Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PRAKTIKUM

TA3202 GEOTEKNIK TAMBANG


MODUL 2 – LERENG HOMOGEN, BERLAPIS,DAN ISOTROP

Nama: Farrel Rheza Prakusya


NIM: 12120101
Shift: Kamis (12.00 – 14.00)

Diagram Alir Pembuatan Kondisi


Lereng
Untuk kondisi lereng kering, tidak perlu
Dibuka aplikasi Slide diubah. Sedangkan untuk kondisi lereng
basah, ditambahkan kondisi lereng basah
dengan cara klik Boundaries > Add
Water Table (Ctrl+3).
Digunakan polyline untuk
menggambar geometri lereng
dengan tinggi lereng 40 meter dan
kemiringan lereng 30o
Dibuat water table sepanjang sisi atas
lereng untuk kondisi lereng basah
Dibuat batas antar lapisan
menggunakan fitur Line dengan
ketebalan yang disesuaikan
Dibuat Auto Grid di dekat muka lereng
untuk membuat analisis faktor
Dimasukkan pada lapisan tertentu keamanannya
untuk Material Properties dengan
dimasukkan data lapisan, seperti
nama lapisan, warna lapisan, kohesi,
sudut geser dalam, dan bobot isi
material Diklik Analysis > Compute agar aplikasi
melakukan perhitungan
Dibuat external boundary dengan
Boundaries kemudian Add External
Boundary (Ctrl+1) untuk
menyatukan kedua objek yang telah
dibuat Di klik Analysis > Interpret untuk
mengetahui faktor keamanan dari lereng
Dibuat material boundary dengan
Boundaries > Add Material
Boundary (Ctrl+2) untuk
memisahkan material antar lapisan

Dimasukkan material lapisan


dengan Assign Material dan dipilih
material sesuai lapisan
Seismic Load Soal
Suatu lereng dengan geometri seperti
dibawah merupakan lereng homogen
Kondisi lereng yang sudah dibuat yang dibentuk oleh 3 lapisan
kemudian Loading > Seismic Load
(berurutan dari atas ke bawah) yaitu
batupasir, batulanau dan batubara.

• Geometri lereng:
Untuk arah horizontal, nilai dimasukkan o Tinggi lereng (H) : 40
ke kolom horizontal meter
o Kemiringan lereng (α) : 30o
• Kondisi Lereng: Kering
Diklik Analysis > Compute agar aplikasi • Karakteristik fisik dan mekanik
melakukan perhitungan material pembentuk lereng:

Tabel 2. Karakteristik material pembentuk


Diklik Analysis > Interpret untuk Lereng
mengetahui berapa faktor keamanan
No. Karakteristik Batu Batu Coal
Pasir lanau Seam
Distributed Load
1. Kohesi, C 77,9 90,5 30,6
(kN/m2)
Kondisi lereng yang sudah dibuat, klik
Loading > Add Distributed Load 2. Sudut geser 33,37 27,22 23,72
dalam, φ (o)
3. Bobot isi, g 22,12 24,55 14,51
Digunakan Orientation Normal to (kN/m3)
Boundary, Type Constant, dan
masukkan nilai distributed load 4. Ketebalan 20 15 5
pada kolom magnitude
lapisan (m)

Diplot distributed load diatas crest

Diklik Analysis > Compute agar


aplikasi melakukan perhitungan

Diklik Analysis > Interpret untuk


mengetahui berapa faktor keamanan
Gambar 1. Geometri Lereng (default)
Tugas: 5.1. Horizontal
5.2. 35⁰ searah dengan
Hitung Faktor Keamanan (FoS) lereng
kemiringan lereng
dengan metode Janbu dan Bishop untuk
sifat fisik dan mekanik sesuai dengan tabel 5.3. 35⁰ berlawanan arah dengan
diatas, bila: kemiringan lereng.
5.4. Hitung Probabilitas
1. Kemiringan lereng berubah kelongsoran dengan
menjadi menggunakan data no 2.
1.1. 30° dan no 3!
1.2. 40°
1.3. 50°
Jawaban
2. Kohesi berubah menjadi:
Kohesi Batupasir Batulana Coal
(C) u Seam 1. Kemiringan lereng berubah menjadi
2.1. 70,11 81,45 27,54 • 30°
2
kN/m kN/m2 kN/m2
2.2. 77,9 90,5 30,6
2
kN/m kN/m2 kN/m2
2.3. 85,69 99,55 33,66
2
kN/m kN/m2 kN/m2

3. Sudut geser dalam berubah


menjadi:
Sudut geser Batupas Batula Coal Nama Metode Nilai FK
Bishop Simplified 1,695
dalam (φ) ir nau Seam
3.1. 30,03⁰ 24,50⁰ 20,35⁰
3.2. 33,37⁰ 27,22⁰ 23,72⁰ • 45°
3.3. 36,71⁰ 29,94⁰ 26,09⁰

4. Kondisi lereng berubah menjadi


4.1. Kering
4.2. Basah jenuh.
4.3. Terdapat seismic load
sebesar 0,35g kearah
horizontal.
4.4. Terdapat distributed load
Nama Metode Nilai FK
sebesar 150 kPa di Bishop Simplified 1,371
sepanjang permukaan atas
lereng

5. Lapisan batuan memiliki


kemiringan
• 50° • Poin 2.2

Nama Metode Nilai FK


Nama Metode Nilai FK Bishop Simplified 1,695
Bishop Simplified 1,167

Hasil dari pengolahan data, didapatkan nilai FK • Poin 2.3


semakin tinggi ketika lereng semakin landai.
Hal tersebut disebabkan karena pengaruh gaya
berat pada lereng semakin tegak, maka akan
menambah massa dari lereng sehingga gaya
penahan kurang bisa menahan beban tersebut.
Maka dari itu, lereng lebih mudah longsor

2. Kohesi berubah menjadi:


Kohesi Batupasir Batulana Coal
(C) u Seam
Nama Metode Nilai FK
Bishop Simplified 1,749
2.1. 70,11 81,45 27,54
2
kN/m kN/m2 kN/m2 Hasil pengolahan data, didapatkan semakin
2.2. 77,9 90,5 30,6 besar nilai kohesi material, semakin besar
2
kN/m kN/m2 kN/m2 pula nilai faktor keamanannya (FK)
2.3. 85,69 99,55 33,66 sehingga dapat disimpulkan semakin aman.
2
kN/m kN/m2 kN/m2 Kohesi pada batuan adalah besar ikatan
antar material dalam batuan dimana
• Poin 2.1 semakin besar nilai kohesi, material
semakin solid. Maka, besar nilai FK yang
3. Perbedaan Sudut Geser Dalam

Sudut geser Batupas Batula Coal


dalam (φ) ir nau Seam
3.1. 30,03⁰ 24,50⁰ 20,35⁰
3.2. 33,37⁰ 27,22⁰ 23,72⁰
3.3. 36,71⁰ 29,94⁰ 26,09⁰

Nama Metode Nilai FK


Bishop Simplified 1,640
• Poin 3.1. yang diujikan kepada tiap jenis batuan.
Dari soal nomor 2 dan 3 dapat disimpulkan
bahwa kohesi (c') dan sudut geser dalam
(∅′) berbanding lurus dengan faktor
keamanan. Didukung oleh rumus berikut :
𝜏 = 𝑐 ′ + 𝜎′𝑛 𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛 ∅′

4. Kondisi lereng berubah menjadi


• Poin 4.1. Kering

Nama Metode Nilai FK


Bishop Simplified 1,564

• Poin 3.2.

Nama Metode Nilai FK


Bishop Simplified 1,695

• Poin 4.2. Basah jenuh

Nama Metode Nilai FK


Bishop Simplified 1,695

• Poin 3.3.

Nama Metode Nilai FK


Bishop Simplified 1,052

Hasil dari pengolahan data didapatkan,


lereng kering memiliki nilai FK yang
tergolong aman, tetapi lereng basah
Nama Metode Nilai FK
Bishop Simplified 1,832 memiliki nilai FK yang tergolong tidak
aman karena air masuk kedalam rekahan
Hasil pengolahan data, didapatkan sehingga memberikan gaya dorong
semakin besar nilai sudut geser dalam, terhadap longsoran busurnya sehingga gaya
maka nilai faktor keamanan akan semakin penahan longsoran berkurang tetapi gaya
besar atau dapat disimpulkan akan penggeraknya bertambah.
semakin aman. Adapun nilai sudut geser
dalam diperoleh dari uji geser langsung
• Poin 4.3. Terdapat seismic load tidak aman. Tekanan semakin besar
sebesar 0.35g kearah horizontal mengakibatkan semakin tertekan dan
menambah kemungkinan lereng untuk
longsor.

5. Lapisan batuan memiliki kemiringan


• 5.1. Horizontal

Nama Metode Nilai FK


Bishop Simplified 1,163

Seismic Load digambarkan sebagai gempa


atau hasil peledakan yang menyebabkan
getaran. Hasil dari pengolahan data,
Nama Metode Nilai FK
didapatkan jika ditambahkan seismic load, Bishop Simplified 1,695
maka nilai FK akan semakin menurun
sehingga semakin tidak aman. Getaran • 5.1. 30⁰ searah dengan kemiringan
pada lereng akan menyebabkan material lereng
terguncang sehingga mengurangi
kepadatan dari material sehingga mudah
longsor.

• Poin 4.4. Terdapat distributed load


sebesar 150 kPa di sepanjang
permukaan atas lereng

Nama Metode Nilai FK


Bishop Simplified 2,198

• 5.3. 30⁰ berlawanan arah dengan


kemiringan lereng

Nama Metode Nilai FK


Bishop Simplified 1,638

Distributed Load adalah beban yang


terdistribusi pada muka lereng, seperti alat
berat, timbunan, bangunan, dan lain-lain.
Distributed load mempengaruhi nilai
Nama Metode Nilai FK
faktor keamanan lereng tersebut dimana
Bishop Simplified 2,209
FK menjadi semakin kecil atau semakin
• 5.4. Hitung Probabilitas kelongsoran

Probability of 0%
Failure

Hasil dari pengolahan data


diperoleh bahwa tidak ada perbedaan nilai
FK yang signifikan antara lapisan batuan
horizontal sehingga tidak ada hubungan
yang signifikan antara kemiringan lapisan
lereng dengan nilai FK.
Kemiringan batuan penyusun
lereng terhadap kemiringan muka lereng
mempengaruhi nilai FK dimana FK
horizontal < lereng dengan batuan
penyusunnya searah lereng < lereng dengan
batuan penyusunnya berlawanan arah
lereng dengan besar 1,695 < 2,198 < 2,209.
Hasil dari pengolahan data
didapatkan kondisi lereng tidak
menghasilkan FK<1. Nilai PoF
(Probability of Failure) sebesar 0% artinya
kemungkinan lereng tersebut longsor
sangat kecil.

Anda mungkin juga menyukai