Pres NA Percepatan Puspem LP
Pres NA Percepatan Puspem LP
LATAR BELAKANG
Surat Bupati Serang kepada Gubemur Banten Surat Gubemur Banten kepada Menteri Dalarn Negeri
kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang serta pertimbangan dari aspek kondisi geografis,
kesesuaian dengan rencana tata ruang, ketersediaan lahan, sosial, budaya, politik dan keamanan, sarana dan prasarana, serta
orbitasi dan aksesibilitas
PP No. 32 Tahun 2012: Pemindahan Ibukota Kabupaten Serang dari Wilayah Kota Serang ke Wilayah
Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang.
Penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Serang dipindahkan secara bertahap sesuai dengan
ketersediaan sarana dan prasarana di Ibu Kota Kabupaten Serang.
2
LATAR BELAKANG
Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Serang dari wilayah Kota Serang ke wilayah Kecamatan Ciruas: mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Serang,
Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang terletak di Desa Kaserangan Kecamatan Ciruas dan Desa Cisait
Kecamatan Kragilan dengan penetapan lokasi seluas lahan ± 60 Ha.
LATAR BELAKANG
Prioritas RPJMD Kabupaten Serang Pengembangan infrastruktur dasar daerah dan pembangunan pusat pemerintahan kabupaten
Tahun 2021-2026 Serang yang sesuai dengan kapasitas anggaran daerah
hingga Tahun 2021 baru terbangun satu gedung yaitu peruntukan gedung Badan Kepegawaian Dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia di Komplek Gedung Adhimukti.,
Tanah seluas 15 Ha yang berada didesa Kaserangan Kecamatan Ciruas ditetapkan sebagai gedung
kantor Bupati/Wakil Bupati, Rumah Dinas Bupati/Wakil Bupati, Kantor DPRD dan Kantor Setwan.
Sementara pada lokasi ± 45 Ha akan dibangun gedung OPD serta sarana prasarana penunjang
lainnya.
Pembangunan Kawasan Puspemkab Serang merupakan kebutuhan yang mendesak yang harus dilaksanakan
oleh Pemda Kabupaten Serang dan keharusan melaksanakan amanah peraturan perundang-undangan,
dimana dengan terbentuknya Provinsi Banten dengan Ibukota Provinsi Banten ditetapkan adalah Kota
Serang sebagai wilayah administratif pemerintahan
4
IDENTIFIKASI MASALAH
memuat rumusan mengenai masalah apa yang akan ditemukan dan diuraikan dalam
Naskah Akademik dan Raperda Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang
1. Kebutuhan Sarana Prasarana Terpadu Pelaksanaan Otonomi Daerah;
Gedung Kantor Pemerintahan dan Sarana Prasarana secara terpadu di Wilayah
Administrasi Kabupaten Serang untuk memudahkan Pemerintah Kabupaten Serang
menjalankan pelaksanaan Otonomi Daerah berdasarkan kewenangannya
2. Perlu Peraturan Daerah yang Dapat Mengikat Pelaksanaan Percepatan Pembangunan
Pusat Pemerintahan.
perkembangan pembangunan Puspemkab yang lambat namun menjadi prioritas RPJMD
maka Diperlukan Peraturan Daerah sebagai kebijakan yang dapat mengikat pelaksanaan
percepatan Pembangunan Puspemkab Kabupaten Serang
3. Percepatan Pembangunan Pusat Pemerintah Kabupaten Serang Sebagai Wujud Filosofi,
Sosiologis dan Yuridis Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Sesuai dengan filosofi (UUD 45), memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
yang secara maksimal dan sesuai dengan amanah peraturan perundang-undangan
4. Memberikan Arahan Percepatan Pembangunan Pusat Pemerintah Kabupaten Serang
mengarahkan materi Perda yang akan dibuat menjadi acuan bagi percepatan
pembangunan Puspemkab Serang.
Tujuan Teknis:
1. Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Kawasan Puspemkab
Serang;
2. Melaksanakan amanat Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 tentang Pembentukan Kota
Serang dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pemindahan Ibukota
Kabupaten Serang dari Wilayah Kota Serang ke Wilayah Kecamatan Ciruas Kabupaten
Serang;
3. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis pembentukan
Raperda tentang Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang;
4. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan dan
arah pengaturan dalam Raperda;
5. Memberikan acuan operasional pembangunan dan pengembangan Kawasan Puspemkab
Serang;
6. Memberikan arahan pembangunan dan pengembangan Kawasan Puspemkab Serang yang
terintegrasi antar sektor, implementatif dan sesuai dengan kebutuhan Kabupaten Serang;
dan
7. Meningkatkan kerja sama dan sinergi antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
dalam pembangunan Kawasan Puspemkab Serang;.
6
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN
RAPERDA
Sasaran:
1. Pengumpulan dokumen rencana dan hasil penilitan yang dijadikan landasan pelaksanaan
pekerjaan penyusunan Naskah Akademik Peraturan Daerah Tentang Percepatan
Pembangunan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang.
2. Terumuskannya permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Percepatan
Pembangunan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang.
3. Pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 tentang Pembentukan Kota
Serang dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pemindahan Ibukota
Kabupaten Serang dari Wilayah Kota Serang ke Wilayah Kecamatan Ciruas Kabupaten
Serang.
4. Terumuskannya sasaran pekerjaan yang diwujudkan dalam ruang lingkup pengaturan,
jangkauan dan arah pengaturan dalam Raperda;
5. Terumuskannya sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan
dan arah pengaturan dalam Raperda;
6. Terlaksananya rapat pembahasan sebagai upaya penyepakatan materi Naskah Akademik
8
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN
RAPERDA
Kegunaan:
1. Diperolehnya Naskah Akademik sebagai naskah hasil penelitian hukum dan penelitian
lainnya terhadap masalah pembangunan Pusat Pemerintah Kabupaten Serang yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut.
2. Diperolehnya Rancangan Peraturan Daerah sebagai solusi terhadap permasalahan dan
kebutuhan hukum terkait Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang.
Fungsi:
1. kendali Penyelenggaraan Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang;
2. acuan bagi penyelenggaraan Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang; dan
3. Pemetaan Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang.
Manfaat:
1. Ketentuan pelaksanaan Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang;
2. Pedoman dan acuan yang diberikan pada Raperda percepatan.
10
REVISI MASTERPLAN 2022
11
METODE
Panduan yang diberikan UU. No. 12 Tahun 2012: Pembentukan Produk Hukum Daerah
Permendagri No. 80 Tahun 2015: Pembentukan Produk Hukum Daerah dan Perda Kabupaten
Serang No. 5 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
Pengumpulan
Data
1. Sumber Primer In-depth Interview
2. Sumber Sekunder/instansional
3. Observasi
12
METODE
13
METODE
Prinsip Materi muatan di dasarkan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan diubah dengan UU No. 15 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas UU No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan berasaskan antara lain:
1. pengayoman.
Materi Muatan Peraturan Perda berfungsi memberikan pelindungan untuk menciptakan ketentraman masyarakat.
2. kemanusiaan. Perda tersebut mencerminkan pelindungan dan penghormatan hak asasi manusia serta harkat dan
martabat masyarakat di kawasan perkotaan Keragilan secara proporsional.
3. kebangsaan.
Perda tersebut mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang majemuk dengan tetap menjaga prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
4. kekeluargaan.
Materi Muatan Peraturan Perda mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan
keputusan
5. kenusantaraan.
Materi Muatan Perda memperhatikan kepentingan nasional dan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
6. bhinneka tunggal ika.
Materi muatan perda memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah serta
budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
7. keadilan.
Materi muatan Perda mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap masyarakat
8. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan.
Materi muatan perda tidak membedakan latar belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status
sosial
9. ketertiban dan kepastian hukum.
Materi muatan perda dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan kepastian hukum
10. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
Materi muatan perda mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan individu,
masyarakat dan kepentingan bangsa dan negara
14
METODE
15
METODE
Metode RIA memberikan kepastian bahwa suatu regulasi dan kebijakan telah tersusun melalui
proses yang terintegrasi, mencakup tahapan perumusan masalah, perumusan alternatif,
analisis manfaat dan biaya, dan konsultasi stakeholders sampai dengan strategi implementasi.
16
METODE
METODE
1. dengan Pancasila
Pancasila mengandung kaidah-kaidah dasar yang bersifat esensial, umum dan abstrak serta
menyeluruh mengenai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang secara
deduktif perlu dijabarkan
2. dengan UUD NRI Tahun 1945
UUD NRI Tahun 1945 yang memuat hukum dasar negara merupakan sumber hukum bagi
pembentukan peraturan perundang- undangan
3. secara vertikal
pengharmonisasian peraturan perundang-undangan dengan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi kedudukannya dalam hierarkhi peraturan perundang-undangan.
4. secara Horizontal
tidak ada pertentangan atau tumpang tindih antara materi muatan peraturan perundang-
undangan yang setingkat
5. dengan Yurisprudensi
Yurisprudensi yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan terus menerus diikuti oleh
hakim-hakim kemudian dalam memutus perkara yang sama patut dipertimbangkan dalam
penyusunan Perda
18
SISTEMATIKA PENYAJIAN
I. PENDAHULUAN
Pada prinsipnya bab ini menguraikan antara lain:
1. Latar Belakang
secara substantif menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
i. uraian secara umum mengenai permasalahan yang dihadapi terkait substansi Naskah Akademik;
ii. uraian secara umum urgensi pembentukan Peraturan Daerah; dan
iii. pernyataan perlunya solusi secara hukum untuk menyelesaikan permasalahan tersebut melalui pembentukan Perda.
Mengenai urgensi pembentukan Peraturan Daerah diuraikan dalam latar belakang sebagai konsekuensi dari permasalahan yang
dihadapi saat ini.
2. Identifikasi Masalah
perumusan masalah ditulis sebagai identifikasi masalah mencakup antara lain:
i. Kebutuhan akan sarana Prasarana Terpadu Pelaksanaan Otonomi Daerah
ii. Perlunya Perda yang mengikat pelaksanaan percepatan Pembangunan Pusat Pemerintahan
iii. Percepatan Pembangunan Pusat Pemerintahan sebagai wujud filosofi, sosiologis dan yuridis penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
iv. Memberikan arahan percepatan pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang.
3. Tujuan dan kegunaan Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang.
tujuan dan kegunaan penyusunan disesuaikan dengan ruang lingkup permasalahan dalam Naskah Akademik.
4. Metode Penyusunan
Penyusunan dilakukan dengan metode pengumpulan data dan analisis data. Data yang diperlukan berupa data sekunder,
Wawancara dan Observasi lapangan.
Instrumen Analisis menyertakan ROCCIPI (Rule, Opportunity, Capacity, Communication, Interest, Process, dan Ideology), RIA
(Regulatory Impact Asessment), dan CBA (Cost and Benefit Analysis).
5. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Naskah Akademik dan Raperda Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang sesuai sistematika
penyusunan Naskah Akademik pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan.
19
SISTEMATIKA PENYAJIAN
I. PENUTUP
Penutup terdiri atas:
1. Kesimpulan
Kesimpulan memuat rangkuman jawaban atas identifikasi masalah dalam Bab I dituangkan dalam bentuk tabulasi
2. Saran
Saran memuat antara lain;
i. Perlunya pemilahan substansi Naskah Akademik
ii. Rekomendasi tentang skala prioritas penyusunan rancangan Propemperda
iii. Kegiatan lain yang diperlukan untuk mendukung penyempurnaan Rancangan Perda
LAMPIRAN
Draft Rancangan Peraturan Daerah
21
Kawasan pemerintahan merupakan tempat untuk melaksanakan segala sesuatu hal yang
berkaitan dengan pemerintahan, baik itu kegiatan politik dan administatif, serta segala kegiatan
yang berkaitan dengan hal-hal mengenai politik dan pemerintahan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat dimana hal itu tidak dapat
dilepaskan dari peran pemerintah sendiri dalam melaksanakannya
Faktor lingkungan makro adalah dorongan lingkungan baik dari dalam maupun dari luar
seperti dorongan ketersediaan ruang atau lahan untuk menjadikan ibukota kabupaten sebagai
pusat pemerintahan, pusat pengendalian dan pertumbuhan pembangunan
Faktor endowment daerah yaitu ketersediaan SDM yang memadai dan SDA yang potensial
serta tingkat pengetahuan masyarakat yang cukup sebagai calon warga ibukota kabupaten
Faktor budaya yang meliputi sifat dan perilaku masyarakat, adat istiadat yang memberikan
dukungan terhadap penetapan ibukota kabupaten
akses kemudahan pelayanan serta ketersediaan infrastruktur dasar seperti jalan raya yang
ada sehingga dapat meringankan beban pembiayaan infrastruktur
sosial ekonomi berkaitan dengan fasilitas-fasilitas penting yang ada disekitar lokasi
perencanaan, seperti fasilitas pendidikan, fasilitas olahraga, fasilitas ekonomi, serta
jarak terhadap fasilitas tersebut. 22
FAKTOR PUSAT PELAYANAN
1. Faktor Lokasi
Letak suatu wilayah yang strategis menyebabkan suatu wilayah dapat menjadi suatu
pusat pelayanan.
2. Faktor Ketersediaan Sumber Daya
Ketersediaan sumber daya dapat menyebabkan suatu wilayah menjadi pusat pelayanan.
3. Kekuatan Aglomerasi
Kekuatan aglomerasi terjadi karena ada sesuatu yang mendorong kegiatan ekonomi
sejenis untuk mengelompok pada suatu lokasi karena adanya suatu keuntungan, yang
selanjutnya akan menyebabkan timbulnya pusat-pusat kegiatan.
4. Faktor Investasi Pemerintah
Ketiga faktor diatas menyebabkan timbulnya pusat-pusat pelayanan secara ilmiah,
sedangkan faktor investasi pemerintah merupakan sesuatu yang sengaja dibuat
(Artificial)
23
LINGKUNGAN HIDUP
Setiap proses pembangunan tentu akan mempengaruhi keseimbangan lingkungan (Tjahyadi dalam
Supriyanta, 2002). Pembangunan yang semakin meningkat akan mendesak sumber daya dan ruang.
Akibatnya dalam penggunaan ruang dan lahan untuk kegiatan pembangunan banyak menimbulkan
berbagai masalah seperti:
i. Menurunnya mutu lingkungan hidup karena pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan
kemampuan daya dukung alam atau pemanfaatan yang berlebihan dan bahkan merusak, baik dalam
jangka pendek maupun panjang,
ii. Banyak kawasan yang seharusnya berfungsi lindung dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang
mengganggu fungsi lindung tersebut,
iii. Adanya benturan kepentingan dalam penggunaan lahan, karena beberapa pihak sama-sama merasa
lebih berhak menggunakan kawasan tersebut,
iv. Adanya perkembangan kota dan permukiman baru yang tak terkendali telah menimbulkan
permasalahan di kawasan itu maupun kawasan lain.
24
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
PP.16/2021
25
Tujuan utama dari struktur adalah memberikan kekuatan pada suatu bangunan.
Struktur bangunan dipengaruhi oleh beban mati (dead load) berupa berat sendiri, beban
hidup (live load) berupa beban akibat penggunaan ruangan dan beban khusus seperti
penurunan pondasi, tekanan tanah atau air, pengaruh temperatur dan beban akibat gempa.
26
KONSEPSI PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG
27
LANDASAN YURIDIS
Amanat Pembentukan Peraturan
Daerah
Pasal 18 ayat (6)
UUD 1945 Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan.
UU No.12/2011
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Pasal 1 – (8)
Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota.
UU No.23/2014
Pasal 236 (1) Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan, Daerah membentuk Perda.
(2) Perda tersebut dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama kepala Daerah.
UU No.12/2011 Rancangan Peraturan Daerah Provinsi disertai dengan penjelasan atau keterangan dan/atau Naskah Akademik.
Pasal 56 – (2)
UU No.12/2011 (1) Rancangan Peraturan Daerah Provinsi disertai dengan penjelasan atau keterangan dan/atau Naskah Akademik.(kab. Kota
Pasal 57 Mutatis Mutadis)
(2) Ketentuan Teknik Penyusunan Naskah Akademik tercantum dalam Lampiran I
PP No.32 / 2012 (Ps1)Dengan terbentuknya Kota Serang Ibu Kota Kabupaten Serang harus dipindahkan dari wilayah Kota Serang ke wilayah
Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
(Ps5) Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Serang dipindahkan
secara bertahap sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana di Ibu Kota Kabupaten Serang.
28
Acuan Regulasi Pembangunan Kawasan Puspemkab Serang
RENCANA KERJA
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3
NO. KEGIATAN KETERANGAN
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. Mobilisasi Tim dan Persiapan Awal Team Leader mengkoordinir,
Penyusunan pendistribusian Tugas dan
brainstroming
Perumusan Metodologi dan Rencana Kerja Tenaga ahli merumuskan metodologi
dan Rencana Kerja
Kajian (Studi) Awal Literatur Dan Kebijakan Literatur, Kebijakan tingkat pusat
hingga kabupaten serang dan
Perkembangan terbaru
2. Penyusunan Laporan Pendahuluan Perumusan rencana kerja dan
metodologi
3. Penyerahan dan pembahasan Laporan Laporan Pendahuluan diserahkan
Pendahuluan untuk dilakukan pembahasan
dengan tim teknis Kegiatan
4. Pengumpulan dan Penelaahan Data dan Pengumpulan Data dan Informasi di
Informasi bantu dan di fasilitasi tim teknis
Kegiatan
Pengumpulan Data dan Informasi Data dan Informasi dari pihak
terkait dikumpulkan sebagai bahan
analisa
Penelaahan Data dan Informasi Data di analisis berdasarkan
masukan laporan pendahuluan
5. Ekspose Penyusunan Dokumen Naskah Ekspose untuk mendapatkan
Akademik dan Raperda Percepatan masukan dan Koreksian dari
Pembangunan Puspemkab Serang pemangku kepentingan
6. Penyusunan Laporan Akhir Penyusunan Masukan dan Koreksian hasil
Dokumen Naskah Akademik dan Raperda Ekspose digunakan sebagai
Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang penyempurnaan dalam penyusunan
Laporan Akhir
7. Penyerahan Laporan Akhir Penyusunan Dengan di serahkan Laporan Akhir
Dokumen Naskah Akademik dan Raperda menandakan selesainya Kegiatan
Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang Penyusunan Dokumen Naskah
Akademik dan Raperda Percepatan
Pembangunan Puspemkab Serang
30
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
31