Anda di halaman 1dari 29

Materi Mata Kuliah Ilmu Negara

BAB I.
PENGERTIAN, OBJEK DAN METODE ILMU NEGARA
A. Pengertian Ilmu Negara
B. Objek ilmu Negara
C. Metode ilmu Negara
1. M. Observatif;
2. M. Komparatif;
3. M. Dialektis;
4. M. Psikologis Untuk Menjelaskan Negara;
5. M. Hukum Positif Untuk Menjelaskan Negara;
6. M. Mac Iver
BAB II.
ASAL MULA NEGARA
A. Teori-teori Perspektif
1. T. Perjanjian Masyarakat;
2. T. Teokratis;
3. T. Kekuatan;
4. T. Patriakal dan Matriakal;
5. T. Organis;
6. T. Daluwarso;
7. T. Naturalis;
8. T. Idealis
B. Teori Historis atau Teori yang Evolusionistis
BAB III.
HAKEKAT NEGARA
A. Hakekat Negara
B. Teori Negara
1. T. Negara Formal;
2. T. Negara Kapitalis Klasik;
3. T. Negara Marxis Klasik;
4. T. Negara Bonapartis;
5. T. Negara Pluralis;
6. T. Negara Korporatis;
7. T. Negara Strukturalis;
8. T. Negara Organis.

BAB IV.
TUJUAN NEGARA
A. Montesqieu;
B. Teori Lord Shang;
C. Teori Nicollo Mchiavelli;
D. Aristoteles;
E. Teori Dante Alleghire;
F. Teori Immanuel Khan;
G. Tujuan Negara Menurut Kaum Sosialis;
H. Tujuan Negara Menurut Kaum Kapitalis;
I. Teori Theokratis;
J. Teori Negera Kesejahteraan.
BAB V
JENIS DAN BENTUK NEGARA
A. Jenis Negara
1. Negara. Jajahan;
2. Negara. Feodal;
3. Negara. Agama;
4. Negara. Liberal;
5. Negara. Komunis;
6. Negara. Kota/Polis;
7. Negara. Kebangsaan;
8. Negara. Islam;
9. Negara. Modern.
B. Bentuk Negara
1. Negara. Kesatuan / Unitaris
2. Negara. Federal / N. Federasi
a. Perbedaan Negara Kesatuan & Negara. Federal
b. Perbedaan Negara. Serikat dgn Perserikatan Negara.
3. Negara. Dominion
4. Negara. Protektorat
5. Negara. Uni

BAB VI
KEDAULATAN (KEKUASAAN TERTINGGI)

A. Kedaulatan Tuhan
B. Kedaulatan Negara
1. Tunggal
2. Asli
3. Abadi
4. Tidak Dapat dibagi2
C. Kedaulatan Hukum
D. Kedaulatan Rakyat
BAB VII
NEGARA, HUKUM DAN KEKUASAAN
A. Negara dan Hukum
B. Hukum & Kekuasaan
BAB VIII
BENTUK PEMERINTAHAN
A. Bentuk Pemerintahan Klasik Tradisionil (Monarki, Aristokrasi, Demokrasi)
B. Bentuk Pemerintahan Monarki (Absolut, Konstitusional, Parlementer)
C. Bentuk Pemerintahan Republik (Diktator, Oligarki, Demokrasi)
BAB IX
KELEMBAGAAN NEGARA BARU & PERANANNYA DLM KEHIDUPAN
A. Negara Baru
B. Pelembagaan Baru
C. Peranan Negara Baru
BAB X
NEGARA MODERN, KAPITALIS & TOTALITER
A. Negara Modern
B. Kapitalis Modern
C. Negara Totaliter Modern

BAB I.
PENGERTIAN, OBJEK DAN METODE ILMU NEGARA
A. Pengertian Ilmu Negara

- Ilmu negara adlh ilmu yg menyelidiki / membicarakan ttg negara.


- Ilmu yg mempelajari, menyelidiki, / membicarakan negara ( Suhino, 1982 : 1 )
- Ilmu yg menyelidiki & mempelajari hal ikhwal & seluk beluk negara ( Dipolo G.S, 1975 : 9 )
- Ilmu pengetahuan yg menyelidiki asas2 pokok & pengertian pokok ttg negara & hukum tata
negara ( Moh. Koesnardi, 1985 : 7 )
- Ilmu negara umum adlh cabang penyelidikan ilmu muda, tetapi menurut wujudnya mrpkn suatu
cabang yg tua (Krenenburg, 1982 : 9)
B. Objek ilmu Negara
- Diantara ilmu yg berhubungan erat dgn ilmu negara adlh HTN, HTUN, Hk Publik Internasional
& Ilmu Politik.
- Keempat ilmu di atas mmliki objek yg Sama yaitu Negara
- Perbedaannya :
Dalam HTN & HTUN memandang Negara dlm arti yg Kongkrit sedgkn Ilmu Negara
memandang negara dlm pengertian yg Abstrak yaitu objek dlm keadaan terlepas dari tempat,
keadaan & waktu, jadi tegasnya belum mempunyai objek ttt, bersifat abstrak umum
universil ( Suhino, 1982 : 2 )
- Batas2 keempat ilmu di atas adalah sbb :
1. Batas dgn HTN
HTN ada hubungan erat dgn HTN Pemerintahan, keduanya mengenai soal2 kenegaraan. Hasil yg
diperoleh oleh ilmu negara digunakan oleh HTN. Ilmu Negara akan dipakai sbg bhn
penyelidikan oleh HTN utk menjelaskan bgmn bntk negara itu, shg dpt diimplementasikan dlm
praktek HTN;
Rumusan dr Van Vollenhoven :
a. HTN = rangkaian peraturan2 hk yg mndrikn badan2 sbg alat (organ) suatu negara dgn
mmbrikan wewenang2 & mmbagi pekerjaan pemerintah kpd alat2 negara baik yg tinggi maupun
yg rendah kedudukannya.
b. HTUN = rangkaian ketentuan2 yg mengikat alat2 negara tinggi & rendah, pd waktu alat2
negara itu mulai mjlnkan pkerjaan.
Peraturan HTN sbg kerangka landasan bg berdirinya suatu negara / prturan mgenai negara yg
sdg beristirahat/tdk bergerak.
2. Batas dgn HTUN
HTUN bicara negara yg berhubungan dgn ketatausahaan negara, yaitu mengenai hub kekuasaan
satu sama lain, hub pribadi/ pejabat dgn hkm lainnya khususnya mngenai ssnan tgs, wewenang
negara.
HTUN mrpkn cara utk menjlnkan alat2 prlgkapan negara / Mnrt Prof. Oppenheim negara yg
sdg bergerak
Jadi HTN & HTUN mengenai negara ttt, misalnya HTN Inggris, Indonesia dll
3. Batas dgn Hk Publik Internasional
Dlm Ilmu Negara unsur hk sbg rangkaian kaidah2 tdk sbg unsur mutlak, tetapi dlm Hk Publik
Intern unsur kaidah mrkpn unsur yg mutlak.

Hkm publik Internasional pd prinsipnya mgatur hub antara berbagai negara (oknum2 dlm suatu
negara) di dunia dgn tujuan utk mengejar keselamatan & tata tertib dlm masy Intrnsional.
4. Batas dgn Ilmu Politik
Ilmu politik menyelediki negara dari sudut kekuasaan. Sejak adanya negara mk disitulah mulai
ada kekuasaan utk mengatur negara tersebut. Jd ada hub yg erat antr Ilmu Negara dgn Ilmu
Politik.
Yg diseldiki lbh lanjut dlm Ilmu Negara adlh : (1) Asal mula negara, (2) Hakekat Negara, (3)
Bentuk2 Negara.
C. Metode ilmu Negara
1. M. Observatif;
Bekerja dgn mmprhtikan, mnaggapi & mperdlm sesuatunya baik pertumbuhan negara, wilayah,
umatnya, & pemerintahannya.
2. M. Komparatif;
Bekerja dgn studi banding antr negara yg satu dgn negara yg lain.
3. M. Dialektis;
Bekerja dgn Dialektika, dgn mgkonfrontasikan, mnguji fakta2, fenomena yg satu dgn yg lain.
Pola ilmu negara ditentukan oleh 2 kerangka yaitu :
a. Kerangka struktural: dsbt sistemetik, menyusun data rencana kerja yg lengkap dgn bahan yg
ada, merangkum data, fenomena & persoalannya.
b. Kerangka Susunan fungsional / metodik, taktik kerja yg mntukan cara bgmn mlakukan tugas.
4. M. Psikologis Untuk Menjelaskan Negara;
Karena dua alasan (JJ Van Schmid,1978 :183) :
a. Mmplajri pengaruh pikiran dgn perasaan serta naluri manusia dlm hidup bernegara;
b. Mntukan gejala sosial yg sama sekali baru dlm konteks moralitas susunan negara & masy.
5. M. Hukum Positif Utk Menjelaskan Negara;
Mllui metode ini pr penganut teori kedaulatan negara jg mmbrikan gmbaran mgenai negara
hukum, jd utk pemikiran mngenai negara dr sudut ajaran yuridis , diketemukan metode yg sama
dgn metode yg dipakai utk mempljari per UU an.
6. M. Mac Iver
Negara menurut Mac Iver adlh alat masyarakat. Metode yg digunakan bersandar pd sejarah &
perbandingan.

BAB II.
ASAL MULA NEGARA
A. Teori-teori Perspektif
1. T. Perjanjian Masyarakat (Kontrak sosial);

Menganggap Perjanjian sbg dasar neg & masy.


2. T. Teokratis;
Negara sbg buatan Ilahi (Tuhan) krn terjadinya atas kuasa & kehendak Tuhan. Hk Tuhan adlh
sumber dr segala sumber hukum yg berlaku bg masy.
3. T. Kekuatan;
Mrpkn hasil dominasi dr kelompok yg kuat thdp kelompok yg lemah. Negara terbentuk dgn
penaklukan & pendudukan.
4. T. Patriakal dan Matriakal;
Patriakal = Tjdinya negara dr kekuasaan asli kepala keluarga yg pertama kmdian turun-temurun
kpd ayah yg tertinggi dr suatu keluarga.
Matriakal = tdk mengenal pria sbg kepala keluarga, sebaliknya garis keturunan ditarik dr garis
ibu.
5. T. Organis;
Negara dipersamakan dgn makhluk hidup, manusia / binatang. Negara dipandang sbg organisme,
sbg makhluk hidup yg mmpunyai tempat sendiri2 & fungsi sendiri2 pula.
6. T. Daluwarso;
Raja krn daluwarsa mjd pemilik kedaulatan. Di dasarkan ats hk kebiasaan.
7. T. Naturalis;
Negara mrpkn ciptaan alam.
8. T. Idealis (T. Mutlak)
Negara sbg kesatuan yg mistis yg bersifat supranatural. Mrpkn bersifat idealistis krn mrpkn
pemikiran ttg negara sbgmn negara itu seharusnya ada, negara sbg ide.
B. Teori Historis / Teori yg Evolusionistis
Menganggap lembaga2 sosial tdk dibuat, tetapi tumbuh scr sosial yg diperuntukan guna mmnuhi
kebutuhan2 manusia ... (F. Isjwara, 1980 : 1602)
Hubungan plg kecil adlh keluarga inti (nusleus family), kmdian mmbentuk keluarga besar sprt
Clan / marga (bergabung) mmbentuk keluarga besar / desa (bargabung) Desa yg lbh besar =
Negara

BAB III.
HAKEKAT NEGARA
A. Hakekat Negara
Istilah negara dr kata2 asing Staat (Belanda & Jerman) State (Inggris) Etat(Perancis). Arti
tata negara mrpkn organisasi teritorial suatu bangsa. Negara sbg Organisasi Teritorial :

1. H. J Laski negara adlh suatu masy yg diintegrasikn krn mmpunyai wewenang yg bersifat
memaksa & scr Sah lbh agung dr pd individu / kelompok yg mrpkn bag dr masy;
2. Soenarko Organisasi masy yg mpy daerah ttt, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya.
Negara dignkn dlm pengertian Kekuasaan Negara :
1. Logemenn adlh organisasi kekuasaan yg bertuj mengatur masy dgn kekuasaanya
2. Karl Mark adlh suatu kekuasaan bg manusia (penguasa) utk menindas kelas manusia yg lain
Negara sbg Organisasi Masyarakat yg bertuj mengatur & mmlihara masy ttt dgn kekuasaanya.
(M. Solly Lubis, 1982 : 26)
Dpt disimpulkan negara : masyarakat / wilayah yg mrpkn suatu kesatuan politis & didlmya ada
aturan2 yg mgikat
B. Teori Negara
Akar Ideologis
Liberal Marxis
Pra Perang Dunia II T. Negara Formal
T. Negara Kapitalis T. Ngr Marxis Klasik
T. Ngr Bonapartis
Pasca perang Dunia II T. Pluralis
T. Ngr Korporatis T. Ngr Stukturalis
T. Ngr Organis
1. T. Negara Formal;
Yg mliht Ngr sbg lambang formal dgn sdt pandang Normatif & Yuridis.
Fungsi negara = Penjaga tata tertib masy
2. T. Negara Kapitalis Klasik;
Ngr dipandang sbg Organ kemasyarakatan dgn peran yg kecil.
Fungsi = agen Pelayan Sosial kemasyarakatan.
Konsep negara kapitalis mngandung 4 unsur (Anthony G & David H,1987 : 242) :
a. Kekuasaan politik dilarang mengatur produksi mnrt kriterianya sendiri;
b. Kekuasaan politik scr tdk langsung mllui mekanisme pemajakan& ketergantungan pd pasar
kapital & Volume akumulasi pribadi;
c. Maka setiap orang mnduduki posisi kekuasaan;
d. Dlm Rezim politik yg demokratis kelompok manapun dpt mmperoleh kontrol terhdp
kekuasaan negara.
Negara kapitalis jg mempunayai 15 ciri mnrt (Anthony G & David H,1987 : 252)
3. T. Negara Marxis Klasik;
Ngr dipandang sbg Badan yg tdk mandiri & tdk mmliki kepentingannya sendiri.
Fungsi = Manajer yg mengelola kepentingan kelas Borjuis (pemilik modal)

4. T. Negara Bonapartis;
Ngr tdk dpandang sbg Alat Kelas yg berkuasa & Ngr tdk jg dpandang mnj manajer pengelola
kepentngan kaum borjuis. Kaum buruh yg menang.
Fungsi = Alat dr sistem Kapitalis.
5. T. Negara Pluralis;
Ngr sbg Alat yg Netral dr faktor2 sosial politik yg mneguasai / mmpengaruhi Ngr.
6. T. Negara Korporatis;
Ngr sgb Pertemuan antr faktor kemandirian Ngr2 dikendalikn dgn partisipasi masyarakat. =
terbentuk klmpk Oligarki = perwakilan = elitis.
7. T. Negara Strukturalis;
Ngr mmliki kemandirian scr relatif (teori otonomi relatif Ngr). Kemandirian ini lahir sbg produk
konfigurasi struktural masy, bkn dr ngr sndr yg mmbentuk.
8. T. Negara Organis.
Ngr mmiliki kemndirian yg besar. Ngr bkn pencerminan tuntutan & kep masy. Ngr ada utk
Rakyat = totaliterisme

BAB IV.
TUJUAN NEGARA
A. Montesqieu;
Tuj utama Ngr= Kemerdekaan & khdupn warganeg yg aman & sentosa. Muncul Trias politica .
B. Teori Lord Shang;
Tuj Ngr = Kekuasaan yg sebenar2nya, shg prlu dibentuk militer yg kuat.
Kebudayaan = mrugikan bg Ngr. Mnurtnya Jk Ngr trdpt Ten Evils : Adat, Musik, Nyanyian,
riwayat, Kebaikan, Kesusilaan, Kewjibn persaudaraan, Kejujuran, Sofisme & Filsafat mk Raja
tdk dpt mgerahkan tenaga Rakyat = lemah.
C. Teori Nicollo Mchiavelli;
Tuj utama Ngr = Kemakmuran rakyat & Kesejahteraan Ngr & Rakyat. Maka mnrtnya Suatu
Pemerintahan hrs keras, kejam & hrs mmpergunakan Cara Apa Sj utk mmpertahankan diri, kalau
perlu dgn penipuan & pemungkiran janji2 trhdp Rakyat.
D. Aristoteles;
Tuj utama Ngr Tdk hanya Tunggal, tapi braneka. Hakekat tuj Ngr Mnrt Aristoteles= Ngr itu
mnjamin Kbaikn hidup pr wrga negnya. Dpt dcpai klu Keadilan mjd dsr plksnaan stiap
pemerintahan.
E. Teori Dante Alleghire;
Mnciptakn Perdamaian Dunia, ini dpt dcapai dg jln mnciptkn UU yg mengatur bg sel umat
mnusia dtangan 1 orang sj.

F. Teori Immanuel Khan;


Menegakkan Hak & Kebebasan Wrga Ngr. Hakekat tuj Ngr= brarti mmlhara hak & kemrdkaan
wrga negnya dg mmbntuk & mmlhara hukum.
Mnrtnya ada 2 bentu Ngr :
1. Mnrt Forma Empiri (siapa yg mmrintah)
a. Aristokrasi;
b. Otokrasi;
c. Demokrasi.
2. brdasar Forma Regimanis (cara mmrintah)
a. Republik;
b. Despot
G. Tuj Negara Menurut Kaum Sosialis;
Mmberikn kbhagiaan yg sbesar2nya & Merata bg stiap Mnusia. Dgn Jln mngubah prekonomian
Liberal mjd Kkeluargaan di bwh pmpinan Neg = alat2 produksi & distribusi yg pnting yg
mnguasai hidup orang banyak hrs dimiliki oleh Ngr.
H. Tuj Negara Menurut Kaum Kapitalis;
Kebahagiaan semua orang hanya akan trcapai jk tiap2 orang tlh mncpai kbahagiaannya sendiri2
= pola hdup Bebas (liberal)
I. Teori Theokratis;
Utk mcapai khidupan yg aman tentram dg Taat kpd Tuhan. Pemimpin Ngr mjlankan kekuasaan
Tuhan yg diberikan kepadanya... .(R. Naning,1982 : 34)
J. Teori Negara Kesejahteraan.
Mwujudkn kesejahteraan umum, Ngr dpandang sbg alat belaka yg dbentuk manusia utk mncpai
tuj brsma yaitu masy bhgia, makmur & brkeadilan sos.

BAB V
JENIS DAN BENTUK NEGARA
C. Jenis Negara
1. N. Jajahan;
Dmn kekuasaan dipegang oleh Bangsa Asing.
2. N. Feodal;
Asasnya=asas ktidksamaan wrga negrnya. Smua orang dinilai mnrt kdudukn, gol, lapisan/kasta

ttt. (Franz Magnis Suseno,1986 ::26)


3. N. Agama;
Ngr diatur mnrt hk agama ttt.
4. N. Liberal;
Mnmptkn Mrtabat mnsia didlm kmrdkaannya. Nilai trtinggi= Kbebasan Individu.
5. N. Komunis; Ngr yg :
a. Brdsrkn ideologi MarxismeLeninisme,: brsifat Materialis,Ateis,& Kolektivistik;
b. Sistem kekuasaan 1 partai / sel masy;
c. Ekonomi komunis bersifat Etatis.
(Franz Magnis Suseno, 1986 : 30)
6. N. Kota;
Klmpok eko mmbangun desa2 (bergabung) = Kota Mandiri yg bsar lahir (mmbntuk) Pmerinthn
otonom = prkemb eko jg smkin maju.
7. N. Kebangsaan (nations state)
Sbg suatu prsekutuan brsma dmn khidupn rakyat sprti pd khidupan polis.
Bangsa = kesatuan dr sklompk mnusia yg mmlki bbrp ksamaan kmauan utk hidup brsm, jg adat
istiadat, mmliki prsman sjarah& cita2 yg sm.
8. N. Islam;
Ngr Islam bersumber dr 3 Jurusan :
a. Teori yg muncul dgn mngacu pd Teori ttg khilafah yg timbul dr realitas sejarah stlh Nabi
Muhammmad SAW wafat;
T. Khilafah : mmbentuk lembg kekuasaan yg dsbt Ngr Kota = Madinah (Ngr yg Ideal)
Dlm Ngr Islam rakyat mmiliki 2 hak :
1. Hak utk mmbuat konstitusi;
2. Hak utk mmilih Kpl Ngr
(Ahmad Syafii Maarif, 1985 : 135)
mnrtnya kedaulatan tertinggi di tngn Rakyat & Legislator trtinggi di tngn Tuhan.
b. Teori yg bertolak dr teori immamah tg berkmbang di lingkungan Syiah;
c. Teori yg berkembang dr teori Pemerintahan.
Mnrt Agus Triyanta (2002:169) Alasan di dlm agama Islam ttg perlunya penegakkan Ngr dlm
Islam yaitu alasan Khilafah fil ardh (Allah mnciptakan mnusia agar mnjd Khalifah) &
Penegakkan Hukum (mmiliki 2 konsekuensi : 1. Tuhan mmlihara alam semeste, mk mnusia hrs
Taqwa. 2. Hak utk mengadili di Tangan Allah)
9. N. Modern.
Yaitu Ngr hukum yg brsifat Demokratis & mngusahakn keadilan sos bg slrh rakyat.
Dr segi Moral politik perlunya Ngr Brdsrkn Hk :
a. Kepastian hk;
b. Tuntutan perlakuan yg sama;
c. Legitimasi Demokrasi;

d. Tuntutan akal budi.


(Franz Magnis Suseno, 1987 : 295)
Ada 3 legitimasi bg sbuah kekuasaan :
a. Legitimasi religius;
b. Legitimasi Eliter;
c. Legitimasi Demokratis
(Franz Magnis Suseno, 1987 : 282)
D. Bentuk Negara
1. N. Kesatuan / Unitaris
Mnrt CF. Strong Ngr Kesatuan adlh bentuk Ngr dmn wewenang legislatif trtinggi dpusatkan dlm
satu bdn legislatif nasional / pusat.
Kekuasaan trletak pd pmerintah Pusat bkn pd pemerintah daerah.
Hakekatnya ; kekuasaan tdk terbagi.
Tdk ada negara di dlm negara, jd hanya ada 1 pemerintah pusat.
Ngr kesatuan adlh Ngr yg brsusunan tunggal. Ngr yg hny trdr dr 1 Ngr sj, 1 pemerintahan, 1 Kpl
Ngr & 1 Legislatif utk sel kawasan Ngr. (Hassan Suryono, 2000:55)
2. N. Serikat / N. Federasi
Adlh suatu Ngr yg mrpkn gabungan dr pd bbrapa Ngr2 bagian dr Ngr serikat itu (CST.
Kansil,1992:54)
a. Perbedaan Negara Kesatuan & N. Federal
b. Perbedaan N. Serikat dgn Perserikatan Negr.
3. N. Dominion
Ngr bekas jajahan inggris yg tlh merdeka & berdaulat, tp msh mngakui raja Inggris sbg rajanya
& trgabung ikatan The British Commonwealth of Nations (Ngr2 prsmakmurn)
Ex : India, Malaysia, Kanada.
4. N. ProtektoratNgr yg berada dibwh lindungan Ngr Lain, bukan sbg subyek Hukum Inter.
Ex : Monaco
5. N. Uni
Adlh 2 Ngr / lbh yg merdeka & brdaulat mpy 1 Kpl Ngr yg sama. Ada 2 jenis Uni :
a. Uni Riil / nyata :
Trjd apbila Ngr2 trsbt mpy alat prlengkapan Ngr bersama yg tlah ditentukan & dibentuk =
persatuan yg nyata.
b. Uni Personal / Pribadi
Trjd bila Kpl negaranya sj yg sm, scr kbtulan raja jg mengepalai dr Ngr.
Sifat2 Uni Riil & Personal :
a. Uni Fusi
Pnggabungn & pleburn total mjd 1 Ngr= Prsatuan
b. Uni Federasi
Mnyusun persatuan yg lbh rapi antr bbrp Ngr tanpa mghilangkan sifat asli
c. Uni Konfederasi

Utk mnciptakn prsekutuan yg lbh longgar dlm ms perang sj.


BAB VI
KEDAULATAN (KEKUASAAN TERTINGGI)
Kdaulatan dr bhs Latin superamus : Supremasi = di atas & mnguasai sglnya.
Ciri khas : Kekuasaan itu sm skali tdk terikat & tdk dibtasi oleh apapun.
Kedaulatan adlh suatu kekuasaan trtinggi pd suatu Ngr yg berlaku trhdp slrh wilayah dlm suatu
Ngr.
Dlm Kajian Ilmu Ngr dibedakan 2 arah Kedaulatan :
1. Kdaulatan ke dlm
Masalah apa sj dpt mnjd bahan penentuan Ngr & bahwa dlm hal ini Ngr tdk tergantung dr pihak
yg mpy wwnang yg lbh tinggi
2. Kdaulatan ke Luar
Tdk ada pihak dr luar Ngr yg brhk ikut campur trhdp urusan dlm Ngr ttt.
A. Kedaulatan Tuhan
Bahwa Tuhan yg brdaulat, dr kenyataan dlm suatu Ngr orang2 percaya tdk ada 1-pun dpt trjd
tanpa kehendak Tuhan.
Dpt disalahgunaan oleh pemimpin yg Diktator.
Mrpkn teori yg plg awal muncul, & sgt erat dg perkemb agama br saat itu (Abad ke V- XV) yaitu
Kristen.(Gereja yg dikepalai oleh seorang Paus). Teori mngajarkn Ngr/pemerintah mproleh
kkuasaan trtnggi itu dr Tuhan, kaitannya dg Kdaulatan, pmerintah mngndalik Ngr bdsr titah
Tuhan.
Mnrt Augutinus, yg ajarannya brsifat Teokratis mngatakn bhw kdudukan Gereja yg dpimpin oleh
Paus itu lbh tinggi dr kdudukn Ngr yg dpimpin oleh seorang Raja
B. Kedaulatan Negara
Bahwa Ngr-lah yg berdaulat.
Mnrt Jean Bodin, kdaulatan adlh kkuasaan trtinggi yg sifatnya :
1. Tunggal
Hanya Ngr-lah yg mmiliki kdaulatan.
2. Asli
Kkuasaan tdk berasal dr kekuasaan lain. Jd tdk dturunkn oleh kkuasaan lain, mis. Provinsi / kab.
3. Abadi
Yg mpy kekuasaan trtinggi adlh Ngr
4. Tidak Dapat dibagi2
Kedaulatan tdk dpt dserahkan kpd orang / badan lain baik sbgian / slrhnya (soehino, 1987 : 79)
Paham kedaulatan Ngr srg dsalahgunakan oleh penguasa, misal : Raja Perancis = Louis XIV yg
mnyatakan Ngr adlh Saya
C. Kedaulatan Hukum
Ngr umumnya adlh Ngr Hukum, yg berarti sgl tindakan dr penguasa hrs brdsr atas Hukum.
Krabbe brpendapat bhw yg mmiliki kekuasaan tertinggi dlm suatu Ngr adlh hukum itu sendri.

Karena raja / penguasa / rakyat semua tunduk kpd aturan hukum. Jd yg berdaulat adlh hukum.
D. Kedaulatan Rakyat
Rakyat yg berdaulat, dr kenyataan bhw yg terbaik dlm suatu masy ialah apa yg dianggap baik
oleh semua orang yg mrpkn rakyat.
Kekuasaan pd rakyat itu dperolehy dr suatu hk yg tdk tertulis, yg dsbt alam kodrat & rakyat
myerahkan kekuasaan itu kpd raja dlm suatu perjanjian yg disbt perjanjian masy (Soehino,
1982 : 119)
Pendapat lain dr kedaultan Rakyat dr jhon Locke yg mngatakn :
1. Bhw rakyt brhk mnjlnkn revolusi thdp pemerintahn yg mlampaui bts2 kekuasaan yg
ditrimanya;
2. Bhw mnusia itu brhk mnikmati hsl pkerjaany.
Bhw mnusia pd mulanya hidup dlm keadaan liar & kacau, dimn sikut mnjd raja. Merajalela hk
rimba & struggle of the fittest , mnusia yg satu mrpkn srigala mnusia yg lainnya (homo homini
lupus)
BAB VII
NEGARA, HUKUM DAN KEKUASAAN
A. Negara dan Hukum
Berarti suatu Ngr yg didlm wilayahnya :
1. Smua alat perlengkapan Ngr hrs brdasarkan Hk;
2. Smua penduduk hrs tunduk pd peraturan2 hk.
- Istilah yg ada adalah HTN & HTUN.
- Ngr & Hk slg berpengaruh ada dlm T. Kedaulatan Ngr & T. Kdaulatan Hk.
- Hans Kelsen Ngr identik dgn Hk
- Dlm prakteknya trjd pertentangan antr penganut T. Kdaulatan Ngr & T. Kdaulatan Hk di atas.
- Ada empat upaya untuk mmcahkannya, ttp prlu dibahas dl pendapat pemikiran2 hk Kelsel &
Hegel :
a. Kelsen : berusaha mmcahkan masalah Ngr & Hk dgn mngidentifikasi tujuan2 ilmu hk, Ngr &
Hk.. Ngr akan terwujud apabila mampu mwujudkn dirinya sendiri atas dasar hk.
b. Hegel : Hk adalah kebebasan, kehendak rasional manusia mngenai kebebasannya sprt yg
diatur dlm khidupan masy. Keteraturan masy yg dpt dikenali mnrt Hegel adala Ngr
Maka berdsrkn pendapat di atas, 4 upaya pemecahan yg dimaksud adalah :
a. Scr Sdrhana ia mngabaikan baik kedudukan individu maupun kemanusiaan dlm Hk;
b. Scr Naif : Ngr sll mghendaki Hk;
c. Ketiga, untuk mmcahkan masalah dualisme antara Ngr & Hk dilakukan oleh Duguit dgn
Mniadakan Ngr sbg Pribadi Bebas , dgn mnyamakan tertib Hk dgn Prinsip solidaritas sosial Yg
dinyatakn oleh duguit sbg Fakta Ilmiah & dgn mnonjolkan baik Penguasa maupun yg dikuasai
sbg tujuan Utama = tlah myelesaikan konflik;
d. Adalah Teori Marxis yg myatakn baik Hk maupun Ngr akan sama2 mghilang, ktika alat2
produksi jatuh ke tangan masyarakat. Kenyataannya di Ngr Uni Soviet tdk terjadi, krn
bagaimanapun jg Hk yg dibuat dgn smangat anti Kapitalis & anti individualistik, akhirnya jg
mrupakn Hk.

- Mac Iver dlm bukunya The Modern State : bahwa yg hrs tunduk pd Hk trutama pd
Constitutional Law bukanlah Ngr, melainkan Bdn2 pemerintah (government) dlm mjlankan
pemerintahan & Bdn Legislatif dl mmbentuk UU.
B. Hukum & Kekuasaan
Mmiliki hub yg sgt erat mnrt Prof. Peperzak (Arief Sidharta, 2004) ada 2 Cara :
1. Cara I :
Mncoba Menelaah dr konsep SANKSI.
Sanksi pd dsrnya adalah penegakkan aturan2 Hk / keputusan2 Hk scr Syah.
2. Cara II :
Penciptaan & Perubahan aturan2 Hk diatur oleh Hk itu sndr.
Aturan fundamental bg jenis perubahan biasanya tercantum dlm Konstitusi dr Ngr2 yg
bersangkutan. Pnegakkan konstitusi itu sndr mngasumsikn adanya kekuatan (force)
Force yg mndukung aturan2 & sistem Hk dpt bermacam2, misalnya dpt berupa :
1. Kyakinan Moral dr Masy;
2. Konsensus dr sel masy;
3. kwibawaan dr seorang pemimpin Kharismatik;
4. Kekuasaan yg smata2 swenang2 (kekerasan Blaka)
5. Kombinasi dr faktor2 yg disebutkan di atas.
Shg Mmunculkan adanya Kekuasaan (power)
HUKUM adalah rangkaian peraturan2 mngenai tingkah laku orang2 mnusia / badan2, baik bdn
hk maupun bukan, sbg anggota2 suatu masy.
Tingkah laku di atas ada 2 : berbuat & tdk berbuat sesuatu. Maka kaidah hk ada 2 : mewajibkan /
memperbolehkan & melarang berbuat sesuatu.
Sampai saat ini plg tdk dikenal 5 (lima) konsep Hk :
1. Hk adalah asas kbenaran & Keadilan yg bersifat Kodrati & berlaku Universal;
2. Hk adalah Norma2 positif di dlm sistem perUUan Hk nasional;
3. Hk adalah Apa yg diputuskan oleh Hakim In Concreto & tersistematisasi sbg Judge Made
Law;
4. Hk adalah Pola2 prilaku sosial yg terlmbagakan, eksis sbg variabel sosial yg empirik;
5. Hk adalah Manifestasi makna2 simbolik pr pelaku sosial sbgmn tampak dlm interaksi antara
mereka. (Soetandyo wignyosoebroto, 1992 : 2)
- Hk sbg Variabel Sosial yg Empirik mk hk tdk hanya dipahami scr Normatif ttp jg sbgmn
terlihat dlm prilaku warga masya yg Nyata;
- Shg perlu dipahami Kultur Hk yg mlatarbelakangi prilaku masy di bid Hk.
- Kultur Hk mnrt Friedman ialah sperangkat nilai2 & sikap2 yg berkaitan dgn Hk yg mnentukan
tingkah laku di bid hk & lembaga2y, baik scr positif maupaun negatif.
- Slanjutnya kultur Hk di atas oleh Daniel S Lev dirinci ke dlm nilai2 hukm Prosedural
(mmpersoalkan cr2 pengaturan masy & manajemen konflik. = mmbantu mnentukan sistem tmpt
yg diberikan kpd lembaga2 hk, politik, agama dsb) & nilai2 hk Subtantif ( trdr dr asumsi2
fundamental mngenai distribusi maupun penggunaan sumber2 di dlm masy, apa yg dianggap adil
/ tdk oleh masy dsb-nya) (Daniel S. Lev, 1990 :119-120)
- Fungsi Hk sbg Sarana Rekayasa Sosial maupun sbg Kontrol Sosial mk stiap peraturan yg

dibuat / diciptakan dijlnkn ssuai dgn tujuan & makna yg dikandungnya.


- Sbg Sarana institusional untuk mnegakkan tertib Hk masy. Kaitannya dgn keefektifan Hk.
- Keefektifan Hk bl dikaitkn dgn badan2 penegak hk-nya, mk mnrt G.G Howards & R.S
Summers ada 3 faktor yg mmpengaruhinya :
1. UU hrs dicanangkn dgn baik;
2. mrk yg bkerja sbg plaksana hk hrs mnunaikan tugasnya scr seragam dan bernafaskan hk;
3. Aparat penegak hk hrs bekerja tanpa jemu .
- Perubahan yg terjd dlm hk maupun masy sbg konsekuensi logis dr pembangunan.
- Scr Teoritis berlakunya hk dibedakan mnj 3 macam
1. Berlakunya scr Yuridis, bs berjalan bl persyaratan formal terpenuhi & pnetapannya didsrkn
atas kaidah yg lbh tinggi;
2. Berlakunya scr Sosiologis, intinya keefektivitas hk / berlakunya / diterimanya kaedah hk di
dlm masy. Berlakunya hk mrpkn kenyataan di dlm masy;
3. Brlakunya scr Filosofis, hk ssuai dgn cita2 hk sbg nilai positif yg tertinggi.
(Soerjono Soekanto, 1986 : 34-35)
- Agar hk dpt berfungsi dgn baik mk hrs mmnuhi 3 hal trsbt. Apabila terpenuhi scr Yuridis sj
maka hk akan Mati, Terpenuhi scr Sosiologis sj maka hk akan tampak mnjd Aturan2 pemaksa.
Berlaku scr filosofis sj mk hk sbg kaidah yg dicita2kan Saja.
KEKUASAN Adalah kemampuan orang / sekelompok orang untuk mnggerakkan orang / orang
lain dlm mwujudkn prilaku ttt.
Yg plg Essensial dr konsep kekuasaan ini adalah : bahwa kekuasaan itu mngekspresikn &
mwujudkan kemauan dr seorang pribadi dlm hub-y dgn 1 / lbh pribadi lain trhdp siapa yg dsbt
pertama mnjlnkn kkuasaannya.
- Kkuasaan adalh ksemptn dr ssorng / skelompok org2, untuk mydarkn masy akn kmauan2-y
sndr dgn skaligs mnerapkny trhdp tindkn2 perlwanan dr org2 / gol2 ttt (Max Weber, 1946)
- Kekuasaan sosial : kseluruhan dr kmampuan, hub2-an & proses2 yg mnghsilkn ketaatan pihak
lain untuk tujuan yg ditetapkn oleh pemegang kekuasaan. (Assif F, 1952)
- Kekausaan Politik (mrpkn bag kekuasaan sosial) adalah kmpuan untuk mmpengaruhi
kebijaksanaan umum (pemerintah) baik terbentuknya maupun akibat2nya ssuai dgn tujuan
pemegang kekuasaan sndr (Hassan Suryono, 1999:47)
- Ossip K. F mmbedakan 2 mcm kkuasaan politik :
1. Bag dr kekuasaan sosial yg khususnya terwujud dlm Ngr (Kekuasaan Ngr) sprt : Lembaga
Pemerintah, DPR, Presiden;
2. Bag dr kekuasaan sosial yg ditujukan kpd Negara (aliran2 / asosiasi2 pd saat2 ttt mmpengaruhi
jlnnya pemerintahan. Sprt : Organisasi mahasiswa, Agama, Minoritas, LSM)
- Konsepsi Weber ttg Hakekat kekuasaan ada 2 cara untuk mmahaminya :
1. Kekuasaan dpt terletak pd diri individu yg berupa Kharisma;
2. Kekuasaan dlm Jabatan / status oleh Indvidu
Kharisma bukan ssuatu yg dpt dicari melainkan lbh dilihat sbg anugrah Istimewa, tdk bs
diperoleh mllui proses pencarian, instrumen & prosedur ttt, bahkan tdk mllui pewarisan. (masy.
Tradisional >< Masy Modern yg lbh Rasional)
- Bentuk2 kekuasaan beraneka macam. Mnrt Mac Iver ada 3 mcm tipe lapisan kekuasaan :

1. Tipe Kasta (dgn garis pemisah yg tegas & kaku) sprti : Tipe Penguasa (Raja), Bangsawan,
Tentara, Pendeta, Petani & Buruh Tani, terakhir adalah para Budak.
2. Tipe Oligarkhis msh mmpunyai grs pmisah yg tegas, pembedaannya di dsr-kn pd kebudayaan
masy trsbt. Msh diberi ksempatan untuk naik lapisan yg lbh tinggi. Perbedaan antar lapisan tdk
bgt mencolok. Klas mnengah mmpunyai warga yg paling banyak. Ada pd masyarakat Feodal yg
tlah berkembang.
3. Tipe Demokratis, mnunjukan kenyataan2 akan adanya garis2 pemisah antar lapisan. Klahiran
tdk mnentukan status seseorang yg penting adalh kemampuannya jg keberuntungan.
- Gambar mngernai stratifikasi kekuasaan dgn dsr2-y dlm masy pra Industri, Industri, purna
industri. (Soejono Soekanto, 1982)
Sistem Masyarakat
Pra Industri Industri Purna Industri
Sumber Tanah Industri /pabrik Pengetahuan
Pst Sosial Pertania, perkebunan Busines perusahaan Universitas pusat penelitian
Tokoh2 Dominan Pemilik tanah, klangan militer Busines perusahaan kalangan busines
Universitas pusat penelitian, ilmuwan peneliti
Sarana Kekuasaan Penguasa kekuatan Pengaruh tak langsung trhdp politik Keseimbangan
kekuatan politik ilmiah, hak asasi
Basis Kelas Harta Kekuatan militer Harga, orgnsasi politik Ketrampilan tekhnik organisasi
politik
Cara Kewarisan Kewarisan, magang, pendidikan Pendidikan, mobilisasi
- Prof Mr. R. Krenenburg & Mr. Tk. B. Sabaroedin dlm bukunya Algemene Staatsleer (Ilmu Ngr
Umum) mmbhas teori asal-usul kekuasaan :
1. Teori Teokrasi
Kekuasaan berasal dr Tuhan, berkembg pd jaman Pertengahan yaitu dr abad V XV
2. T. Hukum Alam
Kekusaan berasal dr Rakyat & bukan dr Tuhan mlainkan dr Alam Kodrat. Kmudian kekuasaan dr
Rakyat ini diserahkan kpd seseorang yg dsbt Raja untuk mylenggarakn kep rakyat.
3. T. Kekuasaan
Yg berhasil mngumpulkn kekuasaan, mrekalah yg mmegang pimpinan Ngr. Tokoh2nya sbb:
a. Kellikles alam sndr mngaggap adil bl seseorang yg lbh tua mmpyai kekuasaan yg lbh bsr dr
pd yang muda
b. Voltaire seorang Raja yg pertama adalah seorang prajurit yg beruntung yg mgalahkan prajurit
yg lain
c. Karl Mark Ngr adalah alat2 dr orang2 yg kuat ekonominya untuk mguasai orang yg lemah
ekonominya
d. Horald J Laski Hakekat Ngr hanyalah mrpkn kekuasaan pemaksa yg dgnkn untuk mlindungi
sistem hak & kwajiban dr suatu proses lmbga produksi.
BAB VIII

BENTUK PEMERINTAHAN
Sejak jaman Yunani Kuno, para Cendekiawan Yunani beranggapan bahwa di Dunia ini ada 3
macam pemerintahan, yaitu : Monarchie, Oligarchie, dan demokrasi.
1. Monarchie : kekuasaan yg ada di tgn 1 orang;
2. Oligarchie : kekuasaan yg ada pd sdikit orng, di dlm ketatanegaraan dikenal 2 jenis :
a. Aristokrasi : kondisi pemerintahan Ngr yg dipegang oleh bbrapa orang kaum bangsawan
b. Plutokrasi : kondisi dmn pemerintahan Ngr dipegang oleh bbrapa orang kaum saudagar /
orang kaya2 (Ramdhon Naning,1982 : 50)
3. Democratie : kekuasaan yg ada pd tangan Rakyt
Polybios mnjelaskn bahwa timbul & lenyapnya tiga Macam pemerintahan ini oleh sebab2 ttt,
bahwa semula ada Monarchie, yg kmudian mnjelma mjd Oligarchie, yg kmudian berganti mnjd
Demokrasi, & Demokrasi ini-pun tdk akan bertahan shg mnj Monarchie lg. Bgt pl seterusnya.
A. Bentuk Pemerintahan Klasik Tradisionil (Monarki, Aristokrasi, Demokrasi)
1. Monarchie adalah bentuk pemerintahan dmn trdpt Kpl Ngr yg turuntemurun(Krenenburg,1982:84)
Ada 2 macam :
a. Monarchie Absolut (monokrasi)
Raja mmiliki kekuasaan yg tdk terbatas, kehendak Raja adalah kehendak Ngr.
Dibenarkan dgn adanya Teori :
- Kodrat illahi (kehendak Tuhan)
- Hak Historis (Warisan dr Nenek Moyang)
- Darma Kepemimpinany (Rakyat mmrlukan Pemimpin)
b. Monarchie Konstitusional
Kekuasaan tdk lg mutlak, ttp sdh dibatasi oleh konstitusi
2. Aristokrasi
3. Demokrasi
Ada 2 : Demokrasi Langsung (direch Democracy) & Tdk Langsung (representative democracy)
Dlm Ngr Demokrasi Modren tipe Demokrasi di bagi mnjd 3 :
1. Demokrasi, / pemerintahan perwakilan rakyat yg representatif, dgn sistem pemisahan
kekuasaan scr tegas / Sistem Presidensil;
2. Demokrasi, / pemerintahan perwakilan rakyat yg representatif, dgn sistem pemisahan
kekuasaan, ttapi diantara bdn legislatif & eksekutif ada hub yg bersifat timbal balik, dpt slg
mmpengaruhi / Sistem Parlementer;
3. Demokrasi, / pemerintahan perwakilan rakyat yg representatif, dgn sistem pemisahan
kekuasaan scr langsung dr rakyat yg dsbt Sistem Referendum / Sistem Badan Kerja.
Nilai2 demokrasi mnrt Miriam Budiardjo (1980 : 165-186) :
1. Myelesaikan perselisiahan scr damai & sukarela;
2. Mnjmin perubahan csr damai;
3. Pergantian penguasa scr teratur;
4. Penggunaan paksaan sdikit mungkin;

5. Adanya keanekaragaman;
6. Mnegakkan Keadilan;
7. Sistem pol Demokrasi yg memajukan Ilmu Pengetahuan;
8. Kebebasan2 yg terdapat dlm demokrasi.
B. Bentuk Pemerintahan Monarki (Absolut, Konstitusional, Parlementer)
1. Monarchie Absolut;
Seluruh kekuasaan Ngr berada di tangan Raja (Syarifuddin B., 1996 : 27)
2. Monarchie Konstitusional;
apabila kekuasaan Raja dibatasi oleh peraturan2 baik yg terbentuk UU dasar tertulis maupun
tdk tertulis(Syarifuddin B., 1996 : 27)
3. Monarchie Parlementer
Adalah rakyat mmpunyai pengaruh yg besar & turut serta dlm pemerintahan (Syarifuddin B.,
1996 : 27)
Menteri tdk bertanggung jawab pd Raja tetapi bertanggung Jwb pd Parlemen.
Mengandung 2 unsur penting :
a. Unsur Monarchie (Raja msh dihargai ssai dgn UU)
b. Unsur Parlementer (Legislatif mmpunyai kedudukan supremasi)
C. Bentuk Pemerintahan Republik (Diktator, Oligarki, Demokrasi)
adalah suatu pemerintahan dmn kpl Ngr dipilih mllui pemilihan yg dilakukan oleh suatu dewan
ssuai dgn peraturan / perUU-an.
1. Republik diktator suatu bentuk pemerintahan republik dimana kekuasaan kpl Ngr (presiden)
tdk terbatas
2. Republik Oligarki suatu bentu pemerintahan yg kekuasaan Ngr-nya dipegang oleh bbrapa
orang yg pelaksanaannya trdpt kecenderungan mngutamakan kep sndr;
3. Republik demokrasi suatu bentuk pemerintahan dgn kekuasaan sepenuhnya brada di tangan
rakyat (Syarifuddin B., 1996 : 28)
Jenis / Macam demokrasi :
1. Cara Penerapannya :
a. D. Langsung;
b. D. Tdk Langsung.

2. tipe demokrasi Modern :


a. D. Dgn Sistem Parlementer;
b. D. Dgn sistem Presidensil;
c. D. Dgn Sistem Referendum
1). Referendum Obligator (wajib)
Mnentukan berlakunya suatu UU
2). Referendum Fakultatif (tdk wajib)
xxxxxxxxxxxxxxxxx

Kelahiran dan keberadaan Ilmu Negara tidak dapat lepas dari jasa George Jellinek, seorang pakar
hukum dari Jerman yang kemudian dikenal sebagai bapak Ilmu Negara, pada tahun 1882 ia telah
menerbitkan buku dengan judul Allgemeine Staatslehre (Ilmu Negara Umum), buku ini
kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Ilmu Negara. Istilah Ilmu Negara dikenal dengan
beberapa istilah, antara lain:
1.

di Belanda dikenal dengan istilah Staatsleer,

2.

di Jerman dikenal dengan istilah Staatslehre,

3.

di Perancis dikenal dengan istilah Theorie d etat, sedangkan

4.

di Inggris dikenal dengan istilah Theory of State, The General Theory of State, Political
Science, atau Politics.

Dalam menyusun bukunya Allgeimeine Staaslehre George Jellinek menggunakan methode van
systematesering (metode sistematika), dengan cara mengumpulkan semua bahan tentang ilmu
negara yang ada mulai zaman kebudayaan Yunani sampai pada masanya sendiri (sesudah akhir
abad ke-19 atau awal abad ke-20 dan bahan-bahan itu kemudian disusunnya dalam suatu sistem.
Berkaitan dengan perbedaan penyelidikan objek antara Ilmu Negara dengan Ilmu Lain yang
pembahasan sama, yaitu Negara, bahwa Hukum Tata Negara RI dan Ilmu Politik Kenegaraan
memandang objeknya, yaitu negara dari sifatnya atau pengertiannya yang konkret, artinya
objeknya itu sudah terikat pada tempat, keadaan dan waktu, jadi telah mempunyai objek yang
pasti, misalnya negara Republik Indonesia, negara Inggris, negara Jepang dan seterusnya.
Kemudian, dari negara dalam pengertiannya yang konkret itu diselidiki atau dibicarakan lebih
lanjut susunannya, alat-alat perlengkapannya. Wewenang serta kewajiban daripada alat-alat
perlengkapan tersebut dan seterusnya.
Sedangkan Ilmu Negara memandang objeknya itu, yaitu Negara, dari sifat atau pengertiannya
yang abstrak, artinya objeknya itu dalam keadaan terlepas dari tempat, keadaan dan waktu,
belum mempunyai ajektif tertentu, bersifat abstrak-umum-universal.
Pengertian Negara dan Unsur-unsurnya
Istilah negara sudah dikenal sejak zaman Renaissance, yaitu pada abad ke-15. Pada masa itu
telah mulai digunakan istilah Lo Stato yang berasal dari bahasa Italia, yang kemudian menjelma
menjadi Letat dalam bahasa Perancis, The State dalam bahasa Inggris atau Deer Staat dalam
bahasa Jerman dan De Staat dalam bahasa Belanda.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian negara seperti dikemukakan oleh Aristoteles,
Agustinus, Machiavelli dan Rousseau.
Sifat khusus daripada suatu negara ada tiga, yaitu sebagai berikut.
1 Memaksa
Sifat memaksa perlu dimiliki oleh suatu negara, supaya peraturan perundang-undangan ditaati
sehingga penertiban dalam masyarakat dapat dicapai, serta timbulnya anarkhi bisa dicegah.
Sarana yang digunakan untuk itu adalah polisi, tentara. Unsur paksa ini dapat dilihat pada
ketentuan tentang pajak, di mana setiap warga negara harus membayar pajak dan bagi yang
melanggarnya atau tidak melakukan kewajiban tersebut dapat dikenakan denda atau disita
miliknya.

2 Monopoli
Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat. Negara
berhak melarang suatu aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu hidup dan disebarluaskan
karena dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat.
3 Mencakup semua
Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa, kecuali untuk
mendukung usaha negara dalam mencapai masyarakat yang dicita-citakan. Misalnya,
keharusan membayar pajak.
Hal yang dimaksud unsur-unsur negara adalah bagian-bagian yang menjadikan negara itu ada.
Unsur-unsur negara terdiri dari:
1.

Wilayah, yaitu batas wilayah di mana kekuasan itu berlaku. Adapun wilayah terbagi
menjadi tiga, yaitu darat, laut, dan udara.

2.

Rakyat, adalah semua orang yang berada di wilayah negara itu dan yang tunduk pada
kekuasaan negara tersebut.

3.

Pemerintah, adalah alat negara dalam menyelenggarakan segala kepentingan rakyatnya


dan merupakan alat dalam mencapai tujuan.

4.

Pengakuan dari negara lain. Unsur ini tidak merupakan syarat mutlak adanya suatu
negara karena unsur tersebut tidak merupakan unsur pembentuk bagi badan negara
melainkan hanya bersifat menerangkan saja tentang adanya negara. Jadi, hanya bersifat
deklaratif bukan konstitutif. Pengakuan dari negara lain dapat dibedakan dua macam,
yaitu pengakuan secara de facto dan pengakuan secara de jure.

Teori Tujuan Negara dan Teori Asal Mula Negara


Setiap negara mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Tujuan negara merupakan masalah yang
penting sebab tujuan inilah yang bakal menjadi pedoman negara disusun dan dikendalikan sesuai
dengan tujuan itu. Mengenai tujuan negara itu ada beberapa teori, yaitu menurut Lord Shang,
Nicollo Machiavelli, Dante, Immanuel Kant, menurut kaum sosialis dan menurut kaum kapitalis.
Ada beberapa paham tentang teori tujuan negara, yaitu teori fasisme, individualisme, sosialisme
dan teori integralistik.
Kemudian, mengenai teori asal mula terjadinya negara selain dapat dilihat berdasarkan
pendekatan teoretis, juga dapat dilihat berdasarkan proses pertumbuhannya.
Asal mula terjadinya negara dilihat berdasarkan pendekatan teoretis ada beberapa macam, yaitu
sebagai berikut.
1 Teori Ketuhanan
Menurut teori ini negara terbentuk atas kehendak Tuhan.
2 Teori Perjanjian
Teori ini berpendapat, bahwa negara terbentuk karena antara sekelompok manusia yang tadinya
masing-masing hidup sendiri-sendiri, diadakan suatu perjanjian untuk mengadakan suatu
organisasi yang dapat menyelenggarakan kehidupan bersama.
3 Teori Kekuasaan
Kekuasaan adalah ciptaan mereka-mereka yang paling kuat dan berkuasa
4 Teori Kedaulatan

Setelah asal usul negara itu jelas maka orang-orang tertentu didaulat menjadi penguasa
(pemerintah). Teori kedaulatan ini meliputi:
a Teori Kedaulatan Tuhan
Menurut teori ini kekuasaan tertinggi dalam negara itu adalah berasal dari Tuhan.
b Teori Kedaulatan Hukum
Menurut teori ini bahwa hukum adalah pernyataan penilaian yang terbit dari kesadaran hukum
manusia dan bahwa hukum merupakan sumber kedaulatan.
c Teori Kedaulatan Rakyat
Teori ini berpendapat bahwa rakyatlah yang berdaulat dan mewakili kekuasaannya kepada
suatu badan, yaitu pemerintah.
d Teori Kedaulatan negara
Teori ini berpendapat bahwa negara merupakan sumber kedaulatan dalam negara. Kemudian,
teori asal mula terjadinya negara, juga dapat dilihat berdasarkan proses pertumbuhannya yang
dibedakan menjadi dua, yaitu terjadinya negara secara primer dan teori terjadinya negara secara
sekunder.
Fungsi Negara dan Tipe-tipe Negara
Hal yang dimaksud fungsi negara adalah tugas daripada organisasi negara untuk di mana negara
itu diadakan. Mengenai fungsi negara ini ada bermacam-macam pendapat, seperti Montesquieu,
Van Vallenhoven, dan Goodnow. Negara terlepas dari ideologinya itu menyelenggarakan
beberapa minimum fungsi yang mutlak perlu, yaitu sebagai berikut.
1 Melaksanakan penertiban
Negara dalam mencapai tujuan bersama dan untuk mencegah bentrokan-bentrokan dalam
masyarakat harus melaksanakan penertiban. Jadi, dalam hal ini negara bertindak sebagai
stabilitator.
2 Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
Setiap negara selalu berusaha untuk mempertinggi kehidupan rakyatnya dan mengusahakan
supaya kemakmuran dapat dinikmati oleh masyarakatnya secara adil dan merata.
3 Pertahanan
Pertahanan negara merupakan soal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu negara.
Untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar diperlukan pertahanan maka dari itu negara
perlu dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
4 Menegakkan keadilan
Keadilan bukanlah suatu status melainkan merupakan suatu proses. Keadilan dilaksanakan
melalui badan-badan pengadilan.
Tipe negara dibagi menjadi dua golongan, yaitu tipe negara menurut sejarahnya dan tipe negara
ditinjau dari sisi hukum.
Tipe negara menurut sejarahnya, dibagi menjadi berikut ini.
1. Tipe negara Timur Purba.
2. Tipe negara Yunani Kuno/Purba.
3. Tipe negara Romawi Kuno/Purba.
4. Tipe negara abad pertengahan.
5. Tipe negara modern.
Sedangkan tipe negara ditinjau dari sisi hukum dibedakan menjadi berikut ini.
1. Tipe negara Polisi (Polizei Staat)

2. Tipe negara hukum, yang dibagi 3 macam, yaitu sebagai berikut.


a. Tipe negara hukum liberal.
b. Tipe negara hukum formil.
c. Tipe negara hukum materiel.
3. Tipe negara Kemakmuran
ONSEP- KONSEP NEGARA
Kosep merupakan kemponen terpenting untuk tercapainya suatu teori. Konsep lahir dalam
pikiran (mind) manusia sehingga bersifat abstak.
Berikut ini akan diuraikan sejumlah konsep negara dari para ilmuan, filosof, dan teolog tempo
dulu.
1. Organisasi kebiasaan bersama (public good)
Socrates (469-399 S.M.)
Socrates menjedi kiblat pemikiran karena sering di sebut olah plato dalam karya-karyanya. Ada
pun pemikiran socrates tentang negara adalah bahwa negara bukanlah organisasi yang dapat
dibuat oleh manusia untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi merupakan jalan susunan objektif
berdasarkan pada hakikat manusia sehingga bertugas menjalankan peraturan-peraturan yang
objektif mengandung keadilan dan kebaikan umum, tidak hanya melayani kebutuhan penguasa
yang berganti-ganti orangnya.
Plato (429-347 S.M.)
Plato adalah murid setia socrates yng banyak memperoleh tradisi keilmuan filsafat gurunya.
Sebagai pemikir reputasi plato barangkali melebihi reputasi gurunya.
Reputasi pemikiran Plato dapat diketahui dari hasil karyanya yaitu :
Politeia ( Negara)
Politicos ( ahli Negara)
Nomea (undang-undang)
Menurut Plato Negara itu adalah merupakan lembaga atau organisasi yang mementingkan
kebajikan (pengetahuan) umum atau kebaikan bersama.
Aristoteles (384-322 S M)
Walaupun Aristoteles merupakan murid dari Plato tapi dalam pemikirannya mengenai Negara
sangatlah berbeda. Aristoteles membahas konsep-konsep dasar ilmu politik, melalui asal mula
Negara, Negara ideal, warga Negara ideal, pembagian kekuasaan politik, keadilan dan
kedaulatan, dan lain sebagainya. Aristoteles mengatakn bahwa Negara adalah lembaga politik
yang paling berdaulat meskipun bukan berarti Negara tidak memiliki batas kekuasaan. Negara
memiliki kekuasaan tertinggi hanya karena ia merupakan lembaga politik yang memiliki tujuan
yang paling tinggi dan mulia. Tujuan dibentuknya Negara adalah yejahtrakan seluruh warga
Negara, atau hamper sama dengan tujuan hidup manusia. Ini artinya, Negara merupalan
organisasi politik yang bertujuan menggapai kebahagiaan bersama, berbentuk kebahagiaan
dengan jumlah yang besar dengan itu kebahagiaan individu akan tercapai dengan tersendirinya.
2. Organisasi teokrasi
Santo Agustinus
Pemikiran Agustinus tentang Negara, pertama Negara terdiri dari dua bentuk yaitu : Negara
Tuhan dan Negara Iblis atau Negara keduniawian.
Dalam Negara tuhan (the city of Good daalm bhs inggris) terdapat kejujuran, keadilan,
keluhuran, dan kesejatraan. Sedangkan Negara Iblis (civitas terena (yunani) ) diliputi nafsu,
penghianatan, kemaksiatan, kejahatan, dan kebobrokan. Dalam Negara Tuhan tidak dikenal

kekuasaan politik, yang ada hanyalah kepatuhan terhadap Tuhan sebagai implpomentasi
langsung dari kedaulatan Tuhan. Keadilan adalah nilai fundamental dalam Negara Tuhan.
Negara Tuhan ditandain oleh Imam, ketaatan, dan kasih Tuhan, menjunjung tinggi nilai moralitas
terpuji seperti : kejujuran, keadialan, keluhuran budi, keindahan dan lain-lain. Negara tuhan
diciptakan sebelum adanya manusia, bahkan telah ada sebelum semesta diciptakan.
Ibn Abu Rabi
Berdasarkn interprensi terhadap pemikiran dan gagasan Ibn Abu Rabi mengenai proses
terbentuknya Negara, cara pemilihan kepala Negara, dan pemberhentian kepala Negara. Disini
dijelaskan bahwa manusia adalah jenis mahluk yang saling memerlukan satu sama lainnya untuk
mencapai segala kebutuhannya. Keinginan mencukupi kebutuhan agar bertahan hidup, dan untuk
memperolehnya diperlukan kerjasama, mendorong mereka berkumpul disuatu tempat, agar
mereka bisa saling menolong dan memberi. Proses inilah yang menyebabkan terbentuknya kotakota dan ahirnya menjadi Negara.
Untuk mendirikan Negara diperlukan 5 unsur dan dandi yaitu :
1.
wilayah yang terdiri dari sumberdaya alam seperti air bersih, tanah yang subur, tempat
mata pencarian, terhindar dari serangan musuh, jalan-jalan raya, tempat shalat ditengah kota,
pagar yang menelilingi kota dan pasar-pasar.
2.
Raja atau penguasa sebagai pengeloela Negara yang akan menyelenggarakan urusan
Negara dan rakyat. Penguasa bertugas melindungi rakyatnya dari tindakan aniaya dan kejahatan
yang tibul dari mereka sendiri dan dari luar.
3.
Rakyat, dibagi dalam tujuh kelompok yaitu :
1.
Orang-orang zuhud, yaitu kelompok rakyat atau masyarakat yang lebih mementingkan
ibadah,
2.
hukama 9 golongan candikiawan), yaitu mereka yang mengambil profesi sebagai ilmuan di
bidang ilmu pengetahuan umum,
3.
ulama, yaitu mereka yang berpengetahuan agama,
4.
keluarga raja,
5.
mil;iter sebagai pengawal Negara,
6.
para pedagang,
7.
penduduk desa.
4.
keadilan, merupakan unsur yang penting dari suatu Negara. Keadilan merupakan hukum
Allah di muka bumi dan mencakup pelaksanaan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan oleh
Allah dan Rasul-Nya.
5.
pengelolaan Negara, penjelmaan dan perwujudan hubungan kuat antara raja dan massa
rakyat, raja tidak mungkin mampu sendirian mengelola urusan kerajaan. Ia membutuhkan orangorang untuk membantunya, seperti menteri yang berkemampuan dan berpengalamamn, sekretaris
yang arif bijaksana, qadi yang warak, hakim yang adil, pegawai yang professional, harta yang
banyak, militer yang kuat, dan candikiawan yang berpengalaman.
Al-Ghazali (1058-1111 M.)
Menurut Al-Ghazali manusia adalah mahluk sosial. Manusia diciptakan oleh Allah tidak bisa
hidup sendiri, ia butuh berkumpul bersama yang lain dengan mahluk sejenisnya. Ada dua factor
yang membuat manusia tidak bisa hiidup sendiri yaitu:
1.
Faktor kebutuhan akan keturunan demi kelangsungan hidup manusia. Hal itu hanya
mungkin melalui pergaulan antara laki-laki dan perempuan serta keluarga.
2.
Faktor saling membantu dalam penyediaan bahan makanan, pakian, dan pendidikan anak.

Bagi Al-Ghazali dunia adalah ladang untuk mengumpulkan perbekalan bagi kehidupan di ahirat
nanti, dunia ialah wahana untuk mencari rida Tuhan bagi mereka yang menganggap sebagai
wahana serta jabatan, dan bukan tempat tinggal tetap dan terakhir. Sedangkan pemanfaatan dunia
untuk tujuan ukarawi itu hanya mungkin kalau terdapat ketertiban, keamanan, dan kesejahtraan
yang merata didunia. Kewajiban mengangkat seorang kepala Negara atau pemimpin Negara
tidak berdasarkan rasio, tetapi berdasarkan keharusan agama. Hal ini disebabkan persiapan untuk
kesejahtraan ukhrawi harus dilakukan melalui pengalaman dan penghayatan ajaran agama secara
benar. Hal itu baru nyata dalam suatu dunia yang tertib, aman, dan tentram. Untuk itu, diperlukan
pemimpin atau kepala Negara yang ditaati. Dalam hal ini Al-Ghazali menganalogikan agama dan
raja sebagai dua anak kembar. Agama adalah suatu pendasi, sedangkan raja adalah penjaganya.
Sesuatu tanpa pondasi akan mudah runtuh dan suatu pondasi tanpa penjaga akan hilang.
Keberadaan
Dalam memenuhi berbagai kehidupan rakyat, seperti keamanan, ketertiban, dan kesejahtraan,
Negara memerlukan sejumlah unsur yang menjamin tegaknya Negara, yaitu pertanian, untuk
menghasilkan bahan makanan; pengembalaan, untuk menghasilkan binatang ternak, perburuan
dan pertambangan, untuk menghasilkan binatang buruan dan barabg tambang yang tersimpan di
dalam perut bumi, pemintalanuntuk menghasilkan pakaian; pembangunan, untuk menghasilkan
tempat tinggal, politikyang berkaitan dengan pengelolaan Negara, pengaturan kerja sama antar
warga Negara untuk menjamin kepentingan bersama.
Dalam bidang politik Negara memerlukan pertama ahli pengukur tanah, untuk mengetahui
ukutan tanah milik rakyat dan pembagian secara adil, kedua, militer untuk memelihara keamanan
dan pertahanan Negara; ketiga, kehakiman untuk menyelesaikan perselisihan dan pertikaian
antara warga Negara; keempat, hukum, yakni undang-undang yang memelihara moral yang harus
mereka patuhi agar tidak terjadi perselisihan dan pelanggaran hak.
Kekuasaan kepala Negara sultan atau raja tidak datang atau berasal dari rakyat, tetapi dari Allah,
yang diberikan hanya kepada sejumlah kecil hamba pilihan oleh karena itu kekuasaaan kepada
Negara adalah suci (muqaddas), juga sebagai bayangan dari Allah di muka bumi.
Syarat untuk menjadi kepala Negara adalah :
1.
Dewasa atau aqil balik
2.
Otak yang sehat
3.
Merdeka dan bukan budak
4.
Laki-laki
5.
Keturunan quraisy
6.
Pendengaran dan pengelihatah yang sehat
7.
Kekuasaan yang nyata
8.
Hidayah
9.
Ilmu pengetahuan
10. wara (kehiidupan yang bersih degan kemampuan mengendalikan diri, tidak berbuat hal-hal
yang bterlarang dan tercela.
3. Organisasi Kekuasaan
Niccolo Machiavelli (1469-1527 M)
Pemikiran Machiavelli mengenai hubungan Negara sebagai organisasi kekuasaan yaitu :
1.
kekuasaan dan Negara hendaknya dipisahkan dari moralitas dan Tuhan
2.
kekuasaan sebagai tujuan, bukan instrunen untuk mempertahankan nilai-nilai moralitas dan
agama

3.
penguasan yang baik harus mengejar kejayaan dan kekayaan karena keduanya merupakan
nasib mujur yang dimiliki oleh penguasa
4.
kekuasaan merupakan raison d,entre Negara. Negara merupakan simbolis kekuasaan
politik tertinggi yang bersipat mencakup bersama.
5.
dalam mempertahankan kekuasaan setelah merebutnya dibagi menjadi dua yaitu :
memusnahkan, membumianguskan seluruh Negara, dan membunuh seluruh keluarga
penguasa lama.
Melakukan kolonisasi dan menjalin baik dengan Negara tetangga dekat
6.
kekuasaan yang didapat secara keji dan jahat bukan merupakan nasib baik. Jika ia
melakukan kekejamann hendaknya mengiringinya dengan tindakan simpati, kasi sayang kepada
rakyat, dan menciptakan kebergantungan rakyat kepadanya untuk menghindari pembrontakan.
7.
seorang penguasa perlu mempelajari sifat yang terpuji maupun yang tidak terpuji. Ia harus
berani melakukan tindakan yang kejam, bengis, kikir, dan khianat asalkan baik bagi Negara dan
kekuasaan. Untuk mencapai tujuan, cara apapun dapat dilakukan. Penguasa tidak perlu takut
untuk dicintai asalkan ia tidak di bencu rakyat.
8.
penguasa Negara dapat menggunakan cara binatang dalam menghadapi lawan-lawan
politiknya. Seorang penguasa dapat mencontoh peringai singa yang menggretak di suatu saat dan
perangai ruba yang tidak bisa dijebak di saat lain.
9.
sseorng penguasa yang mempunyai sikap yang jelas apakah sembagai musuh atau kawan
akan lebih dihargai daripada bersikap netral.
Thomas Hobbes 91588-1645 M.)
Hobbes mengibaratkan Negara sebagai leviathan, yaitu sejenis moster yang ganas, menakutkan
dan bengis yang terdapat dalam kisah perjanjian lama. Pertama asumsi Hobbes adalah :
1.
manusia cendrung mempunyai insting hewani yang kuat;
2.
untuk mencapai tujuannya, manusia cendrung menggunakan insting hewaninya (leviathan);
3.
manusia akan menjadi serigala bagi manusia lainnya (homo homini lupus);
4.
semua manusia akan berperang melawan semua (bellum omnium contra omnes); dalam
keadaan alamiah manusia sering membunuh, sesuatu yang sebenarnya tidak dikehendaki oleh
manusia;
5.
nalar manusia untuk berdamai.
Kedua Kontrak Sosial,
Bahwa terbentuknya suatu Negara atau kedaulatan pada hakekatnya merupakan sebuah kontrak
atau perjanjian sosial. Hanya saja perjanjian itu bukan antara individu atau antara manusia
dengan Negara, melainkan antarindividu saja. Oleh karena itu, Negara berdiri bebas dan tidak
terikat oleh perjanjian. Negara berada diatas individu. Negara bebas melakukan apa saja yang
dikehendakinya, terlepas apakan sesuai atau tidak dengan kehendak individu.
Ketiga asumsi Negara dan kekuasaan
Negara perlu kekuatan mutlak untuk mengatur individu atau manusia. Oleh karena itu, bentuk
Negara yang monarki absolut adalah yang terbaik dan niscaya. Untuk menjunjung kekuasaannya,
seorang penguasa monarki memiliki hak-hak istimewa. Di antaranya, hak menetapakan seorang
pengganti, kelak jika sang penguasa beralangan atau meninggal dunia. Penguasa boleh menunjuk
seseorang untuk menjadi penguasa yang berasal dari kalangan mana pun termasuk anggota
keluarganya sendiri, yang penting adalah apakah penguasa penggantinyaitu melakukan
kewajibannya sebagai penguasa atau tidak.
4.Organisasi Hukum
Thomas Aquineas (1226-1274 M.)

Kekuasaan dan Negara menurut Thomas tidak terlepas dari huum kodrat atau hukum alam.
Hukum abadi adalah kebijaksanaan dan akal budi abadi Tuhan. Bertitik tolak dari hukum kodrat
tersebut, Thomas berpendapat bahwa eksitensi Negara bersumber dari sifat alamiah manusia.
Salah satu sifat alamiah manusia adalah wataknya yang bersifat sosial dan politis.hukum kodrat
ialah yang mendasari prilaku dan aspirasi manusia membentuk Negara. Beberapa argument
mengapa manusia membutuhkan Negara :
1.
manusia adalah bagian integral dari alami. Karena itu manusia tidak hanya bergantung dan
membutuhkan manusia lain, melainkan berbagai subtansi alam-hewan, tumbuhan, mineral,
lautan, udara, dan lain-lain.yang berada diatas bumu ini.
2.
sisi lain watak alamiah manusia adalah manusia bertindak sesuai dengan intelegensinya
karena manusia adalah mahluk yang berpikir.
3.
seorang manusia sederajat dengan manusia lainnya. Posisi derajat itu diterima manusia
sejak pertama kalinya manusia dilahirkan ke dunia.
John Locke (1632-1704 M.)
John Locke percaya bahwa akal senantiasa membuat manusia berperilaku rasional dan tidak
merugikan orang lain. Ini karena akal budi merupakan hukum yang memiliki sifai-sifat sebagai
suara Tuhan.
Prinsip pemikiran Locke yaitu :
1.manusia memiliki kemampuan yang sama untuk mengetahui hukum moral
2. percaya dalam kompetisi kebajikan merupakan gagasan yang radikal.
Dua macam perjanjian tentang penegakan HAM dan kekuasaan hukum masyarakat
yaitu : pactum unions dan pactum subjektionis. Pada tahap pertama diadakanpactum unions yaitu
prjanjin antarindinidu untuk membentuk body politik yaitu Negara. Kemudian, pada bagian
keduan para individu yang membentuk body politikbersama-sama menyerahkan hak untuk
mempertahankan kehidupan dan hak untuk menghukum yang bersumber dari hukum alam.
Jhon Locke membagi kekuasaan menjadi tiga bentuk yaitu :
1.
kekuasaan pembuat undang-undang atau kekuasaan legislatif (legislative power)
2.
kekuasaan pelaksanaan undang-undang atau kekuasaan eksekutif (executive power)
3.
kekuasaan federatif (federative power)
Montesquieu (1688-1755 M.)
Montesquieu terkenal dengan karya-karyanya, salah satunay adalah menjadi penyebab
kehanycuran bangsa, yaitu 1) kebijakan konstutisional pokok pemerintahan yang silih berganti,
dan 2) semamngat rakyat untuk melakukan perubahan.
Karyanya yang paling menonjol juga adalah semangat hukum. Dalam bukunya ini banyak
memberikan barbagai alternatif politik yang masuk akal. Seperti halnya buku teori tentang
politik, teori buku ini mempunyai tiga tujuan, antara lain filosofis, histories, dan polemik. Tujuan
filosofis buku ini adalah pemikiran Montesquieu dalam karya ini adalah :
1.
Hukum dan bentuk pemerintahan yang ditentukan oleh banyaknya orang yang berkuasa
dan prinsip nilai yang digunakan. Pemerintah dibagi menjadi tiga yaitu : republik, monarki, dan
despotis.republik biasanya berupa demokrasi, atau aristokrasi.
2.
kondisi diatas mempengaruhi gagasan tentang trias politica yang memisakkan kekuasaan
Negara dalam tiga bentuk kekuasaan (eksekutif, legislatif, dan yudikatif). Ide ini muncul karena
demi terjaminnya kebebasan politik rakyat, perlu diadakan pemisahan kekuasaan Negara. Ini
bertujuan membatasi kekuasaan raja dan menghindari kekuasaan mutlak yang sewenangwenang.

3.
Dua factor utama yang membentuk watak masyarakat, yaitu secara geografis yang
mengkibatkan munculnya mental tertentu. Factor moral juga berpengaruh penting terhadap
agama, hukum, kebiasaan,
4.
Masalah undang-undang ekonomi, yang ia khususkan pada perniagaan, memperbaiki
sekaligus merusak tata karma dan nilai moral. Selain itu, ada hubungan antara perdagangan dan
pemerintah. Bahkan kemiskinan diklasifikasikan dalam dua hal ; karena kekejaman pemerintah
dan karena diri sendiri yang menganggap bahwa kemiskinan merupakan bagian kebebasan
mereka.
5. Organisasi Kedaulatan Rakyat
Al-mawardi (975-1059 M.)
Manusia menurut mawardi adalah mahluk lemah dan paling banyak kebutuhannya. Untuk itu
manusia memerlukan kerja sama. Allah menciptakan manusia dengan keadaan lemah dan paling
banyak kebutuhan, menurut mawardi, bertujuan membuat mereka sadar bahwa Dia adalah
pencipta dan pemberi rezeki. Dan yang terpenting dari semua itu adalah agar manusia tidak
sombong dan tekabur. Namun begitu Allah tidak pernah membiarkan manusia menjadfi lemah
Dia membimbing manusia untuk mendaapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Kelemahan manusia
yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebuthan hidupnya sendiri, dan adanya
keragaman dan perbedaan bakat, pembawaan, serta kemampuan, semua itu mendorong manusia
untuk bersatu dan saling membantu, dan akhirnya sepakat untuk mendirikan Negara.
Menurut mawardi, dari segi politik, Negara itu memerlukan enam sandi utama, yaitu :
1. Agama yang dihayati,
2.
Penguasa yang berwibawa,
3.
Keadilan yang menyeluruh,
4.
Keamanan yang merata,
5.
Kesuburan tanah yang berkesinambungan,
6.
Harapan keberlangsungan hidup.
Mawardi berpandangan bahwa kepala Negara dibentuk untuk menggantikan fungsi kenabian
guna memelihara agama dan memgatur dunia. Ini artinya seorng kepala Negara adalah pemimpin
agama di satu pihak dan pemimpin politik di pihak lain.
Untuk mengangkat kepala Negara terdapat beberapa cara. Salah satunya adalah cara pemilihan
oleh mereka yang berwenang mengikat dan melepas, yaitu para ulama, candikiawan, dan
pemunka masyarakat. Tugas terpenting anggota lembaga pemilih adalah mengadakan penilaian
lebih dahulu terhadap kandidat kepala Negara apakah dia memenuhi persyaratan. Jika
memenuhu persyaratan, si kandidat diminta kesediaannya lalu ditetapkan sebagai kepala Negara
dengan ijtihad atas dasar rida dan pemilihan yang diikuti dengan pembaitan. Dalam penbaitan
tidak ada paksaan. Rakyat yang telah membait harus menaatinya. Namun bila ada diantara
pemilih yang tidak stuju kepada kepala Negara terpilih, karena pengangkatannya atas dasar
persetujuan dan tujuan pemilihan, jabatan kepala Negara harus diserahkan kepada orang yang
dipandang lebih berhak memegang jabatan terhormat itu. Pengangkatan kepala Negara
merupakan persetujuan kedua belah pihak, antara pemilih dan yang dipilihsebagai suatu
hubungan dua pihak dalam mengadakan perjanjian atas dasar sukarela. Kesekwensinya, kedua
belah pihak mempunyai kewajiban dan hak secara timbale balik.
J.J Rousseau (1712-1778 M.)
Negara adalah sebuah produk perjanjian sosial. Individu-individu dalam masyarakat sepakat
untuk menyerahkan sebnagian hak, kebebasan, dan kekuasaan yang dimilikinya kepada suatu
kekuasaan bersama.

Negara berdaulat karena karena adanya mandat dari rakyat. Negara diberi mandat oleh rakyat
untuk mengatur, mengayomi, dan menjaga keamanan maupun harta benda mereka. Kedaulatan
negara akan tetap absah selama negara tetap menjalankan fungsi-fungsinya sesuai dengan
kehendak rakyat. Negara harus selalu berusaha mewujudkan kehendak umum dari segi ini,
konsep negara berdasarkan kontrak sosial merupakan antitensi terhadap hak-hak ketuhanan, raja
dan kekuasaan negara.
6. Organisasi Integralistik
George F. Hegel (1770-1831 M.)
Hegel berpendapat bahwa negara bersifat unik karena ia memiliki logika, nalar, sistem berpikir,
dan berperilaku tersendiri yang berbeda dengan organ politik apa pun. Karena itu bisa saja
umpamanya negara menegasi kebebasan atau kemerdekaan individu dengan asumsi bahwa
individu tidak memiliki makna dalam totalitas negara. Ia harus labur dalam kesatuan negara.
Dalam persefektip semacam ini, individu tidak mungkin bisa menjadi kekuatan oposisi
berhadapan dengan negara.
Negara juga bertujuan untuk memberikan kebebasan yang sempurna kepada manusia. Manusia
sebagai individu, terkatung-katung dan diperbudak oleh nalirinya. Dengan dmikian, maka hidup
akan tercipta jika individu menyerahkan diri kpada negara.
Prof. Soepomo
Negara integralistik didasarkan pada premis bahwa kwhidupan kebengsaan dan kenegaraan
terpatri dalam suatu totalitas. Negara tidak boleh berpihak pada kelompok tertentu atau
mayoritas dan menindas kolompok yang lemah dan minoritas, apalagi hanya membela
kepentingan segelinir orang. Tidak ada diskriminasi sedikit pun dala bentuk apa pun dalam
kehidupan bernegara.
Dua model negaran integralistik yaitu : Negara Dai Noippon
( jepang), dan Negara Nazi
Jerman. Keduanya dinilai memiliki corak ketimiran yng cocok dengan kondisi Indonesia.
Konsep negara dapat ditarik dalam empat persepetif atau sudut pandang utama yaitu :
1.
Sudut pandang politis. Titik tolak pandangan ini adalah kekuasaan. Artinya, negara dilihat
sebagai organisasi kekuasaan. Operasional konsep kekuasaan adalah kemungkinan untuk
melaksanakan kehendak sendiri dalam kerangkan suatu hubungan sosial.
2.
Sudut pandang sosiologi. Titik tolak pandangan ini adalah masyarakat. Negara dipahami
sebagai organisasi tertinggi yang dipengruhi kuat oleh keberadaan masyarakat. Operasional
konsep masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama.
3.
sudut pandang yuridis. Titik tolak pandangan ini adalah hukum. negara diartikan sebagai
bagian dari tata hukum dan organisasi besar yang harus tunduk pada hukum. Oprasional konsep
hukum adalah segala peraturan yang dibuat untuk mengatur tatatertib kehidupan bersama.
4.
Sudut pandang religi. Titik tolak pandangan ini adalah agama atau Tuhan. Artinya negara
dinyatakan sebagai fasilitas atau tempat bersemayam Tuhan di bumi. Dalam konsep operasional
agama dimaksudkan sebagai sesuatu kepercayaan yang dianut olae umat manusia untuk
menemukan hakikat hidup dan hubungan denagn Tuhan

Anda mungkin juga menyukai