UTS - Diktat MMXX Asas-Asas Hukum Administrasi Negara
UTS - Diktat MMXX Asas-Asas Hukum Administrasi Negara
● Logemann
○ HAN meliputi peraturan khusus yang mengatur cara organisasi negara ikut dalam
lalu lintas kemasyarakatan.
○ Hubungan hukum yang khusus, pejabat pemerintah mempunyai kewenangan
istimewa untuk membuat fungsi-fungsi pemerintahan berjalan dengan baik.
● E. Utrecht
○ Menguji hubungan istimewa yang memungkinkan pejabat (ambtsdrager)
administrasi negara melakukan tugas khusus.
○ Hukum yang mengatur sebagian lapangan pekerjaan administrasi negara (bagian
lain diatur oleh HTN, Hukum Perdata, dsb).
○ Gabungan jabatan yang kompleks (complex van ambten).
○ Fungsi administrasi yang tidak ditugaskan kepada badan peradilan, badan legislatif
pusat dan pemerintahan daerah.
● Van Vollenhoven
○ HAN merupakan pembatasan kebebasan pemerintah → jaminan bagi warga yang
taat kepada pemerintah.
○ Pembebanan kewajiban kepada warga yang taat → wewenang pemerintah menjadi
luas dan tegas.
○ HAN diarahkan kepada perlindungan hukum bagi rakyat.
● Prajudi Atmosudirdjo
○ HAN mengatur selak beluk organisasi dan fungsi administrasi negara.
○ Administrasi sebagai organisasi administrasi yang secara khusus mencapai tujuan
yang bersifat kenegaraan (publik), yang tujuannya ditetapkan undang-undang
secara memaksa (dwingend rechts).
○ HAN Otonom → hukum operasional yang dibentuk oleh pemerintah dan
administrasi negara.
● Belifante
○ HAN berisi peraturan yang menyangkut administrasi (pemerintah), Hukum
Administrasi (administratief recht), HTP (bestuursrecht).
○ Pemerintah (bestuur) dipandang sebagai fungsi pemerintahan (bestuurfunctie) yang
merupakan tugas penguasa di luar pembentukan undang-undang dan peradilan.
● Van Wijik-Konijnenbelt
○ HAN & HTP berkaitan dengan administrasi, pemerintah dan pemerintahan
(administratiefrecht, bestuursrecht het heeft alles te maken met administratie,
bestuur, het bestuuren)
○ Pada satu sisi HAN merupakan instrumen yuridis bagi penguasa untuk secara aktif
terlibat dengan masyarakat, pada sisi lain memungkinkan warga memengaruhi
penguasa dan memberikan perlindungan terhadap penguasa.
Perkembangan HAN
- HAN ada pada saat pemerintah mulai menata masyarakat dalam kaitan penggunaan sarana
hukum. Semakin luas tugas pemerintah, HAN semakin menyebar → timbul Hukum
Keselamatan Tenaga Kerja, Hukum Perpajakan, Hukum Lingkungan, Hukum Tata Ruang,
Hukum Perizinan.
- Masing-masing mengenal undang-undang dan yurisprudensi sendiri
- HAN luar biasa/Khusus: suatu hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan
tertentu, peraturan pelaksana tertentu, yurisprudensi dalam bidang konkrit terbatas pada
urusan pemerintahan.
- HAN Umum: peraturan hukum yang tidak terikat pada satu bidang tertentu dari kebijakan
penguasa → AAUPB, UU PTUN.
- Perkembangan HAN bergerak dalam tiga tahap:
1. sebagai ilmu pengetahuan;
2. peradilan administrasi untuk interpretasi tindakan pemerintah;
3. perkembangan peraturan undang-undang
HTN
(hukum konstitusi)
H. Perdata Formal HAN Formil Hukum Pidana Formal
Sumber Hukum
- Pancasila
- UUD 1945
- Tap MPR
- UU/Perpu
- .PP
- Perpres
- Permen
- Perda
- Yurisprudensi
- Hukum tidak tertulis
- Hukum International
- KTUN
- Doktrin
Public-Private Law
- The separation between Public-Private Law, which is the hallmark of the French System,
has proved a fatal attraction for some common lawyers.
Dicey doctrine
- The absolute supremacy or predominance of ‘regular’ law as opposed to the influence or
arbitrary powers and the absence of discretionary authority on the part of Government.
- Equality before the law, all persons are subject to the same law administered by ordinary
courts.
- The constitutions result from the ordinary law of the land developed by the judges on a
case-by-base essential.
Hukum Administrasi Negara
Kuliah 2 - Dr. Tri Hayati
10 September 2021
Kekuasaan Negara
Regeling
(Pembuatan Perundang-
Undangan)
⇩
NEGARA TERBENTUK SUDAH ADA KEKUASAAN NEGARA DENGAN
PERKEMBANGAN FUNGSI NEGARA
⇩
NACHWACHTERSTAAT : RED LIGHT THEORY
Fungsi Negara menjadi menjaga ketertiban saja.
Kekuasaan Negara terpusat di satu tangan: Raja Louis XVI
⇩
WELFARE STATE: GREEN LIGHT THEORY
Fungsi Negara selain menjaga ketertiban, juga memberikan kemakmuran kepada
masyarakatnya
⇩
SOCIAL SERVICE STATE
Fungsi Negara menjaga ketertiban, memberikan kemakmuran dan memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
⇩
GOVERNANCE: E. SAVAS
Istilah government diubah menjadi Governance: Lebih baik mengemudikan Perahu
daripada Mendayung Perahu: dengan memberikan kesempatan masyarakat melalui
Privatisasi, Deregulasi, dan Debirokratisasi
Sebelum Negara Terbentuk Negara terbentuk
⇩
Governance Nachwacterstaat
Istilah Government diganti (Red Light Theory)
dengan istilah Governance
(Pengertian: mengemudikan Fungsi Negara menjaga
perahu bukan mendayung, ketertiban saja kekuasaan
Masyarakat diberi kesempatan tersentral di satu tangan
melayani dirinya melalui
Privatisasi, Deregulasi,
Debirokratisasi)
⇑ ⇩
Social Service State Welfare state
(Fungsi Negara menjaga
ketertiban, memberikan
⇐ (Green Light Theory)
Fungsi Negara selain
kemakmuran dan pelayanan menjaga ketertiban, juga
pada masyarakat) memberikan kemakmuran
kepada rakyat
Government Governance
Negara Hukum
● Di zaman modern, konsep Negara Hukum di Eropa Kontinental dikembangkan antara lain
oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julius Stahl, Fichte, dan lain-lain dengan menggunakan
“rechtsstaat”
● Sedangkan dalam tradisi Anglo Amerika, konsep Negara hukum dikembangkan atas
kepeloporan A.V. Dicey dengan sebutan “The Rule of Law.”
1. F.R. Bothling adalah negara, dimana kebebasan kehendak pemegang kekuasaan dibatasi
oleh ketentuan hukum.
(di satu sisi keterikatan hakim dan pemerintah terhadap undang-undang, dan di sisi
lain pembatasan kewenangan oleh pembuat undang-undang).
2. A. Hamid S. Attamimi, dengan mengutip Burkens, mengatakan bahwa negara hukum
secara sederhana adalah negara yang menempatkan hukum sebagai dasar kekuasaan negara
dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya dilakukan di bawah
kekuasaan hukum.
3. Philipus M. Hadjon, ide rechtsstaat cenderung ke arah positivisme hukum yang membawa
konsekuensi bahwa hukum harus dibentuk secara sadar oleh badan pembentuk undang-
undang.
PENGUASA NEGARA
● Ketiga kekuasaan tersebut tidak terpisah satu sama lain, tetapi saling melintas
(Distribution of Power, bukan Separation of Power):
Eksekutif: melaksanakan urusan Pemerintahan, tetapi juga membuat UU, PP, Perpres,
dan memberikan grasi, amnesty, abolisi, dan rehabilitas;
Legislatif: membuat Undang-Undang, tetapi juga mengusulkan pengangkatan pejabat
negara, membantu perselisihan di Pemerintahan;
Yudikatif: mengadili, tetapi juga mengeluarkan Perma, Fatwa MA
HAN HETERONOM (UU) SEBAGAI PEDOMAN HAN OTONOM (PP)
Dari definisi Prajudi membagi HAN menjadi HAN Heteronom dan HAN Otonom:
● HAN Heteronom adalah hukum yang mengatur seluk beluk organisasi dan fungsi di luar
administrasi negara dalam bentuk Umum - Abstrak. Contohnya: TAP MPR, UUD, UU.
● HAN Otonom adalah hukum operasional yang diciptakan pemerintah dan administrasi
negara sendiri dalam bentuk Umum-Abstrak (PP, Perpres, Perda, Permen, Pergub, Perwal,
Perbup) dan Konkrit-Individual (Keputusan, Perizinan)
1. Penyelenggaraan
Kenegaraan
⇦ NEGARA
⇨ Masyarakat yang
damai, adil dan
Aturan Tujuan
2. Pemerintahan, HUKUM sejahtera
Main Hukum
dan
3. kemasyarakatan
Pemerintah (an)
Pemerintah (alat kelengkapan negara)
1. Sumber HAN
2. Sumber Kewenangan
3. Pengertian berdasarkan UU 30/2014
4. Pembatasan wewenang
5. Penyalahgunaan wewenang
Sumber HAN
Sumber Hukum (Sudikno M)
1. Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan asas usul dari sebuah hukum.
2. Menunjukkan hukum yang terdahulu yang memberi bahan-bahan pada hukum yang
sekarang berlaku, seperti hukum Perancis, hukum Romawi, dan lain-lain.
3. Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal kepada
peraturan hukum.
4. Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal hukum
Fungsi Kewenangan
● Kewenangan Pejabat menjadi dasar dalam melakukan Tindakan/Perbuatan Hukum
Administrasi Negara (Rechtmatigheid);
● Sekaligus menjadi dasar keadilan dalam Hukum Administrasi Negara dan dalam
Perbuatan HAN (Bestuursdaad);
● Pada akhirnya mewujudkan Keadilan dalam pembangunan (terkait keseimbangan
Distribusi).
Mandat
- Mandat merupakan suatu penugasan kepada bawahan, kewenangan tidak berpindah tetap
di tangan pemberi mandat, begitu juga pertanggungjawaban tidak berpindah.
- Penerima mandat tidak dapat dijadikan tergugat dalam sengketa TUN.
- Pemberi mandat tidak bertanggung jawab atas maladministrasi yang dilakukan penerima
mandat.
Sifat Wewenang
- Terikat pada suatu masa tertentu (Tempus);
- Tunduk pada batas materi kewenangan tertentu (Substance);
- Tunduk pada wilayah berlakunya wewenang (Locus).
Prajudi Atmosudirdjo
Wewenang publik tersebut terdiri atas dua kekuasaan yang luar biasa
- Wewenang Prealabel, yaitu wewenang untuk mengambil keputusan yang diambil tanpa
meminta persetujuan terlebih dahulu kepada pihak manapun;
- Wewenang Ex Officio, yaitu wewenang yang karena kedudukannya maka semua
keputusan yang diambilnya mengikat secara sah kepada seluruh warga masyarakat dan
tidak dapat dilawan dengan cara biasa
Untuk mencegah penyalahgunaan wewenang oleh pejabat dalam mengambil suatu kebijakan,
- Undang-undang harus menetapkan asas yang tidak dapat dijabarkan atau diinterpretasikan
lebih lanjut;
- Pendelegasian ditentukan secara tegas;
- Mensyaratkan dengan undang-undang agar sebelumnya diadakan studi yang cukup;
- Undang-undang menetapkan berat dan jenis sanksi hukum bagi pelanggaran peraturan;
- Pelimpahan dilakukan hanya kepada pejabat administrasi negara.
Penggunaan Diskresi
- Kekosongan/pilihan/ketidakjelasan hukum;
- keadaan mendesak adalah keadaan yang memaksa pejabat pemerintah untuk mengambil
keputusan dan tindakan;
- kepentingan yang luas adalah kepentingan yang menyangkut hajat hidup orang banyak,
penyelamatan kemanusiaan dan keutuhan negara, antara lain: bencana alam, wabah
penyakit, konflik, kerusuhan, pertahanan dan kesatuan bangsa:
- stagnasi pemerintahan adalah tidak dapat dilaksanakan aktivitas pemerintahan sebagai
akibat kebuntuan atau disfungsi dalam penyelenggaraan pemerintahan, contohnya:
keadaan bencana alam, gejolak politik, dimana sementara anggaran tidak tersedia untuk
itu.
Delegasi
Delegasi adalah pelimpahan kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih
tinggi kepada Badan/dan atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendan dengan tanggung jawab
dan tanggung gugat beralih sepenuhnya kepada penerima delegasi. (pasal 1 angka 23 UU 30/2014)
Unsur terpenting:
1. Pelimpahan kewenangan (kewenangannya beralih)
2. Badan/Pejabat yang lebih tinggi ke yang lebih rendah
3. Tanggung jawab dan tanggung gugat beralih
Kewenangan yang didelegasikan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak dapat
didelegasikan lebih lanjut, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.
- Bentuk pengecualian adalah subdelegasi
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memberikan Delegasi tidak dapat menggunakan
sendiri Wewenang yang telah diberikan melalui Delegasi, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Mandat
Mandat adalah pelimpahan kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih
tinggi kepada Badan/dan atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab
dan tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat. (pasal 1 angka 24 UU 30/2014).
Unsur terpenting:
1. Pelimpahan kewenangan (kewenangannya beralih)
2. Badan/Pejabat yang lebih tinggi ke yang lebih rendah
3. Tanggung jawab dan tanggung gugat tidak beralih.
Pembatasan Kewenangan
Wewenang Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dibatasi oleh:
a. Masa
b. Wilayah
c. cakupan bidang atau materi Wewenang.
Pasal 18:
Larangan melampaui wewenang:
- melampaui masa jabatan atau batas waktu berlakunya Wewenang;
- melampaui batas wilayah berlakunya Wewenang; dan/atau
- bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Larangan mencampuradukkan Wewenang; dan/atau
- di luar cakupan bidang atau materi Wewenang yang diberikan; dan/atau
- bertentangan dengan tujuan Wewenang yang diberikan.
Larangan bertindak sewenang-wenang.
- tanpa dasar kewenangan; dan/atau
- bertentangan dengan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
Hasil pengawasan APIP dapat berupa (Ps 20):
1. tidak dapat kesalahan: clear
2. terdapat kesalahan administratif: dilakukan tindak lanjut dalam bentuk penyempurnaan
administrasi
3. terdapat kesalahan administratif yang menimbulkan kerugian keuangan negara:
a. dilakukan pengembalian kerugian keuangan negara paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja terhitung sejak diputuskan dan diterbitkannya hasil pengawasan.
b. pengembalian kerugian negara dibebankan kepada Badan Pemerintahan, apabila
kesalahan administratif terjadi bukan karena adanya unsur penyalahgunaan
Wewenang;
c. Pengembalian kerugian negara dibebankan kepada Pejabat Pemerintahan, apabila
kesalahan administratif terjadi karena adanya unsur penyalahgunaan Wewenang.
Legalitas
- H.D. Stout, “Het legaliteitsbeginsel beoogt de rechtspositie van de burger jegens de
overheid to waarborgen” (asas legalitas dimaksudkan untuk memberikan jaminan
kedudukan hukum warga negara terhadap pemerintah).
- Pemerintah hanya dapat melakukan perbuatan hukum jika memiliki legalitas atau
didasarkan pada undang-undang yang merupakan perwujudan aspirasi warga.
- Dalam negara hukum demokratis, tindakan pemerintahan harus mendapatkan legitimasi
dari rakyat yang secara formal tertuang dalam undang-undang.
Tindakan Pemerintah
- Pemerintah atau administrasi negara adalah subjek hukum (pendukung hak dan
kewajiban).
- Tindakan Administrasi Pemerintahan yang selanjutnya disebut Tindakan adalah
- Perbuatan Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk
- melakukan dan/atau tidak melakukan
- perbuatan konkret dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. (Ps 1 angka 9 UU
30/2014).
Hak dan Wewenang
Subjek hukum administrasi negara adalah jabatan. Pejabatnya bisa siapa saja. Cth: Jabatan
Gubernur yang dapat menindak PPKM. Jabatan itu fiksi, harus dilakukan oleh pejabatnya.
Perbuatan Tindakan
● Perbuatan manusia yang dilakukan ● Kewenangan diperoleh berdasarkan
dengan sengaja untuk menimbulkan hak Peraturan-Peraturan dalam Hukum
dan kewajiban. Publik.
● Perbuatan hukum adalah setiap ● Sebagai suatu kewenangan tertentu
perbuatan subjek hukum (manusia atau yang diberikan untuk badan/pejabat
badan hukum) yang akibatnya diatur pemerintahan tertentu.
oleh hukum
● Akibatnya bisa dianggap sebagai ● Tindakan factual dan tindakan hukum
kehendak dari yang melakukan hukum. dengan pelaksanaannya aktif atau pasif
Tindakan Nyata/Materiil
Dalam hal terjadi pelanggaran hukum, maka dilakukan paksaan pemerintah
(bestuurdwang) berupa tindakan nyata berupa:
- Mengosongkan (misal: lahan),
- Memindahkan, (misal: limbah B3),
- Menghalangi (misal: mesin bekerja),
- Menyetop/menutup saluran air limbah, dan
- mengembalikan kepada keadaan sebelum pelanggaran semula
● Tindakan nyata tidak berdampak kepada hukum, namun tindakan hukum berdampak pada
hukum.
● Tindakan nyata kerap dianggap hanya sebatas peresmian gedung, pembangunan jalan, dan
sebagainya. Namun, terdapat juga tindakan seperti menutup jalur limbah sebuah perubahan
→ tindakan nyata.
Tindakan hukumnya adalah berupa surat peringatan
● Jika sampai dicabut, pencabutan itu adalah keputusan.
● Pemasangan police line adalah tindakan nyata.
● Kalau orang masuk ke situ dan melanggar, itu bisa berdampak kepada tindakan hukum.
Hukum Administrasi Negara
Keputusan
Dr. Harsanto Nursadi, S.H., M.H. - 1 Oktober 2021
Keputusan
Beschikking, diperkenalkan pertama oleh WF Prins.
- Van Wijk/Willem Konijnenbelt menyebutkan bahwa keputusan merupakan hal yang
bersifat konkret dan individual (tidak ditujukan untuk umum) dan sejak dulu telah
dijadikan instrumen yuridis pemerintahan yang utama.
- Stroink dan Steenbeek menganggap sebagai konsep inti dalam hukum administrasi negara.
Unsur Keputusan
- Pernyataan kehendak sepihak
- Dikeluarkan oleh organ pemerintahan
- Didasarkan pada kewenangan hukum yang bersifat publik
- Ditujukan untuk hal khusus atau peristiwa konkret dan individual
- Dengan maksud untuk menimbulkan akibat hukum dalam bidang administrasi
Donner
- Ketetapan merupakan tindakan pemerintah dalam jabatan
- Jabatan
- Kewenangan
- Memuat pernyataan kehendak secara sepihak
- Berkenaan dengan hal tertentu
- Menimbulkan akibat hukum
Pasal 87
Dengan berlakunya Undang-Undang ini, Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
harus dimaknai sebagai:
a. penetapan tertulis yang juga mencakup tindakan faktual;
b. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Tata Usaha Negara di lingkungan eksekutif, legislatif,
yudikatif, dan penyelenggara negara lainnya;
c. berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan AUPB;
d. bersifat final dalam arti lebih luas;
e. Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum; dan/atau
f. Keputusan yang berlaku bagi Warga Masyarakat
Umum-abstrak:
1. Undang-Undang
2. Peraturan Pemerintah
3. Peraturan Daerah
Individual-Konkrit:
1. Perizinan
1. Didasarkan AUPB
Macam Keputusan
1. Deklatoir dan Konstitutif
Deklatoir: tidak mengubah hak dan kewajiban; hanya menyatakan
Konstitutif: menghapuskan/menimbulkan hubungan, hak hukum baru
2. Menguntungkan dan memberi beban
Menguntungkan: memberi hak baru: Izin, Dispensasi, Konsesi
Memberi beban: mensyaratkan sesuatu, menetapkan pajak
3. Eenmalig dan Permanen
Eenmalig: berlaku sekali/kilat/cepat; IMB, rapat umum, kemaramaian, pernyatan dapat
dilaksanakan (semacam persetujuan)
Permanen: berlaku lama
4. Bebas dan Terikat
Bebas: berdasarkan asas vrijbestuur, tergantung interpretasi, sebuah kebijaksanaan.
Terikat: banyak batasan-batasan, harus berdasarkan persyaratan tertentu
5. Positif Negatif
Prajudi
Izin: Pengecualian dari larangan.
Izin adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan atas
permohonan Warga Masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Konsesi: Penetapan yang memungkinkan pemegang konsesi mendapatkan/mengeluarkan
dispensasi, izin. Lisensi dan juga semacam wewenang pemerintahan dalam suatu kawasan/areal
tertentu.
Konsesi adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan dari
kesepakatan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dengan selain Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan dalam pengelolaan fasilitas umum dan/atau sumber daya alam dan pengelolaan
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dispensasi: Pernyataan dari pejabat administrasi yang berwenang, bahwa suatu ketentuan undang-
undang tertentu memang tidak berlaku terhadap kasus yang diajukan seseorang di dalam surat
permintaannya.
Dispensasi adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan
atas permohonan Warga Masyarakat yang merupakan pengecualian terhadap suatu larangan atau
perintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Lisensi: Izin yang bersifat komersial dan mendatangkan laba. (hanya pernah 2 kali terbit terkait
izin valuta asing).
Definisi Izin
● Van Praag
○ Als opheffing van een algemene verbodsregel in het conrete geval, (sebagai
peniadaan ketentuan larangan umum dalam peristiwa konkret).
○ Izin adalah tindakan hukum sepihak
● Utrecht
○ Peraturan mengenai hal umum tidak melarang suatu perbuatan, dimungkinkan
untuk hal yang kongkret dilakukan, maka keputusan administrasinya disebut izin.
● Ten berge
○ Dalam arti luas: membolehkan warga yang memohon untuk melakukan hal-hal
tertentu yang sebenarnya dilarang.
○ Dalam arti sempit: pengikatan pada suatu peraturan didasarkan pada pengaturan
pada perUUan untuk mencapai tatanan tertentu atau menghalangi hal-hal tertentu.
● Prajudi Atmosudirjo
○ Izin adalah pengecualian dari larangan.
● Ateng Syafrudin
○ lain bertujuan dan beers-ti menghilangkan halangan, hal yang dilarang menjadi
boleh
● Sjahran Basah
○ Izin adalah perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu yang
mengaplikasikan peraturan dalam hal konlcreto berdasarkan persyaratan dan
prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.
● Bagir Manan
○ Izin dalam arti luas berupa suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan Perundang-
undangan untuk memperbolehkan melakukan tindakan atau perbuatan tertentu
yang secara umum dilarang
● Irving Swerdlow
○ Pemberian izin dapat dibuat pada seluruh tingkat pemerintahan dan izin
mempunyai tiga fungsi, yaitu:
1. To limit the number of receptions;
2. To ensure that the recipient meet minimum standards;
3. To collect funds
Izin merupakan bentuk pemaksaan dari kegiatan administrasi, yang pada dasarnya
sistem perizinan mencakup:
a) meletakkan standar perizinan (setting a standard for the licenses)
b) melarang segala bentuk kegiatan sampai mendapatkan izin
c) membentuk prosedur permohonan perizinan
d) memberikan izin untuk menunjukkan ketaatan terhadap standar yang telah
ditentukan yang akan berdampak pada perbaikan hukum
Ten Berge:
Konsesi adalah segenap aktivitas yang menyangkut kepentingan umum yang selayaknya
dijalankan oleh penguasa sendiri, namun tidak dijalankan oleh penguasa karena dianggap belum
mampu, tetapi dijalankan oleh pihak ketiga. Karena mengangkut kepentingan umum, maka
Pemerintah harus memperoleh kepastian bahwa aktivitas tersebut dijalankan dengan cara yang
diinginkan Pemerintah.
Berhubung dengan tindakan yang oleh penguasa dianggap sangat perlu, namun dibiarkan
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta dengan diberikan syarat tertentu dengan kewajiban-
kewajiban tertentu.
Konsesi didasarkan pada suatu persetujuan, dalam mana hak-hak dan kewajiban kedua
belah pihak dicantumkan. Kadang kala konsesi diberikan dalam bentuk KONTRAK.
Registrasi → sebuah bentuk kontrol, tetapi apakah berbentuk sebuah persetujuan? tidak. Cukup
mendaftarkan diri. Kenapa harus daftar? supaya jelas urusan pengadministrasiannya, mulai dari
perpajakan, dan sebagainya.
Karakter Izin
- Izin adalah tindakan hukum bersegi satu
- Izin hanya berlaku pada subyek hukum (orang/badan hukum (perdata/publik) yang
memiliki izin tersebut
- Izin bersifat top-down (dari Pejabat yang berwenang/pemerintah ke pemohon/masyarakat)
- Izin adalah suatu keputusan
- Dalam izin tidak terdapat unsur perdata/perjanjiannya
- Masa berlakunya izin
- Sekali kemudian selesai
- Sekali dalam jangka waktu tertentu
- Sekali dan selamanya (kecuali ada perubahan)
- Izin tetap berlaku walau habis masa berlakunya bila sedang memasuki tahap perpanjangan
(telatnya perpanjangan bukan kesalahan si pemilik izin).
Sejarah AAUPB
● Kemajuan Perkembangan HAN menyebabkan Kekuasaan Bebas (Discretionary
Power/Discretionaire Bevoegdheid), yang semula tidak terjamah, menjadi utama
digunakan oleh pejabat pemerintahan → perlu konsep penilai segi “rechtmatigheids” dari
penggunaan kekuasaan bebas tersebut
● Pertama dikembangkan di Belanda pada tahun 1950 oleh De Monchy, karena banyak
kepentingan masyarakat yang terabaikan oleh Pemerintah
● De Monchy melakukan penelitian yurisprudensi Belanda, dengan hasil bahwa untuk
menciptakan pemerintahan yang baik harus diterapkan beberapa asas umum, yaitu:
○ asas kepastian hukum;
○ asas keseimbangan;
○ asas kesamaan;
○ asas bertindak cermat;
○ asas permainan yang layak;
○ asas keadilan dan kewajaran;
○ asas perlindungan atas pandangan hidup;
○ asas kebijaksanaan;
○ asas penyelenggaraan kepentingan umum;
○ asas kejujuran;
○ asas tidak pandang bulu;
○ asas penghargaan terhadap pendapat orang lain; dan
○ asas pertanggungjawaban.
Peristilahan AAUPB
Dalam bahasa Belanda, AAUPB disebut dengan Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestuur.
● Kata beginselen dapat diterjemahkan sebagai prinsip-prinsip, dasar-dasar dan asas-asas.
● Kata behoorlijk dapat diterjemahkan sebagai yang sebaiknya, yang baik, yang layak, dan
yang patut.
● Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestuur dapat diterjemahkan sebagai dasar-dasar
atau asas-asas umum pemerintahan yang baik atau yang sebaliknya. Adapun terjemahan
lainnya, diantaranya:
○ Dasar-dasar umum pemerintahan yang baik
○ Asas-asas umum pemerintahan yang baik (AAUPB)
○ Asas-asas umum pemerintahan yang layak (AAUPL)
○ Prinsip-prinsip tata kelola yang baik
● Di Indonesia, Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestuur disebut dengan Asas-Asas
Umum Pemerintahan yang Baik.
Definisi AAUPB
- Scholten
AAUPB merupakan pemberi dasar dan kecenderungan etis dalam tertib hukum.
- Bellefroid
AAUPB sebagai norma dasar dan epdoman bagi para pejabat Administrasi Negara dalam
membuat kebijakan publik.
- Wiarda
AAUPB merupakan norma-norma etik yang menjadi dasar hukum pelaksanaan hukum tata
usaha negara, baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk praktik.
- The Liang Gie
AAUPB merupakan kecenderungan etis, yang secara epitemologi makna dan pengertian
etik dan moral merujuk pada persoalan yang sama yaitu cara hidup, adat istiadat, kebiasaan
baik.
- Konijnenbelt
AAUPB menentukan arah pada waktu melaksanakan pemerintahan dalam membuat
keputusan.
AAUPB merupakan konsep yang terbuka (open begrip), berkembang sesuai dengan ruang dan
waktu dimana konsep ini berada → bisa berbeda-beda antara satu negara dengan negara lainnya.
Hamidi:
1. AAUPB merupakan nilai-nilai etik yang hidup dan berkembang dalam lingkungan Hukum
Administrasi Negara.
2. AAUPB berfungsi sebagai pegangan bagi pejabat administrasi negara dalam menjalankan
fungsinya, merupakan alat uji bagi hakim dalam menilai tindakan administrasi negara
(berupa beschikking), dan sebagai dasar pengajuan gugatan bagi pihak penggugat.
3. Sebagian besar dari AAUPB masih merupakan asas-asas yang tidak tertulis, abstrak dan
dapat digali dalam praktik kehidupan di masyarakat, sementara sebagian asas yang lain
sudah menjadi kaidah hukum tertulis dan terpencar dalam berbagai peraturan walaupun
sifatnya tetap sebagai asas hukum.
Kedudukan AAUPB
● Van Wijk/Konijnenbelt
○ “Organ-organ pemerintahan yang menerima wewenang untuk melakukan tindakan
tertentu menjalankan tindakannya tidak hanya terikat pada peraturan perundang-
undangan, hukum tertulis, disamping itu organ-organ pemerintahan jgua harus
memperhatikan hukum tidak tertulis, yaitu asas-asas umum pemerintahan yang
baik.”
● ten Berge
○ “... Kata asas sebenarnya dapat memiliki beberapa arti. Kata ini mengandung arti
titik pangkal, dasar-dasar, atau aturan hukum fundamental. Pada kombinasi kalimat
asas pemerintahan yang patut berarti kata asas mengandung arti asas hukum, tidak
lain. ASas-asas pemerintahan yang patut sebenarnya dikembangkan oleh peradilan
sebagai peraturan hukum mengikat yang diterapkan pada tindakan pemerintah.
○ Suatu keputusan pemerintah yang bertentangan dengan AAUPB berarti
bertentangan dengan peraturan hukum. Meskipun asas ini berupa pernyataan
samar, tetapi kekuatan mengikatnya sama sekali tidaklah samar, asas ini memiliki
daya kerja yang mengikat umum..”
● → Berdasarkan pendapat van WIjk/Konjinenbelt dan ten Berge, maka dapat dilihat bahwa
kedudukan AAUPB adalah sebagai hukum tidak tertulis
● → Hadjon: AAUPB adalah norma hukum yang harus ditaati pemerintah.
● Menurut Hoogewert, terdapat perbedaan antara asas dan norma, di mana asas sebagai
aturan tingkah laku secara umum; dasar pemikiran yang umum dan abstrak atau ide;
konsep, dan tidak mempunyai sanksi.
● Sementara itu, norma merupakan aturan tingkah laku secara khas aturan konkret,
penjabaran dari ide, dan mempunyai sanksi.
○ Norma Moral melekat pada manusia sebagai pribadi yang bersifat batiniah,
sehingga tidak dapat dipindahkan dan dihilangkan.
○ Norma Hukum melekat pada kehidupan eksternal yang berasal dari suatu
perjanjian. Norma ini memiliki sifat objektif dan dapat mewajibkan.
● AAUPB → asas atau norma?
○ AAUPB merupakan asas hukum memiliki daya mengikat dan harus dipatuhi oleh
Badan/Pejabat Tata Usaha Negara. Hal tersebut sebagaimana halnya norma atau
aturan hukum (rechtregel) dan kaidah hukum (rechtnorm)
Persamaan
● AAUPB (HAN) dapat disamakan dengan:
○ Itikad Baik (Hk. Perdata)
○ Tiada Hukum Tanpa Kesalahan (Hk. Pidana)
○ Audi Alteram Partem (Hk. Acara)
Fungsi AAUPB
1. Bagi Administrasi Negara, bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penafsiran dan
penerapan terhadap ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang bersifat sumir, samar
atau tidak jelas. Selain itu, membatasi dan menghindari kemungkinan administrasi negara
mempergunakan Freies Ermessen/ melakukan kebijakan yang menyimpang dari ketentuan
perundang-undangan.
2. Bagi warga masyarakat, sebagai pencari keadilan, AAUPB dapat dipergunakan sebagai
dasar gugatan (sebagaimana disebutkan dalam Pasal 53 UU PTUN)
3. Bagi Hakim TUN, dapat dipergunakan sebagai alat menguji dan membatalkan keputusan
yang dikeluarkan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.
4. Bagi badan legislatif, dapat pula digunakan dalam merancang suatu undang-undang.
Pengelompokkan AAUPB
● Pada dasarnya, AAUPB dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni asas yang bersifat formal
atau prosedural, dan asas yang bersifat material atau substansial
○ Asas yang bersifat formal berkenaan dengan prosedur yang harus dipenuhi dalam
setiap pembuatan keputusan atau asas-asas yang berkaitan dengan cara-cara
pengambilan keputusan
○ Asas yang bersifat material berkenaan dengan isi dari keputusan pemerintah
● Van Wijk:
1. Asas-asas yang berhubungan dengan proses persiapan dengan pembentukan
keputusan;
2. Asas-asas yang berhubungan dengan motivasi dan pembentukan keputusan;
3. Asas-asas yang berhubungan dengan isi keputusan.
● Atmosudirdjo
1. Asas Mengenai Prosedur Pengambilan Keputusan
a. Pembuat keputusan tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi dalam
pengambilan keputusan.
b. Kepentingan yang merugikan masyarakat terlebih dahulu meminta pejabat
masyarakat
c. Keputusan mempertimbangkan kondisi nyata
2. Asas tentang kebenaran fakta yang dijadikan dasar pembuat keputusan:
a. Asas larangan kesewenang-wenangan
b. Asas larangan penyalahgunaan dan pelampauan wewenang;
c. Asas kepastian hukum;
d. Asas larangan melakukan diskriminasi hukum;
e. Asas batal karena kecerobohan pejabat yang bersangkutan.
Perkembangan AAUPB
Dalam yurisprudensi ditemukan sejak tahun 1929 di lingkungan peradilan hakim pegawai negeri
dengan mulai diterimanya. Asas-asas tersebut sebagai dasar gugatan, antara lain:
- Apakah keputusan yang terbit bertentangan dengan hukum; atau peraturan umum yang
berlaku
- Apakah kewenangan mengambil keputusan bertentangan dengan maksud diberikannya
wewenang tersebut.
- Apakah terdapat keseimbangan antara hukuman yang diberikan dengan pelanggaran yang
dilakukan.
AAUPB di Indonesia
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (dalam
Penjelasan Umum);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pemerintahan yang Bersih, bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; dan
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.
Good Governance
AAUPB berkaitan erat dengan Good Governance, dimana manfaat dari AAUPB adalah tercipta
tata pemerintahan yang baik (Good Governance).
Definisi:
a. Government (Pemerintah): mencakup kekuasaan eksekutif saja.
b. Governance: proses pembuatan keputusan dan proses bagaimana keputusan tersebut
diimplementasikan tersebut di berbagai tingkat Pemerintahan. Di sini, Pemerintah adalah
salah satu pelaku dari governance.
c. Good Governance: proses pembuatan keputusan dan proses bagaimana keputusan itu
dilaksanakan dengan mengadopsi 8 karakteristik berupa participation, concencus oriented,
accountable, transparency, responsive, effective dan efficient, equity and follows the rule
of law.
Government Governance