Anda di halaman 1dari 3

Nama : Miftachul Jannah

NIM : 1897184009

Jurusan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Kampus: Universitas Hasyim Asy’ari

Tempat Tanggal Lahir: Jombang, 06 Mei 2000

Asal : Kesamben/ Jombang

Agama : Islam

Status : Mahasiswi/Belum Menikah

Apresiasi Puisi (Tema Pandemi Covid-19)

Bertamu

Hadirnya tanpa duga tanpa aba-aba

Singgahnya menciptakan duka bagi segala yang bernyawa

Kau mengetuk pintu tiap-tiap rumah

Bukan bahagia yang kau bawa

Tapi sesak yang tak ada ujungnya

Mau sampai kapan bertamu?

Sampai tawa tak lagi membias diwajah pemiliknya?

Sampai rindu tak berujung dengan temu?

Sampai luka mewabah karena terlalu lama diam membisu?


Jiwa-Jiwa Separuh Dewa

Tuhan menitipkan sisa-sisa percaya pada tangan yang dengan cekat mengubah duka menjadi
tawa

Pada tubuh yang tanpa lelah berjuang mengembalikan bahagia yang lama dinanti tuannya

Pada jiwa yang mampu direnggut tanpa mengenal waktu

Bagaimana kabarnya?

Bagaimana keadaannya?

Masih sama seperti awal kau ikrarkan janji untuk menolong banyak raga?

Atau kau sendiri yang kali ini perlu pertolongan?

Kau habiskan sisa waktu, sisa tawa, dan segala hal di ruang itu

Kau kerahkan tenagamu demi kembalinya harapan-harapan baru untuk mereka yang nampak
lesu

Terimakasih sudah dengan gagah berdiri dan menyelamatkan banyak hal yang mampu
mengembalikan peradaban dengan tawa paling merekah

Dengan sempura paling nyata

Sepeninggalmu

Denting jam dinding di sudut ruang sempit itu terasa melambat;

Ruang sempit yang kau sebut perasaanku, kacau setelah sepeninggalmu

Denting jam dinding menganalogikan degup jantungku yang kian lama tak beraturan karena
pilu membisu

Merapal doa dari datangnya pagi hingga senja yang enggan berpamitan kembali

Kau berpulang karenanya; pandemi yang tak berkesudahan

Semerbak kamboja menjadi pertanda tak akan ada lagi senyummu di dunia

Bahkan hingga detik terakhir tak ada yang mengizinkan untuk kita berjumpa

Pergilah, ikhlasku sudah kusiapkan sebelumnya

Walau ingat kerap kali menyapa

Tanpa Jeda

Tawa

Ceria

Bahagia
Diambil paksa dari wajah para pemiliknya

Tanpa jeda; kuterima berita kepulangannya dari media masa

Tanpa Jeda; tak terhitung lagi berapa nyawa yang direnggut dalam satu masa

Tanpa jeda; tak kau izinkan kami untuk bernapas lega

Entah sampai kapan kami harus bersiap atas kehilangan-kehilangan

Banyak semoga yang dilangitkan demi hilangnya kau dari setiap sudut bumi

Walau "kapan" tak bisa diterka oleh logika

Walau "Aamiin" tak henti mengangkasa

Pamit Paling Dinanti

Sudah lebih dari 365 hari kau bertamu

Sudah lebih dari 365 hari pula kami merasakan kehilangan-kehilangan karenamu

Lewat luka, Tuhan tak berhenti menguatkanku walau kerap kali ingin menyerah

Lewat duka, Tuhan melapangkan sabarku tanpa jeda

Dialogku dengan Sang Maha petang itu tetap sama;

Lewat segala kejadian semoga syukurku tetap yang paling bergema

Segala do'a baik tak henti membumi

Walau pamitmu (covid-19) tetap yang paling dinanti

Anda mungkin juga menyukai