Anda di halaman 1dari 55

PETUNJUK

1. Gunakan modul ini sebagai panduan untuk belajar, sehingga saat belajar tetap dampin
gi dengan buku ajar dan internet untuk melakukan crosscheck terkait dengan materi in
i. 
2. Modul ini berisikan latihan soal dan kunci jawaban bagian bagian belakang.

RINGKASAN MATERI 
PENDAHULUAN

Topik Notes

ISTILAH ILMU NEGA a. Staatsleer (Belanda, termasuk Eropa Kontinental);


RA b. Staatslehre (Jerman, termasuk Eropa Kontinental);
c. Theorie d’etat (Perancis); Theory of State, The General
Theory of State, Political Science, atau Politics (Inggris,
Amerika, termasuk negara Anglo Saxon). Dalam negara-
negara Anglo Saxon, Ilmu Negara dan Ilmu Politik meru
pakan cabang ilmu-ilmu kenegaraan (staats wissenschaf
t) yang mempelajari tentang negara.

PENGERTIAN ILMU N Ilmu Negara adalah Ilmu Pengetahuan yang membahas meng
EGARA enai pengertian pokok dan sendi pokok tentang negara. Beber
apa pengertian lainnya: 
1. Ilmu Negara adalah ilmu yang menyelidiki atau membic
arakan tentang negara.
2. Ilmu Negara mempelajari tata, konsep, dan asas hukum b
ernegara
3. Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari, menyelidiki,
atau membicarakan negara. (Suhino, 1982 : 1)
4. Ilmu Negara adalah ilmu yang menyelidiki dan memp

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


elajari hal ikhwal dan seluk beluk negara. (Dipolo G.
S, 1975 : 9)
5. Ilmu Negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidi
ki asas-asas pokok dan pengertian pokok tentang nega
ra dan hukum tata negara. (Moh. Koesnardi, 1985 : 7)
6. Ilmu Negara Umum adalah cabang penyelidikan ilmu
muda, tetapi menurut wujudnya merupakan suatu caba
ng yang tua. (Krenenburg, 1982 : 9)

PERBEDAAN ILMU NE A. Ilmu Negara:


GARA DENGAN HTN  Bersifat abstrak;
& HAN  Mengandung nilai teoritis (Pure Science);
 Bersifat umum tanpa mempertimbangkan sifat khusus
negara;
 Objek cangkupannya tidak terikat pada waktu dan tem
pat tertentu.
B. HTN & HAN:
 Bersifat Konkrit, dimana HTN merupakan negara dala
m keadaan “diam”, sedangkan HAN merupakan neg
ara dalam keadaan “bergerak”.;
 Mengandung nilai praktik (applied science);
 Bersifat khusus mempelajari ilmu hukum positif yang
objeknya merupakan suatu negara;
 Objek cangkupannya terikat pada waktu dan tempat te
rtentu.

SEJARAH ILMU NEGA  Dikenal sejak zaman Yunani Kuno melalui buku Plato
RA yang berjudul Politeia dengan membahas terkait dengan
negara.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


 Buku Politica milik Aristoteles membahas dengan men
gumpulkan dan membandingkan konstitusi di beberapa
negara kota dengan pembahasan yang empiris. 
 Sejarah kenegaraan menggambarkan kondisi hukum pa
da masa kerajaan dimulai dan kemudian diakhiri melalu
i kodifikasi yang terakhir. 
 Kodifikasi yang pertama adalah kodifikasi 12 Meja. Da
lam kodifikasi ini memuat peraturan terkait Hukum Per
data (Corpus Iuris Civilis atau Corpus Iuris Civilis Just
itianus), Pidana, dan Hukum Acara.
 Kodifikasi adalah Menghimpun atau mengumpulkan hu
kum yang sejenis menjadi satu dalam suatu kitab Unda
ng-Undang. 

TEORI NEGARA

Topik Notes

TEORI NEGARA Teori mengenai negara (teori negara) diantaranya adalah teori
asal mula negara, teori lenyapnya negara, teori bentuk negara
dan pemerintahan, teori sifat dan hakikat negara.

TEORI ASAL MULA N Dibagi menjadi 8 (delapan), antara lain teori alamiah, garis ke
EGARA keluargaan (patriarki atau matrilineal), ketuhanan, metafisik, o
rganis, penaklukan, pengalihan hak, dan kontrak sosial 

TEORI LENYAPNYA N  Teori Organisme 


EGARA  Teori Anarkis 
 Teori Matinya Tuhan 
 Teori Marxisme 

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


TEORI BENTUK NEG Dibagi menjadi 2 (dua) ajaran, yaitu:
ARA DAN PEMERINT Ajaran Plato (429-347) 
AHAN  Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang ole
h kaum Cendikiawan yang dilaksanakan sesuai dengan pi
kiran keadilan. 
 Timokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh
orang-orang yang ingin mencapai kemasyuran dan kehor
matan. 
 Oligarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh g
olongan hartawan. 
 Demokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang ole
h rakyat jelata 
 Tirani, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seo
rang tiran (sewenang-wenang)
Ajaran Aristoteles (384-322)  
 Tirani, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh ses
eorang demi kepentingan pribadi.bentuk pemerintahan ini
buruk dan merupakan kemerosotan.  
 Oligarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh s
ekelompok cendekiawan demi kepentingan kelompokny
a.  
 Politeia, Yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang seluru
h rakyat demi kepentingan umum. 

TEORI SIFAT DAN HA Terdapat 3 (tiga) sifat, antara lain:


KIKAT NEGARA 1. Bersifat Memaksa 
Salah satu sifat negara adalah memaksa dimana negara da
pat memaksa warga negara untuk mematuhi peraturan per
undang-undangan yang berlaku di negara tersebut (rule of

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


law). 
2. Bersifat Monopoli 
Negara juga memiliki sifat monopoli segala aspek kehidup
an masyarakatnya namun tetap menghormati norma dalam
masyarakat yang dijunjung sejak dulu, yang dilakukan unt
uk menetapkan tujuan bersama sehingga pemerintah dan
warga negara memiliki visi dan misi yang sejalan. 
3. Bersifat Mencakup Semua 
Artinya menunjukan bahwa peraturan perundang-undanga
n yang berlaku di suatu negara tanpa kecuali yang tinggal
di negara tersebut sehingga hal-hal yang bersifat subjektif
tidak dapat mempengaruhi pemberlakuan aturan tersebut

TEORI RECEPTIE ATAU PENERIMAAN KEMBALI HUKUM LAMPAU

Topik Notes

TEORI RECEPTIE Teori peninjauan kembali terhadap hukum yang lampau. Kodifika
si Hukum Perdata yang terdapat di negara Romawi masuk ke nega
ra Eropa Barat melalui Teori Receptie.

FASE RECEPTIE 1. Theoretische Receptie


Para sarjana di Eropa Barat mempelajari dan meneliti kembali
terkait dengan hukum Romawi Kuno. 
2. Praktische Receptie
Sarjana hukum dari Romawi kembali dengan membawa gelar,
kemudian menjabat sebagai hakim dan pejabat administrasi di
negara asalnya.
3. Wetenschappelijk Receptie
Setelah Hukum Romawi diterapkan, sarjana hukum mendirika

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


n institusi pendidikan sehingga pelajar dapat belajar Hukum R
omawi di negara masing-masing.
4. Positieve Rechterlijke Receptie
Hukum Romawi telah diterapkan dan terintegrasi ke dalam hu
kum positif masing-masing negara.

ADDITIONAL Munculnya Aliran Hukum Publik Jerman mendorong pemisahan a


ntara Hukum Publik dan Hukum Perdata walaupun beberapa sarja
na tetap menggunakan metode Hukum Perdata dalam membahas i
lmu negara yang bersifat publik. Georg Jellinek, bapak ilmu negar
a, sarjana dari Jerman adalah orang pertama yang menyelidiki dan
membahas teori ilmu negara secara menyeluruh dan sistematis dal
am bukunya Allgemeine Staatslehre. Teorinya dianggap sebagai p
angkal tolak bagi peninjauan lebih lanjut karena banyak menggun
akan teori-teori baru dalam bukunya.
Sebelumnya, Machiavelli membahas kekuasaan. Kemudian, J.J. R
ousseau membahas kedaulatan rakyat. Thomas Hobbes dan John
Locke membahas teori perjanjian masyarakat. 

TEORI GEORG JELLINEK

Topik Notes

BAPAK TEORI ILMU NE Georg Jellinek. 


GARA Pencapaian: 
a. Membukukan teori-teori Ilmu Negara secara sistemati
s dalam Allgemeine Staatslehre.
b. Teori yang dianggap sebagai tombak awal Ilmu Teori

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


Negara.
c. Mengumpulkan dan mengelompokkan Ilmu Pengetah
uan tentang Negara secara sistematis.

Skema Teori Georg Jellinek

PENJELASAN SKEMA TE Ilmu Negara Umum (Staatswetenschap) dibagi menjadi: 


ORI GEORG JELLINEK - Staatswissenschaft adalah Ilmu Pengetahuan Negara p
ada artian secara sempit yang berfokus pada negara se
bagai objek pembelajarannya.
a. Beschreibende Staatswissenschaft (Staatenkunde)
⇒ Ilmu Negara Deskriptif ⇒ Ilmu pengetahuan ten
tang negara yang sifatnya hanya menggambarkan a
tau melukiskan saja. Contoh: Satu negara terdiri da
ri wilayah, rakyat, dan penguasanya, namun secara

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


sistematis tidak menyatakan keseluruhan unsur-uns
ur negara. 
b. Theoretische Staatswissenschaft (Staatslehre atau
Staatsleer) ⇒ Ilmu Negara ⇒ Penelitian lebih lanju
t yang diolah, dianalisis, disusun secara sistematis t
erkait dengan peristiwa, pengertian, dan sendi poko
k dari Beschreibende Staatswissenschaft (Staatenk
unde).
1. Allgemeine Staatslehre ⇒ Bersifat umum da
n berlaku untuk seluruh negara.
2. Bezondere Staatslehre ⇒ Bersifat khusus dan
berlaku untuk negara tertentu saja. 
c. Praktische Staatswissenschaft (Angewandte Staats
wissenschaft) ⇒ Ilmu Politik ⇒ penerapan dan pra
ktik dari Theoretische Staatswissenschaft (Staatsle
hre atau Staatsleer).
2. Rechtwissenchaft merupakan Ilmu Pengetahuan Nega
ra yang menekankan segi hukum sebagai objek. Menc
akup Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Nega
ra, dan Hukum Antar Negara.

TEORI ZWEISEITEN Teori ini meninjau negara dari segi sosiologis (negara seba
gai suatu kesatuan/ganzheit) dan segi yuridis (negara dala
m strukturnya sebagai suatu bangunan hukum).
1. Bezondere Staatslehre 
 Individuelle Staatslehre (individualis/sosiologis) ⇒
penelitian ditujukkan pada suatu negara tertentu t
erkait dengan lembaga-lembaga kenegaraan.
 Spezielle Staatslehre (spesializ/yuridis) ⇒ penelitia

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


n ditujukkan pada negara dalam pengertian umu
m. Kemudian dipelajari lebih dalam suatu lembag
a kenegaraan yang khusus, spesial.
2. Allgemeine Staatslehre
a. Allgemeine soziale staatslehre (soziologie) memb
ahas mengenai:
1) Teori sifat hakikat negara
2) Teori mengenai pembenaran kekuasaan nega
ra
 Teori teokrasi
 Teori kekuatan
 Teori perjanjian (yuridis)
3) Teori terjadinya negara
 Teori kenyataan
 Teori ketuhanan
 Teori perjanjian masyarakat
4) Teori tipe negara menurut tujuannya
 Status positif
 Status negatif
 Status aktif
 Status pasif
5) Teori tipe negara menurut sejarahnya. 
 Timur kuno
 Yunani kuno
 Romawi kuno
 Abad pertengahan
 Modern
b. Allgemeine staatslehre (yuridis) membahas meng
enai: 

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


1) Teori Kedaulatan; 
 Kedaulatan tuhan → melahirkan Teokra
si
 Kedaulatan raja → melahirkan Monarki
 Kedaulatan rakyat → melahirkan Demo
kratis
 Kedaulatan negara → melahirkan Fasisti
s/Otoriter 
 Kedaulatan hukum → melahirkan Nomo
kratis (rechtstaat dan rule of law)
2) Teori Kedaulatan Pluralis → melahirkan Pra
gmatis-pluralis
3) Teori unsur-unsur negara:
 De facto: Rakyat, Wilayah, Kekuasaan y
ang berdaulat
 De jure: Pengakuan dari negara lain
4) Teori fungsi negara:
 Anarkisme
 Individualisme
 Sosialisme
 Komunisme
5) Teori Bentuk Negara dan Pemerintahan; 
 Bentuk negara kesatuan
 Bentuk negara serikat/federasi
 Bentuk pemerintahan otokrasi (1 orang)
 Bentuk pemerintahan oligarki (beberapa
orang)
 Bentuk pemerintahan republik
6) Teori Konstitusi

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


7) Teori Alat-Alat Perlengkapan Negara;
 Legislatif
 Eksekutif
 Yudikatif
8) Teori perwakilan; 
 Teori mandat
 Teori organ
 Teori sosiologi (Rieker)
 Teori hukum objektif (Duguit)
9) Teori sendi-sendi pemerintahan
 Sendi wilayah
 Sendi keahlian
10) Teori kerjasama antarnegara.
 Bilateral (antar 2 negara)
 Multilateral (antar lebih dari 2 negara)
 Regional (antar kawasan)
 OPAC, APEC, dll. (tujuan atau maksud)

TEORI HUKUM MURNI (MAZHAB WINA) 

Topik Notes

PENGGAGAS Hans Kelsen

PENDAPAT Hans Kelsen berpendapat bahwa peninjauan terhadap negara harus me


nggunakan satu segi saja, yakni segi yuridis saja dengan menggunakan
metode monismus (metode hukum yang murni). Hal ini didasarkan pad
a anggapan bahwa pada dasarnya negara adalah representasi dari tata h
ukum nasional sehingga negara dapat disamakan dengan hukum. 

THE PURE THE Tata Kaidah Hukum adalah suatu sistem norma dari faktor filosofis po

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


ORY OF LAW (T litis sosiologis dan lain-lain. Metode pengkajian hukum tidak dapat dic
EORI MURNI) ampur adukan oleh dengan pengkajian ilmu-ilmu lain.

STUFFENBAU Hukum merupakan sebuah susunan kaidah atau hierarki yang berjenja
THEORY (TEO ng atau suatu pertingkatan hukum nasional.Menurut Kelsen suatu nor
RI PENINGKA ma hukum apabila sudah dibuat oleh badan yang berwenang, maka sec
TAN HUKUM) ara yuridis hukum tersebut harus berlaku walaupun secara sosiologis ti
VERSI HANS K dak diterima rakyat. Teori Kelsen ini ada manfaatnya, khususnya berk
ELSEN. aitan dengan teori pertingkatan hukum (Stuffenbau). Hukum harus ses
uai dengan kaidah yang lebih tinggi kedudukannya. Tersusun atas Gru
ndnorm, Kaedah Konstitusi, Kaedah Abstrak, Kaedah Konkrit.

STUFFENBAU Merupakan suatu cara abstraksi /dari ketentuan yang khusus kemudian
THEORY (TEO meningkat pada yang pokok, dari suatu tata hukum (ketentuan hukum
RI PENINGKA terbawah) → bersumber pada pengertian hukum → ketentuan hukum
TAN HUKUM) yang lebih tinggi, kategori hukum hingga pada Cita Hukum, atau keten
VERSI ADOLF tuan hukum yang pokok.
MERKEL

STUFFENBAU 3 Tingkatan pada Teori ini: 


THEORY (TEO 1. Abstrakte Norm ⇒ Norma hukum tertinggi yang merupakan tuju
RI PENINGKA an hukum dan menjadi asas-asas hukum, contoh : keadilan.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


TAN HUKUM) 2. Generalle Norm (Tussen Norm) ⇒  norma hukum dalam kitab-ki
VERSI MR. KIS tab / UU pokok, kadang pelaksanaannya tidak selalu sama persi
CH s, contoh : hukuman penjara 20 thn menjadi 15 thn.
3. Concrete Norm (Casus Norm) ⇒  segala norma yang ada dan be
rlaku dalam masyarakat.

TEORI SIFAT HAKIKAT NEGARA

Topik Notes

PENJELASA Sifat Hakikat Negara merupakan penjelasan mengenai apa arti negara. P
N eninjauannya terbagi atas peninjauan secara historis,sosiologis, dan yuri
dis.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


PENINJAUAN Meninjau terkait dengan istilah yang digunakan untuk memberi arti nega
SECARA HIS ra sesuai dengan kondisi zaman. Berikut merupakan kronologi istilah ke
TORIS negaraan :
a. Pada era Yunani Kuno, negara dikenal istilah Polis atau negara (cit
y state) kota yang luas wilayahnya hanya sebatas kota dengan sistem
demokrasi langsung.
b. Pada Abad Pertengahan negara dikenal dengan civitas (masyaraka
t). Dalam hal ini, civitas dibagi menjadi civitas dei (masyarakat keag
amaan/kegiatan negara diatur oleh ketentuan keagamaan) dan civitas
terrena (masyarakat keduniaan). Keterkaitan antara civitas dei dan c
ivitas terrena  terjalin agar masyarakat didunia ini dapat berjalan den
gan baik maka harus selalu mendekatkan diri kepada civitas dei. Ma
chiavelli menggunakan istilah la stato untuk mengartikan negara yan
g merupakan staat atau keadaan status bernegara dimana terjadi peru
bahan dari status naturalis menjadi status civilis yang menjamin hak
setiap warga negaranya.
c. Pada Abad Modern, negara dikenal istilah Rijk atau Reich yang ber
arti kekayaan milik dinasti atau imperium yang diwariskan secara tur
un temurun.

PENINJAUAN Meninjau negara sebagai ikatan suatu bangsa dan suatu organisasi kewib
SECARA SOS awaan yang memutuskan hal penting (entscheidungseinheit) dan bekerja
IOLOGIS sama mencapai tujuan bersama (wirkungseinheit). Dalam meninjau nega
ra selaku organisasi masyarakat yang bertujuan untuk mengatur dirinya s
endiri terdapat beberapa pendapat diantaranya :
a. Negara dan Kekuasaan
1. Rudolf Von Jhering meninjau Negara dari segi Kekuasaan. Ne
gara adalah alat untuk mempertahankan kondisi yang tetap dan t
eratur. Negara dianggap sebagai monopoli kekuasaan jasmani

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


(monopolie der physischen gewald), sehingga negara dapat men
cetak uang, menjatuhkan hukuman mati, dan lain sebagainya. 
2. Leon Duguit meninjau negara sebagai Dwang Organisatie atau
organisasi yang paling kuat, sehingga dapat memaksakan keingi
nan pada orang yang lemah.
b. Negara dan Pengelompokkan Manusia
1. McDougall mendasari pengelompokan manusia pada dua sebab
yaitu: 
 alamiah (natuurlijke) seperti pertalian darah dan kondisi ge
ografis;
 buatan (kunsmatige) seperti perkumpulan secara sengaja, ke
biasaan atau adat, dan campuran.
2. Kranenburg mengelompokkan negara dan manusia pada dua un
sur yaitu tempat dan kondisi manusia. Pengelompokkan manusia
ini terjadi karena adanya rasa bersatu yang kuat dalam menghada
pi bahaya bersama. Kranenburg mengatakan bahwa Ia tidak setuj
u dengan pendapat Kelsen yang membatasi cara peninjauan Ilmu
Negara hanya dari sudut hukum saja dengan menyerahkan penyel
idikan asal mula negara kepada cabang ilmu pengetahuan yang la
in, yaitu sosiologi. Menurutnya, negara adalah ikatan satu bangsa
(volk gemeinschaft), tidak mungkin terdiri dari beberapa bangsa.
3. Herman Heller dan Logemann berpendapat bahwa hakikat suat
u negara harus dilihat dari fungsinya sebagai organisasi kewibaw
aan (Territoriale Gezag Organisatie). Apabila melihat pada unsu
r kewibawaan sebagai suatu kekuasaan yang diakui, maka hakika
t negara adalah merupakan suatu kesatuan yang berwibawa untuk
memutuskan hal-hal penting bagi negara (entscheidungseinheit).
c. Sandaran Kewibawaan Negara 
2. Logemann menyempurnakan sandaran kewibawaan dari

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


Max Webber, diantaranya :
 Charismatische Gezag atau Kewibawaan Kharismatis
 Magische Gefundeerd Gezag atau Kewibawaan karena kekua
tan Magis
 Traditionele Gezag atau Kewibawaan karena Tradisi
 Rationeel Gefundeerd Gezag atau Kewibawaan yang dikaitka
n dengan Mythe (kepercayaan terhadap sesuatu yang diangga
p benar). Terdiri dari mythe abad 18 tentang ancient regime
Napoleon dan Mountbatten , dan mythe abad 19 tentang keda
ulatan dengan sistem perwakilan.
 Gezag Ener Elite atau Kewibawaan Kelompok Elit yang berk
uasa. Merupakan mythe abad 20 yang menjadi dasar Fasism
e.
2. Mythe dalam teori kenegaraan :
 Mythe abad ke-18 adalah “Ancient Regieme”, cerita dongeng
tentang kepahlawanan raja-raja di
Eropa, seperti Napoleon, Mountbaten, dll. Mythe ini sangat d
ipercayai kebenarannya dan
menjadi cita-cita yang menentukan untuk memimpin negara.
 Mythe abad ke-19 adalah kedaulatan dengan sistem perwakil
an yang menjadi dasar kewibawaan
yang keempat dalam teori Logemann.
3. Logemann menambahkan :
 Magische Gefundeerd Gezag / Kewibawaan dari Gaib / Magi
s
 Het Gezag Ener Elite / Kewibawaan dikaitkan dengan mythe
abad 20, berdasar pada kelompok
elite / Gezag Ener Elite. Kelompok ini bila diperluas menjadi
ras Aria / Nordic (Ras yang dipercaya lebih unggul dalam seg

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


alanya, keturunan para nabi dan ditakdirkan menjadi pemimp
in dunia / Deuchland Uber Alles). Teori ini dikemukakan ole
h Alferd Rossenberg, pengikut Hilter yang memberi dasar na
ziisme.
4. Hakekat Negara adalah kesatuan yang berwibawa untuk bekerja
sama dalam mencapai tujuan negara yang telah diputuskan bersa
ma / Wirkungseinheit. Kerja sama ini berdasar pada pembagian k
erja yang tetap dan teratur secara vertikal (pembagian kerja secar
a hierarki untuk koordinasi dan efisiensi) dan horizontal (memba
gi tugas negara dalam fungsi bersama).
5. Pembagian berdasarkan horizontal dapat dilihat di negara P
erancis abad ke-16, dibagi menjadi lima departemen, yaitu: Dep
artemen Diplomacie, Defencie, Financie, Yusticie, dan Policie. K
arena itu hakikat negara diartikan sebagai suatu organisasi jabata
n (Ambten Organisatie). Ada kalanya terjadi kerja sama antar de
partemen dan melaksanakan tugas-tugas negara, sehingga dibent
uk suatu panitia antar departemen (Goverment by Committee). Se
cara sosiologis, menurut Oppenheimer dan Gumplowics mengen
ai Sifat Hakikat Negara menyatakan bahwa negara adalah suatu o
rganisasi yang timbul karena penaklukan wilayah atau kelompo
k-kelompok lainnya.

PENINJAUAN Meninjau negara berdasar teori hak milik atas benda (Teori Patrimonial
SECARA YUR atau hak milik atas tanah), Teori Perjanjian Publik dan Perdata, dan Teor
IDIS i Negara merupakan Penjelmaan Tata Hukum Nasional.
A. Teori Patrimonial ⇒ Negara adalah tanah yang dapat menjadi objek
jual beli, sewa menyewa, dan dapat menimbulkan kewenangan kenegara
an. Teori ini melihat Sifat Hakikat Negara dari Segi Hukum kepemilikan
atas benda atau tanah. Contoh: Pada masa Raffles dan Daendels terjadi p
enjualan tanah-tanah oleh pihak penjajah pada masa partikelir yang berh

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


ak memungut pajak hingga memerintahkan untuk kerja rodi bagi kepenti
ngannya. 
B. Teori Perjanjian ⇒ Ditinjau dari sudut perdata dan sudut publik. 
1. Sudut Perdata, negara merupakan hasil dari perjanjian yang sifat
nya timbal balik antara dua pihak dengan kepentingan berbeda m
engadakan suatu ikatan hukum (recht verhaltnis). Bersifat dualist
is (vertrag). Contoh: Pada abad pertengahan, penguasa berhak m
emungut pajak dari penduduk, dan penduduk mendapat perlindun
gan, sehingga penguasa adalah unsur asing bagi penduduk dan m
empunyai kedudukan yang berbeda dengan rakyatnya.
2. Sudut Publik, sifat hakekat negara adalah hasil perjanjian antara s
eluruh rakyat yang mempunyai satu kepentingan yang sama untu
k membentuk satu kelompok atau negara. 
C. Teori Penjelmaan Tata Hukum Nasional
Menurut Hans Kelsen negara adalah penjelmaan tata hukum nasi
onal yang memiliki tingkatan hukum. Oleh karena itu, berlaku te
ori pertingkatan hukum atau Stufenbau Theory yang menyatakan
sebuah kaidah hukum yang lebih rendah harus dikembalikan pad
a kaidah yang lebih tinggi tingkatannya.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


TEORI PEMBENARAN NEGARA

Topik Notes

TEORI PEMBENARAN Teori yang memberi dasar untuk membenarkan adanya organisasi n
NEGARA egara dan kekuasaan yang amat besar dalam negara. Negara memp
unyai beberapa kewenangan tertentu, seperti memungut pajak, men
cetak uang, menyatakan perang atau damai, menjatuhkan hukuman
mati, dan sebagainya. Berkaitan dengan Sifat Hakekat Negara dan
Tujuan Negara. Tujuan Negara adalah semata-mata agar seorang pe
nguasa mendapatkan dan menjadi pusat kekuasaan.

TEORI TEOKRASI Lahir karena pendapat bahwa kekuasaan terhadap negara dikembali
kan kepada Tuhan yang lebih tinggi dari manusia.

MACAM-MACAM TEO  Teokrasi Langsung


RI TEOKRASI Adanya negara dikembalikan pada kekuasaan yang lebih tingg
i dari manusia, yaitu kehendak Tuhan, sehingga yang memeri
ntah dan berkuasa adalah Tuhan. Raja atau penguasa dalam di
negara dianggap sebagai Tuhan atau anak Tuhan. Ajaran ini
menanamkan kepercayaan pada rakyat agar rakyat bersatu me
njadi negara yang kuat. Raja sebagai alat pemersatu sehingga
harus dipuja sebagai Tuhan agar tetap berwibawa. Contoh dal
am sejarah :
1. Yunani Kuno (para pejabat akan pergi ke suatu medium p
emujaan atau Orakel Delphi yang dianggap sebagai perant
ara untuk mendapat restu dari Tuhan dalam pemecahan m
asalahnya)
2. Jepang (sebelum PD II, rakyat percaya dan mengakui Kai
sar Jepang sebagai anak Tuhan dari dewa Matahari / Amat
erasu)

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


3. Mesir (Raja dengan gelar Firaun, mengangkat dirinya seb
agai Tuhan)
4. Tibet (Raja Dalai Lama dan Pancen Lama selalu berebut k
ekuasaan, menamakan diri Tuhan)
 Teokrasi Tidak Langsung
Dalam teori ini, yang berkuasa atau memerintah dalam negara
bukan Tuhan sendiri secara langsung, tetapi Raja atau pengua
sa yang mendapat kuasa/mandat dari Tuhan sehingga memeri
ntah dan memegang kekuasaan atas nama Tuhan. Contoh dala
m sejarah :
1. Yunani (Civitas Dei, Alexander the Great / Iskandar Zulk
arnain akan memasuki negara Yunani, para penasihat men
yatakan pada rakyat bahwa Alexander the Great adalah an
ak dewa Zeus, yaitu dewa Ammon. Hal ini bertujuan unt
uk menunjukkan bahwa Alexander telah mendapat restu d
ari dewa Zeus untuk berkuasa di Yunani)
2. Konstantinopel (Civitas Dei, Konstantin Theodorus meme
rintah dengan mempraktikkan ajaran Kristen, sehingga ne
garanya aman)
3. Vatikan (Civitas Dei, negara diwakili oleh gereja di bawa
h pimpinan Paus)
4. Romawi (Civitas Terena, negara tumbuh berkembang tapi
akhirnya musnah karena kejahatan dan hawa nafsu dunia)

Tambahan:
i. Agustinus menyatakan bahwa ada dua macam negara yaitu Ci
vitas Dei atau negara terpuji yang membawa misi dan cita-cita
gereja, dan Civitas Terena atau Negara Diabloic yang merupa
kan negara iblis,duniawi, dan penuh kekacauan.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


ii. Thomas Van Aquino menyatakan Teori Dua Pedang. Dimana
Pedang Dunia dipegang oleh Penguasa Negara, dan Teori Ped
ang Rohani yang dipegang oleh Paus. Ajaran Van Aquino men
imbulkan pemahaman sekularisme yang memisahkan persoala
n duniawi dan agama.

Ada dua penafsiran mengenai teori dua pedang. Kelompok yang m


endukung kedudukan Paus lebih tinggi dari Raja menafsirkan bahw
a kedua pedang rohani dan duniawi diberikan Tuhan kepada Paus,
kemudian Paus menyerahkan pedang duniawi kepada Raja. Ada ju
ga kelompok yang mendukung kedudukan Paus dan Raja sejajar m
enafsirkan bahwa Paus dan Raja sama-sama menerima pedang dari
Tuhan dengan cara yang sama dan asli.
iii. Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa Negara menurut perspektif I
slam adalah alat dari Syariat (Hukum), sehingga pendapat ini berte
ntangan dengan ajaran sekularisme.

TEORI KEKUATAN Teori Kekuatan membenarkan adanya negara berdasarkan kekuatan


yang dimiliki seseorang atau kelompok.baik berupa kekuatan jasma
ni, rohani, materi.

MACAM-MACAM TEO 1. Teori Kekuatan Jasmani didasari oleh kebutuhan akan kemam
RI KEKUATAN puan fisik seorang penguasa untuk menguasai orang lain. Raja a
tau penguasa adalah mereka yang mampu menaklukan penguas
a lain.
a. Voltaire menyatakn bahwa Raja yang pertama adalah orang
yang beruntung mengalahkan prajurit-prajurit lain. (De eer
ste Koning was een gelukkigsoldaat).
b. Thomas Hobbes menyatakan Raja atau Penguasa adalah lev
iathan yang kuat seperti singa yang mampu menguasai sega

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


la kekacauan dari sifat alamiah manusia (homo homini lupu
s) agar tidak terjadi perang semesta (bellum omnium contra
omnes). Untuk menjadi penguasa, harus mempunyai fisik y
ang kuat seperti singa / Leviathan agar mampu menguasai s
egala kekacauan dalam negara.
c. Machiavelli menyatakan bahwa Raja atau Penguasa harus k
uat seperti singa, licik seperti serigala, bertangan besi, men
gambil keputusan dengan cepat, tidak boleh menerima puji
an, dan ditakuti. Menurutnya, negara akan lebih stabil jika a
da rasa takut dari rakyat kepada penguasanya.
d. Lord Shang Yang menyatakan bahwa negara ada karena ke
kuasaan orang kuat. Apabila negara ingin kuat maka rakyat
harus lemah. Tujuan utama negara adalah kekuasaan, tidak
perlu memikirkan hal lainnya. Selain itu, bertujuan untuk m
empersatukan negara, seperti Italia, China.

2. Teori Kekuatan Rohani didasari oleh asas primus interpares a


tau yang pertama diantara yang sama. Seorang penguasa adalah
mereka yang memiliki kekuatan rohani, spiritual, dan intelektua
l paling unggul daripada yang lainnya. Ferdinand Braudel meny
atakan Negara modern memiliki tugas berpartisipasi dalam kehi
dupan spiritual atau agama dan mendapatkan kekuatan tambaha
n dengan menggunakan nilai-nilai agama atau membangun aga
ma negara.

3. Teori Kekuatan Materi / Ekonomi


Menurut teori kekuatan materi / ekonomi, seorang penguasa jik
a hanya kuat jasmani dan rohaninya tetapi tidak mempunyai kek
uatan ekonomi maka tidak akan mampu memerintah.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


Ada beberapa sarjana yang membahas teori ini, adalah :
a. Karl Marx
Dasar ajarannya adalah akibat pertentangan kelas karena perbed
aan kekuatan ekonomi. Adanya pertentangan kelas ini untuk me
rebut kekuasaan dalam negara, karena negara adalah alat kekuas
aan. Negara sebenarnya merupakan alat / cara dari sistem penin
dasan kelas ekonomi dari yang kuat terhadap yang lemah. Oleh
karena itu perbedaan kelas dalam negara perlu dihapuskan, sehi
ngga tidak akan ada lagi penindasan. Ia menyatakan bahwa Neg
ara merupakan alat dari suatu sistem penindasan dari kelas yang
ekonominya kuat terhadap kelas yang ekonominya lemah yang
menimbulkan pertentangan kelas. Oleh karena itu kemerdekaan
negara tercapai apabila masyarakat tidak terbagi dalam kelas, da
n tidak ada golongan yang mengambil keuntungan atas golonga
n lain.
b. H.J. Laski
Ia menyatakan bahwa negara merupakan alat pemaksa atau dwa
ng organisatie untuk melaksanakan suatu sistem produksi ekono
mi yang stabil.
c. Leon Duguit
Dalam bukunya Traite de Droit Constitusional ia menyatakan a
danya hak subjektif atas kekuasaan. Ia menolak ajaran yang me
nyatakan bahwa adanya negara dan kekuasaan karena kehendak
Tuhan atau perjanjian masyarakat. Ia menyatakan bahwa orang
paling kuat dapat dibenarkan mendapat kekuasaan dan memerin
tah karena memiliki keunggulan fisik, ekonomi, kecerdasan, aga
ma, dan sebagainya.

TEORI YURIDIS Membenarkan adanya negara berdasarkan keberlakuan hukum Perd

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


ata dan Hukum Publik.

MACAM-MACAM TEO A. Segi Perdata


RI YURIDIS 1. Teori Hukum Keluarga atau Patriarkal oleh Mac Iver men
yatakan bahwa negara disebabkan suatu pertumbuhan dari
keluarga yang terjadi secara bertingkat melalui beberapa f
ase (from family to state)
2. Teori Hukum Benda atau Patrimonial oleh L.V. Haller me
nyatakan bahwa negara atau tanah merupakan alat dari ma
nusia untuk melakukan tindakan tertentu, dan menimbulk
an kewenangan negara.
3. Teori Hukum Perjanjian oleh Cicero menyatakan bahwa n
egara adalah hasil perjanjian antara dua pihak yang berbe
da kepentingan dan bersifat dualistis.

B. Segi Publik
1. Teori Ulpianus oleh Golongan Caesarismus menyatakan b
ahwa terjadi penyerahan dan peralihan kekuasaan dari rak
yat pada penguasa yang kemudian dicantumkan dalam Le
x Regia. Teorinya mencoba membenarkan kekuasaan Kai
sar Romawi yang absolut dengan dasar teori kedaulatan ra
kyat di Yunani. Menurutnya, rakyat Romawi telah menga
dakan perjanjian penyerahan kekuasaan kepada kaisar (di
cantumkan dalam Lex Regia / UU untuk memerintah, me
muat suatu translatio empiris / peralihan kekuasaan dari ra
kyat kepada Kaisar). Akibatnya penguasa mempunyai kek
uasaan yang absolut tanpa perlu khawatir harus dipertang
gungjawabkan. Tujuan Lex Regia untuk meniadakan tang
gung jawab Kaisar, sehingga timbul istilah The King can

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


do no wrong.
2. Teori Monarchomachen oleh Golongan Monarchomachen
bertujuan untuk meniadakan kekuasaan absolut penguasa.
Pertama rakyat mengadakan perjanjian atau Pactum Unio
nis untuk membentuk negara. Kemudian rakyat menyerah
kan kekuasaan dalam perjanjian Pactum Subjectionis pada
penguasa. Kemudian kekuasaan penguasa disertai syarat y
ang bertujuan mengatur dan membatasi dalam Legez Fun
damentalis. Teori ini melanjutkan teori Ulpianus dengan t
ujuan yang berbeda, untuk meniadakan kekuasaan yang a
bsolut dari Raja / Penguasa. Pertama, rakyat mengadakan
perjanjian masyarakat untuk membentuk negara / Pactum
Unionis dan perjanjian penyerahan kekuasaan / Pactum S
ubyectionis dengan disertai syarat-syarat yang tercantum
dalam naskah Legez Fundamentalis sehingga kekuasaan r
aja menjadi terbatas. Apabila raja melanggar syarat-syarat
tersebut, maka rakyat berhak menghukum, menggantikan
dengan yang lain, atau mengadakan pemberontakan.
3. Teori Zaman Modern
Teori Hobbes oleh Thomas Hobbes menyatakan bahwa ya
ng penting adalah Pactum Subjectionis yang didasari oleh
sifat alami manusia yang egois dan hidup seperti serigala
(homo homini lupus). Teori ini menimbulkan kekuasaan
mutlak atau monarki absolut. Sifat manusia saat naturalis
masih egois / homo homini lupus dan dapat menimbulkan
bellum omnium contra omnes dan akan punah seperti bina
tang di zaman paleolitikum. Kondisi ini menimbulkan ras
a tidak aman dan takut sehingga timbul keinginan mengat
ur dirinya sendiri dan mengadakan perjanjian bersama / P

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


actum unionis membentuk negara, kemudian terjadinya P
actum Subyectionis agar ada penguasa yang mampu mem
beri rasa aman kepada rakyat. Karena penyerahan kekuasa
an tanpa syarat, Pactum unionis telah ditelan habis oleh P
actum Subyectionis sehingga menimbulkan kekuasaan ya
ng mutlak dan absolut pada penguasa / monarki absolut.
4. Teori Locke oleh John Locke menyatakan bahwa yang pe
nting adalah Pactum Unionis yang didasari oleh pandanga
n bahwa manusia adalah homo saphiens yang baik dan ber
akal, dimana baru akan berbuat kesewenangan apabila ha
knya dilanggar. Oleh karena itu peran negara adalah mem
berikan kepastian hukum, melindungi hak, menjamin pem
enuhan hak. Teori ini menimbulkan kekuasaan Monarki K
onstitusional. Karena teori ini John Locke dikenal sebagai
bapak Hak Asasi Manusia.
5. Teori Rosseau oleh J.J. Rosseau menyatakan bahwa perja
njian masyarakat dikenal dengan istilah volonte de tous, d
imana terbentuknya kolektivitas adalah hasil kebebasan k
ehendak (vrij will) yang tunduk pada kolektivitas. Kekuas
an berada pada kolektivitas, dengan sistem suara terbanya
k volonte general. Oleh karena itu penguasa tunduk pada
Kolektivitas.

TUJUAN NEGARA

Topik Notes

TUJUAN AKHIR KEHIDUPAN MA Agustinus


NUSIA Menyatakan bahwa tujuan negara adalah tujuan yang
diinginkan Tuhan. Tujuan akhir kehidupan manusia a

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


dlah hidup kekal di sisi Allah yang diwujudkan melal
ui perdamaian abadi melalui hidup bermoral. Negara
yang diinginkan Tuhan tersebut berbentuk Civitas De
i.

Ibnu Taimiyah
menyatakan bahwa negara adalah sarana untuk meneg
akkan syariat. Tujuan negara syariat adalah memfasilit
asi pengabdian pada Allah SWT, memnyempurnakan
akhlak manusia, dan menegakkan keadilan bagi seluru
h alam.

TUJUAN PENCAPAIAN KEKUASA Lord Shang


AN Menyatakan bahwa negara dan rakyat adalah dua subj
ek yang bertentangan. Agar negara menjadi kuat, mak
a rakyat harus bodoh dan lemah. Tujuannya adalah ke
kuasaan semata, tidak ada yang lainnya.

Machiavelli
Menyatakan bahwa moral, budaya, dan agama akan m
elemahkan raja. Raja harus dapat berkhianat dan bersi
fat licik guna memperoleh dan mempertahankan keku
asaannya. Kekuasaan absolut hanya bisa dicapai apabi
la mengabaikan etika dan moralitas. Tujuannya adalah
mempersatukan Italia yang terpecah.

Louis XIV
Menyatakan bahwa L’etat c’est Moi atau Negara adal
ah saya. Negara tersebut merupakan Negara kekuasaa
n atau Machstaat yang berkembang menjadi tipe Poliz

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


eistaat. Tujuannya adalah kemakmuran rakyat tetapi ti
dak dijalankan oleh rakyat (eksklusif).

TUJUAN KEMAKMURAN RAKYA - Salus Publica Suprema Lex berarti kepentingan


T umum mengatasi segala undang-undang
- Principus Legibus Solutus Est berarti raja memb
uat undang-undang untuk negara dan hanya raja
yang dapat mengurus kepentingan rakyat dan neg
ara.

TIPE-TIPE NEGARA HUKUM - Polizei Staat dengan tujuan Kemakmuran Negara


merupakan tipe negara absolut yang mendudukan
pemerintah sebagai pelaksana kemakmuran rakya
t.
- Negara Hukum Liberal dengan tujuan kemakmur
an Individu merupakan tipe negara dimana rakyat
aktif mencari kemakmuran sedangkan tugas pem
erintah adalah penjaga malam atau nachtwachter
staat.
- Negara Hukum Formil yang lahir karena kebutuh
an bentuk hukum tertentu (formil) atau formalitas
dalam bentuk undang-undang untuk mendasari ti
ndakan penguasa. Menurut Julius Stahl syarat ne
gara hukum formil diantaranya:
1. Pengakuan terhadap HAM
2. Pemisahan kekuasaan negara
3. Pemerintahan berdasarkan Undang-undang
4. Adanya Pengadilan Administrasi
- Negara Hukum Materil atau Welfare State meme
ntingkan isi materi negara yaitu kemakmuran rak

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


yat. Isi ini merupakan tujuan utama yaitu kondisi
welfare dari seluruh rakyat. Penguasa dapat berti
ndak tanpa undang-undang untuk kepentingan ra
kyat yang nyata.

BENTUK NEGARA

Topik Notes

TRADISIONAL Dibagi menjadi 3, yaitu monarki, aristokrasi, dan polit


eia.
- Monarki adalah suatu kekuasaan negara dipegang
oleh satu orang tunggal yang berkuasa, dan berbak
at, dan mempunyai sifat-sifat yang unggul daripad
a warga negara lainnya.
- Aristokrasi adalah bentuk negara dimana pemerint
ahan dijalankan oleh sekelompok orang yang mer
upakan cendekiawan atau ahli filsafat melaksanak
an pemerintah berdasarkan kepentingan rakyat
- Politeia adalah bentuk negara yang pemerintahann
ya dilaksanakan oleh seluruh orang yang untuk m
enjalankan kepentingan rakyat

MODERN Dibagi menjadi 2, yaitu:


- Monarki, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kehendak ditentukan oleh satu orang (Jelli
nek)
b. Kepala negara diangkat secara turun temur
un (L.Duguit)
c. Berlaku asas ketidaksamaan atau ongelijkh

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


eid (Van Koelreutter)
- Republik, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kehendak ditentukan oleh permusyawarat
an majelis (Jellinek)
b. Kepala negara dipilih melalui pemilihan u
mum (L. Duguit)
c. Berlaku asas kesamaan (gelijkheid)

BENTUK LAIN Bentuk negara dapat menggabungkan masalah bentuk


negara dan bentuk pemerintahan dengan karakteristik s
ebagai berikut:
a) Sistem Parlementer dimana hubungan antara bada
n eksekutif dan badan legislatif relatif erat. Raja
merupakan kepala negara sedangkan Perdana Me
nteri merupakan Kepala Pemerintahan. Parlemen
dapat menjatuhkan kabinet dengan mosi tidak per
caya.
b) Sistem Presidensil dimana terdapat pemisahan ya
ng tegas antara badan eksekutif, legislatif, dan yu
dikatif. Kepala Negara merupakan fixed excecutiv
e. Parlemen tidak dapat menjatuhkan kabinet.
c) Sistem Swiss dimana badan legislatif tunduk pada
kontrol langsung rakyat. Berupa inisiatif rakyat da
n referendum (permintaan persetujuan terhadap ke
bijakan pemerintah).

Selain itu, terdapat juga pembahasan mengenai masala


h bentuk negara dalam dua golongan, yaitu:
a) Demokrasi menurut Dr.Jitta memiliki dua pengert
ian yang berhubungan dengan masalah bentuk neg

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


ara.
- Methods of Decision Making atau demokrasi d
alam arti formil. (Bentuk dan pemerintahan)
- Contents of Decision Making atau demokrasi d
alam arti material. (Keadaan sosial, ekonomi d
an kebudayaan)
b) Demokrasi Menurut Bonger juga melihat semang
at anggota dan tidak hanya bentuknya saja. Demo
krasi menjamin kebebasan dan persamaan.

Kriteria Menentukan Bentuk Negara Menurut C.F. Strong lima macam kriteria yang menent
ukan bentuk negara diantaranya :
a) Melihat bentuk negara apakah kesatuan atau serik
at Melihat konstitusi apakah dinaskahkan atau tida
k (revolusi, konvensi, dan coup d’etat)
b) Melihat susunan kamar badan perwakilannya
c) Melihat sistem pemerintahannya, dan
d) Melihat sistem hukum yang berlaku (rule of law a
tau rechtstaat)

RUANG LINGKUP ILMU NEGARA

Topik Notes

OBJEK Objek Ilmu Negara yaitu negara dari sifat atau pengertiannya yang abstrak-
umum-universal sebagaimana diuraikan di atas tersebut perlu dibicarakan te
rkait tiga pokok seperti berikut:

1. Asal mula negara,

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


2. Hakikat negara, serta
3. Bentuk-bentuk negara dan pemerintah.

RUANG LI Ruang Lingkup: 


NGKUP
1. Mengenai asal mula negara, itu yang dimaksud bukanlah asal mula,
atau terbentuknya suatu negara yang konkrit, negara Indonesia, Jepa
ng, Inggris, misalnya bukan itu yang dimaksud. Akan tetapi, asal m
ula atau terbentuknya apa atau sesuatu yang dinamakan negara. Neg
ara dalam pengertiannya yang abstrak-umum-universal tadi. Jadi, te
gasnya apa yang dinamakan negara itu adanya hanya ada dalam ala
m pikiran, dalam angan-angan. Artinya kita memikirkan adanya ses
uatu, sesuatu itu kemudian kita angkat ke alam pikir, dan di sinilah k
ita membayangkan adanya apa yang dinamakan negara itu.
2. Mengenai hakikat negara, ini pun yang dimaksud bukanlah hakikat
daripada negara tertentu, melainkan yang dimaksud adalah hakikat d
aripada apa yang dinamakan negara itu tadi. Apakah itu merupakan
keluarga yang besar, atau suatu alat, atau suatu wadah, atau organisa
si atau perkumpulan, ini nanti akan dijumpai pendapat-pendapat ban
yak sekali dari para ahli terkait dengan hakikat negara.
3. Mengenai bentuk negara, ini pun tidak ditujukan pada negara tertent
u saja atau negara yang konkrit, tetapi dibicarakan tentang bentuk-b
entuk negara pada umumnya yang dipastikan bentuk-bentuk negara
ini memiliki keanekaragaman bagi negara-negara di dunia. Dalam h
al ini tidak bicara tentang bentuk negara Indonesia, Inggris atau neg
ara Jepang, tetapi bentuk negara pada umumnya.

SYARAT KEILMUAN ILMU NEGARA

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


Topik Notes

SYARAT KEIL Suatu ilmu harus memiliki syarat terminologi sistematik metode dan o
MUAN ILMU N bjektif. Suatu ilmu pengetahuan modern lahir dari ilmu pengetahuan y
EGARA ang sebelumnya dan pengetahuan asalnya dari pengetahuan itu sendiri
sebelum ia berubah menjadi ilmu yaitu suatu pengetahuan memiliki sy
arat-syarat keilmuan. Adapun ciri dari ilmu pengetahuan modern antar
a lain;
1. Empiris, yaitu sesuai dengan kenyataan
2. Immanent, yaitu dapat dikembalikan kepada hal-hal yang nyata
sebagai contoh misalnya
dalam hukum segala kerangka pemikiran hukum harus dapat dike
mbalikan kepada rakyat
nyata.
3. Fungsional, yaitu bias mencerminkan hal-hal yang fungsional be
kerja berdasarkan fungsinya
sehingga ada suatu kaitan antara satu aspek dengan aspek lainnya
berdasarkan fungsinya sebagai contoh misalnya dalam pembagia
an kekuasaan oleh montesquieu terdiri atas; legislatif, yudikatif, e
ksekutif. Pembagian ini berdasarkan pada fungsi masing-masing
namun saling menunjang dan bekerja sama kooperatif fungsional
4. Dialektis, yaitu memiliki sifat dialogis, atau Tanya jawab mengg
ali pengertian baru solusi baru. Adapun metode dialektika yang d
ikemukakan oleh heidegger yaitu; mencari thesis, mencari antites
e, dan menciptakan proses dialogis sehingga menciptakan penger
tian atau solusi baru. Di mana proses dari pada metode ini adalah
dimulai dari tesis dan antitesis sehingga terjadi suatu sintesis yan
g pada akhirnya melahirkan jalan tengah atau kompromistis
5. Dinamis, yaitu mengikuti perkembangan yang ada di masyaraka

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


t.
6. Bermanfaat, yaitu berdaya guna bagi kepentingan masyarakat di
mana kepentingan kehidupan
harus jelas.

PENGERTIAN DAN SENDI POKOK

Topik Notes

PENGERTIAN DAN Ilmu Negara adalah ilmu pengetahuan yang membahas mengkaji
SENDI POKOK pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok Negara. Pen
gertian-pengertian pokok itu bersifat status sedangkan sendi-send
i pokok bersifat dinamis selalu berubah mengikuti perkembangan
zaman. 

PENGERTIAN NEG Negara berasal dari kata statum bahasa latin artinya menempatka
ARA n dalam keadaan berdiri kemudian berkembang menjadi staat (ba
hasa Belanda dan Jerman). Menurut Logemann, negara adalah ya
ng bertujuan mengatur masyarakat dengan kekuasaannya itu. Ne
gara memiliki sifat:
1. Memaksa, artinya mempunyai kekuasaan untuk menggunak
an kekerasan fisik secara legal
2. Monopoli, yaitu terhadap kegiatan-kegiatan yang menyangk
ut hajat hidup orang banyak
3. Mencakup semua, untuk mencapai tujuan maka Negara men
geluarkan berbagai bentuk
peraturan perundang-undangan bagi semua orang tanpa kecu
ali.

UNSUR-UNSUR NE Unsur-unsur negara atau syarat berdirinya negara adalah syarat-s

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


GARA yarat yang perlu dipenuhi suatu entitas agar dapat berdiri sebagai
negara yang merdeka dan berdaulat. Syarat-syarat negara dikemu
kakan baik oleh ahli (Oppenheim Lauterpacht) maupun melalui
Konvensi Internasional (Konvensi Montevideo).
Menurut Oppenheim Lauterpacht, syarat negara terdiri atas:
1. Rakyat, yaitu semua orang yang berada didalam suatu Negar
a atau menjadi penghuni Negara. Penduduk adalah setiap ora
ng yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu w
ilayah Negara.
2. Wilayah adalah wilayah yang menunjukan batas-batas dima
na Negara itu sungguh-sungguh dapat melaksanakan kedaul
atan.
3. Pemerintah yang berdaulat, pemerintah dalam arti luas adala
h gabungan dari semua lembaga kenegaraan atau gabungan
dari semua alat perlengkapan Negara legislatif eksekutif yud
ikatif sedangkan pemerintah dalam arti sempit adalah lemba
ga eksekutif.
4. Pengakuan Negara lain, ada dua macam yaitu:
- Pengakuan de facto, yaitu pengakuan terhadap suatu Neg
ara berdasarkan kenyataan adanya Negara.
- Pengakuan de jure, yaitu pengakuan terhadap sahnya suat
u Negara berdasarkan pertimbangan menurut hukum.

Unsur (1), (2), dan (3) merupakan unsur pokok/konstitutif sement


ara unsur (4) merupakan unsur tambahan/deklaratif. Perbedaan u
nsur negara menurut Lauterpacht dengan yang berdasarkan konst
itusi adalah pada syarat ke (4). Dalam konvensi Montevideo isiny
a bukan pengakuan, melainkan kemampuan untuk memasuki per
gaulan internasional dengan negara lain.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


METODE PENYELI Metode Penyelidikan dalam Ilmu Negara: 
DIKAN ILMU NEGA Terdapat beberapa metode penyelidikan dalam ilmu negara, antar
RA a lain:
1. Metode deduksi, yaitu suatu metode berdasarkan proses pen
yelidikan atas asas-asas bersifat umum yang dipergunakan u
ntuk menerangkan peristiwa-peristiwa khusus (tertentu) atau
penjelasan-penjelasan teoritis yang bersifat umum terhadap f
akta-fakta yang bersifat konkrit.
2. Metode induksi, yaitu suatu metode yang merupakan kesimp
ulan-kesimpulan umum yang diperoleh berdasarkan proses p
emikiran setelah mempelajari peristiwa-peristiwa khusus ata
u peristiwa-peristiwa konkrit.
3. Metode dialektis, yaitu metode yang dilakukan dengan cara
Tanya jawab atau dialog untuk mencoba mencari pengertian-
[engertian tertentu
4. Metode filosofis, yaitu suatu metode yang dalam proses peny
elidikannya meninjau serta membahas objek penyelidikanny
a secara abstrak idiil
5. Metode perbandingan, yaitu suatu metode dengan mengada
kan perbandingan antara kedua objek penyelidikan atau lebih
untuk menambah dan memperdalam pengetahuan tentang obj
ek-objek yang diselidiki.
6. Metode sejarah, yaitu metode yang didasarkan terhadap anal
isis dari kenyataan-kenyataan sejarah yang ditinjau pertumbu
han dan perkembangannya sebab akibatnya sebagaimana ter
wujud dalam sejarah dan dri penyelidikan disusun asas-asas
umum yang dapat dipergunakan.
7. Metode sistematik, yaitu metode yang berdasarkan secara m
enghimpun bahan-bahan yang sudah tersedia terhadap baha

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


n-bahan itu dilakukan pelukisan penguraian dan penilaian ke
mudian dilakukan klasifikasi ke dalam golongan-golongan di
dalam suatu sistematik.
8. Metode hukum, yaitu metode yang didalam proses penyelidi
kannya meninjau serta membahas objek penyelidikan dengan
menitikberatkan kepada segi-segi yuridis, sehingga factor-fa
ktor yang bersifat non yuridis dikesampingkan.
9. Metode sinkretis, yaitu suatu metode yang didalam proses p
enyelidikannya meninjau serta membahas objek penyelidika
nnya dengan cara menggabungkan faktor-faktor baik yang be
rsifat yuridis maupun non yuridis.
10. Metode fungsional, yaitu suatu metode yang didalam proses
penyelidikannya meninjau serta objek penyelidikannya deng
an menggandengkan dengan baik gejala-gejala dalam dunia i
ni masing-masing tidak terlepas satu sama lainnya melainkan
terdapat hubungan yang timbal balik atau interdependent.

NEGARA HUKUM D Hukum tentang kekuasaan adalah bahwa terdapat dua bentuk yan
AN KEKUASAAN g dibedakan yaitu hukum objektif dan hukum subjektif. Hukum o
bjektif adalah kekuatan pengaturan dan hukum subyektif adalah
kekuasaan yang diatur oleh hukum objektif. Oleh karena itu, ia b
erpendapat bahwa hukum satu tangan adalah kekuatan, tetapi buk
an hukum. Undang-undang baru dapat bergerak jika disertai oleh
kekuatan sebagaimana dinyatakan oleh Harun Whole (1998: 118)
"Hukum dapat bergerak karena kekuasaan (kekuasaan), kekuasaa
n dapat bergerak karena kekuatan (force), tetapi kekuasaan dan k
ekuasaan harus diatur oleh hukum hukum di negara bagian adala
h hukum dan kebiasaan dan sumber hukum lainnya. Manifestasi
kekuasaan adalah pemerintah atau pemerintah, dan manifestasi k

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


ekuasaan adalah kekuatan bersenjata".

Dari pandangan di atas, jelas menunjukkan bahwa undang-undan


g mensyaratkan adanya kekuasaan, tetapi undang-undang tidak a
kan mengizinkan kekuatan untuk mengendarainya. Sering ada ko
mplikasi antara keduanya karena kekuasaan dalam berbagai bent
uk tidak menerima sanksi, bahkan terlalu jauh dalam hukum baik
dalam perwujudan dan dalam pelaksanaan atau penegakannya.

Idealnya dalam hal ini, hukum harus bekerja untuk memberikan s


tandar perilaku dalam bentuk pembatasan kekuasaan selain meny
alurkan atau memberdayakan orang-orang tertentu. Dalam hal in
i, menyatakan "Hukum adalah sumber kekuasaan, karena itu adal
ah kekuatan yang didistribusikan di masyarakat."

NILAI DAN FUNGSI ILMU NEGARA

Topik Notes

NILAI Nilai Ilmu Negara antara lain:


1. Totalitas yaitu objek penyelidikan dapat diselidiki secara menyeluruh atau
als ganzheit yang tidak tertuju semata-mata pada satu Negara tertentu saja
2. Umum yaitu nilai yang tidak dapat dari gambaran secara keseluruhan yan
g mengandung genus begrip bukannya species begrip.
3. Abstrak yaitu nilai yang tidak nyata dan diperoleh sebagai akibat dari nila
i-nilai totalitas dan umum
4. Teoritis yaitu perumusan dan konkretisasi cita-cita sebagai lawan nilai pra
ktis
5. Bebas nilai yaitu netral yaitu yang tidak dipengaruhi oleh waktu, tempat,
dan keadaan selaku factor-faktor yang variable sifatnya.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


FUNGSI  Fungsi Ilmu Negara adalah sebagai pengantar untuk mata kuliah lain pada caba
ng-cabang ilmu kenegaraan seperti contoh Hukum Tata Negara dan Hukum Ad
ministrasi Negara.

HUBUNGAN ILMU NEGARA DENGAN ILMU LAINNYA

Topik Notes

ILMU NEGARA D Hubungan ilmu Negara dengan ilmu hukum adalah karena memilik
ENGAN ILMU HU i objek penyelidikan yang sama yaitu Negara dalam hal ini adalah r
KUM akyat karena hukum itu berada dalam Negara dan objek hukum itu
adalah rakyat itu sendiri. Hubungan ini terlihat jelas misalnya dala
m tolak ukur status hukum seseorang status hukum berdasarkan ket
urunan yaitu disebut ius sanguinis dan status hukum berdasarkan te
mpat kelahiran yang disebut dengan ius soli. Suatu Negara dapat m
enghasilkan unsur-unsur rakyat yang menjadi potensi negatif dan p
otensi positif, potensi negatif yaitu dimana Negara tidak siap meng
hadapi masa yang akan datang dimana Negara tidak menyiapkan la
pangan kerja yang luas, sehingga terjadi pengangguran . sedangkan
potensi positif yaitu dimana Negara memenuhi segala sesuatu yang
menjadi hak rakyat, misalnya Negara menetapkan upah terendah y
ang baik terhadap buruh atau lebih dikenal dengan UMR.

ILMU NEGARA D Segala hasil penyelidikan ilmu Negara sebagai ilmu pengetahuan y
ENGAN ILMU PO ang bersifat teoritis dipraktekan oleh ilmu politik sebagai ilmu pen
LITIK getahuan yang bersifat praktis.

PERBEDAAN ILM Perbedaan antara ilmu negara dan ilmu politik, Herman Heller men
U NEGARA DAN I yimpulkan berbagai pendapat sebagai berikut:
LMU POLITIK 1. Ada sarjana yang menganggap ilmu politik sebagai suatu ilmu

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


pengetahuan praktis yang ingin membahas keadaan dalam ken
yataan, sedangkan ilmu negara dinamakan ilmu pengetahuan y
ang teoritis sangat mementingkan segi normatif.
2. Ada segolongan sarjana yang menganggap bahwa ilmu politik
mementingkan sifat-sifat dinamis dari negara, yaitu proses-pro
ses kegiatan dan aktivitas negara; perubahan negara yang teru
s-menerus yang disebabkan oleh golongan-golongan yang me
mperjuangkan kekuasaan. Subjek ilmu politik ialah gerakan-g
erakan dan kekuatan- kekuatan di belakang evolusi yang terus-
menerus. Sebaliknya, ilmu negara dianggap lebih mementingk
an segi-segi statis dari negara, seolah-olah negara adalah beku,
dan membatasi diri pada penelitian lembaga kenegaraan yang r
esmi.
3. Dianggap ilmu negara lebih tajam konsep-konsepnya dan lebi
h terang metodologinya, tetapi ilmu politik dianggap lebih kon
kret dan lebih mendekati realitas.
4. Perbedaan yang praktis ialah bahwa ilmu negara lebih mendap
at perhatian dari ahli hukum, sedangkan ahli-ahli sejarah dan s
osiologi lebih tertarik kepada ilmu politik.

Menurut konsepsi ilmu politik modern, ilmu politik tidak dapat dip
isahkan dari aspek yang bersifat yuridis, yaitu harus memperhatika
n lembaga-lembaga negara secara yuridis formal yang menjadi fok
us kajian ilmu negara. Masalah-masalah pokok yang menjadi pemb
ahasan ilmu politik terutama berpusat pada fenomena kekuasaan, k
hususnya mengenai organisasi negara ataupun yang mempengaruhi
pelaksanaan tugas-tugas negara. Oleh karena itu, dapat dikatakan b
ahwa hubungan antara ilmu negara dan ilmu politik terjalin hubung
an yang saling melengkapi (komplementer).

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


ILMU NEGARA D Ilmu Negara yang merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki
ENGAN HUKUM T pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok Negara dapat
ATA NEGARA memberikan dasar-dasar teoritis yang bersifat umum untuk Hukum
Tata Negara.

DAFTAR PUSTAKA
LATIHAN SOAL
PILIHAN GANDA

No. Soal Pilihan Ganda

1. Terminologi ilmu negara berasal dari baha a. Belanda dari istilah staatsheid
sa b. Jerman dari istilah staatslehre
c. Belanda dari istilahstaatslehre
d. Jerman dari istilah staatsleer

2.  Buku yang menjadi rujukan dalam melaku a. Staatslehr karya Herman Heller
kan klasifikasi konsepsi ilmu negara adala b. Geist–Kultur–Gesellschaf karya Be
h rnward Grünewald
c. Studiën over Recht en Staat karya
Roelof Kranenburg
d. Allgemeine Staatslehre karya Geor
g Jellinek

3.  Bapak ilmu negara adalah  a. Roelof Kranenburg


b. Soehino
c. Georg Jellinek
d. Hermann Heller

4. Objek ilmu Negara adalah a. Negara dalam pengertian yang abstr

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


ak, umum, dan universal
b. Negara dalam pengertian yang kon
kret, umum, dan universal
c. Negara dalam pengertian yang abstr
ak, khusus, dan universal
d. Negara dalam pengertian yang kon
kret, khusus, dan universal

5.  Keistimewaan analisis Jellinek dalam buk a. Sistematis


unya terkait ilmu negara adalah b. Terstruktur
c. Hierarki
d. Acak

6.  Jellinek membagi ilmu negara menjadi  a. Gemeinschaft dan rechtwissenscha


ften
b. Staatswissenschaft dan gesellschaf
t
c. Gemeinschaft dan gesellschaft
d. Staatswissenschaf dan rechtwissen
schaft

7. Perbedaan Herman Heller dalam menjelas a. Berfokus pada perkembangan dan c


kan ilmu negara dibandingkan dengan ahli iri khusus setiap negara
yang lain adalah b. Berfokus pada negara secara umum
c. Berfokus pada bentuk dan asal mula
negara
d. Berfokus pada hakikat negara

8.  Roelof Kranenburg dalam bukunya mende a. Ilmu pengetahuan yg menyelidiki a


finisikan ilmu negara adalah sas-asas pokok dan pengertian poko

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


k tentang negara dan hukum tata ne
gara
b. Ilmu yang menyelidiki atau membi
carakan negara
c. Ilmu tentang negara, dimana diadak
an penyelidikan tentang sifat hakika
t, struktur, bentuk, asal mula, ciri-ci
ri serta seluruh persoalan di sekitar
negara
d. Ilmu yang menyelidiki pengertian p
okok dan sendi-sendi pokok
daripada negara dan hukum negara
pada umumnya

9. Dibawah ini yang menjadi bagian dari kaji a. Teori kedaulatan


an mengenai allgemeine staatslehre adala b. Teori unsur negara
h, kecuali c. Teori hakikat negara
d. Teori bentuk negara

10. Ilmu negara  a. Asal mula negara


b. Perkembangan negara
c. Bentuk-bentuk negara
d. Sifat hakikat negara

11.  Relasi ilmu negara dan hukum tata negara a. Ilmu negara menjelaskan hukum tat
adalah  a negara
b. Hukum tata negara menjelaskan ilm
u negara
c. Ilmu negara tidak menjelaskan huku
m tata negara

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


d. Ilmu negara dan hukum tata negara
saling menjelaskan

12.  Hubungan antara ilmu negara dan ilmu pol a. Suplementer


itik adalah b. Komplementer 
c. Subside
d. Primer

13.  Ilmu negara tertambat pada dua bidang ilm a. Sosiologi dan antropologi
u, yaitu  b. Sosiologi dan sosiatri
c. Sosiologi dan psikologi
d. Sosiologi dan filsafat

14.  Peran ilmu negara dalam relasi antara ilmu a. original science
negara dan hukum tata negara adalah  b. pure science
c. nature science
d. social science

15.  Objek hukum tata negara adalah a. Negara dalam konteks umum dan ko
nkret
b. Negara dalam konteks umum dan ab
strak
c. Negara dalam konteks spesifik dan
konkret
d. Negara dalam konteks spesifik dan a
bstrak

16.  Ilmu politik adalah ilmu pengetahuan yang a. gejala-gejala pemerintahan


membahas faktor yang konkret terutama b b. gejala-gejala kekuasaan
erpusat pada  c. gejala-gejala masyarakat
d. gejala-gejala negara

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


17.  Peran hukum tata negara dalam relasi anta a. imitated science
ra ilmu negara dan hukum tata negara adal b. featured science
ah  c. modified science
d. applied science

18. Bentuk pemerintahan yang tidak sempurna a. Monarki


menurut Aristoteles, yaitu b. Aristokrasi
c. Demokrasi
d. Politeia

19 Menurut Plato, Ilmu Negara diajarkan seb a. Civics


agai b. Politik
c. Hukum
d. State

20 Suatu Pemerintahan yang dilaksanakan ole a. Tyranie


h rakyat, sangat memperhatikan kepenting b. Monarkhi
an rakyat, dan sangat memperhatikan kepe c. Demokrasi
ntingan umum, dan sangat menghargai per d. Oligarki
samaan serta kebebasan. Pemerintahan ter
sebut menurut Polybius adalah

21 Ilmu negara memandang, menyelidiki, me a. Abstrak - umum - universal


mpelajari objeknya negara dalam pengerti b. Umum - universal - abstrak
an c. Universal - abstrak - umum
d. Abstrak - umum - universal

22 Meskipun sama-sama mempelajari negara, a. Abstrak-konkrit-universal


namun terdapat perbedaan antara Ilmu Ne b. Abstrak-umum-universal
gara dengan ilmu kenegaraan, yaitu terleta c. Umum-konkrit-terbuka
k pada sifatnya. Ketika mempelajari Ilmu d. Universal-konkrit-tertutup

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


Negara, maka negara yang dimaksud mem
iliki sifat

23 Ketika mempelajari ilmu kenegaraan (Huk a. Abstrak


um Tata Negara dan Hukum Administrasi b. Umum
Negara), negara yang dimaksud memiliki s c. Universal
ifat d. Konkrit

24 Makna abstrak dalam mempelajari Ilmu N a. Tidak terikat dengan waktu, tempat,
egara yang dimaksud adalah dan keadaan
b. Terikat dengan waktu, tempat, dan k
eadaan
c. Sudah menunjuk pada satu negara te
rtentu
d. Sudah ditentukan negaranya

25 Demokrasi berasal dari kata “demos” dan 1. Rakyat dan pemerintahan


“kratos” yang berarti 2. Pemerintahan dan rakyat
3. Rakyat dan pahlawan
4. Keadilan dan pemerintahan

ESAI

1. Jelaskan pendapat para ahli dalam mendefinisikan ilmu negara?


2. Jelaskan obyek ilmu negara!
3. Jelaskan apa arti Ilmu Negara dan perbedaanya dengan HTN?
4. Jelaskan pembagian ilmu kenegaraan menurut Georg Jellinek!
5. Jelaskan bagian yang dibahas dalam allgemeine staatslehre menurut Georg Jellinek!
6. Jelaskan keterkaitan ilmu negara dengan filsafat!
7. Jelaskan hubungan ilmu negara dengan hukum tata negara!

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


8. Jelaskan hubungan ilmu negara dengan ilmu politik!
9. Jelaskan perbedaan ilmu negara dengan ilmu politik!
10. Jelaskan perbedaan ilmu negara dengan hukum tata negara!
11. Jelaskan pangkal dari ilmu negara?
12. Jelaskan apa arti teori Receptie serta 4 macam fase dari proses masuknya teori recprie
tersebut ke Eropa Barat!
13. Jelaskan Pendapat Logemann dan Max Webber mengenai sumber-sumber kewibawaa
n!
14. Negara memiliki berbagai monopoli kekuasaan seperti mencetak uang, menyatakan p
erang dan damai, menjatuhkan hukuman mati. Sehubungan dengan hal tersebut, sebut
kan tiga macam dasar untuk membenarkan kewenangan tersebut ditinjau dari teori pe
mbenaran negara!
15. Jelaskan secara rinci berbagai cara peninjauan mengenai bentuk negara!

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


Lembar Jawaban

Pilihan Ganda

1. B
2. D
3. C
4. A
5. A
6. D
7. A
8. C
9. C
10. B
11. D
12. B
13. D
14. B
15. C
16. B
17. D
18. C
19. A
20. C
21. A
22. B
23. D
24. A

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


Esai

1. Menurut Roelof Kranenburg, Ilmu Negara adalah ilmu tentang negara, dimana diadak
an penyelidikan tentang sifat hakikat, struktur, bentuk, asal mula, ciri-ciri serta seluru
h persoalan di sekitar negara. Lebih lanjut, Hermann Heller dalam bukunya Staatslehr
e lebih menitikberatkan pengertian ilmu negara dari sesuatu negara yang lebih menyes
uaikan dirinya dengan perkembangan dan mempunyai ciri-ciri khusus yang mungkin t
idak dimiliki oleh negara-negara lain. Dalam pandangan Soehino, ilmu negara adalah
ilmu yang menyelidiki atau membicarakan negara, ini telah nyata ditunjukkan sendiri
oleh namanya. C.S.T Kansil lebih berfokus bahwa ilmu negara adalah ilmu pengetahu
an yang menyelidiki/mempelajari sendi (asas-asas pokok) dan pengertian tentang neg
ara. Hal tersebut senada dengan Moh. Koesnardi yang menyebut sebagai ilmu pengeta
huan yang menyelidiki asas-asas pokok dan pengertian pokok tentang negara dan huk
um tata negara.

2. Obyek dari ilmu negara adalah mengkaji lebih lanjut mengenai asal mula negara, haki
kat, dan bentuk negara pada umumnya.

3. Ilmu negara adalah ilmu yang membahas pengertian-pengertian pokok dan sendi-send
i pokok tentang negara.
a. Pengertian pokok tentang negara adalah mengenai hal hal yang pada umumnya m
empunyai pengertian yang sama.
b. Sendi-sendi pokok tentang negara adalah isi yang berbeda karena pengaruh panda
ngan hidup negara dan kondisi masyarakat setempat.
Perbedaan ilmu negara dengan HTN atau HAN adalah objek pembahasannya yaitu ne
gara.
a. Objek pembahasan ilmu negara bersifat abstrak, negara tidak terikat pada waktu d
an tempat tertentu.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


b. Ilmu negara bersifat teoritis, abstrak, dan universal yang berlaku pada setiap nega
ra. Tidak dapat dipraktekan langsung ke kehidupan bernegara.
c. HTN dan HAN bersifat kongkrit, negara terikat pada waktu dan tempat tertentu.
d. HTN dan HAN mempunyai nilai praktis, karena dapat diterapkan

4. Jellinek membagi ilmu kenegaraan menjadi dua bagian, yaitu


(1) Ilmu negara dalam arti sempit (staatswissenchaften); dan
(2) Ilmu pengetahuan hukum (rechtwissenschaften).

5. Allgemeine staatslehre membahas mengenai:


(1) Teori kedaulatan;
(2) Teori unsur-unsur negara;
(3) Teori fungsi negara;
(4) Teori bentuk negara dan pemerintahan;
(5) Teori konstitusi; Teori alat-alat perlengkapan negara;
(6) Teori perwakilan;
(7) Teori sendi-sendi pemerintahan; dan
(8) Teori kerjasama antarnegara.

6. Menurut klasifikasi konsepsi ilmu negara menurut Jellinek, ilmu negara merupakan b
agian tidak terpisahkan dari ilmu kenegaraan (staatswissenschaft) yang kesemuanya b
erpangkal pada ilmu-ilmu sosial yang memiliki karakter empiris umum berdasarkan p
emahaman makna jiwa dari ilmu (geisteswissenschaft). Secara sederhana tersirat bah
wa ilmu negara berpangkal dari filsafat sebagai sumber dari segala ilmu.

7. Hukum tata negara memiliki sifat praktis (applied science) yang bahannya diselidiki,
dikumpulkan, dan disediakan oleh pure science dalam ilmu negara.

8. Masalah-masalah pokok yang menjadi pembahasan ilmu politik terutama berpusat pa


da fenomena kekuasaan khususnya mengenai organisasi negara ataupun yang mempe

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


ngaruhi pelaksanaan tugas-tugas negara. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubu
ngan antara ilmu negara dan ilmu politik terjalin hubungan yang saling melengkapi (k
omplementer).

9. Pertama, ilmu negara mempergunakan metode atau pendekatan yuridis, sedangkan il


mu politik mempergunakan metode sosiologis, yakni dengan memperhatikan faktor-fa
ktor sosial atau sosiologis dan kemasyarakatan lainnya. Dilihat dari metodologi yang
digunakan, ilmu negara lebih tajam konsep-konsepnya, tetapi ilmu politik dianggap le
bih konkret dan mendekati realitas. Kedua, ilmu negara merupakan ilmu yang bersifat
teoritis dan sangat mementingkan segi normatif, karena itu kurang dinamis, sedangka
n ilmu politik adalah ilmu pengetahuan praktis yang ingin membahas keadaan dalam
kenyataan menekankan pada faktor-faktor yang konkret terutama berpusat pada gejal
a-gejala kekuasaan, baik mengenai organisasi negara maupun yang mempengaruhi pel
aksanaan tugas-tugas negara. Oleh karena itu, ilmu politik lebih bersifat dinamis dan h
idup.

10. Ilmu negara membahas hal-hal yang mendasar dari negara sehingga sifatnya umum, a
bstrak, dan universal maka kajian lebih lanjut mengenai negara dalam arti spesifik dan
konkret ada pada hukum tata negara.

11. Ilmu negara di suatu ujung tertambat pada sosiologi dan di ujung yang lain ada pada il
mu filsafat.

12. Receptie adalah teori tentang kodifikasi hukum yang masuk ke Eropa Barat melalui pe
ninjauan dan penerimaan kembali terhadap hukum yang lampau.
Fase receptie :
 Theoritische receptie
- Pada masa ini sarjana Eropa barat menerima hukum Romawi kuno.
- Para sarjana menganggap hukum tsb lebih tinggi dari hukum di negara eropa
barat.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


- Para sarjana mempelajari langsung ke Romawi, lalu kembali ke negara
masing masing
 Praktische receptie
- Sarjana yang kembali mendapat jabatan hakim atau jabatan administrasi
lainnya.
- Melalu praktek pengadilan dan kegiatan adm lainnya, masyarakat negara
eropa barat menerima hukum romawi.
 Intinya ilmu-ilmu hukum romawi ini diterapkan dalam pekerjaan yang didapat
para sarjana
 Wetenschappelijke receptive
Negara mendirikan fakultas dan perguruan tinggi sendiri, agar tidak perlu ke luar
negeri atau ke romawi untuk belajar.
 Positieve rechtelijke receptive
Hukum romawi diletakan pada hukum positif masing masing negara. Contohnya
kodifikasi napoleon yang 90% berasal dari romawi

13. Max Webber mengemukakan 3 sandaran yang menjadi sumber kewibawaan :


a. Charismatische Gezag (kewibawaan karismatis), yaitu kewibawaan yang timbul
karena kelebihan seseorang, walaupun diakui tetapi tidak dapat ditelaah rasio. Mi
salnya kewibawaan seorang Nabi atau Rasul.
b. Traditionelle Gezag (kewibawaan tradisional), yaitu kewibawaan yang diakui kar
ena tradisi dan sudah bertahan lama. Misalnya kewibawaan raja secara turun-tem
urun.
c. Rationelle Gezag (kewibawaan rasional), yaitu kewibawaan yang secara rasional
dapat diterima. Misalnya kewibawaan atasan pada bawahannya.
Logemann menyempurnakan teori Webber dengan menambahkan 2 sandaran lagi,
sehingga menjadi 5:
a. Charismatische Gezag, umumnya di bidang agama.
b. Magische Gefundeed Gezag: kewibawaan berasal dari kekuatan gaib.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


c. Traditionelle Gezag: kewibawaan berasal dari tradisi.
d. Rationelle Gefundeerd Gezag: mengaitkan “mythe” sebagai dasar kewibawaan,
karena menurut antropologi budaya dianggap suatu kepercayaan yang benar.
e. Gezag atau kewibawaan yang dikaitkan dengan mythe, yang berdasarkan
keanggotaan suatu kelompok elit yang disebut Gezag Ener Ellit.

14. Teori Theokrasi, teorinya bersifat absolut dan sulit dibantah terutama bagi masyarakat
yang berdasar agama. Teori theokrasi terbagi atas
1. Teori theokrasi langsung, yaitu negara dikembalikan ke kekuasaan yang lebih tin
ggi dari manusia, yaitu kehendak tuhan. Tuhan berkuasa langsung terhadap negar
a, raja atau penguasa dianggap Tuhan atau anak Tuhan
2. Teori theokrasi tidak langsung, yaitu yang memerintah negara adalah raja atau pe
nguasa yang mendapat mandate dari tuhan. Teori ini dikemukakan Agustinus dan
Thomas Van Aquino.
3. Teori Kekuatan
Teori ini memberi dasar pembenaran negara melalui kekuatan jasmani, rohani, da
n ekonomi. Kekuatan jasmani dibahas Voltaire, Thomas Hobbes, Shang Yang, d
an Machiavelli. Kekuatan ekonomi dibahas Karl Marx, H.J Laski, dan Leon Dugu
it.
4. Teori Yuridis, Terbagi peninjauan hukum perdata dan hukum publik
a. Hukum perdata terbagi atas hukum keluarga, hukum benda, dan hukum perja
njian.
b. Hukum publik terdiri dari teori Lex Regia dari golongan Caesarismus, teori
dari golongan Monarchomachen, dan teori tiga tokoh perjanjian masyarakat
(Thomas Hobbes, John Locke, JJ Rousseau)

15. Tipe-tipe utama negara berdasar sejarah kenegaraan dan ciri pokok yang menonjol p
ada masing-masing fase :
a. Tipe Negara Timur Purba:
Yaitu negara teokrasi yang berdasar pada faham keagamaan, cirinya :

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


- Negara dimpin oleh seorang raja.
- Raja dianggap sebagai wakil Tuhan.
- Negaranya bersifat absolute.
b. Tipe Negara Yunani:
Pada masa ini negara memiliki 3 unsur yaitu, wilayah, bangsa, dan
pemerintahan. Cirinya:
- Sebagai Negara kota atau polis.
- Rakyatnya mengenal dan menghayati zoon politicon.
- Rakyat turut aktif dalam kegiatan pemerintahan.
- Memperkenalkan sistem demokrasi langsung.
c. Tipe Negara Romawi
Luas wilayah Romawi sangat luas karena hasil penaklukan negara lain.
Negaranya tidak lagi berbentuk polis. Kedaulatannya menggunakan sistem
demokrasi langsung. Merupakan masa kodifikasi, khususnya hukum perdata.
Tipe Negara Romawi dibagi ke dalam 4 fase:
1. Fase Kerajaan
 Pimpinan negaranya raja.
 Negaranya berbentuk kerajaan dan menganut sistem pemerintahan
seperti kerajaan sparta dari Yunani.
2. Fase Republik
 Fase ini menggunakan teori republik yang terdapat di Yunani.
 Pemerintahan dipegang oleh dua orang konsul yang
menyelenggarakan kepentingan umum.
 Bila terjadi keadaan darurat, rakyat menunjuk pemimpin sementara,
pada umumnya pemimpin ini bersifat dikatator.
3. Fase Principaat
 Negara tidak lagi merupakan negara kota, tetapi negara yang sangat
luas.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA


 Kedaulatan negara diberikan kepada Caesar melalui perjanjian yang
termaktub dalam Lex Regia.
 Rakyat tidak lagi dapat dimintai pertanggung jawabannya, semenara
hanya raja yang dapat menentukan kepentingan umum.
4. Fase Dominaat
 Kekuasaan Caesar absolut dan mutlak. Caesar bersikap kejam dan
sewenang-wenang.
d. Tipe Negara Abad Menengah
Merupakan kelanjutan dari negara Romawi yang banyak dipengaruhi hukum
perdata. Cirinya:
 Bersifat dualistis karena, ada dua macam hak yang berlawanan yang
menjadi dasar terbentuknya negara yaitu hak raja (Rex) dan hak rakyat
(Regnum).
 Adanya sistem Feodalisme, yaitu teori pemilikan atas suatu benda,
dalam hal ini tanah.
 Adanya pertentangan anara gereja dan negara, yang menimbulkan teori
teokrasi yaitu teori keagamaan.
e. Tipe Negara Modern
Cirinya :
 Kekuasaan tertinggi adalah rakyat (sistem demokrasi)
 Pelaksanaannya tidak lagi secara langsung, namun melalui perwakilan.

SEKOLAH HUKUM INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai