
dan menguji VLAN, memahami proses routing
dan jenis-jenis routing, mengkonfigurasi,
menganalisis permasalahan dan memperbaiki
konfigurasi routing statis dan routing dinamis,
mengkonfigurasi NAT, menganalisis
permasalahan internet gateway dan
memperbaiki konfigurasi NAT,
mengkonfigurasi, menganalisis permasalahan
dan memperbaiki konfigurasi proxy server,
manajemen bandwidth dan load balancing
D. Pendekatan/Strategi Pembelajaran
E. Media Pembelajaran
F. Evaluasi Pembelajaran
BAB I.
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
2. APERSEPSI
3. MATERI PEMBELAJARAN
4. RANGKUMAN
5. REFLEKSI
6. ASESMEN
7. PENGAYAAN
BAB 1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan mampu:
APERSEPSI
Zaman sekarang ini……………..
MATERI PEMBELAJARAN
1. Topologi Star
Topologi ini disebut sebagai topologi star karena memiliki bentuk seperti
bintang. Dalam topologi ini terdapat inti yang disambungkan dengan node atau
inti lainnya. Topologi ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya akan
memudahkan dalam penambahan komputer dalam jaringan.
Kekurangan dari topologi ini adalah saat lalu lintas padat, maka kecepatan
transfer datapun akan menjadi lebih lambat
2. Topologi Ring menjadi topologi yang memiliki performa tinggi. Setiap node
pada topologi ini akan memiliki peran sebagai repeater agar sinyal lebih kuat.
Setiap perangkat yang ada pada Topologi Ring akan bekerjasama untuk
menerima serta meneruskan sinyal. Proses yang terjadi akan dibantu oleh
Token.
1. CIDR
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) merupakan sebuah cara alternatif untuk
mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A,
kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan
mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan
membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan
banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara
teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah
yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang
memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di
dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara
untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di
mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254
alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya
hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
Blok CIDR IPv4
2. VLSM ( Variable Length Subnet Masking )
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam vlsm dilakukan
peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet
zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi
nomor IP tidak efisien.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang
sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut
memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat.
Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen
jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan
penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif
untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari
network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length
subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang
disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Penerapan VLSM
Contoh 1:
130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR,
maka didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka Jumlah subnet = (2x) =
24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :