Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 8

VENTILASI TAMBANG

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah


Ventilasi Tambang (TTA - 474)
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2020 / 2021

Disusun oleh :

Nama : Rijal Aditya P


NPM : 10070117122
Dosen Pengampu : Sriyanti, S.T., M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1443 H / 2021 M
1. Ada beberapa macam gas pengotor dalam udara tambang, jelaskan :

JAWAB

A. Sifat-sifat dari gas tambang


• Oksigen sendiri memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berbahaya namun dapat mempercepat pembakaran
• Karbon dioksida sendiri memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau
sehingga didalam karbondioksida sendiri tidak mendukung nyala api dan
pada karbon diosida ini sendiri tidak beracun
• Methana didalam gas metan ini sendiri atau CH4 memeiliki sifat tidak
berwarna, tidak berbau, dapat memicu ledakan, mudah terbakar, dan
sangat beracun
• Karbon monoksida sendiri memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau, dan
dpat terbakar, sehinggat didalam sifatnya sendiri sangat beracun
Hidrogen sulfida memiliki sifat tidak berwarna dan juga berbau busuk
B. Sumber gas tambang yaitu;
• Mesin pada tambang bawah tanah
• Kegiatan peledakan 3) Bahan galian
• Lapisan akuifer Selain itu adapun beberapa sumber gas tambang yang
didasarkan berdasarkan jenisnya yaitu :
➢ CO2 timbul dari adanya kegiatan peledakan pada area
penambangan, kemudian keluar dari setiap nafas para pekerja,
dan juga dari adanya hasil pembakaran pada area tambang.
➢ CO ini timbul dari adanya kegiatan peledakan, lalu adanya proses
oksidasi yang terjadi pada lapisan batubara, serta hasil yang
ditimbulkan dari hasil pembakaran.
➢ CH4 yang timbul dari lapisan batubara.
➢ H2S yang timbul dari dekomposisi pada belerang.
➢ SO4 senyawa belerang yang terbakar
➢ Nox hasil peledakan, gas buang dari motor bakar.
C. Bagaimana pengaruhnya terhadap pekerja tambang, apabila sampai
menghirup gas-gas tambang tersebut yaitu
Pengaruhnya terhadap pekerja tambang yaitu para pekerja
tersebut tidak bisa bekerja dengan nyaman dan aman, selain itu para
pekerja tambang akan mengalami sesak nafas dan juga sistem
pernafasan akan terganggu dan akan mengakibatkan kematian apabila
gas yang dihirup terlalu banyak. Selain itu adapun beberapa pengaruh
pada gas-gas diantaranya :
• CO2 akan mempengaruhi sistem pernafasan pada organ tubuh apabila
CO2 tersebut telah melebihi nilai ambang batasnya.
• CO dapat bercampur terhadap hemoglobin dan juga akan menangkap
oksigen yang membuat kadar oksigen pada organ tubuh ini akan
mengalami penurunan yang akan mengakibatkan lemas serta pusing.
• CH4 ini apabila para pekerja tersebut semakin banyak maka akan
mengakibatkan sakit terhadap paru-paru manusia.
• H2S yang apabila dihisap oleh manusia ini akan dapat mengakibatkan
rusaknya penciuman serta terjadinya paru-paru yang akan rusak.
D. Bagaimana penanganan apabila kandungan gas-gas tersebut berada
dalam tambang dalam jumlah banyak, di atas ambang batas !
Penanganan apabila kandungan gas melebihi ambang batas
sendiri yaitu dengan cara mengeluarkan gas tersebut dengan cara
pembuatan sistem ventilasi lalu dikontroll secara berkala. Selain itu
penanganannya yaitu :
a) Pencegahan (Prevention)
• Dengan cara menggunakan tahapan sesuai prosedur.
• Melakukan perawatan dari seiap alat mekanis.
• Melakukan pencegahan agar tidak timbulnya api.
b) Pemindahan (Removal)
• Melakukan penyaliran pada gas-gas yang di area tambang.
• Menggunakan sistem ventilasi hisap/hembus menggunakan kipas.
c) Absorpsi
• Menggunakan bahan kimia untuk gas yang keluar dari alat
mekanis.
d) Isolasi
• Menggunakan batasan tempat untuk area yang diindikasikan
berbahaya.
e) Pelarutan
• Melakukan pelarutan pada gas yang keluar dari sistem ventilasi.
2. Gas dan debu tambang merupakan pengotor yang selalu ada di tambang
bawah tanah. Adanya gas dan debu tambang akan menyebabkan
kecelakaan (kadar O2 yang berkurang, ledakan, kebakaran). Ventilasi
tambang berfungsi untuk mengurangi dan mengalirkan gas dan debu
pengotor tersebut, untuk dialirkan ke luar tambang dengan mengunakan
bantuan pemasangan fan dan booster. Sehingga didapatkan kondisi kerja
yang nyaman bagi pekerjanya (ditandai dengan jumlah/kadar gas dan
debu sesuai dengan nilai ambang batas).
JAWAB
A. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan (kebakaran
dan ledakan) pada tambang bawah tanah yang diakibatkan oleh gas dan
debu tambang !
Faktor yang dapat menyebabkan gas dan debu tambang: - Komposisi
debu yang ditinjau dari mineralogi - Komposisi - Ukuran partikel -
Lamanya debu yang terdebah
B. Apa yang membedakan jenis kecelakaan pada tambang batubara bawah
tanah dengan tambang bijih/mineral. Jelaskan argumentasi saudara !
Perbedaan yang terdapat pada gas yang terkandung pada tambang
bawah tanah batubara dengan tambang bawah tanah bijih yaitu
komposisi yang dapat terbentuk dari gasnya. Pada tambang bawah tanah
batubara sendiri biasanya gas yang terkandung yaitu adalah gas methan
(CH4) yang terakumulasi pada perlapisan dari batubaranya, sedangkan
pada tambang bawah tanah dengan komoditas bijih(mineral) ini biasanya
terakumulasi gas hydrogensulfida (H2S) yang terakumulasi akibat adanya
unsur sulfida yang terkandung dalam unsur mineralnya.
C. Cantumkan artikel dan sumbernya tentang jenis kecelakaan yang terjadi
di tambang bawah tanah yang diakibatkan adanya gas dan debu
tambang, buat resume nya !
Pada hari Selasa, tanggal 16 Juni 2009, sekitar pukul 10.00 WIB telah
terjadi kecelakaan di wilayah Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi
batubara PT Dasrat Sarana Arang Sejati di Bukit Bual/Ngalau Cigak,
Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. KP
Eksploitasi PT Dasrat Sarana Arang Sejati diterbitkan oleh Walikota
Sawahlunto berdasarkan SK No. 05.39/PERINDAKOP/2006 berlaku
mulai 2 Juni 2006 s.d 2 Juni 2011. Pelaksana penambangan adalah
kontraktor CV Cipta Perdana. Penambangan dilakukan secara manual
menggunakan alat gali belincong dengan membuat lubang-lubang masuk
di dalam lapisan batubara tanpa ada ventilasi memadai, hanya
mengandalkan ventilasi alami. Ketebalan lapisan batubara yang digali
mencapai sekitar 2,5 meter.Kecelakaan yang terjadi diduga akibat
ledakan gas metana (CH4), efek ledakan mengakibatkan adanya
lemparan material hingga sejauh 150 meter dari mulut tambang, dan
terlemparnya 14 orang yang berada pada jarak sekitar 50 meter dari
mulut tambang. Konsentrasi gas metana pada tambang batubara bawah
tanah pada kisaran 5 - 15% dapat menimbulkan ledakan (Handbook for
Methane Control in Mining, Dept of Health and Human Services,
Pittsburgh - USA, 2006).Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) telah menerjunkan Tim Penanggulangan yang berkoordinasi
dengan Pemerintah Kota Sawahlunto, Kepala Teknik Tambang PT Bukit
Asam, Unit Pertambangan (UP) Ombilin dan Kepala Teknik Tambang PT
Allied Indo Coal. Sampai dengan Rabu, 17 Juni 2009 pukul 17.00 WIB,
rekapitulasi dan jumlah korban berdasarkan laporan Tim DESDM, adalah
sebagai berikut:
• Korban meninggal 32 orang dan sudah dievakuasi (31 orang
dievakuasi dari lubang tambang dan 1 orang yang berada di luar
tambang).
• Diperkirakan korban yang masih di dalam lubang tambang dan
belum diketahui kondisinya, 1 orang.
• Korban luka parah/ringan dan dirawat 13 orang.
Pihak Kepala Teknik Tambang PT Bukit Asam UP Ombilin dan PT
Allied Indo Coal telah menugasi Tim Mine Rescue untuk melakukan
evakuasi korban. Evakuasi dilakukan bekerjasama dengan Basarnas
Padang, Tim Forensik Polda Sumbar serta masyarakat. Departemen
ESDM akan melakukan audit teknis, khususnya yang menyangkut
keselamatan kerja pada seluruh tambang bawah tanah. Terutama yang
beroperasi di Kota Sawahlunto. Hasil audit teknis nantinya akan menjadi
rekomendasi untuk dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Sawahlunto.
Hingga saat ini Pemerintah Kota Sawahlunto telah menerbitkan 13 KP
Eksploitasi, 10 diantaranya tambang bawah tanah dan ditutup sementara
oleh Walikota Sawahlunto efektif mulai 17 Juni 2009. Selanjutnya, sesuai
dengan tugas dan fungsi, Departemen ESDM akan melakukan
pemantauan dari waktu ke waktu atas kecelakaan tambang tersebut.

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-1149754/desdm-akan-audit-seluruh-tambang-bawah-tanah
3. Gas H2S merupakan salah satu gas pengotor yang ada dalam tambang
bawah tanah. Gas ini mempunyai berat jenis yang sedikit lebih berat dari
udara. Walaupun gas ini mempunyai bau yang sangat jelas, namun
kepekaan terhadap bau ini akan dapat rusak akibat reaksi gas H2S terhadap
syaraf pemicu manusia. Pada konsentrasi yang lebih tinggi baunya tidak
dapat tercium karena terjadi kelelahan indera penciuman. Jelaskan:
JAWAB
A. Bagaimana gas H2S terbentuk/berada dalam tambang bawah tanah !
Gas H2S ini timbul di area tambang bawah tanah dikarenakan adannya
zat organik yang terkandung pada batuan yang keluar karna hasil
pengeboran ataupun limbah yang tertimbun pada pori pori batuan
B. H2S masuk dalam pekerja masuk melalui pernapasan, Apabila
menghirup has H2S dalam kurun waktu lama, gas ini bisa masuk ke
dalam aliran darah, dapat mengakibatkan keracunan. Jelaskan pengaruh
yang dirasakan oleh pekerja yang menghirup gas H2S !
Dengan karakteristik gas ini yaitu tidak berwarna, namun memiliki bau
busuk. Dan sifatnya yang mudah meledak. Pengaruh pada pekerja
apabila menghirup gas ini akan terjadi dalam waktu lama akan
menyebabkan kematian.
C. Gas H2S tidak hanya berpengaruh pada pekerja, tetapi juga merusak
peralatan/mesin dan lainnya, jelaskan akibat dari gas H2S terhadap
peralatan tersebut !
Gas H2S sendiri memiliki sifat yang sanga korosif dimana pada sifat ini
sendiri akan mengakibatkan karat adn dari gas ini sendiri akan
mengakibatkna ledakan sehingga nantinya terjadi kebakaran pada
tambang
4. Debu tambang merupakan salah satu komponen yang dapat menurunkan
kualitas udara tambang. Debu tambang dapat menyebabkan gangguan
saluran pernapasan, keracunan, kebakaran, ledakan, jarak pandang buruk,
dll
JAWAB
A. Bagaiman pengendalian paparan debu di lingkungan tambang
Adapun pengendalian pada paparean debu yang berada di lingkungan
tambang, diantaranya :
• Dust collection systems = menggunakan prinsip ventilasi tambang
agar dapat menangkap debu yang berasal dari sumbernya.
• Wet dust suppression systems = menggunakan cairan dengan tujuan
untuk membasahi bahan yang mengeluarkan debut.
• Airbone dust capture through water sprays = menyemprotka debu
dan menggunakan bahan kimia pengikat.
B. Jelaskan prosedur yang yang dilakukan oleh perusahaan tambang untuk
mengurangi terjadinya gangguan akibat adanya debu tambang !
Prosedur yang digunakan yaitu selalu menyiapkan peralatan dan
perlengkapan yang sesuai standar, mengatur kegiatan operasi sebaik
mungkin, mematuhi setiap peraturan terkait pengaman, menggunakan
APD sesuai peraturan dan kegiatan administratif.
C. Bagaimana pencegahannya apabial sudah terjadi kejadian tersebut !
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara sesegera
mungkin untuk mencari ruang isolasi bencana untuk pekerja yang masih
berkegiatan di area penambangan dan segera menetralisir udara
tambang dengan mensuplai udara bersih kedalam tambang.
5. Produk dari suatu peledakan debu batubara, yang diambil contoh udara
tambang pada return airway dalam tambang bawah tanah mempunyai
komposisi kimia :
O2 = 3,15 % CO2 = 12, 35 % CO = 8,07 % CH4 = 2,08 % N2 = 72,2 % H2 =
2,15 %
Hitung bagian-bagian dari udaram after damp, dan gas-gas lain nya !
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner

Anda mungkin juga menyukai