Anda di halaman 1dari 1

STUDIUM

GENERALE

Nama : Dzakwan Naufal Pratama


NIM : 12120114
Program Studi : Teknik Pertambangan
Fakultas/ Sekolah : Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Tema : Budaya Ilmiah Unggul ITB untuk Membangun Ekosistem
Riset Indonesia
Pembicara : Dr.rer.nat. Rino Rakhmata Mukti, S.Si., M.Si.
Hari/ tanggal : Rabu, 24 Agustus 2022
Kelas : 05

RESUME *)

Budaya ilmiah unggul merupakan sesuatu hal yang merujuk kepada penguasaan sikap bagi setiap
individu untuk lebih menjunjung tinggi pemikiran yang logis dan rasional. Pada referensi yang lain disebut
sebagai Scientific Temper (Jawaharlal Nehru (1946)). Melalui keilmuan dan juga riset, budaya ilmiah bisa
diterapkan. Kegiatan riset sudah dijalankan secara massif dari jaman dahulu, dimulai dari masalah kecil
yang terjadi disekitar lingkungan, contohnya Christian Eijkman dahulu melakukan riset untuk
membuktikan wabah penyakit yang terjadi pada masyarakat Indonesia, hasil risetnya menemukan bahwa
beras yang dikonsumsi telah diputihkan yang menyebabkan penurunan nutrisi yang terkandung dalam beras
tersebut. Beliau juga membuat produk vitamin yang dapat dikonsumsi masyarakat. Dalam penanganan
masalah ini beliau tidak hanya berfokus pada hilirisasinya saja, namun juga menuliskan hasil penelitiannya
dalam sebuah jurnal yang kemudian dipublikasikan. Melalui jurnal tersebut, beliau mendapatkan
penghargaan nobel karena dikenal di seluruh dunia. Dari Christian Eijkman kita tahu bahwa betapa
pentingnya riset untuk kehidupan.

Selain Christian Eijkman, tokoh lainnya yang suka membuat riset yaitu Albert Einstein yang
memulai pempublikasian jurnalnya pada usia 22 tahun. Kemudian, empat tahun setelahnya beliau membuat
riset tentang efek fotolistrik yang membuatnya memperoleh penghargaan nobel. Selama hidup Albert
Einsten telah mempublikasin 102 artikel.

Terdapat pengelompokkan dan penilaian dalam publikasi jurnal ilmiah terhadap kualitas jurnal
tersebut. Kualitas suatu jurnal ditentukan dari faktor keterdampakan suatu jurnal terhadap masyarakat.
Apabila jurnal tersebut masuk kedalam kuartil satu dalam penilaian maka faktor keterdampakannya tinggi
sehingga memiliki kualitas jurnal yang baik dan kuartil empat untuk merepresentasikan kualitas jurnal yang
kurang baik. Jurnal yang telah dipublikasikan akan bersaing dengan jurnal-jurnal lain dalam subkategori
yang sama.

Di ITB sendiri, budaya riset sudah ada sejak tahun 1951, dengan salah satu publikasi ilmiah yang
disitasi cukup banyak, ITB meraih peringkat dalam QS World University Ranking hal ini karena adanya
kontribusi oleh sitasi publikasi yang diambil dari artikel jurnal Q1. Pertumbuhan publikasi jurnal yang
berkategori Q1 menunjukkan ITB lebih unggul dari kampus ternama yang lainnya di Indonesia walaupun
secara QS World Ranking ITB masih di bawah UGM. Jika dibandingkan dengan negara di ASEAN seperti
Singapura, Indonesia memiliki jumlah publikasi yang lebih banyak karena kuantitas mahasiswa di
Indonesia. Namun hal itu tidak diiringi oleh kualitasnya, kualitas publikasi dari Singapura lebih baik
12,6%. Banyak para dosen ITB yang mempublikasikan jurnal-jurnal yang memasuki kategori jurnal Q1
baik dari FSRD hingga FTTM. Budaya Ilmiah Unggul di ITB harus tetap dijaga agar berfungsi sebagai
penunjang dan membentuk ekosistem riset yang positif di Indonesia.

Keterangan:
1. Lembar resume ini diserahkan setelah kegiatan selesai kepada petugas
2. Resume dapat ditulis tangan atau diketik
3. Untuk mengetahui jadwal kuliah berikutnya silahkan bergabung di Grup Telegram via tautan: https://t.me/joinchat/UH0m0KzwrrkexnbE
4. Official Line Account @qpu8078z

Anda mungkin juga menyukai