Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG HARGA DIRI RENDAH

DI RUMAH SAKIT KALAWA ATEI


PALANGKA RAYA

OLEH :

DANTINI
2022-04-14901-012

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROFESI NERS ANGKATAN X
TAHUN 2023
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri. (Budi Ana Keliat, 2010).

1.2 RentangRespon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri rendah Kerancuan Depersonalisasi Positif identitas
(Keliat, 1999 dalam Fitria, 2014)

1.3 Faktor predisposisi menurut Fitria (2014)

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan


orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis.

1.4 Faktor presipitasi menurut Fitria (2014)

1. Trauma:Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap


situasi dimana individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi dapat
mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Situasi dan stressor
yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan,
tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan
fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan prosedur tindakan dan
pengobatan.

2. Ketegangan peran :Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan


dengan frustasi yang dialami individu dalam peran.

3. Transisi perkembangan :Transisi perkembangan adalah perubahan


normative berhubungan dengan pertumbuhan. Setiap perkembangan
dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap tahap
perkembangan harus dilakukan inidividu dengan menyelesaikan tugas
perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stressor
bagi konsep diri.

4. Transisi situasi :Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan.


Transisi situasi merupakan bertambah atau berkurangnya orang yang
penting dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian
orang yang berarti, misalnya status sendiri menjadi berdua atau
menjadi orang tua.

5. Transisi sehat sakit :Transisi sehat sakit berkembang berubah dari


tahap sehat ketahap sakit. Beberapa stressor pada tubuh dapat
menyebabakan gangguan gambaran diri dan berakibat perubahan
konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen
konsep diri yaitu gambaran diri, peran, dan harga diri. Masalah konsep
diri dapat dicetuskan oleh factor psikologis, sossiologis, atau fisiologis,
namun yang lebih penting adalah persepsi klien terhadap ancaman
perilaku.

1.5 Manifestasi Klinis / Tanda Gejala

1.5.1 Data Subjektif: mengkritik diri sendiri atau orang lain, perasaan tidak
mampu, pandangan hidup yang pesimis, perasaan lemah dan takut,
penolakan terhadap kemampuan diri sendiri, pengurangan diri/
mengejek diri sendiri, hidup yang berpolarisasi, ketidakmampuan
menentukan tujuan, mengungkapkan kegagalan pribadi,
merasionalisasi penolakan

1.5.2 Data Objektif: produktivitas menurun, perilaku destruktiv pada diri


sendiridan orang lain, penyalah gunaan zat, menarik diri dari
hubungan social, ekspresi wajah malu dan rasa bersalah,
menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan), tampak
mudah tersinggung /mudah marah.
1.6 Pohon Masalah / Patway

Resiko Tinggi Perilaku

Kekerasan Perubahan Persepsi

Sensori : Halusinasi Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Kronis Koping Individu Tidak Efektif

(Fitria, 2014)

1.7 Proses Keperawatan

1.7.1 Pengkajian

1. Subjektif :Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna, dirinya


merasa tidak mampu, dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau
bekerja, dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi, berhias,
makan atau toileting).

2. Objektif : Mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu,


pandangan hidup yang pesimis, tidak menerima pujian, penurunan
produktifitas, penolakan terhadap kemampuan diri, kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, berkurang
slera makan, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah

1.7.2 Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah

1.7.3 Rencana tindakan keperawatan : melaksanakan SP HDR

1.8 Strategi Pelaksanaan Tindakan

1.8.1 SP 1 pada klien


1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

2. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.

3. Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai


dengan kemampuan klien.

4. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.

5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.

6. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

1.8.2 SP 2

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

2. Melatih kemampuan kedua.

3. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

1.8.3 SP 1 untuk keluarga

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat


klien.

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang


dialami klien beserta proses terjadinya.

1.8.4 SP 2

1. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien harga diri rendah

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada klien


harga diri rendah.

1.8.5 SP 3

1. Membantu keluarga membuat jadwal di rumah termasuk minum


obat.

2. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.


DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan


Pendahuluan dan stretegi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP
dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi program
S1 keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.

Keliat, B.A. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:


EGC.

Anda mungkin juga menyukai