Anda di halaman 1dari 4

Menipisnya Lapisan Ozon

Ozon adalah suatu bentuk oksigen dengan tiga atom (O 3). Secara alamiah ozon tersebar dalam
stratosfer membentuk lapisan yang tebalnya kurang lebih 35 Km. Konsentrasi ozon dilapisan
stratosfer bervariasi menurut ketinggian. Lapisan ozon yang tipis ini bila dibandingkan dengan
tebalnya seluruh atmosfer bumi cukup efisien dalam menyaring semua sinar ultraviolet matahari yang
berbahaya bagi makhluk hidup di bumi. Makin pendek panjang gelombang radiasi ultraviolet makin
besar pula bahayanya terhadap kehidupan tapi makin baik ia di absropsi oleh lapisan ozon. Radiasi
ultraviolet dengan panjang gelombang pendek dikenal sebagai UV-C, dapat mematikan makhluk
hidup. Ultraviolet dengan panjang gelombang lebih panjang yaitu UV-A, relatif kurang berbahaya dan
hampir semuanya dapat menembus lapisan ozon. Jenis lain yaitu UV-B meskipun masih tetap
verbahaya tapi kurang mematikan dibanding UV-C.

Kerusakan Lapisan Ozon

Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon sehingga terjadi
penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati pada setiap musim semi di wilayah selatan
bumi, suatu lubang terbuka pada lapisan di bagian atas ozon. Pada ketinggian 15-20 Km diatas
Antartika, 95% lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979 dan 10 tahun
kemudian semakin besar pula. Penipisan lapisan ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca
Nimbus 7 milik badan ruang angkasa Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang
menyatakan bahwa penipisan lapisan ozon telah terjadi diseluruh dunia. Belum begitu lama terbukti
bahwa CFC-lah yang bertanggung jawab atas terjadinya lubang di lapisan ozon.

Apa Dampak Bolongnya Lapisan Ozon Pada Kesehatan dan Lingkungan

Radiasi UV-B yang dapat menembus lapisan ozon cukup membahayakan. Radiasi ini
merusak materi genetic DNA dan merupakan penyebab utama kanker kulit, jumlah penderitanya telah
meningkat dengan cepat di seluruh dunia, kanker kulit ini di Amerika Serikat diperkirakan mencapai
300.000 kasus tiap tahunnya.

Selain menimbulkan kanker kulit, radiasi ultraviolet juga melemahkan kemampuan tubuh
untuk mengatasinya dengan jalan menekan efisiensi system kekebalan, sehingga memudahkan kanker
menyebar luas. Untuk setiap penipisan 1% lapisan ozon diperkirkan sebanyak 2% radiasi ultraviolet
sampai dipermukaan bumi, dan akan menyebabkan peningkatan terjadinya kanker kulit 2 sampai 5%.
Selain itu diketahui pula bahwa peningkatan kadar gas CO 2 di atmosfer dapat menyebabkan reaksi
pembentukan ozon di stratosfer menurun, hal ini dapat menyebabkan reaksi pembentukan ozon di
atmosfer menurun, hal ini dapat menimbulkan kerusakan lapisan ozon tidak teratasi.

Ultraviolet dapat juga menyebabkan penyakit katarak mata. Sekitar 12-15 juta orang di
seluruh dunia menderita kebutaan akibat katarak dan 18-30 juta lainnya mengalami gangguan
penglihatan dan diperkirakan makin lama jumlahnya makin meningkat bila kerusakan lapisan ozon
tidak cepat ditanggulangi.

Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada bentuk kehidupan lain. Dari 300 jenis tanaman
pertanian dan spesies tumbuhan lain lebih dari separuhnya sangat peka terhadap ultraviolet, seperti :
kacang, melon, kubis dan sebagainya. Peningkatan radiasi UV-B dapat menurunkan kualitas tomat,
kentang, kubis dan kedelai serta menurunkan produksi pertanian dan kehutanan.

Radiasi UV-B juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20 M dibawah permukaan air yang
jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih ikan, udang dan kepiting serta tumbuhan yang
memegang peranan penting dalam rantai makanan di laut.

Khloro Fluoro Karbon (CFC) Biang Keladi Kerusakan Lapisan Ozon

Telah terbukti bahwa CFC-lah yang bertanggung jawab atas terjadinya lubang di lapisan
ozon. CFC merupakan gas yang berwarna biru tua, stabil, tidak mudah terbakar, mudah disimpan dan
murah harganya. Karena sifat-sifat itulah penggunaan CFC meluas dimana-mana. CFC pertama kali
digunakan pada lemari es, kemudian digunakan sebagai pendorong aerosol dalam kaleng atau botol
penyemprot juga digunakan untuk membersihkan sirkuit computer yang halus. Sejak tahun 1988
produksi CFC seluruh dunia digunakan sebagai berikut :

30% pada lemari es dan pendingin udara

19% pada aerosol kaleng penyemprot

28% pada karet dan karton “fastfood”

19% sebagai pembersih

4% keperluan lainnya

Sifat stabil dari CFC yang sangat bermanfaat di bumi ini memberi peluang baginya untuk
merusak lapisan ozon. CFC yang terdifusi ke stratofer akan mengalami pemutusan ikatan kimia nya
oleh radiasi UV-C menghasilkan khlor-khlor yang bebas bersifat sangat reaktif, kemudian mengikat
sebuah atom oksigen dari molekul ozon (O3) sehingga merubah ozon tersebut menjadi molekul
oksigen biasa (O2). Reaksi perubahan ozon menjadi molekul terlihat dibawah ini :

CFI3 + uv CFCl2 + cl

Cl + O3 ClO + O2

O2 + uv energi 2O

ClO + 2O O2 + Cl

Cl + O3 ClO + O2

(kembali ke step 2 dan reaksi berlanjut terus)


Senyawa lainnya yang sekerabat dengan CFC yaitu halon, ternyata lebih merusak lapisan
ozon. Halon yang digunakan sebagai pemadam kebakaran ternyata merusak ozon sepuluh kali lebih
efektif dari CFC. Halon meskipun dengan konsentrasi sangat rendah di atmosfer kadarnya akan
meningkat 2 kali dalam kurun waktu 5 tahun. Jenis CFC yang paling merusak ozon ini, kadarnya juga
meningkat cepat di atmosfer. Konsentrasi CFC 11 (CFCl 3) dan CFC 12 (CF2Cl2) meningkat 2 kali
setiap 17 tahun, sedangkan CFC 13 setiap enam tahun.

Senyawa khlorofluoro karbon (CFC) ini juga sangat membahayakan karena berumur panjang.
Dibawah ini rata-rata umur dari beberapa senyawa CFC dan Halon.

Tabel 1.3 Jenis dan Rata-rata Umur CFC di Atmosfer

Jenis Rata-rata umur di atmosfer


CFC-11 17 tahun
CFC-12 111 tahun
CFC-13 90 tahun
Halon-1301 110 tahun

Beberapa senyawa kimia lainnya yang berperan dalam merusak lapisan ozon adalah CCl 4
(karbon tetrakhlorida), CHCL3 (metil chloroform) dan NO2 (nitrogen dioksida).

Penanggulangan Kerusakan Lapisan Ozon

Kerusakan lapisan ozon menjadi semakin meyakinkan dengan ditemukannya lapisan ozon
yang berlubang awal tahun 1989 semakin dapat dipastikan bahwa kerusakan telah bertambah luas,
selain di daerah kutub utara juga terjadi di atas kawasan berpenduduk padat. Rusaknya lapisan ozon di
stratosfer lintang tengah sampai utara berjalan jauh lebih cepat dari yang diperkirakan. Hasil
pengamatan satelit menunjukkan lubang ozon di Antartika lebih luas dari wilayah Amerika Serikat.

Upaya perlindungan terhadap lapisan ozon dilakukan melalui “Konvensi Wina” pada tahun
1985 dan pada tahun 1989 Amerika Serikat melarang penggunaan CFC yang digunakan pada aerosol.
Dua tahun kemudian sejumlah peraturan selesai disusun dalam “Protokol Montreal” dan kemudian
diberlakukan mulai Januari 1989. Protokol ini di ratifikasi 36 negara yang mencakup 80% konsumen
CFC dunia, mengusulkan agar diturunkan produksi dan penggunaan lima bahan kimia CFC dan 3
jenis Halon secara bertahap sampai tuntas tahun 2005.

Meskipun agak terlambat Indonesia juga meratifikasi Konvensi Wina dan Protokol Montreal
pada tahun 1992. Dengan demikian Indonesia sepakat menghentikan pembuatan dan penggunaan
bahan perusak ozon tersebut mulai Januari 1997 telah dilakukan larangan impor CFC dan sebagai
penggantinya adalah HCFC (Hidro-Chloro-Fluoro-Carbon) yang mendapat subsidi dari pemerintahan
dalam bentuk bea masuk yang lebih kecil.

Dengan berlakunya ketentuan itu, Indonesia akan mengeluarkan sanksi bagi importir produk
yang mengandung zat penipis lapisan ozon (Ozon Depletion Substances / ODS) antara lain dengan
pengembalian produk impor tersebut ke Negara asal. Badan Perlindungan Lingkungan Dunia
mengemukakan, bila Indonesia tidak melakukan hal tersebut diatas diperkirakan penggunaan ODS
akan meningkat dan pada tahun 2010 sudah hampir 4 kali lipat dari penggunaan 1998.

Dwi Krismeyyati (Halaman 6 s/d 10)

Sumber : Kimia Lingkungan, Dr. Rukaesih Achmad, M. Si.

Penerbit : Andi, 12 September 2008

Nomor : 1581K/A8.2/LL/2008

Anda mungkin juga menyukai