PENDAHULUAN
Ilmu Negara ialah Ilmu yang menyelidiki atau membicarakan Negara, ini telah nyata
ditunjukkan sendiri oleh namanya. Tetapi sebetulnya Ilmu yang membicarakan negara itu
bukanlah hanya Ilmu Negara saja, oleh karena di samping Ilmu Negara itu masih ada Ilmu-ilmu
lainnya yang juga membicarakan negara.
Adapun sistematis pembicaraannya yaitu:
F. Jaman berkembangya Teori Hukum Alam (abad ke XVII dan abad ke XVIII)
Teori Hukum Alam ini mengalami perkembangan dalam dua abad. Meskipun memiliki
ajaran yang sama, tetapi fungsinya berbeda.
Ajaran Hukum Alam abad ke XVII berfungsi menerangkan
Tokoh: Grotius (Hugo de Groot), Thomas Hobbes, Benedictus de Sinoza,
John Locke
Ajaran Hukum Alam abad ke XVIII berfungsi menilai.
Tokoh: Frederick Yang Agung, Montesquieu, Jen Jacques Rousseau,
Immanuel Kant
H. Teori Positivisme
Merupakan reaksi terhadap teori-teori klasik tradisional.
Tokoh : Hans Kelsen
I. Teori Modern
Teori ini bersifat modern, karena sudah menyesuaikan dirinya dengan
keadaan serta perkembangan Ilmu Pengetahuan modern.
Tokoh : Prof. Mr. R. Kranenburg, Prof. Dr. J.H.A Logemann
BAB II
OBYEK ILMU NEGARA
Obyek atau lapangan pembicaraan Ilmu Negara adalah negara. Sedangkan Ilmu yang
berhubungan erat dengan Ilmu negara adalah Hukum Tata Negara dan Hukum Tata
Pemerintahan. Ilmu- ilmu tersebut memiliki kesamaan pada objeknya, yaitu negara.
Adapun perbedaannya adalah:
Hukum Tatanegara dan Hukum Tata Pemerintahan memandang objeknya (negara),
dari sifatnya atau pengertiannya yang konkret. Artinya obyeknya itu sudah terikat pada
tempat, keadaan dan waktu, jadi telah mempunyai afektif tertentu. Misalnya ; Negara
Republik Indonesia, Negara Inggris, Negara Jepang dst.
Sedangkan Ilmu Negara memandang obyeknya (negara), dari sifat atau dari
pengertiannya yang abstrak. Artinya obyeknya itu dalam keadaan terlepas dari tempat,
keadaan dan waktu. Jadi tegasnya belum mempunyai afektif tertentu, bersifat abstrak-
umum-universal.
Kemudian dari objek tersebut diselidiki lebih lanjut :
1. Asal Mula Negara
2. Hakekat Negara
3. Bentuk-bentuk Negara dan Pemerintah
George Jellinek
Membagi Staatswissenshaft (dalam pengertian luas) dalam 2 bagian, yaitu:
I. Staatswissenshaft (dalam pengertian yang sempit) Algemeine Staatslehre
II. Rechtswisseschaft (Ilmu Negara Umum)
Besondere Staatslehre
(Ilmu Negara Khusus)
Besondere Staatsrechtslehre
→ menyelidiki negara dari segi Yuridis.
Individuelle Staatslehre
Besondere Staatslehre → menyelidiki negara dari lembaga-lembaga kenegaraannya.
Spezielle Staatslehre
→ menyelidiki negara dari lembaga kenegaraan yang khusus
(Badan Perwakilannya)
BAB III
ASAL MULA NEGARA
Tiga sifat inilah yang menghasilkan atau mengakibatkan timbulnya 3 golongan orang-orang di
dalam Negara Khayalan Plato, yaitu:
1) Golongan Penguasa → Golongan yang memerintah, terdiri dari orang-orang
pandai, ahli-ahli fikir dan ahli filsafat.
2) Golongan Tentara → Golongan yang menjaga keselamatan negara, yang
harus mendapatkan didikan khusus untuk menjalankan tugasnya itu dan ini pertama-
tama dibutuhkan adanya siasat keberanian.
3) Golongan Pengusaha atau pekerja
1) Pada zaman Romawi ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan pesat. Disebabkan
karena lebih menitikberatkan soal-soal praktis daripada berpikir secara teoritis.
Sedangkan bangsa Yunani lebih pada orang-orang yang suka berfikir tentantang
negara dan hukum.
2) Kerajaan Romawi dimulai dari keadaan terpecah belah, tetapi setelah peperangan
Romawi mulai mengalami perubahan. Perubahan yang penting adalah perubahan
dari negara yang bersifat polis atau negara kota (city state) menjadi Imperium
(Kerajaan Dunia). Sedangkan bangsa Yunani dimulai dari negara kesatuan nasional
yang kompak, tetapi akhirnya negara terpecah belah dan tidak dapat dipersatukan
lagi.
1. Polybius
Sebenarnya merupakan ahli sejarah berkebangsaan Yunani. Tetapi karena
sesuatu hal ia dipenjarakan di Romawi.
Ajaran terkenal dengan nama “Cyclus Theori”. Karena menurutnya bentuk
negara atau peme-rintahan yang satu sebenarnya merupakan akibat daripada
bentuk negara yang lain, yang telah langsung mendahuluinya. Jadi berbagai
bentuk negara tersebut terdapat hubungan sebab-akibat. Bentuk negara itu
berubah-ubah sehingga merupakan suatu lingkaran, suatu Cyclus. Sehingga
diberi nama “Cyclus Theori”.
Teori ini memiliki kelemahan, yaitu bahwa gambaran tentang timbulnya
negara meskipun tersimpul pikiran yang logis, tetapi dalam kenyataannya
tidaklah pernah ada atau terjadi apa yang digambarkan oleh Polybius itu.
3. Seneca
Pernah menjadi Guru Kaisar Nero. Dan meninggal pada tahun 65 Masehi.
Bangsa Romawi telah mengalami kebobrokan dan terbecah belah.
Kelemahan bangsa Romawi terdapat pada bagian sosial-etis. Jadi kelemahan
itu terdapat pada sistem atau politik pemerintahannya, yaitu Sistem Divide et
Impera. Karena di sini orang dapat menggunakan tipu muslihat dan
sebagainya untuk kepentingan negara. Hal ini menyebabkan bangsa yang
ditaklukan kembali mengadakan perlawanan terhadap Romawi, sehingga
Romawi terpecah belah.
Jatuhnya Imperium Romawi
C. Jaman Abad Pertengahan
Pada zaman pertengahan ini tidak banyak memberikan kesempatan terhadap pemikiran
tentang negara dan hukum, serta ilmu pengetahuan lainnya. Karena cara berfikir yang kurang
kritis. Segala hal di dunia ini selalu dikembalikan pada Tuhan. Mengenai hal ini terjadi
pertentangan antara Kaum yang menjadi penganut Raja (Kaum Legist) dan kaum bagi mereka
yang menganut Paus (Kaum Canonist).
Kaum Legist mengatakan bahwa tidak hanya Gereja saja yang mempunyai tugas dan
tujuan ethis, memelihara keadilan dan ketertiban hukum, tetapi negara mempunyai
juga. Negara lebih dahulu daripada Gereja.
Kaum Canonist mengatakan bahwa kekuasaan yang asli di dunia ini ada pada Paus.
Dan Raja itu hanya mendapatkan kekuasaan dari Paus. Jadi Raja itu tidak memiliki
kekuasaan yang asli. Kekuasaan yang ada pada Paus dan yang ada pada Raja
diumpamakan sseperti halnya: matahari dengan bulan. Bahwa sinar yang asli pada
matahari dan bulan yang mendapatkan sinar dari matahari.
Pertentangan itu mengakibatkan adanya dua macam hukum, yaitu:
1) Hukum yang mengatur soal-soal kenegaraan atau keduniawian.
2) Hukum yang mengatur soal-soal keagamaan atau kerohanian.
Dengan demikian terdapat dua macam kodifikasi hukum, yaitu:
1) Kodifikasi hukum yang diselenggarakan oleh Raja Theodosius dan Raja Justinianus.
Kodifikasi ini mengenai peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Negara. Kodifikasi
ini disebut ”Corpus Juris”
2) Kodifikasi hukum yang diselenggarakan oleh Paus Innocentius. Kodifikasi ini
mengenai peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Gereja. Kodifikasi ini disebut
”Corpus Juris Canonici”
Corpus Juris terdiri dari 4 bagian, yaitu:
1. Instituten → sebuah ajaran yang memiliki aturan mengikat layaknya undang-
undang.
2. Pandecten → penafsiran para sarjana terhadap sesuatu peraturan.
3. Codex → peraturan atau undang-undang yang ditetapkan oleh raja.
4. Novellen →tambahan-tambahan dari sesuatu peraturan atau undang-undang.
Di dunia ini terdapat 2 organisasi kekuasaan, yaitu:
1) Organisasi yang dikepalai oleh seorang Raja.
2) Organisasi Gereja yang dikepalai oleh seorang Paus.
Jaman abad pertengahan dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Jaman Pertengahan Sebelum Perang Salib (abad ke V – abad ke XII)