Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH KABUPATEN SERANG

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN TATA BANGUNAN


2022

NASKAH AKADEMIK DAN RAPERDA


Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang
Pembahasan Awal

LATAR BELAKANG

UU 32 tahun 2007 : Pembentukan Kota Serang


konsukuensi terbentuknya Kota Serang, maka Kabupaten Serang perlu mempunyai Ibukota baru
yang berada di wilayah Administrasi Kabupaten Serang.
Keputusan DPRD Kab. Serang No
Surat Bupati Serang No.130/1225/sdp/2010 : 17/Kep.DPRD/2010 : Penetapan Kecamatan
Usulan Lokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Ciruas sebagai Ibu Kota dan Pusat Pemerintahan
Serang Kabupaten Serang

Surat Bupati Serang kepada Gubemur Banten Surat Gubemur Banten kepada Menteri Dalarn Negeri

Nornor 135/2583/Bapp/2010 Nornor 001.5/118-Pern/2011


Penetapan Ibu Kota dan Pusat Pernerintahan Kabupaten Usulan Pernindahan Ibu Kota dan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Serang Serang

kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang serta pertimbangan dari aspek kondisi geografis,
kesesuaian dengan rencana tata ruang, ketersediaan lahan, sosial, budaya, politik dan keamanan, sarana dan prasarana, serta
orbitasi dan aksesibilitas

PP No. 32 Tahun 2012: Pemindahan Ibukota Kabupaten Serang dari Wilayah Kota Serang ke Wilayah
Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang.
Penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Serang dipindahkan secara bertahap sesuai dengan
ketersediaan sarana dan prasarana di Ibu Kota Kabupaten Serang.
2
LATAR BELAKANG

UUD. 45 Pasal 18 Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluasluasnya, kecuali


urusan pemerintahan yang oleh undangundang ditentukan sebagai
urusan Pemerintah Pusat.
Ayat (5)

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah rasionalisasi


pembagian urusan yang mengarahkan pada prinsip efektifitas

Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Serang dari wilayah Kota Serang ke wilayah Kecamatan Ciruas: mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Serang,

Keputusan Bupati Serang No: 593/Kep.001-PL-DPMPTSP/2019: Perpanjangan Penetapan


kebutuhan kawasan penunjang Lokasi Untuk Pembangunan Kawasan Penunjang Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang

Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang terletak di Desa Kaserangan Kecamatan Ciruas dan Desa Cisait
Kecamatan Kragilan dengan penetapan lokasi seluas lahan ± 60 Ha.

LATAR BELAKANG

Prioritas RPJMD Kabupaten Serang Pengembangan infrastruktur dasar daerah dan pembangunan pusat pemerintahan kabupaten
Tahun 2021-2026 Serang yang sesuai dengan kapasitas anggaran daerah

hingga Tahun 2021 baru terbangun satu gedung yaitu peruntukan gedung Badan Kepegawaian Dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia di Komplek Gedung Adhimukti.,

Tanah seluas 15 Ha yang berada didesa Kaserangan Kecamatan Ciruas ditetapkan sebagai gedung
kantor Bupati/Wakil Bupati, Rumah Dinas Bupati/Wakil Bupati, Kantor DPRD dan Kantor Setwan.
Sementara pada lokasi ± 45 Ha akan dibangun gedung OPD serta sarana prasarana penunjang
lainnya.
Pembangunan Kawasan Puspemkab Serang merupakan kebutuhan yang mendesak yang harus dilaksanakan
oleh Pemda Kabupaten Serang dan keharusan melaksanakan amanah peraturan perundang-undangan,
dimana dengan terbentuknya Provinsi Banten dengan Ibukota Provinsi Banten ditetapkan adalah Kota
Serang sebagai wilayah administratif pemerintahan

keberadaan Peraturan Daerah ini menjadi pedoman pelaksanaan Percepatan Pembangunan


Kawasan Puspemkab dengan pembiayaan tahun jamak yang terarah, terencana, terukur,
kepastian pembiayaan secara berkelanjutan dan berkesinambungan sehingga optimal dan
memberikan manfaat bagi masyarakat dan dunia usaha serta meningkatkan daya saing
daerah.

4
IDENTIFIKASI MASALAH

memuat rumusan mengenai masalah apa yang akan ditemukan dan diuraikan dalam
Naskah Akademik dan Raperda Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang
1. Kebutuhan Sarana Prasarana Terpadu Pelaksanaan Otonomi Daerah;
Gedung Kantor Pemerintahan dan Sarana Prasarana secara terpadu di Wilayah
Administrasi Kabupaten Serang untuk memudahkan Pemerintah Kabupaten Serang
menjalankan pelaksanaan Otonomi Daerah berdasarkan kewenangannya
2. Perlu Peraturan Daerah yang Dapat Mengikat Pelaksanaan Percepatan Pembangunan
Pusat Pemerintahan.
perkembangan pembangunan Puspemkab yang lambat namun menjadi prioritas RPJMD
maka Diperlukan Peraturan Daerah sebagai kebijakan yang dapat mengikat pelaksanaan
percepatan Pembangunan Puspemkab Kabupaten Serang
3. Percepatan Pembangunan Pusat Pemerintah Kabupaten Serang Sebagai Wujud Filosofi,
Sosiologis dan Yuridis Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Sesuai dengan filosofi (UUD 45), memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
yang secara maksimal dan sesuai dengan amanah peraturan perundang-undangan
4. Memberikan Arahan Percepatan Pembangunan Pusat Pemerintah Kabupaten Serang
mengarahkan materi Perda yang akan dibuat menjadi acuan bagi percepatan
pembangunan Puspemkab Serang.

TUJUAN DAN KEGUNAAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN


RAPERDA

Tujuan Teknis:
1. Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Kawasan Puspemkab
Serang;
2. Melaksanakan amanat Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 tentang Pembentukan Kota
Serang dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pemindahan Ibukota
Kabupaten Serang dari Wilayah Kota Serang ke Wilayah Kecamatan Ciruas Kabupaten
Serang;
3. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis pembentukan
Raperda tentang Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang;
4. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan dan
arah pengaturan dalam Raperda;
5. Memberikan acuan operasional pembangunan dan pengembangan Kawasan Puspemkab
Serang;
6. Memberikan arahan pembangunan dan pengembangan Kawasan Puspemkab Serang yang
terintegrasi antar sektor, implementatif dan sesuai dengan kebutuhan Kabupaten Serang;
dan
7. Meningkatkan kerja sama dan sinergi antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
dalam pembangunan Kawasan Puspemkab Serang;.

6
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN
RAPERDA

Tujuan Berdasarkan Permasalahan :

1. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Serang


dalam rangka Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang.
2. Untuk menemukan hal-hal penting yang mendasari perlunya penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten Serang Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang
sebagai dasar pemecahan masalah.
3. Untuk mengetahui landasan filosofis, sosiologis dan yuridis atas pembentukan Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten Serang Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang.
4. Untuk merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan,
jangkauan dan arah pengaturan dari Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang.

TUJUAN DAN KEGUNAAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN


RAPERDA

Sasaran:
1. Pengumpulan dokumen rencana dan hasil penilitan yang dijadikan landasan pelaksanaan
pekerjaan penyusunan Naskah Akademik Peraturan Daerah Tentang Percepatan
Pembangunan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang.
2. Terumuskannya permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Percepatan
Pembangunan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang.
3. Pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 tentang Pembentukan Kota
Serang dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pemindahan Ibukota
Kabupaten Serang dari Wilayah Kota Serang ke Wilayah Kecamatan Ciruas Kabupaten
Serang.
4. Terumuskannya sasaran pekerjaan yang diwujudkan dalam ruang lingkup pengaturan,
jangkauan dan arah pengaturan dalam Raperda;
5. Terumuskannya sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan
dan arah pengaturan dalam Raperda;
6. Terlaksananya rapat pembahasan sebagai upaya penyepakatan materi Naskah Akademik

8
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN
RAPERDA

Kegunaan:
1. Diperolehnya Naskah Akademik sebagai naskah hasil penelitian hukum dan penelitian
lainnya terhadap masalah pembangunan Pusat Pemerintah Kabupaten Serang yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut.
2. Diperolehnya Rancangan Peraturan Daerah sebagai solusi terhadap permasalahan dan
kebutuhan hukum terkait Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang.

Fungsi:
1. kendali Penyelenggaraan Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang;
2. acuan bagi penyelenggaraan Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang; dan
3. Pemetaan Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang.

Manfaat:
1. Ketentuan pelaksanaan Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang;
2. Pedoman dan acuan yang diberikan pada Raperda percepatan.

REVISI MASTERPLAN 2022

10
REVISI MASTERPLAN 2022

11

METODE

Panduan yang diberikan UU. No. 12 Tahun 2012: Pembentukan Produk Hukum Daerah
Permendagri No. 80 Tahun 2015: Pembentukan Produk Hukum Daerah dan Perda Kabupaten
Serang No. 5 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah

Pengumpulan
Data
1. Sumber Primer In-depth Interview
2. Sumber Sekunder/instansional
3. Observasi

Hubungan Naskah Akademis dengan Peraturan Daerah

12
METODE

Kerangka Pikir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Percepatan Pembangunan


Puspemkab Serang

13

METODE
Prinsip Materi muatan di dasarkan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan diubah dengan UU No. 15 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas UU No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan berasaskan antara lain:
1. pengayoman.
Materi Muatan Peraturan Perda berfungsi memberikan pelindungan untuk menciptakan ketentraman masyarakat.
2. kemanusiaan. Perda tersebut mencerminkan pelindungan dan penghormatan hak asasi manusia serta harkat dan
martabat masyarakat di kawasan perkotaan Keragilan secara proporsional.
3. kebangsaan.
Perda tersebut mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang majemuk dengan tetap menjaga prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
4. kekeluargaan.
Materi Muatan Peraturan Perda mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan
keputusan
5. kenusantaraan.
Materi Muatan Perda memperhatikan kepentingan nasional dan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
6. bhinneka tunggal ika.
Materi muatan perda memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah serta
budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
7. keadilan.
Materi muatan Perda mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap masyarakat
8. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan.
Materi muatan perda tidak membedakan latar belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status
sosial
9. ketertiban dan kepastian hukum.
Materi muatan perda dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan kepastian hukum
10. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
Materi muatan perda mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan individu,
masyarakat dan kepentingan bangsa dan negara
14
METODE

Unsur Metode ROCCIPI


1. Rule (Peraturan) berhubungan dengan hukum, aturan, atau norma.
2. Opportunity (Kesempatan), berhubungan dengan kondisi, keadaan, kesempatan, dan
kemungkinan yang mengakibatkan stakeholder terlibat dalam permasalahan sosial lalu
tunduk atau melanggar peraturan.
3. Capacity (Kemampuan) berhubungan dengan kemampuan/ ketidakmampuan atau
kesanggupan yang mengakibatkan stakeholder terlibat dalam permasalahan sosial untuk
kemudian tunduk atau melanggar peraturan.
4. Communication (Komunikasi) berhubungan dengan efektivitas peraturan dalam kegiatan
stake holder, ketika stakeholder tidak mengetahui adanya suatu peraturan, bagaimana
mereka akan bertindak sesuai aturan
5. Interest (Kepentingan) berhubungan dengan motivasi stakeholder yang menyebakannya
terlibat dalam suatu permasalahan.
6. Process (Proses) berhubungan dengan kriteria atau prosedur dalam pengambilan keputusan
oleh stakeholder yang mengakibatkan dirinya terlibat dalam suatu permasalahan.
7. Ideology (Ideologi) berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip dan tingkah laku yang
membentuk seseorang melihat dunia dan mengambil keputusan

15

METODE

Regulatory Impact Assesment (RIA)

Tahapan Analisis RIA:


1. Perumusan masalah
2. Perumusan tujuan
3. Perumusan alternatif tindakan
4. Pelaksanaan analisis biaya dan manfaat
5. Strategi implementasi
6. Konsultasi publik dengan stakeholders dilakukan pada setiap tahapan
7. Penulisan laporan RIA

Metode RIA memberikan kepastian bahwa suatu regulasi dan kebijakan telah tersusun melalui
proses yang terintegrasi, mencakup tahapan perumusan masalah, perumusan alternatif,
analisis manfaat dan biaya, dan konsultasi stakeholders sampai dengan strategi implementasi.

16
METODE

Cost and Benefit Regulatory Analysis

Prosedur CBA harus memperhatikan:


1. Penetapan Urgensi atau tujuan dikeluarkannya suatu peraturan atau kebijakan;
2. Mengkaji seluruh akibat dan keterkaitannya terhadap biaya dan manfaat yang ditimbulkan atas
suatu kebijakan atau peraturan serta melakukan penetapan perspektif yang dipergunakan
(identifikasi pemangku kepentingan yang terlibat);
3. Mengidentifikasi biaya dan manfaat dibuatnya suatu peraturan dalam nominal uang;
4. Mengkaji, menghitung, mengestimasi, mengkuantifikasi dan mengukur kebutuhan suatu
peraturan dalam masyarakat dari sisi ekonomi;
5. Memperhitungkan jangka waktu (discount factor) atas biaya dan manfaat yang ditimbulkan dari
suatu peraturan di masa depan yang kemudian dituangkan kedalam suatu formulasi yang tepat;
dan
6. Menghitung, mengestimasi, menskalakan dan mengkuantifikasi biaya dan manfaat
17

METODE

Pengharmonisasian, Pembulatan, dan Pemantapan Konsepsi Materi Muatan Rancangan


Undang-Undang

1. dengan Pancasila
Pancasila mengandung kaidah-kaidah dasar yang bersifat esensial, umum dan abstrak serta
menyeluruh mengenai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang secara
deduktif perlu dijabarkan
2. dengan UUD NRI Tahun 1945
UUD NRI Tahun 1945 yang memuat hukum dasar negara merupakan sumber hukum bagi
pembentukan peraturan perundang- undangan
3. secara vertikal
pengharmonisasian peraturan perundang-undangan dengan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi kedudukannya dalam hierarkhi peraturan perundang-undangan.
4. secara Horizontal
tidak ada pertentangan atau tumpang tindih antara materi muatan peraturan perundang-
undangan yang setingkat
5. dengan Yurisprudensi
Yurisprudensi yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan terus menerus diikuti oleh
hakim-hakim kemudian dalam memutus perkara yang sama patut dipertimbangkan dalam
penyusunan Perda
18
SISTEMATIKA PENYAJIAN

I. PENDAHULUAN
Pada prinsipnya bab ini menguraikan antara lain:
1. Latar Belakang
secara substantif menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
i. uraian secara umum mengenai permasalahan yang dihadapi terkait substansi Naskah Akademik;
ii. uraian secara umum urgensi pembentukan Peraturan Daerah; dan
iii. pernyataan perlunya solusi secara hukum untuk menyelesaikan permasalahan tersebut melalui pembentukan Perda.
Mengenai urgensi pembentukan Peraturan Daerah diuraikan dalam latar belakang sebagai konsekuensi dari permasalahan yang
dihadapi saat ini.
2. Identifikasi Masalah
perumusan masalah ditulis sebagai identifikasi masalah mencakup antara lain:
i. Kebutuhan akan sarana Prasarana Terpadu Pelaksanaan Otonomi Daerah
ii. Perlunya Perda yang mengikat pelaksanaan percepatan Pembangunan Pusat Pemerintahan
iii. Percepatan Pembangunan Pusat Pemerintahan sebagai wujud filosofi, sosiologis dan yuridis penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
iv. Memberikan arahan percepatan pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang.
3. Tujuan dan kegunaan Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang.
tujuan dan kegunaan penyusunan disesuaikan dengan ruang lingkup permasalahan dalam Naskah Akademik.
4. Metode Penyusunan
Penyusunan dilakukan dengan metode pengumpulan data dan analisis data. Data yang diperlukan berupa data sekunder,
Wawancara dan Observasi lapangan.
Instrumen Analisis menyertakan ROCCIPI (Rule, Opportunity, Capacity, Communication, Interest, Process, dan Ideology), RIA
(Regulatory Impact Asessment), dan CBA (Cost and Benefit Analysis).
5. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Naskah Akademik dan Raperda Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang sesuai sistematika
penyusunan Naskah Akademik pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan.

19

SISTEMATIKA PENYAJIAN

II. Kajian Teoritis Dan Praktik Empiris


Memuat kajian mengenai teori, asas/prinsip, praktik empiris, permasalahan yang dihadapi, implikasi penerapan sistem baru yang
akan diatur dalam UU terhadap aspek kehidupan masyarakat antara lain:
1. Kajian Teoritis
memuat berbagai teori dan kerangka konsepsional terkait dengan substansi atau materi muatan yang akan diatur. Kerangka teori
dan konsepsional tersebut akan menjadi benchmark atau acuan bagi sistem baru yang akan dituangkan. Teori (pendapat ahli) dan
kerangka konsepsional ditempatkan sebagai sumber hukum baru yang akan dituangkan.
2. Kajian terhadap Asas/Prinsip yang Berkaitan dengan Penyusunan Norma
Kajian ini menganalisis terhadap penentuan asas dengan memperhatikan berbagai aspek bidang kehidupan yang berkaitan
dengan Perda yang akan dibentuk. Asas/prinsip yang terkandung dan tertuang dalam Naskah Akademik merupakan nilai dasar
dalam ruang lingkup pengaturan. Selain itu, asas/prinsip bersifat universal dan relevan dengan isu dalam Perda yang akan
dibentuk
3. Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada, serta permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada, permasalahan yang dihadapi masyarakat merupakan gambaran fakta
empiris mengenai perkembangan masalah dan kebutuhan yang terjadi di masyarakat
4. Kajian terhadap Implikasi Penerapan Sistem Baru yang akan Diatur dalam Undang-Undang terhadap Aspek Kehidupan Masyarakat
dan Dampaknya terhadap Aspek Beban Keuangan
Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen Regulatory Impact Assessment
untuk menganalisis dampak dari suatu regulasi dan membantu pembuat kebijakan untuk menentukan alternatif mana yang
paling baik dengan memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh (Cost and Benefits Analysis) jika
suatu regulasi dilaksanakan. Pada bagian ini dipetakan aspek positif dan aspek negatif yang mungkin timbul.
Isi Bab II berkontribusi terhadap perumusan Landasan Filosofis dan Sosiologis Peraturan Daerah yang akan dibentuk.
III. EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
Evaluasi dan analisis peraturan perundang-undangan terkait merupakan bagian yang akan menentukan argumentasi yuridis
pembentukan suatu Peraturan Daerah. Evaluasi dan analisis peraturan perundang- undangan terkait memberikan kontribusi
terhadap aspek pengharmonisasian, pemantapan, dan pembulatan konsepsi UU yang baru dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) dan Peraturan Perundangan lainnya.
Evaluasi dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hukum atau peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
substansi atau materi yang akan diatur. Evaluasi dan analisis peraturan perundang-undangan terkait juga bertujuan untuk
menghindari agar peraturan perundang-undangan tidak saling bertentangan dan tumpang tindih sehingga peraturan perundang-
undangan dapat memberikan kepastian hukum.
20
SISTEMATIKA PENYAJIAN
IV. LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa Perda yang dibentuk mempertimbangkan
pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari
Pancasila dan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
2. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa Perda yang dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi
permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum
V. JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN UNDANG-UNDANG
1. Jangkauan dan Arah Pengaturan
Naskah Akademik pada akhirnya berfungsi mengarahkan ruang lingkup materi muatan rancangan Perda yang akan dibentuk.
2. Ruang Lingkup Materi Muatan
Sejalan dengan arah pengaturan, rancangan Perda memuat materi muatan yang didasarkan pada hal-hal yang telah diuraikan dalam
Bab I sampai dengan Bab IV Naskah Akademik. Uraian mengenai ruang lingkup materi muatan pada dasarnya mencakup ketentuan
umum, materi yang akan diatur, ketentuan sanksi, dan ketentuan peralihan.

I. PENUTUP
Penutup terdiri atas:
1. Kesimpulan
Kesimpulan memuat rangkuman jawaban atas identifikasi masalah dalam Bab I dituangkan dalam bentuk tabulasi
2. Saran
Saran memuat antara lain;
i. Perlunya pemilahan substansi Naskah Akademik
ii. Rekomendasi tentang skala prioritas penyusunan rancangan Propemperda
iii. Kegiatan lain yang diperlukan untuk mendukung penyempurnaan Rancangan Perda
LAMPIRAN
Draft Rancangan Peraturan Daerah

21

KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEMINDAHAN IBUKOTA

Kawasan pemerintahan merupakan tempat untuk melaksanakan segala sesuatu hal yang
berkaitan dengan pemerintahan, baik itu kegiatan politik dan administatif, serta segala kegiatan
yang berkaitan dengan hal-hal mengenai politik dan pemerintahan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat dimana hal itu tidak dapat
dilepaskan dari peran pemerintah sendiri dalam melaksanakannya

Faktor lingkungan makro adalah dorongan lingkungan baik dari dalam maupun dari luar
seperti dorongan ketersediaan ruang atau lahan untuk menjadikan ibukota kabupaten sebagai
pusat pemerintahan, pusat pengendalian dan pertumbuhan pembangunan

Faktor endowment daerah yaitu ketersediaan SDM yang memadai dan SDA yang potensial
serta tingkat pengetahuan masyarakat yang cukup sebagai calon warga ibukota kabupaten
Faktor budaya yang meliputi sifat dan perilaku masyarakat, adat istiadat yang memberikan
dukungan terhadap penetapan ibukota kabupaten
akses kemudahan pelayanan serta ketersediaan infrastruktur dasar seperti jalan raya yang
ada sehingga dapat meringankan beban pembiayaan infrastruktur
sosial ekonomi berkaitan dengan fasilitas-fasilitas penting yang ada disekitar lokasi
perencanaan, seperti fasilitas pendidikan, fasilitas olahraga, fasilitas ekonomi, serta
jarak terhadap fasilitas tersebut. 22
FAKTOR PUSAT PELAYANAN

1. Faktor Lokasi
Letak suatu wilayah yang strategis menyebabkan suatu wilayah dapat menjadi suatu
pusat pelayanan.
2. Faktor Ketersediaan Sumber Daya
Ketersediaan sumber daya dapat menyebabkan suatu wilayah menjadi pusat pelayanan.
3. Kekuatan Aglomerasi
Kekuatan aglomerasi terjadi karena ada sesuatu yang mendorong kegiatan ekonomi
sejenis untuk mengelompok pada suatu lokasi karena adanya suatu keuntungan, yang
selanjutnya akan menyebabkan timbulnya pusat-pusat kegiatan.
4. Faktor Investasi Pemerintah
Ketiga faktor diatas menyebabkan timbulnya pusat-pusat pelayanan secara ilmiah,
sedangkan faktor investasi pemerintah merupakan sesuatu yang sengaja dibuat
(Artificial)

23

LINGKUNGAN HIDUP

Setiap proses pembangunan tentu akan mempengaruhi keseimbangan lingkungan (Tjahyadi dalam
Supriyanta, 2002). Pembangunan yang semakin meningkat akan mendesak sumber daya dan ruang.
Akibatnya dalam penggunaan ruang dan lahan untuk kegiatan pembangunan banyak menimbulkan
berbagai masalah seperti:
i. Menurunnya mutu lingkungan hidup karena pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan
kemampuan daya dukung alam atau pemanfaatan yang berlebihan dan bahkan merusak, baik dalam
jangka pendek maupun panjang,
ii. Banyak kawasan yang seharusnya berfungsi lindung dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang
mengganggu fungsi lindung tersebut,
iii. Adanya benturan kepentingan dalam penggunaan lahan, karena beberapa pihak sama-sama merasa
lebih berhak menggunakan kawasan tersebut,
iv. Adanya perkembangan kota dan permukiman baru yang tak terkendali telah menimbulkan
permasalahan di kawasan itu maupun kawasan lain.

24
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
PP.16/2021

 Bangunan Gedung Negara (BGN)


adalah Bangunan Gedung untuk keperluan dinas yang menjadi barang milik negara atau daerah dan
diadakan dengan sumber pendanaan yang berasal dari dana anggaran pendapatan dan belanja negara,
anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan/atau perolehan lainnya yang sah. (PP.16/2021-Psl.1(6)).

 Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara


Yang selanjutnya disebut Penyelenggaraan BGN adalah kegiatan yang meliputi proses perencanaan teknis
dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, Pelestarian, dan Pembongkaran pada BGN.
(PP16/2021-Psl.1(38)).

 Pembangunan BGN meliputi : (Psl.124 (3)) :


a. perencanaan teknis;
b. pelaksanaan konstruksi fisik; dan
c. pengawasan teknis.
 Setiap tahap Penyelenggaraan BGN harus mengikuti Standar Teknis BGN serta
ketentuan klasifikasi, standar luas, dan standar jumlah lantai BGN (Psl.124 (3))

25

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT PEMERINTAHAN

Perencanaan struktur Gedung Perkantoran Tengah berdasarkan pada "Persyaratan Beton


Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013)" dan "Tata cara perencanaan
ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung (SNI 03-1726-2012)".

Tujuan utama dari struktur adalah memberikan kekuatan pada suatu bangunan.
Struktur bangunan dipengaruhi oleh beban mati (dead load) berupa berat sendiri, beban
hidup (live load) berupa beban akibat penggunaan ruangan dan beban khusus seperti
penurunan pondasi, tekanan tanah atau air, pengaruh temperatur dan beban akibat gempa.

beberapa aspek yang perlu nantinya akan Prosedur Perencanaan Struktur:


mempengaruhi dalam perancangan 1. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
gedung,antara lain : (SNI 03-2847-2013)
2. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk
1. Prosedur perencanaan struktur
struktur bangunan gedung dan non gedung (SNI 03-
2. Material struktur 1726-2012)
3. Pembebanan struktur 3. Behan Minimum untuk Perancangan Bangunan
4. Kombinasi pembebanan Gedung dan Struktur Lain (SNI 03-1727-2013)

26
KONSEPSI PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG

Rencana Tata Ruang Luar

27

LANDASAN YURIDIS
Amanat Pembentukan Peraturan
Daerah
Pasal 18 ayat (6)
UUD 1945 Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan.
UU No.12/2011
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Pasal 1 – (8)
Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota.
UU No.23/2014
Pasal 236 (1) Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan, Daerah membentuk Perda.
(2) Perda tersebut dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama kepala Daerah.

Dasar Yuridis Naskah Akademik


UU No.12/2011
Pasal 33 – (3) Materi yang diatur telah melalui pengkajian dan penyelarasan dituangkan dalam Naskah Akademik

UU No.12/2011 Rancangan Peraturan Daerah Provinsi disertai dengan penjelasan atau keterangan dan/atau Naskah Akademik.
Pasal 56 – (2)

UU No.12/2011 (1) Rancangan Peraturan Daerah Provinsi disertai dengan penjelasan atau keterangan dan/atau Naskah Akademik.(kab. Kota
Pasal 57 Mutatis Mutadis)
(2) Ketentuan Teknik Penyusunan Naskah Akademik tercantum dalam Lampiran I

Dasar Yuridis Pemindahan PUSPEMKAB SERANG

PP No.32 / 2012 (Ps1)Dengan terbentuknya Kota Serang Ibu Kota Kabupaten Serang harus dipindahkan dari wilayah Kota Serang ke wilayah
Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
(Ps5) Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Serang dipindahkan
secara bertahap sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana di Ibu Kota Kabupaten Serang.

28
Acuan Regulasi Pembangunan Kawasan Puspemkab Serang

1. UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung


2. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
3. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
4. UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
5. UU No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
6. UU No. 2 Tahun 2022 Undang-Undang tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
7. PP No. 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
8. PP No. 12 Tahun 2021 Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman
9. PP No.14 Tahun 2021 Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2O2O tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2O17 tentang Jasa Konstruksi;
10.PP No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
11.PP No. 15 Tahun 2021 Peraturan tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek
12.PP No. 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah
13.PP No. 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
14.PP No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
15.PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
16.PERPRES No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2Ol8 tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah
17.Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 26 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Serang Tahun 2006-2026
18.Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang Tahun 2011/2031
19.Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Serang Tahun 2021-2026

RENCANA KERJA
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3
NO. KEGIATAN KETERANGAN
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. Mobilisasi Tim dan Persiapan Awal Team Leader mengkoordinir,
Penyusunan pendistribusian Tugas dan
brainstroming
Perumusan Metodologi dan Rencana Kerja Tenaga ahli merumuskan metodologi
dan Rencana Kerja
Kajian (Studi) Awal Literatur Dan Kebijakan Literatur, Kebijakan tingkat pusat
hingga kabupaten serang dan
Perkembangan terbaru
2. Penyusunan Laporan Pendahuluan Perumusan rencana kerja dan
metodologi
3. Penyerahan dan pembahasan Laporan Laporan Pendahuluan diserahkan
Pendahuluan untuk dilakukan pembahasan
dengan tim teknis Kegiatan
4. Pengumpulan dan Penelaahan Data dan Pengumpulan Data dan Informasi di
Informasi bantu dan di fasilitasi tim teknis
Kegiatan
Pengumpulan Data dan Informasi Data dan Informasi dari pihak
terkait dikumpulkan sebagai bahan
analisa
Penelaahan Data dan Informasi Data di analisis berdasarkan
masukan laporan pendahuluan
5. Ekspose Penyusunan Dokumen Naskah Ekspose untuk mendapatkan
Akademik dan Raperda Percepatan masukan dan Koreksian dari
Pembangunan Puspemkab Serang pemangku kepentingan
6. Penyusunan Laporan Akhir Penyusunan Masukan dan Koreksian hasil
Dokumen Naskah Akademik dan Raperda Ekspose digunakan sebagai
Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang penyempurnaan dalam penyusunan
Laporan Akhir
7. Penyerahan Laporan Akhir Penyusunan Dengan di serahkan Laporan Akhir
Dokumen Naskah Akademik dan Raperda menandakan selesainya Kegiatan
Percepatan Pembangunan Puspemkab Serang Penyusunan Dokumen Naskah
Akademik dan Raperda Percepatan
Pembangunan Puspemkab Serang
30
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

31

Anda mungkin juga menyukai