Anda di halaman 1dari 138

u

INDONESIAN LAW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


s
NUMBER 17 OF 2006 NOMOR 17 TAHUN 2006

ON TENTANG

AMENDMENT OF LAW NUMBER 10 OF 1995 ON CUSTOMS PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG


NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN

BY THE GRACE OF GOD ALMIGHTY DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Considering: Menimbang:
a. that the Republic of Indonesia is a constitutional state based on Pancasila a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum
and The Constitution of 1945 that aims to establish a state of safety, order, yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
prosperity and justice; Republik Indonesia Tahun 1945 bertujuan untuk mewujudkan tata
kehidupan bangsa yang aman, tertib, sejahtera, dan berkeadilan;
b. that some provisions in Law Number 10 of 1995 on Customs are not in line b. bahwa beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun
with current development of customs practices therefore amendment 1995 tentang kepabeanan sudah tidak sesuai dengan penyelenggaraan
becomes necessary; kepabeanan sehingga perlu dilakukan perubahan;

c. that in the endeavors to assure legal certainty, justice, transparency and c. bahwa dalam upaya untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan,
accountability in public services, to support the efforts in increasing and transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik, untuk mendukung
developing national economy in the scope of global trade, to support smooth upaya peningkatan dan pengembangan perekonomian nasional yang
movement of goods, and to increase effective control on the flow of goods berkaitan dengan perdagangan global, untuk mendukung kelancaran
entering or leaving the Indonesian customs territory, as well as of specified arus barang dan meningkatkan efektivitas pengawasan atas lalu lintas
goods in Indonesian customs territory, to optimize prevention and barang yang masuk atau keluar daerah pabean Indonesia dan lalu lintas
enforcement of smuggling, it is necessary to establish clearer regulations for barang tertentu dalam daerah pabean Indonesia, serta untuk
the implementation of customs practices; mengoptimalkan pencegahan dan penindakan penyelundupan, perlu
pengaturan yang lebih jelas dalam pelaksanaan kepabeanan;
d. that based on considerations as referred to in letter a, letter b and letter c, it is d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
necessary to set forth a law on the Amendment of The Customs Law Number a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang
10 of 1995. Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
kepabeanan.

1|P age
In view of: Mengingat:
1. Article 5 paragraph (1), Article 20 and Article 23 of the Constitution of 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 23 Undang-Undang Dasar
1945; Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Law Number 7 of 1994 on the Ratification of The Agreement Establishing 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan
the World Trade Organization (State gazette of The Republic of Indonesia Agreement Establishing the World Trade Organization (Lembaran Negara
year 1994 number 57, Supplement of State Gazette of The Republic of Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara
Indonesia number 3564) Republik Indonesia Nomor 3564)
3. Law Number 10 of 1995 on Customs (State gazette of year 1995 number 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang kepabeanan (Lembaran
75, Supplement of state gazette year 1995, number 3612); Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995, Nomor 3612);
I. GENERAL OVERVIEW I. PENJELASAN UMUM
Rapid development in industry and trade stimulates social demands for Pesatnya perkembangan industri dan perdagangan menimbulkan
government to provide legal certainty in business activities. Government, tuntutan masyarakat agar pemerintah dapat memberikan kepastian hukum
particularly Directorate General of Customs and Excise (DGCE) as trade dalam dunia usaha. Pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Bea dan
facilitator, must develop a customs law that is able to anticipate social Cukai (DJBC) yang berfungsi sebagai fasilitasi perdagangan harus dapat
development in providing faster, better and more efficient service and control. membuat suatu hukum kepabeanan yang dapat mengantisipasi
perkembangan dalam masyarakat dalam rangka memberikan pelayanan
dan pengawasan yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah.
Since the enactment of Law Number 10 of 1995 on Customs, the Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
society considers that the definition of criminal act of smuggling in article 102 Kepabeanan, masyarakat menganggap bahwa rumusan tindak pidana
which states “Any person who imports or exports or attempts to imported or penyelundupan yang diatur dalam Pasal 102 Undang-Undang Nomor 10
exported goods without complying with the provisions by virtue of this law, Tahun 1995 tentang Kepabeanan yang menyatakan bahwa “Barangsiapa
shall be penalized for smuggling” is not clear because the explanation refers yang mengimpor atau mengekspor atau mencoba mengimpor atau
that the term “without complying with this Law” means fully not compliant with mengekspor barang tanpa mengindahkan ketentuan Undang-Undang ini
provisions or procedures as stipulated by this Law. It means that if one dipidana karena melakukan penyelundupan”, kurang tegas karena dalam
obligation is fulfilled, for example submitting customs declaration, regardless penjelasan dinyatakan bahwa pengertian "tanpa mengindahkan" adalah
its correctness, it is not considered smuggling. This is considered to be unfair sama sekali tidak memenuhi ketentuan atau prosedur. Hal ini berarti jika
and therefore the definition of criminal act of smuggling needs to be memenuhi salah satu kewajiban seperti menyerahkan pemberitahuan
reformulated. pabean tanpa melihat benar atau salah, tidak dapat dikategorikan sebagai
penyelundupan sehingga tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat, oleh
karenanya dipandang perlu untuk merumuskan kembali tindakan-tindakan
yang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana penyelundupan.
Law Number 10 of 1995 on Customs explicitly states that the authority Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan secara
of DGCE is to control traffic of goods entering or leaving customs territory. eksplisit menyebutkan bahwa kewenangan DJBC adalah melakukan
However, considering that geographically Indonesia is an archipelago which pengawasan atas lalulintas barang yang masuk atau keluar daerah
shares sea borders with its neighbors, it is necessary to conduct control on pabean, namun mengingat letak geografis Indonesia sebagai negara
goods transported through the sea inside customs territory in order to prevent kepulauan yang lautnya berbatasan langsung dengan negara tetangga,

2|P age
smuggling with modus of domestic destination, especially for specified goods. maka perlu dilakukan pengawasan terhadap pengangkutan barang yang
diangkut melalui laut di dalam daerah pabean untuk menghindari
penyelundupan dengan modus pengangkutan antar pulau, khususnya
untuk barang tertentu.
Implicitly, the authority to control specified goods transported Secara implisit dapat dikatakan bahwa pengawasan pengangkutan
domestically is an extension and unseparated customs function as one of barang tertentu dalam daerah pabean merupakan perpanjangan
controlling agencies at borders. Therefore, it is necessary to empower DGCE kewenangan atau bagian yang tidak terpisahkan dari kewenangan pabean
with authority to control specified goods as proposed by related agencies. sebagai salah satu instansi pengawas perbatasan. Sehubungan dengan
hal tersebut masyarakat memandang perlu untuk memberikan
kewenangan kepada DJBC untuk mengawasi pengangkutan barang
tertentu yang diusulkan oleh instansi teknis terkait.
Bonded storage as one of customs incentives does not accommodate Tempat Penimbunan Berikat (TPB) sebagai bentuk insentif di bidang
foreign investors’ demand to conduct auction, recycle or other activities due kepabean yang selama ini diberikan, tidak dapat menampung tuntutan
to restrictions implying that imported goods in bonded storage are only for investor luar negeri untuk dapat melakukan pelelangan, daur ulang, dan
processing, exhibition and/or sale. In order to attract investment and to kegiatan lain karena adanya pembatasan tujuan TPB hanya untuk
prevent invesment outflow, it is necessary to provide investors with menimbun barang impor untuk diolah, dipamerkan, dan/atau disediakan
incentives, legal and business certainty by expanding the functions of bonded untuk dijual. Untuk menghindari beralihnya investasi ke negara-negara
storage. tetangga serta sebagai daya tarik bagi investor asing perlu diberikan suatu
insentif, kepastian hukum, dan kepastian berusaha dengan perluasan
fungsi TPB.
In reference to international trade, customs law is ideally in pursuant Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional, undang-undang
with international conventions and international customs practices therefore kepabeanan idealnya dapat mengikuti konvensi internasional dan praktek
amendment of the customs law with respect to the provisions of the kepabeanan internasional sehingga perlu melakukan penyesuaian undang-
conventions becomes necessary. undang kepabeanan Indonesia dengan menambahkan atau mengubah
ketentuan sesuai dengan konvensi tersebut.

Appeal institution as regulated in Article 96 to Article 101 of Law Pasal 96 sampai dengan Pasal 101 Undang-Undang Nomor 10 Tahun
Number 10 of 1995 on Customs is not established with reason that Tax 1995 tentang Kepabeanan, mengatur lembaga banding. Namun ternyata
Settlement Body has been established by Law Number 17 of 1997 that is lembaga tersebut belum dibentuk dengan pertimbangan telah dibentuk
replaced with Tax Court by virtue of Law Number 14 of 2002. The badan penyelesaian sengketa pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor
competence of tax court covers appeals in customs matters thus Article 96 to 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak yang
Article 101 of Law Number 10 of 1995 on Customs are not necessary and kemudian diganti dengan Pengadilan Pajak berdasarkan Undang-Undang
deleted. Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak. Kompetensi pengadilan
pajak mencakup banding di bidang kepabeanan sehingga Pasal 96 sampai
dengan Pasal 101 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan tidak diperlukan lagi dan dihapus.

Article 22 of the Agreement on Implementation of Article VII of General Sesuai dengan Agreement on Implementation of Article VII of
Agreement on Trade and Tariff (GATT) 1994 stipulates that national laws General Agreement on Trade and Tariff (GATT) 1994, Article 22

3|P age
must specify provisions on customs valuation as provided in World Trade menyebutkan bahwa perundang-undangan nasional harus memuat
Organization (WTO) Valuation Agreement. ketentuan penetapan nilai pabean sesuai World Trade Organization
(WTO) Valuation Agreement.

Article 4 of the Convention regulates that computation method may be Dalam Article 4 Konvensi tersebut diatur bahwa metode komputasi
used before deduction method at the request of the importer. dapat digunakan mendahului metode deduksi atas permintaan importir.

Indonesia telah menggunakan kesempatan untuk menunda


Indonesia has exercised its right to suspend the implementation of pelaksanaan Article 4 Konvensi tersebut selama 5 (lima) tahun yang
article 4 for 5 years that expired in 2000. Therefore the provision on customs berakhir pada tahun 2000, sehingga ketentuan penetapan nilai pabean
valuation determination as referred to in Article 4 shall be included in the sesuai Article 4 Konvensi tersebut harus dimasukkan dalam perubahan
amendment of this customs law. undang-undang kepabeanan ini.

With common agreement Dengan Persetujuan Bersama

THE HOUSE OF REPRESENTATIVES OF THE REPUBLIC OF INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
And dan
THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

HAVE DECIDED MEMUTUSKAN:

To stipulate: THE AMENDMENT OF THE LAW NUMBER 10 of 1995 ON Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS
CUSTOMS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG
KEPABEANAN.
Article I Pasal I
A number of provisions in Law Number 10 of 1995 on Customs (State Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
gazette 1995 Number 75, Supplement of State Gazette 1995 Number 3612) kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75,
are amended as follows: Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3612)
diubah sebagai berikut:

CHAPTER I BAB I
GENERAL PROVISIONS KETENTUAN UMUM

Article 1 Pasal 1
For the purpose of this law: Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

4|P age
1. “Customs” means all activities related with the control of traffic of goods 1. Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
entering or leaving the customs territory and the collection of import and pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah
export duties. pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar.

2. “Customs territory” means the territory of the Republic of Indonesia 2. Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi
covering land, waters, and air space above them and certain locations in wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat
the exclusive economic zone and the continental shelf in which this law tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di
applies in full. dalamnya berlaku Undang-Undang ini.
3. Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di
3. “Customs area” means an area with specified boundaries at the seaports,
pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk
airports, or another place assigned for traffic of goods that are fully
lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan
controlled by the Directorate General of Customs and Excise.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

4. “Customs office” means an office of the Directorate General of Customs 4. Kantor pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea
and Excise at which customs formalities are fulfilled in accordance with dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan
this law. ketentuan Undang-Undang ini.

5. “Customs station” means a place used by customs officer to control traffic 5. Pos pengawasan pabean adalah tempat yang digunakan oleh pejabat
of import and exported goods. bea dan cukai untuk melakukan pengawasan terhadap lalu lintas barang
impor dan ekspor.

6. “Customs formalities” means all activities which are mandatory to meet the 6. Kewajiban pabean adalah semua kegiatan di bidang kepabeanan yang
provisions in this law. wajib dilakukan untuk memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang ini.

7. “Customs declaration” means a statement made by a person to meet 7. Pemberitahuan pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh orang
customs formalities in accordance with the forms and requirements dalam rangka melaksanakan kewajiban pabean dalam bentuk dan
stipulated in this law. syarat yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini.

8. “Minister” means the Minister of Finance of the Republic of Indonesia. 8. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.

9. “Director General” means the Director General of Customs and Excise. 9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

10. “Directorate General of Customs and Excise” means the operational unit 10. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah unsur pelaksana tugas pokok
under the Ministry of Finance that performs the main duty and function of
5|P age
the Ministry of Finance in the field of customs and excise. dan fungsi Departemen Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai.

11. “Customs officer” means an officer of the Directorate General of Customs 11. Pejabat bea dan cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan
and Excise appointed to certain position to perform particular duties by Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas
virtue of this law. tertentu berdasarkan Undang-Undang ini.

12. “Person” means natural or legal person. 12. Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.

13. “Import” means activities to take the goods in to customs territory. 13. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.

14. “Export” means activities to take the goods out of customs territory. 14. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.

15. “Import duty” means duty imposed by the government by virtue of this law 15. Bea masuk adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang ini
on imported goods. yang dikenakan terhadap barang yang diimpor.

15a “Export duty” means duty imposed by the government by virtue of this law 15a. Bea keluar adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang ini
on exported goods. yang dikenakan terhadap barang ekspor.

16. “Temporary storage” means a building and/or a site in customs area used 16. Tempat penimbunan sementara adalah bangunan dan/atau lapangan
to store goods temporarily prior to loading or release. atau tempat lain yang disamakan dengan itu di kawasan pabean untuk
menimbun barang, sementara menunggu pemuatan atau
pengeluarannya.

17. “Bonded storage” means a building, a place or an area that meets certain 17. Tempat penimbunan berikat adalah bangunan, tempat, atau kawasan
requirements used to store goods with specific aim in which the import yang memenuhi persyaratan tertentu yang digunakan untuk menimbun
duty is deferred. barang dengan tujuan tertentu dengan mendapatkan penangguhan bea
masuk.

18. “Customs storage” means a building and/or a site in a customs office 18. Tempat penimbunan pabean adalah bangunan dan/atau lapangan atau
provided by the government that is managed by the Directorate General of tempat lain yang disamakan dengan itu, yang disediakan oleh
Customs and Excise to store unclaimed goods, goods claimed by the state pemerintah di kantor pabean, yang berada di bawah pengelolaan
and goods that have become the state asset by virtue of this law. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menyimpan barang yang
dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang
yang menjadi milik negara berdasarkan Undang-Undang ini.

19. “Specified goods” means goods that are specified by related agencies for 19. Barang tertentu adalah barang yang ditetapkan oleh instansi teknis
which their movement inside customs territory is under supervision. terkait sebagai barang yang pengangkutannya di dalam daerah pabean

6|P age
diawasi.

20. “Customs audit” means activities to examine financial statements, books, 20. Audit kepabeanan adalah kegiatan pemeriksaan laporan keuangan,
notes and documents as sources for bookkeeping, letters related to buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, surat
business activities including electronic data, letters concerning customs yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik, surat
related activities, and/or inventories related to the implementation of yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan, dan/atau
provisions in customs laws and regulations. sediaan barang dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan.

21. “Tariff” means goods classification and the imposition of import or export 21. Tarif adalah klasifikasi barang dan pembebanan bea masuk atau bea
duties. keluar

Explanation of Article 1 Penjelasan Pasal 1


Self explanatory. Cukup jelas.
Article 2 Pasal 2

(1) Goods brought into the customs territory shall be treated as imported goods (1) Barang yang dimasukkan ke dalam daerah pabean diperlakukan sebagai
and are subject to import duties. barang impor dan terutang bea masuk.

(2) Goods that have been loaded on a means of transport intended to be brought (2) Barang yang telah dimuat di sarana pengangkut untuk dikeluarkan dari
out of customs territory shall be deemed exported and treated as exported daerah pabean dianggap telah diekspor dan diperlakukan sebagai barang
goods. ekspor.

(3) Goods as referred to in paragraph (2) shall not be deemed as exported goods (3) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bukan merupakan barang
in case such goods are proven to be intended for unloading at a place in ekspor dalam hal dapat dibuktikan bahwa barang tersebut ditujukan untuk
customs territory. dibongkar di suatu tempat dalam daerah pabean.
Explanation of Article 2 Penjelasan Pasal 2

Paragraph (1) Ayat (1)


This paragraph defines a clear understanding of the term “import” Ayat ini memberikan penegasan pengertian Impor secara yuridis,
juridically, that is the time when goods enter customs territory and yaitu pada saat barang memasuki daerah pabean dan menetapkan
determines the moment when the goods are subject to import duty and saat barang tersebut terutang bea masuk serta merupakan dasar
provides juridical basis for customs officer to conduct control. yuridis bagi pejabat bea dan cukai untuk melakukan pengawasan.

Paragraph (2) Ayat (2)


This paragraph defines a clear understanding of the term “export." In Ayat ini memberikan penegasan tentang pengertian ekspor. Secara
practice, export occurs when goods cross customs territory, nevertheless nyata ekspor terjadi pada saat barang melintasi daerah pabean,
considering the aspect of service and security, it is impossible to place namun mengingat dari segi pelayanan dan pengamanan tidak
customs officer along the borderline, therefore, juridically, export is already mungkin menempatkan pejabat bea dan cukai di sepanjang garis
deemed occurred when goods are already loaded into means of transport perbatasan untuk memberikan pelayanan dan melakukan
7|P age
going out of customs territory. pengawasan barang ekspor, maka secara yuridis ekspor dianggap
telah terjadi pada saat barang tersebut telah dimuat di sarana
pengangkut yang akan berangkat ke luar daerah pabean.

The term "means of transport"means any vehicle, air craft, ship or other Yang dimaksud dengan sarana pengangkut, yaitu setiap kendaraan,
means used to carry goods or person. pesawat udara, kapal laut, atau sarana lain yang digunakan untuk
mengangkut barang atau orang.

The term "loaded" means the loading of the goods into the means of Yang dimaksud dimuat yaitu dimasukkannya barang ke dalam sarana
transport, submission of customs declaration including payment of export pengangkut dan telah diajukan pemberitahuan pabean termasuk
duties. dipenuhinya pembayaran bea keluar.

Paragraph (2) Ayat (3)


This paragraph defines a clear understanding that eventhough the goods Ayat ini memberikan penegasan bahwa walaupun barang tersebut telah
are already loaded into a means of transport going out of customs dimuat di sarana pengangkut yang akan berangkat ke luar daerah
territory, such goods are not regarded as exported goods provided it is pabean, jika dapat dibuktikan barang tersebut akan dibongkar di dalam
proven that the goods are intended to be unloaded inside customs territory daerah pabean dengan menyerahkan suatu pemberitahuan pabean,
by submitting a certain customs declaration. barang tersebut tidak dianggap sebagai barang ekspor.

Article 2A Pasal 2A

(1) Exported goods may be subject to export duty. (1) Terhadap barang ekspor dapat dikenakan bea keluar.

(2) The imposition of export duty is aimed to: (2) Bea keluar dikenakan terhadap barang ekspor dengan tujuan untuk :

a. secure domestic needs; a. menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri;


b. preserve natural resources; b. melindungi kelestarian sumber daya alam;
c. anticipate sharp increase in price of particular export commodities in c. mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komoditi
international trade; or ekspor tertentu di pasaran internasional; atau
d. protect stability of domestic price for particular commodities. d. menjaga stabilitas harga komoditi tertentu di dalam negeri

(3) Provisions on the imposition of export duty on exported goods as referred to in (3) Ketentuan mengenai pengenaan bea keluar terhadap barang ekspor
paragraph (1) shall be regulated further by government regulation. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.

8|P age
Explanation of Article 2A Penjelasan Pasal 2A
The imposition of export duties as referred to in this paragraph is aimed to Pengenaan bea keluar dalam pasal ini dimaksudkan untuk melindungi
protect national interest, rather than to decrease the competitiveness of export kepentingan nasional, bukan untuk membebani daya saing komoditi
commodities in international market. ekspor di pasar internasional.

Article 3 Pasal 3
(1) Imported goods shall be subject to customs examination. (1) Terhadap barang impor dilakukan pemeriksaan pabean.

(2) Customs examination as referred to in paragraph (1) shall include verification (2) Pemeriksaan pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
of documents and physical examination of the goods. penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang.

(3) Customs examination as referred to in paragraph (2) shall be performed (3) Pemeriksaan pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
selectively. secara selektif

(4) Provisions on customs examination as referred to in paragraph (1) shall be (4) Ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan pabean sebagaimana
regulated further with or based on Minister regulation. dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
peraturan Menteri.

Explanation of Article 3 Penjelasan Pasal 3


Paragraph (1) Ayat (1)
To obtain accurate data and evaluation concerning the submitted customs Untuk memperoleh data dan penilaian yang tepat mengenai
declaration, customs examination is performed upon imported goods in pemberitahuan pabean yang diajukan terhadap barang impor
the form of verification of documents and physical examination of the dilakukan pemeriksaan pabean dalam bentuk penelitian terhadap
goods. dokumen dan pemeriksaan atas fisik barang.

Paragraph (2) Ayat (2)


Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Basically customs examination is performed inside customs territory by Pada dasarnya pemeriksaan pabean dilakukan dalam daerah
customs officer selectively by taking into consideration the risks of the pabean oleh pejabat bea dan cukai secara selektif dengan
goods and the importer. mempertimbangkan risiko yang melekat pada barang dan importir.
However, considering the smoothness of the flow of the goods and/or the Namun, dengan mempertimbangkan kelancaran arus barang
security of government revenue, the Minister may regulate the dan/atau pengamanan penerimaan negara, Menteri dapat
performance of customs examination outside customs territory conducted menetapkan pelaksanaan pemeriksaan pabean di luar daerah
by customs officers or other parties for and on behalf of Directorate pabean oleh pejabat bea dan cukai atau pihak lain yang bertindak
General of Customs and Excise. untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
9|P age
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 4 Pasal 4

(1) Exported goods shall be subject to verification of document. (1) Terhadap barang ekspor dilakukan penelitian dokumen.

(2) Under certain circumstances, physical examination of exported goods may be (2) Dalam hal tertentu, dapat dilakukan pemeriksaan fisik atas barang ekspor.
performed.

(3) The procedure of customs examination as referred to in paragraph (1) and (3) Tata cara pemeriksaan pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paragraph (2) shall be regulated further by the Minister. dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri.

Explanation of article 4 Penjelasan Pasal 4


To encourage export especially in the efforts to increase the competitiveness Dalam rangka mendorong ekspor, terutama dalam kaitannya dengan
of Indonesian exported goods in the world market, speed and certainty are upaya untuk meningkatkan daya saing barang ekspor Indonesia di pasar
needed by exporter. Therefore customs examination in the form of physical dunia, diperlukan suatu kecepatan dan kepastian bagi eksportir. Dengan
examination on exported goods must be kept as minimum as possible. demikian, pemeriksaan pabean dalam bentuk pemeriksaan fisik atas
Hence, basically only document verification that is applied to exported goods. barang ekspor harus diupayakan seminimal mungkin sehingga terhadap
barang ekspor pada dasarnya hanya dilakukan penelitian terhadap
dokumennya.

To obtain accurate data and evaluation concerning the submitted customs Untuk memperoleh data dan penilaian yang tepat mengenai
declaration, this article authorizes the Minister, under certain circumstances, pemberitahuan pabean yang diajukan, pasal ini memberikan kewenangan
to stipulate provisions in physical examination of exported goods. kepada Menteri untuk dalam hal-hal tertentu dapat menetapkan
ketentuan tentang pemeriksaan fisik atas barang ekspor.

Article 4A Pasal 4A

(1) Transportation of specified goods inside customs territory shall be under (1) Terhadap barang tertentu dilakukan pengawasan pengangkutannya
customs control. dalam daerah pabean.

(2) Related agencies, through the minister responsible for trade, shall inform (2) Instansi teknis terkait, melalui menteri yang membidangi perdagangan,
type of goods that are determined as specified goods to the Minister. memberitahukan jenis barang yang ditetapkan sebagai barang tertentu
kepada Menteri.

(3) Provisions on the control of transportation of specified goods as referred to in (3) Ketentuan mengenai pengawasan pengangkutan barang tertentu
paragraph (1) shall be regulated further with or based on government sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan atau
regulation. berdasarkan peraturan pemerintah.

10 | P a g e
Explanation of Article 4A Penjelasan Pasal 4A
Paragraph (1) Ayat (1)
Pengawasan pengangkutan barang tertentu sebagaimana
Control on the transportation of specified goods as referred to in this
dimaksud pada ayat ini hanya dilakukan terhadap pengangkutan
paragraph shall only be performed on the seaborne transportation of the
barang tersebut dari satu tempat ke tempat lain dalam daerah
goods inside customs territory.
pabean yang dilakukan melalui laut.
Control on the transportation of specified goods is aimed to prevent the Pengawasan pengangkutan barang tertentu ini bertujuan untuk
smuggling of strategic goods such as forestry products, mining or mencegah penyelundupan ekspor dengan modus pengangkutan
subsidized goods with modus of domestic transportation. antarpulau barang-barang strategis seperti hasil hutan, hasil
tambang, atau barang yang mendapat subsidi.
Paragraph (2) Ayat (2)

“Related agencies” means authorized ministries or government bodies. Yang dimaksud dengan instansi teknis terkait yaitu kementerian
atau lembaga pemerintah nondepartemen yang berwenang.
Paragraph (3) Ayat (3)

Self explanatory. Cukup jelas.


Article 5 Pasal 5

(1) Fulfillment of customs formalities shall be performed at customs office or a (1) Pemenuhan kewajiban pabean dilakukan di kantor pabean atau tempat
place recognized as customs office by using customs declaration. lain yang disamakan dengan kantor pabean dengan menggunakan
pemberitahuan pabean.

(2) Customs declaration shall be submitted to customs officer at customs cffice (2) Pemberitahuan pabean disampaikan kepada pejabat bea dan cukai di
or a place recognized as customs office. kantor pabean atau tempat lain yang disamakan dengan kantor pabean.

(3) For the implementation and control of customs formalities, customs area, (3) Untuk pelaksanaan dan pengawasan pemenuhan kewajiban pabean,
customs office, and customs station shall be determined. ditetapkan kawasan pabean, kantor pabean, dan pos pengawasan
pabean.

(4) Customs area, customs office, and customs station shall be determined by (4) Penetapan kawasan pabean, kantor pabean, dan pos pengawasan
the Minister. pabean dilakukan oleh Menteri.

Explanation of article 5 Penjelasan Pasal 5


Paragraph (1) Ayat (1)

Geographically, the Republic of Indonesia is a vast archipelago state. It Dilihat dari keadaan geografis Negara Republik Indonesia yang
is impossible to place customs officer along the seashores to ensure that demikian luas dan merupakan negara kepulauan, maka tidak
goods incoming to and outgoing from customs territory have fulfilled the mungkin menempatkan pejabat bea dan cukai di sepanjang pantai
11 | P a g e
prevailing provisions. Therefore, the fulfillment of customs formalities untuk menjaga agar semua barang yang dimasukkan ke atau yang
shall be done at customs office. It means that loading and unloading of dikeluarkan dari daerah pabean memenuhi ketentuan yang telah
goods at any place other than customs office shall be regarded as ditetapkan. Oleh sebab itu, ditetapkan bahwa pemenuhan
violation against this law. kewajiban pabean hanya dapat dilakukan di kantor pabean.
Penegasan bahwa pemenuhan kewajiban pabean dilakukan di
kantor pabean maksudnya yaitu jika kedapatan barang dibongkar
atau dimuat di suatu tempat yang tidak ditunjuk sebagai kantor
pabean berarti terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Undang-
Undang ini.

In this way the control is easier to be done since the place to meet Dengan demikian, pengawasan lebih mudah dilakukan, sebab
customs formalities such as the submission of the customs declaration tempat untuk memenuhi kewajiban pabean seperti penyerahan
or payment of the Import duties has been clearly limited by designating pemberitahuan pabean atau pelunasan bea masuk telah dibatasi
the customs office in accordance with the trading needs. dengan penunjukan kantor pabean yang disesuaikan dengan
kebutuhan perdagangan.

Pemenuhan kewajiban pabean di tempat selain di kantor pabean


The fulfillment of customs formalities at a place other than the customs
dapat diizinkan dengan pemenuhan persyaratan tertentu yang
office may be permitted when certain conditions determined by the
akan ditetapkan oleh Menteri, sesuai dengan kepentingan
Minister are fulfilled in accordance with trading and economic needs or
perdagangan dan perekonomian, atau apabila dengan cara
when such a procedure provides an easier, safer, and cheaper way to
tersebut kewajiban pabean dapat dipenuhi dengan lebih mudah,
fulfill customs formalities.
aman, dan murah.
The facilitation to fulfill customs formalities at a place other than the Pemberian kemudahan berupa pemenuhan kewajiban pabean di
customs office is granted on a temporary basis. tempat selain di kantor pabean tersebut bersifat sementara.

Paragraph (2) Ayat (2)


Self explanatory. Cukup jelas.

Paragraph (3) Ayat (3)


For the purposes of service, control, smoothness of the flow of the Untuk keperluan pelayanan, pengawasan, kelancaran lalu lintas
goods, proper loading and unloading of goods, and security of barang dan ketertiban bongkar muat barang, serta pengamanan
government revenue, this law specifies customs area at seaports, keuangan negara, Undang-Undang ini menetapkan adanya
airports, or another place that are under full control of the Directorate kawasan pabean di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat
General of Customs and Excise. lain yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai dan menetapkan adanya kantor
pabean.

12 | P a g e
The appointment of customs station is to provide customs officer a place Penunjukkan pos pengawasan pabean dimaksudkan untuk
to conduct control. However as part of customs office, the station cannot tempat pejabat bea dan cukai melakukan pengawasan. Pos
be functioned as a place to fulfill customs formalities. tersebut merupakan bagian dari kantor pabean dan di tempat
tersebut tidak dapat dipenuhi kewajiban pabean.

Paragraph (4) Ayat (4)


Self explanatory. Cukup jelas.

Article 5A Pasal 5A

(1) Customs declaration as referred to in Article 5 paragraph (2) may be (1) Pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
submitted in the form of written documents or electronic data. dapat disampaikan dalam bentuk tulisan di atas formulir atau dalam
bentuk data elektronik.
(2) The Minister shall determine customs offices where customs declarations are (2) Penetapan kantor pabean tempat penyampaian pemberitahuan pabean
submitted in the form of electronic data. dalam bentuk data elektronik dilakukan oleh Menteri.

(3) Electronic data as referred to in paragraph (1) are legal instruments by virtue (3) Data elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan alat
of this law. bukti yang sah menurut Undang-Undang ini.
(4) Provisions on procedures as referred to in paragraph (1) shall be regulated (4) Ketentuan mengenai tata cara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
further with or based on Minister regulation. diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.
Explanation of Article 5A Penjelasan Pasal 5A
Paragraph (1) Ayat (1)
“Electronic data (softcopy)” means information or series of information Data elektronik (softcopy) yaitu informasi atau rangkaian informasi
that are arranged and/or compiled for special purposes which are yang disusun dan/atau dihimpun untuk kegunaan khusus yang
received, recorded, transmitted, stored, processed, retrieved, or diterima, direkam, dikirim, disimpan, diproses, diambil kembali, atau
produced electronically by computer or electronic, optic, or other similar diproduksi secara elektronik dengan menggunakan komputer atau
data processing equipment. perangkat pengolah data elektronik, optikal, atau cara lain yang
sejenis.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.

13 | P a g e
Article 6 Pasal 6

(1) Imported or exported goods shall be subject to the provisions of this law. (1) Terhadap barang yang diimpor atau diekspor berlaku segala ketentuan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
(2) Unless regulated by related agencies, the control of transportation of (2) Dalam hal pengawasan pengangkutan barang tertentu tidak diatur oleh
specified goods shall be regulated by provisions of this law. instansi teknis terkait, pengaturannya didasarkan pada ketentuan
Undang-Undang ini.
Explanation of article 6 Penjelasan Pasal 6
Paragraph (1) Ayat (1)
This article states that all matters related to the fulfillment of customs Ayat ini mengandung arti bahwa segala sesuatu yang berkaitan
formalities upon imported or exported goods, shall always be based on dengan penyelesaian kewajiban pabean atas barang impor atau
the provisions laid down in this law. The enforcement of this law shall ekspor harus didasarkan pada ketentuan dalam Undang-Undang ini
only be conducted by the Directorate General of Customs and Excise. yang pelaksanaan penegakannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.

Paragraph (2) Ayat (2)


Self explanatory. Cukup jelas.
Article 6A Pasal 6A

(1) To fulfill customs formalities, a person shall register at Directorate General of (1) Orang yang akan melakukan pemenuhan kewajiban pabean wajib
Customs and Excise to obtain an identity number for customs access. melakukan registrasi ke Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk
mendapat nomor identitas dalam rangka akses kepabeanan.
(2) A person who fulfills specified customs formalities shall be exempted from (2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
provisions as referred to in paragraph (1). orang yang melakukan pemenuhan kewajiban pabean tertentu.

(3) Provisions as referred to in paragraph (1) and paragraph (2) shall be (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
regulated further with or based on Minister regulation. lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.

Explanation of Article 6A Penjelasan Pasal 6A


Paragraph (1) Ayat (1)
Dengan semakin berkembangnya penggunaan teknologi informasi
Recognizing the development of the application of information
dalam kegiatan kepabeanan, diperlukan adanya sarana untuk
technology in customs related activities, it is necessary to identify
mengenali pengguna jasa kepabeanan melalui nomor identitas
customs stakeholders by utilizing private identity number provided by
pribadi yang diberikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dengan
Directorate General of Customs and Excise. This personal identity
nomor identitas pribadi itu dimaksudkan bahwa hanya orang yang
number is intended to grant a person with eligible access to customs
memiliki nomor identitas tersebut yang dapat mengakses atau
14 | P a g e
information technology system. berhubungan dengan sistem teknologi informasi Kepabeanan.

Identity number can be obtained by registration, for example registration Pemerolehan nomor identitas tersebut dapat dilakukan dengan cara
of importer, exporter, and customs broker. registrasi, misalnya registrasi importir, eksportir, dan pengusaha
pengurusan jasa kepabeanan.
Paragraph (2) Ayat (2)
Exemption as referred to in this paragraph shall be granted to a person Pengecualian yang dimaksud pada ayat ini diberikan kepada orang
fulfilling specified customs formalities such as for goods brought by yang menyelesaikan kewajiban pabean tertentu antara lain atas
passenger, diplomatic goods, or goods sent by postal or courier service. barang penumpang, barang diplomatik, atau barang kiriman melalui
pos atau perusahaan jasa titipan.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
CHAPTER II BAB II
GOODS TRANSPORTATION, IMPORT AND EXPORT PENGANGKUTAN BARANG, IMPOR, DAN EKSPOR
Bagian Pertama
Part One
Pengangkutan Barang
Transportation of Goods

Section 1 Paragraf 1
Arrival of Means of Transport Kedatangan Sarana Pengangkut

Article 7 Pasal 7
Deleted. Dihapus.
Article 7A Pasal 7A

(1) Carriers whose means of transport arrive from: (1) Pengangkut yang sarana pengangkutnya akan datang dari:
a. outside customs territory; or a. luar daerah pabean; atau
b. dalam daerah pabean yang mengangkut barang impor, barang
b. inside customs territory carrying imported goods, exported goods, and/or
ekspor, dan/atau barang asal daerah pabean yang diangkut ke
domestic goods transported to another place inside customs territory
tempat lain dalam daerah pabean melalui luar daerah pabean
through places outside customs territory
wajib memberitahukan rencana kedatangan sarana pengangkut ke
shall notify the arrival plan of the transportation of goods to the customs office
kantor pabean tujuan sebelum kedatangan sarana pengangkut, kecuali
of destination prior to the arrival of the means of transport, except for means
sarana pengangkut darat.

15 | P a g e
of land transportation.

(2) Carriers whose means of transport enter customs territory shall mention the (2) Pengangkut yang sarana pengangkutnya memasuki daerah pabean
goods as referred to in paragraph (1) in the manifest. wajib mencantumkan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam manifesnya.
(3) Carriers whose means of transport arrive from outside customs territory or (3) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari luar daerah
inside customs territory that carry goods as referred to in paragraph (1) shall pabean atau datang dari dalam daerah pabean dengan mengangkut
submit customs declaration of the goods before unloading. barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyerahkan
pemberitahuan pabean mengenai barang yang diangkutnya sebelum
melakukan pembongkaran.
(4) In case unloading is not immediately performed, obligation as referred to in (4) Dalam hal tidak segera dilakukan pembongkaran, kewajiban
paragraph (3) shall be carried out: sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan:

a. maximum of 24 (twenty four) hours since the arrival of the means of a. paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sejak kedatangan sarana
transport seaborne; pengangkut, untuk sarana pengangkut yang melalui laut;

b. maximum of 8 (eight) hours since the arrival of the means of transport b. paling lambat 8 (delapan) jam sejak kedatangan sarana
airborne; pengangkut, untuk sarana pengangkut yang melalui udara; atau

c. at the time of the arrival of the means of transport, for land transportation. c. pada saat kedatangan sarana pengangkut, untuk sarana
pengangkut yang melalui darat.

(5) Obligations as referred to in paragraph (3) and paragraph (4) are exempted (5) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
for carriers anchoring for maximum of 24 (twenty four) hours and not dikecualikan bagi pengangkut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh
unloading the goods. empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang.
(6) In case means of transport is in emergency, carriers may precede unloading (6) Dalam hal sarana pengangkut dalam keadaan darurat, pengangkut
the imported goods and shall: dapat membongkar barang impor terlebih dahulu dan wajib:
a. melaporkan keadaan darurat tersebut ke kantor pabean terdekat
a. immediately report the emergency to the nearest customs office; and
pada kesempatan pertama; dan
b. submit customs declarations maximum of 72 (seventy two) hours after b. menyerahkan pemberitahuan pabean paling lambat 72 (tujuh puluh
unloading. dua) jam sesudah pembongkaran.

(7) Carriers who do not fulfill the provisions as referred to in paragraph (1) are (7) Pengangkut yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
subject to administrative fine at minimum of Rp5,000,000.00 (five million pada ayat (1) dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit
rupiah) and at maximum of Rp50,000,000.00 (fifty million rupiah). Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan paling banyak Rp50.000.000,00
16 | P a g e
(lima puluh juta rupiah).
(8) Carriers who do not fulfill the provisions as referred to in paragraph (3), (8) Pengangkut yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
paragraph (4) or paragraph (6) are subject to administrative fine at minimum pada ayat (3), ayat (4), atau ayat (6) dikenai sanksi administrasi berupa
of Rp10,000,000.00 (ten million rupiah) and maximum of denda paling sedikit Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling
Rp100,000,000.00(one hundred million rupiah). banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(9) The provisions as referred to in paragraph (1), paragraph (3) and paragraph (9) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3), dan ayat (4)
(4) shall be regulated further with or based on Minister regulation. diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.

Explanation of article 7A Penjelasan Pasal 7A


Paragraph (1) Ayat (1)
This provision regulates carrier obligations to notify the arrival plan of the Ketentuan ini mengatur kewajiban bagi pengangkut untuk
means of transport before it arrives at customs area, both for regular memberitahukan rencana kedatangan sarana pengangkutnya
(liner) and irregular (tramper) means of transport in customs area. The sebelum sarana pengangkut tiba di kawasan pabean, baik terhadap
purpose is to increase control on imported and/or exported goods. sarana pengangkut yang melakukan kegiatannya secara reguler
(liner) maupun sarana pengangkut yang tidak secara teratur berada
di kawasan pabean (tramper). Hal ini dimaksudkan untuk lebih
meningkatkan pengawasan pabean atas barang impor dan/atau
barang ekspor.
“Arrival of the means of transport” means: Yang dimaksud dengan saat kedatangan sarana pengangkut yaitu:
a. the time when anchor is released at the harbor for means of a. saat lego jangkar di perairan pelabuhan untuk sarana
transport seaborne; pengangkut melalui laut;
b. the time of landing at airports for means of transport by airborne. b. saat mendarat di landasan bandar udara untuk sarana
pengangkut melalui udara.
Paragraph (2) Ayat (2)
“Manifest” means list of commercial goods loaded in the means of Yang dimaksud dengan manifes yaitu daftar barang niaga yang
transport. dimuat dalam sarana pengangkut.
Paragraph (3) Ayat (3)
Customs declaration as referred to in this paragraph contains information Pemberitahuan pabean pada ayat ini berisi informasi tentang semua
on all commercial goods loaded in the means of transport which include barang niaga yang diangkut dengan sarana pengangkut, baik barang
imported or exported goods as well as goods originating from customs impor, barang ekspor, maupun barang asal daerah pabean yang
territory that are transported to another place in customs territory through diangkut ke tempat lain dalam daerah pabean melalui luar daerah
places outside customs territory. pabean.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.

17 | P a g e
Paragraph (5) Ayat (5)
Provision on anchorage as referred to in this paragraph applies since the Ketentuan mengenai berlabuh pada ayat ini dihitung sejak
arrival of the means of transport as referred to in the explanation of kedatangan sarana pengangkut sebagaimana dimaksud pada
paragraph (1). penjelasan ayat (1).
Paragraph (6) Ayat (6)
In principle, imported goods shall only be unloaded after the customs Pada dasarnya barang impor hanya dapat dibongkar setelah diajukan
declaration of the arrival of means of transport is submitted. pemberitahuan pabean tentang kedatangan sarana pengangkut.
Nevertheless, in emergency circumstances such as fire, unrepairable Akan tetapi, jika sarana pengangkut mengalami keadaan darurat
broken engine, bad weather or other force majeure, exemption may be seperti mengalami kebakaran, kerusakan mesin yang tidak dapat
given by unloading without prior notice on the arrival of the means of diperbaiki, terjebak dalam cuaca buruk, atau hal lain yang terjadi di
transport. luar kemampuan manusia dapat diadakan pengecualian dengan
melakukan pembongkaran tanpa memberitahukan terlebih dahulu
tentang kedatangan sarana pengangkut.
Letter a Huruf a
“The nearest customs office” means the customs office that is easiest Yang dimaksud dengan kantor pabean terdekat yaitu kantor
to be reached. pabean yang paling mudah dicapai.
Report of emergency circumstances as referred to in this provision Melaporkan keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam
may be carried out by using radio, telephone, or facsimile. ketentuan ini dapat dilakukan dengan menggunakan radio
panggil, telepon, atau faksimile.
Letter b Huruf b
Self explanatory. Cukup jelas.

Paragraph (7) Ayat (7)


Self explanatory. Cukup jelas.

Paragraph (8) Ayat (8)


Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (9) Ayat (9)
Self explanatory. Cukup jelas.
Section 2 Paragraf 2
Transportation of Goods Pengangkutan Barang

Article 8 Pasal 8
18 | P a g e
Deleted. Dihapus.

Article 8A Pasal 8A

(1) Transportation of imported goods from temporary storage or bonded storage (1) Pengangkutan barang impor dari tempat penimbunan sementara atau
to other temporary storage or bonded storage shall be declared to customs tempat penimbunan berikat dengan tujuan tempat penimbunan
office. sementara atau tempat penimbunan berikat lainnya wajib diberitahukan
ke kantor pabean.
(2) Operator or importer having complied with provisions as referred to in
(2) Pengusaha atau importir yang telah memenuhi kewajiban sebagaimana
paragraph (1), but the quantity of unloaded goods is less than the quantity
dimaksud pada ayat (1), tetapi jumlah barang impor yang dibongkar
declared in customs declaration shall pay import duty on the shortage of the
kurang dari yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean dan tidak
goods and be subject to administrative fine at minimum of Rp25,000,000.00
dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi di luar
(twenty five million rupiah) up to maximum of Rp250,000,000.00 (two
kemampuannya, wajib membayar bea masuk atas barang impor yang
hundred fifty million rupiah), unless proven that the circumstances are
kurang dibongkar dan dikenai sanksi administrasi berupa denda paling
beyond their control.
sedikit Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

(3) Operator or importer complying with provisions as referred to in paragraph (3) Pengusaha atau importir yang telah memenuhi kewajiban sebagaimana
(1), but the quantity of unloaded goods is more than the quantity declared in dimaksud pada ayat (1), tetapi jumlah barang impor yang dibongkar lebih
the customs declaration, shall be subject to administrative fine at minimum of dari yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean dan tidak dapat
Rp 25,000,000.00 (twenty five million rupiah) up to maximum of Rp membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi di luar kemampuannya,
250,000,000.00 (two hundred fifty million rupiah) unless the circumstances is dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit Rp25.000.000,00
proven beyond his control. (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp250.000.000,00 (dua
ratus lima puluh juta rupiah).

(4) Provisions on conditions and procedures of goods transportation as referred (4) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pengangkutan barang
to in paragraph (1) shall be regulated further with or based on Minister sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan atau
regulation. berdasarkan peraturan Menteri.

Explanation of Article 8A Penjelasan Pasal 8A


Paragraph (1) Ayat (1)
“Transportation” as referred to in this paragraph means transportation of Yang dimaksud dengan pengangkutan pada ayat ini yaitu
imported goods that is not seaborne (inland transportation). pengangkutan barang impor yang tidak melalui laut (inland
transportation).
Paragraph (2) Ayat (2)
“Operator” as referred to in this paragraph means the operator of Yang dimaksud dengan pengusaha pada ayat ini yaitu pengusaha
temporary storage or bonded storage. tempat penimbunan sementara atau pengusaha tempat penimbunan
berikat.
19 | P a g e
“Importer” means person who performs importation. Yang dimaksud dengan importir yaitu orang yang mengimpor.

Paragraph (3) Ayat (3)


Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 8B Pasal 8B

(1) Transportation of electricity, liquid or gas for import and export can be (1) Pengangkutan tenaga listrik, barang cair, atau gas untuk impor atau
performed through transmission or pipeline and the determination of quantity ekspor dapat dilakukan melalui transmisi atau saluran pipa yang jumlah
and type of the goods is based on the result of measurement at the last place dan jenis barangnya didasarkan pada hasil pengukuran di tempat
in customs territory. pengukuran terakhir dalam daerah pabean.
(2) Delivery of software and/or electronic data for import and export can be (2) Pengiriman peranti lunak dan/atau data elektronik untuk Impor atau
performed through electronic transmission. ekspor dapat dilakukan melalui transmisi elektronik.
(3) Provisions on conditions and procedures of goods transportation as referred (3) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pengangkutan barang
to in paragraph (1) and delivery as referred to in paragraph (2) shall be sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pengiriman sebagaimana
regulated further with or based on Minister regulation. dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
peraturan Menteri.
Explanation of Article 8B Penjelasan Pasal 8B
Paragraph (1) Ayat (1)
Considering the nature of electricity, liquid goods and gas, their Mengingat tenaga listrik, barang cair, atau gas bersifat khusus,
transportation may be carried out in particular way such as through pengangkutan terhadap barang tersebut dilakukan dengan cara
transmission or pipeline. Accordingly, the customs declaration shall be khusus antara lain melalui transmisi atau saluran pipa.
based on the quantity and type of goods when they are measured at the Pemberitahuan pabean atas impor atau ekspor barang tersebut
last place of measurement in customs territory. harus didasarkan pada jumlah dan jenis barang pada saat
pengukuran di tempat pengukuran terakhir dalam daerah pabean.

Paragraph (2) Ayat (2)


Software may be in the form of series of program in computer system Peranti lunak (software) dapat berupa serangkaian program dalam
that commands the computer. sistem komputer yang memerintahkan komputer apa yang harus
dilakukan.
Software and electronic data (softcopy) are objects of to this law and
their transportation or delivery can be performed through electronic Peranti lunak dan data elektronik (softcopy) merupakan barang yang
transmission such as internet. menjadi objek dari Undang-Undang ini dan pengangkutan atau
pengirimannya dapat dilakukan melalui transmisi elektronik misalnya
melalui media internet.

20 | P a g e
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 8C Pasal 8C

(1) Specified goods shall be declared by the carrier at the appointed customs (1) Barang tertentu wajib diberitahukan oleh pengangkut baik pada waktu
office at the time of departure and arrival. keberangkatan maupun kedatangan di kantor pabean yang ditetapkan.

(2) Specified goods as referred to in paragraph (1) shall be covered by legal (2) Barang tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilindungi
document during their transportation. dokumen yang sah dalam pengangkutannya.
(3) Carriers who have complied with provisions as referred to in paragraph (1) (3) Pengangkut yang telah memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud
but the quantity is less or more than the quantity declared in customs pada ayat (1), tetapi jumlahnya kurang atau lebih dari yang
declaration, shall be subject to administrative fine at minimum of Rp diberitahukan dan tidak dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut
5,000,000.00 (five million rupiah) up to maximum of Rp50,000,000.00 (fifty terjadi di luar kemampuannya, dikenai sanksi administrasi berupa denda
million rupiah) unless the circumstances is proven beyond his control. paling sedikit Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(4) Carriers who are not in compliance with provisions as referred to in paragraph
(4) Pengangkut yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud
(2) shall be subject to administrative fine at minimum of Rp25,000,000.00
pada ayat (2), dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit
(twenty five million rupiah) up to maximum of Rp250,000,000.00 (two hundred
Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak
fifty million rupiah).
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).
(5) Provisions as referred to in paragraph (1) and in paragraph (2) shall be (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
regulated further by Minister regulation. lebih lanjut dengan peraturan Menteri.
Explanation of Article 8C Penjelasan Pasal 8C
Paragraph (1) Ayat (1)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (2) Ayat (2)
“Legal document” means document required for the transportation of Yang dimaksud dengan dokumen yang sah yaitu dokumen yang
specified goods. dipersyaratkan dalam pengangkutan barang tertentu.
Paragraph (3) Ayat (3)
Administrative fine shall be imposed on the case of excess or shortage Sanksi administrasi berupa denda dikenakan terhadap kelebihan
of quantity of specified goods at the time of transportation or unloading. atau kekurangan barang tertentu pada saat pengangkutan atau
pembongkaran.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
21 | P a g e
Paragraph (5) Ayat (5)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 9 Pasal 9
Deleted. Dihapus.
Section 3 Paragraf 3
Departure of the Means of Transport Keberangkatan Sarana Pengangkut

Article 9(A) Pasal 9(A)

(1) Carriers whose means of transport will: (1) Pengangkut yang sarana pengangkutnya akan berangkat menuju:
a. leave customs territory; a. ke luar daerah pabean;
b. leave for another place in customs territory and carry imported goods, b. ke dalam daerah pabean yang mengangkut barang impor, barang
exported goods, and/or domestic goods through places out of customs ekspor, dan/atau barang asal daerah pabean yang diangkut ke
territory tempat lain di dalam daerah pabean melalui luar daerah pabean,
shall submit customs declaration of transported goods before its departure. wajib menyerahkan pemberitahuan pabean atas barang yang diangkutnya
sebelum keberangkatan sarana pengangkut.
(2) Carriers whose means of transport leaves customs territory shall mention (2) Pengangkut yang sarana pengangkutnya menuju ke luar daerah pabean
goods as referred to in paragraph (1) in the manifest. wajib mencantumkan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
manifesnya.
(3) Carriers who are not in compliance with provisions as referred to in (3) Pengangkut yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
paragraph (1) shall be subject to administrative fine at minimum of pada ayat (1) dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit
Rp10,000,000.00 (ten million rupiah) up to maximum of Rp100,000,000.00 Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak
(one hundred million rupiah). Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(4) Provision as referred to in paragraph (1) shall be regulated further with or (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
based on Minister regulation. atau berdasarkan peraturan Menteri.
Explanation of Article 9A Penjelasan Pasal 9A
Paragraph (1) Ayat (1)
“Imported goods” means imported goods either transited or Yang dimaksud dengan barang impor yaitu barang impor baik yang
transshipped. diangkut lanjut maupun yang diangkut terus.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.

22 | P a g e
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Part Two Bagian Kedua
Import Impor
Section 1 Paragraf 1
Unloading, Storage, and Release Pembongkaran, Penimbunan, dan Pengeluaran
Article 10A Pasal 10A

(1) Imported goods transported by means of transport as referred to in Article (1) Barang impor yang diangkut sarana pengangkut sebagaimana dimaksud
7A paragraph (1) shall be unloaded in customs area or in another area after dalam Pasal 7A ayat (1) wajib dibongkar di kawasan pabean atau dapat
approval from the head of customs office. dibongkar di tempat lain setelah mendapat izin kepala kantor pabean.
(2) Imported goods transported by means of transport as referred to in Article (2) Barang impor yang diangkut sarana pengangkut sebagaimana dimaksud
7A paragraph (1) may be unloaded to another means of transport at the sea dalam Pasal 7A ayat (1) dapat dibongkar ke sarana pengangkut lainnya
and those goods shall be brought to customs office through a designated di laut dan barang tersebut wajib dibawa ke kantor pabean melalui jalur
route. yang ditetapkan.

(3) Carriers who have complied with provisions as referred to in paragraph (1) (3) Pengangkut yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
but the quantity is less than the quantity declared in customs declaration pada ayat (1), tetapi jumlah barang impor yang dibongkar kurang dari
and shall pay import duty on goods that are shortage and be subject to yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean dan tidak dapat
administrative fine at minimum of Rp25,000,000.00 (twenty five million membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi di luar kemampuannya,
rupiah) up to maximum of Rp250,000,000.00 (two hundred fifty million wajib membayar bea masuk atas barang impor yang kurang dibongkar
rupiah), unless the circumstances is proven beyond their control. dan dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit
Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).
(4) Carriers who have complied with provisions as referred to in paragraph (1) (4) Pengangkut yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
but the quantity is more than the quantity declared in customs declaration pada ayat (1), tetapi jumlah barang impor yang dibongkar lebih banyak
shall be subject to administrative fine at minimum of Rp25,000,000.00 dari yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean dan tidak dapat
(twenty five million rupiah) up to maximum of Rp250,000,000.00 (two membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi di luar kemampuannya,
hundred fifty million rupiah), unless proven that the circumstances are dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit
beyond their control. Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(5) Imported goods, prior to its release from customs area, may be stored in a (5) Barang impor, sementara menunggu pengeluarannya dari kawasan
temporary storage. pabean, dapat ditimbun di tempat penimbunan sementara.
23 | P a g e
(6) In certain conditions, imported goods may be stored in another place (6) Dalam hal tertentu, barang impor dapat ditimbun di tempat lain yang
equally recognized as temporary storage. diperlakukan sama dengan tempat penimbunan sementara.
(7) Imported goods may be released from customs area or another place as (7) Barang impor dapat dikeluarkan dari kawasan pabean atau tempat lain
referred to in paragraph (6) if customs formalities have been fulfilled for: sebagaimana dimaksud pada ayat (6) setelah dipenuhinya kewajiban
pabean untuk:
a. Import for home use; a. diimpor untuk dipakai;
b. temporary admission; b. diimpor sementara;
c. storage at the bonded zone; c. ditimbun di tempat penimbunan berikat;
d. transportation to temporary storage in other customs areas; d. diangkut ke tempat penimbunan sementara di kawasan pabean
lainnya;
e. transit or trans-shipment; or e. diangkut terus atau diangkut lanjut; atau
f. re-exportation; f. diekspor kembali.
(8) A person who releases imported goods from customs area or another place (8) Orang yang mengeluarkan barang impor dari kawasan pabean atau
as referred to in paragraph (6), and has complied with all provisions but has tempat lain sebagaimana dimaksud pada ayat (6), setelah memenuhi
not received approval for the release of goods shall be subject to semua ketentuan tetapi belum mendapat persetujuan pengeluaran dari
administrative fine of Rp25,000,000.00 (twenty five million rupiah). pejabat bea dan cukai, dikenai sanksi administrasi berupa denda
sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
(9) Provisions as referred to in paragraph (1), paragraph (5) paragraph (6) and (9) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (5), ayat (6), dan
paragraph (7) shall be regulated further with or based on Minister regulation. ayat (7) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.
Explanation of Article 10A Penjelasan Pasal 10A
Paragraph (1) Ayat (1)
Unloading in another place shall take into considerations technical Pembongkaran di tempat lain dilakukan dengan memperhatikan
matters concerning unloading or other reasons deemed appropriate by teknis pembongkaran atau sebab lain atas pertimbangan kepala
the head of customs office such as the inability of means of transport to kantor pabean, misalnya sarana pengangkut tidak dapat sandar di
anchor or unload. dermaga atau alat bongkar tidak tersedia.
Paragraph (2) Ayat (2)
“Unloading” as referred to in this paragraph means unloading goods from Yang dimaksud dengan pembongkaran pada ayat ini yaitu
a means of transport to another means of transport performed in a pembongkaran barang dari sarana pengangkut yang satu ke sarana
seaport that is not apropriate for direct berthing so that unloading is pengangkut lainnya, dilakukan di pelabuhan yang belum dapat
performed outside the seaport (reede). disandari langsung sehingga pembongkaran dilakukan di luar
pelabuhan (reede).
“Designated route” means the route that must be followed by means of Yang dimaksud dengan jalur yang ditetapkan yaitu jalur yang harus
transport that continues its transportation from reede to customs office. dilalui oleh sarana pengangkut yang meneruskan pengangkutan dari
reede ke kantor pabean.
Paragraph (3) Ayat (3)

24 | P a g e
The obligation in this paragraph which shall be performed by a carrier or
Kewajiban pada ayat ini yang harus dilakukan oleh pengangkut atau
its representatives is to declare the arrival of means of transport by
kuasanya yaitu memberitahukan kedatangan sarana pengangkut
submitting customs declaration to customs officer. The declaration shall
dengan pemberitahuan pabean kepada pejabat bea dan cukai dan
cover all imported goods carried by the means of transport including both
dokumen tersebut harus memuat atau berisi semua barang impor
commercial goods and ship supplies.
yang diangkut di dalam sarana pengangkut tersebut, baik berupa
barang dagangan maupun bekal kapal.
If the quantity of unloaded goods is less than that declared in the
Apabila jumlah barang yang dibongkar kurang dari jumlah yang
customs declaration, the carrier, by virtue of provisions in this paragraph,
diberitahukan dalam pemberitahuan pabean, pengangkut
is deemed to have admitted the imported goods, therefore the carrier
berdasarkan ketentuan pada ayat ini dianggap telah memasukkan
shall be liable to pay both import duty on the shortage of goods as well
barang impor tersebut ke peredaran bebas sehingga selain wajib
as administrative fine, unless proven that the cause of the shortage is
membayar bea masuk atas barang yang kurang dibongkar tersebut,
beyond their control.
juga dikenai sanksi administrasi berupa denda, jika yang
bersangkutan tidak dapat membuktikan bahwa kekurangan barang
yang dibongkar tersebut bukan karena kesalahannya.
In case goods are transported in package, quantity of goods means Dalam hal barang yang diangkut dalam kemasan, yang dimaksud
quantity of package. dengan jumlah barang yaitu jumlah kemasan.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (5) Ayat (5)
This provision clarifies that storage in temporary storage is not obligatory Ketentuan ini dimaksudkan bahwa penimbunan barang di tempat
and only performed in case goods can not be released immediately. penimbunan sementara bukan merupakan keharusan karena
penimbunan tersebut hanya dilakukan dalam hal barang tidak dapat
dikeluarkan dengan segera.
Paragraph (6) Ayat (6)
Certain condition applies when storage in temporary storage can not be Yang dimaksud dalam hal tertentu yaitu apabila penimbunan di
performed for reasons such as congestion, technical storage difficulties, tempat penimbunan sementara tidak dapat dilakukan seperti
nature of goods, or other reasons deterring the possibility of storing the kongesti, kendala teknis penimbunan, sifat barang, atau sebab lain
goods. The condition covers facilities of storage in places other than sehingga tidak memungkinkan barang impor ditimbun. Termasuk
temporary storage in purpose to avoid storage costs that may be or are dalam pengertian ini yaitu pemberian fasilitas penimbunan selain di
already imposed during the fulfillment of customs formalities. tempat penimbunan sementara dengan tujuan untuk menghindari
beban biaya penumpukan yang mungkin atau yang telah timbul
selama dalam proses pemenuhan kewajiban pabean.
Provisions that are applied to temporary storage also apply to another Ketentuan yang berlaku pada tempat penimbunan sementara
place as referred to this paragraph. berlaku di tempat lain yang dimaksud pada ayat ini.

25 | P a g e
Paragraph (7) Ayat (7)
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter a Huruf a
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter b Huruf b
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter c Huruf c
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter d Huruf d
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter e Huruf e
The term "transitted goods" means goods transported by means of Yang dimaksud dengan barang diangkut terus yaitu barang yang
transport, through any customs office without prior unloading. diangkut dengan sarana pengangkut melalui kantor pabean tanpa
dilakukan pembongkaran terlebih dulu.
The term "transshipped goods in transshipment" means goods Yang dimaksud dengan barang diangkut lanjut yaitu barang yang
transported by means of transport, transshipping at any customs diangkut dengan sarana pengangkut melalui kantor pabean
office after prior unloading. dengan dilakukan pembongkaran terlebih dulu.

Letter f Huruf f
“Re-export” means, among others: Yang dimaksud dengan diekspor kembali antara lain:
1) returning imported goods to a place outside customs territory 1) pengiriman kembali barang impor keluar daerah pabean
due to mistakes in order; karena ternyata tidak sesuai dengan yang dipesan;
2) due to the issuance of new government provisions, the goods 2) oleh karena suatu ketentuan baru dari pemerintah tidak boleh
are prohibited to be imported into the customs territory. diimpor ke dalam daerah pabean.

Paragraph (8) Ayat (8)


The release of goods as referred to in this paragraph is performed without Pengeluaran barang pada ayat ini dilakukan tanpa bermaksud untuk
any intention to evade the payment of import duty since both submission mengelakkan pembayaran bea masuk, karena telah diajukan
of customs declaration and payment of import duty have been fulfilled. pemberitahuan pabean dan bea masuknya telah dilunasi, akan tetapi
However, since the release is performed without approval from customs karena pengeluarannya tanpa persetujuan pejabat bea dan cukai,
officer, it is considered as violation where administrative fine shall be atas pelanggaran tersebut dikenai sanksi administrasi berupa denda.
rendered.

Paragraph (9) Ayat (9)


Self explanatory. Cukup jelas.

26 | P a g e
Section 2 Paragraf 2
Import for Home Use Impor Untuk Dipakai
Article 10B Pasal 10B

(1) Import for home use means: (1) Impor untuk dipakai adalah:
a. bringing goods into the customs territory destined for home use; or a. memasukkan barang ke dalam daerah pabean dengan tujuan untuk
dipakai; atau
b. bringing goods into the customs territory intended for possession or b. memasukkan barang ke dalam daerah pabean untuk dimiliki atau
control of a person who domiciles in Indonesia. dikuasai oleh orang yang berdomisili di Indonesia.
(2) Imported goods may be released for home use after: (2) Barang impor dapat dikeluarkan sebagai barang impor untuk dipakai
setelah:
a. the submission of the customs declaration and after payment of the import a. diserahkan pemberitahuan pabean dan dilunasi bea masuknya;
duty.
b. the submission of the customs declaration and the security as referred to b. diserahkan pemberitahuan pabean dan jaminan sebagaimana
in Article 42; dimaksud dalam Pasal 42; atau
c. the submission of the complementary customs documents and the c. diserahkan dokumen pelengkap pabean dan jaminan sebagaimana
security as referred to in Article 42. dimaksud dalam Pasal 42.
(3) Imported goods brought by passengers, crews of means of transport, or (3) Barang impor yang dibawa oleh penumpang, awak sarana pengangkut,
border crossers to the customs territory shall be declared to the customs atau pelintas batas ke dalam daerah pabean pada saat kedatangannya
officer at the time of their arrival. wajib diberitahukan kepada pejabat bea dan cukai.
(4) Imported goods sent by postal or courier service shall only be released with (4) Barang impor yang dikirim melalui pos atau jasa titipan hanya dapat
the approval of the customs officer. dikeluarkan atas persetujuan pejabat bea dan cukai.
(5) The provisions, as referred to in paragraph (1), paragraph (2), paragraph (3) (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
and paragraph (4) shall be regulated further with or based on the Minister ayat (4) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.
regulation.
(6) A person who does not pay the import duty on imported goods as referred to (6) Orang yang tidak melunasi bea masuk atas barang impor sebagaimana
in paragraph (2) letter (b) or letter (c) within the period designated by this law dimaksud pada ayat (2) huruf b atau huruf c dalam jangka waktu yang
shall pay the import duty and shall be subject to administrative fine as much ditetapkan menurut Undang-Undang ini wajib membayar bea masuk
as 10% (ten percent) of the import duty should be paid. yang terutang dan dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar
10% (sepuluh persen) dari bea masuk yang wajib dilunasi.
Explanation of Article 10B Penjelasan Pasal 10B
Paragraph (1) Ayat (1)
Letter a Huruf a
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter b Huruf b

27 | P a g e
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (2) Ayat (2)
Letter a Huruf a
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter b Huruf b
This provision allows importer, having met the requirements, to Ketentuan ini memungkinkan importir yang memenuhi persyaratan,
release imported goods for home use prior to the payment of import untuk mengeluarkan barang impor untuk dipakai sebelum melunasi
duty by depositing a security. However, the importer shall fulfill the bea masuk yang terutang dengan menyerahkan jaminan. Namun,
obligation within a period specified by virtue of this law. The facility is importir wajib menyelesaikan kewajibannya dalam jangka waktu
granted to expedite the flow of goods. yang ditetapkan menurut Undang-Undang ini. Kemudahan ini
diberikan dengan tujuan untuk memperlancar arus barang.
Letter c Huruf c
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
“Passenger” means every person, other than crew of means of transport Yang dimaksud dengan penumpang yaitu setiap orang yang
and border crossers, who passes the borderline of a country using melintasi perbatasan wilayah negara dengan menggunakan sarana
means of transport. pengangkut, tetapi bukan awak sarana pengangkut dan bukan
pelintas batas.

“Crew of means of transport” means every person, due to the nature of Yang dimaksud dengan awak sarana pengangkut yaitu setiap orang
his job, who must be inside the means of transport and arrives with the yang karena sifat pekerjaannya harus berada dalam sarana
means of transport. pengangkut dan datang bersama sarana pengangkut.
“Border crossers” means residents, living or residing at the border area Yang dimaksud dengan pelintas batas yaitu penduduk yang berdiam
of a country and holding identity cards issued by authorized government atau bertempat tinggal dalam wilayah perbatasan negara serta
agencies, who travel across the border area passing the border post. memiliki kartu identitas yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang dan yang melakukan perjalanan lintas batas di daerah
perbatasan melalui pos pengawas lintas batas.
“Declared” means conveying declaration in verbal or in writing. Yang dimaksud dengan diberitahukan yaitu menyampaikan
pemberitahuan secara lisan atau tertulis.
Paragraph (4) Ayat (4)
“Approval of the customs officer” means the determination made by the Yang dimaksud dengan persetujuan pejabat bea dan cukai yaitu
customs officer indicating that such goods have fulfilled customs penetapan pejabat bea dan cukai yang menyatakan bahwa barang
formalities by virtue of this law. tersebut telah dipenuhi kewajiban pabean berdasarkan Undang-
Undang ini.
Paragraph (5) Ayat (5)
Self explanatory. Cukup jelas.
28 | P a g e
Paragraph (6) Ayat (6)
The provision in this paragraph regulates the imposition of administrative Ketentuan pada ayat ini mengatur tentang pengenaan sanksi
fine to the importer who receive facilities as referred to in paragraph 2 administrasi berupa denda kepada importir yang memperoleh
letter (b) or letter (c), i.e. imported goods for home use prior to the kemudahan berdasarkan ketentuan pada ayat (2) huruf b atau huruf
payment of the import duty by depositing a security, but fail to pay the c, yaitu mengimpor barang untuk dipakai sebelum melunasi bea
import duty within a period of time specified by virtue of this law. masuk dengan penyerahan jaminan, tetapi tidak menyelesaikan
kewajiban untuk membayar bea masuk menurut jangka waktu yang
ditetapkan berdasarkan Undang-Undang ini.

Article 10C Pasal 10C

(1) Importer may submit request to change incorrect information in the submitted (1) Importir dapat mengajukan permohonan perubahan atas kesalahan data
customs declaration provided that the incorrectness is due to mere mistakes. pemberitahuan pabean yang telah diserahkan sepanjang kesalahan
tersebut terjadi karena kekhilafan yang nyata.

(2) The request as referred to in paragraph (1) shall be refused if: (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak apabila:
a. the goods have been released from customs area; a. barang telah dikeluarkan dari kawasan pabean;
b. the mistakes are disclosed by customs officers; or b. kesalahan tersebut merupakan temuan pejabat bea dan cukai; atau
c. the determination of customs officer is already due. c. telah mendapatkan penetapan pejabat bea dan cukai.
(3) The provisions as referred to in paragraph (1) shall be regulated further with (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
or based on the Minister regulation. dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.
Explanation of Article 10C Penjelasan Pasal 10C
Paragraph (1) Ayat (1)
“Mere mistake” means unintentional mistakes in a customs declaration Kekhilafan yang nyata adalah kesalahan atau kekeliruan yang
that often occur in the form of typing-error, miscalculation, and/or bersifat manusiawi dalam suatu pemberitahuan pabean yang sering
incorrect implementation of a regulation that carry no dispute between terjadi dalam bentuk kesalahan tulis, kesalahan hitung dan/atau
customs officer and stakeholders, for example: kesalahan penerapan peraturan yang seharusnya tidak perlu terjadi,
dan tidak mengandung persengketaan antara pejabat bea dan cukai
dengan pengguna jasa kepabeanan, misalnya:
- typing-error of name or address - kesalahan tulis berupa kesalahan penulisan nama atau alamat;
- miscalculation of import duty or taxes; - kesalahan hitung berupa kesalahan perhitungan bea masuk atau
pajak;
- incorrect implementation of a regulation that often happens due to - kesalahan penerapan aturan berupa ketidaktahuan adanya
unawareness of an issuance of new regulations. perubahan peraturan, sering terjadi pada awal berlakunya
peraturan baru.
Paragraph (2) Ayat (2)

29 | P a g e
Letter a Huruf a
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter b Huruf b
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter c Huruf c
Customs officer determination may be a determination by using Penetapan pejabat bea dan cukai dapat juga merupakan
customs service computer system. penetapan dengan menggunakan sistem komputer pelayanan.

Paragraph (3) Ayat (3)


Self explanatory. Cukup jelas.
Section 3 Paragraf 3
Temporary Admission Impor Sementara
Article 10D Pasal 10D

(1) Imported goods may be released as temporary admitted goods provided that (1) Barang impor dapat dikeluarkan sebagai barang impor sementara jika
at the time of importation the goods is actually intended export for re- pada waktu importasinya benar-benar dimaksudkan untuk diekspor
exportation within 3 (three) years at the latest. kembali paling lama 3 (tiga) tahun.
(2) Temporary admitted goods, until their re-exportation, shall be under control of (2) Barang impor sementara sampai saat diekspor kembali berada dalam
the Directorate General Customs and Excise. pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
(3) Temporary admitted goods may be granted exemption or relief of import (3) Barang impor sementara dapat diberikan pembebasan atau keringanan
duty. bea masuk.
(4) Temporary admitted goods granted relief of import duty shall be subject to (4) Barang impor sementara yang diberikan keringanan bea masuk, setiap
import duty up to maximum of 5% (five percent) of import duty that should be bulan dikenai bea masuk paling tinggi sebesar 5% (lima persen) dari bea
paid that is imposed per month. masuk yang seharusnya dibayar.
(5) A person who is late in re-exporting the temporary admitted goods within the (5) Orang yang terlambat mengekspor kembali barang impor sementara
specified period shall be subject to administrative fine 100% (one hundred dalam jangka waktu yang diizinkan dikenai sanksi administrasi berupa
percent) of import duty that should be paid. denda sebesar 100% (seratus persen) dari bea masuk yang seharusnya
dibayar.
(6) A person who does not re-export the temporary admitted goods within the (6) Orang yang tidak mengekspor kembali barang impor sementara dalam
specified period shall pay the import duty and be subject to administrative jangka waktu yang diizinkan wajib membayar bea masuk dan dikenai
fine 100% (one hundred percent) of import duty that should be paid. sanksi administrasi berupa denda 100% (seratus persen) dari bea masuk
yang seharusnya dibayar.
(7) The provisions as referred to paragraph in (1) and paragraph (2) shall be (7) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
regulated further with or based on the Minister regulation lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.
30 | P a g e
Explanation of Article 10D Penjelasan Pasal 10D
Paragraph (1) Ayat (1)
The objective of regulating temporary admission is to provide a facility for Tujuan pengaturan impor sementara yaitu memberikan kemudahan
importation of goods for specific purposes, such as goods for atas pemasukan barang dengan tujuan tertentu, misalnya barang
competition; vehicles brought by tourists; equipments for research; perlombaan; kendaraan yang dibawa oleh wisatawan; peralatan
appliances used by technicians; journalists and expert; recycle penelitian; peralatan yang digunakan oleh teknisi, wartawan, dan
packages; and goods needed for projects that are, at the time of tenaga ahli; kemasan yang dipakai berulang-ulang; dan barang
importation, actually intended to be re-exported. keperluan proyek yang digunakan sementara waktu yang pada saat
pengimporannya telah jelas bahwa barang tersebut akan diekspor
kembali.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Since the admission is temporary, these goods are granted exemption or Mengingat pemasukannya hanya untuk sementara, barang-barang
relief of import duty. tersebut diberikan pembebasan atau keringanan bea masuk.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (5) Ayat (5)
“Late” means that the usage of the goods is finished within the specified Yang dimaksud dengan terlambat yaitu barang tersebut telah selesai
period, but the person concerned fails to fulfil customs formalities until dipergunakan sesuai dengan jangka waktu yang diizinkan, tetapi
the period is due. yang bersangkutan tidak mengurus administrasi kepabeanannya
sampai dengan tanggal jatuh tempo.
“Calculation of import duty” as referred to in this paragraph shall be based Perhitungan bea masuk pada ayat ini dihitung berdasarkan tarif dan
on tariff and customs value at the time of the submission of customs nilai pabean pada saat pengajuan pemberitahuan pabean atas Impor
declaration for the concerned temporary admission. sementara tersebut.
Paragraph (6) Ayat (6)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (7) Ayat (7)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 11 Pasal 11
Deleted. Dihapus

Part Three Bagian Ketiga


31 | P a g e
Export Ekspor
Article 11A Pasal 11A

(1) Goods that will be exported shall be declared with customs declaration. (1) Barang yang akan diekspor wajib diberitahukan dengan pemberitahuan
pabean.
(2) Customs declaration as referred to in paragraph (1) shall not be required for (2) Pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
personal goods that are brought by passengers, crew of means of transport, diperlukan terhadap barang pribadi penumpang, awak sarana
border crossers, and consignments with limitation of customs value and/or pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai dengan batas
quantity. nilai pabean dan/atau jumlah tertentu.
(3) Loading of exported goods shall be performed in customs area or, in certain (3) Pemuatan barang ekspor dilakukan di kawasan pabean atau dalam hal
conditions, at another place with the approval of the head of customs office. tertentu dapat dimuat di tempat lain dengan izin kepala kantor pabean.
(4) Goods that have been declared for export, while waiting for loading, can be (4) Barang yang telah diberitahukan untuk diekspor, sementara menunggu
stored at the temporary storage or another place with the approval of the pemuatannya, dapat ditimbun di tempat penimbunan sementara atau
head of customs office. tempat lain dengan izin kepala kantor pabean.
(5) Cancellation of export for goods that have been declared for export as (5) Barang yang telah diberitahukan untuk diekspor sebagaimana dimaksud
referred to in paragraph (1) shall be reported to the customs officer. pada ayat (1) jika ekspornya dibatalkan wajib dilaporkan kepada pejabat
bea dan cukai.
(6) exporter who does not report the cancellation of export as referred to in (6) Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspor sebagaimana
paragraph (5) shall be subject to administrative fine Rp5,000,000.00 (five dimaksud pada ayat (5) dikenai sanksi administrasi berupa denda
million rupiah). sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
(7) The provisions as referred to in paragraph (1), paragraph (2), paragraph (3) (7) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
and paragraph (4) shall be regulated further with or based on the Minister ayat (4) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.
regulation.
Explanation of Article 11A Penjelasan Pasal 11A
Paragraph (1) Ayat (1)
Declaration in this paragraph is meant as a basis to control goods Pemberitahuan pada ayat ini dimaksudkan sebagai sarana untuk
leaving customs territory. melakukan pengawasan terhadap barang yang akan dikeluarkan
dari daerah pabean.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)

32 | P a g e
Self explanatory.
Cukup jelas.
Paragraph (5) Ayat (5)
“Cancellation” means cancellation as a whole or as a part. Yang dimaksud dengan dibatalkan yaitu dibatalkan seluruhnya atau
sebagian.
Paragraph (6) Ayat (6)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (7) Ayat (7)
Self explanatory. Cukup jelas.

CHAPTER III BAB III

TARIFF AND CUSTOMS VALUE TARIF DAN NILAI PABEAN

Part One Bagian Pertama


Tariff Tarif

Section 1 Paragraf 1
Tariff of Import Duty Tarif Bea Masuk
Article 12 Pasal 12
(1) The import duty shall be imposed on imported goods at the maximum rate of (1) Barang impor dipungut bea masuk berdasarkan tarif setinggi-tingginya
fourty percent of the customs value. empat puluh persen dari nilai pabean untuk penghitungan bea masuk.
(2) The provision as referred to in paragraph (1) does not include : (2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1):
a. imported goods of certain agricultural products; a. barang impor hasil pertanian tertentu;
b. the imported goods included in the exclusion list of Schedule XXI- b. barang impor yang termasuk dalam daftar eksklusif Skedul XXI-
Indonesia of the General Agreement on Tariffs and Trade; and Indonesia pada Persetujuan Umum Mengenai Tarif dan
Perdagangan; dan
c. the imported goods as referred to in Article 13 paragraph (1). c. barang impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1).
(3) Further implementation of the provisions as referred to in paragraph (1) and (3) Pelaksanaan lebih lanjut ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) shall be stipulated by the minister. (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.
Explanation of Article 12 Penjelasan Pasal 12
Paragraph (1) Ayat (1)
Referring to Law Number 7 of 1994 on the ratification of the Agreement Dengan memperhatikan Undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang
Establishing the World Trade Organization, the maximum tariff rate stated Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization
in this paragraph is forty percent including surcharge which is still imposed (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia),
33 | P a g e
on the particular goods when this law is enacted. besarnya tarif maksimum dalam ayat ini ditetapkan setinggi-
tingginya empat puluh persen termasuk Bea Masuk Tambahan
(BMT) yang pada waktu diundangkannya Undang-Undang ini masih
dikenakan terhadap barang-barang tertentu.
However, without neglecting the capability of the domestic industrial Namun, dengan tetap memperhatikan kemampuan daya saing
competitiveness, the general policy on tariff shall be always directed industri dalam negeri, kebijaksanaan umum di bidang tarif harus
towards the reduction of tariff rate, in order to: senantiasa ditujukan untuk menurunkan tingkat tarif yang ada
dengan tujuan:
a. increase competitiveness of Indonesian products in the international a. meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasaran
market; internasional;
b. protect domestic consumers; and b. melindungi konsumen dalam negeri; dan
c. reduce distortion in international trade in order to support the c. mengurangi hambatan dalam perdagangan internasional
establishment of free trade. dalam rangka mendukung terciptanya perdagangan bebas.
Paragraph (2) Ayat (2)
In accordance with the Notification of Indonesia to the General Agreement Sesuai dengan Notifikasi Indonesia pada Persetujuan Umum
on Tariff and Trade (GATT), Mengenai Tarif dan Perdagangan (GATT):
Letter a Huruf a
The tariff of specified agricultural products listed in Schedule XXI- untuk produk pertanian tertentu sebagaimana tercantum dalam
Indonesia, the tariff shall be bound at more than forty percent level in Skedul XXI-Indonesia, tarif bea masuknya diikat pada tingkat yang
order to abolish the usage of nontariff barriers and become tariffication. lebih tinggi dari empat puluh persen, dengan tujuan untuk
menghapus penggunaan hambatan nontarif sehingga menjadi
tarifikasi;
Letter b Huruf b
For the sake of the national interest, the tariff for certain products demi kepentingan nasional, produk tertentu yang termasuk dalam
listed in the exclusive list of Schedule XXI-Indonesia, shall not be daftar eksklusif Skedul XXI-Indonesia, tarif bea masuknya tidak
bound to a certain tariff rate, thus excepted from the imposition of the diikat pada tingkat tarif tertentu sehingga dikecualikan dari
maximum tariff rate as referred to in paragraph (1). However, within a ketentuan pengenaan tarif maksimum sebagaimana dimaksud
certain period of time, the tariff rate of such products will be reduced pada ayat (1). Namun, dalam jangka waktu tertentu tarif atas
in accordance with the provision as referred to in paragraph (1). produk tersebut akan diturunkan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Letter c Huruf c
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
To anticipate the rapid development of international trade while Untuk mengantisipasi perkembangan perdagangan internasional
maintaining the national interest, the Minister is authorized to determine yang demikian cepat dan dengan tetap memperhatikan kepentingan
and change the tariff rate of import duty of each commodity. nasional, perlu diberikan pendelegasian wewenang kepada Menteri
untuk menetapkan besarnya tarif bea masuk setiap jenis barang dan
34 | P a g e
melakukan perubahan terhadap besarnya tarif tersebut.
Article 13 Pasal 13
(1) Tariff rate of import duty that is different from those as referred to in Article 12 (1) Bea masuk dapat dikenakan berdasarkan tarif yang besarnya berbeda
paragraph (1) may be imposed on : dengan yang dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) terhadap:
a. imported goods on which the tariff rate of import duty is regulated by a. barang impor yang dikenakan tarif bea masuk berdasarkan
virtue of international agreement or commitment; or perjanjian atau kesepakatan internasional; atau
b. imported goods brought by passengers, crews of means of transport, b. barang Impor bawaan penumpang, awak sarana pengangkut,
border crossers, or consignment sent by postal or courier services. pelintas batas, atau barang kiriman melalui pos atau jasa titipan.
(2) The imposition procedure and the tariff rate of the import duty as referred to (2) Tata cara pengenaan dan besarnya tarif bea masuk sebagaimana
in paragraph (1) shall be regulated further by the Minister regulation. dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri.
Explanation of Article 13 Penjelasan Pasal 13
Paragraph (1) Ayat (1)
This paragraph authorizes the Minister to determine the tariff rate which is Ayat ini memberikan kewenangan kepada Menteri untuk menetap-
different from that of Article 12 paragraph (1). kan tarif bea masuk yang besarnya berbeda dengan tarif yang
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1).
Letter a Huruf a
The tariff is imposed based on the agreement between the Tarif bea masuk dikenakan berdasarkan perjanjian atau
Government of the Republic of Indonesia and government of another kesepakatan yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan
country or several other countries, e.g. the import duty under the pemerintah negara lain atau beberapa negara lain, misalnya bea
Common Effective Preferential Tariff for Asean Free Trade Area masuk berdasarkan Common Effective Preferential Tariff for
(CEPT for AFTA). ASEAN Free Trade Area (CEPT for AFTA).
Letter b Huruf b
To facilitate and expedite clearance of imported goods carried by Dalam rangka mempermudah dan mempercepat penyelesaian
passengers, crews of means of transport, border crossers, and postal Impor barang bawaan penumpang, awak sarana pengangkut,
or courier services, the tariff rate which is different from the one as pelintas batas, dan barang kiriman melalui pos atau jasa titipan,
referred to in Article 12 Paragraph (1) may be imposed, for example dapat dikenakan bea masuk berdasarkan tarif yang berbeda
by imposing flat tariff rate. The provision is necessary since the goods dengan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1),
brought by passengers, crews, border crossers are of various kinds. misalnya dengan pengenaan tarif rata-rata. Ketentuan ini perlu,
mengingat barang-barang yang dibawa oleh para penumpang,
awak sarana pengangkut, dan pelintas batas pada umumnya
terdiri dari beberapa jenis.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Section 2 Paragraf 2
Classification of Goods Klasifikasi Barang

35 | P a g e
Article 14 Pasal 14
(1) To determine the rate of import and export duty, the goods shall be classified (1) Untuk penetapan tarif bea masuk dan bea keluar, barang dikelompokkan
based on the goods classification system. berdasarkan sistem klasifikasi barang.
(2) Provisions on the classification of goods as referred to in paragraph (1) shall (2) Ketentuan tentang klasifikasi barang sebagaimana dimaksud pada ayat
be regulated further by the Minister. (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri.
Explanation of Article 14 Penjelasan Pasal 14
Paragraph (1) Ayat (1)
Goods classification system as referred to in this article means a list of Yang dimaksud dengan sistem klasifikasi barang dalam pasal ini
goods set up systematically to facilitate tariffication, trade transactions, yaitu suatu daftar penggolongan barang yang dibuat secara
transportation, and statistics. sistematis dengan tujuan untuk mempermudah penarifan, transaksi
perdagangan, pengangkutan, dan statistik.

Paragraph (2) Ayat (2)


Self explanatory. Cukup jelas.

Part Two Bagian Kedua


Customs Value Nilai Pabean

Article 15 Pasal 15

(1) The customs value for the calculation of import duty shall be the transaction (1) Nilai pabean untuk penghitungan bea masuk adalah nilai transaksi dari
value. barang yang bersangkutan.
(2) If the customs value for the calculation of import duty cannot be determined (2) Dalam hal nilai pabean untuk penghitungan bea masuk tidak dapat
under the provision of paragraph (1), the customs value shall be the ditentukan berdasarkan nilai transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat
transaction value of identical goods. (1), nilai pabean untuk penghitungan bea masuk dihitung berdasarkan
nilai transaksi dari barang identik.
(3) If the customs value for the calculation of import duty cannot be determined (3) Dalam hal nilai pabean untuk penghitungan bea masuk tidak dapat
under the provisions of paragraph (1) and paragraph (2), the customs value ditentukan berdasarkan nilai transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat
shall be the transaction value of similar goods. (1) dan ayat (2), nilai pabean untuk penghitungan bea masuk dihitung
berdasarkan nilai transaksi dari barang serupa.

(3a) If the customs value for the calculation of import duty cannot be determined (3a) Dalam hal nilai pabean untuk penghitungan bea masuk tidak dapat
under the provisions of paragraph (1), paragraph (2), and paragraph (3), the ditentukan berdasarkan nilai transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat
customs value shall be based on the provisions of paragraph (4) and (1), ayat (2), dan ayat (3) nilai pabean untuk penghitungan bea masuk
paragraph (5) in sequential order, unless as requested by the importer, the ditentukan berdasarkan ketentuan pada ayat (4) dan ayat (5) secara
provisions of paragraph (5) may precede provision of paragraph (4). berurutan, kecuali atas permintaan importir, urutan penentuan nilai
36 | P a g e
pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat digunakan
mendahului ayat (4).
(4) If the customs value for the calculation of import duty cannot be determined (4) Dalam hal nilai pabean untuk penghitungan bea masuk tidak dapat
under the provisions of paragraph (1), paragraph (2), and paragraph (3), the ditentukan berdasarkan nilai transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat
customs value of the imported goods shall be based on deductive method. (1), ayat (2), dan ayat (3), nilai pabean untuk penghitungan bea masuk
dihitung berdasarkan metode deduksi.
(5) If the customs value for the calculation of import duty cannot be determined (5) Dalam hal nilai pabean untuk penghitungan bea masuk tidak dapat
under the provisions of paragraph (1), paragraph (2), paragraph (3), and ditentukan berdasarkan nilai pabean sebagaimana dimaksud pada ayat
deductive method as referred to in paragraph (4), the customs value of the (1), ayat (2), ayat (3) dan metode deduksi sebagaimana dimaksud pada
imported goods shall be based on computed method. ayat (4), nilai pabean untuk penghitungan bea masuk dihitung
berdasarkan metode komputasi.
(6) If the customs value for the calculation of import duty cannot be determined (6) Dalam hal nilai pabean untuk penghitungan bea masuk tidak dapat
under the provisions of paragraph (1), paragraph (2), paragraph (3), ditentukan berdasarkan nilai pabean sebagaimana dimaksud pada ayat
deductive method as referred to in paragraph (4), or computed method as (1), ayat (2), ayat (3), metode deduksi sebagimana dimaksud pada ayat
referred to in paragraph (5), the customs value shall be determined by using (4), atau metode komputasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5), nilai
reasonable procedure consistent with the principles and the provisions as pabean untuk penghitungan bea masuk ditenttukan dengan
referred to in paragraph (1), paragraph (2), paragraph (3), paragraph (4), or menggunakan tata cara yang wajar dan konsisten dengan prinsip dan
paragraph (5) on the basis of data available in the customs territory subject ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4),
to certain limitations. atau ayat (5) berdasarkan data yang tersedia di daerah pabean dengan
pembatasan tertentu.
(7) The provisions on customs value for the calculation of import duty shall be (7) Ketentuan tentang nilai pabean untuk penghitungan bea masuk diatur
regulated further with or based on Minister regulation. lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.
Explanation of Article 15 Penjelasan Pasal 15
Paragraph (1) Ayat (1)
"Transaction value" means the price actually paid or payable by the buyer Yang dimaksud dengan nilai transaksi adalah harga yang sebenarnya
to seller for the goods when sold for export to the customs territory, added dibayar atau yang seharusnya dibayar oleh pembeli kepada penjual
with : atas barang yang dijual untuk diekspor ke daerah pabean ditambah
dengan:
a. the costs incurred by the buyer but are not included in the price a. biaya yang dibayar oleh pembeli yang belum tercantum dalam
actually paid or payable : harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar
berupa:
1. commission and brokerage, except buying commission; 1. komisi dan jasa, kecuali komisi pembelian;
2. the cost of containers which are treated as being one for 2 biaya pengemas, yang untuk kepentingan pabean, pengemas
customs purpose with the goods in question; tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan barang
yang bersangkutan;
3. the cost of packing whether for labor or materials; 3. biaya pengepakan meliputi biaya material dan upah tenaga kerja
pengepakan;

37 | P a g e
b. the value of goods and services in the form of: b. nilai dari barang dan jasa berupa:
1. material, component, part and similar items incorporated in the 1. material, komponen, bagian, dan barang-barang sejenis yang
impor goods; terkandung dalam barang impor;
2. tools, dies, molds and similar items used in the production of the 2. peralatan, cetakan, dan barang-barang yang sejenis yang
imported goods; digunakan untuk pembuatan barang impor;
3. materials consumed in the production of the imported goods; 3. material yang digunakan dalam pembuatan barang impor;
4. engineering, development, artwork, design work, plans and 4. teknik, pengembangan, karya seni, desain, perencanaan, dan
sketches undertaken elsewhere than in the customs territory and sketsa yang dilakukan di mana saja di luar daerah pabean dan
necessary for the production of the imported goods, supplied diperlukan untuk pembuatan barang impor, yang dipasok secara
directly or indirectly by the buyer, on the condition that goods langsung atau tidak langsung oleh pembeli, dengan syarat
and services: barang dan jasa tersebut:

a) are free of charge or at reduced cost; a) dipasok dengan cuma-cuma atau dengan harga diturunkan;
b) are for use in connection with the production and sale for b) untuk kepentingan produksi dan penjualan untuk ekspor
export of the imported goods; barang impor yang dibelinya;
c) have not been included in the price actually paid or payable. c) harganya belum termasuk dalam harga yang sebenarnya
atau yang seharusnya dibayar dari barang impor yang
bersangkutan.
c. royalties and license fees related to the goods valued that the buyer c. royalti dan biaya lisensi yang harus dibayar oleh pembeli secara
must pay either directly or indirectly as a condition of sale of the langsung atau tidak langsung sebagai persyaratan jual beli barang
goods being valued, to the extent that such royalties and license impor yang sedang dinilai, sepanjang royalti dan biaya lisensi
fees are not included in the price actually paid or payable price of tersebut belum termasuk dalam harga yang sebenarnya dibayar
the imported goods in question atau yang seharusnya dibayar dari barang impor yang
bersangkutan;
d. the value of any part of proceeds of any subsequent resale, d. nilai setiap bagian dari hasil/pendapatan yang diperoleh pembeli
disposal or use of the imported goods that accrues directly or untuk disampaikan secara langsung atau tidak langsung kepada
indirectly to the seller. penjual, atas penjualan, pemanfaatan, atau pemakaian barang
impor yang bersangkutan;
e. the cost of transport of the imported goods to the port or place of e. biaya transportasi barang impor yang dijual untuk diekspor ke
importation. pelabuhan atau tempat impor di daerah pabean;
f. loading, unloading and handling charges associated with the f. biaya pemuatan, pembongkaran, dan penanganan yang berkaitan
transport of the imported goods to the port or place of importation. dengan pengangkutan barang impor ke pelabuhan atau tempat
impor di daerah pabean;
g. the cost of insurance. g. biaya asuransi.

Paragraph (2) Ayat (2)


"Identical goods" means goods which are the same in all respects, Dua barang dianggap identik apabila keduanya sama dalam segala
including physical characteristic, quality and reputation, and: hal, setidak-tidaknya karakter fisik, kualitas, dan reputasinya sama,
serta:
a. produced by the same producer in the same country; or a. diproduksi oleh produsen yang sama di negara yang sama; atau

38 | P a g e
b. produced by different producer in the same country. b. diproduksi oleh produsen lain di negara yang sama.
Paragraph (3) Ayat (3)
“Similar goods” means goods which are alike in the physical character Dua barang dianggap serupa apabila keduanya memiliki karakter fisik
and component materials which enable them to perform the same dan komponen material yang sama sehingga dapat menjalankan
functions and are commercially interchangeable, and: fungsi yang sama dan secara komersial dapat dipertukarkan, serta:
a. produced by the same producer in the same country; or a. diproduksi oleh produsen yang sama di negara yang sama; atau
b. produced by different producer in the same country b. diproduksi oleh produsen lain di negara yang sama.
Paragraph (3a) Ayat (3a)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
“Deduction method” means, a method to calculate customs value of Yang dimaksud dengan metode deduksi yaitu metode untuk
imported goods based on selling price of imported goods, identical menghitung nilai pabean barang impor berdasarkan harga jual dari
imported goods or similar imported goods, in the market of the customs barang impor yang bersangkutan, barang impor yang identik atau
territory minus costs or expenses, including commissions or profit, barang impor yang serupa di pasar dalam daerah pabean dikurangi
transportation, insurance, import duty and taxes. biaya atau pengeluaran, antara lain komisi atau keuntungan,
transportasi, asuransi, bea masuk dan pajak.
Paragraph (5) Ayat (5)
"Computed method" means a method to calculate customs value of Yang dimaksud dengan metode komputasi adalah metode untuk
imported goods based on the sum of the cost or value of material and menghitung nilai pabean barang impor berdasarkan penjumlahan
fabrication or processing, and other cost/expenses occurred until the harga bahan baku, biaya proses pembuatan, dan biaya/pengeluaran
goods arrive at the port or place of importation at the customs territory. lainnya sampai barang tersebut tiba di pelabuhan atau tempat impor di
daerah pabean.
Paragraph (6) Ayat (6)
“Certain limitations” means that customs value shall not be determined Yang dimaksud dengan pembatasan tertentu adalah bahwa dalam
on the basis of : perhitungan nilai pabean barang impor berdasarkan ayat ini tidak
diizinkan ditetapkan berdasarkan:
a. the selling price of domestically produced goods a. harga jual barang produksi dalam negeri;
b. a system which provide for the acceptance for customs purposes of b. suatu sistem yang menentukan nilai yang lebih tinggi apabila ada
the higher of two alternative values; dua alternatif nilai pembanding;
c. the price of goods in the domestic market of the country of c. harga barang di pasaran dalam negeri negara pengekspor;
exportation;

d. the cost of production other than computed values which have been d. biaya produksi, selain nilai yang dihitung berdasarkan metode
determined for identical or similar goods in accordance with the komputasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) yang telah
provisions of paragraph (5); ditentukan untuk barang identik atau serupa;

e. the price of goods for export to a country other than customs territory; e. harga barang yang diekspor ke suatu negara selain ke daerah
39 | P a g e
pabean;
f. minimum customs values; or f. harga patokan;
g. arbitrary or fictitious values. g. nilai yang ditetapkan dengan sewenang-wenang atau fiktif.

Paragraph (7) Ayat (7)


Self explanatory. Cukup jelas
Part Three Bagian Ketiga

Determination of Tariff and Customs Value Penetapan Tarif dan Nilai Pabean
Article 16 Pasal 16

(1) The customs officer may determine the tariff on imported goods prior to the (1) Pejabat bea dan cukai dapat menetapkan tarif atas barang impor
submission of the customs declaration or within thirty days as of the date of sebelum penyerahan pemberitahuan pabean atau dalam waktu tiga puluh
the customs declaration. hari sejak tanggal pemberitahuan pabean.
(2) The customs officer may determine the customs value for calculation of (2) Pejabat bea dan cukai dapat menetapkan nilai pabean untuk
import duty on imported goods within thirty days as of the date of the customs penghitungan bea masuk atas barang impor dalam waktu tiga puluh hari
declaration. sejak tanggal pemberitahuan pabean.
(3) If the determination as referred to in paragraph (1) and/or paragraph (2) (3) Dalam hal penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau
causes an underpayment of the import duty, unless the importer file the ayat (2) mengakibatkan kekurangan pembayaran bea masuk kecuali
objection as referred to in Article 93 paragraph (1), the importer shall pay in importir mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93
full the underpayment of import duty pursuant to the determination. ayat (1), importir harus melunasi Bea Masuk yang kurang dibayar
sesuai dengan penetapan.
(4) The importer who has incorrectly declared the customs value for the (4) importir yang salah memberitahukan nilai pabean untuk penghitungan
calculation of the import duty, hence the underpayment of the import duty bea masuk sehingga mengakibatkan kekurangan pembayaran bea
occurs, shall be subject to an administrative fine at minimum of 100% (one masuk dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit 100%
hundred percent) up to maximum of 1000% (one thousand percent) of the (seratus persen) dari bea masuk yang kurang dibayar dan paling banyak
underpayment of import duty . 1000% (seribu persen) dari bea masuk yang kurang dibayar..
(5) If the determination as referred to in paragraph (1) and/or paragraph (2) (5) Dalam hal penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau
causes an excess payment of the import duty, refund of the import duty paid ayat (2) mengakibatkan kelebihan pembayaran bea masuk,
shall be in an amount equal to the excess payment. pengembalian bea masuk dibayar sebesar kelebihannya.
(6) Provisions on determination of tariff and customs value shall be regulated (6) Ketentuan tentang penetapan tarif dan nilai pabean diatur lebih lanjut
further with or based on Minister regulation. dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.
Explanation of Article 16 Penjelasan Pasal 16

Determination of tariff and customs value on the submitted self-assessed Penetapan tarif dan nilai pabean atas pemberitahuan pabean secara
customs declaration is performed only where the declared tariff and customs self assesment hanya dilakukan dalam hal tarif dan nilai pabean yang
value are different from the actual tariff and/or customs value, so that implies diberitahukan berbeda dengan tarif yang ada dan/atau nilai pabean
on: barang yang sebenarnya sehingga:

40 | P a g e
a. the underpayment of import duty where the tariff and/or customs value a. Bea Masuk kurang dibayar dalam hal tarif dan/atau nilai pabean
is determined higher; yang ditetapkan lebih tinggi;
b. the excess payment of import duty where the tariff and/or customs b. Bea Masuk lebih dibayar dalam hal tarif dan/atau nilai pabean
value is determined lower. yang ditetapkan lebih rendah.
In certain cases, tariff and customs value for the calculation of import duty Dalam hal tertentu atas barang impor dilakukan penetapan tarif dan
are determined after physical examination, prior to the submission of nilai pabean untuk penghitungan bea masuk setelah pemeriksaan fisik,
customs declaration. tetapi sebelum diserahkan pemberitahuan pabean.

To provide certainty of service to the public, where the customs declaration Dalam rangka memberikan kepastian pelayanan kepada masyarakat,
is registered, a determination shall be given within 30 (thirty) days since the jika pemberitahuan pabean sudah didaftarkan, penetapan harus sudah
date of registration. 30 (Thirty) days period is deemed sufficient for the diberikan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pendaftaran.
customs officer to gather all information necessary to make a determination. Batas waktu 30 (tiga puluh) hari dianggap cukup bagi pejabat bea dan
cukai untuk mengumpulkan informasi sebagai dasar pertimbangan
dalam melakukan penetapan.
Paragraph (1) Ayat (1)
The term “Tariff determination prior to the submission of the customs Yang dimaksud dengan penetapan tarif sebelum penyerahan
declaration” means the determination of tariff on a certain importation in pemberitahuan pabean yaitu penetapan tarif yang dilakukan
an official assessment manner. terhadap importasi tertentu secara official assesment.
Paragraph (2) Ayat (2)
The term “Customs value determination prior to the submission of the Yang dimaksud dengan penetapan nilai pabean sebelum
customs declaration” means the determination of customs value on a penyerahan pemberitahuan pabean yaitu penetapan nilai pabean
certain importation such as for temporary admission, passenger goods, or yang dilakukan terhadap importasi tertentu seperti impor sementara,
consignment goods in an official assessment manner. barang penumpang, atau barang kiriman secara official assesment.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (5) Ayat (5)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (6) Ayat (6)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 17 Pasal 17
(1) The Director General may redetermine the tariff and the customs value for the (1) Direktur Jenderal dapat menetapkan kembali tarif dan nilai pabean untuk
41 | P a g e
calculation of the import duty within a period of two years as of the date of the penghitungan bea masuk dalam jangka waktu dua tahun terhitung sejak
customs declaration. tanggal pemberitahuan pabean.

(2) If the determination as referred to in paragraph (1) differs from the (2) Dalam hal penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbeda
determination as referred to in Article 16, the Director General notifies it in dengan penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Direktur
writing to the importer to: Jenderal memberitahukan secara tertulis kepada importir untuk:

a. pay the underpayment of the import duty, or a. melunasi bea masuk yang kurang dibayar; atau
b. drawback of the excess of import duty. b. diberikan pengembalian bea masuk yang lebih dibayar.
(3) The underpayment of the import duty or the drawback of the import duty as (3) Bea masuk yang kurang dibayar atau pengembalian bea masuk yang
referred to in paragraph (2) shall be paid pursuant to the redetermination. lebih dibayar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayar sesuai
dengan penetapan kembali.
(4) Redetermination as referred to in paragraph (2), if it is due to erroneous (4) Penetapan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2), apabila
declaration of transaction value that causes the underpayment of the import diakibatkan oleh adanya kesalahan nilai transaksi yang diberitahukan
duty, shall be subject to an administrative fine at the minimum of 100% (one sehingga mengakibatkan kekurangan pembayaran bea masuk, dikenai
hundred percent) up to the maximum of 1000% (one thousand percent) of sanksi administrasi berupa denda paling sedikit 100% (seratus persen)
the underpayment of import duty. dari bea masuk yang kurang dibayar dan paling banyak 1000% (seribu
persen) dari bea masuk yang kurang dibayar.
Explanation of Article 17 Penjelasan Pasal17
Paragraph (1) Ayat (1)
Principally the determination made by the customs officer is binding and Pada dasarnya penetapan pejabat bea dan cukai sudah mengikat
applicable. However if in the re-examination of customs declaration or in dan dapat dilaksanakan. Akan tetapi, jika hasil penelitian ulang atas
the implementation of customs audit detects any underpayment and/or pemberitahuan pabean atau dalam hal pelaksanaan audit
excess payment of the import duty caused by incorrect declaration of the kepabeanan ditemukan adanya kekurangan dan/atau kelebihan
tariff and/or customs value, the Director General may redetermine the tariff pembayaran bea masuk yang disebabkan oleh kesalahan
and customs value. pemberitahuan tarif dan/atau nilai pabean, Direktur Jenderal
membuat penetapan kembali.

Paragraph (2) Ayat (2)


Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
This provision indicates that basically, only the seller and the buyer know Ketentuan ini dimaksudkan bahwa pada dasarnya yang mengetahui
the amount of transaction value, so the validity of the declaration of besarnya suatu transaksi yang dilakukan hanyalah pihak penjual dan
transaction value is based on the honesty of the parties. Therefore, pembeli sehingga kebenaran pemberitahuan nilai transaksi semata-
erroneous caused by dishonesty of the parties that is disclosed in the re- mata tergantung pada kejujuran pihak yang bertransaksi. Oleh

42 | P a g e
examination of the customs declaration or in the implementation of karena itu, kesalahan akibat ketidakjujuran yang ditemukan dalam
customs audit, shall be subject to an administrative fine. penelitian kembali atau dalam pelaksanaan audit kepabeanan
dikenai sanksi administrasi berupa denda.
Article 17A Pasal 17A
Berdasarkan permohonan, Direktur Jenderal dapat menetapkan klasifikasi
Based on request, Director General may determine the classification and the barang dan nilai pabean atas barang impor sebagai dasar penghitungan
customs value of imported goods as the base for calculation of the import bea masuk sebelum diajukan pemberitahuan pabean.
duty before the submission of customs declaration .
Explanation of Article 17A Penjelasan Pasal 17A

The determination of the Director General prior to the submission of customs Penetapan Direktur Jenderal sebelum diajukan pemberitahuan pabean
declarationin as referred to in this article is intended to provide asisstance to dalam pasal ini yaitu dalam rangka memberikan pelayanan kepada
market forces and to comply with international customs practices which is pengguna jasa dan menyesuaikan dengan praktik Kepabeanan
known as Pre-Entry Classification and Valuation Ruling. internasional yang lazim dikenal sebagai Pre-Entry Classification dan
Valuation Ruling.
“Pre-Entry Classification” means determination of the goods classification by Yang dimaksud dengan Pre-Entry Classification yaitu penetapan klasifikasi
Director General prior to the submission of the customs declaration based on barang oleh Direktur Jenderal terhadap importasi barang sebelum diajukan
importer’s request. pemberitahuan pabean atas permohonan importir.
“Valuation Ruling” means determination of customs value by Director General Yang dimaksud dengan Valuation Ruling yaitu penetapan nilai pabean oleh
based on the result of customs audit for the goods that have been imported or Direktur Jenderal yang dibuat berdasarkan hasil audit kepabeanan
will be imported by the importer for a certain period of time. terhadap Importasi barang yang telah dan akan dilakukan oleh importir
dalam jangka waktu tertentu.
CHAPTER IV BAB IV

ANTI-DUMPING, COUNTERVAILING, SAFEGUARD AND RETALIATORY BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN, BEA MASUK
DUTIES TINDAKAN PENGAMANAN DAN BEA MASUK PEMBALASAN

Part One
Anti-dumping Duty Bagian Pertama
Bea Masuk Antidumping
Article 18 Pasal 18
Anti-dumping duty shall be applied to imported goods in case: Bea Masuk Antidumping dikenakan terhadap barang impor dalam hal:

a. the export price of the goods is lower than its normal value, and a. harga ekspor dari barang tersebut lebih rendah dari nilai normalnya,
dan
b. the importation of such goods: b. impor barang tersebut.
1. causes material injury to the domestic industry that produces similar 1. menyebabkan kerugian terhadap industri dalam negeri yang
43 | P a g e
goods; memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut;
2. threatens the domestic industry that produces the goods of the same 2. mengancam terjadinya kerugian terhadap industri dalam negeri
kind; or yang memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut; atau
3. Impedes the development of domestic industry of similar goods. 3. menghalangi pengembangan industri barang sejenis di dalam
negeri.
Explanation of Article 18 Penjelasan Pasal 18
The term "export price" means price actually paid or payable for goods Yang dimaksud dengan harga ekspor adalah harga yang sebenarnya
exported to the customs territory. In case there is particular relationship dibayar atau akan dibayar untuk barang yang diekspor ke daerah pabean
between importer and exporter or a third party, or due to certain reasons the Indonesia. Dalam hal diketahui adanya hubungan antara importir dan
export price is doubtful, then it shall be determined based on : eksportir atau pihak ketiga, atau karena alasan tertentu harga ekspor
diragukan kebenarannya, harga ekspor ditetapkan berdasarkan:
a. price of the imported goods concerned, re-sold for the first time to a. harga dari barang impor dimaksud yang dijual kembali untuk pertama
unrelated buyer; or kali kepada pembeli yang bebas; atau

b. normal price, in case no occurrence of resale to unrelated buyer or no b. harga yang wajar, dalam hal tidak terdapat penjualan kembali kepada
resale in the same condition as at the time of importation. pembeli yang bebas atau tidak dijual kembali dalam kondisi seperti
pada waktu diimpor.
The term "normal value" means the price actually paid or payable for similar Yang dimaksud dengan nilai normal adalah harga yang sebenarnya di-
goods for consumption purposes in common trade in the domestic market of bayar atau akan dibayar untuk barang sejenis dalam perdagangan pada
the exporting country . umumnya di pasar domestik negara pengekspor untuk tujuan konsumsi.
In case there is no similar goods traded in the domestic market of the Dalam hal tidak terdapat barang sejenis yang dijual di pasar domestik
exporting country or if the selling volume at the domestic market is relatively negara pengekspor atau volume penjualan di pasar domestik negara
small so that it cannot be used as a comparison factor, then normal price is pengekspor relatif kecil sehingga tidak dapat digunakan sebagai
determined based on : pembanding, nilai normal ditetapkan berdasarkan:
a. the highest price of the similar goods exported to a third country; or a. harga tertinggi barang sejenis yang diekspor ke negara ketiga; atau
b. the price established by accumulating production cost, administrative b. harga yang dibentuk dari penjumlahan biaya produksi, biaya
cost, selling cost and normal profit (constructed value) administrasi, biaya penjualan, dan laba yang wajar (constructed
value).
The term "domestic industry" means: Yang dimaksud dengan industri dalam negeri adalah:
a. domestic producers of the same type of goods in general; or a. produsen dalam negeri barang sejenis secara keseluruhan; atau
b. domestic producers of the same type of goods whose products represent b. para produsen dalam negeri barang sejenis yang produksinya mewakili
most of the entire production of the goods concerned. sebagian besar dari keseluruhan produksi barang yang bersangkutan.
"Goods of the same kind" means goods which is identical or the same in all Yang dimaksud dengan barang sejenis adalah barang yang identik atau
respects, or goods which has similar physical, technical or chemical sama dalam segala hal dengan barang impor dimaksud atau barang yang
characteristic with the imported goods concerned. memiliki karakteristik fisik, teknik, atau kimiawi menyerupai barang impor
dimaksud.
Article 19 Pasal 19
(1) Anti-dumping duty shall be imposed on the imported goods as referred to in (1) Bea Masuk Antidumping dikenakan terhadap barang impor sebagaimana
Article 18 at the maximum amount of the margin between normal value and dimaksud dalam Pasal 18 setinggi-tingginya sebesar selisih antara nilai
44 | P a g e
export price of such goods. normal dengan harga ekspor dari barang tersebut.
(2) Anti-dumping duty as referred to in paragraph (1) shall be imposed as an (2) Bea Masuk Antidumping sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
addition to the import duty collected on the basis of Article 12 paragraph (1). merupakan tambahan dari bea masuk yang dipungut berdasarkan Pasal
12 ayat (1).
Explanation of Article 19 Penjelasan Pasal 19
Self explanatory. Cukup jelas.

Article 20 Pasal 20
Deleted. Dihapus.

Part Two Bagian Kedua

Countervailing Duty Bea Masuk Imbalan


Article 21 Pasal 21
Countervailing duties shall be imposed on imported goods in case: Bea Masuk Imbalan dikenakan terhadap barang impor dalam hal:
a. subsidy is proven to be borne on such goods produced in the exporting a. ditemukan adanya subsidi yang diberikan di negara pengekspor
country; terhadap barang tersebut, dan
b. the importation of such goods: b. impor barang tersebut:
1. causes material injury to the domestic industry that produces similar 1. menyebabkan kerugian terhadap industri dalam negeri yang
goods; memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut;

2. threatens the domestic industry that produces similar goods; or 2. mengancam terjadinya kerugian terhadap industri dalam negeri
yang memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut; atau
3. impedes the development of domestic industry of similar goods. 3. menghalangi pengembangan industri barang sejenis di dalam
negeri.
Explanation of Article 21 Penjelasan Pasal 21
The term “subsidy” means : Yang dimaksud dengan subsidi adalah:
a. any financial assistance given by the government or by government a. setiap bantuan keuangan yang diberikan oleh pemerintah atau badan-
agencies, either directly or indirectly, to companies, industries, groups of badan Pemerintah baik langsung maupun tidak langsung kepada
industries, or exporter, or perusahaan, industri, kelompok industri, atau eksportir; atau
b. any kind of support on earnings or prices, given directly or indirectly, to b. setiap bentuk dukungan terhadap pendapatan atau harga yang
increase export or decrease Import from or to a country concerned. diberikan secara langsung atau tidak langsung untuk meningkatkan
Ekspor atau menurunkan Impor dari atau ke negara yang
bersangkutan.
Article 22 Pasal 22
(1) Countervailing duty shall be imposed on the imported goods as referred to (1) Bea Masuk Imbalan dikenakan terhadap barang impor sebagaimana
45 | P a g e
in Article 21 at the maximum amount of the margin between the subsidy and: dimaksud dalam Pasal 21 setinggi-tingginya sebesar selisih antara
subsidi dengan:
a. application fee, and other expenses incurred to obtain the subsidy; and/or a. biaya permohonan, tanggungan atau pungutan lain yang dikeluarkan
untuk memperoleh subsidi; dan/atau
b. charges levied on exported goods to offset the subsidy. b. pungutan yang dikenakan pada saat ekspor untuk pengganti subsidi
yang diberikan kepada barang ekspor tersebut.
(2) The Countervailing duty as referred to in paragraph (1) shall be imposed as (2) Bea Masuk Imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
an addition to the import duty that is collected on the basis of Article 12 tambahan dari bea masuk yang dipungut berdasarkan Pasal 12 ayat (1).
paragraph (1).
Explanation of Article 22 Penjelasan Pasal 22
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 23 Pasal 23
Deleted. Dihapus.

Part Three Bagian Ketiga


Safeguard Duty Bea Masuk Tindakan Pengamanan

Article 23A Pasal 23A


Safeguard duty may be imposed on the imported goods in case there is an Bea masuk tindakan pengamanan dapat dikenakan terhadap barang impor
absolute or relative escalation of imported goods against similar domestic goods dalam hal terdapat lonjakan barang impor baik secara absolut maupun relatif
or goods that is in direct competition, and the escalation of the imported goods: terhadap barang produksi dalam negeri yang sejenis atau barang yang
secara langsung bersaing, dan lonjakan barang impor tersebut:
a. causes serious injury to the domestic industry that produces similar goods a. menyebabkan kerugian serius terhadap industri dalam negeri yang
and/or goods in direct competition; or memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut dan/atau barang
yang secara langsung bersaing; atau
b. threatens the domestic industry that produces similar goods and/or goods b. mengancam terjadinya kerugian serius terhadap industri dalam negeri
in direct competition. yang memproduksi barang sejenis dan/atau barang yang secara
langsung bersaing.
Explanation of Article 23A Penjelasan Pasal 23A
“Safeguard duty” means duty that is imposed as government measure to Yang dimaksud dengan bea masuk tindakan pengamanan (safeguard)
recover and/or to avoid serious injury to the domestic industry as the impact of yaitu bea masuk yang dipungut sebagai akibat tindakan yang diambil
Import escalation of similar goods or goods that is in direct competition with pemerintah untuk memulihkan kerugian serius dan/atau mencegah
domestic industry. It aims to support the injured and/or threatened industries ancaman kerugian serius terhadap industri dalam negeri sebagai akibat
to establish structural adjustment. dari lonjakan impor barang sejenis atau barang yang secara langsung
merupakan saingan hasil industri dalam negeri dengan tujuan agar
industri dalam negeri yang mengalami kerugian serius dan/atau
46 | P a g e
ancaman kerugian serius tersebut dapat melakukan penyesuaian
struktural.
In case safeguard measures is determined in the form of quota (restriction of Dalam hal tindakan pengamanan telah ditetapkan dalam bentuk kuota
Import), the safeguard duty may not be imposed. (pembatasan impor), maka bea masuk tindakan pengamanan tidak
harus dikenakan.
“Serious injury” means tangible injury that is suffered by the domestic industry. Yang dimaksud dengan kerugian serius adalah kerugian nyata yang
This injury shall be based upon facts not upon accusation, presumption, or diderita oleh industri dalam negeri. Kerugian tersebut harus didasarkan
estimation. pada (shall be based on) fakta-fakta bukan didasarkan pada tuduhan,
dugaan, atau perkiraan.
Article 23B Pasal 23B
1) Safeguard duty as referred to in Article 23A shall be imposed at the maximum (1) Bea masuk tindakan pengamanan sebagaimana dimaksud dalam
of the necessary amount to overcome serious material injury or to prevent the Pasal 23A paling tinggi sebesar jumlah yang dibutuhkan untuk mengatasi
threat to the domestic industry. kerugian serius atau mencegah ancaman kerugian serius terhadap
industri dalam negeri.
2) Safeguard duty as referred to in paragraph (1) shall be imposed as an (2) Bea masuk tindakan pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
addition to the import duty collected on the basis of Article 12 paragraph (1). merupakan tambahan dari bea masuk yang dipungut berdasarkan Pasal
12 ayat (1).
Explanation of Article 23B Penjelasan Pasal 23B
Paragraph (1) Ayat (1)
In case exported goods from Indonesia are unfairly treated by a certain Dalam hal barang ekspor Indonesia diperlakukan secara tidak wajar
country, for example, by imposing restriction, prohibition, or surcharge, oleh suatu negara misalnya dengan pembatasan, larangan, atau
different tariff rate of those referred to in Article 12 Paragraph (1) may be pengenaan tambahan bea masuk, barang-barang dari negara yang
imposed on the goods from the country concerned. bersangkutan dapat dikenai tarif yang besarnya berbeda dengan tarif
yang dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1).
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.

Part Four Bagian Keempat


Retaliatory Duty Bea Masuk Pembalasan

Article 23C Pasal 23C


(1) Retaliatory duty shall be imposed on the imported goods originated from a (1) Bea masuk pembalasan dikenakan terhadap barang impor yang berasal
country that treats Indonesian exported goods discriminatively. dari negara yang memperlakukan barang ekspor Indonesia secara
diskriminatif.
(2) Retaliatory duty as referred to in paragraph (1) shall be imposed as an (2) Bea masuk pembalasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

47 | P a g e
addition to the import duty collected on the basis of Article 12 paragraph (1). merupakan tambahan bea masuk yang dipungut berdasarkan Pasal 12
ayat (1).
Explanation of Article 23C Penjelasan Pasal 23C

Self explanatory. Cukup jelas.


Part Five Bagian Kelima
Regulation and Determination Pengaturan dan Penetapan

Article 23D Pasal 23D


(1) The provisions on the conditions and the procedure of the imposition of anti- (1) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pengenaan bea masuk
dumping duty, countervailing duty, safeguard duty, and retaliatory duty shall antidumping, bea masuk imbalan, bea masuk tindakan pengamanan, dan
be regulated further by government regulation. bea masuk pembalasan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
(2) The tariff rate of anti dumping duty, countervailing duty, safeguard duty and (2) Besar tarif bea masuk antidumping, bea masuk imbalan, bea masuk
retaliatory duty as referred to in paragraph (1) shall be determined by the tindakan pengamanan, dan bea masuk pembalasan sebagaimana
Minister. dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri
Explanation of Article 23D Penjelasan Pasal 23D

Self explanatory. Cukup jelas.

CHAPTER V BAB V

DISCHARGE, EXEMPTION, RELIEF, AND TIDAK DIPUNGUT, PEMBEBASAN, KERINGANAN, DAN


REFUND OF THE IMPORT DUTY PENGEMBALIAN BEA MASUK
Part One Bagian Pertama
Discharge of Import Duty Tidak Dipungut Bea Masuk
Article 24 Pasal 24
The Goods brought into the customs territory for transit or transshipment leaving Barang yang dimasukkan ke daerah pabean untuk diangkut terus atau
customs territory shall not be subject to import duty. diangkut lanjut ke luar daerah pabean tidak dipungut bea masuk.

Explanation of Article 24 Penjelasan Pasal 24


In principle, goods from outside the customs territory are subject to the import Pada dasarnya barang dari luar daerah pabean sejak memasuki daerah
duty at the moment such good are brought into the customs territory. pabean sudah terutang bea masuk. Namun, mengingat barang tersebut
Considering that these goods are not intended to be imported for home use, tidak diimpor untuk dipakai, barang tersebut tidak dipungut bea masuk.
the import duty is discharged.
Part Two Bagian Kedua
Pembebasan dan Keringanan Bea Masuk
48 | P a g e
Exemption and Relief of the Import Duty

Article 25 Pasal 25
(1) Exemption of the import duty shall be granted for import of : (1) Pembebasan bea masuk diberikan atas Impor:
a. goods of foreign countries representatives and their officials who work in a. barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang
Indonesia under reciprocal principles; bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik;
b. goods for international bodies and their officials who work in Indonesia; b. barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya yang
bertugas di Indonesia;
c. scientific books; c. buku ilmu pengetahuan;
d. goods donated for public religious purposes, charity, social, cultural or for d. barang kiriman hadiah/hibah untuk keperluan ibadah untuk umum,
the relief of natural disaster purposes; amal, sosial, kebudayaan atau untuk kepentingan penanggulangan
bencana alam;
e. goods for museum, zoo and other similar public places and goods for e. barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain
conservation of natural resources semacam itu yang terbuka untuk umum serta barang untuk
konservasi alam;
f. goods for research and scientific purposes; f. barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan;

g. goods for the blinds and other disables; g. barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang
cacat lainnya;
h. weapon, ammunition, military and police equipment, including spare parts h. persenjataan, amunisi, perlengkapan militer dan kepolisian, termasuk
for the national defense and security suku cadang yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan
keamanan negara;
i. goods and materials used to produce goods for the purpose of national i. barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang
defense and security; bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara;

j. samples of no commercial value; j. barang contoh yang tidak untuk diperdagangkan;

k. coffins or other containers containing corpses or ashes of corpses; k. peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah;

l. removal goods; l. barang pindahan;


m. goods brought by passengers, crews of means of transport, border m. barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas,
crossers, and consignments of a certain customs value and/or a certain dan barang kiriman sampai batas nilai pabean dan/atau jumlah
quantity; tertentu;

n. medicines imported on the Government budget for public purposes; n. obat-obatan yang diimpor dengan menggunakan anggaran
pemerintah yang diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat;
o. Goods that has been exported for purposes of repairment, processing, or o. barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan,
dan pengujian;
49 | P a g e
testing;

p. goods that is re-imported in the same state as at the time of exportation; p. barang yang telah diekspor kemudian diimpor kembali dalam
kualitas yang sama dengan kualitas pada saat diekspor;
q. human therapeutic substances, blood grouping, and tissue typing q. bahan terapi manusia, pengelompokan darah, dan bahan
reagents. penjenisan jaringan.

(2) Deleted. (2) Dihapus.


(3) The provisions on the exemption as referred to in paragraph (1) shall be (3) Ketentuan mengenai pembebasan atau keringanan sebagaimana
regulated further by the Minister regulation. dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri.

(4) Any person who does not comply with the provisions of the exemption of the (4) Orang yang tidak memenuhi ketentuan pembebasan atau keringanan bea
import duties by virtue of this law shall pay the import Duties that should be masuk yang ditetapkan menurut Undang-Undang ini wajib membayar bea
paid and shall be subject to an administrative fine of minimum of 100% (one masuk yang terutang dan dikenai sanksi administrasi berupa denda
hundred percent) up to maximum of 500% (five hundred percent) of the of sebesar paling sedikit 100% (seratus persen) dari bea masuk yang
import duty that should be paid. seharusnya dibayar dan paling banyak 500% (lima ratus persen) dari bea
masuk yang seharusnya dibayar.
Explanation of Article 25 Penjelasan Pasal 25
Paragraph (1) Ayat (1)
“The exemption of import duty” means the nullification of payment of the Yang dimaksud dengan pembebasan bea masuk yaitu peniadaan
import duty as required by this law. pembayaran bea masuk yang diwajibkan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.
Letter a
Huruf a
“Goods of foreign countries representatives and their staff” means the
Yang dimaksud dengan barang perwakilan negara asing beserta
goods owned by or for the interests of such representatives of foreign
para pejabatnya yaitu barang milik atau untuk keperluan
countries, including their staff holding diplomatic passports and their
perwakilan negara asing tersebut, termasuk pejabat pemegang
families who reside in Indonesia. The exemption is given on
paspor diplomatik dan keluarganya di Indonesia. Pembebasan
reciprocal basis.
tersebut diberikan apabila negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan yang sama terhadap diplomat Indonesia.

Letter b Huruf b
“Goods for the interests of international agencies and their staff” Yang dimaksud dengan barang untuk keperluan badan
means the goods owned by or for the interests of international internasional beserta pejabatnya yaitu milik atau untuk keperluan
agencies which are registered in and recognized by the Indonesian badan internasional yang diakui dan terdaftar pada Pemerintah
Government, including their staff assigned in Indonesia. The Indonesia, termasuk para pejabatnya yang ditugaskan di
exemption is not given to staff of international agencies holding an Indonesia. Pembebasan ini tidak diberikan kepada pejabat badan
Indonesian passport. internasional yang memegang paspor Indonesia.

50 | P a g e
Letter c Huruf c
The import duty exemption is granted based on the recommendation Pembebasan bea masuk diberikan berdasarkan rekomendasi dari
of the related government agencies on books for the advancement of kementerian terkait terhadap buku-buku yang bertujuan untuk
intellectual life of the nation. meningkatkan ilmu pengetahuan dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Letter d Huruf d
“Goods for religious purposes” means the goods which are solely Yang dimaksud barang keperluan ibadah untuk umum yaitu
used for the purposes of worship of any religion which is recognized barang-barang yang semata-mata digunakan untuk keperluan
in Indonesia. ibadah dari setiap agama yang diakui di Indonesia.
“Goods for charity and social purposes” means the goods solely Yang dimaksud dengan barang keperluan amal dan sosial yaitu
intended for charity and social purposes and bear no commercial barang yang semata-mata ditujukan untuk keperluan amal dan
aspects, for example aids for the relief of natural disasters or for the sosial dan tidak mengandung unsur komersial, seperti bantuan
eradication of epidemics. untuk bencana alam atau pemberantasan wabah penyakit.
“Goods for cultural purposes” means the goods intended to increase Yang dimaksud dengan barang untuk keperluan kebudayaan yaitu
cultural relationship among nations. The import duty exemption is barang yang ditujukan untuk meningkatkan hubungan kebudayaan
based on the recommendation of the related ministries. antarnegara. Pembebasan bea masuk diberikan berdasarkan
rekomendasi dari kementerian terkait.
Letter e Huruf e
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter f Huruf f
“Goods for research and scientific purposes” means the goods or Yang dimaksud dengan barang untuk keperluan penelitian dan
equipment used for research or experiments to enhance or develop pengembangan ilmu pengetahuan yaitu barang atau peralatan
invention in science and technology. The import duty exemption is yang digunakan untuk melakukan penelitian/riset atau percobaan
granted based on the recommendation of related government guna peningkatan atau pengembangan suatu penemuan dalam
agencies. bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembebasan bea masuk
diberikan berdasarkan rekomendasi dari kementerian terkait.
Letter g Huruf g
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter h Huruf h
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter i Huruf i
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter j Huruf j
“Sample” means goods specifically imported as samples, for example Yang dimaksud dengan barang contoh yaitu barang yang diimpor
for production (prototype) and exhibition purposes, in limited quantity khusus sebagai contoh, antara lain untuk keperluan produksi
and variety, whether in type or brand. (prototipe) dan pameran dalam jumlah dan jenis yang terbatas,
baik tipe maupun merek.

51 | P a g e
Letter k Huruf k
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter l Huruf l
“Removal goods” means household goods, owned by a person who Yang dimaksud dengan barang pindahan yaitu barang-barang
formerly domiciles abroad, and then brought into the country. keperluan rumah tangga milik orang yang semula berdomisili di
luar negeri, kemudian dibawa pindah ke dalam negeri.
Letter m Huruf m
“Goods brought by passengers, crews of means of transport, and Yang dimaksud dengan barang pribadi penumpang, awak sarana
border crossers” means goods brought by individuals as stated in the pengangkut, dan pelintas batas yaitu barang-barang yang dibawa
explanatory of Article 10B, paragraph (3), while “consignment” means oleh mereka sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 10B
goods consigned by certain consigners abroad to certain domestic ayat (3), sedangkan barang kiriman yaitu barang yang dikirim oleh
consignees. pengirim tertentu di luar negeri kepada penerima tertentu di dalam
negeri.
Letter n Huruf n
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter o Huruf o
“Repairment” means the handling of damaged, decrepit, or old goods Yang dimaksud dengan perbaikan yaitu penanganan barang yang
to restore them to their original conditions without changing their rusak, usang, atau tua dengan mengembalikannya pada keadaan
essential characteristics. semula tanpa mengubah sifat hakikinya.
“Processing“ means the handling of goods, other than repairment as Yang dimaksud dengan pengerjaan yaitu penanganan barang,
mentioned above, to increase the economic value of the goods selain perbaikan tersebut di atas, juga mengakibatkan peningkatan
without changing their essential characteristics. harga barang dari segi ekonomis tanpa mengubah sifat hakikinya.
“Testing” includes the technical inspection of the goods in regard of Pengujian meliputi pemeriksaan barang dari segi teknik dan
their qualities and capacities based on fixed standards. menyangkut mutu serta kapasitasnya sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
The exemption or relief in this case is only granted on goods imported Pembebasan atau keringanan dalam hal ini hanya dapat diberikan
in the same conditions as when they are exported. Import duty is still terhadap barang dalam keadaan seperti pada waktu diekspor,
charged on parts which are replaced or added and on reparation sedangkan atas bagian yang diganti atau ditambah dan biaya
costs. perbaikan tetap dikenakan bea masuk.

Letter p Huruf p
Import duty exemption may be granted on re-imported goods without Pembebasan bea masuk dapat diberikan terhadap barang setelah
being subject to any processing or upgrading whatsoever, for diekspor, diimpor kembali tanpa mengalami proses pengerjaan
example goods brought by passengers abroad, goods for exhibitions, atau penyempurnaan apapun, seperti barang yang dibawa oleh
shows, or contests. penumpang ke luar negeri, barang keperluan pameran,
pertunjukan, atau perlombaan.
For exported goods which are re-imported in the same condition, the Terhadap barang yang diekspor untuk kemudian karena suatu hal

52 | P a g e
import duty may be exempted provided that all facilities received are diimpor kembali dalam keadaan yang sama dengan ketentuan
returned. segala fasilitas yang pernah diterimanya dikembalikan.

Letter q Huruf q
Human therapeutic substances, blood grouping, and tissue typing Bahan terapi manusia, pengelompokan darah, dan bahan
reagent are: penjenisan jaringan yaitu:
1) Substances of therapy originated from humans, i.e. human blood 1) bahan terapi yang berasal dari manusia, yaitu darah manusia
and its derivatives such as whole blood, dry plasma, albumin, serta turunannya (derivatif) seperti darah seluruhnya, plasma
gamaglobulin, fibrinogen, and body organs, kering albumin, gamaglobulin, fibrinogen serta organ tubuh.

2) Substances of blood grouping originated from humans, animals, 2) bahan pengelompokkan darah yang berasal dari manusia,
plants, or other sources, binatang, tumbuh-tumbuhan, atau sumber lain.

3) Substances of tissue typing reagent originated from humans, 3) bahan penjenisan jaringan yang berasal dari manusia,
animals, plants, or other sources. binatang, tumbuh-tumbuhan, atau sumber lain.
Paragraph (3) Ayat (3)
This paragraph authorizes the Minister to regulate further the requirements Ayat ini memberikan wewenang kepada Menteri untuk mengatur
and procedures to obtain the exemption by virtue of this article. lebih lanjut persyaratan dan tata cara yang harus dipenuhi guna
memperoleh pembebasan berdasarkan pasal ini.
Paragraph (4) Ayat (4)
“Not in compliance with the provisions” refers to, for example, the usage of Yang dimaksud dengan tidak memenuhi ketentuan antara lain
imported goods that is not in accordance with specified objectives and digunakan tidak sesuai dengan tujuan dan persyaratan yang
requirements, such as importation of non commercial samples that are for ditetapkan, seperti fasilitas pembebasan bea masuk atas impor
commercial purposes. barang contoh yang tidak untuk diperdagangkan, tetapi pada
kenyataannya diperdagangkan.
Violations on the provisions of exemption are detected on the process of Pelanggaran atas ketentuan tentang pembebasan ini ditemukan
surveillance, re-examination, and/or customs audit implementation. pada pengawasan, penelitian kembali, dan/atau pelaksanaan audit
kepabeanan.
Article 26 Pasal 26
(1) Exemption or relief of the import duty may be granted for import of: (1) Pembebasan atau keringanan bea masuk dapat diberikan atas Impor:
a. goods and materials for the establishment and development of industry in a. barang dan bahan untuk pembangunan dan pengembangan industri
the enhancement of investment purposes; dalam rangka penanaman modal;
b. machineries for the establishment and development of industry; b. mesin untuk pembangunan dan pengembangan industri;

c. goods and materials for the establishment and development of industry c. barang dan bahan dalam rangka pembangunan dan pengembangan
for a specified period of time; industri untuk jangka waktu tertentu;

53 | P a g e
d. equipment and materials used to prevent environmental pollution; d. peralatan dan bahan yang digunakan untuk mencegah pencemaran
lingkungan;
e. seeds and breeding animals for the establishment and development of e. bibit dan benih untuk pembangunan dan pengembangan industri
agricultural industry, animal husbandry, or fishery; pertanian, peternakan, atau perikanan;
f. marine products caught by licensed hauling vessels; f. hasil laut yang ditangkap dengan sarana penangkap yang telah
mendapat izin;

g. goods which are naturally damaged, decreased in quality, destroyed, or g. barang yang mengalami kerusakan, penurunan mutu, kemusnahan,
decreased in volume or weight occurred between the time of atau penyusutan volume atau berat karena alamiah antara saat
transportation to the customs territory and the time of import approval for diangkut ke dalam daerah pabean dan saat diberikan persetujuan
home use; impor untuk dipakai;

h. goods, conducted by the Government, both central or local, for public h. barang oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang ditujukan
purposes; untuk kepentingan umum;

i. goods for sporting purposes conducted by the national sport i. barang untuk keperluan olahraga yang diimpor oleh induk organisasi
organization; olahraga nasional;

j. goods for the purposes of government project funded by foreign loan j. barang untuk keperluan proyek pemerintah yang dibiayai dengan
and/or grant; pinjaman dan/atau hibah dari luar negeri;

k. goods and materials to be processed, assembled, or installed on other k. barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang
goods intended for export. lain dengan tujuan untuk diekspor.

(2) Deleted. (2) Dihapus.


(3) The provisions on the exemption and relief as referred to in paragraph (1) (3) Ketentuan mengenai pembebasan atau keringanan sebagaimana
shall be regulated further by Minister regulation. dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri.
(4) Any person who does not comply with the provisions of the exemption and (4) Orang yang tidak memenuhi ketentuan pembebasan atau keringanan bea
relief of the import duty by virtue of this law shall pay the import duties that masuk yang ditetapkan menurut Undang-Undang ini wajib membayar
should be paid and shall be subject to an administrative fine of minimum of bea masuk yang terutang dan dikenai sanksi administrasi berupa denda
100% (one hundred percent) up to maximum 500% (five hundred percent) of sebesar paling sedikit 100% (seratus persen) dari bea masuk yang
the import duty that should be paid. seharusnya dibayar dan paling banyak 500% (lima ratus persen) dari
bea masuk yang seharusnya dibayar.
Explanation of Article 26 Penjelasan Pasal 26
The import duty exemption granted in this article is a conditional exemption, Pembebasan bea masuk yang diberikan dalam pasal ini adalah
in the sense that the exemption granted is based on specified requirements pembebasan yang bersifat relatif, dalam arti bahwa pembebasan yang
and objectives, so that the imported goods may be granted either an diberikan didasarkan pada beberapa persyaratan dan tujuan tertentu,
exemption or only a relief of import duty. sehingga terhadap barang impor dapat diberikan pembebasan atau
hanya keringanan bea masuk.
Paragraph (1) Ayat (1)
54 | P a g e
“Relief of import duty” means a partial reduction of the import duty Yang dimaksud dengan keringanan bea masuk yaitu pengurangan
payment by virtue of this law. sebagian pembayaran bea masuk yang diwajibkan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Letter a Huruf a
“Investment” in this letter means overseas and domestic investments
Yang dimaksud dengan penanaman modal pada huruf ini yaitu
as stipulated in effective laws and regulations.
penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Letter b Hurufb b.
“Machineries for the establishment and development of industries” Yang dimaksud dengan mesin untuk pembangunan dan
means any machine, machinery, component for the installation of pengembangan industri adalah setiap mesin, permesinan, alat
factories, or equipment used in the establishment and development of perlengkapan instalasi pabrik, peralatan, atau perkakas yang
an industry. digunakan untuk pembangunan dan pengembangan industri.

The establishment and development of industries includes the Pengertian pembangunan dan pengembangan industri meliputi
establishment of new enterprises or factories and diversification of pendirian perusahaan atau pabrik baru serta perluasan
products, the modernization and rehabilitation of existing enterprises (diversifikasi) hasil produksi, modernisasi, rehabilitasi untuk tujuan
and factories to increase production capacities. peningkatan kapasitas produksi dari perusahaan atau pabrik yang
telah ada.
Letter c Huruf c.
“Goods and materials” means all goods and materials, irrespective of Yang dimaksud dengan barang dan bahan ialah semua barang
their type and composition, used as materials or components to atau bahan, tidak melihat jenis dan komposisinya, yang digunakan
produce finished products, while the time limit will be further sebagai bahan atau komponen untuk menghasilkan barang jadi,
determined in an operational guidelines. sedangkan batas waktu akan diatur dalam keputusan
pelaksanaannya.
Letter d Huruf d.
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter e Huruf e.
“Seeds and breeding” means all kinds of Import plants or animals Yang dimaksud dengan bibit dan benih ialah segala jenis
clearly intended for further breeding for the development of tumbuh-tumbuhan atau hewan yang diimpor dengan tujuan
agriculture, plantation, forestry, animal husbandry, and fishery. benar-benar untuk dikembangbiakkan lebih lanjut dalam rangka
pengembangan bidang pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, dan perikanan.
Letter f Huruf f
“Marine products” means all kinds of marine plants, fishes, or sea Yang dimaksud dengan hasil laut yaitu semua jenis tumbuhan laut,
animals which are edible, such as fishes, shrimps, shellfishes, and ikan atau hewan laut yang layak untuk dimakan seperti ikan,
crabs, before or after processing in their respective hauling vessels. udang, kerang, dan kepiting yang belum atau sudah diolah dalam
sarana penangkap yang bersangkutan.
“Hauling vessels” means one or a group of boats having equipment to Yang dimaksud dengan sarana penangkap yaitu satu atau
55 | P a g e
catch or to obtain marine products, including those with processing sekelompok kapal yang mempunyai peralatan untuk menangkap
facilities. atau mengambil hasil laut, termasuk juga yang mempunyai
peralatan pengolahan
“Licensed hauling vessels” means hauling vessels under Indonesian Yang dimaksud dengan sarana penangkap yang telah mendapat
or foreign flag, which have been licensed by the Indonesian izin yaitu sarana penangkap yang berbendera Indonesia atau
Government to catch or to obtain marine products. berbendera asing yang telah memperoleh izin dari Pemerintah
Indonesia untuk melakukan penangkapan atau pengambilan hasil
laut.
Letter g Huruf g
In a trade transaction, it is possible that the goods undergo change in Dalam transaksi perdagangan kemungkinan adanya perubahan
conditions before they are received by the buyer. The principle of kondisi barang sebelum barang diterima oleh pembeli dapat saja
import duty collection by virtue of this law is applied to all goods terjadi. Sedangkan prinsip pemungutan bea masuk dalam Undang-
imported for home use. Therefore, if there is a change in the Undang ini diterapkan atas semua barang yang diimpor untuk
condition of the goods such as: damaged, decreased in quality, dipakai sehingga, apabila terjadi perubahan kondisi (kerusakan,
destroyed, or decreased in volume or weight due to natural causes, penurunan mutu, kemusnahan, atau penyusutan volume atau
such goods can not be fully used or give expected benefits. It is berat karena sebab alamiah), barang tersebut tidak sepenuhnya
reasonable that such goods should not be imposed with import duty dapat dipakai atau memberikan manfaat sebagaimana diharapkan,
in full. For that reason the process of the change in condition of such wajar apabila barang yang mengalami perubahan kondisi
goods is limited between the time when the goods are transported sebagaimana diuraikan di atas tidak sepenuhnya dipungut bea
and when the approval of Import for home use is given. masuk. Oleh karena itu pembatasan pada saat kapan terjadinya
perubahan kondisi barang tersebut, yaitu antara waktu
pengangkutan dan diberikannya persetujuan impor untuk dipakai.
Letter h Huruf h
“Public interest” means the interest of the society that does not Yang dimaksud dengan kepentingan umum yaitu kepentingan
prioritize financial interest, for example streetlight installation project. masyarakat yang tidak mengutamakan kepentingan di bidang
keuangan, misalnya proyek pemasangan lampu jalan umum.
Letter i Huruf i
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter j Huruf j
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter k Huruf k
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
“Not comply with the provisions” means, among others, usage that is not Yang dimaksud dengan tidak memenuhi ketentuan antara lain
in accordance with initial intention and determined requirement, for digunakan tidak sesuai dengan tujuan dan persyaratan yang
example relief of import duty for goods imported for sport purposes, but ditetapkan, seperti fasilitas keringanan bea masuk atas impor
in fact it is for sale. barang untuk keperluan olahraga tetapi pada kenyataannya
56 | P a g e
diperjualbelikan.
Article 27 Pasal 27
(1) Drawback may be given for the whole or a part of the paid import duty for : (1) Pengembalian dapat diberikan terhadap seluruh atau sebagian bea
masuk yang telah dibayar atas:
a. excess payment of import duty as referred to in Article 16 paragraph (5), a. kelebihan pembayaran bea masuk sebagaimana dimaksud dalam
Article 17 paragraph (3), or for administrative errors; Pasal 16 ayat (5), Pasal 17 ayat (3), atau karena kesalahan tata
usaha;
b. Import of goods as referred to in Article 25 and Article 26; b. impor barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dan Pasal 26;

c. Import of goods that for certain reasons must be re-exported or c. impor barang yang oleh sebab tertentu harus diekspor kembali atau
destroyed under the supervision of customs officer; dimusnahkan di bawah pengawasan pejabat bea dan cukai;
d. importation of goods on which the import approval for home use has not d. impor barang yang sebelum diberikan persetujuan impor untuk
been given and the import duty has already been paid in full but the dipakai kedapatan jumlah yang sebenarnya lebih kecil daripada yang
goods are found shortage, defective, not the ones ordered, or inferior telah dibayar bea masuknya, cacat, bukan barang yang dipesan, atau
quality; or berkualitas lebih rendah; atau
e. excess payment of import duty as the result of the decision of the Tax e. kelebihan pembayaran bea masuk akibat putusan Pengadilan Pajak.
Court.

(2) Provisions on drawback as referred to in paragraph (1) shall be regulated (2) Ketentuan tentang pengembalian bea masuk sebagaimana dimaksud pada
further with or based on Minister regulation. ayat (1) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.

Explanation of Article 27 Penjelasan Pasal 27


Paragraph (1) Ayat (1)
Letter a Huruf a
Administrative errors are, among others, errors in writing, calculating or Kesalahan tata usaha yang dimaksud antara lain kesalahan tulis,
assigning tariff rate. kesalahan hitung, atau kesalahan pencantuman tarif.
Letter b Huruf b
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter c Huruf c
“Certain reasons” means reasons which are not caused by the intention Yang dimaksud dengan sebab tertentu yaitu bahwa hal tersebut
of the importer, but by the Government policy resulting in the imported bukan merupakan kehendak importir, melainkan disebabkan oleh
goods cannot be released, and so they have to be re-exported or adanya kebijaksanaan pemerintah yang mengakibatkan barang
destroyed under the supervision of the customs officer. yang telah diimpor tidak dapat dimasukkan ke dalam daerah
pabean sehingga harus diekspor kembali atau dimusnahkan
dibawah pengawasan pejabat bea dan cukai dalam kondisi yang
sama.
Letter d Huruf d
57 | P a g e
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter e Huruf e
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.

CHAPTER VI BAB VI

CUSTOMS DECLARATION AND PEMBERITAHUAN PABEAN DAN


LIABILITY FOR IMPORT DUTY TANGGUNG JAWAB ATAS BEA MASUK

Part One Bagian Pertama

Customs Declaration Pemberitahuan Pabean


Article 28 Pasal 28
Provisions and procedures concerning: Ketentuan dan tata cara tentang:
a. form, content and validity of customs declaration and customs notes; a. bentuk, isi, dan keabsahan pemberitahuan pabean dan buku catatan
pabean;
b. submission and registration of customs declaration; b. penyerahan dan pendaftaran pemberitahuan pabean;

c. verification, amendment, addition and cancellation of customs declaration c. penelitian, perubahan, penambahan, dan pembatalan pemberitahuan
and customs notes; pabean dan buku catatan pabean;
d. distribution and administration of customs declaration and customs notes; d. pendistribusian dan penatausahaan pemberitahuan pabean dan buku
catatan pabean;
e. use of complementary customs documents, e. penggunaan dokumen pelengkap pabean,
shall be regulated by the Minister. diatur oleh Menteri.
Explanation of Article 28 Penjelasan Pasal 28
This law authorizes the Minister to further regulate matters related to the Undang-Undang ini memberi kewenangan kepada Menteri untuk
customs declaration, customs notes, and complementary customs documents. mengatur lebih lanjut hal-hal yang berkenaan dengan pemberitahuan
For example the format of such declaration and documents can be in written pabean, buku catatan pabean, dan dokumen pelengkap pabean,
forms, diskettes, or paperless Electronic Data Interchange. misalnya bentuk pemberitahuan pabean dan dokumen pelengkap
pabean dapat ditetapkan baik berupa tulisan di atas formulir, disket,
maupun hubungan langsung antarkomputer tanpa menggunakan
kertas.
Examples of customs declarations are : Contoh pemberitahuan pabean adalah:

58 | P a g e
a. notification of arrival of means of transport; a. pemberitahuan kedatangan sarana pengangkut;
b. declaration of Import for home use; b. pemberitahuan impor untuk dipakai;
c. declaration of temporary admission; c. pemberitahuan impor sementara;
d. notification of goods transported from customs area to bonded storage; d. pemberitahuan pemindahan barang dari kawasan pabean ke
tempat penimbunan berikat;
e. notification of goods transported from one to another customs office in e. pemberitahuan pemindahan barang dari suatu kantor pabean ke
customs territory; kantor pabean lain dalam daerah pabean;
f. export declaration. f. pemberitahuan ekspor barang.
“Customs notes” means books or forms used to record customs declaration Yang dimaksud dengan buku catatan pabean adalah buku daftar atau
and Customs related activities by virtue of this law. formulir yang digunakan untuk mencatat pemberitahuan pabean dan
kegiatan kepabeanan berdasarkan Undang-Undang ini.
Customs notes are used among others to record: Buku catatan pabean, antara lain adalah daftar untuk mencatat:
a. notification of arrival of means of transport; a. pemberitahuan kedatangan sarana pengangkut;
b. declaration of Import for home use; b. pemberitahuan impor untuk dipakai;
c. export declaration; c. pemberitahuan ekspor barang;
d. unclaimed goods; d. barang yang dianggap tidak dikuasai;
e. goods to be auctioned. e. barang yang akan dilelang.
“Complementary customs documents” means all documents Yang dimaksud dengan dokumen pelengkap pabean adalah semua
complementing the customs declaration, such as invoice, bill of lading, dokumen yang digunakan sebagai pelengkap pemberitahuan pabean,
packing list, and manifest. misalnya invoice, bill of lading, packing list, dan manifest.
Part Two
Bagian Kedua
Handling of the Customs Declaration PENGURUSAN PEMBERITAHUAN PABEAN

Article 29
Pasal 29
(1) The handling of the customs declaration as required by this law shall be
conducted by carrier, importer, or exporter. (1) Pengurusan pemberitahuan pabean yang diwajibkan Undang-Undang ini
dilakukan oleh pengangkut, importir, atau eksportir.
(2) If the importer or exporter as referred to in paragraph (1) cannot carry out the (2) Dalam hal pengurusan pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud
handling by themselves, they may authorize customs brokers to do so. pada ayat (1) tidak dilakukan sendiri, importir atau eksportir
menguasakannya kepada pengusaha pengurusan jasa kepabeanan.
(3) The provisions on the handling of the customs declaration shall be regulated
further by Minister. (3) Ketentuan tentang pengurusan pemberitahuan pabean diatur lebih lanjut
oleh Menteri.
Explanation of Article 29
Penjelasan Pasal 29

59 | P a g e
Paragraph (1) Ayat (1)
Self explanatory.
Cukup jelas.
Paragraph (2) Ayat (2)
Basically this law regards that the owner of goods can carry out customs
Pada dasarnya Undang-Undang ini menganut prinsip bahwa
formalities. Considering that not all owners have the knowledge of the
semua pemilik barang dapat menyelesaikan kewajiban pabean.
customs procedures, or that for some reasons owners cannot by
Mengingat tidak semua pemilik barang mengetahui atau
themselves carry out customs formalities, this paragraph provides the
possibility for them to authorize the accomplishment of customs menguasai ketentuan tata laksana kepabeanan atau karena
formalities to customs brokers. suatu hal tidak dapat menyelesaikan sendiri kewajiban pabean,
ayat ini memberi kemungkinan pemberian kuasa penyelesaian
kewajiban pabean kepada pengusaha pengurusan jasa
Similar firms have already existed and are known as Marine Freight
kepabeanan yang terdaftar di Kantor Pabean.
Forwarders (EMKL), Air Freight Forwarders (EMKU or EMPU). Or
Transportation Services Firms. Pengusaha semacam ini sebelumnya telah ada dan di dalam
praktik sehari-hari dikenal dengan nama Ekspedisi Muatan Kapal
Paragraph (3) Laut (EMKL), Ekspedisi Muatan Kapal Udara atau Ekspedisi
Self explanatory. Muatan Pesawat Udara (EMKU/EMPU), atau pengusaha Jasa
Transportasi.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Part Three
Bagian ketiga
Tanggung Jawab atas Bea Masuk
Liability for Import Duty
Pasal 30
Article 30
(1) The importer shall be liable for the import duty due as of the date of the (1) Importir bertanggung jawab atas bea masuk yang terutang sejak tanggal
registration of the customs declaration. pemberitahuan pabean atas impor.
(2) The import duty that should be paid as referred to in paragraph (1) shall be (2) Bea masuk yang harus dibayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
calculated on the basis of the effective tariff on the date of the registration of dihitung berdasarkan tarif yang berlaku pada tanggal pemberitahuan
the customs declaration and on the basis of the customs value as referred to pabean atas Impor dan nilai pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal
in Article 15. 15.
(3) The import duty shall be paid in rupiah. (3) Bea masuk harus dibayar dalam mata uang rupiah.
(4) Provisions on the exchange rate used for the calculation and payment of the (4) Ketentuan mengenai nilai tukar mata uang yang digunakan untuk
import duty shall be regulated further by Minister regulation. penghitungan dan pembayaran bea masuk diatur lebih lanjut dengan
peraturan Menteri.

60 | P a g e
Explanation of Article 30 Penjelasan Pasal 30
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 31 Pasal 31
The customs brokers as referred to in Article 29 paragraph (2) shall be liable for Pengusaha pengurusan jasa kepabeanan yang mendapat kuasa
the import duty due in case the importer cannot be found. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) bertanggung jawab
terhadap bea masuk yang terutang dalam hal importir tidak ditemukan.
Explanation of Article 31 Penjelasan Pasal 31
The importer shall be liable for the payment of import duty, except if the Bea masuk atas barang impor merupakan tanggung jawab importir
settlement of Import declaration is delegated to a customs broker and if the yang bersangkutan,kecuali jika pengurusan pemberitahuan impor
importer cannot be found, for example eluding the authorities, the dikuasakan kepada pengusaha pengurusan jasa kepabeanan dan
responsibility should be transferred to the customs broker. importir tidak ditemukan, misalnya melarikan diri, maka tanggung
jawab atas bea masuk beralih ke pengusaha pengurusan jasa
kepabeanan.
“A customs broker” means a firm that handles the settlement of customs Yang dimaksud dengan pengusaha pengurusan jasa kepabeanan
formalities for and on behalf of the owners of the goods. adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengurusan
pemenuhan Kewajiban Pabean untuk dan atas nama pemilik barang.
Article 32 Pasal 32
(1) Operator of temporary storage shall be responsible of the import duty due of (1) Pengusaha tempat penimbunan sementara bertanggung jawab atas bea
the goods stored at the temporary storage. masuk yang terutang atas barang yang ditimbun di tempat penimbunan
sementara.
(2) Operator of temporary storage shall be exempted from the liability as referred (2) Pengusaha tempat penimbunan sementara dibebaskan dari tanggung
to in paragraph (1) in case the goods stored at temporary storage are: jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal barang yang
ditimbun di tempat penimbunan sementaranya:
a. destroyed unintentionally; a. musnah tanpa sengaja;
b. re-exported, imported for home use or temporarily imported; or b. telah diekspor kembali, diimpor untuk dipakai, atau diimpor
sementara; atau
c. removed to another temporary storage, bonded storage or customs c. telah dipindahkan ke tempat penimbunan sementara lain, tempat
storage. penimbunan berikat atau tempat penimbunan pabean.
(3) Calculation of import duty due as referred to in paragraph (1), if it cannot be (3) Perhitungan bea masuk yang terutang sebagaimana dimaksud pada
based on tariff and customs value of the goods concerned, shall be based on ayat (1), sepanjang tidak dapat didasarkan pada tarif dan nilai pabean
the highest tariff on the heading of the goods in the customs declaration at barang yang bersangkutan, didasarkan pada tarif tertinggi untuk
the time the goods are stored at the temporary storage, and the customs golongan barang yang tertera dalam pemberitahuan pabean pada saat
value shall be determined by the customs officer. barang tersebut ditimbun di tempat penimbunan sementara dan nilai
pabean ditetapkan oleh pejabat bea dan cukai.
(4) Provisions as referred to in paragraph (2) and paragraph (3) including (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
collection procedure shall be regulated further with or based on Minister
61 | P a g e
regulation. termasuk tata cara penagihan diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan peraturan Menteri
Explanation of Article 32 Penjelasan Pasal 32
Paragraph (1) Ayat (1)
In principle the importer shall be liable for the payment of import duty. Pada prinsipnya importir bertanggung jawab atas bea masuk barang
However, by the virtue of the provision of paragraph (1) of Article 30, the yang diimpornya. Namun berdasarkan ketentuan dalam Pasal 30
importer will be liable for import duty due since the date of the ayat (1) Undang-Undang ini, importir baru dinyatakan bertanggung
registration of the customs declaration. Consequently, before the jawab atas bea masuk sejak didaftarkannya pemberitahuan pabean.
customs declaration is registered, the operator of the temporary storage Dengan demikian, sebelum didaftarkannya pemberitahuan pabean,
of the imported goods is liable for the import duty. tanggung jawab atas bea masuk berada pada pengusaha tempat
penimbunan sementara, yaitu tempat penimbunan barang impor
yang bersangkutan.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
If the imported goods, on which import duty shall be paid, consist of Apabila barang impor yang harus dilunasi bea masuknya terdiri dari
several articles under one heading and the actual article cannot be beberapa jenis dengan satu nama umum (golongan barang),
recognized, therefore the calculation of the import duty should be sedangkan jenis barang yang sebenarnya tidak dapat diketahui,
performed based on the heading of the goods with the highest tariff rate, sebagai dasar perhitungan bea masuk, diambil tarif tertinggi yang
and the customs value shall be determined by the customs officer. berlaku atas golongan barang tersebut dan nilai pabean ditetapkan
oleh pejabat bea dan cukai.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 33 Pasal 33
(1) The operator of the bonded storage shall be liable for the import duty of the (1) Pengusaha tempat penimbunan berikat bertanggung jawab terhadap
goods stored at the bonded storage. bea masuk yang terutang atas barang yang ditimbun di tempat
penimbunan berikatnya.
(2) The operator of the bonded storage shall be exempted from the liability as (2) Pengusaha tempat penimbunan berikat dibebaskan dari tanggung jawab
referred to in paragraph (1) in case the goods stored at the bonded storage: sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal barang yang ditimbun di
tempat penimbunan berikatnya:
a. are destroyed unintentionally a. musnah tanpa sengaja;
b. are re-exported, imported for home use or temporarily imported; or b. telah diekspor kembali, diimpor untuk dipakai, atau diimpor
sementara; atau
c. are removed to temporary storage, another bonded storage, or customs c. telah dipindahkan ke tempat penimbunan sementara, tempat
Storage. penimbunan berikat lain, atau tempat penimbunan pabean.
(3) The import duty of the goods as referred to in paragraph (1) shall be (3) Perhitungan bea masuk atas barang sebagaimana dimaksud pada ayat
62 | P a g e
calculated on the basis of the effective tariff at the time of stocktaking and (1) yang harus dilunasi didasarkan pada tarif yang berlaku pada saat
on the basis of customs value at the time the goods are stored at the bonded dilakukan pencacahan dan nilai pabean barang pada saat ditimbun di
storage. tempat penimbunan berikat.
Explanation of Article 33 Penjelasan Pasal 33
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 34 Pasal 34
(1) If the provisions as referred to in Article 25 and 26 are not fulfilled, the import (1) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dan Pasal
duty shall become the responsibility of: 26 tidak lagi dipenuhi, bea masuk atas barang impor yang terutang
menjadi tanggung jawab:
a. the person who has obtained exemption or relief; or a. Orang yang mendapatkan pembebasan atau keringanan; atau
b. the person who controls or possesses the goods concerned, in case the b. Orang yang menguasai barang yang bersangkutan dalam hal Orang
person as referred to in (a) cannot be found. sebagaimana dimaksud huruf a tidak ditemukan.

(2) The import duty due as referred to in paragraph (1) shall be calculated on the (2) Perhitungan bea masuk yang terutang sebagaimana dimaksud pada
basis of the effective tariff and customs value at the date of the customs ayat (1) didasarkan pada tarif dan nilai pabean yang berlaku pada
declaration for import. tanggal pemberitahuan pabean atas Impor.
Explanation of Article 34 Penjelasan Pasal 34
Paragraph (1) Ayat (1)
The import duty exemption or relief as referred to in Article 25 and Article Pembebasan atau keringanan bea masuk sebagaimana dimaksud
26 shall not essentially discharge the importer from the responsibility for dalam Pasal 25 dan Pasal 26 pada hakikatnya tidak membebaskan
the payment of the import duty due, since exemption and relief shall meet importir dari tanggung jawab atas bea masuk yang harus dilunasi,
specified requirements which are determined limitatively. There is always karena pembebasan atau keringanan tersebut harus memenuhi
the possibility that at a certain moment the facility used inconformity with persyaratan tertentu yang telah ditetapkan secara limitatif pada saat
the requirements. fasilitas tersebut diberikan. Dengan demikian tidak tertutup
kemungkinan bahwa fasilitas tersebut pada suatu saat digunakan
tidak sesuai dengan fasilitas yang diberikan.
Referring to the principle that the imposition of import duty is attached to Karena prinsip pengenaan bea masuk melekat erat pada barang
the imported goods, in order to avoid the possibility of misuse of the impor, untuk menghindari kemungkinan penyalahgunaan fasilitas
facilities, this law affirms that the responsibility for the payment of import yang telah diberikan sehingga syarat yang telah ditetapkan tidak lagi
duty due is on the person who obtains the exemption or relief, or who dipenuhi, Undang-Undang ini menegaskan letak tanggung jawab
controls the goods. atas bea masuk yang terutang berada pada Orang yang
mendapatkan pembebasan atau keringanan atau yang menguasai
barang tersebut.

The purpose of the extension of responsibility for the payment of import Tujuan perluasan tanggung jawab atas bea masuk dalam Undang-
duty in this law is to secure the rights of the State. Undang ini adalah untuk menjamin hak-hak negara.
Paragraph (2) Ayat (2)
63 | P a g e
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 35 Pasal 35
Any person who controls or possesses imported goods at the location of arrival Barangsiapa yang kedapatan menguasai barang impor di tempat
of means of transport or at the appointed border area shall be liable for the kedatangan sarana pengangkut atau di daerah perbatasan yang ditunjuk
import duty due of the goods concerned. bertanggung jawab terhadap bea masuk yang terutang atas barang
tersebut.
Explanation of Article 35 Penjelasan Pasal 35
The previous articles of this section state the person who is responsible for Pasal-pasal terdahulu dalam bagian ini telah menegaskan pihak-pihak
the import duty. Moreover this article affirms the responsible person for yang bertanggung jawab terhadap bea masuk atas barang impor.
import duty on imported goods found under the possession of the person Pasal ini juga menegaskan siapa yang harus bertanggung jawab atas
who is not mentioned in the previous articles of this section. bea masuk barang impor yang kedapatan di bawah penguasaan
seseorang yang tidak termasuk dalam ketentuan pasal-pasal tersebut
di atas.
In such condition, they may be passengers, crews of means of transport, Dalam keadaan demikian dapat saja mereka merupakan penumpang,
border crosser or whoever found possessing the imported goods in the awak sarana pengangkut, pelintas batas, atau siapa pun yang
location of arrival of means of transport or in designated place at the kedapatan menguasai barang impor di tempat kedatangan sarana
borders. pengangkut atau di tempat-tempat tertentu di daerah perbatasan yang
ditunjuk.
“The designated place at the borders” means a place at the borders Yang dimaksud dengan tempat tertentu di daerah perbatasan yang
constituting a part of an inland waterway or of a land way in the border area, ditunjuk adalah suatu tempat di daerah perbatasan yang merupakan
which has been designated as a point of entry. bagian dari jalan perairan daratan atau jalan darat di perbatasan yang
ditunjuk sebagai tempat lintas batas ( point of entry).

CHAPTER VII BAB VII

PAYMENT OF IMPORT DUTY, COLLECTION OF DEBTS AND SECURITY PEMBAYARAN BEA MASUK, PENAGIHAN UTANG, DAN JAMINAN

Part One Bagian Pertama

Payment of Import Duty Pembayaran Bea Masuk


Article 36 Pasal 36
(1) Import duty, administrative fine, and interest payable to the State by virtue of (1) Bea masuk, denda administrasi, dan bunga yang terutang kepada negara
this law, shall be paid at the State Treasury or at other places of payment menurut Undang-Undang ini, dibayar di kas negara atau di tempat
determined by the Minister. pembayaran lain yang ditunjuk oleh Menteri.
(2) The import duty, administrative fine, and interest as referred to in paragraph (2) Bea masuk, denda administrasi, dan bunga sebagaimana dimaksud pada
(1) shall be rounded off in thousand rupiah. ayat (1) dibulatkan jumlahnya dalam ribuan rupiah.

64 | P a g e
(3) Provisions on procedures of payment, receipt, depositing of import duty, (3) Ketentuan tentang tata cara pembayaran, penerimaan, penyetoran bea
administrative fine, and interest as referred to in paragraph (1) and rounding masuk, denda administrasi, dan bunga sebagaimana dimaksud pada
off as referred to in paragraph (2) shall be regulated further with or based on ayat (1) serta pembulatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
Minister regulation. lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.
Explanation of Article 36 Penjelasan Pasal 36
Paragraph (1) Ayat (1)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (2) Ayat (2)
Rounding off in thousand rupiah in this paragraph means rounding off Yang dimaksud dengan dibulatkan jumlahnya dalam ribuan rupiah
upward so that the amount of part of the thousand will be thousand. yaitu dibulatkan ke atas sehingga bagian dari ribuan menjadi ribuan
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 37 Pasal 37
(1) The import duty due shall be paid at the latest on the date of the registration (1) Bea masuk yang terutang wajib dibayar paling lambat pada tanggal
of the customs declaration. pendaftaran pemberitahuan pabean.

(2) The obligation to pay import duty as referred to in paragraph (1) may be (2) Kewajiban membayar bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
deferred in the case of the installment payment or while waiting for the dapat diberikan penundaan dalam hal pembayarannya ditetapkan secara
decision of exemption or relief. berkala atau menunggu keputusan pembebasan atau keringanan.
(2a) The deferment of obligation to pay the import duty as referred to in (2a) Penundaan kewajiban membayar bea masuk sebagaimana dimaksud
paragraph (2): pada ayat (2):
a. shall not be subject to interest where the payment is determined to be a. tidak dikenai bunga sepanjang pembayarannya ditetapkan secara
on installment; berkala;
b. shall be subject to interest where application for exemption or relief is b. dikenai bunga sepanjang permohonan pembebasan atau
refused. keringanan ditolak.

(3) The provision of deferment as referred to in paragraph (2) and paragraph (3) Ketentuan mengenai penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
(2a) shall be regulated further with or based on Minister regulation. dan ayat (2a) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan
Menteri.
Explanation of Article 37 Penjelasan Pasal 37
Paragraph (1) Ayat (1)
The obligation to pay import duty that arises as referred to in Article 2 shall Kewajiban membayar bea masuk yang timbul sebagaimana
be fulfilled at the latest at the date of the registration of the customs dimaksud dalam pasal 2 harus dilunasi paling lambat pada tanggal
declaration. pendaftaran pemberitahuan pabean atas impor.

65 | P a g e
According to this article, the obligation of payment of import duty as Kewajiban membayar menurut pasal ini sepanjang mengenai bea
referred to in Article 2 arises as of the date of the registration of the masuk timbul sejak tanggal pendaftaran pemberitahuan pabean
customs declaration. The obligation of the payment of fine arises as of the mengenai impor barang dan sepanjang mengenai denda timbul
date of receipt of the notification by the person concerned. sejak diterimanya surat pemberitahuan oleh yang bersangkutan.

Paragraph (2) Ayat (2)


Yang dimaksud dengan penundaan yaitu penundaan pembayaran
“Deferment” means the deferment of payment of import duty in the
bea masuk dalam rangka fasilitas pembayaran berkala dan
scheme of installment facility and deferment of payment of import duty
penundaan pembayaran bea masuk karena menunggu keputusan
while waiting for decision of exemption or relief.
pembebasan atau keringanan.
“Deferment” as referred to in this paragraph means the time extension to
pay the duty and administrative fine until the specified time. Yang dimaksud dengan penundaan dalam ayat ini adalah
pemberian perpanjangan jangka waktu pelunasan pembayaran bea
masuk dan denda administrasi sampai batas waktu yang ditetapkan.
Paragraph (2a) Ayat (2a)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 37A Pasal 37A
(1) Underpayment of import duty and/or administrative fine shall be paid (1) Kekurangan pembayaran bea masuk dan/atau denda administrasi yang
maximum 60 (sixty) days since the date of determination. terutang wajib dibayar paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal
penetapan.
(2) At the request of the debtor, Director General may grant approval for (2) Atas permintaan orang yang berutang, Direktur Jenderal dapat
deferment or installment of obligation to pay import duty and/or memberikan persetujuan penundaan atau pengangsuran kewajiban
administrative fine as referred to in paragraph (1) for maximum 12 ( twelve) membayar bea masuk dan/atau denda administrasi sebagaimana
months. dimaksud pada ayat (1) paling lama 12 (dua belas) bulan.
(3) Deferment of obligation to pay import duty and/or administrative fine as (3) Penundaan kewajiban membayar bea masuk dan/atau denda
referred to in paragraph (2) is subject to interest of 2% (two percent) per administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai bunga
month and part of month shall be counted as 1 (one) month. sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dan bagian bulan dihitung 1 (satu)
bulan.
(4) Provisions on deferment of payment of debt as referred to in paragraph (2) (4) Ketentuan mengenai penundaan pembayaran utang sebagaimana
shall be regulated further with or based on Minister regulation. dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
peraturan Menteri.
Explanation of Article 37A Penjelasan Pasal 37A
Paragraph (1) Ayat (1)
Self explanatory. Cukup jelas.
66 | P a g e
Paragraph (2) Ayat (2)
Director General may grant deferment or installment of payment by Direktur Jenderal dapat memberikan penundaan atau pengangsuran
considering the person’s ability in paying his debts with due regard to his pembayaran setelah mempertimbangkan kemampuan orang dalam
financial statement and credibility. membayar utangnya dengan memperhatikan laporan keuangan dan
kredibilitas orang tersebut.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Part Two Bagian Kedua
Collection of Debts Penagihan Utang
Article 38 Pasal 38
(1) The debt or claim to the state by virtue of this law that has not or partly been (1) Utang atau tagihan kepada negara berdasarkan Undang-Undang ini yang
paid shall be subject to interest of 2% (two percent) per month for a tidak atau kurang dibayar dikenai bunga sebesar 2% (dua persen) setiap
maximum period of 24 (twenty four) months, as of the due date of the debt or bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak
claim up to its payment date, whereas a part of a month shall be counted as tanggal jatuh tempo sampai hari pembayarannya, dan bagian bulan
1 (one) month. dihitung 1 (satu) bulan.
(2) The calculation of debt or claim to the state by virtue of this law shall be (2) Penghitungan utang atau tagihan kepada negara menurut Undang-
rounded off in thousand rupiah. Undang ini dibulatkan jumlahnya dalam ribuan rupiah.
(3) The due date as referred to in article (1) is: (3) Jatuh tempo sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut:
a. 60 (sixty) days since the determination date as specified in Article 37A a. dalam hal tagihan negara kepada pihak yang terutang yaitu 60
paragraph (1), in the case of a claim of the state to a debtor; (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan sebagaimana diatur
dalam Pasal 37A ayat (1);
b. 30 (thirty) days since the date of the decision of restitution by the b. dalam hal tagihan pihak yang berpiutang kepada negara yaitu 30 (tiga
minister, in the case the state is the debtor. puluh) hari sejak tanggal surat keputusan pengembalian oleh Menteri.

Explanation of Article 38 Penjelasan Pasal 38


Self explanatory. Cukup jelas.
Article 39 Pasal 39
(1) The state has the privilege to customs claim on goods owned by the debtor. (1) Negara mempunyai hak mendahulu untuk tagihan pabean atas barang-
barang milik yang berutang.
(2) The provisions of the privilege as referred to in paragraph (1) shall cover the (2) Ketentuan tentang hak mendahulu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
import duty, administrative fine, interest and collection costs. meliputi bea masuk, denda administrasi, bunga, dan biaya penagihan.
(3) The privilege to collect customs claim shall be superseded over other (3) Hak mendahulu untuk tagihan pabean melebihi segala hak mendahulu
privileges, except for: lainnya, kecuali:

67 | P a g e
a. costs of lawsuit that are solely caused by a verdict to auction of movable a. biaya perkara yang semata-mata disebabkan oleh suatu
and/or immovable goods; penghukuman untuk melelang barang bergerak dan/atau tidak
bergerak;
b. costs that have been borne to salvage goods; b. biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan suatu barang;

c. costs of lawsuit that are solely caused by auction and settlement of an c. biaya perkara yang semata-mata disebabkan oleh pelelangan dan
inheritance. penyelesaian suatu warisan.
(4) The privilege shall be void after two years as of the date of the issuance of (4) Hak mendahulu itu hilang setelah lampau waktu dua tahun sejak tanggal
the collection letter, unless within the aforesaid period, a deferment has been diterbitkannya surat tagihan, kecuali apabila dalam jangka waktu tersebut
granted. diberikan penundaan pembayaran.
(5) If a deferment is granted, the period of two years as referred to in paragraph (5) Dalam hal diberikan penundaan pembayaran, jangka waktu dua tahun
(4) shall be counted as of the date of the deferment has been granted. sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dihitung sejak tanggal penundaan
pembayaran diberikan.
Explanation of Article 39 Penjelasan Pasal 39
Paragraph (1) Ayat (1)
This paragraph determine the position of the state as a preferred creditor, Ayat ini menetapkan kedudukan negara sebagai kreditur preferensi
which has privilege on the goods owned by the debtor. Payments to other yang dinyatakan mempunyai hak mendahulu atas barang-barang
parties are only executed after customs claims are paid off. milik yang berutang. Setelah tagihan pabean dilunasi, baru
diselesaikan pembayaran kepada pihak-pihak lainnya.
The purpose of this paragraph is to give the opportunity to the government Maksud ayat ini adalah untuk memberi kesempatan kepada
to get a share, before the other creditor, of the asset of the debtor in order Pemerintah untuk mendapatkan bagian lebih dahulu dari pihak-pihak
to pay off the customs claims. lainnya atas harta milik yang berutang untuk melunasi tagihan
pabean.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (5) Ayat (5)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 40 Pasal 40
(1) The right to claim the debt by virtue of this law shall expire in ten years after (1) Hak menagih atas utang berdasarkan Undang-Undang ini kedaluwarsa
the obligation to pay arises. setelah sepuluh tahun sejak timbulnya kewajiban membayar.

68 | P a g e
(2) The expiration as referred to in paragraph (1) may be void in case: (2) Masa kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
diperhitungkan dalam hal:
a. the debtor does not reside in Indonesia; a. yang berutang tidak bertempat tinggal di Indonesia;
b. the debtor has obtained the deferment as referred to in Article 37 b. yang berutang memperoleh penundaan sebagaimana dimaksud
paragraph (2); or dalam Pasal 37 ayat (2); atau
c. the debtor violates this law. c. yang berutang melakukan pelanggaran Undang-Undang ini.
Explanation of Article 40 Penjelasan Pasal 40
Paragraph (1) Ayat (1)
The right to claim the payment of a debt as referred to in this article, Hak menagih atas utang berdasarkan pasal ini berlaku, baik untuk
applies to a claim of the state on a debtor as well as a claim of another tagihan negara kepada yang berutang maupun tagihan pihak yang
party on the state. berpiutang kepada negara.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 41 Pasal 41
Collection and write-off of bad debts shall be based on the prevailing Pelaksanaan penagihan utang dan penghapusan penagihan utang yang tidak
government regulations and laws. dapat ditagih berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Explanation of Article 41 Penjelasan Pasal 41
By the enactment of Law Number 19 year 1997 on Tax Collection with Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang
Compulsion Letter as amended by Law number 19 year 2000, the collection Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan
of import duty is performed by Directorate General of Customs and Excise. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000, penagihan bea masuk dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Part Three Bagian Ketiga
Security Jaminan
Article 42 Pasal 42
(1) The security that is required by this law may be used: (1) Jaminan yang disyaratkan menurut Undang-Undang ini dapat digunakan:
a. once; or a. sekali; atau
b. continuously. b. terus-menerus.
(2) The security as referred to in paragraph (1) may be in the form of : (2) Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk:
a. cash; a. uang tunai;
b. bank guarantee; b. jaminan bank;
c. Customs or surety bond; or c. jaminan dari perusahaan asuransi; atau
d. other securities. d. jaminan lainnya.
69 | P a g e
(3) Provisions on securities shall be regulated further by the Minister. (3) Ketentuan tentang jaminan diatur lebih lanjut oleh Menteri.
Explanation of Article 42 Penjelasan Pasal 42
Paragraph (1) Ayat (1)
Letter a Huruf a
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter b Huruf b
“Continuous security” means a security submitted in a specified form Yang dimaksud dengan jaminan yang dapat digunakan
and amount that can be used in the following ways: terus-menerus adalah jaminan yang diserahkan dalam bentuk
dan jumlah tertentu dan dapat digunakan dengan cara:
1. the security is deducted each time the import duty is paid until 1. jaminan yang diserahkan dapat dikurangi setiap ada
the balance is zero; pelunasan bea masuk sampai jaminan tersebut habis; atau
2. the amount of security remains the same for an unlimited time, 2. jaminan tetap dalam batas waktu yang tidak terbatas
so that each settlement of the import duty is performed without sehingga setiap pelunasan bea masuk dilakukan dengan
deducting it. tanpa mengurangi jaminan yang diserahkan.
Paragraph (2) Ayat (2)
Letter a Huruf a
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter b Huruf b
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter c Huruf c
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter d Huruf d
Other securities in this paragraph are intended to give the possibility Jaminan lainnya dalam ketentuan ini dimaksudkan untuk
of submitting securities other than those as referred to in letter a to c. memberi kemungkinan diserahkannya jaminan selain yang
tercantum dalam huruf a sampai dengan huruf c.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
CHAPTER VIII BAB VIII

STORAGE PLACE UNDER CUSTOMS CONTROL TEMPAT PENIMBUNAN DIBAWAH PENGAWASAN PABEAN
Part One Bagian Pertama
Temporary Storage Tempat Penimbunan Sementara
Article 43 Pasal 43
(1) A temporary storage shall be established at every customs area and (1) Di setiap kawasan pabean disediakan tempat penimbunan sementara

70 | P a g e
managed by an operator of temporary storage. yang dikelola oleh pengusaha tempat penimbunan sementara.
(2) Goods may be stored at a temporary storage for maximum thirty days. (2) Dalam hal barang ditimbun di tempat penimbunan sementara, jangka
waktu penimbunan barang paling lama tiga puluh hari sejak
penimbunannya.
(3) The operator of the temporary storage who cannot be accounted for the (3) Pengusaha tempat penimbunan sementara yang tidak dapat
goods stored shall be subject to an administrative fine of twenty five percent mempertanggungjawabkan barang yang seharusnya berada di tempat
of the import duty that should be paid. tersebut, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar dua puluh
lima persen dari bea masuk yang seharusnya dibayar.
(4) The provisions on the appointment of temporary storage, procedure for its (4) Ketentuan tentang penunjukan tempat penimbunan sementara, tata cara
use and change of the period of storage shall be regulated further by the penggunaannya, dan perubahan jangka waktu penimbunan diatur lebih
Minister. lanjut oleh Menteri.
Explanation of Article 43 Penjelasan Pasal 43
Paragraph (1) Ayat (1)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (2) Ayat (2)
Considering that the temporary storage is established for storing goods Mengingat penyediaan tempat penimbunan sementara dimaksudkan
temporarily, it is necessary to regulate the time limitation for storing untuk menimbun barang untuk sementara waktu, perlu adanya
goods in a temporary storage. pembatasan jangka waktu penimbunan barang-barang di dalamnya.
Thirty days is deemed sufficient for the concerned parties to take the Jangka waktu tiga puluh hari yang disediakan dianggap cukup untuk
goods out of the temporary storage. This provision is also intended to memberi kesempatan kepada yang berkepentingan agar segera
prevent congestion of the flow of goods at the harbor. mengeluarkan barangnya dari tempat penimbunan sementara juga
agar tidak mengganggu kelancaran arus barang di pelabuhan
(kongesti)
Paragraph (3) Ayat (3)
The provision in this paragraph affirms that the obligations to pay import Ketentuan pada ayat ini menegaskan bahwa terhadap barang impor
duty on goods which are lost from the temporary storage is the wajib bea masuk yang hilang dari tempat penimbunan sementara,
responsibility of the temporary storage Operator. In addition, disamping adanya kewajiban membayar bea masuk yang terutang,
administrative fine is also charged to the temporary storage Operator. kepada pengusaha tempat penimbunan sementara juga dikenai
sanksi administrasi berupa denda.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.

Part Two Bagian Kedua


Bonded Storage Tempat Penimbunan Berikat
Article 44 Pasal 44

71 | P a g e
(1) Under specified conditions, an area, a place, or a building may be designated (1) Dengan persyaratan tertentu, suatu kawasan, tempat, atau bangunan
as a bonded storage with deferment of import duty, to: dapat ditetapkan sebagai tempat penimbunan berikat dengan
mendapatkan penangguhan bea masuk untuk:
a. store imported goods to be imported for home use, to be transported to a. menimbun barang impor guna diimpor untuk dipakai, dikeluarkan ke
another bonded Storage or to be re-exported; tempat penimbunan berikat lainnya atau diekspor;
b. store goods to be processed or assembled prior to export or to import for b. menimbun barang guna diolah atau digabungkan sebelum diekspor
home use; atau diimpor untuk dipakai;
c. store imported goods, with or without goods from customs territory for c. menimbun barang impor, dengan atau tanpa barang dari dalam
exhibition; daerah pabean, guna dipamerkan;
d. store, put up for sale and sell imported goods to person and/or particular d. menimbun, menyediakan untuk dijual dan menjual barang impor
person; kepada orang dan/atau orang tertentu;
e. store imported goods to be auctioned prior to export or import for home e. menimbun barang impor guna dilelang sebelum diekspor atau diimpor
use; untuk dipakai;
f. store goods originated from customs territory for auction prior to export or f. menimbun barang asal daerah pabean guna dilelang sebelum
re-enter into customs territory; or diekspor atau dimasukkan kembali ke dalam daerah pabean; atau
g. store imported goods to be recycled prior to export or import for home g. menimbun barang impor guna didaur ulang sebelum diekspor atau
use. diimpor untuk dipakai.
(1a) The Minister may determine an area, a place, or a building for a specified (1a) Menteri dapat menetapkan suatu kawasan, tempat, atau
activity other than activities as referred to in paragraph (1) as a bonded bangunan untuk dilakukannya suatu kegiatan tertentu selain kegiatan
storage. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai tempat penimbunan
berikat.
(2) Provisions on requirements, procedures of establishment, management, (2) Ketentuan mengenai persyaratan, tata cara pendirian
operation, and alteration of status of the bonded storage shall be regulated penyelenggaraan, pengusahaan, dan perubahan bentuk tempat
further with or based on a government regulation. penimbunan berikat diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
peraturan pemerintah.
Explanation of Article 44 Penjelasan Pasal 44
Paragraph (1) Ayat (1)
Tujuan pengadaan tempat penimbunan berikat dalam Undang-
The purpose of the establishment of the bonded storage in this law is to Undang ini yaitu memberikan fasilitas kepada pengusaha berupa
provide facility to operators in the form of the deferment of the payment penangguhan pembayaran bea masuk.
of the import duty.
“Deferment” means temporary postponement of the obligation to pay the Yang dimaksud dengan penangguhan yaitu peniadaan sementara
import duty, until such obligation emerges by virtue to this law. kewajiban pembayaran bea masuk sampai timbul kewajiban untuk
membayar bea masuk berdasarkan Undang-Undang ini.
In bonded storage, activities such as keeping, storing, performing quality Dalam tempat penimbunan berikat dilakukan kegiatan menyimpan,
control, repairing/reconditioning, kitting, exhibiting, selling, packing, re- menimbun, melakukan pengetesan (Quality Control),
packing, processing, recycling, auctioning, assembling, disassembling, memperbaiki/merekondisi, menggabungkan (kitting), memamerkan,
72 | P a g e
and/or preserving flora and fauna originating from outside the customs menjual, mengemas, mengemas kembali, mengolah, mendaur
territory without prior being subject to import duty are performed. ulang, melelang barang, merakit (assembling), mengurai
(disassembling), dan/atau membudidayakan flora dan fauna yang
berasal dari luar daerah pabean tanpa lebih dahulu dipungut bea
masuk.
Establishment of the bonded storage is expected to smooth the flow of Pengadaan tempat penimbunan berikat ini diharapkan dapat
import or export goods and to increase domestic production. memperlancar arus barang impor atau ekspor serta meningkatkan
produksi dalam negeri.
Letter a Huruf a
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter b Huruf b
“Processing” means an act of processing basic materials, raw Yang dimaksud dengan mengolah yaitu kegiatan memproses
materials, half processed goods, and/or process goods which become bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau
goods with higher value. barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi.

Letter c Huruf c
Imported goods after being exhibited is permitted to be re-exported or Barang impor setelah dipamerkan dapat direekspor atau dijual
sold after the liable import duties are paid. setelah dilunasi bea masuk yang terutang.
Goods originating from customs territory can be re-exported after Barang yang berasal dari dalam daerah pabean dapat diekspor
fulfilling conditions in accordance with the prevailing provision setelah memenuhi persyaratan ekspor sesuai ketentuan yang
berlaku.
Letter d Huruf d
“Particular person” means expatriate who works in Indonesia or a Yang dimaksud dengan orang tertentu yaitu warga negara
person who travels abroad. asing yang bertugas di Indonesia atau orang yang berangkat ke
luar negeri.
Letter e Huruf e
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter f Huruf f
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter g Huruf g
“Recycle” means an act of processing waste and other goods to Yang dimaksud dengan daur ulang yaitu suatu kegiatan
become a product with higher economic value. pengolahan limbah dan barang lainnya menjadi produk yang
mempunyai nilai tambah dan nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Paragraph (1a) Ayat (1a)
Minister determination is to anticipate the development of industry and Penetapan oleh menteri ini guna mengantisipasi perkembangan
international trade. industri dan perdagangan internasional.

73 | P a g e
Paragraph (2) Ayat (2)
“Operation of bonded storage” means activities of keeping, storing, Yang dimaksud dengan pengusahaan tempat penimbunan berikat
testing, repairing/reconditioning, kitting, exhibiting, selling, packing, re- yaitu kegiatan usaha menyimpan, menimbun, melakukan
packing, processing, recycling, auctioning, assembling, disassembling, pengetesan, memperbaiki/merekondisi, menggabungkan (kitting),
and/or culturing flora and fauna in a bonded storage. memamerkan, menjual, mengemas, mengemas kembali, mengolah,
mendaur ulang, melelang barang, merakit (assembling), mengurai
(disassembling), dan/atau membudidayakan flora dan fauna di
tempat penimbunan berikat.
Article 45 Pasal 45
(1) Goods may be released from the bonded storage with the approval from the (1) Barang dapat dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Berikat atas
customs officer, to be: persetujuan pejabat bea dan cukai untuk:
a. imported for home use; a. diimpor untuk dipakai;
b. processed; b. diolah;
c. exported before or after processing; c. diekspor sebelum atau sesudah diolah;
d. transported to another bonded storage or temporary storage; d. diangkut ke tempat penimbunan berikat lain atau tempat
penimbunan sementara;
e. Processed in customs territory and re-entered into bonded storage with e. dikerjakan dalam daerah pabean dan kemudian dimasukkan kembali
the conditions stipulated by the Minister; or ke tempat penimbunan berikat dengan persyaratan yang ditetapkan
oleh Menteri; atau;
f. Re-entered into customs territory. f. dimasukkan kembali ke dalam daerah pabean.

(2) Goods from the bonded storage imported for home use such as: (2) Barang dari tempat penimbunan berikat yang diimpor untuk dipakai
berupa:
a. Goods that have been processed or assembled a. barang yang telah diolah atau digabungkan;
b. Goods that is not processed; and/or b. barang yang tidak diolah; dan/atau
c. Other goods c. barang lainnya
are subject to import duty based on customs tariff and value which is dipungut bea masuk berdasarkan tarif dan nilai pabean yang
stipulated by Minister regulation. ditetapkan dengan peraturan Menteri.
(3) Any person releasing goods from the bonded storage prior to the approval of (3) Orang yang mengeluarkan barang dari tempat penimbunan berikat
customs officer without intention to avoid customs formalities, shall be subject sebelum diberikan persetujuan oleh pejabat bea dan cukai tanpa
to an administration fine in the form of administrative fine of Rp75,000,000.00 bermaksud mengelakkan kewajiban pabean, dikenai sanksi administrasi
(seventy five millions rupiah). berupa denda sebesar Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).
(4) The operator of the bonded storage who cannot be accounted for the goods (4) Pengusaha tempat penimbunan berikat yang tidak dapat
which is supposed to be stored in his bonded storage shall be subject to an mempertanggungjawabkan barang yang seharusnya berada di tempat
administrative fine of 100% (one hundred percent) of the import duty that tersebut wajib membayar bea masuk yang terutang dan dikenai sanksi

74 | P a g e
should be paid. administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari bea
masuk yang seharusnya dibayar.

Explanation of Article 45 Penjelasan Pasal 45


Paragraph (1) Ayat (1)
Self explanatory. Cukup jelas.

Paragraph (2) Ayat (2)


Letter a Huruf a
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter b Huruf b
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter c Huruf c
“Other goods” means waste, scrap, remnants, depraved materials, Yang dimaksud dengan barang lainnya antara lain waste,
and/or depraved goods. scrap, sisa/potongan, bahan baku yang rusak, dan/atau barang
yang rusak.

Paragraph (2) Ayat (3)


The release of goods as referred to in this paragraph is performed Pengeluaran barang pada ayat ini dilakukan tanpa bermaksud
without any intention to evade the payment of import duty since both mengelakkan pembayaran bea masuk karena telah diajukan
lodgment of customs declaration and payment of import duty have been pemberitahuan pabean dan bea masuk telah dilunasi, tetapi
fulfilled. However since the release is performed without approval of pengeluaran barang tersebut dilakukan tanpa persetujuan pejabat
customs officer, it is considered violation and administrative fine shall be bea dan cukai sehingga pelanggar dikenai sanksi administrasi
rendered. berupa denda.

Paragraph (4) Ayat (4)


“Bonded storage operator” means a person who obviously conducting an Yang dimaksud dengan pengusaha tempat penimbunan berikat
act of keeping, storing, performing quality control, yaitu orang yang benar-benar melakukan kegiatan usaha
repairing/reconditioning, kitting, exhibiting, selling, packing, re-packing, menyimpan, menimbun, melakukan pengetesan,
processing, recycling, auctioning, assembling, disassembling, and/or memperbaiki/merekondisi, menggabungkan (kitting), memamerkan,
preservation of flora and fauna in a bonded storage. menjual, mengemas, mengemas kembali, mengolah, mendaur
ulang, melelang barang, merakit (assembling), mengurai
(disassembling), dan/atau membudidayakan flora dan fauna di
tempat penimbunan berikat.
Provision in this paragraph affirms that when imported goods are lost at Ketentuan pada ayat ini menegaskan bahwa terhadap barang impor
the bonded storage, the bonded storage operator shall be subject to yang wajib bea masuk, yang hilang dari tempat penimbunan berikat,
import duty and an administration fine. kepada pengusaha tempat penimbunan berikat, wajib membayar
bea masuk yang terutang dan sanksi administrasi berupa denda.

75 | P a g e
Article 46 Pasal 46
(1) License for the bonded storage shall be discontinued if the operator of the (1) Izin Tempat Penimbunan Berikat dibekukan bilamana penyelenggara
bonded storage: Tempat Penimbunan Berikat:
a. is under the supervision of a curator due to his bonded storage, or a. berada dalam pengawasan kurator sehubungan dengan tempat
penimbunan berikatnya; atau
b. shows incapability in managing the bonded storage. b. menunjukkan ketidakmampuan dalam penyelenggaraan tempat
penimbunan berikat.
(2) Discontinuation of the permit as referred to in paragraph (1) may be changed (2) Pembekuan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah
to the withdrawal of the license if the operator of the bonded storage: menjadi pencabutan bilamana penyelenggara Tempat Penimbunan
Berikat:
a. is unable to settle his debts within the determined period; or a. tidak melunasi utangnya dalam jangka waktu yang ditetapkan; atau
b. is incapable to manage such bonded storage. b. tidak mampu lagi mengusahakan tempat penimbunan berikat
tersebut.
(3) License as referred to in paragraph (1) may be renewed if the operator of the (3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberlakukan kembali
bonded storage: bilamana penyelenggara Tempat Penimbunan Berikat:
a. has settled his debts; or a. telah melunasi utangnya; atau
b. is capable to manage such a bonded storage. b. telah mampu mengusahakan tempat penimbunan berikat tersebut.
(4) License as referred to in paragraph (1) may be withdrawn if the operator of (4) Izin tempat penimbunan berikat dicabut dalam hal:
the bonded storage:
a. the operator of the bonded storage has not performed any activity for the a. penyelenggara tempat penimbunan berikat untuk jangka waktu satu
period of one year continuously; tahun terus menerus tidak lagi melakukan kegiatan;
b. the operator of the bonded storage has gone bankrupt; b. penyelenggara tempat penimbunan berikat mengalami pailit;
c. the operator of the bonded storage is dishonest in his/her business; or c. penyelenggara Tempat Penimbunan Berikat bertindak tidak jujur
dalam usahanya; atau
d. the operator concerned has submitted a request for it. d. terdapat permintaan dari yang bersangkutan.
(5) Provisions on discontinuation, renewal, and termination of the license for the (5) Ketentuan tentang pembekuan, pemberlakuan kembali, dan pencabutan
bonded storage shall be regulated further by government regulation. izin tempat penimbunan berikat diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
Article 46 Penjelasan Pasal 46
Paragraph (1) Ayat (1)
The term "license of the bonded storage is discontinued” means that the Yang dimaksud dengan izin tempat penimbunan berikat dibekukan
bonded storage is not allowed to carry out activities until the reactivation of adalah bahwa tempat penimbunan berikat tidak diperkenankan untuk
the license has been issued. This discontinuation is a follow-up of the melakukan kegiatan sampai diterbitkannya keputusan pemberlakuan
result of the audit of the customs officer on such bonded storage. kembali izin dimaksud. Pembekuan izin ini merupakan tindak lanjut
dari hasil audit pejabat bea dan cukai terhadap tempat penimbunan
berikat.

76 | P a g e
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (5) Ayat (5)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 47 Pasal 47
If the license for the bonded storage has already been expired as referred to in Bilamana izin tempat penimbunan berikat telah dicabut sebagaimana
Article 46 the operator shall within thirty days as of the expiration of the license: dimaksud dalam Pasal 46, pengusaha dalam batas waktu tiga puluh hari sejak
pencabutan izin harus:
a. pay the liable import duty in full a. melunasi semua bea masuk yang terutang;
b. re-export the goods that are still at the bonded storage; or b. mengekspor kembali barang yang masih ada di tempat penimbunan
berikat; atau
c. move the goods that are still at the bonded storage to another bonded c. memindahkan barang yang masih ada di tempat penimbunan berikat ke
storage. tempat penimbunan berikat lain.
Article 47 Penjelasan Pasal 47
Self explanatory. Cukup jelas.
Part Three Bagian Ketiga
Customs Storage
Tempat Penimbunan Pabean
Article 48 Pasal 48
(1) In each customs office, customs Storage is provided and managed by (1) Di setiap kantor pabean disediakan Tempat Penimbunan Pabean yang
Directorate General of Customs and Excise dikelola oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
(2) The designation of another place that has a similar function as the customs (2) Penunjukan tempat lain yang berfungsi sebagai Tempat Penimbunan
Storage as referred to in paragraph (1) shall be determined by Minister. Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
Explanation of Article 48 Penjelasan Pasal 48
Self explanatory. Cukup jelas.

CHAPTER VIII BAB VIII

BOOKKEEPING PEMBUKUAN
Article 49 Pasal 49

77 | P a g e
Importer, exporter, operator of temporary storage, operator of bonded storage, Importir, eksportir, pengusaha tempat penimbunan sementara, pengusaha
customs broker, or carrier shall conduct bookkeeping. tempat penimbunan berikat, pengusaha pengurusan jasa kepabeanan, atau
pengusaha pengangkutan wajib menyelenggarakan pembukuan.
Explanation of Article 49 Penjelasan Pasal 49
“Bookkeeping” means a recording process done regularly to collect all data Yang dimaksud dengan pembukuan yaitu suatu proses pencatatan yang
and information which cover and affect the state of assets, liabilities, dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi yang
equities, revenues, and expenses which specifically describe the acquisition meliputi dan mempengaruhi keadaan harta, utang, modal, pendapatan,
price and the earning price of goods or services which are summarized in dan biaya yang secara khusus menggambarkan jumlah harga perolehan
financial statement. dan penyerahan barang atau jasa, yang kemudian diikhtisarkan dalam
laporan keuangan.
Obligation to conduct bookkeeping is required for the purpose of post Kewajiban menyelenggarakan pembukuan diperlukan untuk pelaksanaan
clearance audit following the release of goods from customs area Audit kepabeanan setelah barang dikeluarkan dari kawasan pabean.
“Carrier” means a person providing transportation services of imported or Yang dimaksud dengan pengusaha pengangkutan yaitu orang yang
exported goods with means of transport on land, sea, or air. menyediakan jasa angkutan barang impor atau ekspor dengan sarana
pengangkut di darat, laut, dan udara.
Article 50 Pasal 50
(1) Upon the request of customs officer, person as referred to in Article 49 shall (1) Atas permintaan pejabat bea dan cukai, orang sebagaimana dimaksud
submit financial statement, books, records and documents as the necessary dalam Pasal 49 wajib menyerahkan laporan keuangan, buku, catatan
proof of bookkeeping, corespondences related to the business activities dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, surat yang
including electronic data, as well as correspondences concerning the berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik, serta surat
customs related activities for the purpose of post clearance audit. yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan untuk
kepentingan audit kepabeanan.
(2) In case a person as referred to in paragraph (1) is not in place, the (2) Dalam hal orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berada di
obligation to submit financial statement, books, records, and documents as tempat, kewajiban untuk menyerahkan laporan keuangan, buku, catatan
the necessary proof of bookkeeping, correspondences related to business dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, surat yang
activities including electronic data, as well as correspondences concerning berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik, surat yang
customs related activities, shall be transferred to its representatives. berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan beralih kepada yang
mewakili.
Explanation of Article 50 Penjelasan Pasal 50
Paragraph (1) Ayat (1)
Self explanatory. Cukup jelas.

Paragraph (2) Ayat (2)


A person as referred to in paragraph (1) is not in place refers to person Yang dimaksud dengan orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
in terms of legal body and means the leader of the legal body is not in tidak berada di tempat bagi orang berupa badan hukum yaitu
place. pimpinan badan hukum tersebut tidak berada di tempat.
“Representative” means an employee or staff or other parties who is Yang dimaksud dengan yang mewakili yaitu karyawan atau bawahan

78 | P a g e
assigned by a person as referred to in Article 49. atau pihak lain yang ditunjuk oleh orang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 49.
Article 51 Pasal 51
(1) Bookkeeping as referred to in Article 49 shall be performed in a proper way in (1) Pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 wajib
order to describe the real situation and activity, and at least consist of records diselenggarakan dengan baik agar menggambarkan keadaan atau
on the assets, liabilities, equities, revenue, and expenses. kegiatan usaha yang sebenarnya, dan sekurang-kurangnya terdiri dari
catatan mengenai harta, kewajiban, modal, pendapatan, dan biaya.
(2) Bookkeeping shall be performed in Indonesia using latin characters, arabic (2) Pembukuan wajib diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan
figures, rupiah currency, and Indonesian or foreign currencies and foreign huruf latin, angka Arab, mata uang rupiah, dan bahasa Indonesia, atau
languages approved by Minister. dengan mata uang asing dan bahasa asing yang diizinkan oleh menteri.
(3) Financial statements, books, records and documents as the necessary proof (3) Laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar
of bookkeeping, correspondences related to business activities including pembukuan, surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data
electronic data, as well as correspondences concerning customs related elektronik, surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan
activities shall be kept for a period of ten years at the respective business wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun pada tempat usahanya di
premises in Indonesia. Indonesia.
(4) Provisions on the guideline for conducting bookkeeping shall be regulated (4) Ketentuan mengenai pedoman penyelenggaraan pembukuan diatur lebih
further by or based on Minister regulation. lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.
Explanation of Article 51 Penjelasan Pasal 51
Paragraph (1) Ayat (1)
Regulations on this paragraph are meant to enable the calculation of the Pengaturan pada ayat ini dimaksudkan agar dapat dihitung besarnya
transaction value of import or export transaction. To ensure teh nilai transaksi impor atau ekspor. Untuk menjamin tercapainya
achievement of its intended purpose, the bookkeeping shall be maksud tersebut, pembukuan harus diselenggarakan dengan cara
performed in a general method or system applied in Indonesia such as atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia misalnya berdasarkan
financial accounting standard. standar akuntansi keuangan.

Paragraph (2) Ayat (2)


Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Financial statement, books, records and documents as the necessary Laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti
proof of bookkeeping, correspondences related to the business activities dasar pembukuan, surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha
including electronic data, as well as correspondences concerning termasuk data elektronik, surat yang berkaitan dengan kegiatan di
customs related activities shall be kept for 10 (ten) years in Indonesia so bidang kepabeanan wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di
that if Director General performs a post clearance audit, all the Indonesia dengan maksud agar apabila Direktur Jenderal akan
necessary sources of bookkeeping and letters which is required are still melakukan audit kepabeanan, bukti dasar pembukuan dan surat
available and can be presented immediately. yang diperlukan masih tetap ada dan dapat segera disediakan.

79 | P a g e
If the data are in electronic form, the person shall maintain the quality of Dalam hal data tersebut berupa data elektronik, orang wajib menjaga
data processing system in order that all stored electronic data will be keandalan sistem pengolahan data yang digunakan agar data
able to be opened, read, or retrieved at any time. elektronik yang disimpan dapat dibuka, dibaca, atau diambil kembali
setiap waktu.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 52 Pasal 52
(1) Any person who does not conduct bookkeeping as referred to in Article 49 (1) Orang yang tidak menyelenggarakan pembukuan sebagaimana
shall be subject to an administrative fine of Rp 50,000,000.00 (fifty million dimaksud dalam Pasal 49 dikenai sanksi administrasi berupa denda
rupiah). sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(2) Any person who does not fulfill the provisions as referred to in Article 51 (2) Orang yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
paragraph (1), paragraph (2), or paragraph (3) shall be subject to an Pasal 51 ayat (1), ayat (2), atau ayat (3) dikenai sanksi administrasi
administrative fine of Rp 25,000,000.00 (twenty five million rupiah). berupa denda sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)
Explanation of Article 52 Penjelasan Pasal 52
Self explanatory. Cukup jelas.

BAB X
CHAPTER X
PROHIBITION AND RESTRICTION OF IMPORT AND EXPORT, LARANGAN DAN PEMBATASAN IMPOR ATAU EKSPOR,
SUSPENSION OF IMPORT OR EXPORT OF GOODS AS THE RESULT OF PENANGGUHAN IMPOR ATAU EKSPOR
INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS INFRINGEMENT AND BARANG HASIL PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN
THE DETAINMENT OF GOODS RELATED TO INTELEKTUAL,
TERRORISM AND/OR TRANS-NATIONAL CRIME DAN PENINDAKAN ATAS BARANG YANG TERKAIT DENGAN
TERORISME DAN/ATAU KEJAHATAN LINTAS NEGARA
Part One Bagian Pertama
Prohibition and Restriction of Import and Export Larangan dan Pembatasan Impor atau Ekspor
Article 53 Pasal 53
(1) For the purpose of supervision of the implementation of regulation concerning (1) Untuk kepentingan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan
prohibition and restriction, the government agencies that determine the larangan dan pembatasan, instansi teknis yang menetapkan peraturan
provisions on prohibition and/or restriction of certain import or export shall larangan dan/atau pembatasan atas impor atau ekspor wajib
notify Minister. memberitahukan kepada Menteri.
(2) Provisions concerning the implementation of the supervision of the (2) Ketentuan mengenai pelaksanaan pengawasan peraturan larangan
implementation of prohibition and/or restriction as referred to in paragraph dan/atau pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih
(1) shall be regulated further with or based on Minister regulation. lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.

80 | P a g e
(3) Prohibited or restricted goods which do not fulfill the requirement to be (3) Semua barang yang dilarang atau dibatasi yang tidak memenuhi syarat
imported or exported, and has been declared in customs declaration, upon untuk diimpor atau diekspor, jika telah diberitahukan dengan
the request of the importer or exporter, are : pemberitahuan pabean, atas permintaan importir atau eksportir:
a. cancelled for export; a. dibatalkan ekspornya;
b. re- exported; or b. diekspor kembali; atau
c. destroyed under the supervision of the customs officer; c. dimusnahkan di bawah pengawasan pejabat bea dan cukai
unless the prevailing regulation determines differently toward the concerned kecuali terhadap barang dimaksud ditetapkan lain berdasarkan peraturan
goods. perundang-undangan yang berlaku.
(4) Goods prohibited or restricted for import or export that have not been (4) Barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor atau diekspor yang
declared or not truthfully declared shall be notified as goods claimed by the tidak diberitahukan atau diberitahukan secara tidak benar dinyatakan
state as referred to in Article 68, unless the prevailing regulation determines sebagai barang yang dikuasai negara sebagaimana dimaksud dalam
differently toward the concerned goods. Pasal 68, kecuali terhadap barang dimaksud ditetapkan lain
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Explanation of Article 53 Penjelasan Pasal 53
Paragraph (1) Ayat (1)
In accordance with international customs practices, supervision on the Sesuai dengan praktik kepabeanan internasional, pengawasan
traffic of goods entering and exiting customs territory is carried out by lalulintas barang yang masuk atau keluar dari daerah pabean
customs administration. Therefore, to ensure that the implementation of dilakukan oleh instansi pabean. Dengan demikian, agar pelaksanaan
the supervision of the prohibition and restriction regulations is more pengawasan peraturan larangan dan pembatasan menjadi efektif
effective and well coordinated, every related government agency shall dan terkoordinasi, instansi teknis yang bersangkutan wajib
inform the regulations to Minister to be stipulated and later implemented menyampaikan peraturan dimaksud kepada Menteri untuk
by Directorate General of Customs and Excise. ditetapkan dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
“Prohibited or restricted goods that do not meet the requirements” means Barang yang dilarang atau dibatasi impor atau ekspornya yang tidak
the imported or exported goods have been declared in customs memenuhi syarat yaitu barang impor atau ekspor yang telah
declaration, but do not meet the requirements specified in the regulation diberitahukan dengan pemberitahuan pabean, tetapi tidak memenuhi
of prohibition and restriction of such goods. persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan larangan atau
pembatasan atas barang yang bersangkutan.
Customs declaration as referred to in this paragraph may be in the form Yang dimaksud dengan diberitahukan dengan pemberitahuan
of a notification of the arrival of the carrier, import declaration for home pabean dalam pasal ini dapat berupa pemberitahuan kedatangan
use, and export declaration. sarana pengangkut, pemberitahuan impor untuk dipakai, dan
pemberitahuan ekspor barang.
The request from importer and exporter to cancel exportation, re- Permintaan importir atau eksportir untuk membatalkan ekspornya,
exportation, or destruction will not be approved if the prevailing mereekspor, atau memusnahkan tidak dapat disetujui jika peraturan
81 | P a g e
regulation determines differently. perundang-undangan yang berlaku menetapkan lain.
Paragraph (4) Ayat (4)
“The prevailing regulation determines differently” means that the Yang dimaksud dengan ditetapkan lain berdasarkan peraturan
provisions concerned have specifically regulated the settlement of perundang-undangan yang berlaku yaitu bahwa peraturan
restricted or prohibited imported goods such as importation of waste perundang-undangan yang bersangkutan telah mengatur secara
containing hazardous or poisonous substances. khusus penyelesaian barang impor yang dibatasi atau dilarang,
misalnya impor limbah yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun.
Implementation of administration fine in this paragraph will not relieve the Penerapan sanksi administrasi pada ayat ini tidak mengurangi
crime regulation. ketentuan pidana

Part Two Bagian Kedua

Control of import and Export of Goods as the Result of Pengendalian Impor atau Ekspor Barang
Intellectual Property Rights Infringement Hasil Pelanggaran Hak Atas Kekayaan Intelektual
Article 54 Pasal 54
Upon the request of the owner or the holder of trademarks or copyrights, head of Atas permintaan pemilik atau pemegang hak atas merek atau hak cipta,
commercial court may issue a warrant to customs officer to suspend temporarily ketua pengadilan niaga dapat mengeluarkan perintah tertulis kepada pejabat
the release of imported or exported goods from customs area that, on the basis bea dan cukai untuk menangguhkan sementara waktu pengeluaran barang
of preliminary evidence, are suspected to be the result of violation against impor atau ekspor dari kawasan pabean yang berdasarkan bukti yang cukup,
trademarks and copyrights protected in Indonesia. diduga merupakan hasil pelanggaran merek dan hak cipta yang dilindungi di
Indonesia.
Explanation of Article 54 Penjelasan Pasal 54
Warrant is issued by the head of the local commercial court whose Perintah tertulis tersebut dikeluarkan oleh ketua pengadilan niaga yang
jurisdiction covers customs area where the import or export activity takes daerah hukumnya meliputi kawasan pabean, yaitu tempat kegiatan impor
place. atau ekspor tersebut berlangsung.
In case the import of such goods is destined for several customs area in Dalam hal impor barang tersebut ditujukan ke beberapa kawasan
customs territory, the request for such order shall be directed to, and issued pabean dalam daerah pabean Indonesia permintaan perintah tersebut
by the head of the local commercial court whose jurisdiction includes the ditujukan kepada dan dikeluarkan oleh ketua pengadilan niaga yang
first customs area where such import is destined or unloaded. In case the daerah hukumnya meliputi kawasan pabean pertama, yaitu tempat impor
export is carried out from several customs area, the request for the order barang yang bersangkutan ditujukan atau dibongkar. Dalam hal ekspor
shall be directed to and issued by head of commercial court whose dilakukan dari beberapa kawasan pabean, permintaan tersebut ditujukan
jurisdiction covers the first customs area where the export takes place. kepada dan dikeluarkan oleh ketua pengadilan niaga yang daerah
hukumnya meliputi kawasan pabean pertama, yaitu tempat ekspor
berlangsung
“Commercial court” means a commercial court which has authority based on Yang dimaksud dengan pengadilan niaga yaitu pengadilan niaga yang
the prevailing government regulation. berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

82 | P a g e
Article 55 Pasal 55
The request as referred to in Article 54 shall be submitted by enclosing: Permintaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 diajukan dengan
disertai:
a. preliminary evidence concerning the violation against trademarks or a. bukti yang cukup mengenai adanya pelanggaran merek atau hak cipta
copyrights of the party concerned; yang bersangkutan ;
b. the evidence of ownership of the trademarks or the copyrights of the party b. bukti pemilikan merek atau hak cipta yang bersangkutan;
concerned;
c. a sufficiently detailed description of the imported or exported goods of c. perincian dan keterangan yang jelas mengenai barang impor atau
which their release is to be suspended to make them easily recognizable ekspor yang dimintakan penangguhan pengeluarannya, agar dengan
by the customs officer; and cepat dapat dikenali oleh pejabat bea dan cukai; dan
d. securities. d. jaminan.
Explanation of Article 55 Penjelasan Pasal 55
It is essential to have the items stated in letter a to letter d, and therefore the Kelengkapan bahan-bahan seperti tersebut dalam huruf a sampai
submission is absolute. This is to avoid the use of this provision in trade dengan huruf d sangat penting dan karena itu kelengkapannya bersifat
practices contrary to the purpose of this regulation, which is to reduce or mutlak. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindarkan penggunaan
eliminate the trade of products resulting from the violation of trademarks and ketentuan ini dalam praktik dagang yang justru bertentangan dengan
patent rights. tujuan pengaturan untuk mengurangi atau meniadakan perdagangan
barang-barang hasil pelanggaran merek dan hak cipta.
Such trade practices, which are sometimes used to weaken or paralyze Praktik dagang serupa itu, yang kadangkala dilakukan sebagai cara
competitors, are in the long run unfavorable to the economy in general. melemahkan atau melumpuhkan pesaing, pada akhirnya tidak
Therefore, it is very Important to have adequate securities for at least three menguntungkan bagi perekonomian pada umumnya. Oleh karena itu,
reasons. First, to protect the party allegedly doing the offense from keberadaan jaminan yang cukup nilainya memiliki arti yang penting
unnecessary losses. Second, to reduce the possibility of the misuse of setidaknya karena tiga hal. Pertama, melindungi pihak yang diduga
rights. Third, to protect the customs officer from possible indemnity claims melakukan pelanggaran dari kerugian yang tidak perlu. Kedua,
resulting from the executions of suspension orders. mengurangi kemungkinan berlangsungnya penyalahgunaan hak. Ketiga,
melindungi pejabat bea dan cukai dari kemungkinan adanya tuntutan
ganti rugi karena dilaksanakannya perintah penangguhan.
Article 56 Pasal 56
Based on the warrant as referred to in Article 54, customs officer shall : Berdasarkan perintah tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54,
pejabat bea dan cukai:
a. notify the importer, exporter, or owner of the goods in written about the a. memberitahukan secara tertulis kepada importir, eksportir, atau pemilik
order to suspend the release of the imported or exported goods; barang mengenai adanya perintah penangguhan pengeluaran barang
impor dan ekspor;
b. suspend the release of the imported or exported goods of the party b. melaksanakan penangguhan pengeluaran barang impor atau ekspor
concerned from customs area as of the date of the warrant from the head yang bersangkutan dari kawasan pabean terhitung sejak tanggal
of the commercial court. diterimanya perintah tertulis ketua pengadilan niaga.

83 | P a g e
Explanation of Article 56 Penjelasan Pasal 56
Self explanatory. Cukup jelas.

Article 57 Pasal 57
(1) The suspension of the release of goods as referred to in Article 56 letter b (1) Penangguhan pengeluaran barang sebagaimana dimaksud dalam
shall be executed for a period of maximum of 10 (ten) working days. Pasal 56 huruf b dilaksanakan untuk jangka waktu paling lama 10
(sepuluh) hari kerja.
(2) The period as referred to in paragraph (1), based on particular reasons and (2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkan
conditions, may be extended once for maximum of another 10 (ten) working alasan dan dengan syarat tertentu, dapat diperpanjang satu kali untuk
days upon a warrant of the head of the commercial court. paling lama 10 (sepuluh) hari kerja dengan perintah tertulis ketua
pengadilan niaga.
(3) The extension of the suspension as referred to in paragraph (2) shall be (3) Perpanjangan penangguhan terhadap pengeluaran barang impor atau
enclosed with an extension of the security as referred to in Article 55 letter d. ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai dengan
perpanjangan jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 huruf d.
Explanation of Article 57 Penjelasan Pasal 57
Paragraph (1) Ayat (1)
The 10 (ten) working day period is the maximum time for the suspension. Jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja tersebut merupakan jangka
This period of time is provided to give the party requesting the waktu maksimum bagi penangguhan. Jangka waktu tersebut
suspension the opportunity to take immediate steps to defend his rights disediakan untuk memberi kesempatan kepada pihak yang meminta
in accordance with the prevailing legislation. penangguhan agar segera mengambil langkah-langkah untuk
mempertahankan haknya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Paragraph (2) Ayat (2)
Extension of the suspension period may only be granted under strict Perpanjangan jangka waktu penangguhan tersebut hanya dapat
conditions to avoid the possibility of the misuse of the right to request the dilakukan dengan syarat yang ketat untuk mencegah kemungkinan
suspension. penyalahgunaan hak untuk meminta penangguhan.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 58 Pasal 58
(1) Upon the request of the owner or the holder of trademarks or copyrights (1) Atas permintaan pemilik atau pemegang hak atas merek atau hak cipta
demanding the suspension, the head of the commercial court may issue a yang meminta perintah penangguhan, ketua pengadilan niaga dapat
permit to the owner or the holder of such rights to examine the import or the memberi izin kepada pemilik atau pemegang hak tersebut guna
exported goods for which suspension of the release is requested. memeriksa barang impor atau ekspor yang diminta penangguhan
pengeluarannya.

84 | P a g e
(2) The issuance of the license to examine as referred to in paragraph (1) shall (2) Pemberian izin pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
be done by the head of the commercial court after hearing and considering dilakukan oleh ketua pengadilan niaga setelah mendengarkan dan
explanations as well as the interests of the owner of the import or the mempertimbangkan penjelasan serta memperhatikan kepentingan
exported goods for which the suspension of the release is requested. pemilik barang impor atau ekspor yang dimintakan penangguhan
pengeluarannya.
Explanation of Article 58 Penjelasan Pasal 58
Paragraph (1) Ayat (1)
The examination is carried out to identify or classify the items to give the Pemeriksaan tersebut dilakukan dalam rangka identifikasi atau
opportunity to proceed with legal actions or measures to defend the pencacahan untuk kepentingan pengambilan tindakan hukum atau
rights which have allegedly been violated. langkah-langkah untuk mempertahankan hak yang diduga telah
dilanggar.
The examination is carried out under the supervision of the customs Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan sepengetahuan pejabat bea
officer. dan cukai.
Paragraph (2) Ayat (2)
Since the request for suspension is still based on allegations, the Karena permintaan penangguhan tersebut masih berdasarkan
interests of the owner of the goods shall be also considered properly. dugaan, kepentingan pemilik barang juga perlu diperhatikan secara
These interests include among others the interest to protect trade wajar. Kepentingan tersebut, antara lain kepentingan untuk menjaga
secrets or confidential technological information used in producing the rahasia dagang atau informasi teknologi yang dirahasiakan, yang
imported or exported goods. In such case, only physical examination is digunakan untuk memproduksi barang impor atau ekspor tersebut.
permitted, merely to identify or classify the goods on which the Dalam hal demikian, pemeriksaan hanya diizinkan secara fisik,
suspension has been requested. sekedar untuk mengidentifikasi atau mencacah barang-barang yang
dimintakan penangguhan.
Article 59 Pasal 59
(1) If within the period of 10 (ten) working days as referred to in Article 57 (1) Apabila dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sebagaimana
paragraph (1), the customs officer has not received a notification from the dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1), pejabat bea dan cukai tidak
party requesting the suspension of the release and the legal action required menerima pemberitahuan dari pihak yang meminta penangguhan
to maintain his rights in accordance with the prevailing government pengeluaran bahwa tindakan hukum yang diperlukan untuk
regulations has already been carried out and the head of the commerce court mempertahankan haknya sesuai dengan peraturan perundang-
does not extend in writing the order to suspend, customs officer shall undangan yang berlaku telah dilakukan dan ketua pengadilan niaga tidak
terminate such suspension and settle the issue in accordance with the memperpanjang secara tertulis perintah penangguhan, pejabat bea dan
customs provisions of this law. cukai wajib mengakhiri tindakan penangguhan pengeluaran barang
impor atau ekspor yang bersangkutan dan menyelesaikannya sesuai
dengan ketentuan kepabeanan berdasarkan Undang-Undang ini.
(2) In case the legal action to maintain the right is initiated in accordance with (2) Dalam hal tindakan hukum untuk mempertahankan hak telah mulai
the prevailing government regulations and law within a period of 10 (ten) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
working days as referred to in paragraph (1), the party that has requested in dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sebagaimana dimaksud
writing the order to suspend the release of imported or exported goods shall pada ayat (1), pihak yang meminta penangguhan pengeluaran barang

85 | P a g e
be obliged to notify it to the customs officer who receives the order and impor atau ekspor wajib secepatnya melaporkannya kepada pejabat bea
executes the suspension of imported or exported goods. dan cukai yang menerima perintah dan melaksanakan penangguhan
barang impor atau ekspor.
(3) In case the legal action as referred to in paragraph (2) has been notified and (3) Dalam hal tindakan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah
the head of the commerce court does not extend in writing the order to diberitahukan dan ketua pengadilan niaga tidak memperpanjang secara
suspend as referred to in Article 57 paragraph (2), the customs officer shall tertulis perintah penangguhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57
terminate the suspension and settle the issue in accordance with the ayat (2), pejabat bea dan cukai mengakhiri tindakan penangguhan
customs provisions by virtue of this law. pengeluaran barang impor atau ekspor yang bersangkutan dan
menyelesaikannya sesuai dengan ketentuan kepabeanan berdasarkan
Undang-Undang ini.
Explanation of Article 59 Penjelasan Pasal 59
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 60 Pasal 60
Under certain circumstances, importer, exporter, or owner of impported or Dalam keadaan tertentu, importir, eksportir, atau pemilik barang impor atau
exported goods may submit a request to the Commercial Court to issue a ekspor dapat mengajukan permintaan kepada ketua pengadilan niaga untuk
warrant to customs officer to terminate the suspension as referred to in Article 54 memerintahkan secara tertulis kepada pejabat bea dan cukai agar
by submitting a security equivalent to that as referred to in Article 55 letter d. mengakhiri penangguhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 dengan
menyerahkan jaminan yang sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
huruf d.
Explanation of Article 60 Penjelasan Pasal 60
“Certain conditions” means, for example, the condition or the nature of the Yang dimaksud dengan keadaan tertentu tersebut, misalnya kondisi atau
goods is easily perishable. sifat barang yang cepat rusak.
Article 61 Pasal 61
(1) If the result of the examination of the case proves that the imported or (1) Apabila dari hasil pemeriksaan perkara terbukti bahwa barang impor
exported goods do not originate from violation against or do not violate atau ekspor tersebut tidak merupakan atau tidak berasal dari hasil
trademarks or copyrights, the owner of the imported or exported goods has pelanggaran merek atau hak cipta, pemilik barang impor atau ekspor
the right to obtain compensation from the party requesting suspension of the berhak untuk memperoleh ganti rugi dari pemilik atau pemegang hak
imported or exported goods. yang meminta penangguhan pengeluaran barang impor atau ekspor
tersebut.
(2) The commercial court that performs the examination and adjudication (2) Pengadilan niaga yang memeriksa dan memutus perkara
concerning the lawsuit as referred to in paragraph (1) may order that the sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat memerintahkan agar
security as referred to in Article 55 letter d be used as payment or partial jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 huruf d digunakan
payment for the compensation. sebagai pembayaran atau bagian pembayaran ganti rugi yang harus
dibayarkan.
Explanation of Article 61 Penjelasan Pasal 61
Self explanatory. Cukup jelas.

86 | P a g e
Article 62 Pasal 62
Suspension of imported or exported goods may also be carried out ex-officio by Tindakan penangguhan pengeluaran barang impor atau ekspor dapat pula
customs officer if there is preliminary evidence that such goods are or originate dilakukan karena jabatan oleh pejabat bea dan cukai apabila terdapat bukti
from trademarks or copyrights infringement. yang cukup bahwa barang tersebut merupakan atau berasal dari hasil
pelanggaran merek atau hak cipta.
Explanation of Article 62 Penjelasan Pasal 62
Ex-officio suspension can be carried out if there is preliminary evidence. The Tindakan karena jabatan ini dilakukan hanya kalau dimiliki bukti-bukti
purpose is to prevent the circulation of goods constituting or originating from yang cukup. Tujuannya untuk mencegah peredaran barang-barang yang
trademarks or copyrights infringement, which will give an unfavorable impact merupakan atau berasal dari hasil pelanggaran merek atau hak cipta
on the economy in general. In case such measure is taken, the prevailing yang berdampak buruk terhadap perekonomian pada umumnya. Dalam
procedures as regulated in the Laws on the Trademarks or on the hal diambil tindakan serupa ini, berlaku sepenuhnya tata cara
Copyrights are applicable. sebagaimana diatur dalam Undang-undang tentang Merek atau Undang-
undang tentang Hak Cipta.
Article 63 Pasal 63
The provisions on the suspension of goods suspected as a result of intellectual Ketentuan penangguhan pengeluaran barang yang diduga merupakan hasil
property rights infringement shall not be applicable to passenger goods, crews of pelanggaran hak atas kekayaan intelektual tidak diberlakukan terhadap
means of transport, border crossers, or consignments sent by mail or courier barang bawaan penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, atau
services that have no commercial value. barang kiriman melalui pos atau jasa titipan yang tidak dimaksudkan untuk
tujuan komersial.
Explanation of Article 63 Penjelasan Pasal 63
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 64 Pasal 64
(1) Control of imported or exported goods suspected as a result of intellectual (1) Pengendalian impor atau ekspor barang yang diduga merupakan hasil
property rights infringement, other than the trademarks and the copyrights as pelanggaran hak atas kekayaan intelektual, selain merek dan hak cipta
stipulated in this law, shall be regulated by Government Regulation. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.
(2) Further provisions required for the implementation of Article 54 up to Article (2) Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan Pasal 54
63 shall be regulated by Government Regulation. sampai dengan Pasal 63 diatur dengan peraturan pemerintah.
Explanation of Article 64 Penjelasan Pasal 64
Paragraph (1) Ayat (1)
Noting Law Number 7 of 1994, on the Ratification of the Agreement Dengan tetap memperhatikan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994
Establishing the World Trade Organizations, the implementation of the tentang Pengesahan Persetujuan Pembentukan Organisasi
provisions of Articles 54 up to Article 63 on the intellectual property Perdagangan Dunia, penerapan ketentuan dalam Pasal 54 sampai
rights, other than those related to trademarks and copyrights, is dengan Pasal 63 terhadap hak atas kekayaan intelektual, selain
conducted gradually taking into account the ability and readiness of the menyangkut merek dan hak cipta, dilakukan secara bertahap dengan
management of the system of the intellectual property rights. mempertimbangkan kemampuan dan kesiapan pengelolaan sistem

87 | P a g e
atas kekayaan intelektual.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Part Three Bagian Ketiga
Enforcement on Goods Related to Terrorism and/ or Trans-national Crime Penindakan Atas Barang yang Terkait dengan Terorisme dan/atau
Kejahatan Lintas Negara
Article 64A Pasal 64A
(1) Goods which, based on preliminary evidence, are suspected to be related to (1) Barang yang berdasarkan bukti permulaan diduga terkait dengan tindakan
terrorism and or transnational crime, may be enforced by customs officers. terorisme dan/atau kejahatan lintas negara dapat dilakukan penindakan
oleh pejabat bea dan cukai.
(2) Provisions on enforcement as referred to in paragraph (1) shall be regulated (2) Ketentuan mengenai tata cara penindakan sebagaimana dimaksud pada
further with or based on Minister regulation. ayat (1) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.
Explanation of Article 64A Penjelasan Pasal 64A
Paragraph (1) Ayat (1)
Enforcement means enforcement in the field of customs that is performed Yang dimaksud dengan penindakan yaitu penindakan di bidang
by Directorate General of Customs and Excise towards suspected goods kepabeanan yang perlu dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan
related to terrorism and/or trans-national crimes. Cukai terhadap barang yang diduga terkait dengan kegiatan
terorisme dan/atau kejahatan lintas negara.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.

CHAPTER XI BAB XI
UNCLAIMED GOODS, GOODS CLAIMED BY THE STATE BARANG YANG DINYATAKAN TIDAK DIKUASAI, BARANG YANG
AND GOODS THAT BECOME STATE ASSET DIKUASAI NEGARA, DAN BARANG YANG MENJADI MILIK NEGARA
Part One Bagian Pertama
Unclaimed goods Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai
Article 65 Pasal 65
(1) Unclaimed goods means : (1) Barang yang dinyatakan sebagai barang tidak dikuasai adalah:
a. goods stored at the temporary storage exceeding the period as referred a. barang yang ditimbun di tempat penimbunan sementara yang
to in Article 43 paragraph (2); melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
ayat (2);
b. goods which have not been released from the bonded storage whose b. barang yang tidak dikeluarkan dari tempat penimbunan berikat yang
license has been revoked for the period as referred to in Article 47; or telah dicabut izinnya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud

88 | P a g e
dalam Pasal 47; atau
c. goods delivered by mail: c. barang yang dikirim melalui pos:
1. which have been refused by the addressee or the Person to whom the 1. yang ditolak oleh si alamat atau Orang yang dituju dan tidak dapat
goods are delivered and cannot be returned to the sender; dikirim kembali kepada pengirim di luar daerah pabean
2. to addressee outside of the customs territory which have been returned 2. dengan tujuan luar daerah pabean yang diterima kembali karena
due to refusal or which cannot be delivered to the addressee, and that ditolak atau tidak dapat disampaikan kepada alamat yang dituju,
are not settled by the sender within a period of thirty days after the date dan tidak diselesaikan oleh pengirim dalam jangka waktu tiga
of the reception of notification from the postal service. puluh hari sejak diterimanya pemberitahuan dari kantor pos.
(2) Goods as referred to in paragraph (1) shall be stored at the customs storage (2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan di Tempat
and charged for the warehouse rent determined by the Minister. Penimbunan Pabean dan dipungut sewa gudang yang ditetapkan oleh
Menteri.
Explanation of Article 65 Penjelasan Pasal 65
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 66 Pasal 66
(1) Related to unclaimed goods other than those referred to in paragraph (3) of (1) Barang yang dinyatakan sebagai barang tidak dikuasai selain yang
this article, customs officer shall immediately notify the owner in writing that dimaksud pada ayat (3) pasal ini, oleh pejabat bea dan cukai segera
such goods will be auctioned if not settled within a period of sixty days after diberitahukan secara tertulis kepada pemiliknya bahwa barang tersebut
the date of their storage in the customs storage. akan dilelang jika tidak diselesaikan dalam jangka waktu enam puluh hari
sejak disimpan di Tempat Penimbunan Pabean.
(2) For goods as referred to in paragraph (1) as long as they have not yet been (2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sepanjang belum
auctioned, the owner may: dilelang, oleh pemiliknya dapat:
a. Import the goods for home use after the import duty and other liable a. diimpor untuk dipakai setelah bea masuk dan biaya lainnya yang
charges have been paid; terutang dilunasi;
b. re-export the goods after the liable charges have been paid; b. diekspor kembali setelah biaya yang terutang dilunasi;
c. cancel the export of the goods after the liable charges have been paid; c. dibatalkan ekspornya setelah biaya yang terutang dilunasi;
d. export the goods after the liable charges have been paid; or d. diekspor setelah biaya yang terutang dilunasi; atau
e. remove the goods to the bonded storage after liable charges have been e. dikeluarkan dengan tujuan tempat penimbunan berikat setelah biaya
paid. yang terutang dilunasi.
(3) Goods as referred to in Article 65 paragraph (1) which: (2) Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1) yang:
a. are rotten shall be immediately destroyed; a. busuk segera dimusnahkan;

b. karena sifatnya tidak tahan lama, merusak, berbahaya, atau


b. due to their characteristics, are quickly spoiled, hazardous, destructive or
pengurusannya memerlukan biaya tinggi dapat segera dilelang
require high handling costs, may immediately be auctioned by notifying
dengan memberitahukan secara tertulis kepada pemiliknya;
the owner in writing;

89 | P a g e
c. merupakan barang yang dilarang dinyatakan menjadi milik negara
c. are subject to prohibition shall be declared to be the state asset as
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73; atau
referred to in Article 73; or

d. are subject to restriction and available to be cleared by the owner within d. merupakan barang yang dibatasi disediakan untuk diselesaikan oleh
the period of sixty days after the date of their storage in the customs pemiliknya dalam jangka waktu enam puluh hari terhitung sejak
storage. disimpan di Tempat Penimbunan Pabean.

Explanation of Article 66 Penjelasan Pasal 66


Paragraph (1) Ayat (1)
Self explanatory. Cukup jelas.

Paragraph (2) Ayat (2)


“As long as the goods have not been auctioned” means two workdays Yang dimaksud dengan sepanjang belum dilelang adalah dua hari
before the date of the auction. kerja sebelum tanggal pelelangan.
Paragraph (3) Ayat (3)

Letter a Huruf a
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter b Huruf b
Goods that: Yang dimaksud dengan barang:
1) are quickly spoiled, means, goods which are quickly rotten, such 1) yang sifatnya tidak tahan lama, antara lain barang cepat
as fresh fruits and fresh vegetables; busuk misalnya buah segar dan sayur segar;
2) are destructive means goods which may damage or pollute other 2) yang sifatnya merusak adalah barang yang dapat merusak
goods, for example sulfuric acid and sulfur; atau mencemari barang lainnya, misalnya asam sulfat
dan belerang;
3) are hazardous means, goods which are, among others, 3) yang berbahaya adalah barang yang antara lain mudah
inflammable, explosive, or harmful to health; terbakar, meledak, atau membahayakan kesehatan;
4) require high handling cost means goods that require special 4) yang memerlukan biaya tinggi adalah barang yang
treatment, such as live animals and goods which must be stored in pengurusannya memerlukan perlakuan khusus, misalnya
cold storage. binatang hidup dan barang yang harus disimpan dalam
ruangan pendingin.
Letter c Huruf c
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter d Huruf d
Self explanatory. Cukup jelas.

90 | P a g e
Article 67 Pasal 67
(1) The auction as referred to in Article 66 paragraph (1) and paragraph (3) (1) Pelelangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) dan ayat (3)
letter b shall be performed through public auction. huruf b dilakukan melalui lelang umum.
(2) The proceeds of the auction as referred to in paragraph (1) after being (2) Hasil lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah dikurangi bea
deducted by import duty due and liable expenses, the balance shall be masuk yang terutang dan biaya yang harus dibayar, sisanya disediakan
available for the owner. untuk pemiliknya.
(3) customs officer shall notify the owner in writing the balance of the proceeds (3) Pejabat bea dan cukai memberitahukan secara tertulis kepada
as referred to in paragraph (2) within a period of seven days after the date of pemiliknya sisa hasil lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam
the auction. waktu tujuh hari setelah tanggal pelelangan.
(4) The balance of the proceeds of auction shall become asset of the state if it is (4) Sisa hasil lelang menjadi milik negara apabila tidak diambil oleh
not claimed by the owner within the period of ninety days after the date of pemiliknya dalam jangka waktu sembilan puluh hari setelah tanggal
the notification letter as referred to in paragraph (3). surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Minimum price of the auction as referred to in paragraph (1) shall be (5) Harga terendah untuk barang yang akan dilelang sebagaimana
determined by Minister and if the offered price is lower than the minimum dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri, dan jika harga yang
price, the goods may be destroyed or used for other purposes with the ditetapkan tidak tercapai, barang dapat dimusnahkan atau untuk tujuan
approval of the Minister. lain atas persetujuan Menteri.
Explanation of Article 67 Penjelasan Pasal 67
Paragraph (1) Ayat (1)
“Public auction” means sale of goods through the state auction agency. Yang dimaksud dengan lelang umum adalah penjualan barang yang
dilakukan melalui kantor lelang negara.
Paragraph (2) Ayat (2)
The balance available for the owner is the proceed from the auction Sisa yang disediakan untuk pemiliknya adalah hasil lelang tersebut
deducted by import duty, and liable taxes according to this law, and other setelah dikurangi bea masuk dan pajak yang terutang menurut
costs, such as storage rental fee, labor costs, transportation costs, and Undang-Undang ini serta biaya, antara lain sewa gudang, upah
the auction expenses. The balance of the proceed from the auction buruh, ongkos angkut, dan biaya pelelangan. Sisa hasil lelang
belongs to the owner of the the goods, and can be claimed within the tersebut tetap merupakan hak si pemilik barang yang dapat
limits of time determined according to the provisions of this article. diambilnya dalam jangka waktu yang ditetapkan berdasarkan pasal
ini.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (5) Ayat (5)
Minimum price means the lowest price determined by Minister, Yang dimaksud harga terendah adalah harga serendah-rendahnya
91 | P a g e
consisting of import duty, liable taxes in accordance with this law, yang ditetapkan oleh Menteri yang terdiri dari bea masuk, pajak yang
storage rental fee, and other costs such as labor costs and terutang menurut Undang-Undang ini, sewa gudang, dan biaya lain,
transportation costs that has to be generated from the public auction. misalnya upah buruh dan ongkos angkut yang harus dicapai dalam
pelelangan umum.
Part Two Bagian Kedua
Goods Claimed by the State Barang yang Dikuasai Negara
Article 68 Pasal 68
(1) Goods claimed by the state are: (1) Barang yang dikuasai negara adalah:
a. prohibited or restricted goods as referred to in Article 53 paragraph (4); a. barang yang dilarang atau dibatasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 53 ayat (4);
b. goods and/or means of transport detained by the customs officer as b. barang dan/atau sarana pengangkut yang ditegah oleh pejabat bea
referred to in Article 77 paragraph (1); or dan cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1); atau
c. goods and/or means of transport abandoned in customs area by an c. barang dan/atau sarana pengangkut yang ditinggalkan di kawasan
unknown owner. pabean oleh pemilik yang tidak kenal.
(2) Goods as referred to in paragraph (1) letter a or letter b shall be notified by (2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a atau huruf b
the customs officer in writing to their owner by mentioning the reasons, and diberitahukan oleh pejabat bea dan cukai secara tertulis kepada
the goods as referred to in paragraph (1) letter c shall be announced for a pemiliknya dengan menyebutkan alasan dan barang sebagaimana
period of thirty days after the date of their storage at the customs storage. dimaksud pada ayat (1) huruf c diumumkan selama tiga puluh hari sejak
disimpan di Tempat Penimbunan Pabean.
(3) Goods as referred to in paragraph (1) are stored in customs storage. (3) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan di Tempat
Penimbunan Pabean.
Explanation of Article 68 Penjelasan Pasal 68
Paragraph (1) Ayat (1)
“Goods claimed by the state” means goods whose ownership is Yang dimaksud dengan barang yang dikuasai negara adalah barang
temporarily transferred to the government until the status of these goods yang untuk sementara waktu penguasaannya berada pada negara
can be determined. The change of the status is required to enable the sampai dapat ditentukan status barang yang sebenarnya.
customs officer to process the administration of the goods until it can be Perubahan status ini dimaksudkan agar pejabat bea dan cukai dapat
proven whether or not a violation has occurred. Therefore the customs memproses barang tersebut secara administratif sampai dapat
formalities can be settled in accordance with the provisions of this law. dibuktikan bahwa telah terjadi kesalahan atau sama sekali tidak
terjadi kesalahan, sehingga masalah kepabeanannya dapat
diselesaikan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.
Letter a Huruf a
“Goods claimed by the state” as referred to in letter a means goods on Barang yang dikuasai negara pada huruf a ini adalah barang yang
which the importation is prohibited and/or restricted according to the menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
prevailing laws, and are not declared or incorrectly declared, unless dinyatakan dilarang dan/atau dibatasi untuk diimpor dan tidak
the regulation prohibiting and restricting the goods regulates diberitahukan atau diberitahukan secara tidak benar, kecuali jika
otherwise. peraturan yang melarang dan/atau membatasinya menentukan
92 | P a g e
penyelesaian lain atas barang tersebut.
Letter b Huruf b
“Goods claimed by the state” as referred to in letter b, means imported Barang yang dikuasai negara pada huruf b ini adalah barang
or exported goods on which the release, loading, transportation, or impor atau ekspor yang ditunda pengeluarannya, pemuatannya,
departure of the carrier is suspended by the customs officer for the atau pengangkutannya atau sarana pengangkut yang ditunda
purpose of the fulfillment of customs formalities according to the keberangkatannya oleh pejabat bea dan cukai guna pemenuhan
provisions of this law. Kewajiban Pabean berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang
ini.
Letter c Huruf c
Abandoned means of transport is usually small in size, such as motor- Sarana pengangkut yang ditingga-lkan biasanya adalah sarana
boats used to transport goods which do not meet the provisions of this peng-angkut yang kapasitasnya kecil seperti motor boat yang
law. digunakan untuk mengangkut barang yang tidak memenuhi
ketentuan Undang-Undang ini.
Paragraph (2) Ayat (2)
Pemberitahuan secara tertulis adalah pemberitahuan yang diberikan
The written notification is a notification given in writing to the owner or
secara tertulis kepada pemilik atau kuasanya yang menyatakan
his proxy, notifying that his goods or means of transport has been
bahwa barang atau sarana pengangkut miliknya berada dalam
claimed by the state, and the owner or his proxy is requested to settle
penguasaan negara dan pemilik atau kuasanya diminta untuk
the customs formalities.
menyelesaikan Kewajiban Pabeannya.
The announcement is released by putting it on the announcement Pengumuman yang dilakukan adalah pengumuman yang
board at the customs offices or publishing it in mass media such as ditempelkan pada papan pengumuman yang terdapat di Kantor-
newspapers. Kantor Pabean atau diumumkan melalui media massa seperti surat
kabar.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 69 Pasal 69
The goods as referred to in Articles 68 paragraph (1) which : Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1) yang:
a. are rotten shall be immediately destroyed; or a. busuk segera dimusnahkan;
b. due to their characteristics, are quickly spoiled, hazardous, destructive, or b. karena sifatnya tidak tahan lama, merusak, berbahaya, atau
require high handling costs may be immediately auctioned by giving a pengurusannya memerlukan biaya tinggi sepanjang bukan
written notification to the owner as long as they are not prohibited or merupakan barang yang dilarang atau dibatasi dapat segera dilelang
restricted; or dengan memberitahukan secara tertulis kepada pemiliknya; atau
c. are subject to prohibition or restriction shall be declared to be the asset
c. merupakan barang yang dilarang atau dibatasi dinyatakan menjadi
of the State as referred to in Article 73.
barang milik negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73.

Explanation of Article 69 Penjelasan Pasal 69


Self explanatory. Cukup jelas.
93 | P a g e
Article 70 Pasal 70
The goods and means of transport as referred to in Article 68 paragraph (1) Barang dan sarana pengangkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68
letter b shall be returned to the owner within a period of thirty days since the date ayat (1) huruf b diserahkan kembali kepada pemiliknya dalam jangka waktu
of their storage at the customs storage provided that: tiga puluh hari sejak penyimpanan di Tempat Penimbunan Pabean dalam
hal:
a. the liable import duty has been paid and in case the goods are a. Bea Masuk yang terutang telah dibayar dan apabila merupakan barang
prohibited or restricted, the related documents and information have larangan atau pembatasan telah diserahkan dokumen atau keterangan
been submitted; or yang diperlukan sehubungan dengan larangan atau pembatasan impor
atau ekspor; atau
b. the liable import duty has been paid; and for prohibited or restricted b. Bea Masuk yang terutang telah dibayar dan apabila merupakan barang
goods, the related documents and information are already submitted; larangan atau pembatasan telah diserahkan dokumen atau keterangan
and an amount of money, that will be determined by the Minister as the yang diperlukan sehubungan dengan larangan atau pembatasan impor
replacement of such goods, valued not exceeding the price of the atau ekspor serta telah diserahkan sejumlah uang yang akan ditetapkan
goods, are already submitted, provided the goods are not required to be oleh Menteri sebagai ganti barang yang besarnya tidak melebihi harga
an evidence in court. barang, sepanjang barang tersebut tidak diperlukan untuk bukti di
pengadilan.
Explanation of Article 70 Penjelasan Pasal 70
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 71 Pasal 71
(1) The auction as referred to in Article 69 shall be executed through public (1) Pelelangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf b dilakukan
auction. melalui lelang umum.
(2) The minimum price of the auction as referred to in paragraph (1) shall be (2) Harga terendah untuk barang yang akan dilelang sebagaimana
determined by Minister and if the bidding price is lower than the minimum dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri, dan jika harga yang
price, the goods may be destroyed or used for other purposes with the ditetapkan tidak tercapai, barang dapat dimusnahkan atau untuk tujuan
approval of Minister. lain atas persetujuan Menteri.
(3) The proceeds of the auction as referred to in paragraph (1) shall be (3) Hasil lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan sebagai
reserved as replacement for the goods concerned while awaiting for the ganti barang yang bersangkutan sambil menunggu keputusan Menteri
decision of Minister as referred to in Article 72 paragraph (2) or as an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (2) atau untuk alat bukti di
evidence in court. sidang pengadilan.
Explanation of Article 71 Penjelasan Pasal 71
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 72 Pasal 72
(1) The owner of the goods and/or the means of transport as referred to in (1) Pemilik barang dan/atau sarana pengangkut sebagaimana dimaksud
Article 68 may submit an objection in writing to the Minister within a period of dalam Pasal 68 dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada
thirty days after/since the date of the notification from the customs officer by Menteri dalam jangka waktu tiga puluh hari sejak diberitahukan oleh
mentioning the reasons and presenting the supporting evidence. pejabat bea dan cukai dengan menyebutkan alasan dan bukti yang
94 | P a g e
menguatkan keberatannya.
(2) Within the period of ninety days after the date of the reception of the (2) Dalam jangka waktu sembilan puluh hari sejak diterimanya
objection as referred to in paragraph (1), Minister shall decide that : permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri
memberikan keputusan bahwa:
a. there are no violations against this law, and the goods and/or means of a. tidak terdapat pelanggaran terhadap Undang-Undang ini dan segera
transport or the equivalent amount of money as referred to in Article 69 memerintahkan agar barang dan/atau sarana pengangkut yang
(b) and Article 70 (b) shall be immediately returned to the owner; or dikuasai negara atau uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69
huruf b dan Pasal 70 huruf b diserahkan kepada pemiliknya; atau
b. violation to this law has been committed and the goods and/or means of b. telah terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang ini, barang
transport or money as referred to in Article 69 (b) and Article 70 (b) shall dan/atau sarana pengangkut atau uang sebagaimana dimaksud
be further settled by virtue of this law. dalam Pasal 69 huruf b dan Pasal 70 huruf b diselesaikan lebih
lanjut berdasarkan Undang-Undang ini.
(3) The decision as referred to in paragraph (2) shall be notified to the owner (3) Keputusan yang diambil sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
and Director General. diberitahukan kepada pemiliknya dan Direktur Jenderal.
(4) If in the period as referred to in paragraph (2) Minister does not issue his (4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
decision, the objection concerned shall be considered to be accepted. Menteri tidak memberikan keputusan, permohonan yang bersangkutan
dianggap diterima.
Explanation of Article 72 Penjelasan Pasal 72
Self explanatory. Cukup jelas.
Part Three Bagian Ketiga
Goods That Become the State Asset Barang yang Menjadi Milik Negara
Article 73 Pasal 73
(1) Goods that become state asset are: (1) Barang yang menjadi milik negara adalah:
a. prohibited goods as referred to in Article 66 paragraph (3) letter c; a. barang yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66
ayat (3) huruf c;
b. restricted goods as referred to in Article 66 paragraph (3) letter d, which b. barang yang dibatasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat
are not cleared by the owner within the period of sixty days since the (3) huruf d yang tidak diselesaikan oleh pemiliknya dalam jangka
date they are stored at the customs storage; waktu enam puluh hari terhitung sejak disimpan di Tempat
Penimbunan Pabean;
c. goods and/or means of transport as referred to in Article 68 paragraph c. barang dan/atau sarana pengangkut sebagaimana dimaksud dalam
(1) letter b, originated from a crime committed by unknown person; Pasal 68 ayat (1) huruf b yang berasal dari tindak pidana yang
pelakunya tidak dikenal;
d. goods and/or means of transport as referred to in Article 68 paragraph d. barang dan/atau sarana pengangkut sebagaimana dimaksud dalam
(1) letter c, which are not settled within the period of time as referred to Pasal 68 ayat (1) huruf c yang tidak diselesaikan dalam jangka
in Article 68 paragraph (2); waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2);

95 | P a g e
e. goods as referred to in Article (69) letter c; or e. barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf c; atau
f. goods and/or means of transport that based on a verdict are confiscated f. barang dan/atau sarana pengangkut yang berdasarkan putusan
for the State as referred to in Article 109 paragraph (1) or paragraph (2). hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dinyatakan
dirampas untuk negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109
ayat (1) atau ayat (2).
(2) The goods as referred to in paragraph (1) shall become state asset and be (2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kekayaan
stored at the customs storage. negara dan disimpan di Tempat Penimbunan Pabean.
(3) Provisions on the usage of goods that become the state asset shall be (3) Ketentuan tentang penggunaan barang yang menjadi milik negara
stipulated by the Minister. ditetapkan oleh Menteri.
Explanation of Article 73 Penjelasan Pasal 73
Self explanatory. Cukup jelas.
CHAPTER XII BAB XII

CUSTOMS AUTHORITY WEWENANG KEPABEANAN

Part One Bagian Pertama

General Umum
Article 74 Pasal 74
(1) To carry out the duties by virtue of this law and other regulations of which (1) Dalam melaksanakan tugas berdasarkan Undang-Undang ini dan
the enforcement is delegated to the Directorate General of Customs and peraturan perundang-undangan lain yang pelaksanaannya dibebankan
Excise, the customs officer – to secure the state revenue – is authorized to kepada Direktorat Jenderal, pejabat bea dan cukai untuk mengamankan
carry out necessary measures toward goods. hak-hak negara berwenang mengambil tindakan yang diperlukan
terhadap barang.
(2) In exercising the authorities as referred to in paragraph (1), the customs (2) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat
officer may be equipped with fire arms of which the types and usages are (1), pejabat bea dan cukai dapat dilengkapi dengan senjata api yang
regulated by the Government Regulation. jenis dan syarat-syarat penggunaannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Explanation of Article 74 Penjelasan Pasal 74
Paragraph (1) Ayat (1)
It is explicitly affirmed in this paragraph that customs officer, in exercising Dalam ayat ini secara tegas ditetapkan bahwa pejabat bea dan cukai
the duties which are inherent to his authority to secure the rights of the untuk menyelesaikan pekerjaan yang termasuk wewenangnya dalam
state, may attempt any effort towards people or things, including rangka mengamankan hak-hak negara, dapat menggunakan segala
animals, to ensure that the provisions of this law are enforced. upaya terhadap orang atau barang, termasuk di dalamnya binatang
untuk dipenuhinya ketentuan dalam Undang-Undang ini.
When necessary, various measures may be taken to seek and find Jika perlu dapat digunakan berbagai upaya untuk mencari dan
96 | P a g e
customs-related-incidents which are suspected to be offences against menemukan suatu peristiwa di bidang kepabeanan yang diduga
customs law, to determine whether or not investigations can be carried sebagai tindak pidana kepabeanan guna menentukan dapat atau
out in accordance with this law. tidaknya dilakukan penyidikan menurut Undang-Undang ini.
Paragraph (2) Ayat (2)
Penggunaan senjata api sangat dibatasi mengingat besarnya
The use of fire arms is strictly restricted for safety and security reasons.
bahaya bagi keselamatan dan keamanan. Oleh karena itu, syarat-
Therefore, the conditions of their use are regulated further with
syarat penggunaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Government Regulation by taking into account the prevailing legislation.
Pemerintah dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Article 75 Pasal 75
(1) Customs officer may operate patrol ship or other means in exercising control (1) Pejabat bea dan cukai dalam melaksanakan pengawasan terhadap
over means of transport at sea or river. sarana pengangkut di laut atau di sungai menggunakaan kapal patroli
atau sarana lainnya.
(2) The patrol ship or other means used by customs officer as referred to in (2) Kapal patroli atau sarana lain yang digunakan oleh pejabat bea dan
paragraph (1) may be equipped with fire arms of which the numbers and cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilengkapi dengan
types are stipulated with the government regulation. senjata api yang jumlah dan jenisnya ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
Explanation of Article 75 Penjelasan Pasal 75
Paragraph (1) Ayat (1)
The provisions regulate that in exercising control, to make sure that the Ketentuan ini dimaksudkan bahwa dalam melaksanakan tugas
means of transport proceed along their specified routes and to search pengawasan agar sarana pengangkut melalui jalur yang ditetapkan
ships, customs officer needs to be equipped with operational equipment dan untuk memeriksa sarana pengangkut berupa kapal, pejabat bea
such as patrol ships and other control equipment such as radio- dan cukai perlu dilengkapi sarana operasional berupa kapal patroli
telecommunication or radar. atau sarana pengawasan lainnya seperti radio telekomunikasi atau
radar.
“Patrol ship(s)” means boat and/or aircraft owned by the Directorate Yang dimaksud dengan kapal patroli yaitu kapal laut dan/atau kapal
General of Customs and Excise, and led by customs officer as the patrol udara milik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang dipimpin oleh
commander who has the authority to enforce the law within the customs pejabat bea dan cukai sebagai komandan patroli, yang mempunyai
territory by virtue of this law. kewenangan penegakan hukum di daerah pabean sesuai dengan
Undang-Undang ini.
Paragraph (2) Ayat (2)
Arming the patrol ship or other means is intended to deal with the Kelengkapan kapal patroli atau sarana lain dengan senjata api pada
danger that threatens the life or safety of customs officers and the patrol ayat ini dimaksudkan untuk menghadapi bahaya yang mengancam
ships by taking into account the prevailing provision. jiwa atau keselamatan pejabat bea dan cukai dan kapal patroli
dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Article 76 Pasal 76

97 | P a g e
(1) To carry out duties in accordance with this law, customs officer may request (1) Dalam melaksanakan tugas berdasarkan Undang-Undang ini pejabat
assistance from the National Police of The Republic of Indonesia, National bea dan cukai dapat meminta bantuan Kepolisian Republik Indonesia,
Army of Indonesia, and/or other government agencies. Tentara Nasional Indonesia, dan/atau instansi lainnya
(2) The National Police of The Republic of Indonesia, National Army of (2) Atas permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepolisian
Indonesia, and/or other government agencies shall oblige to the request as Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, dan/atau instansi
referred to in paragraph (1). lainnya berkewajiban untuk memenuhinya.
Explanation of Article 76 Penjelasan Pasal 76
Whenever requested, all government agencies - either civil or the military - Semua instansi pemerintah, baik sipil maupun militer bila diminta,
shall provide assistance and protection or issue an order to protect customs berkewajiban memberi bantuan dan perlindungan atau memerintahkan
officer in all matters related to his duties. untuk melindungi pejabat bea dan cukai dalam segala hal yang
berkaitan dengan pekerjaannya.
The provision of this article emphasizes that the assistance mentioned Ketentuan dalam pasal ini menegaskan bahwa bantuan sebagaimana
above is in relation to all activities carried out by customs officer in dimaksud di atas yaitu sehubungan dengan segala kegiatan yang
accordance with the prevailing provisions. dilakukan oleh pejabat bea dan cukai berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Article 77 Pasal 77
(1) To fulfill customs formalities by virtue of this law, customs officer is authorized (1) Untuk dipenuhinya Kewajiban Pabean berdasarkan Undang-Undang ini,
to seize goods and/or means of transport. pejabat bea dan cukai berwenang menegah barang dan/atau sarana
pengangkut.
(2) Provisions on seizure procedure shall be regulated further with Government (2) Ketentuan tentang tata cara penegahan diatur lebih lanjut dengan
Regulation. Peraturan Pemerintah.
Explanation of Article 77 Penjelasan Pasal 77
Paragraph (1) Ayat (1)
This paragraph authorizes customs officer to carry out administrative Ayat ini memberikan wewenang kepada pejabat bea dan cukai untuk
duties in customs matters in accordance with this law. melaksanakan tugas administrasi kepabeanan berdasarkan Undang-
Undang ini.
“To seize goods” means the administrative actions taken to suspend the Yang dimaksud dengan menegah barang adalah tindakan
release, loading, and transportation of imported or exported goods until administratif untuk menunda pengeluaran, pemuatan, dan
the fulfillment of cstoms formalities. pengangkutan barang impor atau ekspor sampai dipenuhinya
Kewajiban Pabean.
“To seize the means of transport” means the actions taken to prevent the Yang dimaksud dengan menegah sarana pengangkut adalah
departure of the means of transport. tindakan untuk mencegah keberangkatan sarana pengangkut.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Part Two Bagian Kedua

98 | P a g e
Control and Seal Pengawasan dan Penyegelan
Article 78 Pasal 78
Customs officer is authorized to lock seal and/or affix necessary security marks Pejabat bea dan cukai berwenang untuk mengunci, menyegel, dan/atau
on imported goods, which have not fulfilled the customs formalities, and on melekatkan tanda pengaman yang diperlukan terhadap barang impor yang
export or other goods subject to customs control by virtue of this law on the belum diselesaikan kewajiban pabeannya dan barang ekspor atau barang
means of transport, in storage or in another place. lain yang harus diawasi menurut Undang-Undang ini yang berada di sarana
pengangkut, tempat penimbunan atau tempat lain.
Explanation of article 78 Penjelasan Pasal 78
The authority of customs officer, as regulated in this provision, is intended to Wewenang pejabat bea dan cukai yang diatur dalam ketentuan ini
ensure a better control to secure government revenue. dimaksudkan untuk lebih menjamin pengawasan yang lebih baik dalam
rangka pengamanan keuangan negara.

Article 79 Pasal 79
(1) Seal and/or other security marks used by foreign customs administration or (1) Segel dan/atau tanda pengaman yang digunakan oleh instansi pabean di
other parties can be accepted as the substitute of the seal or security marks negara lain atau pihak lain dapat diterima sebagai pengganti segel atau
as referred to in Article 78. tanda pengaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78.
(2) The conditions of the acceptability for the seal or security marks as referred (2) Persyaratan dapat diterimanya segel atau tanda pengaman
to in paragraph (1) are determined by the Minister. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
Explanation of Article 79 Penjelasan Pasal 79
This article regulates the authority of Minister to stipulate the acceptability Pasal ini memuat ketentuan mengenai wewenang Menteri untuk
of the sealing or the affixation of a security mark as a substitute for the seal menetapkan bahwa penyegelan atau pembubuhan tanda pengaman
done by foreign customs or other parties. sebagai pengganti segel yang dilakukan oleh pihak pabean di luar
negeri atau pihak lain, dapat diterima.
The term “acceptable” means that the sealing or the affixation of the Dapat diterima mengandung pengertian bahwa penyegelan atau
security mark is deemed as having been sealed or affixed domestically pembubuhan tanda pengaman tersebut dianggap telah disegel atau
according to the prevailing legislation. Such facility will smooth the trade dibubuhkan di dalam negeri berdasarkan peraturan perundang-
between Indonesia and foreign parties. undangan yang berlaku. Kemudahan demikian sudah tentu membantu
kelancaran perdagangan Indonesia dengan pihak luar negeri.
When Minister considers that the sealing or the affixation of a security Apabila menurut pertimbangan Menteri, penyegelan atau
mark is insufficient or not safe enough, the sealing or affixation of the pembubuhan tanda pengaman yang telah dilakukan tersebut
security mark is not acceptable dianggap tidak cukup atau kurang aman, penyegelan atau
pembubuhan tanda pengaman tidak dapat diterima.

Article 80 Pasal 80
(1) The owner and/or the person in charge of means of transport or places which (1) Pemilik dan/atau yang menguasai sarana pengangkut atau tempat-

99 | P a g e
are locked, sealed and/or affixed with the security marks by customs officer tempat yang dikunci, disegel, dan/atau dilekati tanda pengaman oleh
as referred to in Article 78, shall ensure that all keys, seals, and security pejabat bea dan cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 wajib
marks are not broken, removed or lost. menjamin agar semua kunci, segel, atau tanda pengaman tersebut tidak
rusak, lepas, atau hilang.
(2) The locks, seals, and security marks that are affixed as referred to in Article (2) Kunci, segel, atau tanda pengaman yang telah dipasang sebagaimana
78 and Article 79, may not be opened, removed, or broken without the dimaksud dalam Pasal 78 dan Pasal 79 tidak boleh dibuka, dilepas, atau
approval of customs officer. dirusak tanpa izin pejabat bea dan cukai.
Explanation of Article 80 Penjelasan Pasal 80
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 81 Pasal 81
(1) Customs officer may be assigned to the means of transport or other places (1) Di atas sarana pengangkut atau di tempat lain yang berisi barang
where the goods under customs control are stored. dibawah pengawasan pabean dapat ditempatkan pejabat bea dan cukai.
(2) On means of transport or other places as referred to in paragraph (1) where (2) Apabila di sarana pengangkut atau tempat lain sebagaimana dimaksud
accommodations are not available, the carrier or the company operator shall pada ayat (1) tidak tersedia akomodasi, pengangkut atau pengusaha
provide appropriate assistance. yang bersangkutan wajib memberikan bantuan yang layak.
(3) The carrier or the operator who fails to provide appropriate assistance as (3) Pengangkut atau pengusaha yang tidak memberikan bantuan yang
referred to in paragraph (2) is subject to an administrative fine of Rp layak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi administrasi
5,000,000.00 (five million rupiah). berupa denda sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Explanation of Article 81 Penjelasan Pasal 81
Paragraph (1) Ayat (1)
The assignment of customs officer as referred to in this article is carried Penempatan pejabat bea dan cukai sebagaimana dimaksud dalam
out if the security measures by sealing as referred to in Article 78 cannot pasal ini dilaksanakan apabila pengamanan dalam bentuk
be carried out or, under certain considerations, direct control by customs penyegelan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 tidak dapat
officer is deemed more appropriate. dilakukan atau apabila atas pertimbangan tertentu, tindakan
penjagaan oleh pejabat bea dan cukai merupakan tindakan yang
lebih tepat.
Paragraph (2) Ayat (2)
The provisions in this paragraph require the carrier or the operator Ketentuan dalam ayat ini memberikan kewajiban kepada pengangkut
concerned to provide proper assistance to the assigned customs officer - atau pengusaha yang bersangkutan untuk memberikan bantuan
such as working place and facilities, accommodation, and meals - to kepada pejabat bea dan cukai yang ditugaskan, karena di tempat
enable the assigned customs officer to perform his duties properly tersebut tidak tersedia akomodasi, agar dapat melaksanakan
because no accommodations are available. tugasnya dengan baik, antara lain berupa tempat atau ruang kerja,
akomodasi, serta makanan dan minuman yang cukup.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
100 | P a g e
Part Three Bagian Ketiga

Examination Pemeriksaan

Section 1 Paragraf 1

Examination of Goods Pemeriksaan atas Barang


Article 82 Pasal 82
(1) Customs officer is authorized to examine the imported and exported goods (1) Pejabat bea dan cukai berwenang melakukan pemeriksaan pabean atas
after the submission of customs declaration. barang impor atau barang ekspor setelah pemberitahuan pabean
diserahkan.
(2) Customs officer is authorized to request the importer, exporter, carrier, (2) Pejabat bea dan cukai berwenang meminta importir, eksportir,
operator of the temporary storage, operator of the bonded storage, or their pengangkut, pengusaha tempat penimbunan sementara, pengusaha
representatives, to present the goods, to open the means of transport or its tempat penimbunan berikat, atau yang mewakilinya menyerahkan
parts, and to open each package for examination purposes. barang untuk diperiksa, membuka sarana pengangkut atau bagiannya,
dan membuka setiap bungkusan atau pengemas yang akan diperiksa.
(3) If the request as referred to in paragraph (2) cannot be fulfilled: (3) Jika permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dipenuhi:
a. The customs officer is authorized to take measure as referred to in a. pejabat bea dan cukai berwenang melakukan tindakan
paragraph (2) at the risk and cost of the party concerned; and sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atas risiko dan biaya yang
bersangkutan; dan
b. The party concerned is subject to an administrative fine of Rp b. yang bersangkutan dikenai sanksi administrasi berupa denda
25,000,000.00 (twenty five million rupiah) sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
(4) Deleted. (4) dihapus.
(5) Any person who incorrectly declares the type and/or number of imported (5) Setiap orang yang salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang
goods in the customs declaration causing underpayment of import duty shall dalam pemberitahuan pabean atas impor yang mengakibatkan
be subject to an administrative fine at minimum of 100% (one hundred kekurangan pembayaran bea masuk dikenai sanksi administrasi berupa
percent) up to maximum of 1000% (one thousand percent) of the denda paling sedikit 100% (seratus persen) dari bea masuk yang
underpayment of import duty. kurang dibayar dan paling banyak 1.000% (seribu persen) dari bea
masuk yang kurang dibayar.
(6) Any person who incorrectly declares the type and/or number of exported (6) Setiap orang yang salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang
goods in the customs declaration that prevent the fulfillment of the collection dalam pemberitahuan pabean atas ekspor yang mengakibatkan tidak
of export levy shall be subject to an administrative fine at minimum of terpenuhinya pungutan negara di bidang ekspor dikenai sanksi
100% (one hundred percent) up to maximum of 1000% (one thousand administrasi berupa denda paling sedikit 100% (seratus persen) dari
percent) of the underpayment of export levy. pungutan negara di bidang ekspor yang kurang dibayar dan paling
banyak 1.000% (seribu persen) dari pungutan negara di bidang ekspor
yang kurang dibayar.

101 | P a g e
Explanation of article 82 Penjelasan Pasal 82
Paragraph (1) Ayat (1)
This paragraph authorizes customs officer to examine goods in order to Ayat ini memberikan wewenang kepada pejabat bea dan cukai untuk
obtain data and accurate assessment of the submitted declaration or melakukan pemeriksaan barang guna memperoleh data dan
documents. penilaian yang tepat mengenai pemberitahuan atau dokumen yang
diajukan.
The examination shall be performed in the presence of the owner of the Dalam melaksanakan pemeriksaan ini pemilik barang atau
goods or his representative. kuasanya wajib menghadiri pemeriksaan.
Paragraph (2) Ayat (2)
“To present the goods for examination” means to prepare the goods in Yang dimaksud dengan menyerahkan barang untuk diperiksa pada
the examination area and to provide the equipment and tools top enable ayat ini yaitu menyiapkan barang di tempat pemeriksaan barang dan
customs officer to perform physical examination. menyiapkan peralatan pemeriksaan sehingga pejabat bea dan cukai
dapat melakukan pemeriksaan fisik barang.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (5) Ayat (5)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (6) Ayat (6)
“Incorrect” in this paragraph means mistake due to negligence. Yang dimaksud salah pada ayat ini yaitu kesalahan karena kelalaian.
Export levy in this paragraph includes export duty. Yang dimaksud pungutan negara di bidang ekspor pada ayat ini
meliputi bea keluar.
Article 82A Pasal 82A
(1) For control purpose, customs officer is authorized to perform ex-officio (1) Untuk kepentingan pengawasan, pejabat bea dan cukai berwenang
physical examination on imported or exported goods before or after the melakukan pemeriksaan karena jabatan atas fisik barang impor atau
lodgment of customs declaration. barang ekspor sebelum atau sesudah pemberitahuan pabean
disampaikan.
(2) Provisions as referred to in paragraph (1) shall be regulated further with or (2) Ketentuan mengenai tata cara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
based on Minister regulation. diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.

Explanation of Article 82A Penjelasan Pasal 82A


Paragraph (1) Ayat (1)
“Ex-officio examination” means examination performed by customs Yang dimaksud dengan pemeriksaan karena jabatan yaitu
officer based on his authority by virtue of this law for control purpose. pemeriksaan yang dilakukan oleh pejabat bea dan cukai karena
102 | P a g e
kewenangan yang dimilikinya berdasarkan Undang-Undang ini
dalam rangka pengawasan.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 83 Pasal 83
Mail suspected to contain imported or exported goods may be opened by Surat yang dicurigai berisi barang impor atau barang ekspor yang dikirim
customs officer in the presence of the addressee; in case the addressee cannot melalui pos dapat dibuka di hadapan si alamat; atau jika si alamat tidak
be located, the mail may be opened by customs officer together with the postal dapat ditemukan, surat dapat dibuka oleh pejabat bea dan cukai bersama
officer. petugas kantor pos.
Explanation of Article 83 Penjelasan Pasal 83
Confidentiality of the letters entrusted to the Postal service or appointed Rahasia surat yang dipercayakan kepada Pos atau perusahaan
courier service shall not be violated, except for cases described in this law. pengangkutan umum yang ditunjuknya tidak dapat diganggu gugat,
kecuali dalam hal yang diuraikan dalam Undang-Undang ini.
In practice, small items are very often sent in envelope as mail. Therefore, Dalam praktik menunjukan bahwa tidak jarang barang yang kecil
mails suspected to contain such items shall be allowed to be opened for ukurannya dikirimkan dalam surat. Sehubungan dengan itu, surat yang
examination purpose. mungkin berisi barang harus dapat pula dibuka untuk keperluan
pemeriksaan.
Although it may be justified that the opening of mail is intended for Walaupun dapat dipertanggungjawabkan bahwa pembukaan surat itu
examination of the items inside without reading the documents and is not in untuk keperluan pemeriksaan barang di dalamnya tanpa membaca
contradiction with the confidentiality principle of postal service, the opening isinya dan tidak bertentangan dengan rahasia pos, pembukaan surat
of a mail shall be performed in the presence of the addressee. tersebut harus dilakukan bersama si alamat.
In case the addressee cannot be located, a warrant from the Director Dalam hal di alamat tidak ditemukan, disyaratkan adanya surat perintah
General of Customs and Excise is required to open the mail together with dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan dilakukan bersama-sama
postal officer. petugas pos.
“Addressee” means the receiver of the mail in case of import or the sender in Yang dimaksud dengan si alamat adalah penerima surat dalam hal
case of export. Impor atau pengirim dalam hal Ekspor.
Article 84 Pasal 84
(1) Customs officer is authorized to request the importer or exporter to present (1) Pejabat bea dan cukai berwenang meminta kepada importir atau
the books, notes, and correspondences related to import or export, and to eksportir untuk menyerahkan buku, catatan, surat menyurat yang
take sample of goods for the examination of customs declaration. bertalian dengan Impor atau Ekspor, dan mengambil contoh barang
untuk pemeriksaan pemberitahuan pabean
(2) The sample of goods may also be taken upon the request of the importer. (2) Pengambilan contoh barang dapat pula dilakukan atas permintaan
importir.
Explanation of Article 84 Penjelasan Pasal 84

103 | P a g e
Paragraph (1) Ayat (1)
This paragraph authorizes customs officer to request the importer or Ayat ini memberikan kewenangan kepada pejabat bea dan cukai
exporter to: untuk meminta kepada importir atau eksportir untuk:
a. submit books, notes, and correspondencies related to: a. menyerahkan buku, catatan, dan surat menyurat yang
berkaitan dengan:
1. purchase, 1. pembelian,
2. sales, 2. penjualan,
3. Import, 3. impor,
4. export, 4. ekspor,
5. stocks/inventory, or 5. persediaan, atau
6. consignments of the goods concerned. 6. pengiriman barang yang bersangkutan.
b. submit samples for declaration examination purpose. b. menyerahkan contoh barang untuk tujuan pemeriksaan
pemberitahuan.
Customs officer shall issue the receipt upon the submission as mentioned Atas penyerahan yang dilakukan oleh importir atau eksportir
above. In case the above request can not be fulfilled, the customs officer sebagaimana dimaksud di atas, diberikan tanda bukti penerimaan
shall determine the tariff and/or the customs value based on the available oleh pejabat bea dan cukai. Dalam hal permintaan pejabat bea dan
data. This may cause loss to the party concerned. cukai sebagaimana dimaksud di atas tidak dipenuhi pejabat bea dan
cukai akan melakukan penetapan tarif dan/atau nilai pabean
berdasarkan data yang ada, dan mungkin akan mengakibatkan
kerugian bagi yang bersangkutan.
Upon the completion of examination, the books, notes, correspondence, Segera setelah penelitian selesai, buku, catatan, surat-menyurat,
and/or the samples of goods shall be returned to the owner. dan/atau contoh barang dikembalikan kepada pemiliknya.
Paragraph (2) Ayat (2)
The submission of samples of goods on the request of the importer is Pengambilan contoh barang atas permintaan importir diperlukan
required in making customs declaration. untuk pembuatan pemberitahuan pabean.
Article 85 Pasal 85
(1) Customs officer shall issue import or export approval after the customs (1) Pejabat bea dan cukai memberikan persetujuan impor atau ekspor
declaration which has fulfilled the requirements is accepted and the result of setelah pemberitahuan pabean yang telah memenuhi persyaratan
the examination of goods is in conformity with the customs declaration. diterima dan hasil pemeriksaan barang tersebut sesuai dengan
pemberitahuan pabean.
(2) Customs officer is authorized to suspend the issuance of export or import (2) Pejabat bea dan cukai berwenang menunda pemberian persetujuan
approval, in case the customs declaration does not fulfill the requirements. impor atau ekspor dalam hal pemberitahuan pabean tidak memenuhi
persyaratan.
(3) Customs officer is authorized to refuse to provide customs service in case (3) Pejabat bea dan cukai berwenang menolak memberikan pelayanan
the person does not fulfill his obligations in accordance with this law. kepabeanan dalam hal orang yang bersangkutan belum memenuhi
104 | P a g e
kewajiban kepabeanan berdasarkan Undang-Undang ini.
Explanation of Article 85 Penjelasan Pasal 85
Paragraph (1) Ayat (1)
Self explanatory. Cukup jelas.

Paragraph (2) Ayat (2)


Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
This provision regulates that if a person has fulfilled his obligation, Ketentuan ini dimaksudkan bahwa dalam hal orang yang
customs officer shall immediately provide related customs services. bersangkutan telah memenuhi kewajibannya, pejabat bea dan cukai
segera memberikan pelayanan kepabeanan.
Article 85A Pasal 85A
(1) By virtue of this law, customs officer may perform customs examination on (1) Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pejabat bea
specified goods transported within customs territory. dan cukai dapat melakukan pemeriksaan pabean terhadap barang
tertentu yang diangkut dalam daerah pabean.
(2) Customs examination on specified goods as referred to in paragraph (1) may (2) Pemeriksaan pabean terhadap barang tertentu sebagaimana dimaksud
be conducted during loading, transportation, and/ or unloading at the place pada ayat (1) dapat dilakukan pada saat pemuatan, pengangkutan,
of destination. dan/atau pembongkaran di tempat tujuan.
(3) Provisions of customs examination on specified goods as referred to in (3) Ketentuan mengenai pemeriksaan pabean terhadap barang tertentu
paragraph (1) shall be regulated further with or based on the Minister sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan atau
regulation. berdasarkan peraturan Menteri.
Explanation of Article 85A Penjelasan Pasal 85A
This paragraph authorizes customs officer to perform customs examination Pasal ini memberikan wewenang kepada pejabat bea dan cukai untuk
of specified goods on the means of transport, at loading site, and at melakukan pemeriksaan pabean terhadap barang tertentu di atas alat
unloading site within customs territory. angkut, di tempat pemuatan, dan di tempat pembongkaran di dalam
daerah pabean.
Section 2 Paragraf 2
Examination of Bookkeeping Pemeriksaan Pembukuan
Article 86 Pasal 86
(1) Customs officer is authorized to conduct post clearance audit on a person (1) Pejabat bea dan cukai berwenang melakukan audit kepabeanan
as referred to in Article 49. terhadap orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49.
(1a) In conducting post clearance audit as referred to in paragraph (1), customs (1a) Dalam melaksanakan audit kepabeanan sebagaimana dimaksud pada
officer is authorized: ayat (1), pejabat bea dan cukai berwenang:
a. to request financial statement, books, records and documents as the a. meminta laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang

105 | P a g e
necessary proof of bookkeeping, correspondences related to business menjadi bukti dasar pembukuan, surat yang berkaitan dengan
activities including electronic data, as well as correspondences kegiatan usaha termasuk data elektronik, serta surat yang
concerning customs related activities; berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan;

b. to request information in verbal and/or in writing from a person and b. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari orang dan pihak lain
other related parties; yang terkait;.
c. to enter business premises, rooms to store financial statements, books, c. memasuki bangunan kegiatan usaha, ruangan tempat untuk
records and documents as the necessary proof of bookkeeping, menyimpan laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang
correspondences related to the business activities including electronic menjadi bukti dasar pembukuan, dan surat-surat yang berkaitan
data storage media/facility, and goods that may give information on any dengan kegiatan usaha, termasuk sarana/media penyimpan data
business activity concerning customs related activities; and elektronik, dan barang yang dapat memberi petunjuk tentang
keadaan kegiatan usaha yang berkaitan dengan kegiatan
kepabeanan; dan
d. to conduct necessary security measures on places or rooms for d. melakukan tindakan pengamanan yang dipandang perlu terhadap
documents storage concerning customs related activities. tempat atau ruangan penyimpanan dokumen yang berkaitan
dengan kegiatan kepabeanan.
(2) Person as referred to in article 49 who prevents customs officer to conduct (2) Orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 yang menyebabkan
post clearance audit authority is subject to an administrative fine of Rp pejabat bea dan cukai tidak dapat menjalankan kewenangan audit
75,000,000.00 (seventy five million rupiah). kepabeanan dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar
Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).
(3) Provisions on the implementation of post clearance audit procedure as (3) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan audit kepabeanan
referred to in paragraph (1) shall be regulated further with Minister sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan atau
regulation. berdasarkan peraturan Menteri.
Explanation of Article 86 Penjelasan Pasal 86
Paragraph (1) Ayat (1)
Post clearance audit is conducted for control purposes as the Audit kepabeanan dilakukan dalam rangka pengawasan sebagai
consequence of the implementation of: konsekuensi diberlakukannya:
a. self assessment system; a. sistem self assesment;
b. the provisions on customs valuation based on transaction value; b. ketentuan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi;
c. provision of facilities on unlevied, exemptions, relief, refund, or c. pemberian fasilitas tidak dipungut, pembebasan, keringanan,
deferred of import duty which may only be controlled and evaluated pengembalian, atau penangguhan bea masuk yang hanya
after the release of imported goods from customs area. dapat diawasi dan dievaluasi setelah barang impor keluar dari
kawasan pabean.
Paragraph (1a) Ayat (1a)
Letter a Huruf a
Post clearance audit is not an audit to assess or to give opinion on Audit kepabeanan bukan merupakan audit untuk menilai atau
106 | P a g e
financial statement, but it is intended to examine the compliance level of memberikan opini tentang laporan keuangan, tetapi untuk menguji
a person to the provisions of customs law. tingkat kepatuhan orang terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang kepabeanan.
The financial statement required during post clearance audit is intended Laporan keuangan diminta dalam kegiatan audit kepabeanan
only to ensure that the bookkeeping presented to customs officer is the dengan tujuan hanya untuk memastikan bahwa pembukuan yang
actual bookkeeping used to record business activities which are diberikan oleh orang kepada pejabat bea dan cukai adalah
summarized on financial statement by the end of period. pembukuan yang sebenarnya yang digunakan untuk mencatat
kegiatan usahanya yang pada akhir periode diikhtisarkan dalam
laporan keuangan.
In addition, through financial statement, customs officer is able to Selain itu, dengan laporan keuangan, pejabat bea dan cukai dapat
collect information about a person’s customs related activities. memperoleh informasi mengenai kegiatan orang yang berkaitan
dengan kepabeanan.

Customs officer who conducts audit is prohibited to disclose any Pejabat bea dan cukai yang melaksanakan audit dilarang
information that is collected or obtained from a person in relation with memberitahukan kepada pihak lain yang tidak berhak terhadap
theconduct of audit to unauthorized parties. segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh
orang berkaitan dengan audit yang dilaksanakannya.
Letter b Huruf b
“Other related parties” means any party related to the transaction, for Yang dimaksud dengan pihak lain yang terkait, yaitu pihak-pihak
example domestic buyer of imported goods, foreign buyer of exported yang mempunyai hubungan dengan orang yang terkait dengan
goods, domestic supplier of exported goods, foreign supplier of imported transaksi yang dilakukan oleh orang tersebut, misalnya pembeli di
goods, bank, and other parties having the ability to provide information dalam negeri atas barang impor, pembeli di luar negeri atas
on a person’s transaction, such as Financial Intelligence Unit. barang ekspor, pemasok di dalam negeri atas barang ekspor,
pemasok di luar negeri atas barang impor, bank, dan pihak lain
yang diyakini dapat memberikan keterangan sehubungan transaksi
yang dilakukan oleh orang, seperti Pusat Pelaporan dan Analisa
Transaksi Keuangan.
Letter c Huruf c
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter d Huruf d
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (2) Ayat (2)
Any action that prevents customs officer to conduct his authority includes Ketentuan ini dimaksudkan bahwa perbuatan yang menyebabkan
withholding the submission of financial statements, books, records and pejabat bea dan cukai tidak dapat menjalankan wewenangnya
documents as the necessary proof of bookkeeping, correspondences mencakup perbuatan tidak menyerahkan laporan keuangan, buku,
related to business activities including electronic data, and letters related catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, surat
to customs matters as referred to in Article 50. yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik,
serta surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan

107 | P a g e
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 86A Pasal 86A

For any shortage in import duty discovered from post clearance audit, caused by Apabila dalam pelaksanaan audit kepabeanan ditemukan adanya
misdeclaration on the numbers and/ or types of goods, a person shall pay the kekurangan pembayaran bea masuk yang disebabkan oleh kesalahan
shortage of the import duty and be subject to administrative fine as referred to in pemberitahuan jumlah dan/atau jenis barang, orang wajib membayar bea
Article 82. masuk yang kurang dibayar dan dikenai sanksi administrasi berupa denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (5).
Explanation of Article 86A Penjelasan Pasal 86A
Self explanatory. Cukup jelas.
Section 3 Paragraf 3
Search on Buildings and Other Premises Pemeriksaan Bangunan dan Tempat Lain
Article 87 Pasal 87
(1) Customs officer is authorized to search buildings and other premises (1) Pejabat bea dan cukai berwenang melakukan pemeriksaan atas
that: bangunan dan tempat lain:
a. are operated based on license issued by virtue of this law; or a. yang penyelenggaraannya berdasarkan izin yang telah diberikan
menurut Undang-Undang ini; atau
b. store goods under customs control according to customs declaration. b. yang menurut pemberitahuan pabean berisi barang dibawah
pengawasan pabean.
(2) Customs officer is authorized to search buildings and other premises (2) Pejabat bea dan cukai berwenang melakukan pemeriksaan atas
directly or indirectly connected to buildings or premises as referred to in bangunan dan tempat lain yang secara langsung atau tidak langsung
paragraph (1). berhubungan dengan bangunan atau tempat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
Explanation of Article 87 Penjelasan Pasal 87
Paragraph (1) Ayat (1)
To secure the state’s rights, it is necessary to control goods stored either Dilihat dari segi kepentingan pengamanan hak-hak negara, perlu
in temporary storage, bonded storage or other premises in which the dilakukan pengawasan terhadap barang, baik yang ditimbun di
goods have been granted exemption, relief or deferment of import duty tempat penimbunan sementara, di dalam tempat penimbunan
or in other premises where prohibited or restricted goods are stored berikat atau di tempat usaha lain yang barangnya memperoleh
therein. pembebasan, keringanan, atau penangguhan bea masuk maupun di
tempat yang mempunyai sediaan barang yang terkena ketentuan
larangan dan pembatasan.
In exercising such control, this provision regulates the authority of Dalam rangka pengawasan tersebut di atas, ketentuan ini

108 | P a g e
customs officer to search buildings and other premises of which the mengatur mengenai kewenangan pejabat bea dan cukai untuk
operational license is issued by virtue of this law, or other premises dapat melakukan pemeriksaan terhadap bangunan dan tempat lain
where prohibited or restricted goods are stored therein according to yang telah diberi izin pengoperasian berdasarkan pemberitahuan
customs declaration and documents. atau dokumen pabean terdapat barang wajib bea atau barang yang
dikenai peraturan larangan atau pembatasan.
Paragraph (2) Ayat (2)
This provision is intended to anticipate any movement of goods to other Mengingat pada waktu dilakukan pemeriksaan oleh pejabat bea dan
buildings or premises either directly or indirectly connected to buildings cukai ada kemungkinan barang oleh yang bersangkutan telah dipin-
or other premises where a search is conducted by the customs officer. dahkan ke bangunan atau tempat lain yang mempunyai hubungan
langsung atau tidak langsung dengan bangunan atau tempat lain
yang sedang dilakukan pemeriksaan, maka ditetapkan ketentuan ini.
“Directly connected” in this paragraph means physically connected, Berhubungan langsung dalam ayat ini dimaksudkan adalah hubung-
whereas indirectly connected means not physically connected but an secara fisik, sedangkan berhubungan tidak langsung adalah
operationally connected. Therefore any effort to avoid search or hubungan yang secara fisik tidak berhubungan secara langsung,
conceal goods may be prevented. tetapi secara operasional saling berhubungan. Dengan demikian,
dapat dicegah usaha untuk menghindari pemeriksaan atau
menyembu-nyikan barang.
Article 88 Pasal 88
(1) To fulfill customs formalities by virtue of this law, the customs officer is (1) Untuk pemenuhan kewajiban pabean berdasarkan Undang-Undang ini,
authorized to enter and search non-residential buildings or non-residential pejabat bea dan cukai berwenang memasuki dan memeriksa bangunan
premises besides those referred to in Article 87, and may examine each of atau tempat yang bukan rumah tinggal selain yang dimaksud dalam
the goods therein. Pasal 87 dan dapat memeriksa setiap barang yang ditemukan.
(2) During the search of buildings or premises as referred to in paragraph (1), (2) Selama pemeriksaan atas bangunan atau tempat sebagaimana
and upon the request of customs officer, the owner or person who is dimaksud pada ayat (1) dan atas permintaan pejabat bea dan cukai,
assumed to have control over such places shall present the letter or pemilik atau yang menguasai bangunan atau tempat tersebut wajib
document related to the goods stored therein. menyerahkan surat atau dokumen yang berkaitan dengan barang yang
berada di tempat tersebut.
Explanation of Article 88 Penjelasan Pasal 88
Paragraph (1) Ayat (1)
“Non-residential buildings” and “non-residential premises” as referred to Bangunan dan tempat lain yang bukan rumah tinggal yang dimaksud
in this paragraph, includes, for example, premises specifically dalam ayat ini misalnya bangunan yang didirikan khusus untuk
established for storage of any goods and not for business as regulated in menyimpan barang apa pun dan pendiriannya bukan dimaksudkan
this law. sebagai tempat usaha berdasarkan Undang-Undang ini.
If there is any indication that the premises store goods either subject to Apabila berdasarkan petunjuk yang ada bahwa di tempat tersebut
import duty or restriction and prohibition regulations, Director General terdapat barang yang tersangkut pelanggaran, baik sebagai barang
may issue an order to customs officer to search the premises. yang wajib bea masuk maupun yang dikenai peraturan larangan dan
pembatasan, Direktur Jenderal dapat memerintahkan pejabat bea
109 | P a g e
dan cukai untuk melakukan pemeriksaan terhadap tempat tersebut.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 89 Pasal 89

(1) The search of buildings or other premises as referred to in Article 87 (1) Pemeriksaan atas bangunan atau tempat lain sebagaimana dimaksud
paragraph (2) or Article 88 paragraph (1) shall be carried out based on a dalam Pasal 87 ayat (2) atau Pasal 88 ayat (1) harus dengan surat
warrant issued by Director General. perintah dari Direktur Jenderal.
(2) The warrant as referred to in paragraph (1) is not required for: (2) Surat perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperlukan
untuk melakukan:
a. the search on buildings or premises under customs control by virtue of a. pemeriksaan bangunan atau tempat yang menurut Undang-
this law Undang ini berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai
b. the pursuit of a person and/or goods entering the buildings or other b. pengejaran orang dan/atau barang yang memasuki bangunan atau
premises. tempat lain.
(3) The management of buildings or other premises as referred to in Article 87 (3) Pengelola bangunan atau tempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
and Article 88 shall not prevent customs officer from entering such buildings 87 dan Pasal 88 tidak boleh menghalangi pejabat bea dan cukai yang
or other premises, excluding residential buildings or premises. masuk ke dalam bangunan atau tempat lain dimaksud, kecuali
bangunan atau tempat lain tersebut merupakan rumah tinggal.
(4) A person who prevents customs officer from enforcing provisions as referred (4) Barangsiapa yang menyebabkan pejabat bea dan cukai tidak dapat
to in Article 87 and Article 88, is subject to administrative fine of Rp melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 dan
5,000,000.00 (five million rupiah). Pasal 88 dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Explanation of Article 89 Penjelasan Pasal 89
Paragraph (1) Ayat (1)
As a prerequisite for the search, customs officer shall possess a warrant Sebagai syarat untuk melakukan pemeriksaan, pejabat bea dan
from Director General for human rights protection. cukai harus memiliki surat perintah dari Direktur Jenderal untuk
melindungi hak-hak asasi manusia.
In practice, the issuance of the warrant by Director General may be Dalam pelaksanaannya, penerbitan surat perintah oleh Direktur
delegated to the appointed customs officer. Jenderal dapat didelegasikan kepada pejabat bea dan cukai yang
ditunjuk.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)

110 | P a g e
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.

Section 4 Paragraf 4
Search of Means of Transport Pemeriksaan Sarana Pengangkut
Article 90 Pasal 90

(1) To fulfill customs formalities by virtue of this law, customs officer is (1) Untuk pemenuhan kewajiban pabean berdasarkan Undang-Undang ini
authorized to stop and search the means of transport and goods therein. pejabat bea dan cukai berwenang untuk menghentikan dan memeriksa
sarana pengangkut serta barang di atasnya.
(2) Means of transport sealed by other law enforcement agencies or by postal (2) Sarana pengangkut yang disegel oleh penegak hukum lain atau dinas
authority shall be exempted from the search as referred to in paragraph (1). pos dikecualikan dari pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
(3) Customs officer based on customs declaration as referred to in Article 7A (3) Pejabat bea dan cukai berdasarkan pemberitahuan pabean
paragraph (3) is authorized to stop the unloading of goods from the means sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7A ayat (3) berwenang untuk
of transport if such goods violate the prevailing regulations. menghentikan pembongkaran barang dari sarana pengangkut apabila
ternyata barang yang dibongkar tersebut bertentangan dengan
ketentuan yang berlaku.
(4) Any person who refuses to stop the unloading as referred to in paragraph (3) (4) Orang yang tidak melaksanakan perintah penghentian pembongkaran
is subject to an administrative fine of Rp 25,000,000.00 (twenty five million sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenai sanksi administrasi
rupiah). berupa denda sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
Explanation of Article 90 Penjelasan Pasal 90
Paragraph (1) Ayat (1)
The stoppage and search of the means of transport by customs officer is Penghentian dan pemeriksaan yang dilakukan oleh pejabat bea dan
for control purpose, and intended to ensure the compliance to the law of cukai terhadap sarana pengangkut bertujuan untuk pengawasan dan
which the implementation is carried out by Directorate General of dipatuhinya peraturan perundang-undangan yang pelaksanaannya
Customs and Excise. Therefore the stoppage and the search on the dibebankan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dengan
means of transport and the goods therein shall be carried out selectively. demikian penghentian dan pemeriksaan sarana pengangkut serta
barang di atasnya hanya dilakukan secara selektif.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
In conducting control over the means of transport which unloads Ketentuan ini dimaksudkan bahwa dalam melaksanakan pengawasan
111 | P a g e
imported goods, customs officer is authorized to interrupt the unloading if atas sarana pengangkut yang melakukan pembongkaran barang
apparently the unloaded goods by virtue of the prevailing regulation are impor, pejabat bea dan cukai berwenang untuk menghentikan
not allowed to be imported into customs territory. pekerjaan tersebut jika ternyata barang yang dibongkar berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak boleh diimpor ke
dalam daerah pabean.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 91 Pasal 91

(1) For examination purpose as referred to in article 90 paragraph (1), the (1) Untuk keperluan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90
carrier shall stop the means of transport upon the request or signal from ayat (1) atas permintaan atau isyarat pejabat bea dan cukai,
customs officer. pengangkut wajib menghentikan sarana pengangkutnya.
(2) Customs officer is authorized to order the means of transport as referred to (2) Pejabat bea dan cukai berwenang meminta agar sarana pengangkut
in paragraph (1) to be brought to customs office or another place suitable to sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibawa ke kantor pabean atau
conduct the search at the expenses of culpable party. tempat lain yang sesuai untuk keperluan pemeriksaan atas biaya yang
bersalah.
(3) Upon the request of customs officer, carrier shall present all mandatory (3) Pengangkut atas permintaan pejabat bea dan cukai wajib menunjukkan
transportation documents and customs declaration by virtue of this law. semua dokumen pengangkutan serta pemberitahuan pabean yang
diwajibkan menurut Undang-Undang ini.
(4) Carrier who refuses to fulfill the request as referred to in paragraph (1), (4) Pengangkut yang menolak untuk memenuhi permintaan pejabat bea
paragraph (2), and/or paragraph (3) is subject to an administrative fine of dan cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan/atau ayat
Rp5,000,000.00 (five million rupiah). (3) dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp5.000.000,00
(lima juta rupiah).
Explanation of Article 91 Penjelasan Pasal 91
Paragraph (1) Ayat (1)
“Signal” means signals given to the captain or a carrier, such as hand Yang dimaksud dengan isyarat adalah tanda-tanda yang diberikan
signals, sound signals, light signals, radio, or other signals that are kepada nakhoda atau pengangkut, berupa isyarat tangan, isyarat
commonly used to stop means of transport. bunyi, isyarat lampu, radio, dan sebagainya yang lazim
dipergunakan sebagai isyarat untuk menghentikan sarana
pengangkut.
Paragraph (2) Ayat (2)
In order to prevent arbitrariness of customs officer, the expenses Untuk menghindari kesewenang-wenangan pejabat bea dan cukai,
incurred from the search are charged to offender. biaya yang timbul akibat pemeriksaan tersebut dibebankan kepada
yang bersalah.
Paragraph (3) Ayat (3)

112 | P a g e
“Transportation documents” means all documents that are required by Yang dimaksud dengan dokumen pengangkutan adalah semua doku-
the national and international provisions of transportation. men yang disyaratkan baik oleh ketentuan pengangkutan nasional
maupun internasional.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.

Section 5 Paragraf 5
Body Search Pemeriksaan Badan
Article 92 Pasal 92

(1) To secure the fulfillment of customs formalities by virtue of this law or other (1) Untuk pemenuhan kewajiban pabean berdasarkan Undang-Undang ini
legislations on the prohibition and restriction of imported or exported goods, atau peraturan perundangundangan lain tentang larangan dan
customs officer is authorized to conduct body search on any person: pembatasan impor atau ekspor barang, pejabat bea dan cukai
berwenang memeriksa badan setiap orang:
a. who is aboard or just disembark from the means of transport entering a. yang berada di atas atau baru saja turun dari sarana pengangkut
customs territory; yang masuk ke dalam daerah pabean;
b. who is aboard or just about to board the means of transport leaving b. yang berada di atas atau siap naik ke sarana pengangkut yang
customs territory; tujuannya adalah tempat di luar daerah pabean;
c. who is present in or just about to leave temporary storage or bonded c. yang sedang berada atau baru saja meninggalkan tempat
storage; or penimbunan sementara atau tempat penimbunan berikat; atau
d. who is present in or just about to leave customs area. d. yang sedang berada di atau saja meninggalkan kawasan pabean.
(2) A person who is being searched as referred to in paragraph (1) shall fulfill (2) Orang yang diperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
the request of customs officer to proceed to searching site. memenuhi permintaan pejabat bea dan cukai menuju tempat
pemeriksaan.
Explanation of Article 92 Penjelasan Pasal 92
Paragraph (1) Ayat (1)
Considering that a number of goods are so small that they can be Mengingat bahwa beberapa barang yang sedemikian kecil
concealed in the body or clothes, it is necessary to authorize customs ukurannya sehingga dapat disembunyikan di dalam badan atau
officer to conduct body search. pakaian yang dikenakan, pejabat bea dan cukai perlu diberi
wewenang untuk melakukan pemeriksaan badan.
Body search shall be carried out by complying with the norms of decency Pemeriksaan badan harus diusahakan sedemikian rupa sesuai
and politeness. dengan norma kesusilaan dan kesopanan.
Therefore, it shall be carried out in appropriate closed searching room by Oleh karena itu, pemeriksaannya harus dilakukan di tempat tertutup
a person of the same sex and an official report shall be made and signed oleh orang yang sama jenis kelaminnya, serta dibuatkan berita
by both parties. acara yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

113 | P a g e
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.

Part Four Bagian Keempat


Special Authority of Director General Kewenangan Khusus Direktur Jenderal
Article 92A Pasal 92A

(1) Director General, by ex-officio or request of any person concerned, may: (1) Direktur Jenderal karena jabatan atau atas permohonan dari orang
yang bersangkutan dapat:
a. revise the statement on the underpayment of import duty due to errors in a. membetulkan surat penetapan tagihan kekurangan pembayaran
spelling, calculation, and/or errors in the implementation of the bea masuk yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis,
provisions of this law; or kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan
Undang-Undang ini; atau
b. reduce or eliminate administrative fine in case the punishment is b. mengurangi atau menghapus sanksi administrasi berupa denda
imposed to a penalized person which is caused by mere mistakes or dalam hal sanksi tersebut dikenakan pada orang yang dikenai
another person’s error. sanksi karena kekhilafan atau bukan karena kesalahannya.
(2) Provisions on the procedures of the request submission, revision, reduction, (2) Ketentuan mengenai tata cara pengajuan permohonan, pembetulan,
or elimination as referred to in paragraph (1) are regulated further with or pengurangan, atau penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
based on the Minister regulation. diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.
Explanation of Article 92A Penjelasan Pasal 92A
Paragraph (1) Ayat (1)
Letter a Huruf a
Revision of the claim letter of the underpayment of import duty in Pembetulan surat tagihan kekurangan pembayaran bea masuk
accordance with this law shall be conducted to run good governance. menurut ketentuan ini dilaksanakan untuk menjalankan
When a mistake or human error occurs in the determination, it shall be pemerintahan yang baik sehingga apabila terdapat kesalahan
revised accordingly. atau kekeliruan manusiawi dalam suatu penetapan perlu
dibetulkan sebagaimana mestinya.
“To revise” means to add, to reduce or to eliminate in accordance with Pengertian membetulkan dapat berarti menambah, mengurangi,
its mistake or error. atau menghapus, sesuai dengan sifat kesalahan dan
kekeliruannya.
Director General in his official capacity may revise or revoke incorrect Direktur Jenderal karena jabatannya dapat membetulkan atau
claim letter on the underpayment of import duty, for example one that membatalkan surat tagihan kekurangan pembayaran bea masuk
does not satisfy formal requirement regardless the fulfillment of the yang tidak benar, misalnya tidak memenuhi persyaratan formal
material requirement. meskipun persyaratan materialnya telah terpenuhi.
Letter a Huruf b
Director General may reduce or eliminate the administrative fine in Direktur Jenderal dapat mengurangi atau menghapus sanksi
114 | P a g e
case the penalized person commits the error by mere mistake or by an administrasi berupa denda apabila orang yang dikenai sanksi
action of another person unrelated to his business and not on his ternyata hanya melakukan kekhilafan bukan kesalahan yang
acknowledgement or approval. disengaja atau kesalahan dimaksud terjadi akibat perbuatan
orang lain yang tidak mempunyai hubungan usaha dengannya
serta tanpa sepengetahuan dan persetujuannya.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
BAB XIII
CHAPTER XIII
KEBERATAN, BANDING, DAN LEMBAGA BANDING
OBJECTION, APPEAL, AND APPEAL INSTITUTION

Part One Bagian Pertama


Objections and Appeal Keberatan dan Banding
Article 93 Pasal 93

(1) A person who has objection against the determination of tariff and/or (1) Orang yang berkeberatan terhadap penetapan pejabat bea dan cukai
customs value determined by the customs officer, may file a written mengenai tarif dan/atau nilai pabean untuk penghitungan bea masuk
objection only to Director General no later than sixty days since the date of dapat mengajukan keberatan secara tertulis hanya kepada Direktur
the determination by depositing a security in equal amount with the bill that Jenderal dalam waktu enam puluh hari sejak tanggal penetapan dengan
should be paid. menyerahkan jaminan sebesar tagihan yang harus dibayar.
(1a) Security as referred to in paragraph (1) is not obligatory if the imported (1a) Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak wajib diserahkan
goods are not yet released from customs area. dalam hal barang impor belum dikeluarkan dari kawasan pabean.
(2) Director General shall make a decision on the objection, as referred to in (2) Direktur Jenderal memutuskan keberatan sebagaimana dimaksud pada
paragraph (1) within a period of sixty days after the objection is received. ayat (1) dalam jangka waktu enam puluh hari sejak diterimanya
pengajuan keberatan.
(3) Whenever the objection as referred to in paragraph (1) is rejected by (3) Apabila keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak oleh
Director General, the security shall be cleared to pay import duty and/or Direktur Jenderal, jaminan dicairkan untuk membayar bea masuk
administrative fine. If the objection is accepted, such security shall be dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang ditetapkan, dan
returned. apabila keberatan diterima, jaminan dikembalikan.
(4) If within a period of sixty days as referred to in paragraph (2), Director (4) Apabila dalam jangka waktu enam puluh hari sebagaimana dimaksud
General has not come to any decision, the objection shall be deemed pada ayat (2) Direktur Jenderal tidak memberikan keputusan, keberatan
granted and the security shall be returned. yang bersangkutan dianggap dikabulkan dan jaminan dikembalikan.
(5) If the security as referred to in paragraph (1) is in the form of cash and the (5) Apabila jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa uang
refund of security as referred to in paragraph (3) and paragraph (4) is tunai dan pengembalian jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
carried out thirty days after the appeal is granted, two percent of monthly dan ayat (4) dilakukan setelah jangka waktu tiga puluh hari sejak

115 | P a g e
interest for a maximum of twenty four months shall be imposed by the keberatan dikabulkan, pemerintah memberikan bunga sebesar dua
Government. persen setiap bulannya untuk paling lama dua puluh empat bulan.
(6) Provisions concerning the procedure of objection as referred to in (6) Ketentuan mengenai tatacara pengajuan keberatan sebagaimana
paragraph (1) shall be regulated further with Minister regulation. dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan/atau berdasarkan
peraturan Menteri.
Explanation of Article 93 Penjelasan Pasal 93
Paragraph (1) Ayat (1)
The provisions of this paragraph are intended to secure the existence of Ketentuan pada ayat ini ditujukan untuk menjamin adanya kepastian
legal certainty and as the manifestation of the principle of justice that hukum dan sebagai manifestasi dari asas keadilan yang
provides rights to the users of customs service to file objections against memberikan hak kepada pengguna jasa kepabeanan untuk
decisions made by customs officer. mengajukan keberatan atas keputusan pejabat bea dan cukai.
A period of sixty days that is given to users of custom services is Waktu enam puluh hari yang diberikan kepada pengguna jasa
considered sufficient to collect data that are needed to file objections to kepabeanan ini dianggap cukup bagi yang bersangkutan untuk
Director General. mengumpulkan data yang diperlukan guna pengajuan keberatan
kepada Direktur Jenderal.
In case the period of sixty days is exceeded, the right of the party Dalam hal batas waktu enam puluh hari tersebut dilewati, hak yang
concerned is invalid and the determination is considered approved. bersangkutan menjadi gugur dan penetapan dianggap disetujui.
“Bill that should be paid” means underpayment of import duty and import Yang dimaksud dengan sebesar tagihan yaitu kekurangan bea
related taxes, and administrative fine. masuk, kekurangan pajak dalam rangka impor, dan sanksi
administrasi berupa denda.
In case the bill is paid, objections may still be submitted without Dalam hal tagihan telah dilunasi, keberatan tetap dapat diajukan
guarantee. tanpa kewajiban menyerahkan jaminan.
Paragraph (1a) Ayat (1a)
“Goods that are not yet released from customs area” means imported Yang dimaksud dengan barang belum dikeluarkan pada ayat ini yaitu
goods that are still in the customs area. barang impor masih berada dalam kawasan pabean.
A party that files an objection is responsible for his imported goods and Pihak yang mengajukan keberatan bertanggung jawab terhadap
all costs that may arise. barang impor yang bersangkutan dan segala biaya yang mungkin
timbul.
Paragraph (2) Ayat (2)
Sixty days period for Director General to make a decision on the Penetapan jangka waktu enam puluh hari kepada Direktur Jenderal
objections filed by users of customs service is deemed reasonable untuk memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan oleh
considering that Director General also needs to collect data and pengguna jasa kepabeanan ini merupakan jangka waktu yang wajar
information in making decisions concerning the objection. mengingat Direktur Jenderal juga perlu melakukan pengumpulan data
dan informasi dalam memutuskan suatu keberatan yang diajukan.
Paragraph (3) Ayat (3)

116 | P a g e
“Rejected by Director General” means rejection by Director General on Yang dimaksud dengan ditolak oleh Direktur Jenderal adalah
the objections, so that the determination of the customs officer remains penolakan oleh Direktur Jenderal atas keberatan yang diajukan
valid. sehingga penetapan yang dilakukan oleh pejabat bea dan cukai
menjadi tetap.
The rejection of Director General may also refer only to part of the Penolakan oleh Direktur Jenderal ini dapat pula berupa penolakan
objection; meaning that Director General makes a different sebagian atas keberatan yang diajukan, yang berarti bahwa Direktur
determination from that of customs officer and the determination may be Jenderal menetapkan lain dari penetapan yang dilakukan oleh
higher or lower than that of the customs officer. pejabat bea dan cukai, dan penetapan ini dapat lebih besar atau
lebih kecil daripada penetapan pejabat bea dan cukai tersebut.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (5) Ayat (5)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (6) Ayat (6)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 93A Pasal 93A

(1) A person with objection against the determination besides tariff and/or (1) Orang yang berkeberatan terhadap penetapan pejabat bea dan cukai
customs value for import duty determined by the customs officer may file a selain tarif dan/atau nilai pabean untuk penghitungan bea masuk dapat
written objection only to Director General in 60 (sixty) days as of the date of mengajukan keberatan secara tertulis hanya kepada Direktur Jenderal
the assessment. dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan.
(2) As long as objection as referred to in paragraph (1) is related to the (2) Sepanjang keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
underpayment of import duty, a security must be deposited as much as the menyangkut kekurangan pembayaran bea masuk, jaminan wajib
bill that should be paid. diserahkan sebesar tagihan yang harus dibayar.
(3) Security as referred to in paragraph (2) is not obligatory if the imported (3) Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak wajib diserahkan
goods are not yet released from customs area. dalam hal barang impor belum dikeluarkan dari kawasan pabean.
(4) Director General shall decide on the objection, as referred to in paragraph (4) Direktur Jenderal memutuskan keberatan sebagaimana dimaksud pada
(1) within a period of 60 (sixty) days after the objection is received. ayat (1) dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak diterimanya
pengajuan keberatan.
(5) Whenever the objection as referred to in paragraph (1) is rejected by (5) Apabila keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak oleh
Director General, security shall be cleared for the payment of import duty Direktur Jenderal, jaminan dicairkan untuk membayar bea masuk
and/or administrative fine, and if the objection is accepted, such security dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang ditetapkan, dan apabila
shall be returned. keberatan dikabulkan jaminan dikembalikan.
(6) If within the period of 60 (sixty) days as referred to in paragraph (3), (6) Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sebagaimana
Director General has not come to any decision, the objection shall be dimaksud pada ayat (3) Direktur Jenderal tidak memberikan keputusan,
117 | P a g e
deemed granted and the security shall be returned. keberatan yang bersangkutan dianggap dikabulkan dan jaminan
dikembalikan.
(7) If security as referred to in paragraph (1) is in the form of cash and the (7) Apabila jaminan sebagaimana dimkasud pada ayat (1) berupa uang
security as referred to in paragraph (5) and paragraph (6) is returned within tunai dan pengembalian jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
a period of 30 (thirty) days after the objection is received, 2% (two percent) dan ayat (6) dilakukan setelah jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
of monthly interest for a maximum of 24 (twenty four) months shall be keberatan diterima, pemerintah memberikan bungan sebesar 2% (dua
imposed by the government. persen) setiap bulannya paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.
(8) Regulations concerning the lodging of objection as referred to in paragraph (8) Ketentuan mengenai pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud
(1) shall be regulated further with or based on Minister regulation. pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan
Menteri.
Explanation of Article 93A Penjelasan Pasal 93A
Paragraph (1) Ayat (1)
Objection which can be filed is the objection to a determination by Keberatan yang dapat diajukan yaitu keberatan terhadap penetapan
customs officer besides tariff and/or customs value, such as pejabat selain mengenai tarif dan/atau nilai pabean, misalnya
determination to revoke a facility or determination resulting from penetapan berupa pencabutan fasilitas atau penetapan sebagai
misinterpretation of regulation. akibat penafsiran peraturan.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
60 (Sixty) days period for Director General to make a decision on the Penetapan jangka waktu 60 (enam puluh) hari kepada Direktur
objections filed by users of customs service is deemed reasonable Jenderal untuk memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan
considering that Director General also needs to collect data and oleh pengguna jasa kepabeanan ini merupakan jangka waktu yang
information in making decisions concerning the objection. wajar mengingat Direktur Jenderal juga perlu melakukan
pengumpulan data dan informasi dalam memutuskan keberatan yang
diajukan.
Paragraph (5) Ayat (5)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (6) Ayat (6)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (7) Ayat (7)
Self explanatory. Cukup jelas.
118 | P a g e
Paragraph (8) Ayat (8)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 94 Pasal 94

(1) A person subject to administrative fine may file a written objection only to (1) Orang yang dikenai sanksi administrasi berupa denda dapat
Director General within sixty days as of the date of determination by mengajukan keberatan secara tertulis hanya kepada Direktur Jenderal
depositing security in equal amount with the fine. dalam jangka waktu enam puluh hari sejak tanggal penetapan dengan
menyerahkan jaminan sebesar sanksi administrasi berupa denda yang
ditetapkan.
(2) Director General shall make a decision on the objection as referred to in (2) Direktur Jenderal memutuskan keberatan sebagai-mana dimaksud pada
paragraph (1) within a period of sixty days after the objection is received. ayat (1) dalam jangka waktu enam puluh hari sejak diterimanya
keberatan.
(3) If the objection as referred to in paragraph (1) is rejected by Director (3) Apabila keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak oleh
General, the security shall be cleared and the administrative fine is deemed Direktur Jenderal, jaminan dicairkan dan sanksi administrasi dianggap
paid, and if the objection is accepted, such security shall be returned. telah dilunasi, dan apabila keberatan diterima, jaminan dikembalikan.
(4) If within a period of sixty days as referred to in paragraph (2), the Director (4) Apabila dalam jangka waktu enam puluh hari sebagaimana dimaksud
General has not come to any decision, the objection shall be deemed pada ayat (2) Direktur Jenderal tidak memberikan keputusan,
granted and the security shall be returned. keberatan yang bersangkutan dianggap diterima dan jaminan
dikembalikan.
(5) If security as referred to in paragraph (1) is in the form of cash and the (5) Apabila jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa uang
security as referred to in paragraph (3) and paragraph (4) is returned after tunai dan pengembalian jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
the thirty day period since the objection is received, two percent of monthly dan ayat (4) dilakukan setelah jangka waktu tiga puluh hari sejak
interest for a maximum of twenty four months shall be imposed by the keberatan dikabulkan, Pemerintah memberikan bunga sebesar dua
Government. persen setiap bulannya untuk paling lamanya dua puluh empat bulan.
(6) Regulations concerning the procedure of lodging an objection as referred to (6) Ketentuan mengenai tatacara pengajuan keberatan sebagaimana
in paragraph (1) shall be regulated further with or based on Minister dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
regulation. peraturan Menteri.
Explanation of Article 94 Penjelasan Pasal 94
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 95 Pasal 95
Person with objection against the assessment of tariff classification and/or Orang yang berkeberatan terhadap penetapan Direktur Jenderal atas tarif
customs value determined by customs officer as referred to in Article 17 dan nilai pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2),
paragraph (2), the decision of Director General as referred to in Article 93 keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 ayat
paragraph (2), Article 93A paragraph (4) or Article 94 paragraph (2), may submit (2), pasal 93A ayat (4) atau Pasal 94 ayat (2) dapat mengajukan
a written appeal to tax court within sixty days as of the date of the assessment permohonan banding kepada badan peradilan pajak dalam jangka waktu
or decision, after the payable levy has been paid. enam puluh hari sejak tanggal penetapan atau tanggal keputusan, setelah
119 | P a g e
pungutan yang terutang dilunasi.
Explanation of Article 95 Penjelasan Pasal 95
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 96 Pasal 96
Deleted. Dihapus.
Article 97 Pasal 97
Deleted. Dihapus.
Article 98 Pasal 98
Deleted. Dihapus
Article 99 Pasal 99
Deleted. Dihapus.
Article 100 Pasal 100
Deleted. Dihapus.
Article 101 Pasal 101
Deleted. Dihapus.
Article 102 Pasal 102

A person who : Setiap orang yang :


a. transports imported goods which are not mentioned in manifest as referred a. mengangkut barang impor yang tidak tercantum dalam manifes
to in article 7A paragraph (2); sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7A ayat (2);
b. unloads imported goods outside customs area or another place without any b. membongkar barang impor di luar kawasan pabean atau tempat lain
approval from head of customs office; tanpa izin kepala kantor pabean;
c. unloads imported goods which are not mentioned in customs declaration as c. membongkar barang impor yang tidak tercantum dalam
referred to in article 7A paragraph (3); pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud dalam pasal 7A ayat
(3)
d. unloads or stores imported goods which are still in customs control in d. membongkar atau menimbun barang impor yang masih dalam
places other than those determined and/or allowed; pengawasan pabean di tempat selain tempat tujuan yang ditentukan
dan/atau diizinkan;
e. conceals imported goods illegally; e. menyembunyikan barang impor secara melawan hukum;
f. releases imported goods whose customs formalities have not been fulfilled f. mengeluarkan barang impor yang belum diselesaikan kewajiban
from customs area or bonded storage or another place under customs pabeannya dari kawasan pabean atau dari tempat penimbunan
control without approval from customs officer preventing the collection of berikat atau dari tempat lain di bawah pengawasan pabean tanpa
levies in accordance with this law; persetujuan pejabat bea dan cukai yang mengakibatkan tidak
terpenuhinya pungutan negara berdasarkan Undang-Undang ini;
g. transports imported goods from temporary storage or bonded storage but g. mengangkut barang impor dari tempat penimbunan sementara atau
120 | P a g e
fails to arrive at the destination customs office and is not able to prove that tempat penimbunan berikat yang tidak sampai ke kantor pabean
it is beyond his capability; or tujuan dan tidak dapat membuktikan bahwa hal tersebut di luar
kemampuannya; atau
h. intentionally declares false information about the type and/or amount of h. dengan sengaja memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang impor
import good in customs declaration, dalam pemberitahuan pabean secara salah,
shall be penalized for smuggling in import and therefore shall be punished with a dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang impor dengan pidana
minimum imprisonment of 1 (one) year and a maximum imprisonment of ten penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 10
years and minimum fine of Rp50,000,000.00 (fifty million rupiah) and maximum (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima
fine of Rp5,000,000,000.00 (five billion rupiah). puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar
rupiah)
Explanation of Article 102 Penjelasan Pasal 102
Letter a Huruf a
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter b Huruf b
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter c Huruf c
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter d Huruf d
“Imported goods under customs control” means imported goods of which Yang dimaksud dengan barang impor yang masih dalam pengawasan
the customs formalities have not been fulfilled. An example of unloading or pabean yaitu barang impor yang kewajiban pabeannya belum
storing in places other than those determined and/or allowed is unloading diselesaikan. Contoh membongkar atau menimbun di tempat selain
goods destined to bonded storage A in places other than bonded storage tempat tujuan yang ditentukan atau diizinkan yaitu barang dengan
A. tujuan tempat penimbunan berikat A dibongkar atau ditimbun di luar
tempat penimbunan berikat A.
Letter e Huruf e
“Concealing imported goods illegally” means storing goods in an Yang dimaksud dengan menyembunyikan barang impor secara
inappropriate place and/or intentionally covering the whereabouts of the melawan hukum yaitu menyimpan barang di tempat yang tidak wajar
goods. dan/atau dengan sengaja menutupi keberadaan barang tersebut.
“Inappropriate places” means for example inside the container wall, inside Yang dimaksud tempat yang tidak wajar antara lain di dalam dinding
the suitcase wall, inside the body, inside the ship wall at the engine room, kontainer, di dalam dinding koper, di dalam tubuh, di dalam dinding
etc. kapal pada ruang mesin kapal, atau tempat-tempat lain.
Letter f Huruf f
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter g Huruf g
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter h Huruf h
Difference of violation in this paragraph with the violation in article 82 Perbedaan pelanggaran yang dimaksud dalam huruf ini dengan
121 | P a g e
paragraph (5) is that this violation is based on intentional action and is pelanggaran dalam Pasal 82 ayat (5) yaitu bahwa pelanggaran ini
against the law. didasarkan atas perbuatan yang disengaja dan melawan hukum.
Article 102A Pasal 102A

A person who : Setiap orang yang :


a. exports goods without submitting customs declaration; a. mengekspor barang tanpa menyerahkan pemberitahuan pabean;
b. declares false information of the type and/or quantity of exported goods b. dengan sengaja memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang
in customs declaration as referred to in article 11A paragraph (1) ekspor dalam pemberitahuan pabean secara salah sebagaimana
preventing the collection of export levies; dimaksud dalam pasal 11A ayat (1) yang mengakibatkan tidak
terpenuhinya pungutan negara di bidang ekspor;
c. loads exported goods outside customs area without any approval from c. memuat barang ekspor di luar kawasan pabean tanpa izin kepala
head of customs office as referred to in article 11A paragraph (3); kantor pabean sebagaimana dimaksud dalam pasal 11A ayat (3);
d. unloads exported goods in customs area without any approval from d. membongkar barang ekspor di dalam daerah pabean tanpa izin
head of customs office, or kepala kantor pabean; atau
e. transports exported goods without protection of legal documents as e. mengangkut barang ekspor tanpa dilindungi dengan dokumen yang
referred to in customs declaration as referred to in article 9A paragraph sah sesuai dengan pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud
(1) dalam Pasal 9A ayat (1)
shall be penalized for smuggling in export and therefore shall be punished with a dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang ekspor dengan pidana
maximum imprisonment of 10 (ten) years and a minimum fine of Rp penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
50,000,000.00 (fifty million rupiah) and maximum fine of Rp. 5,000,000,000,00 50.000.000,00 (lima juta rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00
(five billion rupiah) (lima milyar rupiah).
Explanation of Article 102A Penjelasan Pasal 102A
Letter a Huruf a
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter b Huruf b
“Export related state levies” means export duty. Yang dimaksud dengan pungutan negara d bidang ekspor yaitu bea
keluar.
Letter c Huruf c
“Loading” means loading exported goods into means of transport which is Yang dimaksud dengan memuat yaitu memuat barang ekspor ke
leaving customs territory. dalam sarana pengangkut yang akan berangkat ke luar daerah
pabean.
Letter d Huruf d
The purpose of this provision is to prevent the unloading of exported goods Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah pembongkaran kembali
which have been loaded into means of transport, which later prevent barang ekspor yang telah dimuat di atas sarana pengangkut dengan
fictional export, for example exported goods loaded in Semarang destined tujuan utama untuk mencegah ekspor fiktif, misalnya barang ekspor
to Singapore which are unloaded in Jakarta. dimuat di Semarang untuk tujuan Singapura tetapi barang tersebut
dibongkar di Jakarta.
122 | P a g e
Letter e Huruf e
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 102B Pasal 102B

Violation as referred to in article 102 and article 102A which disrupts state’s Pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 dan Pasal 102A yang
economic foundation shall be punished with a minimum imprisonment of 5 (five) mengakibatkan terganggunya sendi-sendi perekonomian negara dengan
years and a maximum imprisonment of 20 (twenty) years and a minimum fine of pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan pidana penjara paling lama
Rp 5,000,000,000.00 (five billion rupiah) and a maximum fine of Rp 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 5.000.000.000,00
100,000,000.00 (one hundred billion rupiah). (lima milyar rupiah) dan paling banyak Rp 100.000.000.000,00 (seratus
milyar rupiah).
Explanation of Article 102B Penjelasan Pasal 102B
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 102C Pasal 102C

In case the crime as referred to article 102B is committed by law enforcement Dalam hal perbuatan tindak pidana sebagaimana diatur dalam pasal 102B
officer, the penalty equals to that regulated in this law added with 1/3 (one third) dilakukan oleh pejabat dan aparat penegak hukum, pidana yang dijatuhkan
of the penalty. dengan pidana sebagaimana ancaman pidana dalam Undang-Undang ini
ditambah 1/3 (satu pertiga).
Explanation of Article 102C Penjelasan Pasal 102C
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 102D Pasal 102D

A person who transports specified goods which do not arrive at customs office of Setiap orang yang mengangkut barang tertentu yang tidak sampai ke kantor
destination and is not able to prove that it is beyond his capability shall be pabean tujuan dan tidak dapat membuktikan bahwa hal tersebut di luar
punished with a minimum imprisonment of 1 (one) year and a maximum kemampuannya dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
imprisonment of 5 (five) years and/or a minimum fine of Rp 10,000,000.00 (ten tahun dan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda
million rupiah) and a maximum fine of Rp. 1,000,000,000.00 (one billion rupiah). paling sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Explanation of Article 102D Penjelasan Pasal 102D
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 103 Pasal 103

A person who : Setiap orang yang :


a. produces a false or forged customs declaration and/or complementary a. menyerahkan pemberitahuan pabean dan/atau dokumen pelengkap
customs documents; pabean yang palsu atau dipalsukan;
b. creates, approves, or takes part in adding false data into any book or b. membuat, menyetujui, atau turut serta dalam penambahan data

123 | P a g e
notes; palsu ke dalam buku atau catatan;
c. gives verbal or written information used in the fulfillment of customs c. memberikan keterangan lisan atau tertulis yang digunakan untuk
formalities; or pemenuhan Kewajiban Pabean; atau
d. stores, keeps, possesses, purchases, sells, exchanges, obtains, or d. menimbun, menyimpan, memiliki, membeli, menjual, menukar,
provides imported goods as the result of the crime as referred to in article memperoleh, atau memberikan barang impor yang diketahui atau
102, patut diduga yang berasal dari tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 102,
shall be subject to a minimum imprisonment of 2 (two) years and maximum of 8 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana
(eight) years and/or a minimum fine of Rp 100,000,000.00 (one hundred million penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda sedikit Rp
rupiah) and maximum of Rp 5,000,000,000.00 (five billion rupiah). 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Explanation of Article 103 Penjelasan Pasal 103
Letter a Huruf a
Fake or forged documents are, for example: Pengertian dokumen palsu atau dipalsukan antara lain dapat berupa:
a. documents made by unauthorized person; or a. dokumen yang dibuat oleh orang yang tidak berhak; atau
b. documents made by authorized person that contain false data b. dokumen yang dibuat oleh orang yang berhak tetapi memuat data
tidak benar.
Letter b Huruf b
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter c Huruf c
Providing verbal explanation as referred to in this letter applies particularly Memberi keterangan lisan sebagaimana dimaksud pada huruf ini
for passengers and border crossers. terutama untuk penumpang dan pelintas batas.
Letter d Huruf d
This crime provision is related to conditions in which a person is caught Ketentuan pidana ini berhubungan dengan keadaan di mana
storing, possessing, keeping, purchasing, selling, exchanging, accepting, seseorang ditemukan menimbun, memiliki, menyimpan, membeli,
or giving imported goods which are smuggled as referred to in Article 102. menjual, menukar, memperoleh, atau memberikan barang impor yang
berasal dari tindak pidana penyelundupan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 102.
A person caught storing, possessing, keeping, purchasing, selling, Orang yang ditemukan menimbun, memiliki, menyimpan, membeli,
exchanging, accepting, or giving goods as the result of a crime on which menjual, menukar, memperoleh, atau memberikan barang tanpa
the offender cannot be found, is subject to punishment in accordance with diketahui siapa pelaku kejahatan dapat dikenai pidana sesuai dengan
this article. However, if the person obtains the goods in a good intention, pasal ini. Akan tetapi, jika yang bersangkutan memperoleh barang
he is not subject to punishment. In condition that the offender is identified, tersebut dengan itikad baik, yang bersangkutan tidak dituntut.
both are subject to punishment. Kemungkinan bisa terjadi, pelaku kejahatan dapat diketahui, sehingga
kedua-duanya dapat dituntut.
Article 103A Pasal 103A

124 | P a g e
(1) A person illegally accessing electronic system related to customs service (1) Setiap orang yang secara tidak sah mengakses sistem elektronik yang
and/or investigation is subject to imprisonment at minimum of 1 (one) year berkaitan dengan pelayanan dan/atau pengawasan di bidang
and maximum of 5 (five) years and/or fine of a minimum of Rp kepabeanan dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
50,000,000.00 (fifty million rupiah) and a maximum of Rp 1,000,000,000.00 tahun dan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana
(one billion rupiah) denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(2) The action as referred to in paragraph (1) preventing the collection of state (2) Perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mengakibatkan
levies by virtue of this law is subject to imprisonment at minimum of 2 (two) tidak terpenuhinya pungutan negara berdasarkan Undang-Undang ini
years and at maximum of 10 (ten) years and/or fine of at minimum of Rp dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana
1,000,000,000.00 (one billion rupiah) and at maximum of Rp penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana paling sedikit
5,000,000,000.00 (five billion rupiah). Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Explanation of Article 103A Penjelasan Pasal 103A


Paragraph (1) Ayat (1)
“Accessing” means an action or an effort to log in to customs system. Yang dimaksud dengan mengakses yaitu tindakan atau upaya yang
dilakukan untuk login ke sistem kepabeanan.
“To log in” means to enter or to connect to an electronic system which Yang dimaksud dengan login yaitu memasuki atau terhubung
enables the person to send and/or receive information in or through the dengan suatu sistem elektronik sehingga dengan masuk atau
electronic system. dengan keterhubungan itu pelaku dapat mengirim dan/ atau
menerima informasi melalui atau yang ada pada sistem elektronik.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 104 Pasal 104

Person who : Setiap orang yang :


a. transports goods originating from an act of crime as referred to in Article a. mengangkut barang yang berasal dari tindak pidana sebagaimana
102, Article 102A, or Article 102B; dimaksud dalam Pasal 102, Pasal 102A, atau Pasal 102B;
b. destroys, cuts, conceals, or discards books or notes that, by virtue of this b. memusnahkan, memotong, menyembunyikan, atau membuang buku
law, must be kept; atau catatan yang menurut Undang-Undang ini harus disimpan;
c. eliminates, approves, or takes part in the elimination of information from c. menghilangkan, menyetujui, atau turut serta dalam penghilangan
customs declaration, complementary customs document, notes; or keterangan dari pemberitahuan pabean, dokumen pelengkap pabean,
atau catatan; atau
d. keeps and/or provides commercial invoice forms of a company located d. menyimpan dan/atau menyediakan blangko faktur dagang dari
abroad which are known to be eligible to be used as complementary perusahaan yang berdomisili di luar negeri yang diketahui dapat
customs declaration by virtue of this law, digunakan sebagai kelengkapan pemberitahuan pabean menurut
125 | P a g e
Undang-Undang ini
is subject to imprisonment of a minimum of 1 (one) year and a maximum of 3 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana
(three) years and/or fine of at minimum of Rp 500,000,000.00 (five hundred penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp
million rupiah) and at maximum of Rp 3,000,000,000.00 (three billion rupiah) . 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp
3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Explanation of Article 104 Penjelasan Pasal 104
Letter a Huruf a
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter b Huruf b
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter c Huruf c
Self explanatory. Cukup jelas.
Letter d Huruf d
The purpose of this paragraph is to prevent forgery or manipulation of the Ayat ini dimaksudkan untuk mencegah dilakukannya pemalsuan atau
data of complementary customs documents, such as invoice. pemanipulasian data pada dokumen pelengkap pabean, misalnya
invoice.
Article 105 Pasal 105
Person who intentionally and without any authorization opens, removes, or Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak membuka, melepas, atau
breaks keys, seals, or security labels affixed by customs officers is subject to merusak kunci, segel atau tanda pengaman yang telah dipasang oleh
imprisonment of a minimum of 1 (one) year and a maximum of 3 (three) years pejabat bea dan cukai dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
and/or fine of at minimum of Rp 500,000,000.00 (five hundred million rupiah) (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda
and at maximum of Rp 3,000,000,000.00 (three billion rupiah). paling sedikit Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Explanation of Article 105 Penjelasan Pasal 105
“To break” means to physically damage or alter the function of the keys, Yang dimaksud dengan merusak yaitu merusak secara fisik atau
seals, and security labels. melakukan perbuatan yang mengubah fungsi kunci, segel, atau tanda
pengaman.
Article 106 Pasal 106
Deleted. Dihapus.
Article 107 Pasal 107
Customs broker who handles the customs declaration, on behalf of an importer Pengusaha pengurusan jasa kepabeanan yang melakukan pengurusan
or exporter, when committing a crime by virtue of this law, shall also be subject pemberitahuan pabean atas kuasa yang diterimanya dari importir atau
to the punishment as applied to importer or exporter. eksportir, apabila melakukan perbuatan yang diancam dengan pidana
berdasarkan Undang-Undang ini, ancaman pidana tersebut berlaku juga
terhadapnya.
126 | P a g e
Explanation of Article 107 Penjelasan Pasal 107
This Article confirms that if a customs broker violates the law in performing Pasal ini menegaskan, jika pengusaha pengurusan jasa kepabenan
business on behalf of the importer or exporter, he is subject to the same melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang ini dalam
punishment as that charged to the importer or exporter. For instance if a melaksanakan pekerjaan yang dikuasakan oleh importir atau eksportir,
customs broker falsifies the value on an invoice received from an importer so yang bersangkutan diancam dengan pidana yang sama dengan
that the value declared in the customs declaration submitted on behalf of the ancaman pidana terhadap importir atau eksportir, misalnya, jika
importer is lower, he shall be subject to criminal punishment. pengusaha pengurusan jasa kepabeanan memalsukan nilai pabean pada
invoice yang diterima dari importir sehingga pemberitahuan pabean yang
diajukan atas nama importir tersebut lebih rendah, pengusaha
pengurusan jasa kepabeanan dikenai ancaman pidana.
Article 108 Pasal 108
(1) If the crime by virtue of this law is committed by or on behalf of a legal (1) Dalam hal suatu tindak pidana yang dapat dipidana menurut Undang-
person, corporation, company, association, foundation, or cooperative, the Undang ini dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum,
criminal prosecution and sanction shall be applied to: perseroan atau perusahaan, perkumpulan, yayasan atau koperasi,
tuntutan pidana ditujukan dan sanksi pidana dijatuhkan kepada:
a. the legal person, firm or corporation, association, foundation or a. badan hukum, perseroan atau perusahaan, perkumpulan, yayasan
cooperative concerned and/or; atau koperasi tersebut; dan/atau
b. those who give order to commit the crime, act as a leader or neglect to b. mereka yang memberikan perintah untuk melakukan tindak pidana
prevent the crime. tersebut atau yang bertindak sebagai pimpinan atau yang
melalaikan pencegahannya.
(2) Crime by virtue of this law is regarded committed by or on behalf the legal (2) Tindak pidana menurut Undang-Undang ini dilakukan juga oleh atau
person, corporation, company, association, foundation or cooperative, if the atas nama badan hukum, perseroan atau perusahaan, perkumpulan,
crime is committed by a person, either based on work relationship, acting yayasan atau koperasi, apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh
under the legal person, corporation, company, association, foundation, or orang-orang yang baik berdasarkan hubungan kerja maupun
cooperative, regardless of whether the person commit the crime individually berdasarkan hubungan lain bertindak dalam lingkungan badan hukum,
or collectively. perseoran atau perusahaan, perkumpulan, yayasan atau koperasi
tersebut tanpa memperhatikan apakah orang tersebut masing-masing
telah melakukan tindakan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama.
(3) In case a criminal prosecution is placed upon a legal person, firm or (3) Dalam hal suatu tuntutan pidana dilakukan terhadap badan hukum,
corporation, association, foundation or cooperative, during the legal perseroan atau perusahaan, perkumpulan, yayasan atau koperasi, pada
process, they must be represented by a legally responsible representative waktu penuntutan diwakili oleh pengurus yang secara hukum dapat
in accordance with the type of legal person concerned. dimintai pertanggungjawaban sesuai bentuk badan hukum yang
bersangkutan.
(4) When a legal person, firm or corporation, association, foundation or (4) Terhadap badan hukum, perseroan atau perusahaan, perkumpulan,
cooperative is charged with punishment as referred to in this law, the yayasan atau koperasi yang dipidana dengan pidana sebagaimana
principle punishment imposed shall always be in the form of a fine of a dimaksud dalam Undang-Undang ini, pidana pokok yang dijatuhkan
maximum of Rp 1,500,000,000.00 (one billion and five hundred million senantiasa berupa pidana denda paling banyak Rp1.500.000.000,00
rupiah) if the crime is punishable with imprisonment, without annulling the (satu miliar lima ratus juta rupiah) jika atas tindak pidana tersebut

127 | P a g e
fine if the crime is charged with imprisonment and fine. diancam dengan pidana penjara, dengan tidak menghapuskan pidana
denda apabila atas tindak pidana tersebut diancam dengan pidana
penjara dan pidana denda.
Explanation of Article 108 Penjelasan Pasal 108
This Article makes it possible to penalize a legal body, firm, corporation, Pasal ini memberikan kemungkinan dapat dipidananya suatu badan
including a state-owned company or a company owned by a provincial hukum, perseroan atau perusahaan, termasuk badan usaha milik negara
government under any name and form, permanent business operations or atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, bentuk usaha
other forms of business, association, including partnerships, firms or tetap atau bentuk usaha lainnya, perkumpulan, termasuk persekutuan,
commercial association, foundations or similar organizations, or firma atau kongsi, yayasan atau organisasi sejenis, atau koperasi karena
cooperatives, because in practice sometimes a person acts by hiding behind dalam kenyataan kadang-kadang orang melakukan tindakan dengan
or on behalf of the above mentioned organizations. bersembunyi di belakang atau atas nama badan-badan tersebut di atas.
Therefore, besides the aforesaid organizations, those instructing or Oleh karena itu, selain badan tersebut, harus dipidana juga mereka
committing the crime shall also be subject to punishment. A person, acting on yang telah memberikan perintah untuk melakukan tindak pidana atau
behalf of an organization, shall also obey the provisions and prohibitions yang sesungguhnya melakukan tindak pidana tersebut. Dengan demikian
along with their punishment, as if he is acting on his own behalf. orang yang bertindak tidak untuk diri sendiri, tetapi wakil dari badan
tersebut, harus juga mengindahkan peraturan dan larangan yang
diancam dengan pidana, seolah-olah mereka sendirilah yang melakukan
tindak pidana tersebut.
Criminal prosecution is placed upon the concerned organizations and their Atas dasar hasil penyidikan, dapat ditetapkan tuntutan pidana yang akan
leaders based on the result of an investigation. The punishment upon the dikenakan kepada badan-badan yang bersangkutan dan/atau
concerned organizations shall be in the form of fine. pimpinannya. Sanksi pidana yang dijatuhkan kepada badan tersebut
senantiasa berupa pidana denda.
Article 109 Pasal 109

(1) Imported goods as referred to in Article 102, 103 (d), or 104 (a), exported (1) Barang impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102, Pasal 103
goods as referred to in Article 102A or specified goods as referred to in huruf d, atau Pasal 104 huruf a, barang ekspor sebagaimana dimaksud
Article 102D resulting from such crime shall be confiscated for the state. dalam Pasal 102A, atau barang tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 102D yang berasal dari tindak pidana, dirampas untuk negara.
(2) Means of transport solely used to commit the crime as referred to in Article (2) Sarana pengangkut yang semata-mata digunakan untuk melakukan
102 and Article 102A shall be confiscated for the state. tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 dan Pasal 102A,
dirampas untuk negara.
(2a) Means of transport used to commit the crime as referred to in Article 102D (2a) Sarana pengangkut yang digunakan untuk melakukan tindak pidana
may be confiscated for the state. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102D, dapat dirampas untuk
negara.
(3) Goods as referred to in paragraph (1) shall be settled based on the (3) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselesaikan berdasarkan
provisions of Article 73. ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 73.
Explanation of Article 109 Penjelasan Pasal 109

128 | P a g e
Paragraph (1) Ayat (1)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (2) Ayat (2)
“Solely used to commit crime” means that the seized means of transport is Yang dimaksud dengan semata-mata digunakan untuk melakukan
deliberately intended to commit smuggling. tindak pidana yaitu sarana pengangkut yang pada saat tertangkap
benar-benar ditujukan untuk melakukan tindak pidana
penyelundupan.
Paragraph (2a) Ayat (2a)
“May be confiscated” means to authorize a judge to determine his verdict Yang dimaksud dengan dapat dirampas yaitu memberikan
on a case-by-case basis, for example a ship used to transport specified kewenangan kepada hakim untuk mempertimbangkan putusan
goods in a small amount that is regarded as an Important means of dengan memperhatikan kasus per kasus, misalnya kapal yang hanya
transport to support regional economy and trade should not be seized. mengangkut barang tertentu dalam jumlah sedikit sedangkan kapal
tersebut diperlukan sebagai alat angkut untuk menopang
perdagangan ekonomi daerah tentunya diputuskan untuk tidak
dirampas.
Paragraph (3) Ayat (3)
In general, a court decision will be executed by the general prosecutor. Secara umum, pelaksanaan putusan pengadilan dilakukan oleh
However, imported or exported goods that have been declared penuntut umum. Namun, barang impor atau ekspor yang berdasarkan
confiscated for the state based on the court decision, shall, by virtue of putusan pengadilan dinyatakan dirampas untuk negara, berdasarkan
this law, become asset of the state, of which their use shall be determined Undang-Undang ini menjadi milik negara yang pemanfaatannya
by the Minister. ditetapkan oleh Menteri.
Article 110 Pasal 110

(1) In case the fine is not paid by the convict, asset and/or earning of the (1) Dalam hal pidana denda tidak dibayar oleh terpidana, sebagai gantinya
convict shall be seized as substitute. diambil dari kekayaan dan/atau pendapatan terpidana.
(2) In case the substitute as referred to in paragraph (1) can not be realized, (2) Dalam hal penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
the fine may be replaced with imprisonment of a maximum of six months. dapat dipenuhi, pidana denda diganti dengan pidana kurungan paling
lama enam bulan.
Explanation of Article 110 Penjelasan Pasal 110
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 111 Pasal 111
Customs offence can not be prosecuted after ten years have elapsed as of the
Tindak pidana di bidang kepabeanan tidak dapat dituntut setelah lampau
date of the submission of the customs declaration or after the crime is
waktu sepuluh tahun sejak diserahkan pemberitahuan pabean atau sejak
committed.
terjadinya tindak pidana.
129 | P a g e
Explanation of Article 111 Penjelasan Pasal 111
Expiration of the lawsuit of a customs offence is intended to provide legal Kadaluwarsa penuntutan tindak pidana di bidang kepabeanan
certainty for business community and law enforcers as well. dimaksudkan untuk memberikan suatu kepastian hukum, baik kepada
masyarakat usaha maupun penegak hukum.

CHAPTER XV BAB XV
INVESTIGATION PENYIDIKAN
Article 112 Pasal 112

(1) A certain civil servant officer of the Directorate General of Customs and (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal
Excise shall be granted special authority as the investigator as referred to in Bea dan Cukai diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana
Law Number 8 Year 1981 on the Criminal Procedure Law to investigate dimaksud dalam undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
crime in customs affairs. Acara Pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang
kepabeanan.
(2) The investigator as referred to in paragraph (1), due to his obligation, shall (2) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) karena kewajibannya
be authorized to: berwenang:
a. receive a report or information from any person concerning customs a. menerima laporan atau keterangan dari seseorang tentang adanya
offence; tindak pidana di bidang kepabeanan;
b. summon any person to be heard as a witness or to be investigated as b. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka
an accused; atau saksi;
c. study, search, and collect information concerning customs offence; c. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan dengan tindak
pidana di bidang kepabeanan;
d. capture and arrest a person suspected to have committed customs d. melakukan penangkapan dan penahanan terhadap orang yang
offence; disangka melakukan tindak pidana di bidang kepabeanan;
e. request for information and evidence from the person suspected to have e. meminta keterangan dan bukti dari orang yang sangka melakukan
committed such crime; tindak pidana di bidang kepabeanan;
f. take picture of and or record through audio visual media, any person, f. memotret dan/atau merekam melalui media audiovisual terhadap
goods, means of transport, or anything which can be used as an orang, barang, sarana pengangkut, atau apa saja yang dapat
evidence of customs offence; dijadikan bukti adanya tindak pidana di bidang kepabeanan;
g. examine notes and book keepings by virtue of this law and other book g. memeriksa catatan dan pembukuan yang diwajibkan menurut
keepings; Undang-Undang ini dan pembukuan lainnya yang terkait;
h. take fingerprints; h. mengambil sidik jari orang;
i. search dwelling houses, clothes, or body; i. menggeledah rumah tinggal, pakaian, atau badan;
j. search places or means of transport and examine the goods therein j. menggeledah tempat atau sarana pengangkut dan memeriksa
when suspected to have been involved in customs offence; barang yang terdapat di dalamnya apabila dicurigai adanya tindak
pidana di bidang kepabeanan;
130 | P a g e
k. seize goods that are strongly suspected as an evidence in a case of k. menyita benda-benda yang diduga keras merupakan barang yang
customs offence; dapat dijadikan sebagai bukti sehubungan dengan tindak pidana di
bidang kepabeanan;
l. affix security marks and secure anything that may be treated as an l. memberikan tanda pengaman dan mengamankan apa saja yang
evidence in relation to customs offence; dapat dijadikan sebagai bukti sehubungan dengan tindak pidana di
bidang kepabeanan;
m. invite necessary experts for the examination of customs offence; m. mendatangkan tenaga ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara tindak pidana di bidang kepabeanan;
n. halt any person suspected to have committed customs offence and n. menyuruh berhenti orang yang disangka melakukan tindak pidana
examine the identification of such person; di bidang kepabeanan serta memeriksa tanda pengenal diri
tersangka;
o. cease investigation; o. menghentikan penyidikan;
p. do other things necessary to expedite the investigation of customs p. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
crime by virtue of the prevailing laws. tindak pidana di bidang kepabeanan menurut hukum yang
bertanggung jawab.
(3) The investigator as referred to in paragraph (1) shall notify the (3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
commencement of the investigation and pass on the result of the dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada
investigation to the General Prosecutor in accordance with the provisions Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-
refer to in Law Number 8 of 1981 on the Criminal Procedure Law. Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
Explanation of Article 112 Penjelasan Pasal 112
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 113 Pasal 113

(1) For the state revenue purposes, on the request of the Minister, the Attorney (1) Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri, Jaksa
General may terminate the investigation of customs offence. Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang
kepabeanan.
(2) The termination of the investigation of the customs offence as referred to in (2) Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan
paragraph (1), shall only be done after the party concerned has paid the sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan setelah yang
import duty that should be paid or underpaid, and added with an bersangkutan melunasi bea masuk yang tidak atau kurang dibayar,
administrative fine of four times as much the import duty that should be paid ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda empat kali jumlah
or underpaid. bea masuk yang tidak atau kurang dibayar.
Explanation of Article 113 Penjelasan Pasal 113
Self explanatory. Cukup jelas.
CHAPTER XV A BAB XV A
CODE OF CONDUCT PEMBINAAN PEGAWAI

131 | P a g e
Article 113A Pasal 113A

(1) The attitude and behavior of the Directorate General of Customs and (1) Sikap dan perilaku pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terikat
Excise officers are bound by code of conduct, which is the guidance in pada kode etik yang menjadi pedoman pelaksanaan tugas sebagaimana
carrying out their duty as regulated in this law. diatur dalam Undang-Undang ini.

(2) Breach of code of conduct by the Directorate General of Customs and (2) Pelanggaran terhadap kode etik oleh pegawai Direktorat Jenderal Bea
Excise officers shall be settled through the Code of Conduct Commission. dan Cukai diselesaikan oleh Komisi Kode Etik.
(3) Stipulation of the code of conduct is regulated further by Minister regulation. (3) Ketentuan mengenai kode etik diatur lebih lanjut dengan peraturan
Menteri.
(4) Stipulation of the establishment, arrangement, and work procedure of the (4) Ketentuan mengenai pembentukan, susunan, dan tata kerja Komisi
Code of Conduct Commission is regulated further by Minister regulation. Kode Etik diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri.
Explanation of Article 113A Penjelasan Pasal 113A
Paragraph (1) Ayat (1)
This article commends every Directorate General of Customs and Excise Ayat ini mengamanatkan setiap pegawai Direktorat Jenderal Bea dan
officer that in carrying out his duty and responsibility, he shall prioritize the Cukai dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya harus
service and control in collecting state revenue through the collection of mengutamakan fungsi pelayanan maupun pengawasan dalam
import duty, protection of community, smoothness of the flow of goods, menghimpun dana melalui pemungutan bea masuk, melindungi
persons, and documents and create a business climate that encourages kepentingan masyarakat, kelancaran arus barang, orang, dokumen,
national development. dan dapat menciptakan iklim usaha yang dapat lebih mendorong laju
pembangunan nasional.
Paragraph (2) Ayat (2)
Considering that Directorate General of Customs and Excise duty is Mengingat dalam pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Bea dan
closely related to service and control, customs officer in performing his Cukai berkaitan dengan pengawasan dan pelayanan, pegawai bea
duty and authority shall hold responsibility in front of the Code of Conduct cukai yang melaksanakan tugas dan wewenangnya harus
Commission if he violates the code of conduct. mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Komisi Kode
Etik apabila melanggar kode etik.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 113B Pasal 113B
If customs officer calculates or determines the amount of import or export duties
Apabila pejabat bea dan cukai dalam menghitung atau menetapkan bea
132 | P a g e
not in accordance with the stipulation of this law, thus preventing the full masuk atau bea keluar tidak sesuai dengan Undang-Undang ini sehingga
collection of duty, he shall be subject to punishment as stipulated by the mengakibatkan belum terpenuhinya pungutan negara, pejabat bea dan cukai
prevailing regulation. dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Explanation of Article 113B Penjelasan Pasal 113B
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 113C Pasal 113C

(1) In case there is an indication of a crime committed by Directorate General (1) Dalam hal terdapat indikasi tindak pidana kepabeanan yang
of Customs and Excise officer, Minister may assign an internal audit unit in menyangkut pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Menteri dapat
Ministry of Finance to investigate the officer to find preliminary evidence. menugasi unit pemeriksa internal di lingkungan Departemen Keuangan
untuk melakukan pemeriksaan pegawai guna menemukan bukti
permulaan.
(2) Stipulation as referred to in paragraph is regulated further by Minister (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
regulation. dengan peraturan Menteri.
Explanation of Article 113C Penjelasan Pasal 113C
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 113D Pasal 113D

(1) A person, group of people, and/or work unit meritorious in handling (1) Orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau unit kerja yang berjasa
customs violation are entitled to a premium. dalam menangani pelanggaran kepabeanan berhak memperoleh premi.

(2) The amount of premium given is at maximum of 50% (fifty percent) of the (2) Jumlah premi diberikan paling banyak sebesar 50% (lima puluh persen)
amount of the administrative fine and/or the proceeds of the auction of the dari sanksi administrasi berupa denda dan/atau hasil lelang barang yang
goods seized from the crime in customs matters. berasal dari tindak pidana kepabeanan.
(3) In case the goods seized are prohibited and/or restricted, which in (3) Dalam hal hasil tangkapan merupakan barang yang dilarang dan/atau
accordance to the prevailing regulation shall not be auctioned, the value of dibatasi yang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku
the goods used as the basis for the calculation of the premium is tidak boleh dilelang, besar nilai barang sebagai dasar perhitungan premi
determined by Minister. ditetapkan oleh Menteri.
(4) Stipulation concerning the reward of premium as referred to in paragraph (4) Ketentuan mengenai pemberian premi sebagaimana dimaksud pada
(1) and paragraph (2) is regulated further by Minister regulation. ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri.
Explanation of Article 113D Penjelasan Pasal 113D
Paragraph (1) Ayat (1)
“Customs breach” means administrative breach and crime in customs Yang dimaksud dengan pelanggaran kepabeanan yaitu pelanggaran

133 | P a g e
matters. administrasi dan tindak pidana kepabeanan.
“Meritorious” means being entitled to rewards for handling : Yang dimaksud dengan berjasa yaitu berjasa dalam menangani:
a. administrative breach including providing information, finding the a. pelanggaran administrasi meliputi memberikan informasi,
breach, either administratively or physically, up to concluding the bills; menemukan baik secara administrasi maupun secara fisik,
or sampai dengan menyelesaikan penagihan; atau
b. crime in customs matters including providing information, performing b. pelanggaran pidana kepabeanan meliputi memberikan informasi,
seizure, investigation, and prosecution. melakukan penangkapan, penyidikan, dan penuntutan.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (4) Ayat (4)
Self explanatory. Cukup jelas.
CHAPTER XVI BAB XVI
MISCELLANEOUS PROVISIONS KETENTUAN LAIN-LAIN
Article 114 Pasal 114

(1) All violation that is subject to a administrative fine calculated from the (1) Semua pelanggaran yang oleh Undang-Undang ini diancam dengan
percentage of the import duty, if tariff or final tariff of import duty on the sanksi administrasi berupa denda yang dihitung berdasarkan persentase
goods concerned is zero percent, then the offender shall be subject to an dari bea masuk, jika tarif atau tarif akhir bea masuk atas barang yang
administrative fine of Rp5,000,000.00 (five million rupiah). berkaitan dengan pelanggaran tersebut nol persen, maka atas
pelanggaran tersebut, si pelanggar dikenai sanksi administrasi berupa
denda sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
(2) Provisions on the imposition of the administrative fine and the determination (2) Ketentuan tentang pengenaan sanksi administrasi dan penyesuaian
of the amount of such an administrative fine, and of the interest by virtue of besarnya sanksi administrasi serta penyesuaian besarnya bunga
this law, shall be determined further by the government regulation. menurut Undang-Undang ini ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
Explanation of Article 114 Penjelasan Pasal 113D
Paragraph (1) Ayat (1)
Imposition of administrative fine which is calculated based on the Pengenaan denda administrasi yang dihitung berdasarkan persentase
percentage of import duty is regarded to be fair and just due to the fact bea masuk dirasa cukup memenuhi rasa keadilan karena besar
that such a fine is proportional with the magnitude of violation that causes kecilnya sanksi dapat diterapkan secara proporsional dengan berat
the loss in the state revenue. However, in the era of economy ringannya pelanggaran yang dapat mengakibatkan kerugian negara.
globalization, the general policy in tariff is directive to reduce the tariff rate, Namun, dalam era globalisasi ekonomi, kebijaksanaan umum di
134 | P a g e
thus the tariffs rate of import duty of certain goods will reach zero percent. bidang tarif ditujukan untuk menurunkan tingkat tarif sehingga akan
terdapat beberapa jenis barang yang tarif bea masuknya nol persen.
Therefore, the imposition of the aforementioned administrative fine could Apabila demikian halnya, pengenaan sanksi administrasi berupa
not be applied proportionally, while the violation of not fulfilling a certain denda yang dihitung berdasarkan persentase dari bea masuk tidak
provision still has to be penalized. Hence, the violation against the dapat lagi diterapkan secara proporsional, sedangkan pelanggaran
customs regulation conducted on imported goods of which final tariff rate yang timbul atas tidak dipenuhinya suatu ketentuan tetap harus
is zero will be charged with the administrative administrative fine based on diberikan sanksi. Oleh karena itu, pelanggaran ketentuan di bidang
the quantity quoted in rupiah. kepabeanan yang dilakukan terhadap impor barang yang tarif atau
tarif akhirnya nol persen, dikenai sanksi administrasi berdasarkan
satuan jumlah dalam rupiah.
Paragraph (2) Ayat (2)
Determination of the amount of an administrative administrative fine and Penetapan penyesuaian besarnya sanksi administrasi dan besarnya
its interest which are stipulated by a government regulation is aimed at bunga dengan peraturan pemerintah bertujuan untuk mengantisipasi
the anticipation of the fluctuation of the currency adanya perubahan nilai mata uang.
Article 115 Pasal 115
Conditions and procedures of: Persyaratan dan atas cara :
a. goods imported from a territory appointed as a free trade area and/or free a. barang yang diimpor dari suatu kawasan yang telah ditunjuk sebagai
port; daerah perdagangan bebas dan/atau pelabuhan bebas;
b. Customs declaration at the installation and equipment located in the b. Pemberitahuan pabean di instalasi dan alat-alat yang berada di
Indonesian Continental Shelf and Indonesian Exclusive Economic Zone, Landas Kontinen Indonesia dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia,
shall be regulated by government regulation. diatur dengan peraturan pemerintah.
Explanation of Article 115 Penjelasan Pasal 115
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 115A Pasal 115A

(1) Goods entering or exiting to and from and goods in an area determined as (1) Barang yang dimasukkan atau dikeluarkan ke dan dari serta berada di
free trade area and/or free port may be controlled by Directorate General of kawasan yang telah ditunjuk sebagai daerah perdagangan bebas
Customs and Excise. dan/atau pelabuhan bebas dapat diawasi oleh Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai.
(2) Provision as referred to in paragraph (1) is regulated further by or in (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut
accordance with government regulation. dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah.
Explanation of Article 115A Penjelasan Pasal 115A
Paragraph (1) Ayat (1)
Regulation in this paragraph is intended to prevent abuse of free trade Ketentuan pada ayat ini dimaksudkan untuk menghindari

135 | P a g e
zone and/or free port from the import or export of restricted and prohibited penyalahgunaan daerah perdagangan bebas (free trade zone)
goods such as narcotics, fire arms, and explosives. dan/atau pelabuhan bebas terhadap pemasukan dan/atau
pengeluaran barang-barang larangan dan pembatasan seperti
narkoba, senjata api, bahan peledak.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory.. Cukup jelas.
Article 115B Pasal 115B
(1) Berdasarkan permintaan masyarakat, Direktur Jenderal memberikan
(1) Upon request, Director General provides information in his possession,
informasi yang dikelolanya, kecuali informasi yang sifatnya tertentu.
except for particular information.
(2) Provision on the providing of information as referred to in paragraph (1) (2) Ketentuan mengenai pemberian informasi sebagaimana dimaksud pada
shall be regulated further by Minister regulation. ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri.

Explanation of Article 115B Penjelasan Pasal 115B


Paragraph (1) Ayat (1)
“Particular information” means information which is related to state secret Yang dimaksud informasi yang sifatnya tertentu yaitu informasi yang
or according to regulation shall be considered classified. menyangkut kerahasiaan negara atau yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan harus dirahasiakan.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Article 115C Pasal 115C
(1) Officer of Directorate General of Customs and Excise is prohibited from (1) Setiap pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dilarang
providing information that he ex-officio possesses or receives in enforcing memberitahukan segala sesuatu yang diketahuinya atau diberitahukan
the provision in this law to unauthorized parties. kepadanya oleh orang dalam rangka jabatan atau pekerjaaannya untuk
menjalankan ketentuan Undang-Undang ini kepada pihak lain yang tidak
berhak.
(2) Prohibition as referred to in paragraph (1) also applies to experts appointed (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga terhadap
by Director General to assist the enforcement of this law. tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal untuk membantu
pelaksanaan ketentuan Undang-Undang ini.
(3) Minister has the authorization to write orders for officers of Directorate (3) Menteri secara tertulis berwenang memerintahkan pegawai Direktorat
General of Customs and Excise and experts as referred to in paragraph (1) Jenderal Bea dan Cukai dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada
and paragraph (2) to provide explanation and present evidence to inspector ayat (1) dan ayat (2) agar memberikan keterangan dan memperlihatkan
for state financial audit purpose. bukti dari orang kepada pejabat pemeriksa untuk keperluan
pemeriksaan keuangan negara.

136 | P a g e
(4) For the crime investigation purpose, based on judge’s request as referred to (4) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana,
in Act 180 Law Number 8 of 1981 on Criminal Procedure Law, Minister may atas permintaan hakim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180
provide a written permit for officer of Directorate General of Customs and Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
Excise and experts as referred to in paragraph (1) and paragraph (2) to Menteri dapat memberi izin tertulis kepada pegawai Direktorat Jenderal
provide evidence and explanation they possess to judge. Bea dan Cukai dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) untuk memberikan bukti dan keterangan yang ada padanya
kepada hakim.
Explanation of Article 115C Penjelasan Pasal 115C
Paragraph (1) Ayat (1)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (2) Ayat (2)
Self explanatory. Cukup jelas.
Paragraph (3) Ayat (3)
Provision on this paragraph is intended to secure state finance as carried Ketentuan pada ayat ini sebagai upaya pengaman keuangan negara
out by State Audit Bureau or other functional inspectors in accordance yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan atau pejabat
with the law. pemeriksa fungsional lain berdasarkan undang-undang.

Paragraph (4) Ayat (4)


Judge’s request as referred to in this paragraph shall mention the name of Permintaan hakim sebagaimana dimaksud pada ayat ini, harus
the suspect, requested explanation and the relevance of the crime with the menyebutkan nama tersangka, keterangan yang diminta serta kaitan
requested information. antara perkara pidana yang bersangkutan dengan keterangan yang
diminta tersebut.

Article II Pasal II

TRANSITIONAL PROVISIONS KETENTUAN PERALIHAN


1. At the time of the enactment of this law : 1. Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. Existing customs implementing regulation is still valid as long as it is in a. peraturan pelaksanaan yang telah ada di bidang kepabeanan
line and/or not yet regulated by the new implementing regulation by tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum
virtue of this law; diatur dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan
Undang-Undang ini;
b. The settlement of unfinished customs matters after the enactment of b. urusan kepabeanan yang pada saat berlakunya Undang-
this law is carried out in accordance with the provisions in customs law Undang ini belum dapat diselesaikan, penyelesaiannya
that benefit all parties involved. dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan di
bidang kepabeanan yang meringankan setiap orang.
2. Regulation on the implementation of this law is stipulated no later than a year 2. Peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan Undang-
137 | P a g e
after this law is promulgated. Undang ini ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak Undang-
Undang ini diundangkan.
Explanation of Article II Penjelasan Pasal II
Self explanatory. Cukup jelas.
This law shall enter into force as of the date of its promulgation. Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

For public cognizance, this law shall be promulgated by publishing it in the Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-
State Gazette of the Republic of Indonesia. Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Legalized in Jakarta, Disahkan di Jakarta
at the date 15 Nopember 2006 pada tanggal 15 Nopember 2006
PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INDONESIA,

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


Enacted in Jakarta, Diundangkan di Jakarta
at the date 15 Nopember 2006 pada tanggal 15 Nopember 2006

Minister of Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia


Republic of Indonesia Republik Indonesia,

HAMID AWALUDDIN HAMID AWALUDDIN

THE STATE GAZETTE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA YEAR 1995 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1995 NOMOR 75
NUMBER 75. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA NOMOR 3612
ADDITIONAL STATE GAZETTE NUMBER 3612

138 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai