Anda di halaman 1dari 10

TUGAS REVIEW AGROCLIMATOLOGY

HERI KUSWORO
202141047

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2023
ALAT STASIUN KLIMATOLOGI DAN PENGGUNAANNYA
Thermohyangrograph
Merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur suhudan kelembaban (Falahnsia, 2013).
Alat ini mencatat otomatis temperatur dankelembaban sebagai fungsi waktu selama 24
jam.Ujung alat dihubungkan ke tangkai pena melalui sumbu horizontal sehingga dapat
menimbulkan track rekaman pada kertas piasyang berputar selama 24 jam per rotasi. Jika
temperatur naik, ujung bimetalmenggerakkan tangkai pena ke atas begitu juga sebaliknya.
Sebelum dipakai, Thermohyangrograph harus dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini harus
ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai untuk mengukur atmosfer. Satuan suhu pada
Thermohyangrograph adalah Celcius (o C), sedangkan satuan padakelembaban/  Relative
Humadity  (RH) adalah (%).
 Gabungan Thermograph dan Hyangrograph dinamakan Thermohyangrograph
 Alat ini memiliki fungsi unt mengukur suhu dan kelembaban udara secara otomatis →
dengan menggunakan pias kertas sebagai hasil yang dilihat, kemudian di bag kertas
tersebut terdapat pengukur suhu ( bagian atas kertas ) dan pengukur kelembaban (bagian
bawah kertas)
 Dengan menggunakan sensor → grafik perubahan suhu bisa diketahui, karena sensor
tersebut sangat peka terhadap suhu sekitar dimana mengalami pemuaian bila suhu
meningkat dan menyusut jika suhu rendah
Sangkar Meterorologi
Sangkar meteorologi merupakan sebuah bangunan berbentuk sangkar yang terbuat dari kayu.
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi peralatan meteorologi dari hujan dan radiasi panas
langsung dari luar.
 Beberapa standar ketentuan dari sangkar meteorologi saat ini adalah sebagai berikut:
 Lokasi sekitar sangkar meteorologi berupa lahan lapang bebas dari bangunan ataupun
pohon yang dapat menghalangi sinar matahari.

 Terbuat dari kayu dan di cat putih. Hal ini dilakukan agar warna putih pada cat
memantulkan kembali radiasi dari matahari sehingga tidak langsung mengenai termometer.

 Pintu sangkar dibuat menghadap utara dan selatan. Hal ini dilakukan karena gerak semu
matahari adalah dari timur ke barat, dengan demikian pada saat pengamatan tidak ada radiasi
langsung matahari yang masuk kedalam sangkar sehingga nilai parameter terukur merupakan
nilai asli unsur udara dekat permukaan.

 Dinding sangkar dibuat berventilasi/berkisi-kisi agar sirkulasi udara lancar untuk


mengalirkan udara masuk dan keluar. Ketinggian bangunan ± 2 meter
Peralatan meteorologi yang terdapat di dalam sangkar meteo terdiri dari : termometer
maksimum, termometer minimum, termometer bola kering dan termometer bola basah.
• Termometer bola kering. Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu udara
permukaan. Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang di dalamnya terdapat pipa kapiler yang
berisikan air raksa. Ketika suhu naik, maka air raksa akan memuai dan menunjukan skala suhu
pada lingkungan.
• Termometer bola basah. Termometer ini digunakan untuk mengukur titik embun dalam
udara. Termometer ini sama seperti termometer bola kering, yang membedakannya adalah
termometer ini bolanya dilapisi dengan kain yang dijaga agar selalu basah. Temometer bola
basah mengukur suhu yang dibutuhkan untuk menguapkan air di kain tersebut. Ketika
kelembaban udara kecil, maka air akan mengambil panas dari termometer tersebut sehingga suhu
pada termometer bola basah akan menurun. Itulah mengapa saat siang hari selisih antara bola
kering dan bola basah cukup jauh dibandingkan malam hari. Selisih dari suhu termometer bola
kering dan bola basah digunakan untuk menentukan kelembaban udara/ relative humidity.
• Termometer maksimum. Termometer ini digunakan untuk mengetahui suhu maksimum
pada lingkungan sangkar selama satu hari. Termometer ini menggunakan air raksa sama halnya
seperti termometer bola kering/basah, yang membedakan adalah pada termometer ini terdapat
celah yang disebut contriction. Celah inilah yang membuat air raksa tidak akan menyusut ketika
suhu udara turun karena air raksa tersumbat oleh celah ini, jadi suhu yang terukur pada
termometer ini akan tetap pada skala suhu tertinggi. Ketika akan digunakan ulang, termometer
ini dapat dikalibrasi kembali dengan cara mengibaskan termometer kearah contriction/ kearah
bawah sehingga air raksa dapat kembali pada suhu yang sebenarnya.
• Termometer minimum. Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu terendah
dalam satu hari pada lingkunan. Berbeda dengan termometer maksimum, termometer ini
menggunakan alkohol. Alkohol digunakan karena karakteristiknya cocok untuk mengukur suhu
rendah karena titik beku alkohol yang lebih rendah dari air raksa. Didalam pipa kapiler yang
berisikan alkohol terdapat jarum index yang akan menunjukan skala suhu minimum. Ketika suhu
menurun maka index ini akan mendekati skala minimum karena terdorong oleh permukaan
alkohol. Termometer ini diletakkan sedikit miring kebawah agar index selalu menunjukan suhu
terendah.
ALAT PENGUKUR TEKANAN UDARA
 Disebut Barometer Air raksa
 Dasar kerja alat ini adalah percobaan bejana Toricelli, yaitu sebuah tab kaca yang diisi
dengan air raksa kmd dibalik dan mulut tab tersebut dimasukan kedalam bejana yang
berisi air raksa → Air raksa dalam tab akan turun tetapi tdk sampai habis karena di tahan
oleh udara yang menekan permukaan air raksa dalam bejana dan besarnya sama dengan
berat air raksa dalam tabung.
 Satuan tekanan udara diantaranya adalah mb (milibar). 1 mb = 100 Newton/m2
 Alat pengukur yang lain adalah Barometer aneroid (menggunakan sensor)
 Alat ini adalah tab logam tipis yang dibuat spt lampu lampion → sehingga bisa kembang
kempis menyesuaikan dengan tekanan udara.
 Kembang kempisnya tab logam ini dihubungkan dengan tangkai yang menunjuk pada skala
atau pena yang menulis / merekam diatas kertas yang bersekala
 Barometer aneroid yang mencatat sendiri dinamakan Barograph.

ALAT PENAKAR CURAH HUJAN


• Pengamatan curah hujan menggunakan alat yang dinamakan penakar hujan
Observatorium dan Penakar hujan otomatis type Hellman
Penakar hujan Obs → untuk mengukur jumlah curah hujan.
• Penakar hujan otomatis type Hellmann → untuk mengukur intensitas hujan atau jumlah
curah hujan per satuan waktu, satuannya mm
• Misalkan curah hujan diukur 20 mm, mempunyai arti bahwa curah hujan yangg jatuh
apabila tidak mengalir, menguap dan meresap maka tinggi air di tempat lapang dan
datar/horizontal tersebut adalah 20 mm.
ALAT PENGUKUR EVAPORASI

• Alat penguapan terdiri dari :


1. Bejana / panci tempat air dgn diameter 127 Cm,
2. Thermometer apung unt mengukur suhu air
3. Hook Gauge stell well unt mengukur tinggi air dlm panci.
4. Cup counter anemometer unt mengukur kec angin rata-rata di permukaan air.

• Selisih tinggi air sekarang dengan tinggi air kemarin merupakan jumlah air yang hilang
karena menguap dengan kondisi: suhu air rata-rata seperti yang ditunjukan thermometer
apung, kec angin rata-rata di permukaan air seperti yg ditunjukan Cup Counter
Anemometer

ALAT PENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGIN

• Disebut Anemometer → Alat pengukur kec angin berupa baling-baling yg as nya dihub
dgn dinamo penghasil arus listrik. Apa bila angin bertiup diperoleh arus listrik
• Arus listrik ini → diconvert ke satuan kec, knot atau m/detik
• Alat penunjuk arah angin berupa bendera yg kaku (lempengan) yg as nya dihub dgn
tahanan listrik geser (tahanan geser)
• Besarnya tahanan akan berubah-ubah seiring dgn perubahan bendera arah penunjuk angin
• Arus listrik yg tetap dialirkan melalui tahanan geser tsb, setelah melalui tahanan tsb
otomatis besarnya arus listrik akan berubah dan di convert ke derajat arah angin/mata
angin
• Selain itu juga digunakan theodolit sebagai pengukur arah dan kecepatan angin.
Pengamatan dgn theodolit dilakukan sejak pukul 08.00 hingga pukul 20.00 dan khusus
pada malam hari digunakan lampion, dan siang harinya menggunakan balon sebagai
obyek untuk diamatai arah dan kecepatan angin. Alat ini berfungsi setiap hari kecuali
pada saat hujan
KLASIFIKASI IKLIM
Pembagian iklim ini berdasarkan posisi suatu wilayah terhadap matahari:
1. Iklim Tropis: Terletak di 23,5 derajat LU-23,5 derajat LS.

2. Iklim Subtropis: Terletak di 23,5 derajat LU-40 derajat LU dan 23 derajat LS-40 derajat LS.

3. Iklim Sedang: Terletak di 40 derajat LU-66,5 derajat LU dan 40 derajat LS-66,5 derajat LS.

4. Iklim Dingin/Kutub: Terletak di 66,5 derajat LU-90 derajat LU dan 66,5 derajat LS-90 derajat
LS.
Berdasar klasifikasi Iklim Global Wilayah Indonesia sebagian besar masuk zona iklim
tropika basah, sisanya masuk zona iklim pegunungan atau tropika monsoon. Sedangkan
pembagian zona agroklimat berdasarkan bakosurtanal adalah Perhumid (selalu basah), Udik
(selalu lembab), Ustik (kering musiman) dan Aridik (selalu kering). Pembagian zona didasarkan
pada jumlah bulan basah (dengan total curah hujan > 200 mm), lembab (total curah hujannya
berkisar antara 100-200 m) dan kering (total curah hujannya < 100 mm per bulannya).

1. Zona iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidt-Ferguson


Zona Bulan Kering Nilai Q Kondisi Iklim
A <1,5 <0,14 Sangat Basah
B 1,5 – 3,0 0,14 – 0,33 Basah
C 3,0 – 4,5 0,33 – 0,60 Agak Basah
D 4,5 – 6,0 0,60 – 1,00 Sedang
E 6,0 - 7,5 1,00 – 1,67 Agak Kering
F 7,5 – 9,0 1,67 - 3,00 Kering
G 9,0 – 10,5 3,00 – 7,00 Sangat Kering
H >10,5 >7,00 Luar Biasa Kering
2. KLASIFIKASI IKLIM LR OLDEMAN (1974)
• Bulan Basah jika curah hujan kumulatif > 200 mm
• Bulan Kering jika curah hujan kumulatif < 100 mm
• Membagi menjadi 5 zona utama → dibagi lagi menjadi 18 sub zona berdasarkan jumlah bulan
kering yang berlangsung berturut-turut:
Zona Jumlah Bulan Basah berturut-turut
A >9
B 7–9
C 5–6
D 3–4
E <3
3. KLASIFIKASI IKLIM IRRI (International Rice Research Institute)
• Pembuatan klasifikasi iklim dikaitkan dgenganbidang pertanian diutamakan tanaman padi.
• Membagi menjadi 4 Zona Utama:
Zona Sub Zona Bulan Basah Kriteria tambahan
I - >9 -
II 1 5–9 Tdk ada Bulan Kering
2 5–9 Tdk ada Bulan Kering dan dengan pola hujan bimodal
3 5–9 Dengan 2 Bulan Kering/lebih
4 5–9 batas musim hujan tegas dengan curah hujan > 100 mm/bulan
III 1 2–5 Tdk ada Bulan Kering
2 2–5 Dengan 2 Bulan Kering/lebih
IV - <2 -

Klasifikai tanaman berdasarkan pada letak ketinggian


• Sayuran yang berada di level 0-600 m dpl (dataran rendah). Contohnya kangkung,
bayam, terung, kacang panjang, dan kecipir.
• Sayuran dataran tinggi dapat hidup pada ketinggian > 600 mdpl. Contohnya seperti
wortel, buncis, kapri, kentang, kubis atau kol, dan selada.
• Bbrp macam sayuran yang bisa tumbuh di dataran rendah dan tinggi. Misalnya, bayam,
tomat, kol, kangkung, cabai, bawang bakung, pare, selada, sawi, terung, dan kol.
Pranoto Mongso (Jawa) atau Pranata Mangsa (Sunda) atau kerta mangsa (Bali) adalah
semacam penanggalan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan khususnya aktivitas bercocok
tanam dan penangkapan ikan. Dibuat berdasarkan kejadian-kejadian alam yaitu seperti musim
penghujan, kemarau, musim berbunga, dan letak bintang di jagat raya, serta pengaruh bulan
purnama terhadappasang surutnya air laut.
Kaitannya dengan para nelayan, mereka melaut sambil membaca alam dengan melihat
letak bintang yang dianggap patokan yang selalu menemani saat melaut. Sudah tentu mereka
mengetahui pada bulan-bulan berapa mereka saat yang baik melaut dan akan mendapatkan ikan
banyak. Sebaliknya mereka mengetahui saat-saat tidak melaut, berbahaya dan tidak akan
menghasilkan apa-apa. Pada saat-saat itulah mereka gunakan waktu untuk memperbaiki jaring-
jaring yang rusak, memperbaiki rumah dan pekerjaan selain melaut, sehingga mereka dapat
mengurangi risiko dan mencegah biaya produksi tinggi.
PEMANASAN GLOBAL
 Indikasi naiknya suhu muka bumi secara global (meluas dalam radius ribuan kilometer)
terhadap normal atau rata-rata catatan pada kurun waktu standard (ukuran Badan
Meteorologi Dunia/WMO: minimal 30 tahun).
 Perubahan iklim global adalah unsur-unsur iklim(suhu, tekanan, kelembapan, hujan,
angin, dan lainnya) secara global terhadap normalnya.
 Iklim adalah rata-rata kondisi fisis udara (cuaca) pada kurun waktu tertentu (harian,
mingguan, bulanan dan tahunan yang diperlihatkan dari ukuran catatan unsur-unsurnya).
Gas Rumah Kaca:
 karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O).
 sifatnya yang seperti kaca,
 meneruskan radiasi gelombang-pendek yang tidak bersifat panas,
 tetapi menahan radiasi gelombang-panjang yang bersifat panas
 Energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, dan
akan terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer)
 atmosfer bumi makin memanas (dengan laju yang setara dengan laju perubahan
konsentrasi GRK)
 CO2, CH4, dan N2O keberadaannya di atmosfer relatif lama berturut-turut adalah 100,
15, dan 115 tahun.
Faktor penyebab pemanasan global-perubahan iklim:
 Bertambahnya jumlah populasi penduduk bumi
 Alih fungsi lahan perubahan tataguna lahan
 Berkurangnya tutupan vegetasi
 Aktivitas manusia diberbagai sektor
 Pencemaran lingkungan
Perubahan iklim:
 Akibat dari Efek Rumah Kaca → meningkatnya suhu
 Perubahan iklim normal → iklim ekstrim
 Sering terjadi La Nina (periode basah musim penghujan yang panjang) dan El Nino
(periode kering musim kemarau yang panjang)
 Intensitas Curah Hujan yang tinggi.
Dampak pemanasan global-perubahan iklim pada sektor pertanian:
• Kekeringan-banjir → gagal panen
• Pola musim tidak menentu → kesulitan menentukan pola tanam
• Berpengaruh pada produksi tanaman
• Meningkatnya ancaman terhadap ketersediaan pangan
• Meningkatnya intensitas serangan hama penyakit

Anda mungkin juga menyukai