bermain-main disana. Saat sedang asyik memandangi langit, ia melihat seekor kupu-kupu
dan burung-burung yang cantik terbang melintas. “Andai aku bisa terbang seperti
Sepasang Angsa itu berusaha menghibur Kura-Kura. Mereka memiliki ide untuk mengajak
Kura-Kura terbang bersama. Mendengar ide itu Kura-Kura amat senang karena impiannya
Keesokan harinya, Kura-Kura segera berjalan menuju danau untuk bertemu kedua
ekor Angsa. Kedua Angsa itu terlihat membawa sebatang kayu yang cukup panjang.
"Kura-Kura, kami akan terbang sambil memegang batang kayu ini. Kamu harus menggigit
batang kayu ini dengan sekuat tenaga dan jangan pernah membuka mulutmu karena itu
akan membuatmu terjatuh." “Tenang saja Angsa, aku akan melakukan apa yang kau
melihat Kura-Kura yang bisa terbang. Ia heran mengapa Kura-Kura begitu berani terbang
dengan bantuan para Angsa. Burung Gagak pun mendekat dan mencoba menyapa Kura-
Kura yang tengah terbang. “Selamat pagi wahai Kura-Kura. Hebat sekali kamu bisa
terbang di angkasa yang luas ini. Jangan-jangan kamu itu seorang raja Kura-Kura yang
Kura-Kura merasa tinggi hati atas pujian Gagak yang melihatnya. Ia pun membalas
ucapan Gagak dengan sombong. “Tentu saja,” jawab Kura-Kura dengan sombong. Kura-
Kura lupa dengan pesan Angsa kepadanya. Ketika ia membuka mulut untuk menjawab
pertanyaan Burung Gagak, gigitannya kepada kayu terlepas. Alhasil Kura-Kura pun
terjatuh ke tanah. Untung saja ia memiliki tempurung keras yang melindunginya agar
1
tidak terluka. Kura-Kura merasa menyesal karena ia tidak menyadari kelebihan dirinya.
Meskipun tidak memiliki sayap untuk terbang, tetapi ia punya tempurung yang kuat yang
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Kura-Kura = _____________________________________
Angsa = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3
7. Pesan moral/amanat dari cerita di atas
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Merah dan Bawang Putih. Bawang Putih rajin, baik hati, jujur dan rendah hati. Sementara
itu, Bawang Merah malas, suka bersolek, tinggi hati, dan suka iri. Suatu pagi, Bawang
Putih sedang mencuci beberapa pakaian di sungai. Secara tidak sengaja, pakaian ibunya
terhanyut oleh sungai. Dia benar-benar khawatir dan takut, ia berjalan di sepanjang sisi
Akhirnya ia bertemu dengan seorang Wanita Tua. Wanita Tua itu mengatakan
bahwa ia menyimpan pakaian Ibu Bawang Putih. Ia akan mengembalikannya asal ia mau
membantu wanita tua itu melakukan pekerjaan rumah tangga. Bawang Putih dengan
senang hati membantu Si Nenek. Setelah semuanya selesai, Wanita Tua itu
mengembalikan pakaian ibu Bawang Putih dan memberinya hadiah. Wanita Tua itu
memiliki dua labu, satu labu kecil dan satu labu besar. Bawang Putih mengambil labu yang
kecil. Setelah berterima kasih kepada Wanita Tua itu, Bawang Putih kemudian pulang.
Ketika ia tiba di rumah, Ibu Tiri dan Bawang Merah marah. Mereka telah
menunggunya sepanjang hari. Bawang Putih kemudian bercerita tentang apa yang ia alami.
Ibunya mengambil labu itu dan membantingnya ke lantai. Tiba-tiba mereka semua
terkejut. Di dalam labu itu ternyata ada banyak perhiasan, emas dan permata.
Ibu Tiri meminta Bawang Merah untuk melakukan hal yang sama seperti yang
dilakukan Bawang Putih. Bawang Merah sengaja menghanyutkan pakaian ibunya agar ia
juga bisa bertemu Wanita Tua itu. Wanita Tua itu meminta Bawang Merah untuk
malahan ia meminta agar Wanita Tua itu memberinya labu besar. Wanita Tua itu
memenuhi permintaan Bawang Merah, ia kemudian memberinya labu yang besar. Bawang
Ketika dia tiba di rumah, Ibunya tidak sabar untuk membuka labu besar itu. Ia
langsung menghancurkan labu itu ke lantai. Mereka terkejut dan ketakutan karena ada
4
banyak ular di dalam labu. Mereka benar-benar takut. “Bu, Aku pikir Tuhan sedang
menghukum dan mengingatkan kita. Kita telah melakukan hal-hal buruk pada Bawang
Putih.” Ucap Bawang Merah. Akhirnya keduanya menyadari kesalahan mereka. Mereka
meminta maaf atas perbuatan mereka selama ini. Bawang putih dengan senang hati
memaafkan mereka.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
6
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Dahulu kala, ada seorang Raja yang pesolek dan sangat suka mengenakan baju-
baju baru. Ia selalu ingin mengenakan baju-baju baru di pagi, siang dan malam hari. Suatu
hari, datanglah dua orang Penipu yang menyamar sebagai pembuat baju yang hebat.
Mereka mengaku bahwa mereka pandai membuat baju dengan kualitas yang sangat bagus.
Mereka mengatakan bahwa kain yang mereka pakai untuk membuat baju untuk Raja tidak
Raja sangat tertarik akah hal itu. Ia berpikir dengan begitu ia bisa mengetahui
siapa yang pintar dan tidak pintar. Raja segera memerintahkan kedua orang itu untuk
membuatkan baju baru untuk dirinya. Mereka diberi sebuah ruangan khusus di istana
beserta benang-benang emas yang mereka minta. Kedua Penipu itu menyembunyikan
benang-benang emas yang mereka terima. Mereka berpura-pura sedang bekerja keras
Raja yang tidak sabar mengutus menteri nya untuk menengok baju istimewa yang
sedang dibuat itu. Ketika menteri mengunjungi para Penipu yang menyamar, ia bingung
karena ia tidak dapat melihat baju tersebut. Namun karena takut di anggap tidak pintar,
ia melaporkan pada Raja bahwa bajunya sangat indah. Mendengar hal itu Sang Raja
datang untuk melihatnya sendiri. Dia berusaha melihat keseluruh ruangan, tapi ia tidak
melihat apa pun. Namun, karena tidak ingin dianggap tidak pintar, Raja pun berpura-pura
bisa melihat baju yang istimewa itu dan berkata bahwa bajunya sangat indah
7
Keesokan harinya adalah hari di mana Sang Raja akan mengenakan baju barunya
pada acara pawai keliling kota. Kedua Penipu yang menyamar telah pergi dan membawa
benang-benang emas yang disembunyikannya beserta uang emas upah membuat baju.
Saat Raja memakai baju barunya, ia dan semua pegawai tetap saja tidak bisa melihat
baju itu. Tapi karena mereka tidak ingin dibilang tidak pintar, mereka mengatakan bahwa
Seluruh rakyat telah mendengar bahwa raja akan mengenakan baju baru yang
yang hanya dapat dilihat oleh orang yang pintar. Saat Sang Raja muncul, semuanya
terkejut. Akan tetapi karena mereka tidak ingin dianggap tidak pintar, mereka pun
berseru-seru memuji baju Sang Raja. Mendadak terdengar suara Anak Kecil berteriak,
“Raja kan tidak pakai baju!” semua terdiam. Raja pun menyadari bahwa Anak Kecil itu
berkata jujur, dan dengan terburu-buru ia berjalan kembali ke istana sambil menahan
malu.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Raja = _____________________________________
Penipu = _____________________________________
8
6. Tuliskan kalimat utama dan ide pokok setiap paragraf!
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
9
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Suatu ketika di sebuah hutan yang lebat hiduplah Singa yang perkasa, kuat, besar
dan menakutkan. Ia disebut sebagai Sang Raja Hutan sebab semua hewan di hutan takut
kepadanya. Singa sendiri dikenal sebagai raja yang mengerikan. Ia sangat gila hormat dan
senang sekali mendapatkan pujian dari semua penghuni hutan. Singa sering menghabiskan
Suatu hari seekor Tikus kecil sedang bermain. Ia berlari ke sana ke mari, hingga
tanpa sengaja ia masuk ke wilayah Sang Singa. Tikus sangat merasa takut, ia melihat
Singa besar yang tertidur di sana. Tikus takut membangunkan Singa. “Sepertinya aku
Tiba-tiba saja suara langkah kaki Tikus membuat Singa terbangun. Singa menjadi
geram melihat Tikus kecil yang berani masuk ke wilayah miliknya, apalagi sampai
mengganggu tidur siangnya. Singa yang marah pun langsung menangkap hewan kecil itu
10
dengan tangannya. Tikus tidak dapat menghindar hingga akhirnya tertangkap oleh Singa.
Tikus meminta ampun kepada Singa agar dapat dilepaskan dan berjanji akan membalas
Sampai tibalah di mana saat Tikus mendengar suara meringis dari Sang Singa.
Rupanya, Singa tersebut tertangkap jaring yang dipasang pemburu. Tikus pun langsung
membantu Singa untuk membalas budi baiknya. Ia menggerogoti jaring hingga putus.
Beruntung, keduanya bisa selamat dari jebakan pemburu. Kini mereka bersahabat dan
saling menyayangi.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Singa = _____________________________________
Tikus = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
11
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
12
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
mempunyai raja. Singa adalah raja hewan yang berjalan di tanah, tetapi burung
ingin mempunyai raja sendiri. Kemudian burung pergi menemui singa dan
Wakil semua burung berkumpul, dan memutuskan siapa yang akan menjadi
raja. Singa menanyakan para burung bagaimana cara burung memilih siapa yang
akan menjadi raja. Para burung berpikir dan berpikir, tetapi mereka tidak
menemukkan cara yang tepat. Sebenarnya, Elang ingin mengusulkan, bahwa raja
burung harus memiliki kemampuan terbang tinggi. Elang sadar bahwa dialah
burung yang dapat terbang tinggi. Tetapi, ia tidak mau jika burung lain berpikir,
bahwa dia sendiri yang ingin menjadi raja. Burung Beo berpikir bahwa seharusnya
yang menjadi raja adalah dirinya, karena, meskipun tubuhnya kecil tetapi ia
sangat cerdik.
tetapi sayalah burung yang dapat bernyanyi dengan baik. Jika bernyanyi menjadi
persyaratan, sayalah yang akan menjadi raja.” Kata Burung Bulbul. “Kita
memerlukan sebuah cara yang adil untuk mengadakan perlombaan ini. Karena
tuhan menganugrahkan kita sayap, maka saya mengusulkan, bahwa burung yang
terbang paling tinggilah yang yang patut menjadi raja.’’ Mendengar usul Singa, si
Elang merasa sangat senang. Ia tau bahwa dirinyalah yang dapat terbang paling
tinggi. Ia berkata ‘’Ya, saya juga berpikir cara itu yang paling baik.’’ Burung Beo
pun berkata, ‘’Ya, saya pikir cara ini sangat baik. Siapapun yang terbang paling
13
Kemudian, dengan gerak cepat dan diam-diam, burung Beo terbang ke
punggung burung Elang, tetapi Elang tidak menyadarinya. Burung Beo sangat
ringan, sehingga burung Elang tidak tahu. Bahwa burung Beo tersebut berada di
terbang paling tinggi. Maka burung Elanglah yang menjadi Raja kita.’’ Kemudian
mereka melihat burung Beo berada di atas punggung burung Elang. Mereka pun
berkata ‘’Tidak, ternyata burung Beo terbang paling tinggi.” Burung Beo,
merupakan burung yang paling cerdik dan akhirnya mereka menobatkan burung
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Paragraf 1
14
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
15
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
tanda malam akan datang. Saat itu adalah akhir dari musim hujan. Keluarga tupai
terlihat sibuk lalu lalang memindahkan makanan berupa biji-bijian yang telah
dikumpulkan oleh mereka selama musim hujan ke dalam sarang yang telah mereka
buat.
yang sangat cantik, berwarna merah serta melantunkan lagu-lagu yang merdu,
namun burung nuri itu terlihat sangat kelelahan dan merasa sangat lapar. Keluarga
tupai itu terheran-heran dengan keadaan burung nuri tersebut, namun mereka
keluarga tupai itu. Lalu burung nuri itu mulai mendekati salah satu dari mereka,
dan dia bertanya, “Apa yang sedang kalian lakukan wahai tupai?” Salah satu tupai
itu menjawab “Apa kau tidak melihat, kami sedang sibuk mengumpulkan makanan
Burung nuri itu kaget saat ini dia sama sekali tidak memiliki apa-apa untuk
sulitnya mendapatkan makanan. Bahkan saat ini dia merasa sangat lapar. Burung
Nuri itu meminta kepada keluarga tupai untuk membagi makanan dengannya.
Permintaan burung nuri itu membuat keluarga tupai itu gusar. “Bolehkah kau
membagi makan denganku?” ,pinta Burung Nuri, “Apa?!”, Tanya tupai kepada
burung nuri dengan nada marah. “Kenapa kamu meminta kami untuk berbagi
makanan dengan kamu, lalu selama musim hujan ini apa yang kau lakukan?”, Tanya
tupai kepada burung nuri. “Ah, selama ini aku sama sekali tidak berpikir untuk
mengumpulkan makanan seperti kalian,” jawab Burung Nuri, “Aku sibuk sekali
dengan berlatih bernyanyi, dan ternyata musim hujan akan segera berganti
Para tupai merasa sangat marah dengan apa yang dilakukan oleh Burung
Nuri itu. Salah satu tupai melompat mendekati burung nuri itu, lalu berkata. “Apa,
berlatih bernyanyi katamu? Kau tidak sadar dengan apa yang kau lakukan, kau
membuang waktumu itu dengan hal yang sia-sia. Mengapa tak kau sempatkan
kau selesai dengan latihan bernyanyimu itu, sekarang saatnya kau berlatih
menari!”.
Kemudian tupai itu meninggalkan burung nuri tersebut. Tupai itu segera
melanjutkan tugasnya membawa makanan ke sarang mereka. Burung Nuri itu hanya
sia-sia sehingga mengakibatkan hal yang tidak baik padanya. Lalu di saat itu pula
burung nuri dengan tergesa-gesa mencari makanan untuk dia kumpulkan, namun
dia terlambat karena hari sudah menjelang malam. Dan walaupun burung nuri itu
17
mengumpulkan makanan, makanan itu tidak cukup untuk menghadapi musim
kemarau.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
tupai = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
18
Kalimat Utama : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
19
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Cicit si tikus
Di dalam sebuah hutan, hiduplah seekor tikus kecil, yang bernama Cicit. Tidak
Seperti tikus pada umumnya, tubuh Cicit memang lebih kecil. Inilah yang membuat Cicit
jadi minder dan ketakutan akan ukuran tubuhnya. “Kenapa binatang lain besar, sedangkan
aku kecil. Apa yang harus aku lakukan?” tanyanya pada diri sendiri.
Keesokan harinya, Cicit menemukan sehelai kain yang berwarna putih yang
ukurannya lebih besar, daripada tubuhnya. Melihat kain yang berwarna putih tersebut,
terlintas di pikirannya sebuah ide jahil untuk binatang lain di sekitarnya. Kali ini, Cicit
masuk ke dalam rumah, dan mulai mengambil pena. Pena tersebut digunakan untuk
menggambar sepasang mata, bibir, dan bagian wajah lainnya. Gambar yang dibuat tidak
Setelah selesai, dirinya mulai beraksi di jalan yang ada di dekat rumahnya. Jalan
tersebut adalah jalan yang sering dilalui oleh para binatang hutan. Binatang pertama yang
melintas adalah kelinci. Kelinci yang melihat kain putih berkelebat di depanya tersebut
Tidak hanya kelinci, binatang lain yang melintas di jalanan tersebut pasti lari dan
berteriak ketakutan. Rusa, Gajah, bahkan macan pun dibuat terkejut dan takut. Mereka
mengira bertemu hantu berukuran kecil, padahal sebenarnya itu adalah Cicit.
20
Hingga pada suatu hari, badai datang ke kawasan hutan. Karena jalan yang ada di
dekat rumah tikus adalah jalan utama, maka mau tidak mau para binatang harus melalui
jalan tersebut untuk cepat sampai ke rumah. Ketika Cicit hendak melakukan niat jahilnya
lagi, angin kencang meniupkan kain yang menutupi tubuhnya. Maka terungkaplah, bahwa
biang keladi yang selama ini menakut-nakuti mereka adalah Cicit si tikus. Para binatang
yang melihat kejadian tersebut kesal akan tingkah laku Cicit. Para binatang pun mulai
menjauhinya, kali ini ia berjanji tidak akan mengulangi kembali kelakuan jahil nya
tersebut.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
cicit = _____________________________________
Paragraf 1
21
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
22
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Zaman dahulu kala, hiduplah seekor lalat yang baik hati, rajin dan gemar
membantu orang lain. Satu hari, di sekitar tempat tinggal Si Lalat, tengah diadakan
sebuah festival. Si Lalat pun dengan senang hati membantu kegiatan tersebut. Tapi
karena terlalu asyik membantu kegiatan festival, membuat dirinya lupa akan namanya
sendiri.
Si Lalat memutuskan untuk bertanya pada seorang wanita tua yang tengah duduk
di bawah pohon. “Maaf ibu, apakah Anda tahu nama saya?”, tanya Lalat. Tapi sang ibu
tidak mengetahuinya, bahkan menyuruhnya untuk bertanya pada seorang anak laki-laki,
Lalat pun terbang dan menghampiri sang anak laki-laki yang dimaksud. Kemudian
bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama. Lalat dijawab dengan gelengan, sebagai
23
tanda bahwa sang anak laki-laki tersebut tidak mengetahui namanya. Bahkan sang anak
lelaki tersebut menyarankan untuk menanyakannya pada kapak yang dibawanya. Kembali
lagi, seperti sebelumnya, sang kapak yang dipegang oleh sang anak laki-laki tersebut pun
Hewan itu pun kembali bertanya pada orang-orang di sekelilingnya, apakah ada
yang tahu siapa nama dirinya. Namun tetap tidak ada yang tahu. Sampai lalat bertemu
dengan seekor kuda, dan kembali bertanya. “Hai kuda, apakah kau tahu siapa namaku?”.
Seperti sebelumnya, jawabannya tidak tahu, Namun kali ini, kuda, menyarankan
menanyakannya pada bayi yang ada di dekatnya. “Hai bayi kecil, apakah kau tahu
namaku?”, sang lalat bertanya, dengan rasa lelah, karena terus menerus bertanya. Kali ini
bayi kecil tersebut, menjawab, dengan “la…..la…la…”, belum sempat sang bayi
menyelesaikan kalimatnya. Ternyata sang lalat kini kembali mengingat namanya. “Oh ya,
kau bayi, aku lalat, terima kasih kau mengingatkanku akan namaku sendiri”. Kemudian
sang lalat pun kembali membantu kegiatan festival dan pulang begitu acaranya selesai.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
lalat = _____________________________________
24
4. Latar Waktu = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
25
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
M. Grace
harta yang banyak. Setiap hari ia hanya memikirkan cara untuk bagaimana mendapatkan
uang yang sangat banyak. Ia bahkan tak segan untuk menawar harga yang paling rendah
kepada penjual di pasar. Semuanya dilakukan untuk mendapatkan untuk yang besar. Ia
Hal ini tentu membuat rakyat resah dan gelisah. Untuk menghentikan kebiasaan
buruk dari Adipati Pandanarang, rakyat meminta bantuan kepada seorang pemimpin
agama untuk menyadarkan Adipati dari kebiasaannya yang buruk. Sang pemimpin agama
26
menyanggupi permintaan tolong dari rakyat yang mengadu kepadanya. Pemimpin agama
rumput, ketika Adipati ingin membeli rumput, Adipati menawar dengan harga yang sangat
rendah dan disetujui oleh penjual rumput, ketika mengirim rumput ke halaman rumahnya,
penjual rumput selalu meletakkan koin emas di tumpukkan rumput tersebut. Hal itu
dilakukan berkali – kali, sampai Adipati menanyakan mengapa selalu meletakkan koine mas
di bawah rumput. Pemimpin agama tersebut menjawab bahwa dia memiliki banyak harta
hanya dengan sekali mencangkul di tanah, namun ia tidak berniat untuk memiliki harta
tersebut karena harta tersebut hanya bersifat sementara dan tidak abadi. Hal itu
membuat Adipati merasa kerdil dalam hatinya. Karena menyadari dirinya yang sangat
harta duniawi. Adipati Pandanarang pun setuju dan ingin berguru kepadanya. Hal ini
disampaikan kepada istri Adipati. Sang istri juga setuju mengikuti sang suami yang ingin
berguru kepada pemimpin agama tersebut. Adipati mengingatkan istrinya untuk tidak
membawa barang (emas, permata, intan) tetapi membagikan kepada mereka yang
membutuhkan. Sang istri ternyata belum bisa melepaskan harta yang dimilikinya. Tanpa
sepengetahuan Adipati pandanarang, sang istri menyimpan sebagian emas dan permata di
dalam tongkatnya. Setelah itu sang istri segera menyusul Adipati dan pemimpin agama
tersebut.
Dalam perjalanan, mereka dihadang oleh tiga orang penyamun. Ketika pemipmpin
agama dan Adipati melewati mereka, mereka tidak menemukan harta benda di tubuh
mereka. Pemimpin agam berkata bahwa mereka akan mendapat harta banyak ketika
seorang wanita lewat dengan menggunakan tongkat. Akhirnya para penyamun melepas
mereka, kemudian istri Adipati melewati mereka dan tongkat yang berisi emas dan
permata diambil oleh penyamun. Ketika berhasil bertemu dengan suaminya dan Sunan
27
Pemimpin agama menyalakan ketiga orang tersebut. Pemimpin agama berkata
kepada istri Adipati Padanarang , karena tidak mendengarkan perkataan suami dan hal ini
merupakan kesalahannya sendiri. Para pemimpin agama mengatakan bahwa ada tiga pihak
yang salah di sini, yaitu istri Adipati, Adipati Pandanarang dan penyamun. Kelak tempat
ini akan menjadi kota yang rame dan untuk mengingat kejadian ini, pemimpin agama
memberi nama ‘ Salatiga ‘ dan sejak saat itu tempat itu menjadi kota yang rame di Jawa
Tengah.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
si Istri = ______________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
28
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
29
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 6
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Roro jongrang adalah putri yang baik hati dan tegas. Putri senang dan peduli terhadap
kehidupan para rakyatnya. Putri sangat dicintai oleh semua dayang - dayang dan
rakyatnya. Dia tumbuh menjadi putri yang memiliki pendirian yang teguh. Tidak bisa
menggoyahkan semangat dan tekat dari Putri Roro Jonggrang. Beberapa pangeran
30
berusaha mendekati sang putri namun sang putri menolaknya karena terkenal tidak baik
memperlakukan rakyatnya.
Sayangnya kebahagiaan sang putri tidak berlangsung lama. Sang ayah telah
dibunuh oleh Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging. Bandung Bondowoso juga
rakyak Prambanan dengan semena- mena. Hal ini membuat Putri Roro Jonggrang merasa
iba dengan keadaan rakyanya. Sang putri tidak sanggup untuk melihat penderitaan
Rencana Putri Roro gagal untuk keluar dari kerajaan lain. Ia tidak dapat keluar
dari kerajaan karena Badung Bondowoso melarang sang putri untuk keluar dari kerajaan.
Bondowoso menginginkan sang putri untuk tetap di dalam istana untuk bisa menjadi
istrinya. Sang putri tentu tidak menginginkan untuk tetap tinggal di dalam istana dan
menjadi istri dari Badung Bondowoso. Sang putri berusaha mencari cara untuk bisa lepas
Terlintas ide dari Putri Roro Jonggrang untuk menghentikan keinginan Badung
Bondowoso. Putri Roro Jonggrang memberikan syarat yang tak mungkin dipenuhi oleh
Candi – candi itu harus selesai sebelum matahari terbit. Ternyata Badung Bondowoso
memiliki teman –teman yang membantunya untuk menyelesaikan syarat tersebut. Roro
rencana Badung Bondowoso. Ia meminta para dayang untuk segera bangun dan menumbuk
padi agar ayam segera berkokok ( yang menandakan pagi telah tiba ) sehingga Bondowoso
Mengetahui bahwa pagi telah tiba dan teman – temannya telah pergi, Badung
segera menghitung candi yang telah dibuat ternyata jumlahnya hanya 999, melihat hal
ini membuat Badung Bondowoso menjadi murka dan mencurigai ulah dari Putri Roro
Jonggrang yang sengaja membuat pagi lebih cepat. Ia menjadi murka dan segera
menemui Roro Jonggrang. Roro Jonggrang siap menghadapi kemarahan dari Badung
Bondowoso.
31
Badung Bondowoso memperlihatkan kesaktiannya ke Roro Jonggrang. Ia
mengubah putri menjadi candi yang ke 1.000. Keinginan Badung akhirnya tidak berhasil
untuk menjadikan Roro Jonggrang sebagai istri. Begitu pula dengan Putri Roro Jonggrang
yang memang tidak ingin menjadi istri Badung Bondowoso. Akhirnya candi yang ke 1.000
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Si Istri = ______________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
32
Kalimat Utama : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
33
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 6
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
sayang menyayangi. Hewan yang tua menyayangi yang muda sedangkan hewan yang lebih
muda menghormati yang tua. Bahkan mereka sukai hidup bergotong-royong dalam
melakukan setiap pekerjaan. Siapapun yang mendapat kesulitan dalam melakukan sesuatu
pekerjaan maka hewan yang lain serentak beramai-ramai membantunya sehingga semua
pekerjaan yang ringan akan cepat diselesaikan dan pekerjaan yang berat akan terasa
hewan yang satu saling curiga mencurigai. Hewan-hewan tua enggan menyayangi yang
34
muda lagi begitu pula hewan-hewan yang mudah sudah tidak lagi memberikan hormat
pada hewan yang tua. Hewan-hewan muda semakin berani bertindak tidak sopan kepada
hewan-hewan yang lebih tua. Rasa kegotongroyongan yang dahulu mereka lakukan
sekarang mereka sudah tinggalkan. Mereka lebih senang hidup menyendiri. Bila ada
hewan yang kesulitan melakukan pekerjaan maka tidak ada seekor ekor hewan pun yang
ikhlas membantunya. Mereka lebih senang menjadi penonton saja terhadap kesulitan
teman-temannya kehidupan di kerajaan semakin jauh dari rasa aman dan tentram.
Perubahan kehidupan ini disebabkan oleh Si Bebek yang suka bergosip. Tiap hari
bahan gosipnya. Sehingga itu membuat kesalahpahaman diantara para binatang dan tak
luput menjadi perkelahian. Bila antara hewan satu dan hewan lain terlibat adu mulut dan
akhirnya berkelahi maka Si Bebek akan menjauhi mereka. Si bebek takut dikeroyok oleh
hewan-hewan yang menjadi korbannya. Bahkan terkadang si bebek saling mengadu domba
antara hewan satu dengan yang lain. Hewan-hewan tua berusaha diadu dengan hewan-
Burung hantu merasa resah dengan keadaan ini. Burung hantu tahu bahwa keadaan
ini disebabkan oleh ulah si bebek. Oleh sebab itu si burung hantu memikirkan suatu cara
bagaimana caranya memberi pelajaran kepada si bebek. Dia ingin menghentikan perilaku
bebek untuk menghentikan kebiasaannya yang buruk namun si bebek justru menantang
Keesokan harinya burung hantu mengajak bebek untuk bertemu di bawah air
dengan bangga dan sombong berkata bahwa banyak binatang yang mudah tertipu
olehnya dan mudah untuk dihasut. Hal ini membuat para binatang murka dan geram
padanya. Ketika mereka hendak mengeroyok bebek, burung hantu berusaha menengahi
mereka. Ketika bebek masih dengan sombongnya membela diri, tiba tiba sebuah batu
menimpa mulut bebek yang membuat bebek hanya berkata kwekk… kwek… . sejak saat
35
itu, bebek tidak lagi mengadu domba para binatang dan mereka kembali hidup damai
bersama.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Si Bebek = ______________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
36
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
37
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Dahulu kala, hiduplah seorang raja Sulawesi Selatan. Ia hidup damai dan bahagia
bersama rakyat dan keluarganya. Rakyatnya sangat menyanyangi raja begitu pula
sebaliknya. Raja juga memiliki keluarga yang sangat menyayangi raja. Kebahagiaan raja
bertambah karena raja telah dikarunia oleh tujuh putri yang cantik dan jelita. Memiliki
Ada kebiasaan untuk memberikan anak ke rajawali. Kebiasaan ini dilakukan untuk
menghindarkan kerajaan dari malapetaka. Jika memiliki 7 orang anak, salah satunya
harus dipersembahkan kepada seekor Rajawali Raksasa agar semua keluarga yang ada di
istana terhindar dari mala petaka. Hal inilah yang membuat raja merasa sedih. Oleh
Sang raja yang sedih memutuskan untuk membuka sayembara. Siapa saja yang
berhasil menaklukan Rajawali, jika ia laki-laki maka akan dinikahkan dengan salah satu
putrinya. Apabila ia perempuan, maka akan diangkat menjadi anggota keluarga. Tentu
saja, banyak pemuda dan semua warga sangat antusias mengikuti sayembara ini. Banyak
warga yang berbondong-bondong untuk menyelamatkan putri kerajaan. Namun, tidak ada
38
Pertarungan terjadi beberapa hari, banyak korban jatuh karena gagal
mengalahkan rajawali. Di saat – saat terakhir, muncullah pemuda yang membawa badik
dan tali berhasil mengalahkan rajawali, ia berhasil menghalau rajawali dan membuatnya
menjauh dari kerajaan untuk sementara waktu. Sang putripun akhirnya terselamatkan,
namun pemuda tersebut kemudian menghilang tanpa meminta imbalan yang telah
dijanjikan.
untuk pemuda yang telah menyelamatkan sang putri untuk datang ke kerajaan dan
mengambil imbalannya. Banyak pemuda yang mengaku sebagai penyelamat putrid, namun
sang putri masih mengingat wajah sang pemuda. Hingga akhirnya mereka dipertemukan di
padang rumput yang indah, sang putri berkata bahwa mengapa dia tidak mengambil
imbalan yang diberikan oleh sang raja. Pemuda itukan menjawab bahwa ia dengan tulus
menolong sang putri agar kerajaan dapat terhindar dari hal hal yang tidak diinginkan.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Pemuda = ______________________________________
39
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
40
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Penjahit Tua
Alkisah, hiduplah seorang Penjahit Tua tinggal di sebuah desa kecil. Ia dikenal
sebagai penjahit yang biasa membuat pakaian dengan kualitas tinggi, yang sangat bagus
dan indah. Penjahit Tua itu menjual hasil jahitannya kepada orang-orang kaya di daerah
tersebut dengan harga yang mahal. Banyak pelanggan dari desa lain yang sengaja datang
menjahitkan baju kepadanya. Hal ini membuat Penjahit Tua itu mendapatkan banyak
uang.
41
Suatu pagi, seorang Pria Miskin dari desa datang kepadanya dan memberitahu
agar Penjahit Tua mau membantu sesama. Pria Miskin itu berkata “Anda menghasilkan
banyak uang dari menjahit, lalu mengapa anda tidak membantu orang miskin di desa?”
lihatlah penjual daging di desa yang tidak punya banyak uang tetapi setiap hari
membagikan daging kepada orang miskin. Mendengar perkataan Pria Miskin, Penjahit Tua
itu tidak menanggapi dan hanya tersenyum ramah. Melihat sikap Penjahit Tua, Pria
Miskin itu merasa kesal karena ia merasa perkaatannya tidak ditanggapi oleh Si Penjahit.
Pria Miskin itu keluar dari tempat Penjahit Tua dan mengabarkan kepada
Penduduk di desa bahwa Penjahit Tua itu kaya tetapi sangat pelit. Mendengar cerita
tadi, Penduduk desa mulai membenci penjahit itu. Beberapa bulan setelah kejadian itu,
Si Penjahit Tua jatuh sakit dan tidak ada Penduduk desa yang peduli dan membantunya.
Hari-hari berlalu dan Penduduk desa mulai menyadari bahwa tukang daging tidak
lagi mengirimkan daging gratis kepada orang-orang miskin. Ketika mereka bertanya
kepada penjual daging, penjual daging berkata bahwa selama ini Penjahit Tua secara
rutin membeli daging darinya, dan memintanya untuk membagikan kepada orang miskin.
Setelah Si Penjahit Tua meninggal, maka berhenti juga sedekah darinya. Mendengar hal
ini, Penduduk desa sangat menyesal karena telah berprasangka buruk pada Si Penjahit
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Penjahit = _____________________________________
42
Pria miskin = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
43
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
yang bersahabat dekat. Keduanya selalu bersama dan saling berbagi. Apabila Si Tupai
kesusahan, Si Ikan Gabus akan menolongnya. Begitu pula, jika Si Ikan Gabus dilanda
Suatu hari, Si Ikan Gabus terserang penyakit. Selama sakit, Si Ikan Gabus tidak
mau makan hal ini membuat tubuhnya semakin lemah dan penyakitnya sulit untuk
disembuhkan. Si Tupai berusaha membujuknya untuk makan meski hanya sedikit tetapi Si
Ikan Gabus menolaknya. Rupanya Si Ikan Gabus hanya mau makan dengan hati Ikan Yu.
Berat hati Si Tupai mendengar permintaan sahabatnya sebab hal itu merupakan
sesuatu yang mustahil didapatkan. Ikan Yu termasuk binatang paling ganas di lautan.
Memikirkan semua hal itu, hatinya sedih karena kondisi sahabatnya yang terus melemah.
Akan tetapi, kehilangan satu sahabat merupakan kerugian yang tak bisa tergantikan oleh
apapun. Dengan hati yang berat, ia pun pergi mencari Ikan Yu.
44
Tupai masuk kedalam sebutir buah kelapa yang kosong kemudian menghanyutkan
dirinya ke laut lepas. Ombak laut yang berdebur menghempaskan buah kelapa itu sampai
ke tengah laut. Seketika itu juga , seekor Ikan Yu mengejar dan melahap buah kelapa
yang di pikirnya makanan. Buah kelapa langsung masuk ke perut ikan itu. Si Tupai keluar
dari dalam kelapa dan menggigit hati Ikan Yu. Ikan Yu kesakitan dan terbawa arus ke
pantai. Setiba di pantai saat matahari terbenam, Ikan Yu kehabisan tenaga kemudian
mati.
Penuh rasa suka cita Si Tupai keluar dari dalam perut Ikan Yu dengan membawa
hati Ikan Yu ke tempat sahabatnya. Sungguh ajaib, tidak lama setelah makan hati Ikan
Yu, Si Ikan Gabus sembuh seperti sediakala. Ikan Gabus meloncat-loncat dalam telaga
dengan bahagia. Sejak itu, persahabatan mereka terjalin semakin kuat. Si Ikan Gabus
berjanji akan membantu dengan sepenuh hati apabila Si Tupai dalam kesulitan.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Tupai = _____________________________________
Ikan Yu = _____________________________________
Paragraf 1
45
Kalimat Utama : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
46
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Nelayan Serakah
Dikisahkan, ada seorang nelayan dan keluarganya yang hidup serba kekurangan.
Sehari- hari Nelayan itu menangkap ikan di sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga. Bila beruntung, banyak ikan yang didapatnya. Sebaliknya tak jarang ia kembali
Saat fajar menyingsing, Nelayan hendak memancing ikan. Nelayan membawa dua
buah pancing yang biasa digunakan. Dengan semangat ia mendayung perahu menuju
sungai. Ia begitu berharap bahwa hari ini adalah hari keberuntungannya. Pancing diberi
umpan dan dilemparkan ke salah satu bagian di sungai yang menurutnya banyak terdapat
ikan.
Matahari telah tinggi, namun Nelayan belum mendapat satu ekor pun ikan. Nelayan
tetap sabar menunggu dan menunggu. Dia bertekad harus pulang ke rumah dengan
membawa ikan. Teriknya matahari menembus kulit tidak membuat Nelayan menyerah
menyelimuti dirinya. Dia membayangkan betapa mahalnya harga gulungan kawat emas itu
apabila dijual. Satu depa panjangnya telah ia tarik, ia semakin bersemangat menarik
kawat itu. Keserakahan telah menguasai dirinya. Hari telah gelap, ia terus menarik kawat
Sungguh aneh, dari dalam sungai ada yang berkata agar Nelayan memutuskan
kawat itu. Nelayan mengabaikan suara itu walaupun telah diperingatkan berulang kali.
Hati nelayan telah dipenuhi rasa keserakahan karena dia ingin segera menjadi kaya. Dia
terus menarik kawat itu hingga air pelan-pelan telah memenuhi perahu. Nelayan
terlambat menyadari ketika perahu hampir karam karena menanggung beban gulungan
kawat yang amat banyak. Perahu beserta Nelayan tenggelam ke dasar sungai untuk
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Nelayan = _____________________________________
Paragraf 1
48
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
49
Kalimat Utama : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Alkisah hiduplah Hang Mahmud dan Dang Merdu serta anak laki-laki mereka yang
bernama Hang Tuah. Hang Mahmud bermimpi ada bulan turun dari langit dan bersinar di
atas kepala anaknya, Hang Tuah. Hang Mahmud kemudian terbangun lalu menemui
anaknya dan mendapati anaknya berbau wangi. Melalui persitiwa itu Hang Mahmud dan
Dan Merdu percaya bahwa kelak anaknya akan menjadi pemuda hebat.
Suatu ketika disaat Hang Tuah membantu ayahnya mencari kayu, datang para
pemberontak yang akan mencelakai orang-orang desa. Banyak orang panik menyelamatkan
diri. Tetapi Hang Tuah tetap tenang membelah kayu seolah tidak memperdulikan para
pemberontak. Tak lama kemudian para pemberontak sudah berada di depannya dan siap
untuk mencelakainya.
berhasil menghindar. Tak mau kalah para pemberontak terus menyerang Hang Tuah,
tetapi ia berhasil untuk terus menghindar. Ketika ada kesempatan, Hang Tuah membalas
serangan dan akhirnya pemberontak tersebut menyerah. Hang Tuah pun berhasil
50
Kabar mengenai kehebatan Hang Tuah mengalahkan pemberontak tersebar di
seluruh desa. Hal ini membuat para Tumenggung dan pegawai-pegawai yang lain menjadi
iri. Orang-orang iri tersebut kemudian bekerjasama untuk memfitnah Hang Tuah.
Tumenggung kemudian berkata pada Raja Bintan bahwa Hang Tuah merencanakan
Mendengar kabar itu membuat Raja Bintan menjadi murka lalu menyuruh para
pengawal untuk mencelakai Hang Tuah. Namun, Tuhan melindungi pemuda yang tidak
bersalah tersebut sehingga para pengawal tidak bisa mencelakainya. Agar tidak
menimbulkan masalah lagi dan terhindar dari murka Raja Bintan, akhirnya Hang Tuah
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Raja = _____________________________________
51
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
52
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Dahulu kala, seorang lelaki tua Bernama Kiai Gede Penanggungan tinggal di Gunung
Penanggungan. Dia dikenal sebagai orang yang sakti dan memiliki kekuatan gaib. Kiai Gede
Penanggungan memiliki seorang putri yang cantik. Namanya adalah Dewi Walangangin.
Meski sangat cantik, dia belum menikah. Itu sebabnya Kiai Gede Penanggungan berdoa
Do’a Sang Kiai dikabulkan oleh Tuhan. Akhirnya ada seorang pria muda tampan
datang ke tempatnya. “Namaku Jaka Pandelegan. Aku datang ke sini karena aku ingin
menjadi muridmu. Aku ingin belajar banyak hal darimu,” kata pemuda itu. “Aku akan
mengangkatmu sebagai muridku tetapi kamu harus menikahi putriku. Setuju?” jawab Kiai
Gede. Jaka menghela nafas panjang. Lalu dia berkata, “Ya, saya setuju. Saya akan
menikahi putri Anda.” Baik Dewi Walangangin dan Jaka Pandelegan menjalani pernikahan
Setelah beberapa tahun tinggal bersama Kiai Gede Penanggungan dan mendapat
banyak ilmu, kini saatnya pasangan itu meninggalkan Gunung Penanggungan. Mereka
berharap dapat menemukan kehidupan baru sebagai suami-istri. “Aku tahu kalian tidak
53
bisa tinggal bersamaku selama-lamanya. Sebelum kalian pergi, ambil benih padi (pari) ini.
Setiap kali orang meminta kepada kalian, berikan beberapa. Jangan sombong kalian sudah
menjadi orang kaya.” Pesan Kiai Gede kepada Anak dan Menantunya. Jaka Pandelegan dan
Dewi Walangangin pun berjanji akan mentaati pesan dari ayah mereka. Setelah itu,
pasangan itu meninggalkannya dan membawa biji pari. (Pari berarti beras)
Di tempat baru mereka menanam benih-benih padi tersebut. Biji-biji itu tumbuh
subur dan menghasilkan beras yang sangat banyak. Padi yang mereka tanam memberikan
hasil yang melimpah ruah. Sekarang pasangan itu menjadi sangat kaya.
Suatu hari, tetangga miskin datang kepada pasangan itu untuk meminta benih pari.
Akan tetapi Jaka Pandelegan menolaknya dengan kasar. “Tidak boleh! Jika kamu ingin
makan, kamu harus bekerja keras seperti saya! “Kata Jaka Pandelegan.
Lama kelamaan Kiai Gede Penanggungan mendengar kelakuan buruk anak dan
janjinya. Kiai Gede Penanggungan segera memanggil nama mereka ketika dia tiba di
sawah. “Jaka Pandelegan, kemarilah! Saya ingin berbicara dengan kamu.” Tapi Jaka
mengabaikannya. Dia terus melakukan aktivitasnya. “Putriku, Dewi. Ini aku, ayahmu.” Tapi
Dewi juga mengabaikannya. Kiai Gede Penanggungan benar-benar marah. Dia kemudian
berkata, “Kalian berdua seperti Candi. Kalian tidak bisa mendengarkan saya.”
Tepat setelah dia mengucapkan kata-kata itu, sesuatu yang luar biasa terjadi.
Perlahan, Jaka dan Dewi berubah menjadi Candi. Karena candi berdiri di antara padi
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
54
Kiai Gede Penanggungan = ____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
55
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 6
____________________________________________________________
____________________________________________________________
56
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Semut baru saja selesai membuat rumahnya di puncak pohon. Ia merasa senang
dan puas dengan rumahnya. “Akhirnya selesai juga. Siapa bilang, semut tak boleh
membuat rumah di puncak pohon”, ucap Semut dengan sombong. Semut memang sengaja
membuat rumah di puncak pohon. Hal itu bermula dari kawanan gajah yang datang ke
hutan. Ya, rumahnya hancur karena diinjak gajah. Agar rumahnya tak dirusak gajah lagi,
sedang bertiup kencang. Percuma membangun rumah di sana, karena rumahnya bisa
terbawa angin. Tapi, Semut tak peduli. Keputusannya sudah bulat, ia tak ingin rumahnya
berhembus. Wusssss!!! Rumah Semut terbawa angin dan hancur seketika. Semut merasa
sangat kesal. Ia pun kembali membangun rumahnya. Sebelum petang, rumahnya sudah
selesai. Tapi ia takut, jika angin kembali menerbangkan rumahnya. “Aku akan mengadang
angin, lalu berkata kepadanya agar tak sembarangan berhembus dan menghancurkan
57
Tak lama kemudian, angin berhembus lebih kencang. Semut tampak sudah bersiap
mengadang angin di depan rumahnya. Namun, karena angin berhembus sangat kencang,
tubuhnya yang amat kecil itu pun terbawa terbang, begitu juga dengan rumahnya.
Semut pun menyesal. Andai ia mendengar nasihat kawannya, mungkin ia tak perlu
repot-repot membangun rumah hanya untuk diterbangkan angin. Dirinya juga pasti tak
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
semut = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
58
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
59
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Suatu hari, Raja hendak pergi berburu sekaligus mengajari Pangeran Cilik berburu
di hutan. Pangeran Cilik merasa sangat senang dan bersemangat. Raja meminta para
pasukan menyiapkan semua peralatan berburu. Setelah semua siap, Raja dan Pangeran
Setelah lama berjalan, akhirnya raja melihat seekor rusa yang sedang merumput.
“Wah, ada buruan,” ucap raja sambil menyiapkan busurnya. Di belakang raja, Pangeran
Cilik pun melihat rusa itu. la ingin memanahnya. “Ayah, biar aku saja yang memanah,”
pinta Pangeran Cilik. “Tidak, anakku. ini tangkapan besar, biar aku yang memanahnya,”
tolak Raja. Pangeran Cilik merasa kecewa. Ia sangat ingin memanah rusa itu. Dengan
tanpa sepengetahuan raja, Pangeran Cilik menarik busur dan mengarahkannya ke rusa.
Hup!!! Anak panah dilepaskan dari busurnya. Tapi sayang, bidikan Pangeran Cilik meleset
dan tidak mengenai rusa. Rusa yang menyadari ada pemburu, segera berlari amat
kencang.
Melihat rusa itu berlari karena keusilan Pangeran Cilik, Raja pun kesal. “Sudah aku
bilang, aku yang akan memburunya. Lebih baik kamu bersama pengawal saja jangan
menggangguku,” ucap Raja. Pangeran Cilik pun ikut kesal. Rombongan lalu kembali
60
melanjutkan perburuan. “Wah, ada seekor burung. Bisa untuk makan malam,” gumam Raja
ketika melihat burung di atas pohon. Pangeran Cilik juga melihat burung itu. Tapi ia ingat,
ayahnya menyuruhnya untuk tidak mengganggu. Pangeran Cilik kembali merasa kesal. la
Pangeran Cilik mengambil batu kecil dari tanah. Lalu melemparkannya ke pohon
tempat burung itu hinggap. Burung yang hinggap di pohon pun kaget, lalu terbang
menjauh sebelum Raja memanahnya. Dengan perasaan kesal, Raja menatap Pangeran Cilik.
Tapi, Pangeran Cilik berpura-pura tak tahu apa-apa. Ah, raja tak mungkin
mengganggu Raja. Malam pun tiba, rombongan itu lalu mendirikan tenda di pinggir sungai.
Tapi sayangnya, karena keusilan Pangeran Cilik terus-menerus, tak ada satu pun binatang
yang berhasil diburu. Akibatnya, mereka tak bisa makan apa pun malam ini.
Pangeran Cilik menyadari kesalahannya dan menyesal. Hari sudah malam, dan
mereka tak bisa berburu lagi. Padahal, perutnya sudah berbunyi dari tadi. Ia pun
Sang Raja sedang merenung memikirkan apa yang terjadi pada hari ini. Sang Raja
mencoba memikirkan kenapa tidak ada buruan yang berhasil ditangkap. Sang Raja masih
terlihat kesal dengan sikap anaknya. Ditengah kekesalannya, Raja pun mengingat jika hari
ini Raja ingin mengajarkan Pangeran Cilik untuk berburu. Sang Raja pun merasa jika itu
juga merupakan kesalahan yang membuat Pangeran menjadi usil seperti itu. Sang Raja
pun akhirnya menghampiri tenda Pangeran dan meminta maaf atas hal tersebut. Sang
Raja pun berjanji akan benar-benar mengajarkan berburu pada keesokan harinya.
61
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
raja = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
62
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 6
63
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 7
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Alkisah ada sebuah desa yang sangat kering. Di sana jarang sekali hujan
yang turun, hingga bisa dihitung berapa kali hujan yang turun dalam setahunnya.
Desa tersebut hanya dihuni oleh beberapa kepala keluarga karena banyak yang
Di sana hiduplah seorang petani jagung yang sangat sabar. Pada suatu hari,
petani tadi jalan ke kebun jagung yang berjarak puluhan kilometer dari rumahnya.
Dalam perjalanan dia menemukan sebuah pohon jati yang nampak miring. Dia
Ternyata di bawah pohon jati tersebut ada sebuah kendi yang berisi air. Karena
64
merasa sangat haus, sang petani tadi sangat ingin meminum air yang ada di dalam
kendi tersebut. Namun karena sadar kalau air itu mungkin ada yang punya,
perjalanannya kembali.
emas yang sangat mengkilat dari kejauhan, tergopoh-gopoh si petani berlari ingin
melihat benda apa yang sangat mengkilat tadi, ternyata setelah didekati, petani
tadi sangat terkejut melihat ada sebongkah emas yang sangat besar. Petani itu
sangat tergiur dengan emas tadi, tapi terlintas kembali di benaknya bahwa barang
tersebut bukan miliknya, "mungkin saja ada orang yang kehilangan emas ini",
sebuah ranting yang menghalangi jalan yang dilaluinya. Dengan susah payah, la
kebun jagung, si petani beristirahat di sebuah pohon yang cukup rindang daunnya.
Tanpa disadari ternyata pohon tersebut adalah pohon yang belum pernah ia lihat
daerah yang tandus begini ada sebuah pohon yang sangat rindang?", ia pun
mengelilingi pohon tersebut sambil terheran melihat pohon tersebut. Pada saat
dia melihat sebuah sungai dengan air jernih yang mengalir. Sungai tersebut
Tiba-tiba terdengar suara, Wahai petani, kau sangat jujur dan baik hati.
Aku sangat menghargai sikapmu yang sabar dan tidak mengambil yang bukan
milikmu. Kini engkau boleh menikmati semua yang ada di kebun jagungmu ini".
jagung yang sudah bisa dipanen olehnya. Alangkah terkejut si petani mendapati
jagungnya sangat bagus sekali, karena selama ini panen jagungnya sangat
mengecewakan, banyak jagung yang kering dan bongkolnya kecil serta banyak yang
65
busuk. Si petani pulang dengan senang dan gembira mendapatkan hasil panen yang
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Si Petani = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
66
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
67
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
m. grace
Bidadari ke Tujuh
Dahulu kala, ada seorang pemuda bernama Awang Sukma. Ia pemuda yang tampan
dan pekerja keras. Ia memiliki kulit yang bersih dan putih. Awang Sukma sangat
mengagumi kehidupan di hutan yang damai dan tenang. Itu sebabnya ia membuka lahan
kegigihannya, Awang Sukma menjadi orang yang berkuasa di daerah itu. Tak terasa
semakin lama, banyak orang datang dan menetap bersama Awang Sukma. Sehingga dia
Awang Sukma sangat menghargai kehidupan yang ada dalam hutan. Di dalam hutan ada air
terjun yang sangat indah, ia selalu menghabiskan waktu bermain suling dan bermain
Hari ini di air terjun sangat rame, banyak binatang bermain gembira. Awang
Sukma sangat penasaran dengan hal ini. Pelan – pelan dia mengintip dari celah - celah
batu dan melihat ada 7 wanita yang cantik. Awang sukma sangat mengagumi kecantikan
ke tujuh wanita tersebut. Ia melihat selendang mereka dan mengambil selendang itu
untuk disimpan dan segera meninggalkan air terjun tersebut. Tidak lama kemudian para
putri itu memang terbang ke angkasa dan meninggalkan air terjun. Ternyata selendang
68
yang diambil oleh Awang Sukma milik putri bungsu, sehingga ia tidak bisa meninggalkan
Awang Sukma kembali ke Air terjun setelah beberapa saat menunggu mereka
bermain air. Betapa terkejutnya ketika melihat ada wanita duduk dan menangis, setelah
bertanya Awang Sukma menawarkan bantuan untuk membantu sang putri. Mereka
akhirnya menikah dan memiliki anak. Mereka hidup bahagia bersama selama beberapa
tahun.
Pada suatu hari seekor ayam hitam naik ke atas lumbung dan mengais padi di atas
permukaan lumbung. Putri Bungsu berusaha mengusir ayam tersebut. Tiba-tiba matanya
tertuju pada sebuah bumbung bambu yang tergeletak di bekas kaisan ayam. Sang putri
selendang erat-erat. Perasaan kesal dan jengkel tertuju pada suaminya. Tetapi ia pun
terpana melihat kejadian itu. Ia langsung mendekat dan minta maaf atas tindakan yang
tidak terpuji yaitu menyembunyikan selendang Putri Bungsu. Awang Sukma menyadari
bahwa perpisahan tidak bisa dielakkan Pandangan Awang Sukma menerawang kosong ke
kahyangan. Datu Awang Sukma menatap sedih dan bersumpah untuk melarang anak
____________________________________________________________
____________________________________________________________
69
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
70
Kalimat Utama : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 6
____________________________________________________________
____________________________________________________________
71
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
dahan pohon untuk bertengger. Sebelum dia beristirahat dengan santai, dia
mengepakkan sayapnya tiga kali dan berkokok dengan keras. “ Aku sangat ingin
bersitirahat siang ini dengan tenang “ kata si ayam. Sambil merenggangkan badannya.
Siang itu ayam jantan ingin beristirahat. Saat dia akan meletakkan kepalanya di
bawah sayap-nya, sekilas dia melihat si rubah dari atas pohon yang sedang berjalan
mengendap - endap. Ayam jantan tahu bahwa rubah terkenal sangat licik di kalangan para
hewan. Ayam jantan tidak ingin tertipu oleh kelicikan si rubah. Ayam jantan memanggil
rubah dari atas pohon dan bertanya kepada rubah apa yang sedang dia lakukan di bawah.
Rubah tidak ingin ketahuan rencananya untuk memakan ayam, sehingga dia segera
ayam bahwa ada berita bagus bahwa semua binatang telah setuju untuk hidup bersama
secara damai dan penuh damai dan persahabatan. Para binatang dapat makan dan minum
bersama atau hanya dengan berangkulan. Si rubah mengajak ayam untuk turun dan makan
bersama rubah, si rubah merasa rencananya akan berhasil untuk mengelabui si Ayam
jantan. Rubah sudah membayangkan untuk makan malam dengan menu daging ayam jantan
yang lezat.
72
Si ayam tidak percaya dengan berita yang disampaikan oleh rubah. Si Ayam jantan
senang mendengar berita yang disampaikan oleh rubah. Namun ia tidak mudah percaya
dengan perkataan rubah. Ayam jantan merasa curiga dengan perkataan si rubah, namun
ayam jantan ingin membuktikan bahwa perkataan rubah benar atau tidak. Ayam jago
memiliki cara untuk membuktikannya. Ayam jantan berfikir bahwa rubah sangat takut
Ayam jantan mencari cara agar dapat membongkar kebohongan rubah. Ayam
jantan berjalan turun kebawah dengan melihat ke kanan dan kiri seolah – olah sedang
menunggu kedatangan seseorang, si rubah merasa tidak sabar, dan berkata ‘ cepatlah
turun , apa yang sedang kau tunggu? ‘ Si ayam jantan berkata bahwa dia melihat anjing
yang akan datang dan ikut menyambut berita bahagia tersebut. Betapa terkejutnya
rubah, rubah lalu melihat ke kanan dan kekiri. Ia takut kalau akan di kejar oleh anjing.
Rubah segera lari dengan sangat kencang dan berkata kepada ayam jantan bahwa acara
Akal licik si rubah ketahuan. Si Rubah langsung berlari terbirit – birit begitu
mendengar bahwa anjing datang. Si Ayam jago sangat puas karena telah berhasil
membuktikan bahwa si rubah berbohong tentang berita tersebut. Si ayam jago pun
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Si Rubah = ___________________________________________
73
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
74
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
hitam. Mereka hidup saling bermusuhan dan sering berkelahi antara keduanya. Para
binatang lain juga sudah mengingatkan kepada mereka untuk hidup damai dan saling
menjaga, tetapi mereka tetap berkelahi. Apabila mereka bertemu di tempat lain, mereka
pasti akan mulai pertengkaran sampai ada yang memisahkan dan menjauhkan mereka.
Pada hari itu, seperti biasa mereka memulai pertengkaran dan kembali berkelahi,
saling mematuk dan mencakar. Mereka sudah berdarah – darah namun tidak berhenti
untuk berkelahi. Mereka berkelahi terus hingga salah satunya di kalahkan. Ayam jantan
merah memenangkan perkelahian. Ayam jantan hitam kalah dan berlari menjauh ke sudut
untuk bersembunyi. Ayam jantan merah dengan bangga dan mengepakkan sayapnya
dengan gagahnya.
75
Ayam jantan merah yang memenangkan perkelahian itu dengan bangganya terbang
ke atas atap kandang, dan mengkepak-kepakkan sayapnya. Dia berkokok dengan sangat
bangga dan kerasnya seolah-olah dia ingin memberi tahukan ke seluruh dunia tentang
dirinya hebat. Semua binatang melihat hal itu dan tidak memberi selamat atas
kemenangannya.
Karena kesombongannya, ayam jantan merah lupa bahwa ada bahaya yang
mengintainya. Pada saat bersamaan, seekor burung elang di udara mendengar suara ayam.
Burung elang melihat ayam tersebut di atas atap. Burung elang berfikir bawah dia
mendapat mangsa baru untuk menu makannya pagi ini. Burung elang tersebut akhirnya
turun dan menyambar dan menerkam ayam jantan untuk dibawa ke sarangnya. Si Ayam
jantan merah merasa tidak berdaya ketika disambar oleh burung elang.
Semua binatang tercengang melihat kejadian tersebut. Ayam jantan hitam yang
melihat lawaannya telah diterkam oleh burung elang baru merasakan kehilangan. Si ayam
jantan hitam merasa kehilangan, ternyata dia sangat menyayangi saudaranya meski
sering berselisih paham. Ayam jantan hitam sangat menyesali apa yang terjadi dengan
kejadian tersebut. Sejak saat itu ayam jantan hitam selalu menghindar apabila bertemu
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
76
6. Tuliskan kalimat utama dan ide pokok setiap paragraf!
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
77
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
baru terbangun dari tidur panjangnnya ( hibernasi ). Beruang sudah tidak makan sejak
musim dingin. Beruang tersebut merasakan lapar yang sangat besar. dia sangat berharap
akan bisa menemukan sarang madu untuk dia makan. Beruang berjalan menyusuri hutan
namun hanya menemukan buah – buahan. Beruang sangat ingin makan madu yang manis
Dalam perjalanannya menyusuri hutan, dia melihat ada pohon tumbang yang
terdapat sarang lebah. Beruang berfikir bahwa pasti ada madu di dalam sarang tersebut.
Beruang sangat gembira ketika menemukan pohon yang tumbang. Beruang merasa bahwa
dia dapat mengisi tenaganya setelah memakan madu yang ada di dalam sarang tersebut.
78
Beruang mendekati sarang tersebut untuk memastikan apakah ada lebah di dalam sarang.
Setelah memastikan sarang tersebut tidak ada yang menjaga, Beruang mengangkat
Pada saat yang sama, kawanan lebah yang kembali dari mencari bunga kembali ke
sarang.. Mereka terbang mendekati sarang tersebut. Betapa kagetnya ketika sarang
mereka diangkat oleh beruang besar. Kawanan lebah tersebut mengetahui niat dari si
beruang, bahwa beruang menginginkan madu yang telah mereka kumpulkan. Para madu
menghalau atau mengusir beruang dari sarang mereka. Kawanan lebah tersebut tidak
menginginkan sarang mereka hancur karena beruang. Pemimpin lebah membagi beberapa
kelompok lebah untuk menyerang beruang. Kelompok pertama akan menyerang dari atas,
kelompok kedua akan menyerang dari belakang, dan kelompok ketiga akan menyerang
dari kanan. Setelah dinilai matang, mereka segera menyerang beruang yang sudah
Beruang mendengar suara dengungan yang sangat keras dari atas dan belakang,
ketika melihat ke atas, ia melihat sekumpulan lebah menyerang dia, “ ahhhh…. Pergi …
pergi ..” kata si beruang. Ia tetap tidak mau pergi, dia menggunakan cakarnya untuk
menghalau para lebah. Berikutnya lebah dari sebelah kanan dan belakang juga ikut
menyerang beruang yang membuatnya merasa kesakitan karena tidak mampu menghalau
para lebah.
Serangan yang bertubi – tubi dari lebah membuat beruang tidak sanggup lagi
untuk melawan serangan, akhirnya beruang berlari ke arah sungai dan menceburkan diri
ke dalam air. Melihat beruang tercebur, pemimpin lebah berkata “ jangan mendekati
sarang lebah lagi atau kamu akan merasakan sengatan kami “ sejak saat itu. Beruang
mencari makan dari buah – buahan dan ikan yang ada di sekitar beruang. Apabila melihat
sarang lebah, beruang akan segera menghindar. Beruang sadar bahwa mengambil milik
79
2. Tuliskan tokoh yang ada pada cerita di atas!
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Si Beruang = ______________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
80
Kalimat Utama : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
81
Iri Hati Sang Merpati
Sudah satu hari penuh Merpati merasa iri hati pada Tekukur. Merpati merasa
pemiliknya sudah tak menyayanginya lagi. Merpati merasa ingin kabur dari sangkar. Tapi
dia tak mau melakukannya, karena esok ada perlombaan balap Merpati yang harus diikuti.
Kancil mencoba menjelaskan bahwa Merpati tidak diberi makan banyak agar tidak gemuk
karena terbangnya akan lambat. Namun Merpati tidak mau menerima nasihat itu dengan
sombong dia mengatakan bahwa dengan makan banyak ia akan lebih cepat terbang. Tidak
puas dengan nasihat itu, Merpati meminta saran yang lain agar dia bisa makan jagung
yang banyak.
Kancil memberikan saran agar Merpati bertukar sangkar dengan Tekukur dengan
demikian dia bisa memakan jagung Tekukur. Merpati merasa saran itu bagus untuknya. Ia
pun berniat untuk melakukannya. Merpati kemudian membujuk Tekukur untuk bertukar
tempat saat makan. Awalnya Tekukur tak bersedia. Tapi karena Merpati terus
merasa sangat puas dengan makanan dari sangkar tekukur. Merpati menjadi kekenyangan.
Tak lama kemudian, sang pemilik mengeluarkan Merpati yang masih kekenyangan dari
Di perlombaan, Merpati yang masih kekenyangan tak bisa terbang cepat sehingga
kalah. Sang pemilik kembali ke rumah dengan wajah sedih. Merpati tampak menyesal tak
seharusnya tak perlu iri hati. Pemilik kita sengaja memberimu sedikit jagung agar kamu
bisa terbang cepat dan menang,” celetuk Tekukur dari dalam sangkarnya. Merpati malu
dan sedih mendengarnya. Ia pun menyesali sesuatu yang sudah tidak ada gunanya.
82
Jawablah Pertanyaan di bawah ini!
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Merpati = _____________________________________
Kancil = _____________________________________
Tekukur = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
83
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
84
Asal Mula Rumah Siput
Dahulu kala, siput tidak membawa rumahnya kemana-mana dan Ia tinggal di sarang
burung yang sudah ditinggalkan pemiliknya di atas pohon. Malam terasa hangat dan siang
terasa sejuk karena daun-daun pohon merintangi sinar matahari yang jatuh tepat ke
sarang tempat siput tinggal. Tetapi ketika musim hujan datang, daun-daun itu tidak bisa
lagi menghalangi air hujan yang jatuh. Siput menjadi basah dan kedinginan terkena air
hujan.
Kemudian siput pindah ke dalam lubang yang ada di batang pohon. Jika hari panas,
siput terlindung dengan baik, bahkan jika hujan turun, siput tidak akan basah dan
kedinginan. “Sepertinya aku menemukan rumah yang cocok untukku”, gumam siput dalam
hati. Tetapi di suatu hari yang cerah, datanglah burung pelatuk. Siput menjadi terganggu
dan tidak bisa tidur. Dengan hati jengkel, siput turun dari lubang batang pohon dan
jika malam datang. Siput membersihkan lubang tersebut dan memutuskan untuk tinggal
di dalamnya. Tetapi ketika malam datang, tikus-tikus datang menggali dari segala arah
merusak rumah siput. Apa mau dikata, siput pergi meninggalkan lubang itu untuk mencari
Siput terus mencari rumah barunya hingga sampai di tepi pantai penuh dengan
batu karang. Siput berpikir bahwa sela-sela batu karang dapat menjadi rumahnya. Siput
bersorak senang “Aku bisa berlindung dari panas matahari dan hujan, tidak akan ada
burung pelatuk yang akan mematuk batu karang ini, dan tikus-tikus tidak akan mampu
menggali lubang menembus ke batu ini”. Siput pun dapat beristirahat dengan tenang,
tetapi ketika air laut pasang dan naik sampai ke atas batu karang, siput ikut tersapu
bersama dengan ombak. Sekali lagi siput harus pergi mencari rumah baru.
Bentuknya cantik dan sangat ringan. Karena lelah dan kedinginan, siput masuk ke dalam
cangkang itu. Siput merasa hangat dan nyaman lalu tidur bergelung di dalamnya. Ketika
pagi datang, siput menyadari telah menemukan rumah yang terbaik baginya. Cangkang ini
sangat cocok untuknya. “Aku tidak perlu lagi cepat-cepat pulang jika hujan turun, aku
tidak akan kepanasan lagi, tidak ada yang akan menggangguku. Aku akan membawa rumah
85
ini bersamaku kemanapun aku pergi.” Seru Siput puas. Sejak saat itulah Siput selalu
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Siput = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
86
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
87
Buah Kesabaran
Seekor rusa tampak sedang berdiam dan berpikir di pinggir sungai. Ia memikirkan
bagaimana cara untuk sampai ke seberang sungai. Menurut kabar, di seberang sungai
terdapat banyak sekali makanan. Sedangkan di hutan tempat Rusa tinggal, makanan telah
habis. Karena itulah, Rusa sangat ingin menyeberang. Tapi, tubuhnya kecil. Jika ia tetap
menyeberang dengan berenang, bisa-bisa dirinya malah tenggelam. Rusa terus berpikir
Terlihat dari arah belakang, muncul Kerbau yang berlari sangat kencang. Si
Kerbau berhenti saat melihat Rusa yang sedang termangu lalu ia bertanya “ mengapa
engkau termangu Rusa?”, “Aku masih bingung, bagaimana cara sampai ke seberang sana,"
jawab Rusa. “ Haha buat apa bingung? Kita tinggal menyeberang saja,” ujar Kerbau
bergegas masuk ke dalam sungai. Rupanya Kerbau sudah sangat kelaparan. Ia pun
berpikir tubuhnya yang besar tidak akan membuatnya tenggelam. Namun, apa yang
terjadi? Hap! Tiba-tiba Buaya muncul, dan langsung menerkam Kerbau. Kerbau pun tak
bisa menghindar. Rusa pun berlari ketakutan. Ia mencari aliran sungai yang Iain.
Sesampainya di pinggir sungai lain, Rusa memikirkan lagi cara menyeberang. Kali
ini giliran kelinci yang menghampiri Rusa. Kelinci pun dengan gegabah memberi saran yang
kurang baik dan membahayakan. Ia bertanya “ Mengapa kamu tidak menyeberang Rusa?”
tanya kelinci. “Aku masih belum menemukan cara menyeberang,” ujar Rusa. “Tinggal
berenang saja ke seberang,” saran Kelinci kemudian menceburkan diri ke sungai. Apa
yang terjadi? Olala, tubuh Kelinci terbawa arus sungai. Ia pun hilang entah ke mana.
Rusa terus berpikir dan tidak gegabah tak lama kemudian, ia menemukan pohon
pisang yang telah mati. Dengan sangat hati-hati, Rusa membentangkan pohon pisang itu di
atas sungai. Jadilah jembatan pohon pisang. Rusa langsung melintasi jembatan tersebut.
Akhirnya, Rusa bisa sampai di seberang sungai dengan selamat, dan bisa makan sepuasnya
di sana. ltulah hasil dari kesabaran Rusa. Jika saja ia tak sabar seperti Kerbau dan
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Rusa = _____________________________________
Kerbau = _____________________________________
Kelinci = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
89
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Di suatu pagi seorang anak dan ayahnya sedang berjalan di atas gunung. Tiba tiba,
Dengan penuh rasa penasaran, kembali berteriak “Siapa kamu?”. Ia pun menerima
kembali jawaban yang sama “Siapa kamu?”. Kemudian Ia berteriak ke gunung itu “Saya
mengagumimu!” dan suara itu pun kembali menjawab “Saya mengagumimu!.” Dengan muka
marah pada jawaban itu, ia berteriak “Penakut” ia masih menerima jawaban yang sama,
“Penakut!.”
90
Anak itu menatap ayahnya dengan penuh rasa penasaran karena tidak mengerti. Ia
bertanya pada ayahnya “Apa yang sedang terjadi?”, Ayahnya sembari tersenyum dan
berkata “Sayang, perhatikan.” Kembali Ayah akan berteriak “Kamu Juara.” Ayahnya pun
menerima jawaban yang sama “Kamu Juara.” Anak ini kembali kaget, penasaran, dan tidak
yang dapat ia ambil dari kejadian ini. Kejadian itu yang disebut dengan ECHO (Gema
suara). ECHO (Gema suara) adalah pantulan suara/bunyi yang didengar sesaat setelah
suara/bunyi berlangsung. Sama halnya seperti kehidupan ini segala sesuatu akan kembali
kepada kita. Apa yang kita katakan, apa yang kita lakukan suatu saat akan berbalik
kepada kita. Hidup kita adalah gambaran dari kelakuan yang kita perbuat.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Ayah = __________________________________________
Anak = __________________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
91
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Di sebuah hutan terdapat sebuah rumah kecil yang ditinggali seorang ibu
dan anaknya. Rumah itu dikelilingi banyak pohon besar dan lebat. Suatu pagi,
menuju halaman rumah itu di mana seorang anak sedang bermain. Rusa tersebut
kemudian mengaitkan baju anak tersebut dengan tanduknya. Hal ini menyebabkan
92
menyebabkan ibunya berlari keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Ibunya
keluar tepat pada saat ia melihat seekor rusa berlari menuju gunung dengan
Tentu saja ibu anak tersebut sangat ketakutan. Ia berlari mengejar rusa
tersebut dan tidak lama kemudian ia menemukan anaknya duduk di atas rumput
dalam keadaan selamat. Melihat ibunya datang, anak itu sangat bahagia dan
Dengan cepat sang ibu kembali ke rumahnya mereka bersama dengan Sang
disaksikannya. Sebuah pohon besar di belakang rumah mereka rubuh dan menimpa
rumahnya pada saat ia sedang mengejar rusa tadi. Seluruh rumah tersebut rata
dengan tanah karena tindihan pohon yang maha berat tersebut. Langit-langit
rumah mereka hancur bagaikan tepung. Ayam peliharaan mereka beserta anjing
mereka mati. Jika saja ia dan anaknya berada dirumah tersebut, pasti hal buruk
Lalu ibu anak tersebut teringat peristiwa setahun yang lalu. Saat itu
seekor rusa melarikan diri dari seorang pemburu yang hendak menembaknya dan
menuju rumah mereka. Ia merasa sangat kasihan melihat rusa yang ketakutan
tersebut, lalu ditutupinya rusa tersebut dengan beberapa helai kain. Ketika
bahwa rusa tersebut telah pergi melalui pintu belakang rumah tersebut. Ia
kemudian pergi. Setelah pemburu tersebut pergi jauh, ibu anak tersebut
kemudian membuka kain penutup rusa tersebut dan membiarkannya pergi menuju
hutan.
93
Ibu anak tersebut tidak pernah menyangka bahwa rusa tersebut dapat
mengingat kebaikannya. Rusa itu entah bagaimana mengetahui bahwa pohon besar
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Ibu = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
94
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Ide Pokok :
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
95
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 6
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
jujur, tetapi juga menyukai harta benda yang berlimpah. Sifat kurang baik adipati
ini terdengar oleh Sunan Kalijaga, seorang wali yang arif dan bijaksana. Sunan
dengan harga yang sangat rendah. Penjual rumput itu setuju dan meletakkan
kepada Pandanarang. Hal itu terjadi berulang kali. Pandanarang heran mengapa
tukang rumput tersebut tidak pernah menanyakan uangnya. Ketika tukang rumput
itu datang kembali, Pandanarang pun menanyakan asal-usul tukang rumput itu. Ia
juga menanyakan mengapa Sang Tukang Rumput seperti tidak membutuhkan uang.
tidak abadi. la juga berkata bahwa ada emas permata tertanam di dalam halaman
istana.
mengayunkan cangkul ke tanah. Ternyata, kata-kata orang itu benar. Ada emas
ingin mengikuti sang suami. “Kau boleh ikut, tetapi ingatlah kita tidak boleh
membawa barang- barang yang kita miliki. Berikan barang-barang itu kepada fakir
miskin,” ujar Pandanarang kepada istrinya. lstrinya menyatakan bahwa ia tak rela
meminta suaminya berangkat lebih dulu. Lalu, perempuan ini menyimpan emas dan
dihadang oleh tiga orang penyamun. “Jika kau ingin barang berharga, tunggulah.
Sebentar lagi, akan lewat seorang perempuan tua. Cegat dia. Kau akan
97
Muncullah Nyai Pandanarang yang berjalan tertatih dengan tongkat bambu.
pegang. Nyai Pandanarang tidak dapat berbuat apa-apa selain merelakan hartanya
harta duniawi. Jadi, kejadian ini adalah salahmu sendiri,” ujar Sunan Kalijaga.
“Ada tiga pihak yang melakukan kesalahan di sini, yaitu kau sendiri, suamimu dan
para penyamun itu. Kelak, tempat ini akan menjadi kota yang ramai,” kata Sunan
itu dengan “Salah Tiga”. Pada perkembangan, nama Salah Tiga bergeser ucapannya
menjadi Salatiga. Kini Salatiga menjadi kota yang ramai seperti yang pernah
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
98
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
99
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 6
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
terserang flu. Tempat praktik dokter dipenuhi pasien yang terkena flu. Apotek
dibanjiri pembeli obat flu. Nyonya Cap adalah salah satu pasien yang mengantre di
minum yang banyak, istirahat yang cukup, makan yang banyak, minum obat, dan
terakhir jangan banyak bicara. Anjuran terakhir ini dirasa berat karena Nyonya
Cap termasuk orang yang gemar bicara. Pada penarik becak, ia bicara kalau punya
emas satu lemari. Ketika membeli donat, ia bilang pada penjualnya kalau biasa
makan donat terenak. Saat membeli baju, ia berkata pada pelayan toko kalau
sering membeli pakaian mahal. Pada siapa saja, Nyonya Cap bicara. Kecuali pada
membeli melon. Seorang pelayan berdiri di samping tumpukan melon. “Aku mau beli
melon paling murah. Soalnya kemarin aku habis beli melon paling mahal. Berhari-
hari aku makan melon mahal, sampai bosan. Rasanya sih enak. Manis seperti
disuntik cairan gula. Dagingnya selembut puding busa. Aku sangat menikmatinya.
Sekarang, aku ingin menikmati melon biasa. Tenggorokanku sakit, lidahku terasa
pahit, percuma beli melon paling mahal. Aku juga tak suka kalau terlalu besar
terguncang-guncang hebat. Nona pelayan yang berseragam putih hitam hanya bisa
menuju ke rak air mineral. Ada seorang ibu memilih-milih minuman. Mulailah
Nyonya Cap berkomentar. “Astaga! kenapa bingung? bukankah semua kemasan ini
berisi air putih? anda mencari yang paling murah? kasihan sekali! Kemarin aku
habis minum air paling mahal. Rasanya seperti embun gunung di pagi hari.
Nyonya Cap batuk. Wajahnya sampai merah padam. Ibu yang memilih minuman
hanya melongo. Buat apa minum air paling mahal kalau jadi batuk, kata si ibu dalam
hati.
101
Nyonya Cap berjalan dengan kepala pening, terbungkuk-bungkuk dan
batuk-batuk lebih parah dari sebelumnya. Ia melupakan air mineral dan ingin
membeli tisu. Namun, karena berjalan membungkuk sambil batuk disertai kepala
serba putih lewat situ dan terpeleset. Ikan gurame belanjaannya terlontar
mengenai wajah pelayan yang sedang mengepel. Sang pelayan kaget. Alat pelnya
menyeruduk ember berisi cairan pembersih lantai. Isi ember pun tumpah. Dua
orang yang jalan-jalan di sana terpeleset, menabrak rak sabun, rak panci, dan rak
pecah.
lantai. “Tolong jelaskan, kenapa bisa begini?” tuntut pak satpam yang badannya
mirip algojo. “Aku terpeleset gara-gara licin,” lapor pria yang menabrak rak piring.
“Ada air tumpah, lalu kami jatuh,” imbuh pria berkumis yang menabrak rak panci
dan sabun. “Maaf aku tak sengaja menumpahkan ember karena kaget dengan ikan
terbang yang mengenai wajahku,” timpal nona pelayan yang mengepel. “Ikanku!
nenek berambut serba putih. “Maaf, es krimku jatuh. Tiba-tiba ada orang
Nyonya Cap diminta mengganti kerusakan piring yang pecah dan membantu
teriak Nyonya Cap. “Kalau tidak mau, terpaksa anda harus tinggal disini sampai
besok,” tegas pak kepala supermarket. Nyonya Cap tak punya pilihan lain.
102
Jawablah Pertanyaan di bawah ini!
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
103
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 6
____________________________________________________________
____________________________________________________________
104
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Dahulu kala, hiduplah Seorang Janda miskin bersama anak perempuannya. Anak
Janda tersebut sangat cantik jelita. Ia selalu membanggakan kecantikan yang ia miliki.
Namun, kecantikannya tidak sama dengan sifat yang ia miliki. Ia sangat pemalas dan
tidak pernah membantu ibunya. Selain pemalas, ia juga sangat manja. Segala sesuatu
yang ia inginkan harus dituruti. Ia tidak peduli meskipun ibunya harus bekerja
selalu menolak.
Suatu hari, ibunya mengajak anaknya berbelanja ke pasar. Jarak pasar dari rumah
mereka sangat jauh. Untuk sampai ke pasar mereka harus berjalan kaki dan membuat
putrinya kelelahan. Anaknya berjalan di depan ibunya dan memakai baju yang sangat
bagus. Semua orang yang melihatnya langsung terpesona dan mengaggumi kecantikannya,
dekil layaknya pembantu. Karena letak rumah mereka yang jauh dari masyarakat,
Saat, mereka memasuki tiba di pasar, semua mata tertuju kepada kecantikan
putri dari janda tersebut. Banyak pemuda yang menghampirinya dan memandang
wajahnya. Namun, penduduk desa pun sangat penasaran, siapa perempuan tua di
belakangnya tersebut. ‘’Hai, gadis cantik! siapakah perempuan tua yang berada di
belakangmu? Apakah dia ibumu?’’ tanya seorang Pemuda. ‘’ Tentu saja bukan, ia hanya
pembantu.
Pada awalnya, sang ibu masih bisa menahan diri, setiap kali mendengar jawaban
dari putri kandungnya sendiri. Namun, mendengar berulang kali dan jawabannya itu
sangat menyakitkan hatinya, tiba-tiba sang ibu berhenti, dan duduk pinggir jalan sambil
meneteskan air mata. ‘’Bu, kenapa berhenti di tengah jalan? Ayo lanjutkan perjalanan.’’
Tanya putrinya heran. Beberapa kali ia bertanya. Namun, ibunya sama sekali tidak
menjawab. Sang ibu malah menengadahkan kedua tangannya ke atas dan berdoa. Melihat
hal aneh yang di lakukan ibunya, sang anak merasa kebingungan. ‘’Ibu sedang apa
sekarang!’’ bentak putrinya. Sang ibu tetap tidak menjawab, dan meneruskan doanya
untuk menghukum putrinya sendiri. ‘’ Ya Tuhan, ampunilah hamba yang lemah ini, maafkan
hamba yang tidak bisa mendidik putri hamba sendiri, sehingga ia menjadi anak yang
Tiba-tiba, langit menjadi gelap, petir menyambar, dan hujan deras turun dan
perlahan-lahan tubuhnya berubah menjadi batu. Kakinya mulai berubah menjadi batu dan
sudah mencapai setengah badan. Gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya. Ia
merasa ketakutan. ‘’Ibu, tolong aku. Apa yang terjadi dengan kakiku? ibu maafkan aku.
Aku janji akan menjadi anak yang baik bu,’’ teriak putrinya ketakutan. Gadis tersebut
terus menangis dan memohon. Namun, semuanya sudah terlambat. Seluruh tubuhnya
perlahan berubah menjadi batu. Sebelum kepalanya menjadi batu, sang ibu masih melihat
air matanya yang keluar. Oleh karena itu, masyarakat tersebut menyebutnya dengan
106
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Ibu = _____________________________________
Anak = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
107
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
108
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
tersebut memiliki bulu putih halus dan bersih, kaki panjangnya yang terlihat sangat
anggun, dan matanya yang kecil dan indah. Semua binatang sangat mengagumi bulu –
meremehkan binatang lainnya. Pagi itu, bangau berjalan dengan langkah yang anggun di
sepanjang sebuah sungai kecil, matanya yang tajam menatap air sungai yang jernih, leher
dan paruhnya yang panjang siap untuk menangkap mangsa di air sebagai sarapan paginya.
Saat itu, sungai dipenuhi dengan ikan-ikan yang berenang, tetapi sang Bangau
merasa sedikit angkuh di pagi hari itu. Dia enggan untuk memakan ikan – ikan yang kecil.
"Saya tak mau makan ikan-ikan yang kecil," katanya kepada diri sendiri. "Ikan yang kecil
tidak pantas dimakan oleh bangau yang anggun seperti saya." Bangau tersebut ingin
memakan ikan – ikan besar agar ia cepat kenyang. Bangau menunggu ikan – ikan besar
muncul.
Bangau memilih – milih makanan. Seekor ikan yang besar dari ikan lain, lewat di
dekatnya. "Tidak," kata sang Bangau. "Saya tidak akan merepotkan diri saya untuk
membuka paruh dan memakan ikan sebesar itu!" teriak bangau pada diri sendiri. Mulutku
yang cantik ini bisa terluka karena ikan besar. Begitulah sikap bangau yang akuh terlihat
ketika dia berada di danau. Ia selalu memilih ikan – ikan yang lewat di depannya.
Begitulah keangkuhan bangau ketika akan memakan ikan - ikan yang ada di danau.
Hari sudah siang, saat matahari mulai meninggi, ikan-ikan yang berada pada air
yang dangkal dekat pinggiran danau, akhirnya berenang pindah ke tengah danau yang
lebih dalam dan dingin. Semua ikan meninggalkan bangau. Sang bangau mulai kelaparan,
ketika hendak memakan ikan – ikan yang kecil, ia tidak melihat ikan lagi, terpaksa harus
puas dengan memakan siput kecil di pinggiran danau. Ia merasa sedih dan kelaparan, ia
109
1. Apa judul cerita di atas? _____________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Si bangau = ______________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
110
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Dahulu kala di Jawa Barat, hiduplah Raja dan Permaisuri yang sangat diicintai oleh
rakyatnya. Sayangnya, Raja dan Permaisuri belum dikarunia anak. Padahal, mereka sudah
hutan. Di dalam hutan, Raja terus berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Raja meminta agar
111
Permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan. Raja dan Permaisuri sangat
bahagia. Seluruh rakyat juga bersuka cita menyambut kelahiran Putri Raja. Permaisuri
melahirkan bayi yang cantik. Raja dan Permaisuri sangat menyayangi putrinya. Mereka
Saat itu, Putri sudah menginjak usia tujuh belas tahu. Putri Raja telah tumbuh
menjadi gadis yang cantik. Raja mengadakan pesta besar - besaran. Semua rakyat
diundang ke pesta. Para rakyat senang karena Putri telah tumbuh menjadi wanita yang
Raja dan Permaisuri telah menyiapkan hadiah istimewa berupa kalung. Kalung
menyerahkan kalung itu. ”Kalung ini hadiah dari kami. Lihat, indah sekali, bukan? Kau
pasti menyukainya,” kata Raja. Raja bersiap mengalungkan kalung itu ke leher putrinya.
Sungguh di luar dugaan, Putri menolak mengenakan kalung itu. ”Aku tak suka kalung ini,
Ayah,” tolak Putri dengan kasar. Raja dan Permaisuri terkejut. Kemudian, Permaisuri
memakaikan kalung itu ke leher putrinya. ”Aku tidak mau! Aku tidak suka kalung itu!
menyayat hati. Seluruh rakyat yang hadir turut menangis. Mereka sedih melihat tingkah
laku Putri yang mereka sayangi. Tidak disangka, air mata yang tumpah ke lantai berubah
menjadi aliran air. Aliran air menghanyutkan permata-permata yang berserakan. Air
tersebut mengalir ke luar istana dan membentuk danau. Anehnya, air danau berwarna-
warni seperti warna-warna permata kalung Putri. Kini danau itu dikenal dengan nama
Telaga Warna.
112
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Raja = ______________________________________
Permaisuri = ______________________________________
Putri = ______________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
113
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
114
Burung Merak yang Angkuh dan Bangau
Pada jaman dahulu, hiduplah seekor burung merak yang cantik. Ia memiliki bulu –
bulu yang indah. Setiap burung memuji keindahan bulu burung merak, hal itu membuat ia
menjadi sombong dan angkuh. Untuk membuat binatang lain memujinya, ia biasanya akan
merentangkan bulu – bulunya untuk menuai pujian dari binatang lain. Tak jarang ia bahkan
Pagi hari itu , seperti biasa burung merak akan memamerkan bulu – bulunya
kepada binatang lain. Kali ini dia memamerkannya kepada si bangau, tidak hanya itu, ia
juga menghina bulu – bulu bangau yang berwarna kusam dan tak berwarna indah. Tentu
saja hal itu tak membuat Sang bangau tidak mau kalah dengan apa yang dimiliki oleh
burung merak. Sang Bangau merentangkan sayapnya lebar-lebar dan terbang jauh tinggi
ke atas. "Ikutilah saya kalau kamu bisa," Kata sang Bangau. Burung bangau dapat
terbang dengan bebas ke angkasa. Bangau senang melihat burung merak tidak memiliki
Sang Merak hanya bisa berdiri terpaku. Burung merak hanya melihat ke atas
melihat kemampuan burung bangau. Burung merak berkata dalam hati “ Wah . . . burung
bangau bisa terbang bebas, aku tidak bisa terbang bebas seperti bangau “ Burung merak
merasa malu dan tidak sebanding dengan burung bangau karena burung merak termasuk
jenis burung yang tidak dapat terbang. Sedangkan sang Bangau terbang melayang-layang
Melihat burung merak yang bersedih membuat burung bangau merasa iba pada
dirinya. Burung bangau berkata kepada merak, “ Engkau tidak perlu bersedih. Karena
kita masing masing memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain, kita hanya perlu
bersyukur atas kelebihan yang kita miliki” kata bijak burung bangau
Burung merak sadar akan tindakannya yang selalu menyombongkan dirinya ketika
bertemu dengan burung – burung lain. Merak menyadari bahwa keindahan yang dimiliki
memang tidak dimiliki oleh burung lain , tetapi burung lain juga memiliki kelebihan yang
tidak dimiliki oleh binatang lain. Sejak saat itu burung merak tidak lagi menyombongkan
115
1. Apa judul cerita di atas? _____________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
aragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
116
Kalimat Utama : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
117
Kasuari dan Dara Mahkota
Hiduplah seekor burung Kasuari yang memiliki badan besar dan sayap yang lebar.
Dia memiliki kemampuan untuk terbang tinggi. Hal ini membuat kasuari serakah dan
tamak. Setiap kali dia akan memakan buah – buahan, ia memetik banyak sekali buah yang
telah masak. Kemudian buah-buahan itu akan disembunyikan di bawah sayapnya sehingga
Oleh karena itu, tidak seekor burung pun mau berteman dengannya. Meski demikian,
Lama-kemalaan Kasuari semakin serakah. Tidak hanya buah buahan di pohon saja
yang diambilnya, tetapi juga buah-buahan yang jatuh ke tanah. Burung-burung lain pun
jengkel. Mereka mencari cara agar Kasuari sadar dari sifat serakahnya. ”Bagaimana jika
lomba terbang? Siapa yang mampu terbang tinggi dan paling jauh, dialah pemenangnya.
Kalau Kasuari kalah, dia tidak boleh mencurangi kita lagi,” usul Dara Makota.
”Siapa yang bisa melawan Kasuari? Badannya besar. Sayapnya lebar. Sekali
mengepakkan sayap, dia pasti bisa terbang jauh. Kita tidak akan menang,” jawab Pipit
pesimis. percaya diri. ”Ingat, kita harus menggunakan akal. Serahkan semuanya kepadaku.
Aku akan melawannya dalam perlombaan ini,” kata Dara Makota sambil tersenyum. Dia
hati. Mungkinkah Dara Makota yang bertubuh kecil dapat mengalahkan Kasuari yang
tantangan Dara Makota. Saat pertandingan tiba, semua burung hadir untuk menyaksikan.
menyerah saja daripada mendapat malu,” ejek Kasuari. Dara Makota bergeming. ”Siapa
yang tertawa belakangan, dia yang menang,” sahut Dara Makota. Kasuari dan Dara
Makota pun bertanding. Mereka melesat dengan kencang. Kasuari terbang cepat sekali.
Sesekali Kasuari menoleh Dara Makota yang berada di belakangnya. Dia takut jika Dara
Makota menyusulnya.
Sebelah sayapnya pun patah. Semua yang hadir tertegun, tetapi Kasuari tak mau
menyerah. Dia berusaha bangkit dan mengepakngepakkan sayapnya. Sayangnya, dia terus
118
terjatuh dan menggelepar di tanah. Sementara itu, Dara Makota terus melesat jauh
meninggalkan Kasuari.
Kasuari hanya dapat memandang Dara Makota dengan rasa malu. Sekarang dia
baru tahu rasanya menjadi makhluk lemah. Selama ini dia selalu merasa menjadi burung
terhebat. Namun, dalam sekejap dia tidak mampu terbang lagi. Beberapa burung lain
turun ke tanah. Mereka membantu Kasuari. Kasuari semakin malu karena selama ini dia
telah mencurangi mereka. Sejak saat itu, Kasuari sadar dan mengubah perilakunya.
Namun sayang sekali, sejak saat itu pula Kasuari tidak bisa terbang lagi. Dia harus
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Kasuari = ______________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
120
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Suatu siang yang panas, seekor burung Bangau yang sedang mencari makanan
mendengar erangan kesakitan dari balik semak belukar tak jauh dari tempatnya berdiri.
perlahan Burung Bangau mendekati arah suara itu. Alangkah terkejutnya dia, ternyata
Burung Bangau bingung tidak tahu harus berbuat apa. Dia takut jika mendekat
akan dimakan oleh Serigala tersebut. Tetapi dia juga kasihan melihat Serigala yang
kesakitan. Dia bepikir sejenak, akhirnya perasaan ibanya pun muncul. "Kasihan Serigala.
tenggorokanku sakit sekali," ucap serigala. Ia memohon pada burung bangau berleher
Pintanya memelas. Tetapi si burung bangau hanya menatapnya dengan curiga. "Tolonglah!"
teriak Serigala masih dengan suara memelas kesakitan. "Kamu pasti dapat hadiah jika
121
Burung bangau itu lalu memberanikan diri menolong Serigala karena dijanjikan
akan mendapat hadiah. Dengan leher dan paruhnya yang panjang, ia lalu menjulurkannya
ke dalam mulut Pak Serigala untuk mengambil tulang yang tertancap. Dengan paruhnya
yang panjang dia kemudian berhasil mengambil sebuah tulang. Tulang itu tertancap di
Setelah selesai menolong Burung Bangau pun meminta hadiah yang dijanjikan
kepadanya. Mendengar itu Serigala berkata "Kamu sudah dapat hadiahmu! bukankah
sudah merupakan hadiah bagimu bahwa kepalamu sudah masuk ke mulut serigala dan bisa
keluar lagi dengan selamat?". "Tapi aku sudah berbuat baik padamu!", burung bangau itu
merajuk. "Tidak!" kata Serigala. "Tidak dikatakan berbuat baik jika kamu melakukannya
karena ingin dapat hadiah!". Akhirnya Burung Bangau pun pergi dengan rasa kecewa.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Serigala = _____________________________________
Paragraf 1
122
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
123
Kalimat Utama : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Pak Falo seekor kerbau hitam berbadan besar sedang merasa gundah karena
badannya gatal bukan kepalang. Ia sudah mencoba mengusir rasa gatal itu dengan selalu
mengibaskan ekornya. Namun rasa gatal itu tak juga hilang. Sementara mulutnya terus
saja mengunyah rumput hijau makanan favoritnya yang terhampar di padang yang luas
Jali, burung jalak mungil pemakan kutu merasa heran melihat Pak Falo yang
sedang gundah. Biasanya, ia melihat Pak Falo selalu riang gembira. Namun tidak kali ini,
Pak Falo hari ini terlihat gundah, "apa gerangan yang terjadi padamu pak Falo ?”, tanya
Jali. “badanku gatal sekali,” jawab Pak Falo sambil mengibas-ngibaskan ekornya. “Kamu
belum mandi ya ?”, tanya Jali. “Rumahku jauh dari sungai, jadi aku jarang mandi”, jawab
Pak Falo sambil mengusir rasa gatal di badannya dengan mengibaskan ekor. “Baiklah aku
Jali terbang ke arah Pak Falo namun Pak Falo mengira Jali akan melukainya,
sehingga Pak Falo menghindar. Namun, Jali tak mau kalah. Ia terus mengejar Pak Falo.
Bahkan Jali terbang lebih kencang dari sebelumnya. Pak Falo tidak mau jadi sasaran Jali
dengan cepat dia masuk kedalam hutan dan bersembunyi di balik sebuah batu besar.
Tanpa sengaja pak Falo terpeleset dan jatuh sehingga menimbulkan suara gemuruh yang
sang penguasa hutan bertanya “apa yang kalian berdua lakukan? kalian telah mengganggu
istirahatku”, kata Raja Singa. “Jali mengejarku raja singa, dia mau melukaiku,” kata Pak
Falo dengan nada memelas. “Tidak Raja, aku bukannya ingin melukainya justru aku ingin
jika Pak Falo salah sangka kepada Jali. Jali sebenarnya ingin memakan kutu di punggung
Pak Falo. Mendengar penjelasan itu, Pak Falo menyadari sikapnya dan meminta maaf
kepada Jali. Jali pun meminta maaf kepada Pak Falo kerena telah membuatnya salah
sangka.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Jali = _____________________________________
Paragraf 1
125
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
126
Kalimat Utama : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Di suatu hari di musim dingin, keluarga tupai sedang berkumpul di meja makan.
Mereka mengurung diri di rumah dan memakan persediaan makanan yang sudah disiapkan
sebelum musim dingin tiba. Namun, malam itu persediaan makanan mereka tinggal satu
butir telur. “Kita hanya memiliki satu butir telur. Itu tidak akan cukup untuk kita
berempat,” kata Ibu Tupai. “Tidak apa Ibu, kita bisa membaginya untuk berempat,”
jawab Ayah Tupai. “Aku lapar sekali, Ibu. Masakkan saja satu telur itu,” kata Anak Tupai.
Mendengar itu, Ibu Tupai dengan sedih mengambil satu telur persediaan terakhir
membukakan pintu. Ternyata yang datang adalah seekor Kelinci. “Ada apa, Kelinci?” kata
Ayah Tupai. “Aku ingin meminta bantuamu. Anakku sakit karena sudah tidak makan
selama dua hari, sedangkan kami sudah tidak punya persediaan makanan lagi. Bolehkah
aku minta satu saja telurmu untuk anakku yang sakit?” mohon Kelinci.
127
Ayah Tupai merasa kasihan kepada Kelinci. Ia pergi ke dapur dan berbicara
kepada istrinya. Untungnya, Ibu Tupai belum memasak sebutir telur itu. Dengan ikhlas,
Ayah Tupai memberikan satu telur terakhir itu kepada Kelinci. “Berikanlah telur ini
kepada anakmu. Aku berdoa semoga ia cepat sembuh,” kata Ayah Tupai. “Terima kasih
banyak, semoga kau selalu diberikan kebaikan dalam hidupmu,” jawab Kelinci lalu berlari
pulang.
Melihat perbuatan Ayah Tupai, kedua Anak Tupai marah. “Ayah, kenapa Ayah
memberikan satu telur kita kepada Kelinci? Aku sangat lapar.” “Bersabarlah, Kelinci lebih
membutuhkan telur itu daripada kita. Ayah akan berusaha keluar dan mencari makanan,”
Tiba-tiba, Ibu Tupai menjerit dari dapur. “Ayah, lihat! Kita punya telur yang
sangat banyak!” Ayah Tupai dan kedua anaknya segera ke dapur. Alangkah kagetnya
mereka saat melihat ada banyak sekali telur disana. “Dari mana datangnya telur-telur
ini?” tanya Ayah Tupai. Ibu Tupai menggeleng tidak tahu. Sebuah suara tiba-tiba
terdengar, “Karena keikhlasan dan pertolongan kalian membantu Kelinci, aku ganti
sebutir telur kalian dengan seratus satu telur.” Keluarga tupai pun mengucapkan terima
kasih dan bersyukur bahagia. Mereka bisa makan dengan kenyang malam itu.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Kelinci = _____________________________________
128
5. Latar tempat = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
129
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Pada suatu hari seekor Rubah yang licik berencana untuk mempermainkan
temannya Si Burung Bangau. Penampilan Burung Bangau selalu membuat Sang Rubah
tertawa karenanya dia amat suka mempermainkan Bangau. “Kamu harus datang dan
menikmati makan siang bersamaku hari ini,” kata Sang Rubah kepada Sang Bangau, sambil
Bangau dengan senang hati menerima undangan dari Sang Rubah dan datang pada siang
hari itu.
Saat makan siang, Sang Bangau tidak bisa menikmati makan siangnya. Hal ini
disebabkan oleh ulah Sang Rubah yang menyiapkan sup disajikan pada piring yang sangat
ceper dan hampir datar. Sang Bangau tidak bisa menikmati sup tersebut, hanya ujung
130
paruhnya saja yang bisa menyentuh air sup. Tak setetes sup yang bisa di minumnya,
sedangkan Sang Rubah menjilati sup tersebut dengan gampangnya. Sambil tertawa-tawa
Sang Rubah menikmati sup itu hingga Sang Bangau menjadi sangat kecewa karena telah
dipermainkan. Sang Bangau yang lapar dan merasa tidak senang, tetap berusaha untuk
tenang.
Sang Bangau ingin membalas perbuatan Rubah. Ia lalu mengundang Si Rubah untuk
makan siang di rumahnya. Sang Bangau membalas Sang Rubah dengan menyiapkan ikan
pada guci yang tinggi. Tepat pada saat makan siang, Sang Rubah tiba di rumah Sang
Bangau. Ia menyediakan ikan yang sangat lezat sebagai menunya. Sayangnya, ikan
Sang Bangau dengan gampang memakan ikan tersebut dengan paruhnya yang
panjang sedangkan Sang Rubah hanya bisa menjilati pinggiran guci sambil mencium
lezatnya makanan yang tersaji. Sang Rubah menjadi marah, dengan tenangnya Sang
Bangau berkata, “Jangan mempermainkan seseorang karena kamu sendiri pasti tidak suka
untuk dipermainkan”. Mendengar itu Sang Rubah pun menyadari kesalahannya dan
meminta maaf atas sikapnya selama ini yang suka mempermainkan Sang Bangau.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
132
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Aji Saka
Dahulu kala berdirilah sebuah kerajaan bernama Medang Kamulan yang dipimpin
oleh seorang raja yang jahat bernama Prabu Dewata Cengkar. Kegemaran sang prabu
untuk memakan daging manusia membuat rakyatnya ketakutan. Setiap hari, Patih Jugul
Muda harus sibuk mencari korban manusia untuk dipersembahkan kepada sang prabu,
menyelamatkan diri.
Kabar tentang kekejaman Prabu Dewata Cengkar sampai juga ke sebuah desa
bernama Desa Medang Kawit. Di sana, tinggal seorang pemuda sakti dan gagah berani
bernama Aji Saka. Ia tidak tega mendengar banyak rakyat Medang Kamulan menjadi
korban kebiadaban Prabu Dewata Cengkar. Akhirnya, Aji Saka pergi ke Medang Kamulan
ditemani Dora dan Sembada, dua pengawal setianya untuk membantu rakyat Medang
Kamulan.
Kendeng. Di sana Aji Saka berkata kepada Sembada bahwa besok dia akan pergi ke
Medang Kamulan dan menitipkan keris tersebut ke Sembada. Aji Saka memerintahkan
kepada sembada agar tidak memberikan keris tersebut ke orang lain selain dirinya.
Keesokan harinya, pergilah Aji Saka melanjutkan perjalanan ke Medang Kamulan seorang
diri. Setibanya di sana, ia mendengar kabar bahwa Prabu Dewata Cengkar sedang murka
karena Patih Jugul Muda tidak berhasil mendapatkan persembahan untuknya. Mendengar
hal itu, Aji Saka pergi menemui Patih Jugul Muda. Aji Saka meminta kepada Patih Jugul
Muda untuk persembahan untuk Prabu Dewata Cengkar. Mendengarkan hal tersebut,
sang Patih pun terkejut karena semua orang lari terbirit birit jika mereka diminta untuk
133
menjadi korban sang prabu. Aji Saka mempunyai rencana untuk menghentikan kejahatan
Sang Prabu terhadap rakyatnya. Akhirnya, pergilah mereka berdua ke istana menghadap
Sebelum menjadi persembahan bagi Sang Prabu, Aji Saka mempunyai sebuah
keinginan yang harus dikabulkan. Dengan tidak sabar Prabu meminta kepada Aji Saka
untuk segera mengatakan keinginannya karena Sang Prabu sudah sangat lapar. Aji Saka
meminta tanah seluas sorban yang dipakainya. Sang Prabu menertawakan keinginan
tersebut karena ia berpikir pemintaan dari Aji Saka sangat mudah untuk dikabulkan.
Sang Prabu meminta Aji Saka untuk merentangkan sorban tersebut ke tanah. Sorban Aji
Saka pun digelar. Namun, tidak seorang pun menduga sorban itu sangatlah panjang.
Luasnya melebihi kerajaan Prabu Dewata Cengkar. Ketika digelar, sorban itu membentang
Ngarai. Semua yang menyaksikan hal itu tercengang. Mereka tidak menduga bahwa
harus memenuhi janjinya. Itu berarti, wilayah Medang Kamulan menjadi milik Aji Saka.
Mengetahui hal itu, Prabu Dewata Cengkar marah bukan kepalang. Namun, dengan
kesaktian Aji Saka, Prabu Dewata Cengkar berhasil diatasi. Sorban Aji Saka yang
membentang itu, tiba-tiba saja melilit tubuh Prabu Dewata Cengkar. Lilitan itu sangat
kuat hingga tubuh sang prabu yang besar bagaikan raksasa tidak mampu bergerak sedikit
pun. Kemudian, tubuh Prabu Dewata Cengkar dilemparkan ke dalam Laut Selatan yang
berombak besar. Dengan sekejap, tubuh raksasa itu hilang ditelan ombak yang ganas.
Prabu Dewata Cengkar akhirnya mati di tangan Aji Saka. Kezaliman Prabu Dewata
Cengkar berakhir.
Mereka bahagia karena terbebas dari raja yang suka memakan daging manusia. Aji Saka
akhirnya dinobatkan menjadi raja di Medang Kamulan. Ia menjadi raja yang baik hati dan
bijaksana. Medang Kamulan pun mengalami masa kejayaan pada saat pemerintahannya.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
135
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 6
136
Kalimat Utama : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Suatu hari, Aji Saka teringat akan kerisnya. la pun meminta bantuan Dora
untuk mengambil keris yang berada di tangan Sembada. "Dora, tolong kau
ambilkan kerisku yang berada di tangan Sembada yang kini berada di pegunungan
Kendeng!" perintah Aji Saka. "Baik. Akan aku laksanakan," ucap Dora. Dora pun
bincang sejenak dan saling menanyakan kabar. Setelah itu, Dora menyampaikan
Sembada teringat akan pesan yang pernah disampaikan Aji Saka kepadanya yaitu
jangan pernah memberikan keris pusaka itu kepada siapa pun karena Aji Saka
sendiri yang akan mengambilnya. Akhirnya, dengan berat hati, mereka bertarung
mengambil keris pusaka, sedangkan Sembada diminta untuk tetap menjaga keris
137
Di lain tempat, Aji Saka sedang menunggu kedatangan Dora. Aji Saka
menunggu dengan hati yang gelisah. Aji Saka kemudian menyusul Dora ke
sampai mati demi memegang amanat yang telah mereka emban. Aji Saka baru
teringat akan pesan yang ia sampaikan kepada Sembada untuk tidak memberi
huruf di sebuah batu yang kemudian dikenal dengan nama Carakan. Susunan
Itulah peninggalan bersejarah yang ditinggalkan oleh Aji Saka untuk mengenang
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Sembada = _____________________________________
138
Dora = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
139
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Dahulu kala ada sebuah keluarga yang hidupnya jauh dari kata baik. Keluarga itu
hanya terdiri dari ayah dengan tiga anaknya. Sang istri telah lama meninggal saat
melahirkan anak bungsunya. Sang ayah harus berusaha keras untuk menghidupi anaknya.
Karena hidup sangat kekurangan, Sang Ayah harus berusaha untuk menghidupi ketiga
anaknya.
Saat sang ayah hendak pergi, ayahnya berpesan seusatu kepada ketiga anaknya.
Jikalau nanti dalam tiga bulan ayahnya tidak kembali, mereka bisa mencari ayahnya
dengan memenuhi sebuah syarat. Syarat itu adalah saat melihat air yang sangat jernih di
pertengahan jalan nanti, mereka tidak boleh mandi atau minum air di sana. Sampai
140
berulang-ulang ayah mereka mengingatkan. Nampaknya Sang Ayah sudah mengetahui
Tak terasa tiga bulanpun terlewati dan ternyata ayah mereka tidak kunjung
kembali. Akhirnya mereka bertiga sepakat untuk mencari ayahnya dengan membawa
perbekalan mereka habis. Mereka kini tidak punya sisa makanan ataupun air lagi sebagai
Tiba-tiba tidak jauh di depan sana, ada kolam yang berisi air sangat jernih.
Dipinggirannya tumbuh pohon sangat rindang sehingga cocok untuk berteduh. Ketiga anak
itu melihat sampai takjub dan lupa diri. Akibat haus yang tak tertahankan, Kakak
pertama dan keduanya berniat untuk mandi. Mereka tidak menghiraukan pesan ayahnya.
Walaupun si bungsu sudah mengingatkan, tapi kedua kakaknya tetap menceburkan diri
kedalam kolam tersebut. Tidak lama kemudian, saat mereka selesai mandi alangkah
terkejutnya sang adik ketika melihat kakaknya berubah menjadi kerbau dan ular tanah.
Saat menyadari apa yang sudah terjadi, sang kakak pertama berubah menjadi
kerbau dan ia sangat menyesal. Ia menangis karena tidak mematuhi pesan sang Ayah.
Begitu juga dengan kakak kedua, Mereka bertiga tetap meneruskan perjalanan untuk
Saat bertemu sang Ayah, betapa terkejutnya dia melihat apa yang terjadi
melupakan pesannya. Seketika sang kakak yang berubah menjadi ular merasa lapar,
sehingga ia melihat ada seekor katak dan langsung menggigit katak itu. Dan ternyata ia
salah menduga, itu bukan seekor katak melainkan mata kaki sang Ayah. Ayahnya menjadi
lemas tak berdaya dan akhirnya meninggal dunia. Ular, kerbau, dan sang adik menangis
sejadi-jadinya menyesali perbuatan mereka karena dari awal tidak mendengarkan nasihat
Ayah.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
142
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 6
____________________________________________________________
____________________________________________________________
143
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
mengilap. Gadis itu sangat yakin, bahwa rambutnya memberikan ia kekuatan dan
membuatnya menjadi gadis pemberani. Ia menjadi seorang gadis yang pandai bela diri.
Rambut emasnya itu rupanya membuat iri para penjahat. Mereka ingin memiliki rambut
emas itu pula. Semua penjahat telah berusaha memotong rambut emas milik gadis itu,
tapi sia-sia saja. Mereka kalah dengan kekuatan yang dimiliki oleh gadis itu.
Suatu hari, gadis berambut emas sedang berburu di hutan. Ia bertemu dengan
naga disana. “Apa yang kau lakukan di hutan ini?", tanya Naga dengan suaranya yang
menggelegar mengagetkan gadis berambut emas. “Aha! jika aku bisa menaklukkan Naga
ini, pasti kehebatanku akan semakin terkenal,” pikir gadis itu. Gadis itu pun mengibaskan
rambut panjangnya untuk melawan naga. Olala, dengan satu kibasan, Naga itu langsung
tunduk kepadanya. Gadis itu pun merasa sangat puas, karena kehebatannya akan terkenal
Benar saja, kehebatan gadis itu semakin terkenal. Semua orang kagum kepadanya.
Namun, di sisi lain, semakin kuatlah keinginan seorang penjahat untuk memiliki rambut
itu.
“Bagaimana aku bisa mengambil rambut emas itu?”, gumam penjahat itu. Selama berhari-
hari, penjahat itu mencari cara untuk memotong rambut milik gadis itu. Sampai akhirnya,
ia memiliki sebuah ide. “Aku akan menyebarkan kabar, bahwa ada binatang yang sangat
144
kuat di hutan. Pasti gadis itu akan mencari binatang itu di hutan. Padahal, binatang itu
sebenarnya tak ada. Gadis itu pasti akan bermalam di hutan sampai menemukan binatang
itu. Nah, aku akan memotong rambutnya saat ia tertidur", ucap penjahat itu sambil
menyeringai.
Berita bohong tentang binatang yang sangat kuat itu pun cepat menyebar. Gadis
pergi ke hutan untuk mencari binatang itu. Namun, sudah berkali-kali mengelilingi hutan
itu, belum juga ia menemukan binatang yang dicarinya. Sperti biasa, Ia tidak akan
Hari sudah mulai malam, tapi gadis itu belum mau pulang sampai ia dapat
menemukan binatang kuat itu. la pun tidur di hutan. Penjahat yang sudah mengincarnya
pun beraksi. Saat gadis berambut emas tidur pulas, dengan sangat mudah ia
mendapatkan rambut emas itu. Alangkah terkejutnya gadis itu ketika ia bangun.
Tak lama kemudian, gadis itu menjadi panik. Gadis itu takut. Ia berpikir, dengan
hilangnya rambutnya, ia sudah tak punya kekuatan lagi. Olala, binatang yang sangat kuat
muncul di hadapannya. Tiba-tiba, binatang kuat itu menyerang. Gadis itu pun melawan
ketakutannya sendiri, dan berusaha menangkis terkaman binatang kuat itu. Rupanya,
gadis itu berhasil, dan bahkan binatang itu mampu ia buat bertekuk lutut kepadanya.
Gadis itu merasa senang, karena ternyata ia bisa menaklukkan binatang kuat itu,
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
145
3. Watak dari :
penjahat = _____________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
146
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 6
____________________________________________________________
____________________________________________________________
147
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Dahulu kala, hiduplah seekor kuda yang sangat bangga pada dirinya sendiri. Suatu
ketika, kuda melihat seekor siput. Melihat betapa lambatnya siput berjalan, Kuda pun
mulai menggodanya. "Hei, Siput! Apakah kau mau berlomba denganku?" tanya kuda. Siput
pun sangat marah pada kuda dan menjawab, "Baik. Ayo kita berlomba! Kita lakukan ini
Usai bertemu dengan Kuda, Siput pulang dan memanggil teman-teman siput lainnya
untuk membicarakan masalah ini. Dia memberitahu semua tentang lomba balapan yang
akan dilakukannya bersama Kuda. Semua teman Siput pun membuat rencana untuk
mengakali Kuda itu. Karena semua Siput mirip, mereka memutuskan untuk mengacaukan
Hari Minggu tiba, semua Siput meninggalkan rumah lebih awal untuk menjalankan
sepanjang jalan dari titik awal hingga garis akhir. Semua teman siput harus segera
muncul ketika mendengar suara Kuda dari kejauhan. Hal ini adalah rencana mereka untuk
mengakali Kuda. Dengan begitu, Kuda akan mengira bahwa Siput selalu berada di
depannya.
Perlombaan pun dimulai. Kuda itu berlari pelan dan kemudian dia melihat ke bawah.
Dia melihat siput ada di depannya. Kuda pun langsung meningkatkan kecepatannya untuk
berlari. Tapi, dia melihat ada siput lagi di depannya. Kuda kembali berlari lebih kencang
dari sebelumnya. Namun, betapa kerasnya dia mencoba, dia akan bertemu siput lagi di
148
depannya. Kuda malang itu akhirnya menyerah setelah berusaha dengan sangat keras.
"Baik, aku kalah," kata kuda sambil tertatih-tatih. Siput pun tertawa terbahak-bahak.
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Kuda = _____________________________________
Siput = _____________________________________
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
149
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Negeri Kehidupan
150
Pippi kurcaci tinggal di negeri kehidupan yang sangat makmur. Disana, matahari
bersinar cerah dan hutan menyediakan banyak buah dan biji-bijian. Seperti hari-hari
sebelumnya, hari ini Pippi kurcaci bangun saat matahari telah tinggi. Sinar matahari yang
panas menyinari wajah Pippi kurcaci. Hal itu membuatnya terkejut. "Oh!" gumam Pippi
kurcaci. Ia harus segera pergi ke hutan mencari buah-buahan dan biji-bijian jika tidak
ingin kelaparan.
Pippi kurcaci berjalan munuju hutan dengan malas. Matahari yang bersinar terik
membuatnnya kepanasan. Selain itu, Pippi kurcaci belum mengisi perutnya dengan apapun
kecuali segelas air putih. Ia tidak memiliki sedikit pun makanan. Saat Pippi kurcaci
belum menemukan apapun. Sepanjang siang hingga sore, Pippi kurcaci berada di hutan. Ia
Keesokan harinya, Pippi kurcaci pergi ke istana menghadap Ratu kurcaci untuk
mengeluhkan kejadian yang menimpanya. "Aku ingin Ratu menghukum hutan karena hanya
memberiku buah-buahan yang telah busuk dan sedikit biji-bijian,” mohon Pippi kurcaci
pada Ratu kurcaci. Beberapa saat Ratu kurcaci berpikir, lalu ujarnya," benarkah hutan
tidak adil? "Ya!" jawab Pippi kurcaci. "Hutan hanya memberi buah-buahan segar dan biji-
kurcaci ke istana. Ratu kurcaci bertanya kepada teman-teman Pippi kurcaci, "apa yang
telah hutan berikan pada kalian selama ini?" Teman-teman Pippi kurcaci yang hadir di
istana menjawab serempak, "hutan telah memberi kamu buah-buahan yang segar dan
banyak biji-bijian." Mendengar itu Pippi kurcaci terkejut melihat Ratu kurcaci
menggelengkan kepala.
Ratu menanyakan beberapa pertanyaan pada teman- teman Pippi Kurcaci untuk
menyadarkan sikap Pippi Kurcaci selama ini yang malas. "Coba tanyakan dulu pada teman-
temanmu. Kapan biasanya mereka bangun!" "Kami bangun saat matahari belum
kapan biasanya mereka pergi ke hutan mencari biji-bijian dan buah-buahan!" kata Ratu
kurcaci. "Kami pergi ke hutan pagi-pagi sekali saat hewan-hewan belum bangun dan belum
151
memakan buah-buahan dan biji-bijian." "Sekarang jawab pertanyaanku, apakah kau
melakukan hal yang sama seperti teman-temanmu?" tanya Ratu kurcaci pada Pippi
kurcaci. Pippi kurcaci menggeleng, lalu menunduk malu. Kini, ia mengerti. Ia yang kurang
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
152
Kalimat Utama : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
153
7. Pesan Moral/Amanat dari cerita di atas
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Di negeri kambing, Kambing putih hanya mau bergaul dengan sesama Kambing
Putih. Di negeri itu, hiduplah juga satu keluarga kambing hitam. Bagi kambing-kambing
putih, keluarga kambing hitam adalah pembawa sial. Menurut mereka, dimana ada
Keluarga kambing hitam memiliki seekor anak bernama Si Kecil Hitam. Setiap
sore, Si Kecil Hitam hanya bisa memandangi anak-anak kambing putih yang asyik bermain.
Ia tidak diijinkan ikut bermain bersama. Si Kecil Hitam menjadi sedih. "Mengapa buluku
berwarna hitam?", keluhnya. Si Kecil hitam lalu berniat mengubah bulunya menjadi putih.
Ia menceburkan dirinya ke dalam ember cat putih. Dalam sekejap, bulu-bulunya pun
Saat sedang bermain, tiba- tiba hujan deras turun dan membuat cat putih di
tubuh Si Kecil Hitam menjadi luntur. Kambing-kambing putih berteriak kesal melihatnya.
"Pantas hujan turun! Pasti gara-gara kambing hitam bermain bersama kita. Dia memang
pembawa masalah!", Si Kecil Hitam sedih sekali. Ia berlari pulang dan bertanya pada
"Tentu saja tidak, Nak. Kambing-kambing putih menjauhi kita hanya karena kita berbeda.
Tapi jangan khawatir. Ibu yakin, suatu saat mereka akan menyadari kalau pendapat itu
Suatu hari, Si Kecil Hitam menonton anak-anak Kambing Putih yang sedang
bermain. Tiba-tiba dia melihat seekor serigala mendekati kambing-kambing putih. Para
kambing putih lari kocar-kacir. Seekor Kambing Putih tertangkap.Tanpa rasa takut, Si
Kecil Hitam berlari mendekat. Ia mengambil buah-buah busuk yang berserakan di tanah
154
dan melempari si serigala. Si Kecil hitam segera bersembunyi di antara semak-semak.
Bulunya yang berwarna hitam membuat ia mudah bersembunyi. Serigala tidak melihatnya
Anak Kambing Putih tadi selamat. Para Kambing Putih sangat berterima kasih pada
Si Kecil hitam. Mereka mengagumi keberaniannya. Sejak saat itu, Kambing putih dan
Kambing hitam hidup dengan damai tanpa membeda-bedakan warna bulu. Mereka
menyadari bahwa perbedaan bukanlah masalah. Walau berbeda warna bulu tetapi mereka
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
155
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
156
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Suatu hari, Putri Orlin yang sedang berjalan-jalan melihat seorang Anak
Perempuan. Anak perempuan itu sedang mencuci pakaian di sungai. Dia memperhatikan
raut wajah anak itu yang meski bekerja tetapi tetap gembira. Putri Orlin merasa
penasaran akan anak perempuan itu hingga ia mengikuti anak itu sampai ke rumahnya.
Akhirnya anak itu tiba di sebuah gubuk di hutan. Ternyata anak itu hidup
sendirian. Gubuk itu terlihat tua namun di sekelilingnya di tumbuhi tanaman yang indah.
Walau di tengah hutan, gubuk itu terawat dengan baik. Sang Putri merasa penasaran
bagaimana mungkin seorang Anak Perempuan bisa tinggal di gubuk yang ada di tengah
hutan.
Hari telah sore, Putri Orlin segera pulang ke istana. Sesampainya di istana, Ia
menceritakan perjalanannya tadi kepada pelayan istana. “Aku merasa heran dengan Anak
Perempuan itu. Dia tak punya rumah yang bagus dan hanya tinggal sendirian. Anehnya, dia
terlihat bahagia. Kira-kira apa yang membuatnya begitu?”, “Mungkin dia menyembunyikan
sesuatu di rumahnya, sehingga dia selalu bahagia,” sahut pelayan. Jawaban pelayan
membuat Putri makin penasaran, Ia bertekad besok pagi harus kembali ke gubuk Anak
Perempuan itu.
Hari masih pagi, Sang Putri sudah bangun dan segera kembali menuju ke gubuk
Anak Perempuan itu. Kali ini, sang putri mendekati gubuk itu. Sang Putri mengetuk pintu,
lalu terbukalah pintu itu. Muncullah Anak Perempuan yang telah membuat Putri Orlin
penasaran. Anak itu sangat kaget dengan kehadiran sang putri. Putri Orlin pun
157
menjelaskan maksud kedatangannya. Dengan penuh kelembutan, anak itu menjelaskan
rasa penasaran Putri Orlin. Putri Orlin penasaran apa yang membuat Anak itu bahagia.
selalu merasa bahagia karena ada Tuhan yang selalu menemaninya. Ia meyakini Tuhan
lebih dari apa pun, sehingga hatinya menjadi nyaman dan bahagia. “Tuhan selalu
mencukupkan kebutuhan kita. Dengan percaya kepada Tuhan, kita tak akan pernah
merasa kekurangan,” ucap Anak perempuan itu. Alangkah terharunya Sang Putri
mendengar semua itu, Akhirnya, Ia membawa Anak Perempuan itu untuk tinggal dl istana
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Watak dari :
Paragraf 1
____________________________________________________________
____________________________________________________________
158
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 2
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 3
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 4
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paragraf 5
____________________________________________________________
____________________________________________________________
159
Ide Pokok : ___________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
160