Kelompok 10
Kelompok 10
Dosen Pengampuh:
Miko Polindi,M.E
Disusun Oleh:
Evan Retmon (2111140111)
Intan Febriyanti (2111140107)
Rahmadia Pami Aprilina (2111140126)
Abstrak: Etika Bisnis Islam adalah merupakan hal yang penting dalam
perjalanan sebuah aktivitas bisnis profesional, dan menunjukkan bahwa ada
struktur yang berdiri sendiri yang terpisah dari struktur lain karena etika bisnis
dalam Islam lebih banyak menjelaskan kebijakan dan kebenaran baik tingkat niat
maupun gagasan terhadap perilaku, mulai dari hukum Islam hingga hubungan
perdagangan. Perdagangan dalam Islam sekarang sudah mulai menunjukkan
taringnya. Hal ini karena runtuhnya ekonomi kapitalis akibat krisis global. Dan
dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan pernah terlepas dari kegiatan
ekonomi, khususnya ekonomi Islam Dalam prakteknya, Islam menganjurkan agar
berdasarkan pada hukum Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem bisnis yang bersumber pada ajaran kapitalis dan komu- nis
(sosialis) ternyata telah menyebabkan malapetaka ekonomi, baik di dunia
Barat maupun Timur. Indikasi dari malapetakanya jumlah pengangguran di
mana-mana, jumlah orang miskin semakin hari terus meningkat. Negara-
negara ketiga kian terjerat hutang pada negara maju dan jatuh ke dalam krisis
ekonomi yang berkepanjan- gan sebagaimana yang dialami negara Indonesia.
Keadaan ini tera- sa sejak pertengahan tahun 1997 lalu dan terus berlangsung
sampai saat ini.1
Ekonomi Islam memang memiliki keunggulan daripada ekonomi
kapitalis, terutama dalam berbisnis. Etika yang diterapkan oleh rosulullah
adalah selalu ikhlas, membantu meringankan beban orang lain, selain itu juga
yang tak kalah pentingnya adalah jujur, amanahdan menghindari persaingan
yang tidak sehat dalam berbisnis. Persaingan usaha yang sehat akan menjamin
keseimbangan antara hak-hak produsen dan konsumen. Indikator dari
persaingan sehat adalah tersedianya banyak produsen, harga pasar yang
ditentukan berdasarkan keseimbangan antara permintaan dan penawaran, dan
peluang yang sama dari setiap usaha, dalam bidang industri dan perdagangan.
Adanya persaingan usaha yang sehat, akan menguntungkan semua pihak
termasuk konsumen dan pengusaha kecil, dan produsen sendiri, karena akan
menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada satu atau beberapa usaha
tertentu. Maka, tulisan ini akan mncoba memaparkan bagaimana etika
persaingan usaha yang sehat menurut perspektif Islam.
1
Muhammad Djakfar, Agama, Etika, dan Ekonomi, (Malang: UIN-Malang Press, 2007),
127.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. N. Maribun, Kamus Manajemen(Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), 276.
3
Franz Magnis Suseno,Etika Bisnis Islam : Dasar Dan Aplikasinya, (Jakarta :
Gramedia)1994, 55-56.
5
4
Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perpektif Islam, (Yogyakarta: BPFE, Cet: I, 2004),
371.
6
5
As-Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, cet. IV (Beirut: Dar al-Fikr, 1983) 129.
6
Gregory Grossman,Sistem-Sistem Ekonomi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) 28.
7
memang sudah menjadi rezeki kitamaka dia akan datang dengan sendirinya.
4. Pelayanan
Konsep Islam mengajarkan bahwa dalam memberikan layanan dari
usaha yang dijalankan baik itu berupa barangatau jasa jangan memberikan
yang buruk atau tidak berkualitas, melainkan yang berkualitas kepada orang
lain.Pedagang yang memberikan pelayanan prima, sesuai dengan syar’at Islam
tanpa menimbulkan maksiat akan menarik pembeli,yaitu dengan memberikan
pelayanan yang ramah, tidak menyakiti pembeli dengan kata-kata kasar,
melayani pembeli dengan perkataan yang baik, dan tidak menutup
kemungkinan memberikan bonus pada pembeli sebagai ucapan rasa
terimakasih. Sebaliknya pedagang yang memberikan pelayanan kepada
pembeli secara cuma- Cumaartinya tidak menempatkan pembeli sebagai raja,
dan menganggap sebaliknya, yaitu pembeli yang membutuhkan pedagang,
maka pedagang yang seperti ini akan sepi pembeli. 7 Selanjutnya para pelaku
usaa terus melakukan pelayanan-pelayanan kepada konsumen lebih baik
disbanding pesaing-pesaingnya, semua itu pada akhirnya menguntungkan para
konsumen karena selain mendapatkan harga yang rendah, konsumen juga
diuntungkan dengan pesatnya perkembangan tekhnologi dar inovasi yang
diciptakan oleh pelaku usaha ditambah pelayanan yan selalu terjaga.8
Kompetisi non etis
Kompetisi non-etis dalam konteks bisnis Islam merujuk pada tindakan
atau praktik bisnis yang bertentangan dengan prinsip-prinsip etika dan nilai-
nilai Islam. Dalam Islam, terdapat pedoman yang jelas mengenai bagaimana
seorang muslim harus berbisnis secara etis.
Dalam menjalankan suatu bisnis, perusahaan sebaiknya ha- rus
memperhatikan benar tentang etika dalam berbisnis pada perusaaan tersebut.
Sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial
sesuai dengan fungsinya. Pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaan
7
Muhammad,Metodologi Penelitian Pemikiran Islam. Edisi Pertama, Cet. Kedua
(Yogyakarta: EKONOSIA, 2004) 90.
8
Rachmadi Usman, Hukum Persaingan Usaha. Cet 1 (Jakarta: PT. gramedia Pustaka
Utama, 2004) 9.
8
9
http://citrarestuanggari.blogspot.com/2013/10/pelanggaran-etika-bisnis.html,
%20diakses%20pada%20tanggal%2027-12-2013,%20jam%2022:48.
10
Burhanuddin S, Hukum Bisnis Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2011), 227.
9
motivasi diri sekaligus faktor penggali dan pengembang potensi diri dalam
menghadapi bentuk-bentuk kompetisi, sehingga kompetisi tidak semata-mata
diarahkan untuk mendapatkan kemenangan dan mengalahkan lawan.13
Dengan memaknai kompetisi seperti itu, kita menganggap kompetitor
lain sebagai partner (bukan lawan) yang memotivasi diri untuk meraihprestasi.
Inilah bentuk kompetisi yang dilandasi sifat sehat dan tidak mengarah kepada
timbulnya permusuhan atau konflik, sehingga tidak bersifat deskruktif dan
membahayakan kelangsungan dan keharmonisan kehidupan kita. Tuntutan
dunia bisnis dan manajemen yang semakin tinggi dan kerasmensyaratkan
sikap dan pola kerja yang professional. Persaingan yang semakin ketatjuga
seakan mengharuskan orang–orang bisnis untuk bersungguh–sungguh
menjadiprofessional bila mereka ingin sukses dalam profesinya.14 Persaingan
dalam duniabisnis mendorong pembisnis meningkatkan efisiensi dan kualitas
produk untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain dan pelanggan merasa
puas dengan produk tersebut.
Dampak Negatif Adanya Persaingan
1. Kemungkinan terjadinya pelanggaran etika bisnis Islam
2. Kesulitan tumbuhnya bisnis pemula
3. Terjadinya perang harga yang merugikan bagi semua pesaing
4. Dapat menghasilkan bisnis monopoli dalam persaingan yang liar
BAB III
13
Nia Hidayati, “Bagaimana Menghadapi Kompetisi Dan Persaingan”,
14
Badiatul Luthfiani, Konsep Etika Bisnis Perdagangan Global Dalam Pandangan Syariah
(Skripsi S1 Fakultas Syariah Dan Hukum, Univesitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2004), 14.
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menempatkan pesaing sebagai mitra bisnis adalah Hal yang sanagat
penting dalam dunia usaha, bagaimana sang pelaku bisnis memberikan
pelayanan yang baik terhadap pelanggan. Dan menawarkan produk dan jasa
yang berkualitas, sehingga tidak merugikan konsumen, atau pelanggan, dan
jangan pernah berbuat curang terhadap pesaing lainnya, atau mnghacurkan
pesaing dagangnya, tetapi harus dijadikan sebagai mitra bisnis. Dan sang
pelaku bisnis akan berhasil, bila ada perhatian yang penuh dengan semua
pihak dalam proses bisnis dengan memberi semangat dan kehangatan.
DAFTAR PUSTAKA
12
http://citrarestuanggari.blogspot.com/2013/10/pelanggaran-etika-bisnis.html,
%20diakses%20pada%20tanggal%2027-12-2013,%20jam%2022:48.
Muhammad, dan Lukman Fauroni, Visi al-Qur’an Tentang Etika Dan Bisnis,
(Jakarta: Salemba Diniyah, 2002),