Anda di halaman 1dari 2

Sumber: Satria, Noval dan Bambang Heriyadi. (2020).

Perencanaan Jalur Ventilasi dan


Sistem Jaringan Ventilasi Udara Pada Tunnel Mainshaft Auxiliaryshaft Tambang Bawah
Tanah PT. Allied Indo Coal Jaya Sawah Lunto. Jurnal Bina Tambang, 5(4), 31-45 . (Tautan:
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/mining/article/view/109272/103782)

Review Makalah Kontrol Kualitas Gas Pada Tambang Bawah Tanah


Manusia merupakan makhluk hidup, yang tentunya membutuhkan oksigen dengan kadar yang
cukup untuk bernafas. Kadar rata-rata oksigen (O2) di udara ialah 21%, sisanya adalah gas-gas
lain, seperti Nitrogen, Karbon Dioksida, dll. Lalu, apa jadinya pada tambang bawah tanah yang
memiliki kadar oksigen rendah disertai dengan gas-gas berbahaya, seperti gas strata, gas-gas
hasil peledakan, serta gas-gas buangan alat-alat berat? Bagaimana cara engineer mengendalikan
gas-gas tersebut? Makalah yang disusun oleh Noval Satria dan Bambang Heriyadi dengan judul
Perencanaan Jalur Ventilasi dan Sistem Jaringan Ventilasi Udara Pada Tunnel Mainshaft
Auxiliaryshaft Tambang Bawah Tanah PT. Allied Indo Coal Jaya Sawah Lunto di atas
menerangkan metode pengendalian gas-gas pada tambang bawah tanah.
Berdasarkan makalah di atas, terdapat prosedur dan cara untuk mengendalikan gas-gas di
tambang bawah tanah, di antaranya:
1. Pencegahan
a. Penerapan prosedur peledakan yang baik dan benar
Peledakan haruslah memenuhi kaidah yang baik dan benar sehingga
menghasilkan zero oxygen balance yang tidak menimbulkan gas beracun sebagai
produknya, seperti CO dan Nox.
b. Melakukan maintenance peralatan/alat berat dengan baik dan berkala
Selain mereduksi depresiasi alat, maintenance alat berat juga mampu menajaga
kualitas mesin sehingga meminimasi gas-gas yang tidak diinginkan di tambang
bawah tanah
c. Pencegahan adanya api
Di tambang bawah tanah, khususnya komoditas batu bara, gas metana menjadi
salah satu produk dari penambangannya. Gas metana dalam jumlah yang banyak
rentan terbakar oleh api. Oleh sebab itu, barang-barang yang berpotensi
menghasilkan api harus dihindarkan.

2. Pemindahan
a. Drainage gas sebelum penambangan
Gas metana sebelum proses peledakan harus terlebih dahulu dipindahkan agar
tidak terjadi overpower peledakan dari rancangan peledakan.
b. Penggunaan ventilasi isap lokal dengan kipas
Gas dapat dipindahkan dengan memasang exhaust fan sehingga gas-gas
berbahaya dapat terisap dan berpindah ke tempat lain.

3. Absorbsi
a. Penggunaan reaksi kimia terhadap gas buangan mesin
b. Memercikan air terhadap gas hasil peledakan
Gas-gas hasil peledakan seperti CO2 harus dipercikan dengan air agar terserap
dan tidak membahayakan manusia.

4. Isolasi
a. Memberikan sekat terhadap daerah kerja yang terbakar
Pembakaran umumnya menghasilkan produk CO2 yang dapat membahayakan
nyawa manusia jika melebihi batas ambangnya. Oleh sebab itu, perlu diberikan
sekat sebelum akhirnya gas CO2 diabsorbsi atau dilakukan smoke clearing.
b. Penggunaan waktu-waktu peledakan pada saat pergantian gilir
Proses peledakan sangat disarankan dilakukan pada saat pergantian shift pekerja
agar meminimalisasi risiko terjadinya kecelakaan.

5. Pelarutan
a. Pelarutan lokal dengan ventilasi lokal
b. Pelarutan dengan aliran udara utama

Pengendalian gas sangat diperlukan guna meminimalisasi terjadinya risiko kecelakaan kerja
akibat gas-gas beracun yang mungkin saja ada di tambang bawah tanah.

Anda mungkin juga menyukai