NIM : 21410249
Kelas : C
ILMU NEGARA
Oleh : Soehino, S. H
Dosen Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu negara ialah ilmu yang menyelidiki atau membicarakan Negara, ini telah nyata
ditunjukkan sendiri oleh namanya. Tetapi sebetulnya Ilmu yang membicarakan negara itu
bukanlah hanya Ilmu Negara saja, oleh karena Ilmu Negara itu masih ada ilmu – ilmu lainnya
yang juga membicarakan negara.
Sistemik pembicaraannya yaitu :
1. Objek Ilmu Negara
Membicarakan tentang apa yang menjadi objek Ilmu Negara.
2. Asal Mula Negara
Membicarakan tentang teori – teori (ajaran – ajaran, paham – paham)
mengenai timbulnya negara atau terjadinya negara.
A. Teori pada Jaman Yunani Kuno
a. Socrates
b. Plato
c. Aristoteles
d. Epicurus
e. Zeno
B. Teori pada Jaman Romawi Kuno
a. Polybius
b. Cicero
c. Seneca
C. Teori pada Jaman Pertengahan (abad ke V – abad ke XV)
Timbul bersamaan dengan berkembangnya agama Kristen.
Ajaran ini berkembang dalam 2 periode, yaitu :
1) Jaman pertengahan sebelum Perang Salib (abad ke V – abad ke
XII)
a) Ajaran bersifat Teokratis Mutlak, artinya mendasarkan
ajarannya itu kepada kekuasaan serta keagungan Tuhan.
b) Diciptakan oleh : Augustinus, Thomas Aquinas.
2) Jaman Pertengahan sesudah Perang Salib (abad ke XII – abad ke
XV)
a) Ajaran agak bersifat kritis, sehingga lalu menjadi Teokratis
Kritis.
b) Disebabkan karena masuknya pengaruh dari jaman Yunani
Kuno, terutama ajaran Aristoteles pada waktu terjadinya
Perang Salib.
c) Ajaran diwakili oleh : Marsilius Van Padua
Jadi dengan demikian, Perang Salib sebagai Pemisah antara
kedua periode.
D. Jaman Renaissance (abad ke XVI)
o Terjadi perubahan – perubahan besar dalam Ilmu Pengetahuan, terutama
dalam Ilmu Kenegaraan dan Ilmu Keagamaan.
o Dalam Ilmu Kenegaraan timbul ajaran – ajaran dari :
1) Niccolo Machiavelli
2) Thomas Morus
3) Jean Bodin
o Dalam Keagamaan timbul Kaum Reformator :
1) Dante
2) Luther
3) Melanchthon
4) Zwingli
5) Calvijn
E. Kaum Monarkomen
Tokoh : Hotman, Brutus, Buchaman, Mariana, Bellarmin, Suares, Milton dan
nama yang terpenting Althusius.
F. Jaman berkembangnya Teori Hukum Alam (abad ke XVII dan abad ke XVIII)
Teori Hukum Alam ini mengalami perkembangan dalam dua abad. Meskipun
memiliki ajaran yang sama, tetapi fungsinya berbeda.
o Ajaran Hukum Alam abad ke XVII berfungsi menerangkan
Tokoh : Grotius (Huge de Groot), Thomas Hobbes, Benedictus de
Sinoza, John Locke
o Ajaran Hukum Alam abad ke XVII berfungsi menilai
Tokoh : Frederick Yang Agung, Montesquieu, Jen Jacques Rousseau,
Immanuel Kant
G. Jaman berkembangnya Teori Kekuatan / Kekuasaan
- Berkembang pada permulaan abad-abad modern.
- Tokoh : F. Oppenheimer, H.J Laski, karl Marx H.
H. Teori Positivisme
- Merupakan reaksi terhadap teori-teori klasik tradisional.
- Tokoh : Hans Kelsen
I. Teori Modern
1.Teori ini bersifat modern, karena sudah menyesuaikan dirinya dengan keadaan
serta perkembangan Ilmu Pengetahuan modern.
2. Tokoh : Prof. Mr. R. Kranenburg, Prof. Dr. J.H.A Logemann
3. Teori-teori Tentang Hakekat Negara → Pendapat para sarjana
4. Teori-teori Tentang Tujuan Negara
5. Teori Legitimisi Kekuasaan. Meliputi 3 masalah pokok, yaitu:
a. Sumber Kekuasaan
b. Pemegang Kekuasaan (kekuasaan tertinggi = kedaulatan)
c. Pengesahan Kekuasaan
3. Teori-teori Tentang Hakekat Negara → Pendapat para sarjana
4. Teori-teori Tentang Tujuan Negara
5. Teori Legitimisi Kekuasaan.
Meliputi 3 masalah pokok, yaitu:
a. Sumber Kekuasaan
b. Pemegang Kekuasaan (kekuasaan tertinggi = kedaulatan)
c. Pengesahan Kekuasaan
6. Klasifikasi Negara
7. Susunan Negara
• Membicarakan bentuk-bentuk negara ditinjau dari segi susunannya.
• Dari segi susunan:
a) Negara Kesatuan → Negara bersusunan tunggal
b) Negara Federasi → Negara bersusunan jamak
8. Negara Demokrasi Modern
9. Negara Autokrasi Modern
BAB II
OBYEK ILMU NEGARA
Georg Jellinek
Membagi Staatswissenshaft (dalam pengertian luas) dalam 2 bagian, yaitu:
I. Staatswissenshaft (dalam pengertian yang sempit) Algemeine Staatslehre
II. Rechtswisseschaft (Ilmu Negara Umum)
Besondere Staatslehre
(Ilmu Negara Khusus)
Individuelle Staatslehre
Besondere Staatslehre → menyelidiki negara dari lembaga-lembaga kenegaraannya.
Spezielle Staatslehre → menyelidiki negara dari lembaga kenegaraan yang khusus
(Badan Perwakilannya)
BAB III
ASAL MULA NEGARA
1. Polybius
- Sebenarnya merupakan ahli sejarah berkebangsaan Yunani. Tetapi karena sesuatu hal
ia dipenjarakan di Romawi.
- Ajaran terkenal dengan nama “Cyclus Theori”. Karena menurutnya bentuk negara
atau pemerintahan yang satu sebenarnya merupakan akibat daripada bentuk negara
yang lain, yang telah langsung mendahuluinya. Jadi berbagai bentuk negara tersebut
terdapat hubungan sebab - akibat. Bentuk negara itu berubah-ubah sehingga
merupakan suatu lingkaran, suatu Cyclus. Sehingga diberi nama “Cyclus Theori”
- Teori ini memiliki kelemahan, yaitu bahwa gambaran tentang timbulnya negara
meskipun tersimpul pikiran yang logis, tetapi dalam kenyataannya tidaklah pernah
ada atau terjadi apa yang digambarkan oleh Polybius itu.
3. Seneca
- Pernah menjadi Guru Kaisar Nero. Dan meninggal pada tahun 65 Masehi.
- Bangsa Romawi telah mengalami kebobrokan dan terpecah belah.
- Kelemahan bangsa Romawi terdapat pada bagian sosial-etis. Jadi kelemahan itu
terdapat pada sistem atau politik pemerintahannya, yaitu Sistem Divide et Impera.
Karena di sini orang dapat menggunakan tipu muslihat dan sebagainya untuk
kepentingan negara. Hal ini menyebabkan bangsa yang ditaklukkan kembali
mengadakan perlawanan terhadap Romawi, sehingga Romawi terpecah belah.
- Jatuhnya Imperium Romawi.
E. Kaum Monarkomaken
Istilah Monarkomaken secara umum berarti anti Raja atau menentang Raja. Dalam hal
ini yang dimaksud bukan melawan sistem pemerintahan absolutisme pada umumnya,
melainkan eksesnya. Memang saat Raja memerintah dengan kekuasaan yang absolut timbul
akibat juga dalam lapangan keagamaan atau kepercayaan, yaitu bahwa Raja dapat
menentukan agama apa yang harus dianut oleh rakyatnya. Sehingga dalam lapangan agama
timbul aliran reformasi. Nama-nama yang terkenal adalah Luther, Melanchthon, Zwingli dan
Chalvin. Intinya mereka tidak setuju dengan susunan organisasi gereja yang ada.
A. Luther : Ia yang pertama kali melakukan gerakan pembaharuan (1517 M). Pertama-
tama menyerang keburukan gereja, yaitu mengenai hierarki pada gereja dan pada
hukum gereja yang tidak berdasarkan Kitab Suci, dan yang hanya digunakan untuk
mengumpulkan kekayaan dan kekuasaan keduniawian saja.
B. Melanchthon : Ia menitikberatkan pada hukum alam, yang dengan langsung mengajar
kepada manusia apa kehendak Tuhan itu. Negara juga mengajarkan kepada manusia
supaya mengenal Tuhan. Jadi negara mempunyai sifat ketuhanan. Sebab hanya negara
yang mempunyai hukum yang memaksa, dan negara berada di atas gereja.
C. Zwingli : Ia hendak melindungi semangat negaranya dari pengaruh buruk dari luar.
Menurutnya negara mempunyai hak untuk mengatur sendiri kehidupan
masyarakatnya berdasarkan kemauannya sendiri. Dengan demikian ajaran Zwingli ini
menuju ke arah Demokrasi.
D. Chalvin : Dikenal dengan sebutan “Calvinisme”, yaitu menjadi pejuang-pejuang
untuk kebebasan politik dan menjadi perintis jalan untuk kemerdekaan negara dan
demokrasi.
1. Dante (1265 – 1321 M) De Monarchia. Sifat daripada bukunya adalah Paus. Untuk
mencapai perdamaian di dunia ini harus dibentuk suatu kerajaan dunia, sedang negara itu
harus hidup berdampingan tetapi dengan dasar sendiri-sendiri, untuk menciptakan dan
memelihara serta mempertahankan perdamaian dunia. Raja menurut Dante mendapatkan
kekuasaan dari Tuhan, jadi tidak melalui apalagi tergantung pada Paus.
Yang menjadi kaum Monarkomaken, yaitu:
A. Hotman
- Buku “Pranco Gallia”, pada tahun 1573 M.
- Dasar yang digunakan adalah dasar-dasar ajaran sejarah. Jadinya ia bukanlah orang
monar komaken sebenarnya, meskipun orang selalu menggolongkan ke dalamnya.
B. Brutus
- Buku “Vindiciae Contra Tyrannos” (alat-alat hukum melawan Tyranni), pada tahun
1579 M.
- Buku ini merupakan salah satu tinjauan yang prinsipiel tentang perlawanan terhadap
raja - raja yang mempunyai kekuasaan absolut.
C. Buchanan (1506 – 1582 M)
- Nama lengkap George Buchanan
- Buku “De Jure Regni Apud Scotos” (kekuasaan raja pada scot), pada tahun 1579 M.
- Ia seorang humanist. Pertama-tama Ia mencari perbedaan antara Raja dengan Tyran.
Raja itu adalah orang yang memegang pemerintahan, yang memperoleh
kekuasaannya itu dengan, bantuan rakyat dan yang melaksanakan pemerintahannya
atas dasar keadilan. Jika tidak demikian, ia adalah seorang Tyran. Dan boleh dibunuh
tanpa hukum.
D. Mariana
- Nama lengkap Juan de Mariana
- Seorang sarjana dari Spanyol.
- Buku “De Rege Ac Regis Institutione” (hal raja dan kedudukannya), pada tahun 1599
M. Buku ini khusus ditujukan sebagai pegangan dari raja Phillip II di Spanyol.
- Ajaran banyak persamaan dengan ajaran Buchanan, terutama mengenai batas-batas
kekuasaan raja, dan pembunuhan terhadap Tyran.
E. Bellarmin (1542 – 1621 M)
- Seorang kardinal dan seorang Controversialis.
- Filsafat negaranya bersifat Controversialis, karena sikapnya yang membela pendirian
tentang kedaulatan Tuhan, yang kemudian mendapat perlawanan dari kaum jesuit
dengan kedaulatan rakyatnya.
- Berpendapat bahwa sungguhpun monarki absolut adalah merupakan bentuk
pemerintahan yang paling baik dalam teori, akan tetapi karena kekurangan-
kekurangan daripada akhlak manusia telah menyebabkan prakteknya berlainan sekali.
- Buku “Disputationes”, yang mengajarkan bahwa Paus tidak mempunyai kekuasaan
dalam lapangan keduniawian. Buku “Tractatus de Potestate Summi Pontivicus in
Rebus Temporalibus” (kekuasaan Paus dalam lapangan keduniawian).
F. Suarez (1548 – 1617 M)
- Nama lengkap Fransesco Suarez
- Seorang Controversialis dan seorang sarjana dari Spanyol.
- Buku “Tractatus de Ligibus ac Deo Legislatore” (uraian tentang UU dan Tuhan,
pembentuk UU)
- Alirannya disebut sebagai pelopor dari Huge de Groot. Karena ia telah menciptakan
hukum antar negara, dan memberikan kemungkinan untuk dibangunnya kembali
hukum alam. Ini sesuai dengan pendapatnya bahwa tidak ada satu negarapun yang
dapat berdiri sendiri tanpa mengadakan hubungan dengan negara-negara lain.
- Negara adalah gabungan daripada orang-orang yang merupakan suatu kesatuan
karena perbuatan yang kemauan atau karena persetujuan umum.
G. Milton
- Nama lengkap John Milton
- Seorang penyair yang termasyhur
- Ketika hidupnya ia mengalami masa pembunuhan raja Charles I. Dan karena
pembelaanpembelaannya ia menjadi terkenal.
H. Johannes Althusius atau Johan Althaus (1568 – 1638 M)
- Seorang monarkomaken yang Calvinis. Terlihat pada pendapatnya yang mengatakan
bahwa negara seharusnya tidak hanya menyelenggarakan kepentingan jasmani
daripada para warga negaranya, tetapi juga kepentingan rokhani, agama, kesusilaan,
pendidikan dan menetapkan peraturan tentang tingkah laku manusia.
- Buku “Politeca Methodice Digesta” (Susunan ketatanegaraan yang sistematis yang
diperkuat dengan contoh dari sejarah biasa dan sejarah suci), pada tahun 1610 M).
- Negara adalah merupakan kesatuan keluarga dalam bentuknya yang tertinggi, dan
yang mempunyai tujuan beraneka macam, dengan secara berangsur-angsur kesatuan
itu berkembang dan akhirnya mencapai bentuknya sebagai negara. Jadi ajarannya
bersifat Organistis.
- Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan segala sesuatu yang
menuju kepada kepentingan jasmani dan rokhani daripada anggota-anggotan negara,
kekuasaan ini ada pada rakyat sebagai kesatuan.
- Bentuk Negara
1) Kekuasaan negara atau kekuasaan pemerintahan ditangan Raja sebagai wakil
daripada rakyat (Monarki)
2) Kekuasaan negara atau kekuasaan pemerintah ada di tangan dua orang atau lebih
dan mereka itu baik sifatnya (Aristokrasi)
3) Kekuasaan negara atau kekuasaan pemerintah ada di tangan rakyat yang juga baik
sifatnya (Demokrasi)
4. Immanuel Kant (1724 – 1804 M)
- Seorang Nasionalis.
- Ajaran filsafatnya bersifat kritis di mana ia menguraikan ajarannya tentang negara dan
hukum.
- Buku “Metaphysische Anfangsgrunde der Rechtslehre” (Asas-asas metafysis dari
ilmu hukum)
- Negara adalah suatu keharusan adanya, karena negara harus menjamin terlaksananya
kepentingan umum di dalam keadaan hukum. Artinya negara harus menjamin setiap
warga negara bebas di dalam lingkungan hukum.
H. Teori Positivisme
Kegagalan daripada para ahli pemikir tentang negara dan hukum dalam menyelidiki
dan menerangkan asal mula negara, hakikat negara, serta kekuasaan negara, menimbulkan
sikap Skeptis terhadap negara. Dan orang lebih suka menentukan sikap positif terhadap
negara.
1. Hans Kelsen
- Teori positivisme menyatakan bahwa tak usah mempersoalkan asal mula negara, sifat
serta hakikat negara dan sebagainya, karena kita tidak mengalami sendiri. Jadi tanpa
menyinggungnya.
- Ilmu Negara harus menarik diri atau melepaskan pemikirannya secara prinsipil dari
tiap-tiap percobaan untuk menerangkan negara serta bentuknya secara kausal atau
sebab musabab yang bersifat abstrak.
2. Kranenburg
- Mengatakan bahwa menarik hati dan biasanya sangat pintar jalannya pertumbuhan
serta perkembangan pikiran, yang membawa kesimpulan yang bersifat skeptis dan
negatif ini.
- Negatif bukan berarti suatu penarikan diri ilmu negara sebagai ilmu yang sungguh-
sungguh, melainkan dilepaskannya semua usaha percobaan untuk menerangkan tugas
pokok tiap ilmu pengetahuan. Dan menyerahkan kepada ilmu lain, yang secara tegas
dipisahkan dari ilmu negara dan ilmu hukum tatanegara, ialah sosiologi.
I. Teori Modern
Kalau kita hendak menyelidiki atau mempelajari negara, maka baiklah negara itu dianggap
sebagai suatu fakta atau suatu kenyataan, yang terikat pada keadaan, tempat, dan waktu.
1. Prof. Mr. R. Kranenburg
- Negara pada hakikatnya adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan
oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa.
- Negara itu adalah sekunder, artinya adanya itu menyusul kemudian.
- Bangsalah yang primer
- Bangsa itu menciptakan organisasi, jadi terbentuknya organisasi tergantung
pada bangsa.
2. Prof. Dr. J.H.A. Logemann
- Negara itu pada hakikatnya adalah suatu organisasi kekuasaan yang meliputi
atau menyatukan kelompok manusia yang kemudian disebut bangsa.
- Pertama-tama negara itu adalah suatu organisasi kekuasaan, maka organisasi
ini memiliki suatu kewibawaan, atau gezag, dalam pengertian dapat
memaksakan kehendaknya kepada semua orang yang diliputi oleh organisasi
itu.
- Yang primer adalah negara. Sedangkan kelompok manusianya adalah
sekunder.
- Organisasi itu menciptakan bangsa, maka terbentuknya bangsa tergantung
pada organisasi.
BAB IV
HAKEKAT NEGARA
Hakekat Negara, dengan ini dimaksudkan sebagai suatu penggambaran tentang sifat
daripada Negara. Negara sebagai wadah dari suatu bangsa yang diciptakan oleh Negara itu
sendiri. Negara sebagai wadah bangsa untuk mencapai cita cita atau tujuan bangsanya. Maka
dari itu penggambaran tentang hakikat Negara ini mesti ada hubungannya dengan tujuan
Negara, tujuan Negara adalah merupakan kepentingan utama dari pada tatanan suatu Negara.
Pandangan hakikat Negara sangat erat hubungannya dengan filsafat yang dianutnya. Dengan
demikian banyak pendapat dan pandangan tentang tujuan Negara, sebanyak aliran pisafat
yang ada. Bahkan sebenarnya lebih dari pada itu, sebab kadang - kadang orang yang
termasuk satu aliran tapi pandangannya tentang tujuan Negara berlainan ini disebabkan oleh
pengaruh keadaan atau sifat pemerintahan yang dialaminya, dengan demikian pandangannya
tentang hakikat Negara pula berlainan.
BAB V
TEORI - TEORI TENTANG TUJUAN NEGARA
Pentingnya tujuan negara ini terutama berhubungan dengan bentuk negara, susunan
negara, organ-organ negara atau badan-badan negara yang harus diadakan, fungsi dan tugas
daripada organ-organ tersebut, serta hubungannya antara organ yang satu dengan yang lain
yang harus selalu harus disesuaikan dengan tujuan negara.
Mengetahui tujuan Negara itu, kita dapat menjawab soal legitimasi kekuasaan, yaitu
kekuasaan daripada organisasi Negara, juga dapat mengetahui sifat daripada organisasi
Negara. karna semuanya itu harus sesuai dengan tujuan Negara.
BAB VI
TEORI LEGITIMASI KEKUASAAN
a. Teori kedaulatan Tuhan
Menurut sejarahnya yang paling tua adalah teori kedaulatan tuhan, yaitu yang mengatakan
bahwa kekuasaan tertinggi itu memiliki atau ada pada tuhan.
Teori ini berkembang pada jaman abad pertengahan, yaitu antara abad ke V sampai abad XV.
Di dalam perkembangan teori ini sangat erat hubungannya dengan perkembangan agama baru
yang timbul pada saat itu, yaitu agama Kristen, yang kemudian diorganisir dalam suatu
organisasi keagamaan, yaitu gereja, yang dikepalai seorang paus.
b. Teori kedaulatan Negara
Teori kedaulatan Negara ini menyatakan, bahwa kedaulatan itu tidak ada pada Tuhan, seperti
yang dikatakan oleh para penganut teori kedaulatan Tuhan (Gods-sovvereiniteit), tetapi ada
pada Negara, Negara di sini dianggap sebagai suatu keutuhan yang menciptakan peraturan-
peraturan hukum, jadi adanya hukum itu karena adanya Negara, dan tiada satu hukum pun
yang berlaku jika tidak dikehendaki oleh Negara.
c. Teori kedaulatan hukum
Menurut teori kedaulatan hukum atau rechtes-souvereiniteite tersebut yang memiliki bahkan
yang merupakan kekuasaan tertinggi di dalam suatu Negara itu adalah hukum itu sendiri.
Karena baik raja atupun penguasa maupun rakyat atau warga Negara, bahkan Negara itu
sendiri semua tunduk pada hukum. Semua sikap, tingkah laku dan perbuatannya harus sesuai
atau menurut hukum. Jadi menurut krabbe yang berdaulat itu adalah hukum. Menurutnya
hukum itu tidaklah timbul dari kehendak Negara dan dia memberikan kepada hukum suatu
kepribadian tersendiri. Dan hukum itu berlaku terlepas daripada kehendak Negara.
d. Teori kedaulatan rakyat
Yang dimaksud dengan rakyat oleh rouseou itu bukanlah penjumlahan daripada individu
individu, melainkan adalah kesatuan yang dibentuk oleh individu itu, dan yang mempunyai
kehendak.
Selain itu perlu juga diingat bahwa yang dimaksud reoseou dengan kedaulatan rakyat itu pada
prinsipnya itu adalah cara atau system yang bagaimanakah pemecahan sesuatu soal itu
menurut cara atau system tertentu itu yang memenuhi kehendak umum. Teori kedaulatan
rakyat ini diikuti oleh imannuel kant, yang mengatakan bahwa tujuan Negara itu adalah untuk
menegakan hukum dan menjamin kebebasan daripada warga negaranya.
BAB VII
KLASIFIKASI NEGARA
A. Negara itu adlah sebenarnya merupakan suatu proses yang setiap waktu dapat
mengalami perubahan, perubahan mana adalah sesuai dengan keadaan, yang bagaimana telah
dikemukakan dalam teori teori yang telah kita bicarakan tentang bentuk Negara dari pleto,
aristoteles, dan polydius.
B. Didalam pemikiran Negara dan hukum, peristilahan di dalam ilmu kenegaraan sering
mengalami perubahan hal ini disebabkan karena kurang cepatnya perubahan istilah istilah itu
kalau dibandingkan dengan perubahan pengertian.
C. Didalam mengadakan klasifikasi bentuk - bentuk Negara, para sarjana mengemukakan
atau mempergunakan kriteria atau dasar atau ukuran yang bebeda beda yang dibiicarakan
disini adalah suatu klasifikasi bukan pembagian.
D. Bahkan mengenai apa yang disebut Negara itu saja para sarjana, khususnya para ahli
pemikir tentang Negara dan hukum telah memberikan pengertian yang berbed beda, menurut
sudut pandangnya atau filsafatnya masing - masing, serta selalu menyesuaikan dengan
keadaan dan kebutuhan jaminannya.
E. Sedangkan suatu istilah saja kadang-kadang mempunyai pengertian yang bermacam
macan misalnya istilah monarki itu kadang - kadang mempunyai pengertian monarki
absolute, monarki terbatas, monarti konstitusionil.
1. Klasifikasi Negara klasik-tradional : monarki, aristokrasi, demokrasi.
Para ahli pemikir pada umumnya mereka iitu mengklisifikasikan Negara menjadi 3 golongan,
dan yang dipergunakan sebagai criteria pada umumnya dapat dikatakan sama. Hanya saja
mereka itu kadang kadang mempergunakan cara atau system serta istilah istilah yang berbeda
beda misalnya ajaran daripda plato, aristoteles, Polybius dan Thomas van Aquinas.
Mengkalisifiksikan Negara dalam 3 bentuk yaitu monarki aristokrasi dan demokrasi.
Sedangkan yang dipergunakan sebagai kriteria :
a. Sususnan daripada pemrinhannya. Artinya, apa yang dimaksud adalah jumlah orang
yang memegang pemerintahan, itu dipegang atau dilaksanakan oleh satu orang tunggal,
beberapa atau golongan orang, atau pada prinsipnya ppemerintahan itu ada pada rakyat
b. Sifat dari pada pemerintahannya. Artinya pemerintahan itu ditunjukan unuk
kepentingan umum, keperntingan mereka yang memegang itu saja, ini yang buruk.
2. Kalsifikasi Negara dalam bentuk monarki dan republic
Menegenai pengertian demokrasi yang dikekemukakan oleh aristoteles tidak dapat
dipertahankan dalam jaman modern ini karena pengertian sekarang Negara demokrasi itu
bukanlah nagara yang jelek sepertinya digambarkan aristoteles, melainkan demokrasi itu
menunjukan adanya system pemerintahan rakyat yang representative.
Pada jaman renaissance, seorang sarjana ahli pemikir besar Negara dan hukum, niccolo
machiapelli dalam bukunya II principe, telah mengemukakan penjenisan Negara menjadi 2
bentuk yaitu republic dan monarki, menurutnya Negara itu adalah republic atau monarki,
dalam ajaran tersebut negra dipergunakan dalam pengertian genus, sedangkan istilah republic
dan monarki dipergunakan dalam species.
Pada jaman modern Georg jellinek dalam bukunya allegemenne staatslihle, diterbitkan pada
tahun 1914 dia juga mengemukakan penjelasan menjadi 2 yaitu republic dan monarki, dia
menggunakkan istilah monarki sebagai lawan dari pada organisasi Negara yang disebut
republic. Menurutnya perbedaan antara monarki dan republic itu benar benar mengenai
perbedaaan dari pada system pemerintahannya.
Menurut jellinek ada 2 macam terbentunya 2 negara itu :
a. Kemaunan Negara itu terbentuk atau tersusun didalam jiwa seseorang yang mempunyai
wujud atau bentuk fisik. Artinya kemauan Negara itu hanya ditentukan oleh satu orang
tunggal, tiada orang atau badan lain yang dapat ikut campur dalam pembentukan Negara itu.
b. Kemauan Negara itu terbentuk tau tersusun dalam suatu dewan. Dewan itu adalah suatu
pengertian yang adanya hanya didalam hukum, dan sifatnya abstrak serta berbentuk yuridis.
3. Autoritarien fuhrerstaat
Diamping penjenisan Negara dalam 2 bentuk, yaitu republic dan monarki, prof. otto
koellreutter yang sifat ajarannya adalah berdasarkan nasional-sosialisme,menyebutkan
adanya species atau jenis ke 3 yaitu yang disebut Negara autokrasi terpinpin, atau seperti
yang tertulis di judul. Negara yang autoritarien fuhrerstaat adalah suatu Negara yang
dipimpin oleh kekuasaan Negara, yang berdasarkan atas pandangan autoriter Negara. jadi
dalam Negara ini juga sedikit juga dikuasai oleh asas ketidaksamaan, tapi di samping itu juga
dikuasai asas kesamaan, oleh karena yang dapat memegang pemrintahannya nnegara itu
bukan hanya orang orang dari satu dinasti saja.
4. Klasifikassi Negara menurut Prof. M.r. kranen burg
Dalam bukunya algeminei staatler, yang diterbitkan pada tahun 1937, dapat dikatakan bahwa
ia menganut aliran historis sociologis, dalam arti bahwa beliau mendasari teorinya atau
dasar : bagaimana sejarah pertumbuhan masyarakat itu, yaitu yang semudah dengan dengan
bebas tanpa terikat oleh sesuatu aturan apapun, menjadi suatu Negara dimana berlaku
beranekaragam peraturan hukum yang mempunyai sifat mengikat, serta ada sanksi nya
apabila peraturan hukum itu tidak ditaati.
Kranen burg mengkelompokkan manusia menjadi 4 jenis kelompok yaitu :
a. Kelompok manusia yang sifatnya setempat tetapi tidak teratur.
b. Kelompok manusia yang sifatnya setempat dan teratur.
c. Kelompok manusia yang sifatnya tidak setempat dan tidak teratur.
d. Kelompok manusi yang sifatnya tidak setempat tetapi teratur.
5. Klasifikasi Negara menrut hans kellsen
Dalam ajarannya dalam klasifikasi Negara hans kellsen antara lain mengatakan bahwa, kalau
akan mengklasifikasikan neagara, terlebih dahulu harus menetapkan apakah yang akan
dipergunakan sebagai criteria.
Menurutnya Negara pada hakikatnya merupakan suatu tertib hukum atau tertib masyarakat
yang mempunyai sifat memaksa. Dan menimbulkan hak memerintah dan kewajiban tunduk.
Dengan ini sendirinya akan mengurangi atau membatasi kebebasan, pembatasan terhadap
warga Negara. menurutnya sifat kebebasan warga Negara di bagi jadi 2:
a. Sifat meningkatnya peraturan2 hukum yang dibuat atau di keluarkan oleh penguasa
yang berwenang
b. Sifat kelelusaan penguasa atau pemerintah dalam mencampuri atau mengatur peri
kehidupen warga negaranya.
Susunan Negara ini ialah membicarakan bentuk negara dilihat dari segi susunannya.
Dan akan menghasilkan dua bentuk susunan Negara:
A. Bentuk kesatuan
Negara ini dapat pula disebut Negara unitaris, susunannya bersifat tunggal dalam maksud
adalah Negara yang tidak tersusun dari beberapa Negara melainkan terdiri dari satu Negara,
dalam Negara ini hanya ada satu pemerintah yaitu pemerintah pusat yang mempunyai
kekuasaan serta kewenangan tertinggi dalam bidang pemerintahan Negara di dalam ajaran ini
masih dilaksanakan asas sentralisasi dan konsentrasi.
1. Sentralisasi. Adalah asas yang menghendaki bahwa segala kekuasaan serta urusan
pemerintah itu milik pemerintah pusat
2. Konsentrasi. Adalah yang menghendaki bahwa segala kekuasaan serta urusan
pemerintah dilaksanakan oleh pemerintah pusat baik yang ada di pusat maupun
daerah.
B. Nagara Federasi
Nagara federasi adalah Negara yang ber susunan jamak maksudnya Negara yang tersusun
dari beberapa Negara. yang semula telah berdiri sendiri sebagai Negara merdeka dan
berdaulat mempunyai UUD sendiri dan pemerintahan sendiri. Tapi kemudian karna
kepentingan baik politik ataupun ekonomi atau lainnya negara2 tersebut saling
menggabungkan dan membentuk suatu ikatan kerja sama yang efektif. Namun negara2
tersebut kemudian di sebut Negara bagian yang masih ingin mempunyai urusan pemerintahan
yang wenang dan di atur sendiri di sampung iti urusan pemerintahan juga akan di atur
bersama sama oleh ikatan kerja sama tersebut. Dalam Negara federasi ini ada :
1. Dua macam Negara, Negara federasi dan negar bagian
2. Dua macam pemerintahan, pemerintah Negara federasi dan pemerintah Negara bagian
3. Dua macam UUD, UUD negara federasi dan UUD masing2 negara bagian
4. Negara di dalam Negara, bahwa Negara bagian berada dalam Negara federasi
5. Dua macam urusan pemerintaha, urusan pemerintahan yang pokok dan yang berkaitan
denga kepentingan bersam negara2 bagian.
Berdasarkan sifat hubungan kerjasama antara pemrintah negra federasi dengan pemerintah
Negara bagian maka negar federasi itu dapat di bedakan menjadi 2 macam jenis:
a. Negara serikat
b. Perserikatan Negara
BAB IX
MEGARA DEMOKRASI MODERN
BAB X
NEGARA AUTOKRASI MODERN
Negara autokrasi modern. Negara ini disebut dengan sistem satu partai atau partai
tunggal. Negara autokrasi dalam pengertiannya yang asli atau kuno praktis dewasa ini dapat
dikata-katakan sudah tidak ada. Negara autokrasi dalam bentuknya yang murni sebetulnya
hanya kita temukan dalam jaman kuno, di dalam negara itu kekuasaan pemerintahan hanya
dipegang atau dijalankan oleh satu orang tunggal saja.
1. Perbedaan antara demokrasi modern dengan autokrasi modern
Terdapatnya perbedaan antara badan perwakilan pada Negara autokrasi modern
dengan badan perwakilan pada demokrasi modern disebabkan oleh beberapa hal :
a. Pandangan terhadap hakekat Negara. mereka yang menyetujui atau mendukung
Negara yang melaksanakan sistem autokrasi, mengemukakan pandangannya, atau
ajarannya, atau doktrinnya, bahwa Negara itu pada hakikatnya adalah merupakan
suatu organisme. Negara dianggap merupakan suatu kesatuan yang mempunyai
dasar - dasar hidup, serta kehidupan dan mempunyai kepentingan sendiri serta
kepribadian sendiri.
b. Pandangan terhadap tujuan Negara. dalam hal ini pun berbeda. Sebab yang
mendukung di laksanakannya sistem autokrasi berpendapat bahwa tujuan Negara
adalah menghimpun kekuasaan sebesar besarnya pada Negara, sedangkan mereka
yang mendukung dilaksanakannya sistem demokrasi berpendapat bahwa tujuan
Negara adalah kalau kiranya dapat dirumuskan secara singkat untuk
mengusahakan serta menyelenggarakan kebahagiaan serta kesejahteraan
rakyatnya.