Laporan Praktikum Genetika Tumbuhan Acar
Laporan Praktikum Genetika Tumbuhan Acar
GENETIKA TUMBUHAN
ACARA VI
Semester :
Ganjil 2018
Oleh :
Dian Mussyafa
A1D017090/5
PJ Acara : Fia Arinta & Nada Selfia
A. Latar Belakang
Populasi mendel terdiri dari satu kelompok individu yang berkembang biak
secara seksual dan bersilang atau berpasangan secara acak. Populasi mendel
segregasi atau pemisahan dan pengelompokan bebas dari mendel. Populasi dapat
Lungkang gen adalah total seluruh gen yang ada dalam gamet dari suatu
populasi tertentu. Individu – individu dapat keluar dan masuk tetapi gen genya
tetap ada sepanjang waktu. Gen gen diatur kembali dari generasi ke generasi
karena pemisahan dan pengelompokan bebas dan pindah silang antara kromosom
homolog. Kadang – kadang gen gen dapat berubah karena mutasi. Frekuensi alele
dan beberapa asumsi dipenuhi, maka frekuensi alele dalam populasi akan tetap
generasi berikutnya. Tiap garmet yang berbeda akan terbentuk sebanding dengan
frekuensi masing-masing alelenya dan frekuensi tiap tiap zygot akan sama dengan
migrasi tidak ada mutasi dan meiosis normal. Kebanyakan sifat tanaman yang
terletak pada lokus yang berbeda, pengaruhnya kecil-kecil tetapi serupa dan
pengukuran-pengukuran.
B. Tujuan
Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mengacu pada studi tentang gen.
genetika tidak lagi diartikan demikian. Hal ini karena dalam genetika tidak hanya
dengan pewarisan sifat itu sendiri, seperti materi genetik, tentang strukturnya,
Sebagai contoh dalam suatu populasi manusia di suatu tempat, dapat diketahui
ataupun O dalam kurun waktu tertentu. Nilai frekuensi tersebut dapat ditentukan
dibandingkan dengan variasi morfologi, data hasil studi variasi genetik relatif
bebas dari pengaruh faktor lingkungan. Studi tentang variasi genetik merupakan
aspek yang sangat penitng dalam pelestarian dan juga pemanfaatan plasma nutfah
(Abulias, 2010).
Tahun 1908, G.H Hardy (seorang ahli matematika dari jerman) secara
didalam populasi yang ekuilibrium, maka baik frekuensi gen maupun frekuensi
genotip akan tetap dari satu generasi ke generasi berukutnya. Ini dapat dijumpai
pada populasi yang besar, dimana perkawinan berlangsung secara acak dan tidak
ada pilihan pengaturan atau faktor lain yang dapat merubah frekuensi gen (Suryo,
1996).
frekuensi alel dalam populasi akan tetap dalam keseimbangan yang stabil, yaitu
tidak berubah dari generasi ke generasi berikutnya. Gamet yang terbentuk akan
sebanding dengan frekuensi masing-masing alelnya dan frekuensi tiap tipe zigot
akan sama dengan hasil kali dari frekuensi gamet-gametnya (Stanfield, 2008).
1. Populasi itu tidak terbatas besarnya dan melakukan secara acak (panmiktis).
bertahan hidup sama seperti yang lain (tidak ada kematian diferensial).
4. Tidak ada mutasi dari satu alelik kepada yang lain. Mutasi diperbolehkan jika
menentukan apakah asumsi di atas terpenuhi dan apakah suatu populasi berada
dalam populasi pada lokasi berbeda, kita dapat menentukan apakah terjadi
November 2018. Praktikum dilaksanakan mulai dari pukul 13.30 – 15.30 WIB.
kantong plastik berisi kacang tanah dan lembar pengamatan. Sedangkan alat yang
keberlangsungan praktikum.
C. Prosedur Kerja
Percobaan 1
Percobaan 2
1. Kedua kantong diisi sama banyak dengan 2 macam warna kancing baju
2. Secara acak kancing dari setiap kantong diambil dan dicatat warna
keduanya.
Percobaan 3
A. Hasil
Percobaan I
(X) = Merah = MM
(Y) = Kuning = Mm
(Z) = Putih = mm
p+q=1
mm = z
maka, q2 =
z
200
; q=
53
200 √ ; q=√ 0,256 ; q=0,51
p=1 – 0,51
p = 0,49
Frekuensi Genotipe
% = pp : 2pq : qq
Tabel 1.
MM Mm Mm Total
Observasi (O) 52 95 53 200
Expetasi (E) 1 1 1 200
x 200 = 50 x 200 = x 200 = 50
4 2 4
100
2 2
(l E- O l) (|52-50|) = 4 (|95-100|)2 = (|53-50|)2 = 9 38
25
(l E−O l) 4 25 9 0,51
= 0,08 = 0,25 = 0,18
E 50 100 50
2
X 0,08 0,25 0,18 0,51
Kesimpulan = X2 hitung (0,51) < X2 tabel (5,99), maka hasil signifikan
dengan perbandingan 1 : 2 : 1
Percobaan II
Frekuensi alel
p2 +2pq + q2 = 1
p+q=1
jumlah mm = z
34
maka : q2 = , q = √ 0 , 34 , q= 0,58 , p = 1 – q , p = 1 – 0,58 , p = 0,42
200
Frekuensi genotip
% = pp : 2pq : qq
=2:5:3
Tabel 2.
MM Mm Mm Total
Observasi (O) 17 49 34 100
Expetasi (E) 1 1 1 100
x 100 = 25 x 100 = 50 x 100 = 25
4 2 4
(l E- O l)2 (|17-25|)2 = 64 (|49-50|)2 = 1 (|34-25|)2 = 81 146
(l E−O l) 64 1 81 5,82
= 2,56 = 0.02 = 3,24
E 25 50 25
X2 2,56 0,02 3,24 5,82
2 2
Kesimpulan = X hitung (5,82) < X tabel (5,99), maka hasil signifikan dengan
perbandingan 1 : 2 : 1
Percobaan III
Tabel 2.
Bobot 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
( x)
Jumla - 7 16 20 24 23 7 3 -
h
Grafik 1. Bobot kacang tanah
30
25
20
15
10
0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
B. Pembahasan
Alel adalah gen yang terletak pada lokus yang sama. Misalnya ada gen A
yang berperan untuk menumbuhkan karakter pigmentasi kulit secara normal, lalu
gen itu mengalami mutasi sehingga tidak mampu untuk mengadakan pigmentasi
secara normal, atau tidak bisa sama sekali. Gen A yang bermutasi diberi simbol a,
terdapat gen yang sama, akan tertututupi oleh gen itu. Gen A tersebut disebut gen
yang dominan terhadap gen a. Kedua gen A dan a masih terletak pada lokus yang
sama. Gen yang terletak pada lokus yang sama ini disebut alel dan kata sifatnya
sealel. A sealel dengan a, A disebut alel dominan dan a sebagai alel resesif (Suryo,
1996).
Menurut Crowder (2006), genotipe merupakan suatu susunan genetik atau
jumlah total dari semua gen dalam satu individu. Penulisan pada genetika Mendel
misalnya AA, Aa, atau B1B1. Pasangan huruf yang sama menunjukkan bahwa
huruf menunjukkan bahwa individu yang dilambangkan ini adalah diploid (2n).
yang terdiri dari suatu varian gen tertentu (alel). Frekuensi alel yang
mengendalikan ekspresi variasi dalam suatu populasi dapat diduga melalui bentuk
seleksi alam, efek kombinasi dari seleksi dan mutasi, serta hanyutan gen (Hartl,
1997).
adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan proporsi dari semua lokus
untuk pasangan gen atau rangkaian alel dalam suatu populasi yang diduduki oleh
satu gen tertentu. Perubahan frekuensi gen dapat disebabkan oleh (1) mutasi, yaitu
perubahan dalam gen atau bagian kromosom menjadi bentuk baru, (2) Genetic
drift, yaitu terjadinya peristiwa yang menyimpang dari frekuensi gen yang ada
lengkap, dimana hanya ada dua fenotipe dari tigamacam genotipe. Metode
frekuensi gen dan genotip dari suatu populasi, digunakan Hukum Hardy-
Weinberg. Frekuensi gen adalah frekuensi suatu alel pada lokus tertentu.
Frekuensi gen merupakan suatu perbandingan antara gen yang satu dengan
yang lainnya dalam suatu populasi. Contohnya dalam suatu populasi mempunyai
gen dominan A dan gen resesif a. Kedua gen tersebut sama-sama adaptif. Maka
viabelitas yang sama. Frekuensi gen merupakan pernyataan matematis suatu gena
yang tersebar dalam suatu populasi yang bereproduksi secara seksual. Bagi suatu
lokus genetik yang memiliki produk gena lebih satu bersifat alelik, maka
frekuensi gena disebut juga frekuensi alel dari lokus tersebut. Hal ini perlu
diperhatikan bahwa untuk menghitung frekuensi suatu gena atau frekuensi alel,
perlu diketahui dulu sebaran genotip dalam populasi yang diperiksa (Sofro, 1994).
dan beberapa asumsi dipenuhi, maka frekuensi alele dalam populasi akan tetap
generasi berikutnya. Tiap garmet yang berbeda akan terbentuk sebanding dengan
frekuensi masing-masing alelenya dan frekuensi tiap tiap zygot akan sama dengan
terjadi secara acak, hal ini untuk menghindari genetic drift, perubahan frekuensi
genetik dari deviasi kebetulan. Kedua, tidak terlibat dalam seleksi alam. Ketiga,
populasi ditutup, artinya individu tidak melakukan migrasi. Hal ini sangat jarang
terjadi dalam kehidupan nyata. Keempat, tidak adanya mutasi dan terjadinya
bertahan hidup sama seperti yang lain (tidak ada kematian diferensial).
4. Tidak ada mutasi dari satu alelik kepada yang lain. Mutasi diperbolehkan jika
5. Terjadi meiosis normal, sehingga hanya peluang yang menjadi faktor operatif
dalam gametogenesis.
Bila frekuensi gen dan frekuensi alel dalam suatu populasi selalu konstan dari
generasi ke generasi, maka populasi tersebut tidak mengalami evolusi. Bila salah
satu saja dari syarat tidak terpenuhi maka frekuensi gen dan frekuensi alel
berubah, artinya populasi tersebut telah dan sedang mengalami evolusi. Dengan
kata lain asas Hardy-Weinberg berlaku jika frekuensi gen dan frekuensi alel tetap
pewarisan sifat-sifat terukur (kuantitatif atau metrik), yang tidak bisa dijelaskan
pewarisan Mendel untuk gen dengan pengaruh yang kecil. Selain itu diasumsikan
pula bahwa tidak sedikit gen yang mengendalikan suatu sifat melainkan banyak
gen. Karena itu, sifat kuantitatif sering disamakan dengan sifat poligenik (
dapat di klasifikasikan ke dalam satu dari dua kelompok atau lebih, dan
pengelompokkan ini berbeda jelas satu sama lainnya. Sifat kualitatif ini dapat
didasarkan kenampakan yang tidak dapat diukur. Sifat kualitatif yang dimiliki
pemeliharaan, tetapi bukan oleh genetisnya. Sifat kuantitatif ini dapat di ukur
dengan parameter tertentu dan antara sifat yang baik dan jelek terdapat perbedaan
yang tajam. Sifat kuantitatif diantaranya adalah ukuran tubuh, pertambahan berat
dan lain-lain. Berdasarkan genetisnya sifat kuantitatif di tentukan oleh hanya satu
memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia. Manfaat suatu ilmu
genetika pada bidang pertanian yaitu dengan penggunaan bibit unggul dan
pemupukan yang sesuai. Penggunaan berbagai genetika, hasil dari rekayasa alel
dan uji silang antar karakter tanaman berhasil diciptakan buah-buahan tanpa biji
(Diah, 2006).
Berdasarkan hasil percobaan pertama yang terdapat pada praktikum kali ini
dengan menggunakan bahan berupa kancing warna merah (MM) dan putih (mm).
Jumlah individu yang diacak sebanyak 200 kali, maka hasil yang didapat pada
didapatkan nilai X2 adalah 0,51. Maka X2 hitung (0,51) < X2 tabel (5,99), artinya
kancing warna dengan warna merah merah (MM) dan putih (mm). Jumlah
individu yang diacak sebanyak 100 kali, maka hasil yang didapat pada masing-
adalah 5,82. Maka X2 hitung (5,82) < X2 tabel (5,99), artinya maka hasil
dan kedua mendapatkan hasil yang dapat disimpulkan bahwa perobaan tersebut
signifikan/ pengujian sesuai dengan perbandingan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Stricberger (1985), jika X2 tabel lebih besar dari X2 hitung maka hipotesis
diambil secara acak dan ditimbang bobot (berat) kacang. Hasil penimbangan
kacang tanah dengan bobot pertama adalah 0,2 gram dengan jumlah kacang 7,
bobot kedua adalah 0,3 gram dengan jumlah kacang 16, bobot ketiga adalah 0,4
gram dengan jumlah kacang 20, bobot keempat adalah 0,5 gram dengan jumlah
kacang 24, bobot kelima 0,6 gram sebanyak 23, bobot keenam adalah 0,7 gram
sebanyak 7 kacang dan bobot ketujuh adalah 0,8 gram dengan jumlah kacang 3.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, frekuensi kacang paling banyak terdapat pada
bobot 0,5 gram yaitu sebanyak 24 butir kacang tanah, sedangkan frekuensi yang
paling sedikit terdapat pada bobot 0,8 dengan jumlah kacang tanah 3 butir. Data
tersebut menggunakan grafik berdistribusi normal agar hasil yang paling banyak
banyak ada pada bagian tengah dan simetris, mendekati distribusi (p+q) 2. Menurut
Simanjuntak (2015) bahwa bobot 100 biji kacang tanah berkisar 33,56 gram
sampai 56,46 gram. Menurut Pai (1987), Hukum Hardy-Weinberg yaitu frekuensi
alel dalam suatu populasi dapat distabilkan dan tetap dalam keadaan
yang ekuilibrium, maka baik frekuensi gen maupun frekuensi genotip akan
0,5 sebagai berat yang paling dominan dari total biji kacang tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Nozawa K, et.al. 2004. Morphogenetic traits and gene frequencies of the feral cats
in the Philippines. Rep. Soc. Res. Native Livestock 21: 275-295.
Pai, A. C. 1987. Dasar-Dasar Genetika. Erlangga, Jakarta.
Wijayanto, D.A., R., Hidayat, dan M., Hasan. 2013. Penerapan Model Persamaan
Diferensi dalam Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan Dua
Sifat Beda. Jurnal ILMU DASAR. 14 (2) :79-84.
Willet, E. 2006. Genetics Demystified. The McGraw Hill Companies Inc,
Amerika.
LAMPIRAN
Gambar 1. Percobaan 1
Gambar 2. Percobaan 2
Gambar 3. Percobaan 3